42
Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II) JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt.

Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

  • Upload
    kyrie

  • View
    270

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JURUSAN FARMASI FKIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II). Oleh : Hendri Wasito , S. Farm., Apt . Sinar (Radiasi Elektro Magnetik). Ketika Sinar menabrak benda ???. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

SpektrofotometriUV – Visibel(Bagian II)

JURUSAN FARMASI FKIKUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Oleh : Hendri Wasito, S. Farm., Apt.

Page 2: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Sinar (Radiasi Elektro Magnetik)

Page 3: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Ketika Sinar menabrak benda ???

Po Pa Pb P

R1 R2

Permukaanke dua

Permukaanpertama

bHarris, 1987

Cahaya (sinar) dengan tenaga radian P0 menabrak permukaan

pertama sampel dengan ketebalan = b cm

Cahaya (sinar) dengan tenaga radian P0 menabrak permukaan

pertama sampel dengan ketebalan = b cm

Tenaga radian P ditransmisikan (diteruskan)

Tenaga radian R2 dipantulkan

Page 4: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

TRANSMISI QUARTZ Sinar datang dari medium 1 (udara indeks bias

1,00) tegak lurus mengenai medium 2 yaitu permukaan Quartz (indeks bias 1,46). Berapa fraksi sinar yang diteruskan ?

2

21

21

nnnn

PoPrR

93,00350,010350,01

R1R1

PoPT

035,046,100,146,100,1

2

Jadi Quartz mentransmisikan 93 % dan memantulkan 7 % tenaga sina datang

Page 5: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Ketika Sinar Menabrak Sampel ???

DitransmisikanDiserap

DipantulkanDihamburkan

Apabila sampel tidak menyerap cahaya, proses yang terjadi

hanyalah :- pemantulan

- transmisi (diteruskan)

Page 6: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis

Page 7: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)
Page 8: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis

• lampu deuterium untuk UV (190 -350 nm), lampu halogen kuarsa / tungsten untuk Visibel (350 – 900nm).

Sumber lampu

• Untuk mendispersikan sinar ke komponen panjang gelombang yang selanjutnya dipilih oleh celah (slit).

Monokromator

• Untuk memecah sumber sinar pada spektrofotometer berkas ganda (doubel beam)Optik

• Penangkap sinar yang ditransmisikan untuk selanjutnya diolah oleh amplifier .

Detektor

Page 9: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Penyerapan sinar UV & Visibel oleh Molekul

Page 10: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Penyerapan oleh transisi ikatan dan elektron anti ikatan

Semua molekul organik mampu

menyerap REM karena

memiliki elektron valensi

yang dapat dieksitasik

an ke tingkat

energi ya ng lebih tinggi.

Penyerapan

radiasi UV dan Visibel

dibatasi oleh

sejumlah gugus

fungsional

tertentu (kromofor) yang

mengandung

elektron valensi dengan tingkat energi

eksitasi yang

rendah.

Elektron yang

terlibat : elektron sigma,

elektron phi, dan elektron bukan ikatan.

Page 11: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

electronic molecular orbital energies

Page 12: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

TRANSISI ELEKTRONIKTransisi sigma – sigma

star(σ – σ*)

Transisi n – sigma star(n - σ*)

Transisi n – phi star(n – π*)

Transisi phi – phi star(π - π*)

------------------- σ*------------------- π * ------------------- n ------------------- π------------------- σ

Diagram tingkat energi

elektronik

Page 13: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Transisi sigma - sigma star (σ – σ*)

Page 14: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Transisi non bonding – sigma star ( n – σ* )Terjadi pada senyawa organik jenuh yang mengandung atom-atom dengan elektron bukan ikatan (e- n) seperti

pada sekitar atom N, O, S, dan halogen.

Sinar yang diserap sekitar λ 150 – 250 nm

Nilai absorbtivitas molar (ε) 100 – 3000 liter/cm.mol

Pengaruh pelarut lebih polar akan menggeser λ ke lebih pendek

(pergeseran biru / Hypsocromic shift)

Page 15: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Transisi n – phi star dan phi – phi star(n – π*) dan (π - π*)

Molekul tersebut harus memiliki gugus fungsional yang tidak jenuh sehingga ikatan rangkap dalam gugus tersebut dapat memberikan orbital phi yang diperlukan.

Transisi ini paling cocok untuk analisis (λ 200 – 700 nm) dan dapat diaplikasikan pada spektrofotometer UV-Vis.

Pelarut dapat mempengaruhi transisi karena berkaitan dengan perbedaan mensolvasi pelarut pada keadaan dasar dengan keadaan tereksitasi.

