27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir 70% dar i semua lemak dan minyak yang dihasilkan dunia adalah minyak nabati. Minyak diperoleh dari biji tanaman seperti kacang tanah, kedelai, bunga matahari, zaitun dan sebagainya. Minyak diekstraksi dari dalam biji atau inti dengan menggilingnya dan dengan menggunakan pelarut dan kemudian memisahkan pelarutnya dengan evaporasi. Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di laboratorium kimia organic. Jarang sekali pekerjaan laboratorium organic yang tidak melibatkan ekstraksi. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut.

soklet

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: soklet

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Hampir 70% dari semua lemak dan minyak yang dihasilkan dunia adalah

minyak nabati. Minyak diperoleh dari biji tanaman seperti kacang tanah, kedelai,

bunga matahari, zaitun dan sebagainya. Minyak diekstraksi dari dalam biji atau inti

dengan menggilingnya dan dengan menggunakan pelarut dan kemudian

memisahkan pelarutnya dengan evaporasi.

Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di

laboratorium kimia organic. Jarang sekali pekerjaan laboratorium organic yang

tidak melibatkan ekstraksi. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode

pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut.

Sokhetasi merupakan proses pemisahan ( ekstrakti padatan ) suatu bahan

alam dengan pelarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya

metode sokhlet digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak nabati.

1.2 Tujuan Percobaan

Page 2: soklet

Tujuan percobaan:

Untuk mengetahui prinsip-prinsip ekstraksi.

untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu

zat dengan zat lain.

Pada umumnya metode sokhlet digunakan untuk memisahkan

lemak dan minyak nabati.

Page 3: soklet

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

               Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstut dan

kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang

diisolasi umumnya kita perlu membunuh jaringan tumbuhan untuk mencegah

terjadi  oksidasi enzim / hidrolisis .

               Teknik ekstraksi pelarut merupakan suatu teknik pemisahan yang lazim,

penting dan sangat berguna serta banyak digunakan dalam cabang kimia analisis.

Dasar berfikir ini adalah pemisahan dari campuran solute lewat proses partisi antar

dua pelarut kedalam campuran tidak merusak residu yang terbentuk sehingga

memisahkan ekstrak lebih mudah. Disamping itu air juga memiliki viskositas

rendah sehingga sirkulasi zat dapat terjadi dengan bebas .

               Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat atau beberapa dari suatu padatan

atau cairan dengan bantuan pelarut, pemisahan terjadi atas dasar kemampuan

larutan yang berbeda-beda dari komponen campuran tersebut .

Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk

memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi biasanya

digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu zat

Page 4: soklet

dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan  dengan pemisahan menggunakan alat

sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan

keefisienan  dari pelarut tersebut tinggi.

kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa

yang titik didihnya rendah.

Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan

alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya

metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan

prosesnya, teknik sokhletasi ini hampir sama dengan partisi cair-cair, namun yang

membedakannya adalah cara pemisahannya.

Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan

pelarut organic. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan

dihitung presentase kadar sampelnya. Sampel yang digunakan daun sirih.

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Ada beberapa metode ekstraksi, yaitu :

1. Cara Dingin

a. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia

dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan

Page 5: soklet

atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Remaserasi

berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah

dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Ditjen

POM, 2000).

b. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu

baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada

temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahap pengembangan

bahan, tahap maserasi antara dan tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan).

2. Cara Panas

a.Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titih didihnya, selama

waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik.

b. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontiniu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin

balik.

Page 6: soklet
Page 7: soklet

c. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur

yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada

temperatur 40-50 derajat celcius.

c. Infus

Infus adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat

kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Infus adalah sediaan

cair yang dibuat dengan menyari simplisia menggunakan air pada temperatur 96-

980C selama 15-20 menit.

e. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 300C) dan temperur sampai

ttitik didih air.

Ekstraksi merupakan suatu metode yang sering digunakan untuk

memisahkan dua zat atau komponen dalam suatu bahan. Ekstraksi biasanya

digunakan untuk memisahkan dua zat berdasarkan beda kelarutan antara satu zat

dengan zat lain. Ekstraksi yang dilakukan  dengan pemisahan menggunakan alat

sokhletasi memiliki kelebihan yaitu pelarut yang digunakan sedikit dan

keefisienan  dari pelarut tersebut tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode

ini adalah tidak dapat digunakan pada senyawa yang titik didihnya rendah.

Page 8: soklet

Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan alam

dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode ini

digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan prosesnya, teknik

sokhletasi ini hampir sama dengan partisi cair-cair, namun yang membedakannya

adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak

dengan menggunakan pelarut organic. Setalah pelarutnya diuapkan, lemaknya

dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya. Sampel yang

digunakan adalah daun sirih.

