24
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 29 April 1982 Usia : 32 tahun Agama : Islam Alamat : Setu, Bekasi Timur Suku Bangsa : Sunda Pendidikan terakhir : SLTA Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Guru TPQ Tanggal masuk RSIJ : 6 Juni 2014 Tempat wawancara : Ruang perawatan bangsal RSJI Klender II. RIWAYAT PSIKIATRI Berdasarkan : Autoanamnesa : 28 Juni 2014 (pukul 16.00 WIB) 30 Juni 2014 (pukul 14.00 WIB) Alloanamnesa : 29 Juni 2014 (pukul 16.30 WIB melalui telp) 30 Juni 2014 (pukul 11.00 WIB) Nama (inisial) : Tn. S Pendidikan terakhir : SMA 1

Status Ujian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hipoglikemia

Citation preview

Page 1: Status Ujian

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 29 April 1982

Usia : 32 tahun

Agama : Islam

Alamat : Setu, Bekasi Timur

Suku Bangsa : Sunda

Pendidikan terakhir : SLTA

Status pernikahan : Menikah

Pekerjaan : Guru TPQ

Tanggal masuk RSIJ : 6 Juni 2014

Tempat wawancara : Ruang perawatan bangsal RSJI Klender

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Berdasarkan :

Autoanamnesa : 28 Juni 2014 (pukul 16.00 WIB)

30 Juni 2014 (pukul 14.00 WIB)

Alloanamnesa : 29 Juni 2014 (pukul 16.30 WIB melalui telp)

30 Juni 2014 (pukul 11.00 WIB)

Nama (inisial) : Tn. S

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Guru dan Aktifis islam

Hubungan dengan pasien : Ayah

Nama (inisial) : Ny. L

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Aktifis islam

Hubungan dengan pasien : Ibu

1

Page 2: Status Ujian

2.1. Keluhan Utama

Pasien gelisah dan mengamuk sejak 2 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit.

2.2. Keluhan Tambahan

Gelisah, bbicara, mengamuk, membanting dan merusak barang-barang yang berada

disekitarnya, bicara kacau, mendengar suara-suara yang orang lain tidak bisa dengar,

tidak mau minum obat, memukul orang tanpa sebab, merusak rumah orang, dan adzan

di Masjid tanpa kenal waktu.

2.3. Riwayat Gangguan Sekarang

Alloanamnesis dan Autoanamnesis

Pasien datang ke RSJI Klender dengan diantar oleh ayahnya, karena gelisah dan

mengamuk sejak 2 hari SMRS. Keluarga mengatakan bahwa pasien terlihat gelisah

dan tidak bisa tidur sudah hamper 2 malam, kalau tidak bisa tidur selalu ada saja hal

yang ia lakukan, seperti membaca buku-buku islami, mondar mandir keluar rumah.

Pasien juga sempat mengamuk karena keinginannya untuk keluar rumah tengah

malam tidak dituruti. Sebelumnya pasien terlihat sedang duduk di kamarnya membaca

buku islami, namun seketika itu ia bangun dari duduknya dan kemudian pergi keluar

rumah. Ayah pasien yang melihatnya segera datang dan melarangnya untuk keluar

rumah karena saat itu sudah larut malam dan dikhawatirkan akan mengganggu

tetangga. Namun karena keinginannya untuk keluar rumah tengah malam tersebut

dilarang oleh ayahnya, pasien marah dan kemudian membanting telepon gengam yang

saat itu sedang ia pegang.

Ayah pasien mengatakan bahwa anaknya sering mendengar bisikan yang

menyuruhnya untuk memukul orang. Ia selalu melakukan hal tersebut setelah

mendengar bisikan. Pasien menyadari kalau apa yang ia lakukan seperti memukul

orang tanpa sebab, merupakan hal yang tidak baik, tetapi pasien tidak bisa

mengendalikannya dirinya dan selalu mengikuti arahan dari bisikan yang ia dengar.

Bisikan yang terdengar berupa suara dari orang yang tidak dikenalinya.

