158
STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM MEMPERBAIKI CITRA PUBLIK MELALUI MEDIA MASSA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: FITRI SILVIAH NIM: 1110051000128 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H. / 2014 M.  

STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM

MEMPERBAIKI CITRA PUBLIK MELALUI MEDIA MASSA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

FITRI SILVIAH

NIM: 1110051000128

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H. / 2014 M.

 

Page 2: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM

MEMPERBAIKI CITRA PUBLIK MELALUI MEDIA MASSA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Fitri Silviah NIM: 1110051000128

Pembimbing,

Rachmat Baihaky, MA NIP:

19761129 2009 121 001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H. / 2014 M.

 

Page 3: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

 

Page 4: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2014

Fitri Silviah

ii

 

Page 5: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

ABSTRAK

Nama : Fitri Silviah

NIM : 1110051000128

Judul : Strategi Humas Front Pembela Islam (FPI) dalam Memperbaiki

Citra Publik melalui Media Massa

Pemberitaan negatif yang disajikan media dapat membentuk citra negatif

dalam masyarakat, salah satu organisasi yang mendapat citra negatif adalah Front

Pembela Islam (FPI) terkait dengan pemberitaan kekerasan. Maka, pentingnya

melaksanakan strategi untuk membina hubungan baik dan menciptakan citra

positif yang menjadi tugas besar bagi salah satu divisi yaitu divisi humas.

Dengan demikian, apa yang dimaksud dengan strategi? Bagaimana strategi

yang dilaksanakan oleh humas FPI? Apakah terdapat strategi dalam memperbaiki

citra FPI yang negatif?

Strategi merupakan faktor penting dalam melancarkan suatu program yang

akan dijalankan dan memberikan fokus terhadap usaha yang dilakukan untuk

mencapai tujuan. Strategi juga merupakan prinsip yang menggerakkan dari titik

berada saat ini kearah yang diinginkan.

Menurut Onong Udjana Effendi mengemukakan strategi pada hakikatnya

adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai

suatu tujuan.

Berikut ini merupakan cara menyuguhkan data dengan cara Deskriptif

analitik, dimana terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai pembahasan baru

kemudian dianalisa.

Strategi yang dilaksanakan oleh humas Front Pembela Islam (FPI) adalah

mengkomunikasikan segala program dan kegiatan FPI baik dengan internal mau

pun eksternal, akan tetapi strategi yang dilakukan oleh FPI dalam melaksanakan

kegiatan dan mencapai tujuan belum terstruktur dengan baik. Belum tersusunnya

tahapan-tahapan yang ingin dilaksanakan dalam melakukan strategi, terutama

dalam perumusan strategi. Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

ingin dilaksanakan dan dicapai dengan menggunakan strategi yang diterapkan.

Pentingnya FPI memiliki strategi yang terstruktur yang dijalankan oleh humas

untuk memperbaiki citra FPI yang negatif menjadi citra positif. Dengan adanya

citra yang positif dalam FPI diharapkan dapat memajukan organisasi dan

menentukan keberhasilan yang dicapai organisasi dalam masyarakat. Maka perlu

dilakukan upaya untuk mengubah citra yang ada dalam masyarakat menjadi

positif dengan adanya kegiatan dan sasaran dalam menciptakan citra yang positif.

Dalam organisasi FPI belum terdapat upaya atau strategi yang dilaksanakan dalam

memperbaiki citra negatif menjadi positif dalam masyarakat, karena citra yang

ada dalam masyarakat dibentuk oleh media-media yang memberikan pemberitaan

mengenai FPI.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilaksanakan

dalam organisasi FPI belum terstruktur atau terorganisir dengan baik, terutama

belum adanya strategi yang dilaksanakan dalam memperbaiki citra FPI yang

negatif menjadi citra positif dalam masyarakat.

iii

 

Page 6: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, kemudahan,

dan kelancaran dalam proses pengerjaan karya sederhana ini hingga selesai.

Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW,

kepada keluarganya, para sahabatnya, serta kita umatnya hingga akhir zaman.

Skripsi dengan judul ―Strategi Humas Front Pembela Islam (FPI) dalam

Memperbaiki Citra Publik melalui Media Massa‖ ini disusun guna memenuhi

sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I) di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga

karya ini menjadi salah satu bentuk pembelajaran.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah

memberi dukungan, baik berupa moril mau pun materil. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan setulusnya

kepada:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, M.A,

Dr. Suprapto, M.Ed, Ph.D. selaku Wadek I bidang akademik, Drs.

Jumroni, M.Si, selaku Wadek II bidang administrasi umum, dan Drs. H.

Sunandar, MA, selaku Wadek III bidang kemahasiswaan.

iv

 

Page 7: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

3. Bapak Rachmat Baihaky, MA selaku ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam sekaligus selaku dosen pembimbing dalam penelitian ini

yang senantiasa bersabar serta meluangkan waktunya untuk membimbing

segala kesulitan yang dihadapi peneliti. Kemudian, Ibu Fita

Fathurokhmah, M.Si selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama

menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga

peneliti dapat mengamalkan ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan.

5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah membantu peneliti dalam urusan administrasi selama perkuliahan

dan penelitian skripsi ini.

6. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur

sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Organisasi Front Pembela Islam (FPI) yang dengan berbaik hati telah

mengizinkan untuk melakukan penelitian terkait skripsi. Terutama kepada

Bapak Syahroji selaku sekretaris FPI atas masukannya, Bapak Jafar Sidiq

selaku sekretaris umum FPI, dan juga Bapak H. Supriono selaku humas

FPI yang bersedia meluangkan waktu kepada peneliti untuk diwawancara

berkaitan dengan skripsi peneliti.

v

 

Page 8: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

8. Hadiah spesial dan berharga untuk ayahanda tercinta Drs. KH. Nadjmudin

(Alm), Ibunda Hj. Siti Maesaroh yang dengan cinta kasih sayangnya selalu

mendukung dan memberi doa hingga linangan air mata, serta sebagai

tempat berbagi suka mau pun duka selama perkuliahan. Dukungan secara

moril mau pun materil dalam pengerjaan skripsi ini yang begitu besar dan

tak pernah putus juga menjadi semangat terkuat bagi peneliti agar terus

berjuang dalam mewujudkan cita-cita.

9. Kakak-kakak tersayang Dudi Suryadi SA.g, Enday Hendarmin, Intan

Maria Ulfah, Ayi Nurmilah, dan Fitriana Daniel yang telah memberikan

dukungan selama perkuliahan dan semangat untuk penyelesaian skripsi

ini. Kemudian keponakan tercantik Eva Fauziah yang sudah berkenan

meminjamkan PC selama mengerjakan skripsi ini.

10. Adam Noor tercinta dan tersayang sebagai penyemangat yang selalu setia

meluangkan waktu untuk mendampingi dalam melaksanakan bimbingan

dan penelitian, menemani suka mau pun duka peneliti selama penyelesaian

skripsi ini.

11. Teman seperjuangan satu bimbingan skripsi Pambayun Menur Seta yang

senantiasa saling men-support dan bersusah payah bersama melawan

waktu, tenaga dan fikiran untuk menyelesaikan penelitian ini dan

berwisuda bersama.

12. Sahabat terbaik penulis Siti Muthia Indah Safitri, Siti Durrotunnasihah,

dan Ade Lhita yang selama ini telah mendukung, memberikan semangat

dan menemani dalam melaksanakan wawancara skripsi ini.

vi

 

Page 9: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

13. Sahabat-sahabat selama melaksanakan perkuliahan Itha Basitha Firman,

Izzatunnisa, Yusrina Rahma Dewi, Nurul Fazriah, Pita Elda Juliana,

Annisa Daud, dan lainnya yang tidak cukup peniliti tulis satu persatu

menjadi tempat berbagi suka dan duka peneliti. Semoga kesuksesan dapat

kita genggam bersama di masa mendatang.

14. Teman-teman kelas KPI D angkatan 2010 dan teman-teman di jurusan lain

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 atas

kekompakannya dalam menghabiskan waktu bersama yang hampir empat

tahun masa perkuliahan.

15. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti

ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan

adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala

kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Amin.

Akhir kata, penelitian skripsi ini tentunya masih jauh dari sempurna,

namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan

segenap keluarga besar civitas akademika Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

Jakarta, Juli 2014

Fitri Silviah

vii

 

Page 10: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 8

1. Pembatasan Masalah..................................................... 8

2. Perumusan Masalah ...................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 8

1. Tujuan Penelitian .......................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ........................................................ 9

D. Metodologi Penelitian.......................................................... 9

1. Metode Penelitian ......................................................... 9

2. Tempat dan Waktu Penelitian....................................... 10

3. Subjek dan Objek Penelitian......................................... 10

4. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 10

5. Teknik Analisis Data .................................................... 11

E. Tinjauan Pustaka.................................................................. 12

F. Sistematika Penulisan .......................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 15

A. Strategi ................................................................................. 15

1. Pengertian Strategi ........................................................ 15

2. Tahapan Strategi ........................................................... 17

B. Humas .................................................................................. 20

1. Pengertian Humas ......................................................... 20

2. Macam-macam Humas ................................................. 24

viii

 

Page 11: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

3. Strategi Humas.............................................................. 28

4. Peranan Humas ............................................................. 30

5. Komponen Pembentuk Strategi Humas ........................ 35

6. Tahapan-tahapan dalam Kegiatan Humas .................... 37

C. Organisasi Masyarakat......................................................... 45

1. Pengertian Organisasi Masyarakat (Ormas) ................. 45

D. Citra ..................................................................................... 46

1. Teori Citra..................................................................... 46

2. Jenis-jenis Citra ............................................................ 48

BAB III GAMBARAN UMUM ORGANISASI MASYARAKAT

(ORMAS) DAN FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) .............

54

A. Organisasi Masyarakat (Ormas) .......................................... 54

1. Perkembangan Ormas di Indonesia .............................. 54

2. Ormas-ormas di Indonesia ............................................ 67

B. Front Pembela Islam (FPI)................................................... 72

1. Sejarah Singkat Front Pembela Islam (FPI) ................. 72

2. Pendiri-pendiri Front Pembela Islam (FPI) .................. 77

BAB IV ANALISIS HASIL TEMUAN

A. Strategi Humas Front Pembela Islam (FPI) dalam Memperbaiki

Citra Publik melalui Media Massa ...................................... 78

1. Pelaksanaan Strategi ..................................................... 78

2. Evaluasi Strategi ........................................................... 87

B. Peran dan Fungsi Humas Front Pembela Islam (FPI) dalam

Memperbaiki Citra Publik Melalui Media Massa ............... 90

1. Peran dan Fungsi Humas Front Pembela Islam (FPI) .. 91

2. Kegiatan Humas Front Pembela Islam (FPI)................ 97

C. Citra dalam Organisasi Front Pembela Islam (FPI)............. 109

1. Strategi dalam Memperbaiki Citra Front Pembela Islam

(FPI) .............................................................................. 111

2. Kegiatan dan Sasaran dalam Menciptakan Citra Positif 119

ix

 

Page 12: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 127

B. Saran ................................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

 

Page 13: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyaknya media yang berkembang dewasa ini menandakan bahwa

media memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Media menjadi

sumber informasi yang dapat membentuk opini publik dan menyampaikan

berbagai informasi kepada masyarakat.