Page 16: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Transsisi (n – π*) dan (π - π*)

Page 17: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Perbedaan transisi (n – π*) dan (π - π*)

(n – π*) (π - π*) Nilai ε (10 – 100

liter/cm.mol)Nilai ε (1000 – 10.oo0

liter/cm.mol)Biasanya, pelarut

polar menyebabkan pergeseran biru

(hypsochromic schif)

Biasanya, pelarut polar menyebabkan pergeseran merah (bathocromic shif)

Pengaruh pelarut pada pergeseran n π*

pelarut

air metanol

etanol kloroform

heksana

Λ (nm) 264,5 270 272 277 279

Page 18: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

E

E

Transisi π - π*(bathrocromic shift)

Transisi n – π* (hipsocromic shift)

Non polarpolar

Non polar polar

Page 19: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

C

H3C-H2CC

C

NH

N

C O

O

O

_C

H3C-H2CC

C

NH

NH

C O

O

O

Pengaruh pH terhadap λ

pH 9,2

PHENOBARBITAL SPECTRUM

Page 20: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Kromofor Organik dan Auksokrom

Kromofor merupakan semua gugus atau atom dalam senyawa organik yang mampu menyerap sinar UV dan Visibel.

Contoh kromofor : C6H13CH=CH2, CH3N=NCH3, CH3NO2, C2H5ONO2, dsb.

Auksokrom merupakan gugus fungsional yang memiliki elektron bebas (-OH, -O, -NH2, dan –OCH3) yang emberikan transisi n π*.

Terikatnya auksokrm pada gugus kromofor mengakibatkan batokromic shift disertai efek hiperkromic.

Page 21: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)
Page 22: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Pengaruh konjugasi terhadap puncak serapan

Ikatan terkonjugasi berupa ikatan rangkap yang berselang-seling dengan satu ikatan tunggal.

Elektron-elektron phi mengalami delokalisasi lanjut sehingga tingkat energi π* menurun dan mengurangi karakter anti ikatan batocromic shift.

N

N

NH

N O

OH OH OH

CH2-CH-CH-CH-CH2OH

O

H3C

H3C

RIBOFLAFIN

Page 23: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)
Page 24: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Penyerapan yang elibatkan elektron d dan f

Kebanyakan ion-ion logam transisi menyerap di daerah UV dan Visibel.

Absorbsi ion lantanida dan aktinida dihasilkan oleh transisi elektronik elektron 4f dan 5f dengan pita serapan anorganik lebih sempit dan karakteristik tertentu.

Absorbsi logam gol. transisi pertama dan kedua dihasilkan oleh transisi elektron 3d dan 4d dengan pita serapan yang seringkali melebar dan dipengaruhi faktor lingkungan.

Page 25: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Penyerapan karena perpindahan muatan

Absorbsifitas molar sangat

besar (ε > 10.000

liter/cm.mol).

Contoh : senyawa kompleks

beberapa ion anorganik

sepert kompleks Fe(III)SCN,

Fe(III)-fenolik, Fe(II)-

fenantrolin.

Kompleks harus memiliki

sifat donor elektron dan komponen

lainnya sebagai akseptor elektron.

Kecendrungan perpindaan

elektron meningkat

energi radiasi yang

dibutuhkan kecil λ panjang

Page 26: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Aspek kualitatif dan kuantitatif Spektrofotometri UV-Visibel Data yang diperoleh dari spektra UV-Vis :

λmax, intensitas, efek pH dan pelarut. Dalam aspek uantitatif, diukur intensitas

sinar radiasi yang diteruskan setelah mengenai sampel/cuplikan.

P / Po % T A1 100 0

0,1 10 10,01 1 2

Page 27: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Pembatasan dalam Hukum Lambert-BeerSinar yang digunakan dianggap

monokromatisPeyerapan terjadi daam volume

yang memiliki penampang luas yang sama

Tidak ada senyawa lain yang menyerap dalam larutan senyawa

Tidak terjadi fluoresensi atau fosforesensi

Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan

Page 28: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Hukum Lambert-BeerJika sinar monokromatic dilewatkan suatu larutan maka penurunan insensitas sinar berbanding langsung dengan

insensitas radiasi ( I ), konsentrasi spesies (c), dan dengan ketebalan lapisan larutan (b).

A = = b clogTPP

log 010

Page 29: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Absorbtivitas molar () () merupakan suatu konstanta yang tidak

tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan insensitas radiasi yang mengenai sampel.

() tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan λ radiasi.

() satuannya M-1cm-1 atau liter/mol. jika konsentrasi dinyatakan dengan % b/v (g/100mL) dapat dinyatakan dengan simbol E 1%

1cm

() = (BM/10 ) x E 1%1cm

Page 30: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Analisis komponen tunggal

Jika absorbansi suatu seri larutan diukur pada λ, suhu, kondisi pelarut sama, dan A larutan diplotkan terhadap konsentrasinya kurva baku.

