Upload
andi-suchy-qumala-sarie
View
108
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SOP
Citation preview
RSUDProp.Sultra
PELAYANAN MEDIS
ELEKTROENSEFALOGRAFI
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
PENGERTIAN : EEG adalah alat elektromedik yang digunakan untuk merekam aktifitas listrik otak, melalui tengkorak yang utuh.
TUJUAN : Untuk mengetahui ada tidaknya abnormalitas fungsi maupun struktur lapisan otak bagian luar
KEBIJAKAN : Prosedur pelayanan ditetapkan oleh pimpinan RS dengan melibatkan SMF dalam penyusunan, evaluasi dan tindak lanjut.
INDIKASI :1. Pasien dengan kemungkinan epilepsi2. Pasien yang diduga menderita kejang3. Pasien dengan penurunan kesadaran / koma4. Mengevaluasi efek serebral pada penyakit metaboliksistemik5. Mengevaluasi tidur (sleep study)6. Memonitor aktifitas serebral pada pasien dalam narkose umum
KONTRA INDIKASI : Tidak ada
PERSIAPAN ALAT :1. Mesin EEG ( untuk mesin digital, minimal dengan 24 channel )2. Kertas perekam bergaris untuk mesin analog3. Elektroda4. Scrubbing gel5. Elektroda paste6. EKG gel7. Kapas alkohol8. Alat pengukur kepala (meteran dari kain/plastik dengan lebar < 1 cm)9. Pinsil penanda khusus untuk kulit
PELAYANAN MEDIS
ELEKTROENSEFALOGRAFI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
PERSIAPAN PENDERITA :1. Penderita dan keluarga penderita diberi penjelasan tentang maksud pemeriksaan2. Penderita datang dalam keadaan kulit kepala bersih (rambut sudah dicuci pagi harinya dan jangan diolesi
minyak rambut)3. Penderita anak-anak yang tidak kooperatif mendapat Chlorpromazine 1 mg/kg BB peroral minimal 1
mg/kg BB/IM atau peroral
PROSEDUR :1. Memberitahu pasien mengenai apa yang akan dilakukan, dan juga memberi pengertian bahwa rekaman
ini adalah untuk merekam aktifitas listrik otak2. Minta pasien agar kooperatif dan menuruti permintaan teknisi saat rekaman agar menghasilkan rekaman
yang baik3. Terangkan pada pasien aktivasi apa saja yang akan dilakukan selama rekaman (aktivasi standar :
membuka dan menutup mata, hiperventilasi, stimulasi fotik, mental aktivasi tidur)4. Tanyakan mengenai bentuk kejang/aura yang mendahului kejang, minta pasien untuk memberi tahu
sensasi ini timbul pada saat direkam5. Ajarkan pasien melakukan HV dengan baik (pada anak dapat dipakai simulasi dengan meniup kertas)6. Mengukur kepala pasien menggunakan sistem 10 – 207. Bersihkan kepala dengan ”scrubbing gel” atau alkohol8. Posisi pasien dapat duduk/berbaring (anak dapat dipangku orang tuanya)9. Lama rekaman minimal 20 – 30 menit10. Buat suasana agar pasien merasa tenang dan tidak tegang11. Rekaman dilakukan dengan pasien menutup mata (pasien hanya boleh membuka mata bila teknisi
meminta untuk membuka mata)12. Untuk EEG ”analog” lakukan kalibrasi sebelum mulai perekaman, dapat dipilih beberapa montage yang
dapat mewakili semua area di kepala, perlu dilakukan perekaman pada referential dan bipolar montage. Aktivasi pada pasien hanya dilakukan pada bipolar longitudinal montage
13. Mulai dan akhiri rekaman pada saat pasien dalam keadaan tenang/rekaman dalam keadaan baik14. Teknisi diminta untuk mencatat hal-hal yang terjadi pada saat melakukan rekaman (memberi anotasi)15. Bila pasien kejang pada saat rekaman, teknisi wajib menghubungi dokter yang bertanggungjawab di
laboratorium EEG tersebut16. Cuci bersih kepala pasien dari pasta setelah selesai merekam17. Cuci elektroda dari pasta dengan cara merendam selama 15 – 30 menit.