Informasi yang disajikan oleh media berupa berita, baik berita yang

disampaikan melalui media cetak ataupun elektronik sangat berpengaruh besar

terhadap masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ―berita adalah

cerita atau keterangan mengenai peristiwa yang hangat kabar‖.1

Berita aktual tentang sebuah peristiwa yang dikonsumsi masyarakat,

tidak terlepas dari konstruksi pemberitaan media yang menyebabkan

masyarakat percaya pada pemberitaan yang disajikan.

Berita yang disajikan oleh media tidak hanya berita yang positif saja

tetapi juga meliputi berita yang negatif yang juga menjadi minat masyarakat

seperti antara lain adalah berita kekerasan yang beredar di tengah masyarakat.

Selain itu, berita-berita yang memiliki kesan negatif seringkali dikaitkan

dengan kelompok atau organisasi tertentu, salah satu organisasi

kemasyarakatan yang sering mendapatkan citra negatif dari pemberitaan

media di Indonesia adalah FPI (Front Pembela Islam).

140.

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet ke 4, hlm.

1

 

Page 14: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

2

Pada era Orde Baru pemerintah bersikap tegas terhadap gerakan Islam

radikal fundamentalis atau biasa juga disebut Islam garis keras. Setiap muncul

benih gerakan Islam radikal, sekecil apa pun ia akan segera ditumpas oleh

negara. Hal ini terjadi karena pemerintah tidak mau mengambil resiko atas

munculnya gerakan islam radikal yang dapat mengancam keutuhan bangsa

dan negara.

Di era reformasi, gerakan kelompok Islam radikal mulai mendapat

peluang untuk bergerak. Suasana politik yang makin terbuka dan kontrol

aparat negara yang kian lemah membuat kelompok ini semakin leluasa dalam

menyuarakan aspirasi dan mengekspresikan gerakannya.

Setelah tumbangnya rezim otoriter Orde Baru dan lahirnya era

reformasi, masyarakat dikejutkan dengan munculnya banyak kelompok Islam

radikal fundamentalis di negeri ini. Keterkejutan ini bukannya tanpa alasan.

Sebab, secara sosioantroplogis, gerakan Islam radikal fundamentalis tidak

memiliki basis sosial yang kuat di negeri ini; dalam arti bahwa masyarakat

Indonesia tidak mengenal tradisi radikal dalam beragama. Oleh karena itu,

munculnya FPI (Front Pembela Islam), yang sering disebut sebagai bagian

atau bahkan merupakan salah satu dari gerakan Islam radikal fundamentalis

yang muncul pada era reformasi, menarik perhatian dan sekaligus megagetkan

banyak pihak.2

Banyak pihak menganggap organisasi kemasyarakatan FPI sebagai

organisasi Islam garis keras dan tak terlepas dari aksi-aksinya yang sempat

2 Al-Zastrouw Ngatawi, Gerakan Islam Simbolik: Politik Kepentingan FPI, (Yogyakarta:

LkiS Pelangi Aksara, 2006), cet ke 1, hlm. 5.

 

Page 15: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

3

meghebohkan. Tidak terkecuali media cetak ataupun media elektronik banyak

memberitakan tentang aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh FPI.

Tuntutan aksi-aksi FPI terutama aksi kekerasan yang dilakukan oleh

FPI tidak hanya pertama dilakukan oleh masyarakat. Banyak masyarakat

merasa resah dengan keberadaan organisasi FPI yang dinilai anarikis. Selain

tuntutan masyarakat mengenai aksi-aksi kekerasan, tuntutan untuk

membubarkan organisasi FPI bukan sekedar wacana saja.

Dinamika yang terjadi pada isu maupun wacana pembubaran

organisasi FPI semakin kencang ketika masyarakat merasa geram dengan

aksi-aksi anarkis yang dilakukan oleh FPI. Tuntutan pembubaran yang terjadi

bukan hanya satu kali dalam sejarah FPI, tuntutan kerap dilakukan sejak

pertama organisasi FPI berdiri dengan dasar perjuangan menegakkan amar

maruf nahi munkar. FPI melakukan banyak aksi-aksi merazia tempat

perjudian, miras, narkoba, hiburan malam, maupunsweeping.3

Selain tuntutan

karena keanarkisan yang dilakukan FPI, terdapat korban masyarakat yang

tidak bersalah. Masyarakat yang menjadi korban ataupun yang mengecam

keanarkisan FPI melakukan tuntutan untuk membubarkan organisasi FPI.

Masyarakat menuntut pemerintah untuk segera membubarkan organisasi FPI

yang dinilai sebagai organisasi yang melanggar hukum dan mengganggu

keamanan masyarakat karena aksi-aksi kekerasan atau keanarkisan yang

dilakukan organisasi.

3 Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, Dialog FPI Amar Maruf Nahi Munkar,

(Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), cet ke 2, hlm. 12.

 

Page 16: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

4

Terkait dengan tuntutan pembubaran dan penolakan masyarakat

terhadap FPI, pemerintah mengambil langkah yaitu Kementerian Dalam

Negeri sebagai pembina ormas melakukan teguran kepada FPI. Menteri

Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengeluarkan teguran terkait dengan aksi

kekerasan yang dilakukan oleh FPI dan Kementerian Dalam Negeri berhak

menjatuhkan sanksi atas ormas yang dinilai melakukan kekerasan.