Morfologi Sirih :

Sirih merupakan tanaman terna, tumbuh merambat atau menjalar, tinggi 5 m

sampai 15 m. Helaian daun berbentuk bundar telur lonjong, pada bagian pangkal

berbentuk jantung atau agak bundar, tulang daun bagian bawah gundul atau

berambut sangat pendek, tebal, berwarna putih, panjang 5 cm sampai 18 cm, lebar

2,5 cm samapi 10,5 cm. Bunga berbentuk bulir, berdiri sendiri di ujung cabang dan

berhadapan dengan daun. Bulir jantan, panjang gagang 1,5 cm sampai 3 cm,

benang sari sangat pendek. Bulir betina, panjang gagang 2,5 cm sampai 6 cm.

Kepala putik 3 sampai 5. Buah buni, bulat, degan ujung gundul. Bulir masak

berambut kelabu, rapat, tebal 1 cm sampai 1,5 cm.

Klasifikasi Sirih:

Page 9: soklet

Divisi : Magnolyophyta

Sub-divisi : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies: piper betle L

Kandungan Kimia Sirih :

Daun sirih mengandung senyawa organik yaitu :

minyak atsiri,

alkaloida

Flavonoida

Tannin

Triterpenoid/Steroida

Saponin

Efek Farmakologis Sirih

Tanaman ini bersifat astringen, diuretik, dan anti peradangan. Disamping itu, bisa

mamperbaiki sirkulasi darah dan dapat membantu mengatasi atau mengontrol

Page 10: soklet

perdarahan. Ekstraknya dapat digunakan, baik secara internal maupun eksternal

untuk varises serta mancegah dan menyembuhkan radang gusi dan radang

tenggorokan. Daun sirih dapat dikembangkan dengan menciptakan produk yang

bersifat instant, yakni siap pakai atau siap saji seperti jamu yang memiliki fungsi

mencegah radang tenggorokan, mengharumkan dan menyegarkan napas, mengatasi

sariawan, serta menjaga kesehatan mulut. Selain itu sirih ini juga dapat di buat

produk tissue wanita yang merupakan tissue khusus wanita, yakni mencegah dan

mengurangi keputihan, serta membersihkan daerah kewanitaan atau vagina.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

Page 11: soklet

3.1 Alat dan bahan

Alat yang digunakan adalah :

Seperangkat alat soklet

Rotarievaporator

Neraca analitis.

      Bahan yang digunakan adalah :

n-heksana 200 mL

natrium sulfat anhidrat 5g.

            Sampel yang digunakan adalah :

Daun sirih

1.2  Konstanta fisik

Konstanta fisik dari n-heksana (C6H15) adalah

BM : 86,18 g/mol

Tb/0C : -950C

Tm/0C : 690C

Valve : 11 mg/L

1.3  Cara Kerja

Page 12: soklet

Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah sebagai

berikut:                                                                                                                         

1.      Sampel dihaluskan dan ditimbang dengan teliti sebanyak 50 g.

2.      Kemudian sample tersebut di bungkus dengan kertas saring.

3.      Lalu dimasukkan ke dalam alat soklet.

4.      Alat soklet dirangkai seperti pada gambar dibawah ini.

5.      Kemudian n-heksana dimasukkan kedalam labu sokhlet sebanyak 200mL.

6.      Setelah itu dipanaskan pada temperature 70-80 C selama 3jam.

7.      Campuran lemak daun sirih dan pelarut n-heksana disaring.

8.      Filtrat diperoleh lalu di uapkan dengan alat rotarievaporator.

9.      Residu ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat.

10.  Lalu disaring.

11.  Filtrat yang didapat ditimbang.

12.  Setelah semuanya selesai barulah di hitung kadar yang diperoleh.

                                W2-W1

Kadar Sampel = -----------X 100%

Page 13: soklet

                                     W

      Keterangan:

      W1 = berat sample

      W2 = berat wadah kosong

      W2 = berat wadah + sampel

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 14: soklet

4.1 Data Hasil Pengamatan

Adapun data pengamatan yang diperoleh pada percobaan kali ini adalah

sebagai berikut :

a)      Berat sampel ( daun sirih) adalah 41,363 gram

b)      Berat wadah kosong + kertas saring adalah 255,246 gram

c)      Berat wdah, kertas saring, dan daun sirih adalah 297,005 gram

4.2 Pembahasan

Setelah sampel dihaluskan, ditimbang, dibungkus dengan kertas saring dan

diasukkan kedalam alat sokhlet yang telah siap dirangkai, pelarut n-heksana

dimasukkan kedalam labu sokhlet sebanyak 200 ml. Labu sokhlet dapat disebut

juga labu lemak yang digunakan sebagai tempat pelarut yang akan diuapkan. Di

dalam percobaan ini pelarut yang digunakan adalah n-heksana karena sampel yang

digunakan bersifat non polar, maka palarut yang digunakan juga harus bersifat non

polar seperti n-heksana sebagai salah satu contohnya atau dapat juga digunakan

pelarut semi-polar. Pelarut atau senyawa non polar tidak bersifat elektronegatif.

Semakin panjang rantai C, maka akan semakin bersifat non polar dan semakin

sukar larut dalam air. Unsur-unsur yang memiliki keelektronegativitas yang tinggi

Page 15: soklet

adalah golongan VII dan VI A. Pelarut n-heksana juga bersifat mudah menguap

pada suhu 68oC dan dapat menarik lemak yang ada pdada sampel. Residu yang

diperoleh dari proses ini lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok A. Hal ini

terjadi karena kulit batang nangka yang muda, sehingga masih mengandung lemak

yang cukup banyak.