Satu bulan SMRS, pasien menjad banyak biacara. Ia terlihat bicara dan ngoceh-

ngoceh tanpa tahu dengan siapa ia bicara. Ibu pasien juga mengatakan, kalau pasien

senang sekali menasihati orang lain, tidak perduli apakah ia jendral, ustad, ataupun

2

Page 3: Status Ujian

polisi, ia selalu menasihati orang tersebut tentang hal kebaikan-kebaikan. Padahal

sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal tersebut, apalagi terhadap orang yang lebih

tua darinya. Nasihat-nasihat yang ia berikan berupa ajakan untuk tidak meninggalkan

solat lima waktu, beramal, patuh terhadap orang tua, serta yang menyangkut

kebaikan-kebaikan lainnya. Ibu pasien mengatakan, semua nasihat-nasihat tersebut

bersumber dari bisikan-bisikan seseorang yang diyakini pasien selalu mendampingi

dan menjaganya.

Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat gangguan seperti ini sebelumnya,

ia sudah di rawat di RSJI 5 kali dan melakukan rawat jalan ke poli RSJI untuk

kontrol. Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sudah mulai tidak teratur minum obat

sejak 1 bulan terakhir. Ia selalu merasa kalau ia minum obat tersebut, ia menjadi

ngantuk dan tidak bisa melakukan pekerjaannya. Ibu pasien mengatakan sejak saat itu

pasien menjadi tidak teratur minum obat. Namun, jika diajak oleh keluarga untuk

kontrol pasien menurutinya, hanya kalau untuk minum obat terkadang pasien tidak

mau.

Ayah pasien mengatakan bahwa anaknya tersebut sering mendapatkan arahan

melalui batinnya yang di pancarkan dari seseorang yang berilmu. Ia biasa menyebut

sosok tersebut “mas’an”. Mas’an yang dipercayai pasien hanya dapat dirasakan

melalui kebatinan oleh dirinya dan hanya ia yang dapat berhubungan. Pasien

mengatakan bahwa “mas’an” menurutnya itu nyata, ia sudah ditunjukan sosok

“mas’an” yang selama ini selalu mengarahkan dirinya. “dulu mungkin saya tidak tau

siapa itu mas’an, tapi sekarang saya sudah mengetahui bahwa sesungguhnya dia itu

adalah sesosok jin islam, yang diyakininya jin tersebut merupakan jin yang dahulu

selalu mendampingi kakeknya ketika masih hidup.

Dua minggu SMRS, pasien menjadi lebih sering marah-marah dengan istrinya.

Pasien mengatakan kalau ia sempat merasa kesal pada istrinya karena selalu

menuntutnya meminta ini dan itu tanpa melihat kondisi ekonomi pasien. Pasien juga

mengatakan ia sempat meminjam uang pada temannya, tetapi temannya malah

memberinya kalung emas, dan dengan syarat jika ingin menggantinya harus dengan

riba. Mendengar hal tersebut pasien menjadi semakin kesal dan sempat ingin

memukul temannya tersebut, tetapi berhasil dihentikan oleh tetangganya yang saat itu

melihat kejadian tersebut. Ibu pasien mengatakan, sejak saat itu pasien merasa kalau

dirinya tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya dan hanya menambahn beban

orang tuanya, dan sejak saat itu pula ia menjadi semakin kacau, bicara sendiri,

3

Page 4: Status Ujian

menjadi sangat sensitif dan jika ia merasa tersinggung dengan apa yang dibicarakan

orang, ia langsung memukul orang tersebut.

Pasien pun tidak pernah lagi bekerja membantu ayahnya di klinik bekam dan di

kios tanaman hias, bahkan ia pun terlihat sangat cuek terhadap istri dan anaknya.

Padahal sebelumnya ia sangat rajin membantu ayahnya bekerja, bahkan ia tidak

pernah membiarkan ayahnya bekerja sendiri dan selalu ia yang melakukan pekerjaan

ayahnya tersebut. Namun hal tersebut berubah setelah pasien mengalami hal seperti

ini.

2.4 Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat Gangguan Psikiatri

Pasien mengatakan keluhan ini pertamakali terjadi saat ia usia 12 tahun,

keluhan ini diawali karena ia melihat sosok makhluk halus berbadan tinggi

besar yang berpakaian putih sedang berdiri didekat makam keramat di

lingkungan pesantren Daarut Taqwin milik kakeknya. Makhluk tersebut

memanggil-manggil namanya sebanyak 3 kali, pasien syok dan kemudian

pingsan.