Selanjutnya, Mendagri sudah menerbitkan teguran kedua untuk FPI atas kasus

pengrusakan kantor Kemendagri.4

Setelah melakukan teguran kepada FPI, langkah selanjutnya yang akan

diambil adalah tindakan pembekuan yang sesuai dengan UU 8 Tahun 1985

tentang Ormas yang menjelaskan tahap-tahap untuk mengambil keputusan

pembubaran. Ketentuan dalam UU ormas, jika suatu ormas mengambil

tindakan yang menganggu keamanan dan ketertiban maka pemerintah

melakukan teguran, kemudian teguran kedua, tindakan pembekuan dan baru

dilakukan pembubaran ormas. Ketentutan tersebut ditinjau dari segi

organisasi, tetapi apabila melakukan tindak pidana akan diproses menurut

hukum dan bisa diberikan sanksi pidana.5

Tindakan kekerasan dan anarkistis FPI dalam setiap aksinya akan terus

diwarnai tuntutan masyarakat, karena celah besar yang membuat kekerasan

yang dilakukan FPI semakin merajalela adalah Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Aturan yang

4 M.topix.com/forum/world/malaysia/TVBUR7185VVo5BH1A (Diakses pada Tanggal 18

Maret 2014) 5

M.log.viva.co.id/news/read/288424-mendagri—fpi-sudah-kena-teguran-kedua (Diakses pada Tanggal 18 Maret 2014)

 

Page 17: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

5

disusun tentang pendirian ormas di Indonesia ini memiliki beberapa

kelemahan. UU tersebut tidak secara spesifik menjelaskan batasan-batasan

sebuah ormas dalam melakukan kegiatannya. Bahkan Menteri Hukum dan

HAM melontarkan pesimisme bahwa FPI tidak bisa dibubarkan karena bukan

organisasi berbadan hukum.6

Tuntutan pembubaran FPI mengingatkan kepada sejarah Soekarno

tatkala salah satu organisasi Islam Masyumi dituduh terlibat dalam PRRI,

Masyumi kemudian dibubarkan.7

Dalam hal ini tuntutan dan teguran

pembubaran FPI sering ditanggapi santai baik oleh Habib Rizieq sendiri

sebagai ketua umum DPP FPI ataupun pengurus lain yang menegaskan jika

FPI dibubarkan, mereka akan membentuk ormas baru dengan nama yang lain,

dengan singkatan yang sama, pengurus yang sama, gerakan yang sama dan

wajah yang sama pula, dengan alasan UU tidak melarang. Inilah celah kedua

yang dimiliki UU Ormas tersebut.8

Pemberitaan yang negatif khususnya pemberitaan kekerasan FPI akan

menjadikan citra negatif pula terhadap organisasi. Oleh karena itu, berbagai

upaya dilakukan untuk meciptakan citra positif atau memperbaiki citra sebuah

organisasi. Citra yang baik merupakan suatu prestasi yang ingin dicapai dari

organisasi. Salah satu upaya memperbaiki citra di dalam organisasi FPI yaitu

6 http://www.dw.de/tuntutan-pembubaran-fpi-semakin-besar/a-3380672 (Diakses pada

Tanggal 25 Maret 2014) 7 www.fpi.or.id (Diakses pada Tanggal 25 Maret 2014) 8

Andri Rosadi, Hitam Putih FPI (Front Pembela Islam) Mengungkap Rahasia-Rahasia

Mencengangkan Ormas Keagamaan Paling Kontroversial, (Jakarta: Nun Publisher, 2008), cet ke

1.

 

Page 18: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

6

mengenai pemberitaan kekerasan yang menjadi tugas besar bagi salah satu

struktur FPI dalam hal ini yaitu divisi humas.

Bagaimana humas menciptakan image yang baik tentang organisasinya

dan tugas yang dilakukan untuk membangun image yang baik, merupakan

suatu tugas dari divisi humas. Menurut Frank Jefkins dalam bukunya “Public

Relation”citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai

dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personel,

produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.9

Seiring dengan perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap

bentuk-bentuk media massa baik media cetak maupun elektronik memberikan

pengaruh yang berarti bagi organisasi. Pemberitaan yang baik di media akan

memberikan pencitraan yang baik pula bagi organisasi, meningkatkan

kepercayaan publik pada sebuah organisasi merupakan tugas humas. Ketika

suatu organisasi besar melakukan kegiatan maka akan selalu membutuhkan

arus informasi yang benar tentang operasional mau pun sikap dari para

anggotanya maka tugas dari humas yang menjelaskan kejadian dan

meluruskan opini publik terhadap organisasi tersebut, dalam hal ini yaitu FPI.

Dalam peristiwa dan kejadian di tempat yang berbeda dengan

permasalahan yang lebih berat sehingga sebagai pimpinan FPI turun tangan

langsung menjadi humas agar legitimasi organisasi ini lebih nampak bisa

mewakili semua para anggotanya.

9Frank Jefkins, Public Relations: Contemporary issues and techniques,

(Burlington:Elsevier Butterworth-Heinemann, 2004),hlm. 354.

 

Page 19: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

7

Humas atau public relations (PR) adalah fungsi manajemen yang

membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan

bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi

kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.10

Manajemen pengorganisasian tersebut juga dilakukan di FPI (Front

Pembela Islam), yang merupakan salah satu organisasi Islam di Indonesia.

