1
KESAKSIAN ATLET Sambil bermain tenis, Michael Chang tetap berfokus pada membawa orang-orang kepada Yesus. Atlet Olimpiade Michael Chang memuridkan orang lain melalui talentanya PERENUNGAN PRIBADI MEMURIDKAN MICHAEL CHANG Memang dibutuhkan kerja keras dari seluruh keluarga untuk melahirkan seorang bintang tenis, tetapi jarang sekali ada ke- luarga yang berhasil melakukan hal ini sebaik keluarga petenis Olimpiade asal AS Michael Chang. "Orang tua saya selalu menanamkan bahwa tidak masalah saya ingin menjadi apa, asalkan saya mencintai hal itu dan melakukan yang terbaik di bidang itu," Michael berkisah. "Ketika mereka mulai melihat bahwa saya suka bermain tenis, mereka membimbing dan mendukung saya, bahkan melakukan segala sesuatu yang dapat mereka lakukan demi menolong saya agar menjadi lebih baik lagi." Keluarga Chang bertumbuh menjadi semakin dekat satu sama lain dan kuat melalui kebersamaan karena membantu Michael mencapai target-targetnya, dan seiring den- gan prosesnya mereka menyadari bahwa prestasi Michael membawanya pada pintu-pintu yang terbuka untuk menyentuh kehidupan banyak orang. Bagi Michael, bermain tenis jauh lebih dari sekadar meraih kemenangan. Bermain tenis adalah kesempatan untuk “member-itakan Fir- man Tuhan". "Kalau saya bisa membawa orang-orang kepada Tuhan, mereka semua akan selalu mengalami sukacita yang sejati dan kasih Kristus itu," ujar Michael. "Ketenaran dan peringkat tidak se- banding dengan kesempatan untuk menyentuh kehidupan orang-orang dan mendorong mereka untuk mengenal Tuhan, karena yang terakhir inilah yang dapat kita bawa seumur hidup, bahkan hingga kekekalan." Kedamaian awalnya terasa jauh dari kehidupan atlet Olim- piade dan juara dunia lari 100 meter Shelly-Ann Fraser-Pryce, meskipun ia telah percaya kepada Kristus. Namun, kini ia telah memiliki iman yang kuat yang membuatnya sanggup berdiri teguh tanpa dipengaruhi oleh kekayaan dan keberhasilannya di lintasan atletik. Shelly-Ann Fraser-Pryce, peraih medali emas Olimpiade sebanyak dua kali dan juara dunia atletik indoor (dalam ruangan) asal Jamaika, telah berlari di setiap lintasan atletik di seluruh dunia. Di tengah-tengah jadwalnya yang sangat padat dan lokasi- lokasi tandingnya yang begitu jauh dari kampung halamannya di Kingston, Jamaika, atlet ini tetap menjadikan waktu pribadinya dengan Tuhan sebagai prioritas yang harus dikejarnya setiap kali kesempatan itu ada. "Satu-satunya benda yang selalu saya bawa ke mana-mana adalah buku panduan renungan harian “Daily Bread”," aku Shelly-Ann. "Selain itu, ada Alkitab di dalam ponsel saya. Saya bahkan memiliki jadwal khusus di ponsel dan memasang alarm yang setiap hari mengingatkan saya untuk membaca Alkitab. Saat saya berada di Italia, saya juga datang ke gereja di dekat lokasi tempat kami menginap. Padahal di Italia tidak ada orang yang berbicara dengan bahasa Inggris, jadi saya duduk saja di dalam gereja itu dan mempelajari Alkitab sendiri... Momen itu menjadi saat-saat pribadi bagi saya untuk me-renungkan Tuhan." Dengan segala prestasinya, Shelly-Ann sadar bahwa ketena- ran dan harta duniawi tidak akan memuaskan kerinduan hatinya yang sesungguhnya. "Pernahkah Anda mendengar tentang kedamaian ini? Damai sejahtera yang melampaui segala akal? Damai sejahtera itulah yang saya kejar," tuturnya, sambil mengutip Filipi 4:7. KESAKSIAN ATLET Di tengah-tengah jadwalnya yang sangat padat, Shelly-Ann tetap berkomitmen kepada Firman Tuhan, dengan selau melu-angkan waktu untuk mempelajari pesan Injil lebih dalam dan mencari cara agar dirinya bisa melayani Kristus. Hidup penuh kesibukan yang dijalani oleh atlet Olimpiade dan juara dunia atletik Shelly-Ann Fraser-Pryce membawanya untuk menyadari bahwa kedamaian yang sejati hanya dapat ditemukan di dalam Kristus PERENUNGAN PRIBADI MENAATI ALKITAB SHELLY-ANN FRASER- PRYCE Dimana Olahraga dan Iman Saling Berkaitan

Sport GoMag Issue 8 - Indonesian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

KesaKsian atlet

Sambil bermain tenis, Michael Chang tetap berfokus pada membawa orang-orang kepada Yesus.