Pada tahun 1995-1999 ibu pasien mengatakan kalau pasien berperilaku

aneh seperti gelisah, bicara kacau, tidak bisa tidur. Pasien sempat dipasung

selama kurang lebih 40 hari karena tingkah pasien yang menurut keluarga

sudah tidak bisa ditahan lagi. Karena merasa perilaku pasien aneh, kemudian

keluarga membawanya ke “orang pintar” untuk dilakukan Ruqyah.

Pada tahun 2000-2003 pasien kembali berperilaku aneh seperi gelisah,

biacara kacau, dan tidak bisa tidur. Kemudian keluarga membawa pasien ke

klinik dokter spesialis jiwa, dan sejak saat itu pasien rutin kontrol.

Pada tahun 2004 pasien masih gelisah, mengamuk, bicara kacau, tidak bisa

tidur, mendengar suara bisikan-bisikan yang orang lain tidak bisa dengar.

Pasien juga mengatakan bertepatan dengan Ramadhan di tahun ini, pasien

mendengar bisikan seperti ada yang menyuruhnya untuk mendatangi Masjid

yang berada di komplek AURI Angkatan Darat yang tidak jauh dari

rumahnya, di masjid tersebut pasien tiba-tiba saja masuk dan kemudian adzan

yang seharusnya belum waktunya untuk adzan. Karena mendengar suara

adzan yang bukan pada waktunya, orang-orang sekitar merasa aneh

kemudian memanggil paksa pasien untuk keluar dari masjid. Namun karena

4

Page 5: Status Ujian

pasien tidak menuruti perintah akhirnya orang-orang yang berada disana

menjadi kesal dan meneriaki pasien sebagai pencuri. Pasienpun dipukuli dan

sempat ingin dibakar oleh orang-orang sekitar komplek tersebut. Beruntung

ayah pasien segera datang dan menghentikan kejadian tersebut.

Tahun 2006 pasien masih saja gelisah, bicara kacau, tidak bisa tidur, dan

melihat makhluk berkepala botak seperti jin sedang meledek pasien, namun

jin tersebut tidak dapat dilihat orang lain, dan hanya pasien yang dapat

melihatnya.

Tahun 2008 pasien masih terlihat gelisah, kacau, tidak bisa tidur, marah-

marah, dan pasien mengatakan pada ibunya kalau ia melihat makhluk putih

yang mengajaknya berkelahi, namun ibu pasien tidak melihat makhluk yang

dikatakan pasien tersebut.

Pada tahun 2009 pasien terlihat semakin aneh, masih terlihat gelisah,

marah-marah, biacara kacau, tidak bisa tidur, dan terlihat sering mengasah

golok karena curiga ada orang yang akan memalak dirinya.

Riwayat Penyakit Medik

Menurut ibu pasien, pasien tidak memiliki riwayat penyakit bawaan pada

saat lahir, kejang, trauma kepala atau penyakit berat lainnya sejak kecil.

Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

pasien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang dan mengkonsumsi

alkohol. Pasien merokok sejak duduk dibangku SMA.

2.5 Riwayat Pribadi Pasien Sebelum Sakit

Riwayat Pranatal dan Perinatal

Menurut ibu pasien, selama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat,

tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis. Pasien

dilahirkan pada usia kehamilan 8 bulan, spontan dengan persalinan ditolong

oleh dukun, berat badan lahir dalam batas normal. Pasien anak ketiga dari

sembilan bersaudara dan merupakan anak yang dikehendaki oleh kedua orang

tuanya.

5

Page 6: Status Ujian

Masa Batita (0-3 tahun)

Menurut ibu pasien, Pasien diasuh oleh kedua orang tuanya dan diberikan

ASI hingga usia 2 tahun. Pasien tumbuh normal seperti anak seusianya, tidak

terdapat gangguan selama usia perkembangan. Kondisi orang tua sehat selama

periode pengasuhan. Menurut ibu pasien, pasien dapat berjalan saat berumur

kurang lebih 1,5 tahun dan tidak pernah ada keterlambatan berbicara. Tidak

ada kebiasaan buruk pasien, seperti membenturkan kepala atau menghisap jari.