Pada saat n-heksana 200 ml telah dimasukkan ke dalam alat sokhlet,

kemudian dipanaskan dengan temperature yang tidak boleh terlalu tinggi karena n-

heksana akan mudah menguap pada suhu 68oC. Rangkaian  alat sokhlet juga

dilengkapi dengan kondensor yang berfungsi sebagai pendingin, kondensor dapat

mengubah uap air dan uap minyak menjadi fase cair. Ke dalam residu hasil

evaporasi ditambahkan natrium sulfat anhidrat untuk mengikat air yang ada pada

residu. Pada saat filtrate ang diperoleh diuapkan denagn ritari evaporator, harus

diperhatikan suhunya agar tidak terlalu tinggi agar menghindari terjadinya

kerusakan senyawa-senyawa tertentu yang mudah rusak pada suhu tinggi. N-

heksan juga volatile.

Pada proses persiapan sampel, daun sirih tidak boleh dikeringkan langsung

terkena cahaya matahari, tetapi dengan diangin-anginkan agar menghindari

terjadinya pengurangan kadar lemak dan tidak dapat diserap karena daya serapnya

telah berkurang akibat dari pengeringan dengan terkena sinar matahari langsung.

Page 16: soklet

Ekstraksi merupakan teknik pemisahan yang sangat sering dilakukan di

laboratorium kimia organic. Ekstraksi dapat didefinisikan sebagai metode

pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan pelarut

berdasarkan beda kelarutan antara zat satu dan yang lainnya. Ekstraksi dingin

dapat dilakukan dengan maserasi ( perendaman ) dan enfleurasi. Sedangkan

ekstraksi panas dilakukan  dengan pemisahan mengguanakan alat ( metode

sokhletasi ). Pelarut yang digunakan sedikit dan keefisienan  dari pelarut tersebut

tinggi. Yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah tidak dapat digunakan

pada senyawa yang titik didihnya rendah.

Sokhletasi merupakan proses pemisahan ( ekstrak padatan ) suatu bahan

alam dengan palarut organic yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya

metode ini digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak. Pada tahapan

prosesnya, teknik sokhletasi ini hamper sama dengan partisi cair-cair, namun yang

membedakannya adalah cara pemisahannya. Prinsip dari metode ini adalah

mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut organic. Setalah pelarutnya

diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dengan dihitung presentase kadar sampelnya.

Proses pemisahan dengan metode ini memiliki kelebihan, yaitu pelarut

yang digunakan masih utuh, dapat digunakan untuk pemisahan bahan lain.

Dikatakan masih utuh karena pada penguapan dengan rotary evaporator hasil yang

diperoleh tadi memisahkan pelarut yang ada dalam filtrate. Dan dapat melarutkan

Page 17: soklet

bahan yang lebih banyak karena pemanasan. Tetapi metode ini kurang efektif,

karena harga pelarut mahal dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari

pelarutnya denagn cara diuapkan. Alasan dari pemisahan pelarut dari ekstraknya

adalah agar dihasilkan zat-zat terlarut sebagai ekstrak pekat dan pelarutnya dapat

digunakan kembali.

Rotari Evaporator berfungsi untuk mempercepat penguapan.

BAB V

KESIMPULAN

Page 18: soklet

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil percobaan adalah :

1.      Prinsip dari metode ini adalah mengekstrak lemak dengan menggunakan pelarut

organic, setelah pelarutnya diuapkan, lemaknya dapat ditimbang dan dihitung

persentasenya.

2.      Pelarut yang digunakan pada percobaan kali ini adalah n-heksana. Pemilihan

pelarut ini didasarkan pada sifatnya yang non polar, volatile dan dapat menarik

lemak dan sukar larut dalam air.

3.      Dengan menggunakan rotary evaporator dapat dipisahkan antara pelarut dan

lemak yang telah didapat dari proses sokhlet, hingga pelarut dapat digunakan lagi.

4.      Natrium sulfat anhidrat ditambahkan ke dalam residu agar dapat

menarik/mengikat air yang ada dalam residu.

5.      Kelebihan dari metode sokhletasi adalah pelarut masih utuh, masih dapat

digunakan untuk ekstraksi bahan yang lain, dan dapat melarutkan bahan yang lebih

banyak karena adanya pemanasan.

6.      Kekurangan metode sokhletasi adalah kurang efektif, karena harga pelarut mahal

dan lemak yang diperoleh harus dipisahkan dari pelarutnya dengan cara diuapkan.

Page 19: soklet

DAFTAR PUSTAKA

Aderson, R. 1991. SAMPLE PRETREATMENT AND SEPARATION. John

Willey and Sons Singapore.

Geankoplis. 1998. TRANSPORT PROCESS AND UNIT OPERATION. Ally

Bacon : Boston.

Harborne, J.B. 1987. METODE FITOKIMIA. ITB : Bandung.