Atlet Olimpiade Michael Chang memuridkan orang lain melalui talentanya

Perenungan Pribadi MeMuridkan

Michael chang

Memang dibutuhkan kerja keras dari seluruh keluarga untuk melahirkan seorang bintang tenis, tetapi jarang sekali ada ke-luarga yang berhasil melakukan hal ini sebaik keluarga petenis Olimpiade asal AS Michael Chang.

"Orang tua saya selalu menanamkan bahwa tidak masalah saya ingin menjadi apa, asalkan saya mencintai hal itu dan melakukan yang terbaik di bidang itu," Michael berkisah. "Ketika mereka mulai melihat bahwa saya suka bermain tenis, mereka membimbing dan mendukung saya, bahkan melakukan segala sesuatu yang dapat mereka lakukan demi menolong saya agar menjadi lebih baik lagi."

Keluarga Chang bertumbuh menjadi semakin dekat satu sama lain dan kuat melalui kebersamaan karena membantu Michael mencapai target-targetnya, dan seiring den-gan prosesnya mereka menyadari bahwa prestasi Michael membawanya pada pintu-pintu yang terbuka untuk menyentuh kehidupan banyak orang.

Bagi Michael, bermain tenis jauh lebih dari sekadar meraih kemenangan. Bermain tenis adalah kesempatan untuk “member-itakan Fir-man Tuhan".

"Kalau saya bisa membawa orang-orang kepada Tuhan, mereka semua akan selalu mengalami sukacita yang sejati dan kasih Kristus itu," ujar Michael. "Ketenaran dan peringkat tidak se-banding dengan kesempatan untuk menyentuh kehidupan orang-orang dan mendorong mereka untuk mengenal Tuhan, karena yang terakhir inilah yang dapat kita bawa seumur hidup, bahkan hingga kekekalan."

Kedamaian awalnya terasa jauh dari kehidupan atlet Olim-piade dan juara dunia lari 100 meter Shelly-Ann Fraser-Pryce, meskipun ia telah percaya kepada Kristus. Namun, kini ia telah memiliki iman yang kuat yang membuatnya sanggup berdiri teguh tanpa dipengaruhi oleh kekayaan dan keberhasilannya di lintasan atletik.

Shelly-Ann Fraser-Pryce, peraih medali emas Olimpiade sebanyak dua kali dan juara dunia atletik indoor (dalam ruangan) asal Jamaika, telah berlari di setiap lintasan atletik di seluruh dunia.

Di tengah-tengah jadwalnya yang sangat padat dan lokasi-lokasi tandingnya yang begitu jauh dari kampung halamannya di Kingston, Jamaika, atlet ini tetap menjadikan waktu pribadinya dengan Tuhan sebagai prioritas yang harus dikejarnya setiap kali kesempatan itu ada.

"Satu-satunya benda yang selalu saya bawa ke mana-mana adalah buku panduan renungan harian “Daily Bread”," aku Shelly-Ann. "Selain itu, ada Alkitab di dalam ponsel saya. Saya bahkan memiliki jadwal khusus di ponsel dan memasang alarm yang setiap hari mengingatkan saya untuk membaca Alkitab. Saat saya berada di Italia, saya juga datang ke gereja di dekat lokasi tempat kami menginap. Padahal di Italia tidak ada orang yang berbicara dengan bahasa Inggris, jadi saya duduk saja di dalam gereja itu dan mempelajari Alkitab sendiri... Momen itu menjadi saat-saat pribadi bagi saya untuk me-renungkan Tuhan."

Dengan segala prestasinya, Shelly-Ann sadar bahwa ketena-ran dan harta duniawi tidak akan memuaskan kerinduan hatinya yang sesungguhnya.

"Pernahkah Anda mendengar tentang kedamaian ini? Damai sejahtera yang melampaui segala akal? Damai sejahtera itulah yang saya kejar," tuturnya, sambil mengutip Filipi 4:7.

KesaKsian atlet

Di tengah-tengah jadwalnya yang sangat padat, Shelly-Ann tetap berkomitmen kepada Firman Tuhan, dengan selau melu-angkan waktu untuk mempelajari pesan Injil lebih dalam dan mencari cara agar dirinya bisa melayani Kristus.

Hidup penuh kesibukan yang dijalani oleh atlet Olimpiade dan juara dunia atletik Shelly-Ann Fraser-Pryce membawanya untuk menyadari bahwa kedamaian yang sejati hanya dapat ditemukan di dalam Kristus

Perenungan Pribadi Menaati alkitab

Shelly-ann FraSer-Pryce

Dimana Olahraga dan Iman Saling Berkaitan