Upload
planning-bureau-at-the-ministry-of-manpower-indonesia-republic
View
134
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
R. IRIANTO SIMBOLON, SE, MMDIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
DISAMPAIKAN PADA RAKORNIS BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN TAHUN 2014
WORKSHOP INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAANJakarta, 3 Desember 2014
PERAN AN DITJEN PEMBIN AAN HUBUNG AN INDUS TRIAL
DAN JAMIN AN SOSIAL TEN AG A KERJA DALAM PEMBANGUN AN KETEN AG AKERJAAN
POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN
I. DASAR HUKUM
II. TUJUAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
III. INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMSOS
IV. PRINSIP-PRINSIP HUBUNGAN INDUSTRIAL
V. PERMASALAHAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMSOS TERHADAP INDEKS KETENAGAKERJAAN
VI. LANGKAH STRATEGIS PEMBANGUNAN INDEKS
VII. CAPAIAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP INDEKS
I. DASAR HUKUM
II. TUJUAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
III. INDEKS PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMSOS
IV. PRINSIP-PRINSIP HUBUNGAN INDUSTRIAL
V. PERMASALAHAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMSOS TERHADAP INDEKS KETENAGAKERJAAN
VI. LANGKAH STRATEGIS PEMBANGUNAN INDEKS
VII. CAPAIAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP INDEKS
2
6
Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja
secara optimal dan manusiawi;
Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan
penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan nasional dan daerah;
Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam
mewujudkan kesejahteraan;
Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarga.
TUJUAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN(Ps. 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)
TUJUAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN(Ps. 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003)
8
INDIKATOR INDEKS INDIKATOR INDEKS PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAANKETENAGAKERJAAN
(Kepmenakertrans Nomor : 457 Tahun 2012)(Kepmenakertrans Nomor : 457 Tahun 2012) a. Perencanaan tenaga kerja
b. Penduduk dan tenaga kerja
c. Kesempatan kerjad. Pelatihan dan kompetensi
kerjae. Produktivitas tenaga kerja f. Hubungan industrialg. Kondisi lingkungan kerjah. Pengupahan dan
kesejahteraan pekerjai. Jaminan sosial tenaga
kerja
Indikator utama indeks pembangunan
ketenagakerjaan :
9
Hubungan industrial
Pengupahan dan kesejahteraan pekerja
Jaminan sosial tenaga kerja
1. PP yang disahkan2. PKB yang didaftarkan3. LKS Bipartit di perusahaan4. Jumlah perselisihan
hubungan industrial
Besaran upah minimum terhadap kebutuhan hidup
layak (KHL)
1. Perusahaan yang menjadi anggota Jamsostek
2. Pekerja/buruh yang menjadi anggota Jamsostek
INDIKATOR UTAMA
SUB INDIKATOR
7 AZAS HUBUNGAN INDUSTRIAL
1.Azas Manfaat2.Azas Usaha Bersama dan Kekeluargaan3.Azas Demokrasi4.Azas Adil dan Merata5.Azas Perikehidupan Dalam Keseimbangan6.Azas Kesadaran Hukum7.Azas Kepercayaan pada diri sendiri
7 AZAS HUBUNGAN INDUSTRIAL
1.Azas Manfaat2.Azas Usaha Bersama dan Kekeluargaan3.Azas Demokrasi4.Azas Adil dan Merata5.Azas Perikehidupan Dalam Keseimbangan6.Azas Kesadaran Hukum7.Azas Kepercayaan pada diri sendiri
1. Azas kekeluargaan dan gotong royong.
2. Azas musyawah untuk mufakat.
1. Azas kekeluargaan dan gotong royong.
2. Azas musyawah untuk mufakat.
Sikap SosialSikap MentalSikap Sosial
Sikap Mental
PRINSIP HUBUNGAN INDUSTRIAL DI INDONESIAPRINSIP HUBUNGAN INDUSTRIAL DI INDONESIA
11
LANDASAN IDIIL,
LANDASAN KONSTITUSIONAL
Hubungan antara Pekerja/SP dengan Pengusaha adalah saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak saling meniadakan
MERASAIKUT
MEMILIKI
MERASAIKUT
MEMILIKI
IKUT MEMELIHARA DAN
MEMPERTAHANKAN
IKUT MEMELIHARA DAN
MEMPERTAHANKAN
IKUT MAWAS DIRI
IKUT MAWAS DIRI
PEKERJA
12
SIKAP MENTAL TRIDHARMA HI INDONESIASIKAP MENTAL TRIDHARMA HI INDONESIA
PENGUSAHA
Menghargai harkat dan martabat pekerja seutuhnya
PEMERINTAH
berperan sebagai pengayom, pembimbing, pelindung, dan pendamai semua pihak dalam masyarakat pada umumnya dan
pihak yang terkait dalam proses produksi khususnya.
SP/S
B
ORG
PENGUSAHA
LKS
BIPARTIT
PPPKB
PER-UU
LEMBAGA
PPHI
LKS
TRIPARTIT
DASAR HUKUM
UU. NO. 13/2003PASAL 1038 SARANA
DASAR HUKUM
UU. NO. 13/2003PASAL 1038 SARANA
MASALAH KHUSUS- PENGUPAHAN - KESEJAHTERAAN DAN JAMINAN SOSIAL - MOGOK KERJA DAN PENUTUPAN PERUSAHAAN- PHK
MASALAH KHUSUS- PENGUPAHAN - KESEJAHTERAAN DAN JAMINAN SOSIAL - MOGOK KERJA DAN PENUTUPAN PERUSAHAAN- PHK
13
SARANA HUBUNGAN INDUSTRIALSARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL
I . Hubungan Indsutrial Perundingan PKB yang berlarut-larut,
dikarenakan :a. Keinginan SP/SB yang tidak sesuai kemampuan
perusahaan;b. Pihak Manajemen yang tidak mempercayai
SP/SB;c. Penentuan Tim Perunding pembuatan PKB yang
berlarut-larut. Penetapan SP/SB yang berhak melakukan
perundingan PKB;
15
Belum seluruh Perusahaan menetapkan Peraturan Perusahaan;
Banyak Perusahaan yang belum membentuk LKS Bipartit;
Timbulnya mogok kerja dan penutupan perusahaan yang tidak sesuai ketentuan;
Adanya tuntutan terhadap Mediator HI (seperti : waktu penyelesaian, anjuran, sikap Mediator HI);
Kurangnya jumlah Mediator HI.