PELAYANAN MEDIS
ELEKTROENSEFALOGRAFI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
KRITERIA TENAGA :1. Tehnisi EEG yang terampil mengukur dan trampil menggunakan alat EEG2. Electroencephalographer
TEMPAT :1. Tenang, bebas dari polusi suara2. sejuk agar tidak menyebabkan pasien berkeringat3. Lampu diruangan dapat diredupkan pada saat paien tidur/akan tidur
PELAYANAN MEDIS
LUMBAL PUNGSI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
PENGERTIAN :Tindakan Lumbal Pungsi adalah suatu tindakan untuk memperoleh likuor serebrospinalis dan untuk mengetahui keadaan lintasan liquor
INDIKASI :1. Indikasi diagnostik, dengan cara memeriksa :
- Komposisi LCS- Dinamik LCS- Bakteriologis- Neuroradiologis : caudo/ myelografi memasukkan zat kontras
2. Indikasi terapeutik : Pemberian antibiotik, kortikosteroid 3. Untuk follow up suatu penyakit
KONTRAINDIKASI :1. Tekanan intrakkranial meningkat (funduskopi : papiledema (+))2. Bila diduga ada tumor intrakranial terutama difosa posterior3. Kontraindikasi relatif bila ada luka / infeksio di tempat LP
ALAT DAN BAHAN 1. Jarum LP (Spinal needle) no. 18, 202. Kapas lidi beberapa buah3. Larutan Betadin, alkohol4. Larutan Nonne dan Pandy (bila ada) dan 2 buah tabung reaksi5. Botol kecil steril (untuk menampung LCS)6. Sarung tangan steril7. Nierbecken8. Spui 2,5 cc, aqua steril 25 cc9. Kasa steril, plester, dan korentang + duk berlubang steril
PROSEDUR :1. Baringkan miring sisi kiri, bawa sedekat mungkin ke sisi kanan tempat tidur2. Posisikan penderita seolah mencium lututnya3. Punggung berada pada posisi vertikal
PELAYANAN MEDIS
LUMBAL PUNGSI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
4. Desinfeksi daerah punggung bawah berpusat di tempat yang telah ditandai sebagai tempat melakukan LP celah vertebrata L3-4 atau ditandai sebagai tempat melakukan LP (celah vertebra l3-4 atau L4-5) lakukan penusukan jarum spinal mengarah ke umbilicus
5. Sampai terasa sensasi seperti menembus kertas, cabut mandren, bila LCS keluar periksa aspek, warna, kecepatan tetesan, lakukan Quickenstedt test dengan menekan kedua vena jugularis
6. Ambil tabung Nonne dan Pandy lalu teteskan LCS untuk diperiksa ke Lab. (jumlah sel, glukosa, protein, hitung jenis leukosit)
7. Cabut jarum spinal lalu tutup dengan kasa steril lubang bekas LP
PELAYANAN MEDIS
MIELOGRAFI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
PENGERTIAN :Pemeriksaan Myelografi adalah suatu pemeriksaan penunjang dengan cara menyuntikkan suatu bahan (gas, zat kontras) ke dalam kanalis spinalis melalui tindakan pungsi lumbal, kemudian dilakukan pemotretan dengan sinar X untuk memperoleh gambaran tentang kanalis spinalis
TUJUAN :Untuk mengetahui adanya kelainan dalam kanalis spinalis, terutama proses yang berpengaruh terhadap jalannya liquor misalnya : HNP, tumor dalam kanalis vertebralis, araknoid adhesiva, trauma medula spinalis yang telah sembuh (bukan fase trauma medula spinalis)
KEBIJAKAN ;Rumah Sakit memilih langkah-langkah yang benar dan terbaik berdasarkan ketetapan bersama untuk melakukan tindakan Myelografi
KONTRAINDIKASI :Infeksi sekitar tempat lumbal pungsiHipersensitif terhadap bahan kontras
BAHAN DAN ALAT :1. Seperti persiapan untuk Lumbal Pungsi (LP)2. Spuit steril : 10 cc 1 (satu) buah3. Spuit steril 5 cc 1 (satu) buah4. Spuit steril 2 cc 1 (satu) buah5. Jarum Pungsi Lumbal dengan klap/kran6. Zat kontras 1 buah (Omnipaque 300 U 20 cc)7. Adrenalin inj. 1 ampul, Dexametason Inj. 2 ampul (persiapan bila terjadi schok anafilaktik)8. Suntikan Kontras misal iopamiro 300 – 370 mg% 1 botol (tergantung lokalisasi lesi :
Servikal ± 20 mlTorakal ± 20 mlLumbal ± 10 ml
9. Bantal tipis : 2 (dua) buah
PELAYANAN MEDIS
MIELOGRAFI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
KONTRA INDIKASI :Ada infeksi dalam kanalis atau dalam likuor, antara lain meningitis, mielitisHipersensitif terhadap bahan kontras
PERSIAPAN PENDERITA :1. Klinis mempunyai indikasi untuk myelografi2. Telah dilakukan LP sebelumnya (minimal 7 – 10 hari yang lalu) tidak selalu bila kasus cito operasi bila
langsung3. Ada tanda-tanda gangguan aliran liquor4. Fungsi ginjal baik, tak ada kontra indikasi LP5. Beri pengertian pada keluarga dan / atau penderita6. Harus dijelaskan maksudnya kepada keluarga dan / atau penderita, resiko bahayanya dan bahwa ini
bukan operasi7. Perlu persetujuan tindakan medik (informed consent) dari keluarga dan / atau penderita8. Konsul ke bagian Radiologi, minta kesediaan serta tanggal dan jamnya9. Myelografi dilaksanakan di ruang radiologi10. Dilakukan oleh dokter spesialis / residen dengan bimbingan spesialis dibantu oleh radiolog / radiografer11. Alat dan obat emergensi harus disiapkan.