Dimana dalam hal ini FPI membuat divisi humas. Karena menyadari betapa

pentingnya membangun relasi dan menjalin hubungan baik dengan pihak

internal mau pun dengan pihak eksternal organisasi melalui humas. Dengan

adanya humas diharapkan dapat terjalinnya hubungan baik antara organisasi

dengan publik internal mau pun publik eksternal, sehingga tujuan yang ingin

dicapai dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi atau

publiknya, terutama dalam membangun citra yang baik bagi organisasi. Hal

ini juga dilakukan berkaitan dengan banyaknya pemberitaan kekerasan yang

melibatkan organisasi kemasyarakatan FPI (Front Pembela Islam). Berita

kekerasan tersebut menjadi tugas besar bagi salah satu divisi yaitu divisi

humas.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang strategi humas yang dilakukan organisasi FPI

(Front Pembela Islam) dalam memperbaiki citra organisasi. Oleh karena itu

peneliti memberi judul “Strategi Humas Front Pembela Islam (FPI) dalam

Memperbaiki Citra Publik melalui Media Massa”.

10 Scot M. Cutlip, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007), cet ke 2, hlm. 6.

 

Page 20: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Memperbaiki dan mempertahankan citra positif merupakan hal

yang tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Sebab, citra dapat menjadi

tolak ukur bagi keberhasilan sebuah organisasi, ketika organisasi memiliki

citra yang baik, maka baik pula bagi keberhasilan organisasi. Terutama

dalam memperbaiki citra di organisasi FPI (Front Pembela Islam). Agar

pembahasan ini terfokus pada satu permasalahan maka peneliti membatasi

penelitian ini pada strategi yang digunakan oleh humas FPI dalam

memperbaiki citra FPI.

2. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas menyangkut upaya memperbaiki citra yang

harus dibangun dan dipertahankan organisasi, maka dengan ini peneliti

merumuskan masalah ini sebagai berikut :

Bagaimana strategi humas FPI dalam memperbaiki citra FPI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka ada beberapa tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Akademis

Untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kehumasan

kepada mahasiswa.

 

Page 21: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

9

b. Tujuan Praktis

Untuk mengetahui bagaimana humas FPI melakukan strategi dan

mengetahui strategi apa saja yang dilakukan oleh humas.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu

komunikasi khususnya pada kajian humas.

b. Manfaat Praktis

Dapat menjadi suatu masukkan pada mahasiswa dalam bidang

komunikasi, serta dapat digunakan oleh praktisi di bidang humas pada

umumnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Artinya

data yang digunakan merupakan data kualitatif (data yang tidak terdiri atas

angka-angka). Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan deskriptif

kualitatif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

yang tepat.11

Peneliti berharap mendapatkan data penelitian tentang fakta

yang terjadi dengan menganalisa dan mendapatkan gambaran yang jelas

mengenai strategi komunikasi yang dilakukan humas FPI dalam

memperbaiki citra FPI.

11

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 36.

 

Page 22: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

10

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Kantor pusat FPI yang berlokasi di

Jalan Petamburan 3 No.17, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sedangkan waktu

penelitian dimulai pada bulan januari sampai dengan juni 2014.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah humas

FPI sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah strategi yang

dilakukan oleh humas FPI dalam memperbaiki citra publik.

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen

terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisis data adalah

dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi partisipasi,

serta dokumentasi.12

a. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

melakukan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai.13

Atau dalam arti lain suatu percakapan yang dilakukan

oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (interviewe) yang memberi

12 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu

Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), cet ke 4, hlm. 107. 13

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu

Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), cet ke 4, hlm. 109.

 

Page 23: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

11

jawaban atas pertanyaan yang diajukan.14

Dalam hal ini subyek yang

akan diwawancara adalah kepala divisi humas FPI (Front Pembela

Islam).

b. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

peneliti untuk mengamati atau mencatat suatu peristiwa dengan

penyaksian langsungnya, dan biasanya peneliti dapat sebagai

partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu

obyek yang ditelitinya.15

Teknik observasi dalam penelitian ini dengan

melakukan kunjungan dan mengamati dan terjun langsung ke lapangan

pada obyek yang diteliti, yaitu FPI (Front Pembela Islam).

Mengumpulkan data, mencatat semua yang berkaitan dengan obyek

penelitian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat

atau mencatat sesuatu laporan yang sudah tersedia. Metode ini

dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti:

monografi, catatan-catatan serta buku-buku yang ada.16

5. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milahnya

14

Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),

hlm.135 15

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002). Cet. Ke-1, hlm.24 16

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta:Teras, 2009), hlm. 66.

 

Page 24: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

12

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikanya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,

dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.17

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian ini peneliti melakukan pengecekan di

perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti

menemukan ada beberapa skripsi yang membahas tentang humas atau public

relations.

Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi atau

konten permasalahan yang peneliti teliti. Oleh karena itu, untuk menghindari

dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengikuti karya orang lain, maka

peneliti mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang

dibahas pada skripsi sebelumnya dengan judul masalah yang akan diteliti.

Skripsi sebelumnya yang membahas tentang humas atau public relations

peneliti uraikan sebagai berikut.

Skripsi yang pertama dengan judul “Strategi Komunikasi Public

Relations Radio Gen Fm Pada Minat Pemasang Iklan”. Dalam skripsi

tersebut penulis menjelaskan bahwa strategi yang digunakan public relations

Radio Gen FM dalam membangun citra perusahaan sehingga menarik minat

pemasang iklan dan mengetahui strategi yang efektif dilakukan. Dan juga

186.

17 Meleong, Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.

 

Page 25: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

13

skripsi yang berjudul “Peran External Public Relations PT. Republika

Penerbit Dalam Membangun Citra Perusahaan”. Kesamaan metode yang

digunakan yaitu peran humas atau public relations dan memperbaiki citra.