Pasien dapat tumbuh normal, tidak ada riwayat kejadian trauma kepala dan

kecelakaan saat itu .

Masa Kanak- kanak Pertengahan ( 3-11 tahun )

Menurut penuturan ibu pasien, pasien adalah anak yang pendiam dan tidak

banyak bicara. Pasien mulai masuk Sekolah Dasar ketika berusia 6 tahun. Dan

pada usia itu pasien diasuh oleh kakeknya di pondok pesantren. Sejak tinggal

dengan kakeknya, pasien menjadi lebih dekat dengan kakeknya dibandingkan

dengan orang tuanya. Pasien juga merupakan anak yang tertutup, pandai

menutupi kesedihannya dan lebih senang memendam kesedihannya sendiri.

Semasa sekolah dasar pasien dinilai tidak banyak bertingkah di sekolah.

Menurut ibu pasien, pasien tidak pernah terlibat perkelahian dengan teman

sebayanya di sekolah. Kemampuan pasien dalam membaca, berhitung dinilai

baik. Pasien menyelesaikan sekolahnya selama enam tahun. Sepengetahuan ibu

pasien, pasien tidak memiliki ketakutan terhadap binatang tertentu, dinilai

cukup pemberani namun agak pendiam dan jarang berbicara.

Masa Pubertas dan Remaja

Menurut ibu pasien, sikap pasien terhadap kakak dan saudara lainnya dinilai

cukup baik dan harmonis. Pasien termasuk anak yang ramah dan disenangi

teman-temannya, tidak mau membebani orang. Pasien diketahui belum pernah

memiliki teman wanita, pasien juga tidak mudah dekat dengan orang yang baru

dikenal. Menurut ibu pasien, pasien semasa remaja dulu tidak pernah ada

pikiran atau ide bunuh diri, menurutnya ia bertingkah laku wajar-wajar saja,

saat SMA, pasien tidak memiliki kesulitan dalam menerima pelajaran yang

diberikan oleh gurunya. Pasien menyelesaikan SMA selama tiga tahun.

6

Page 7: Status Ujian

Masa Dewasa

o Riwayat Pekerjaan

Pasien dalam kesehariannya membantu ayahnya di klinik bekam

dan kios tanaman hias. pasien juga mengajar di TPQ dan mengajar private

di rumahnya.

o Riwayat Pernikahan

Pasien sudah menikah dan dikaruniai seorang anak berusia 4 tahun.

o Riwayat Beragama

Pasien adalah seorang yang beragama islam. Setiap harinya pasien

selalu mengerjakan shalat 5 waktu, mengaji, dan berpuasa.

o Aktivitas Sosial

Pasien terkenal pendiam dan dan disenangi oleh orang-orang

lingkungan sekitar karena keramahan dan akhlaknya yang baik.

o Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah terlibat kasus hukum, pasien juga tidak pernah

ditahan atau dipenjara.

Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ke 3 dari 9 bersaudara. Ayah dan Ibu pasien

masih ada hingga saat ini. Menurut pengakuan ibu pasien, tidak ada riwayat

anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan. Kakek pasien memiliki

riwayat kelainan jiwa, namun kakek pasien meninggal pada usia 95 tahun, dan

saat kakek pasien meninggal, pasien sudah tinggal serumah dengan orang

tuanya.

7

Page 8: Status Ujian

Keterangan:

Laki-laki

Perempuan

Kakek

Pasien

III.STATUS MENTAL

(Dilakukan pada tanggal 28 Juni 2014)

A. Gambaran Umum

1. Penampilan

Pasien seorang laki-laki berusia 32 tahun, dengan tinggi

±176 cm, berat badan ±80 kg, memakai baju hijau pendek, celana

loreng pendek, memakai peci haji berwarna hitam, mengenakan alas

kaki, tampak sesuai usia.

2. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Sebelum wawancara, pasien tampak sedang duduk sambil

merokok. Selama wawancara, pasien tampak tenang, duduk tenang

disamping pemeriksa dan pasien menjawab pertanyaan pemeriksa.

Setelah wawancara, pasien tampak kembali duduk tenang dan

berkumpul bersama teman-temannya.