PROSEDUR :1. Sebelum pemeriksaan penderita diberi lugol 3 kali 10 tetes selama 3 hari berturut-turut atau dengan
sensitiviti test kontras yang hendak dipakai di test di daerah volar dengan pengenceran 1 : 10 sebanyak 1 cc
2. Bila tidak ada reaksi alergi pemeriksaan myelografi dapat dilakukan3. Setelah penderita, ruangan radiologi dan alat siap, penderita dibaringkan dengan letak kepala tergantung
pada letak lesi (pada lesi tinggi torakal kepala di ujung meja yang dapat dimiringkan paling rendah, sebaliknya pada lesi rendah)
4. Dilakukan LP berhasil, likuor dikeluarkan sebanyak berapa banyak kontras yang hendak dimasukkan kemudian kontras dimasukkan (iopamiro / ultravist/ omnipaque) yang telah disiapkan dibuka
5. Masukkan kontras 10 – 20 cc dengan spuit 20 cc (Lumbal 10 cc, torakal 15 cc, servikal 20 cc) dengan pemonpaan terfiksir
6. Tarik mandrin dan ditutup dengan kasa steril7. Selajutnya dilakukan fluoroskopi dan foto sambil mengubah posisi/sudut meja sesuai keperluan8. Setelah pemeriksaan dilakukan pasien harus berbaring selama 24 jam
PELAYANAN MEDIS
TES PERSPIRASI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
PENGERTIAN :Pemeriksaan TES – PERSPIRASI adalah suatu pemeriksaan terhadap fungsi sekresi kelenjar keringat, sebagai salah satu fungsi saraf otonom
TUJUAN ;1. Untuk mengetahui terganggu tidaknya pengeluaran keringat pada lesi susunan saraf terutama lesi
medulla spinalis2. Menetapkan tinggi lesi / batas lesi medulla spinalis ditingkat torako-lumbal
DASAR :Keringat membantu terjadinya reaksinya amylum dan jodium perubahan warna amylum menjadi biru / ungu
BAHAN :1. Alkohol2. Jodium tinctur : R / Jodium 2,5 gr, Oleum Ricini 15,0 cc, Alkohol 150,0 cc3. Tepung kanji (amylum)4. Lidi kapas beberapa batang5. Aspirin / asetosal dan Selimut / lampu
PROSEDUR :1. Penderita sepatutnya diberitahu dan diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan2. Pagi-pagi + ½ - 1 jam sebvelum pemeriksaan beri tablet aspirin / asetosal3. Bersihkan kulit penderita, olesi dengan alkohol sepanjang daerah yang diperiksa4. Lalu sapukan larutan jodium sepanjang badan sepasang di ventral dan dorsal5. Setelah kering ditaburkan amylum di sepanjang garis jodium tersebut6. Penderita di éxposure” dengan panas, misalnya dengan selimut atau lebih baik dengan lampu agar timbul
keringat7. Pada kulit yang berkeringat, jodium akan bereaksi dengan amylum dan menimbulkan warna biru/ingu8. Baca daerah-daerah yang mengalami perubahan warna amylum dan yang tidak ada perubahan
HASIL Normal (terjadi pengeluaran keringat), ada perubahan warnaInterpretasi = dikaitkan dengan gejala-gejala klinik yang lain
PELAYANAN MEDIS
NEURORESTORASI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
PENGERTIAN :Prosedur aktif berdasarkan ilmu neurologi yang bertujuan untuk memperbaiki sistem saraf yang terganggu baik secara patologik maupun fungsional dengan memodifikasi secara selektif struktur dan fungsi kontrol saraf yang masih tersisa
DASAR :Diagnosis klinis, jenis dan subtipeStadium penyakit berdasarkan patogenesa (akut, subakut dan kronik)Level penyakit (patologik, ”impairment” keterbatasan dan ketunaanKomorbiditas, kommplikasi dan faktor risikoHasil pemeriksaan pembantuObat-obatan yang sedang dimakan / riwayat alergi obatKeadaan defisit neurologis
ANAMNESIS :Keadaan defisit neurologis
TAMBAHAN :Riwayat sosial dan lingkungan keluargaStatus giziRiwayat pengobatan alternatif
ESESMEN :Kemampuan motorik, sensorik dan otonoomPenilaian ”posture”Penilaian tonusPenilaian BalansPenilaian kognisiPenilaian ADLPenilaian kemampuan ”care-giver”
PELAYANAN MEDIS
NEURORESTORASI
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