16
I I . Pengupahan dan kesejahteraan pekerja/buruh
Tuntutan terhadap tambahan Komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL);
Tuntutan kenaikan upah minimum, dilakukan di luar mekanisme penetapan upah minimum;
Adanya gugatan terhadap penetapan upah minimum.
17
I I I . Jaminan Sosial Tenaga KerjaProgram jamsostek belum terlaksana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku :
Program jaminan sosial belum terlaksana secara optimal karena masih banyak perusahaan yang wajib belum daftar (PWBD) dan masih banyak perusahaan yang daftar sebagian (PDS program, upah dan tenaga kerja);
Cakupan kepesertaan program jamsos belum maksimal, karena masyarakat masih menganggap jaminan sosial bukan sebagai investasi SDM tetapi sebagai labour cost;
Pelayanan dan manfaat BPJS Kesehatan lebih rendah dibandingkan dengan Program jaminan kesehatan (PT. Jamsostek) maupun pelayanan kesehatan yang dilakukan langsung oleh perusahaan;
19
Membangun komitmen dengan persepsi intepretasi, sikap dan tanggung jawab bersama untuk menjadikan hubungan industrial sebagai hal yang strategis dan signifikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan, kemajuan usaha, perbaikan ekonomi yang secara tidak langsung dapat memperluas kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran serta mengatasi kemiskinan
Melaksanakan semua ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hubungan kerja secara sadar, konsisten dan konsekuen
21
Membentuk dan mengoptimalkan peran dan fungsi sarana-sarana hubungan industrial
Melaksanakan sosial dialog yang efektif di perusahaan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi dan nasional sebagai strategi penyelesaian kasus hubungan industrial dan menetapkan langkah meningkatkan ketahanan dan kemajuan perusahaan
Meningkatkan pemahaman hubungan industrial bagi pelaku hubungan industrial sebagai bagian dari kegiatan pemasyarakatan hubungan industrial yang mendukung pembanguan nasional secara terus menerus.
22
Meningkatkan kapasitas Mediator Hubungan Industrial melalui pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Mempercepat proses pengesahan Peraturan Perusahaan (semula 7 hari kerja menjadi 5 hari kerja sejak permohonan dinyatakan lengkap) dan mempercepat proses Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (semula 6 hari kerja menjadi 4 hari kerja sejak permohonan dinyatakan lengkap)
E_PHI Sistem :a.Pendataan pencatatan SP/SB;b.Pelayanan PP dan PKB melalui sistem IT;c.Pelayanan Sistem Pengaduan Perselisihan HI;d.Portal Dewan Pengupahan;e.Kios Data Ditjen PHI dan Jamsos.
23
Memberdayakan pegawai teknis HI untuk melakukan penyuluhan/sosialisasi kepada perusahaan dan pekerja/buruh;
Mengurangi turn over pegawai Mediator HI :
a.Meningkatkan besarnya tunjangan jabatan pegawai mediator HI
b.Meningkatkan Pangkat Tertinggi dan Usia Pensiun menjadi 60 tahun
VII. CAPAIAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP INDEKS
PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
24
DATA KUMULATIF PERATURAN PERUSAHAAN (PP) DATA KUMULATIF PERATURAN PERUSAHAAN (PP)
40.000
50.000
60.000
2013
2014
51.895 56.629
DATA KUMULATIF PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)
11.800
12.000
12.200
12.400
12.600
20132014
12.113
12.571
↑ : 9,12 %
↑ : 3,78 %
25
DATA MOGOK/UNJUK RASADATA MOGOK/UNJUK RASA
0
500
2013
2014
239
144
27
DATA KASUS PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
0
2.000
4.000
20132014
2.915
1.363
↓: 39,74 %
↓: 53,24 %
PERKEMBANGAN RATA-RATA NASIONAL UMP, KHL & RASIO UMP TERHADAP KHL
PERKEMBANGAN RATA-RATA NASIONAL UMP, KHL & RASIO UMP TERHADAP KHL
(↑ : 16,90 %)
28
(↑ : 12,80 %)
(↑ : 3,60 %)
DATA KUMULATIF KEPESERTAAN JAMSOSTEK TKLHKDATA KUMULATIF KEPESERTAAN JAMSOSTEK TKLHK
1.000.000
1.500.000
20132014
1.296.2161.142.161
29
DATA KUMULATIF PESERTA AKTIF DALAM PROGRAM JAMSOSTEK TKDHK
DATA KUMULATIF PESERTA AKTIF DALAM PROGRAM JAMSOSTEK TKDHK
Ket : 2014 (Per Sept) -> JPK beralih ke BPJS Kesehatan, sehingga tidak dilanjutkan
11.963.411
12.807.727
11.400.000
11.600.000
11.800.000
12.000.000
12.200.000
12.400.000
12.600.000
12.800.000
13.000.000
2013 2014
↓: 11,88 %
↑: 7,05 %