8

Page 9: Status Ujian

3. Pembicaraan

Volume : Sedang

Irama : Teratur

Kelancaran : Lancar

Kecepatan : Sedang

Pasien berkontak mata dengan pemeriksa

4. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien bersikap kooperatif saat wawancara.

B. Aspek dan Ekspresi Afektif

1. Mood : Eutimik

2. Afek : Sesuai

3. Keserasian : Serasi

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

a. Auditorik : Ada (mendengar bisikan yang menyuruhnya

untuk memukul orang tanpa sebab)

b. Visual : Ada (melihat makhluk putih

berbadan tinggi besar berdiri didepannya dan

meledek dirinya)

c. Olfaktorius : Tidak ada

d. Gustatorik : Tidak ada

e. Taktil : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

9

Page 10: Status Ujian

D. Proses Pikir

1. Produktivitas : Baik

2. Kontinuitas

a. Blocking : Tidak ada

b. Asosiasi Longgar : Tidak ada

c. Inkoherensia : Tidak ada

d. World salad : Tidak ada

e. Neologisme : Tidak ada

f. Flight of idea : Tidak ada

E. Isi Pikir

a. Preokupasi : Tidak ada

b. Waham Referensi : Tidak ada

c. Thought echo : Ada (Bisikan-bisikan yang

menyuruhnya menasihati orang lain).

d. Thought broadcasting : Tidak ada

e. Thought withdrawl : Tidak ada

f. Thought insertion : Tidak ada

g. Thought control : Ada (Pasien merasa pikirannya

dikendalikan oleh tenaga lain).

h. Delusion of passivity : Ada (Pasien tidak dapat melawan

bisikan-bisikan tersebut dan hanya

dapat mengikutinya saja).

F. Fungsi Kognitif dan Sensorium

1. Kesadaran : Compos mentis

2. Orientasi

Waktu : Baik. Pasien dapat menyebutkan waktu

sekarang dan hari apa dengan tepat saat

pasien diwawancara.

Tempat : Baik. Pasien mengetahui dengan tepat

tempat pasien berada saat diwawancara.

10

Page 11: Status Ujian

Orang : Baik. pasien tahu bahwa ia sedang di-

wawancarai oleh dokter muda.

3. Konsentrasi

Baik. Pasien dapat mengeja namanya secara terbalik.

4. Daya ingat

Jangka Panjang : Baik, Pasien dapat mengingat dengan

tepat nama sekolahnya dulu.

Jangka Sedang : Baik, pasien dapat menyebutkan menu

makan tadi pagi.

Jangka Pendek : Baik, pasien dapat mengingat tiga nama

benda setelah jeda 10 menit.

Segera : Baik, Pasien dapat mengulangi tiga

nama benda segera setelah

pewawancara menyebutkan.

5. Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Baik. Pasien tahu nama

presiden saat ini.

6. Visuospasial : Baik. Pasien dapat

menggambarkan persegi

lima seperti yang

pewawancara contohkan.

7. Kemampuan membaca dan menulis : Baik. Pasien dapat mam-

baca dan menulis.

8. Pemikiran abstrak : Baik, pasien dapat

mengartikan peribahasa

“berakit-rakit kehulu

berenang-renang ketepian.

11

Page 12: Status Ujian

G. Daya Nilai

1. Penilaian sosial : Baik. Pasien mau berbagi minuman dengan pasien

lain.

2. Uji daya nilai : Baik. Apabila menemukan dompet dijalan pasien

akan mengembalikan dompet tersebut kepada

polisi.

H. RTA (Reality Testing Ability) : Terganggu, karena ada halusinasi

dan waham.