TERAPI :Tindakan perawat (Fisioterapist, Occupation thrapist, Speech therapist)Tindakan oleh terapis (PT, OT, ST)Tindakan oleh psikologTindakan alternatifProgram edukasi keluarga
EVALUASI DAN MONITOR :Statsu NeurologisStatus Fungsional
PELAYANAN MEDIS
NEUROPSIKOLOGI
RSUDProp.Sultra
Mini Mental ExaminationNo. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
INDIKASI / GUNA :Esesmen kognisi global untuk penapisan gangguan kognisi
KONTRAINDIKASI :1. Gangguan kesadaran2. Pendidikan kurang dari 3 tahun 3. Gangguan indera penglihatan / pendengaran4. Afasia berat
BAHAN YANG DIPERLUKAN :1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)2. Pensil
TEKNIK TINDAKAN : Wawancara dan psikotest
KRITERIA TENAGA :Medis dan paramedis terlatih
TEMPAT : Klinik
PELAYANAN MEDIS
NEUROPSIKOLOGI - CDT
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
INDIKASI / GUNA :Esesmen kognisi global, visuospasial dan konsep jam
KONTRAINDIKASI :1. Gangguan kesadaran2. Pendidikan kurang dari 3 tahun3. Gangguan indera penglihatan / pendengaran4. Afasia berat
BAHAN YANG DIPERLUKAN :1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)2. Pensil
TEKNIK TINDAKAN :Wawancara dan psikotest
KRITERIA TENAGA : Medis dan paramedis terlatih
PELAYANAN MEDIS
NEUROPSIKOLOGI - FAQ
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
INDIKASI / GUNA : Pemeriksaan tingkat fungsional IADL
KONTRAINDIKASI :Tidak tersedia pengasuh
BAHAN YANG DIPERLUKAN :1. Formulir pemeriksaan (lihat lampiran)2. Pensil
TEKNIK TINDAKAN :Wawancara terhadap pengasuh
KRITEIA TENAGA :Medis dan paramedis terlatih
TEMPAT :Klinik
PELAYANAN MEDIS
PENENTUAN MATI BATANG OTAK (MBO)
RSUDProp.Sultra
No. Dukumen : No. Revisi : Halaman :
Prosedur Tetap
Tanggal Terbit : Ditetapkan, Direktur
Dr.H.M. Zamrud, Sp.THTNIP. 140 119 334
Pengertian:Mati batang otak adalah suatu keadaan yang ditandai oleh menghilangnya fungsi batang otak, berupa:
1. Tidak terdapat sikap tubuh yang abnormal (dekortikasi atau deserebrasi)2. Tidak terdapat sentakan epileptik3. Tidak terdapat refleks-refleks batang otak4. Tidak terdapat napas spontan.
Syarat Pengujian MBO1. Diyakini bahwa telah terdapat prakondisi tertentu yaitu koma dan apneu karena kerusakan otak
struktural yang tak dapat diperbaiki lagi, dengan kemungkinan MBO.2. Menyingkirkan penyebab koma dan henti napas yang reversibel (obat-obatan, intoksikasi, gangguan
metabolik dan hipotermia)
Prosedur Pengujian MBOMemastikan hilangnya refleks batang otak dan henti nafas yang menetap yaitu:
1. Tidak ada respon terhadap cahaya2. Tidak ada refleks kornea3. Tidak ada refleks vestibulo-okuler4. Tidak ada respon motor terhadap rangsang adekuat pada area somatik5. Tidak ada refleks muntah (gag refleks) atau refleks batuk karena rangsang oleh kateter isap yang
dimasukkan ke dalam trakhea.6. Tes henti nafas positif, yang dilakukan dengan cara:
- Preoksigenasi dengan O2 100% selama 10 menit.- Pastikan pCO2 awal testing dalam batas 40-60 torr dengan memakai kapnograf dan atau analisa
gas darah.- Lepaskan pasien dari ventilator, insuflasikan trakea dengan O2 100%, 6 liter/menit melalui kateter
intra trakeal melewati karina.- Lepaskan ventilator selama 10 menit.- Bila pasien tetap tidak bernafas, tes dinyatakan positif (henti nafas menetap)- Bila tes hilangnya refleks batang otak dinyatakan positif, tes diulang lagi 25 menit kemudian.- Bila tes tetap positif, pasien dinyatakn mati, kendatipun jantung masih berdenyut.
Kriteria TenagaSekurang-kurangnya tiga orang dokter yang kompeten (2 orang dokter diantaranya adalah 1 dokter spesialis anestesiologi/intensivist dan 1 dokter spesialis saraf.Tempat : Ruang ICU atau HCU