Penentuan konsentrasi komponen tunggal dapat dilakukan dengan : Menggunakan

informasi absorbtivitas molar

Menggunakan persamaan regresi linier kurva baku

Page 31: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Contoh soalSebanyak 20 tablet furosemid ditimbang beratnya 1,656 g. Diambil sampel 519,5 mg digojog dengan 300 mL NaOH 0,1 N , lalu diencerkan sampai 500,0 mL dengan

NaOH 0,1 N. Sejumlah ekstrak disaring dan diambil 5,0 mL lalu diencerkan dengan

NaOH 0,1 N sampai 250,0 mL. Absorbansi dibaca pada λ 271 nm dengan blanko

NaOH 0,1 N ternyata absorbansinya 0,596. Jika E 1%

1cm furosemid λ271 nm = 580, Hitung kadar Furosemid tiap tabletnya ?

Page 32: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Analisis dua campuran secara bersama-sama

Dua buah kromofor yang berbeda akan memiliki kekuatan absorbsi cahaya yang berbeda pada suatu λ tertentu, sehingga dengan mengukur kedua λ akan diperoleh konsentrasi masing-

masing komponen campuran.A1 = a1 b1 c1 dan A2 = a2 b2

c2, karena tebal kuvet sama maka

A1 = a1 c1 dan A2 = a2 c2 sehingga :

Aλ1 = (a1c1) λ1 + (a2c2) λ1 Aλ2 = (a1c1) λ2 + (a2c2) λ2

Page 33: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Contoh soal Absorbansi obat A dengan konsentrasi

0,0001 M dalam kuvet 1 cm adalah 0,982 pada λ 420 nm, dan sebesar

0,216 pada λ 505 nm. Absorbansi obat B dengan konsentrasi 0,0002 M adalah

0,362 pada λ 420 nm dan 1,262 pada λ 505. Absorbansi campuran 2 obat

adalah 0,820 pada λ 420 nm, dan 0,908 pada λ 505 nm. Berapakah konsentrasi

masing-masing obat A dan B dalam campuran tersebut ?

Page 34: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Hal-hal penting dalam pengukuran spektrofotometri UV-Visibel

Terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna dan akan diukur dengan spektrofotometer Visibel dilakukan derivatisasi.

Waktu operasional (operating time) untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil.

Pemilihan panjang gelombang maksimum (λ max)

Pembuatan kurva baku sebaiknya sering diperiksa ulang.

Pembacaan absorbansi sampel/cuplikan sebaiknya dalam rentang 0,2 – 0,8.

Page 35: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Syarat pereaksi :Reaksinya selektif dan sensitif

Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusiel

Hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama

Derivatisasi sampel

Page 36: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Operating Time Ditentukan dengan mengukur hubungan antara

waktu pengukuran dengan absorbansi larutan. Pengukuran senyawa harus dilakukan pada saat

waktu operasionalnya.

Gambar operating time

Page 37: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Pemilihan panjang gelombang (λ)

Panjang elombang yang digunakan adalah λmax.

Alasan : Kepekaan

maksimal Hukum

Lambert-Beer terpenuhi

Kesalahan akan kecil

Page 38: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Pembuatan kurva baku

Page 39: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Pembacaan absorbansi sampel (0,2 – 0,8)

Absorban yang terbaca hendaknya A = 0,2-0,8 atau %T = 15 % - 70 % agar

kesalahan fotometrik dalam pembacaan transmitan sebesar 0,005 atau 0,5 %

Page 40: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Kalibrasi instrumen Kalibrasi skala absorbansi digunakan

senyawa kalium dikromat. Kalibrasi skala λ dengan larutan holmium

perklorat 5 % b/v. Penentuan daya pisah (resolusi)

spektrofotometer dikontrol dengan lebar celah dengan larutan toluen 0,02 % b/v dalam heksan.

Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation) dengan larutan KCl 1,2 % b/v dalam air pada λ 200 nm, jika A = 2 maka terjadisesatan sinar.

Page 41: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

Latihan Soal Tolbutamid (BM 270,4) memiliki absorbtivitas molar

703/M.cm, pada λ 262 nm. Jika tablet tunggal tolbutamid dilarutkan dalam air sampai 250,0 mL, absorbansinya 0,520 pada λ 262 nm, dan kuvet 1 cm. Tentukan berat tolbutamid yang terkandung dalam tablet ersebut !

Absorbansi senyawa murni X dan senyawa Y dengan konsentrasi masing-masing 5 x 10-5 M sebagai berikut ( X A280 = 0,0510 A350 = 0,192 dan Y A280 = 0,335 A350 = 0,150). Salah satu larutan dari keduanya dengan konsentrasi yang belum diketahui mempunyai A280 = 0,395 dan A350 = 0,147. Senyawa manakah (X atau Y) yang tidak diketahui ? Hitung konsentrasi senyawa yang tidak diketahui tersebut !

Page 42: Spektrofotometri UV – Visibel (Bagian II)

HATUR NUHUN PISAN ......

Jangan lupa untuk membaca literatur lainnya baik dari buku maupun internet serta banyak latihan soal ...

Kita BISA karena BIASA ...