Tetapi tentu saja terdapat perbedaan dengan skripsi penulis, yaitu dari segi

kasus yang diteliti dan sarana yang menjadi objek penelitiannya. Penulis

melakukan penelitian tentang peran dan strategi humas atau public relations

dalam memperbaiki citra publik.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, untuk memudahkan dalam sistematika

isi pembahasan penelitian, penulis mencoba merincikan beberapa hal yang

dianggap penting dalam mengolah dan menyusun skripsi ini. Penulis

meletakkan beberapa hal penting penelitian ke dalam empat bab terpisah yang

keseluruhannya saling berhubungan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan memaparkan tentang latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai metode

penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian,

teknik pengumpulan data yang berupa wawancara, observasi,

dokumentasi, serta teknik analisis data. Kemudian tinjauan pustaka,

dan sistematika penulisan.

 

Page 26: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

14

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini akan menjelaskan tentang pengertian strategi, tahapan strategi.

Kemudian dalam bab ini juga akan menguraikan pengertian humas,

macam-macam humas, strategi humas, peranan humas, komponen

pembentuk strategi humas, dan tahapan-tahapan dalam kegiatan

humas. Serta menjelaskan tentang pengertian organisasi masyarakat

atau ormas, teori citra dan jenis-jenis citra.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini membahas tentang organisasi masyarakat (ormas),

perkembangan ormas di Indonesia, ormas-ormas di Indonesia.

Kemudian sejarah singkat Front Pembela Islam (FPI) dan pendiri-

pendiri FPI.

BAB IV ANALISIS HASIL TEMUAN

Bab ini berisikan tentang Strategi Humas Front Pembela Islam (FPI)

dalam Memperbaiki Citra Publik melalui Media Massa, pelaksanaan

strategi, evaluasi strategi. Kemudian Peran dan Fungsi Humas Front

Pembela Islam (FPI) dalam Memperbaiki Citra Publik melalui Media

Massa, peran dan fungsi humas FPI, kegiatan humas FPI. Serta citra

dalam organisasi FPI, strategi dalam memperbaiki citra FPI, kegiatan

dan sasaran dalam memperbaiki citra positif.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran penulis.

 

Page 27: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ―strategi adalah rencana

yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus‖. Strategi

menjadi bagian terpadu dari suatu rencana dan rencana merupakan produk

dari suatu perencanaan. Perencanaan yang cermat dan matang merupakan

strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau

program kegiatan. Kegiatan yang dilakukan tidak akan tercapai dengan

baik tanpa adanya strategi dan perencanaan yang digunakan. Strategi apa

dan bagaimana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang

diinginkan.18

Menurut JL. Thompson (1995) mendefinisikan strategi sebagai

cara untuk mencapai sebuah hasil akhir, hasil akhir menyangkut tujuan

dan sasaran organisasi. Bannet (1996) menggambarkan strategi sebagai

arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya.

Mintzberg menjelaskan lima kegunaan dari kata strategi yaitu sebuah

rencana (suatu arah tindakan yang diinginkan secara sadar), sebuah cara

(suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau

kompetitor), sebuah pola (dalam suatu rangkaian tindakan), sebuah posisi

(suatu cara menempatkan organisasi dalam sebuah lingkungan), sebuah

18

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet ke 4,

hlm. 1092.

15

 

Page 28: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

16

perspektif (suatu cara yang terintegrasi dalam memandang dunia). Melihat

hubungan antara lima kegunaan Mintzberg selalu menekankan bahwa

penting dalam menggali berbagai perspektif yang berbeda dari sebuah

organisasi dan aktivitasnya yang diberikan oleh tiap-tiap kegunaan.19

Sedangkan menurut Stephen Robbins (1990) mendefinisikan

strategi sebagai penentuan tujuan jangka panjang perusahaan dan

memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang

diperlukan untuk mencapai tujuan. Strategi yang digunakan untuk

mencapai tujuan, baik tujuan jangka panjang mau pun jangka pendek yang

dijalankan suatu organisasi. Dalam menjalankan strategi perlu adanya

tindakan-tindakan yang dilakukan dan sumber-sumber yang menjadi

faktor pendorong dalam mewujudkan tujuan.20

Strategi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program.

Strategi adalah faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun, ide

utama, dan pemikiran dibalik program taktis. Strategi menjadi kunci

penting dalam mencapai tujuan suatu organisasi atau program. Bagaimana

strategi yang dijalankan dengan baik akan berpengaruh besar terhadap

terlaksananya program untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan.

Strategi apa dan bagaimana yang akan ditempuh merupakan bagian dari

salah satu unsur yaitu perencanaan. Strategi menjadi faktor pengkoordinasi

unsur penting lainnya dalam manajamen dan menjadi ide atau pemikiran

utama untuk mewujudkan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicapai oleh

19 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Erlangga: Jakarta, 2006), hlm. 2.

20 Morissan, Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Professional, (Jakarta:

Ramdina Prakasa, 2006), hlm. 134.