I. Tilikan : Derajat IV (pasien menyadari

penyakitnya dan menyadari bahwa

ia membutuhkan bantuan tetapi

tidak mengetahui penyebab dari

penyakitnya)

J. Taraf Dapat dipercaya : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK

1. Status Interna

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 120/80

Nadi : 80x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 36,5˚ C

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : Normocepal

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung serta tidak ada

sekret yang keluar

Mulut : Tidak ada sianosis peroral

Leher : KGB tidak teraba pembesaran

12

Page 13: Status Ujian

Thorax : Paru dan jantung dalam batas normal

Abdomen : Bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral Hangat, tidak ada edema

3. Status Neurologis

Tanda rangsang meningeal : Tidak ada

Mata :

Gerakkan : Baik ke segala arah

Bentuk pupil : Isokor

Rangsangan cahaya : +/+

Motorik :

Tonus : Baik

Turgor : Baik

Kekuatan : Baik

Koordinasi : Baik

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

1. Kesadaran : Compos Mentis

2. Mood : Eutimik

3. Afek : Sesuai

4. Keserasian : Serasi

5. Gangguan isi pikir : Waham paranoid

6. Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik

7. RTA (Reality testing ability) : Terganggu

8. Tilikan : Derajat IV

9. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I : F20.0 Sjizofrenia Paranoid

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka dalam kasus ini:

1. Skizofrenia : Ada, karena ditemukan adanya halusinasi auditorik dan

waham paranoid.

13

Page 14: Status Ujian

Menurut PPDGJ III, kasus ini memenuhi kriteria Skizofrenia Para-

noid karena:

Memenuhi kriteria umum Skizofrenia yaitu terdapat lebih dari 1

gejala mayor berupa waham paranoid dan halusinasi auditorik serta

sudah berlangsung lebih dari 1 bulan.

Memenuhi kriteria tambahan untuk diagnosis Skizofrenia Paranoid

berupa halusinasi auditorik yang berupa perintah.

Aksis II : ciri kepribadian paranoid.

Aksis III : Tidak ditemukan kelainan organobiologik.

Aksis IV : Dari autoanamnesa dan alloanamnesa stressor yang ditemukan

berupa masalah ekonomi (pasien merasa tidak mampu

memberikan apa yang istrinya minta, dan merasa hanya

membebani orang tua)

Aksis V : GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

Merawat diri : Pasien mampu merawat diri dan menjaga

kebersihan dirinya.

Pekerjaan : Pasien memiliki keinginan untuk bekerja.

Fungsi relasi dan lingkungan: pasien mampu bersosialisasi

dengan teman-teman di ruang perawatan.

VII. EVALUASI MULTIAKSIS

Aksis I : Skizofrenia Paranoid

Aksis II : Ciri kepribadian paranoid

Aksis III : Tidak terdiagnosis

Aksis IV : Masalah dengan ekonomi (saat istrinya meminta ini dan itu

tanpa melihat kondisi ekonomi pasien, dan pasien merasa

tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan hanya

membebani orang tua saja)

14

Page 15: Status Ujian

Aksis V : GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

disabilitas sedang)

VIII. DIAGNOSA KERJA

Skizofrenia paranoid

IX. PROGNOSIS

Dubia ad bonam

Faktor yang mendukung ke arah perburukan :

Onset timbul pada usia muda

Ditemukan stressor berupa masalah ekonomi, pasien merasa kalau

dirinya tidak bisa memberikan apa yang istrinya minta, dan merasa

hanya membebani orang tua.

Faktor yang mendukung ke arah perbaikan :

Ada keinginan pasien untuk sembuh

Pasien mendapat dukungan dari keluarga untuk sembuh

Respon terapi saat ini baik sehingga gejala berkurang

Kepatuhan pasien untuk minum obat

X. RENCANA TERAPI

15

Page 16: Status Ujian

1. Farmakoterapi

Haloperidol tab 5mg 2x1

2. Psikoterapi

a. Suportif

Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan

hilang dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat se-

cara teratur agar gejala penyakitnya berkurang dan menjelaskan

kepada pasien tentang akibat yang terjadi bila pasien tidak ter-

atur minum obat.

b. keluarga

Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai kondisi pasien

agar keluarga dapat menerima dan tidak dijauhi, dan agar dapat

mendukung kesembuhan pasien, serta menjelaskan kepada

suami bahwa pasien juga membutuhkan dukungan dalam terus

menjalani pengobatan.

c. Terapi sosial budaya

Terapi kerja : memafaatkan waktu luang dengan melakukan

hobi atau pekerjaan yang bermanfaat, melibatkan pasien secara

aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok di RSJI Klender

agar ia dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungan-

nya secara normal.

d. Terapi rekreasi : olahraga ringan, berlibur.

e. Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah, seperti shalat,

puasa, dan berdzikir.

16