 

Page 29: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

17

organisasi diharapkan mampu memberikan keberhasilan terhadap suatu

organisasi.21

Setiap organisasi satu dengan organisasi lainnya memilki

perbedaan dalam pemikiran maupun strategi yang diterapkan. Pembuatan

strategi umumnya menggunakan tiga tingkat, yaitu tingkat korporasi, unit

bisnis, dan tingkat operasional. Strategi antara berbagai tingkat dalam

suatu organisasi harus konsisten agar terciptanya keseimbangan. Oleh

karena itu, peran humas adalah untuk memastikan bahwa konsistensi

diterapkan secara menyeluruh, yang oleh politisi Inggris Peter Mandelson

disebut sebagai on message.22

Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa strategi merupakan

faktor penting dalam melancarkan suatu program yang akan dijalankan

dan memberikan fokus terhadap usaha yang dilakukan untuk mencapai

tujuan. Strategi juga merupakan prinsip yang menggerakkan dari titik

berada saat ini kearah yang diinginkan. Jika strategi yang diterapkan tepat

dan tujuan tercapai dengan baik, maka segalanya akan berjalan lancar dan

sesuai dengan yang diharapkan.

2. Tahapan Strategi

Strategi melakukan berbagai tahapan dalam prosesnya, strategi

melalui tiga tahapan yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan

evaluasi strategi. Penjelasannya sebagai berikut:23

21

Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, (Erlangga:

Jakarta, 2004), hlm. 98-99. 22

Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Erlangga: Jakarta, 2006), hlm. 3. 23

Fred R David, Manajemen Strategi dan Konsep, (Jakarta: Perhelalindo, 2002), hlm. 3.

 

Page 30: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

18

a. Perumusan Strategi

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi

yang akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah

pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal,

menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan

suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif dan memilih

strategi untuk dilaksanakan. Dalam strategi juga ditentukan suatu sikap

untuk memutuskan, memperluas, menghindari, dan melakukan suatu

keputusan dalam proses kegiatan.

Dalam merumuskan strategi dilakukan dengan megembangkan

tujuan-tujuan apa saja yang akan dicapai dan merumuskan strategi

lainnya termasuk mengatasi faktor ekternal dan internal. Selanjutnya

memilih strategi alternatif dan strategi yang akan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan, serta menentukan sikap untuk mengambil keputusan

dalam proses kegiatan.

b. Implementasi Strategi

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah

ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi

yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah

dipilih membutuhkan komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan

strategi, jika tidak maka proses dan analisis strategi hanya akan

menjadi impian yang jauh dari kenyataan.

 

Page 31: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

19

Dalam impelementasi strategi dilakukan dengan melaksanakan

strategi yang ditetapkan dan dipilih dalam perumusan strategi.

Melaksanakan strategi yang telah dirumuskan dengan komitmen dan

kerja sama yang dilakukan untuk mewujudkannya agar sesuai dengan

apa yang diharapkan. Tanpa adanya kerja sama dengan baik untuk

melaksanakan tujuan, tidak akan diperoleh hasil yang maksimal dan

sesuai dengan harapan. Komitmen yang harus dijaga dalam

melaksankan strategi dengan selalu bekerja keras untuk

mewujudkannya, walaupun menghadapi banyak persoalan dan

tantangan. Semua akan terwujud dengan baik jika selalu

mengutamakan dan fokus terhadap strategi dalam melaksankan, karena

faktor yang penting yaitu keberhasilan dalam mencapai tujuan.

c. Evaluasi Strategi

Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi impelentasi strategi.

Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan

kembali oleh suatu organisasi dan untuk memastikan sasaran yang

telah dicapai untuk menetapkan tujuan berikutnya. Ada tiga macam

langkah dasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu meninjau faktor-

faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi, mengukur

prestasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan, dan mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan

bahwa prestasi sesuai dengan rencana.

 

Page 32: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

20

Dalam evaluasi impelementasi strategi dilakukan dengan

mengukur strategi apa saja yang akan dilaksanakan kembali oleh

organisasi dan menentukan sasaran yang telah dicapai untuk

menetapkan tujuan selanjutnya. Oleh karena itu, pencapaian tujuan

merupakan faktor yang sangat penting dalam evaluasi. Dalam evaluasi

strategi perlu diperhatikan faktor eksternal dan internal, faktor apa saja

yang menjadi penghambat dan pendukung dalam melaksanakan

strategi. Mengukur prestasi dengan membadingkan hasil yang

diinginkan atau diharapan dengan hasil yang dicapai. Setelah prestasi

yang dicapai sesuai dengan rencana, kemudian memastikannya dengan

mengembalikan tindakan korektif.

B. Humas

1. Pengertian Humas

Pengertian mengenai humas atau public relations (PR), menurut

para ahli sampai saat ini belum ada satu kesepakatan secara tegas, karena

disebabkan banyaknya definisi humas yang telah dirumuskan oleh para

pakar atau ahli maupun profesional humas, terjadinya perbedaan batasan

pengertian tentang humas, dan sesuatu yang menunjukkan baik secara

teoritis maupun praktisi bahwa kegiatan kehumasan itu bersifat dinamis

dan fleksibel terhadap perkembangan masyarakat yang mengikuti zaman.24

Perkembangan kehumasan saat ini juga didasari oleh semakin

tumbuhnya kesadaran akan pentingnya peran humas dalam masyarakat

24

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 16-17.

 

Page 33: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

21

dan berbagai macam sektor, baik sektor industri dan bisnis, pemerintahan,

sosial, ekonomi dan sektor lain yang membutuhan peran humas dalam

membantu memecahkan berbagai macam persoalan. Kehumasan yang

bersifat dinamis tersebut juga menjadi bagian krusial dalam membatasi

definsi dari para praktisi humas.

Cukup banyak definisi humas yang telah diungkapkan tersebut

saling berbeda, tetapi pada prinsipnya dan pengertiannya adalah sama.

Beberapa definisi humas bisa dijadikan acuan sebagai berikut:

Menurut (British) Institute of Public Relations humas adalah

keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan

berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik

(good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap

khalayaknya. Menurut The Statement of Mexico Praktik PR atau humas

adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai

kecendrungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya,

memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta

menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani

kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya.25

Menurut Frank Jefkins Humas atau public relations (PR) adalah

semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam

maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya

dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan

pada saling pengertian.26

25 Frank Jefkins&Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

hlm. 9-10. 26

Frank Jefkins&Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

hlm. 10.

 

Page 34: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

22

Meskipun ada perbedaan dalam penekanan unsur-unsur pokoknya

dalam setiap definisi humas di atas, yakni baik batasan pengertian humas

yang berasal dari (British) Institute of Public Relations, The Statement of

Mexico, maupun menurut Frank Jefkins, definisi humas banyak

kesamaannya, yaitu unsur-unsur utamanya yang menyangkut fungsi

manajemen, suatu proses yang mencakupi hubungan timbal balik antara

organisasi dan publiknya, analisis dan evaluasi melalui penelitian lapangan

terhadap sikap, opini dan kecenderungan sosial, untuk

mengkomunikasikannya kepada pihak manajemen atau pimpinan,

konseling manajemen agar dapat dipastikan bahwa kebijaksanaan, tata

cara kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dalam konteks

demi kepentingan bersama bagi kedua belah pihak, pelaksanaan atau

menindaklanjuti program aktivitas yang terencana, mengkomunikasikan,

dan mengevaluasi, kemudian perencanaan agar saling pengertian dan

penerimaan dari pihak publiknya (internal dan eksternal) sebagai hasil

akhir dari aktivitas humas. Jadi unsur utama menunjukkan adanya

hubungan kait mengait secara holistik yang merupakan proses

berkesinambungan dalam fungsional humas yang integral dengan

manajemen organisasi, dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran utama

organisasi.27

Menurut Edward L. Bernay humas mempunyai tiga fungsi utama

yaitu memberikan penerangan kepada masyarakat, melakukan persuasi

27

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 19.

 

Page 35: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

23

untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung,

berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan atau

lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.28

Dalam memberikan penerangan yang berupa pemahaman kepada

masyarakat mengenai berbagai macam persoalan yang berkembang, fungsi

humas adalah mengetahui dan menjelaskan informasi agar dapat

disampaikan kepada masyarakat. Setelah informasi dapat diterima oleh

masyarakat, humas memandu masyarakat dalam mengubah sikap dan

perbuatan sehingga mampu mengintegrasikan sikap suatu organisasi sama

dengan dengan sikap masyarakat. Kemudian munculnya komunikasi dua

arah timbal balik antara organisasi dengan masyarakat dan tercapainya

tujuan yang diinginkan.

Menurut Cutlip, Centre, and Canfield berdasarkan ciri khas

kegiatan humas, fungsi humas dapat dirumuskan yaitu menunjang

aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi

melekat pada manajemen organisasi), membina hubungan yang harmonis

antara organisasi dengan pihak publiknya (sebagai khalayak sasarannya),

mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan

masyarakat terhadap organisasi yang diwakilinya, melayani keinginan

publiknya dan memberikan saran kepada pimpinan manajemen untuk

tujuan bersama, serta menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan

28 Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 20.

 

Page 36: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

24

mengatur arus informasi, publikasi dan pesan dari organisasi ke publiknya

atau sebaliknya untuk tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.29

2. Macam-macam Humas

Kajian dan ilmu kehumasan semakin berkembang yang ditandai

dengan semakin banyak permasalahan manajemen yang terselesaikan

dengan pendekatan kehumasan. Pendekatan kehumasan telah memasuki

bermacam-macam sektor. Mulai dari sektor bisnis dan industri, sektor

pemerintahan, sektor sosial, pendidikan, kesehatan, politik, dan

sebagainya. Sektor-sektor tersebut menggunakan humas sebagai bagian

dari manajemen, sehingga munculnya bermacam-macam humas. Akan

dibahas 3 macam humas yakni humas industri dan bisnis, humas

pemerintahan, dan humas sosial. Penjelasannya sebagai berikut:30

a. Humas Industri dan Bisnis

Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaan-

perusahaan besar. Humas yang merupakan fungsi manajemen turut

menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan. Humas industri tidak

dapat dilepaskan dari prinsip ekonomi dan keuntungan (profit).

Dengan demikian, humas industri harus memiliki suatu daftar

prioritas, sehingga sumber daya yang tersedia dapat dipergunakan

seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

29 Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 20-21. 30

Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2002), hlm. 37-43.

 

Page 37: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

25

Pengaruh yang melatarbelakangi berkembangnya humas industri

dan bisnis terhadap kehidupan yaitu persamaan hak dan kesempatan

untuk mendapatkan pekerjaan bagi masyarakat, kesehatan,

keselamatan, dan kesejahteraan pekerja, perlindungan terhadap

investor, kontrol kualitas dan keamanan atas produk-produk, integritas

manajemen, perhatian nasional dan perlindungan sumber alam, hak

asasi manusia, serta hak untuk mendapatkan informasi. Salah satu

penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi hubungan dengan

pelanggan dan peran humas terhadap marketing.

b. Humas Pemerintahan

Humas pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis.

Humas di institusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan

kebijakan-kebijakan yang dijalankan. Memberi informasi secara

teratur mengenai kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil kerja

institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang

peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatu yang

berepengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Humas dalam

pemerintahan dan politik tidak dapat dilepaskan dari opini publik.

Karakteristik yang melatarbelakangi mengapa humas

pemerintahan perlu diterapkan dan dikembangkan yaitu program

pemerintahan ditujukan untuk masyarakat luas dengan berbagai latar

belakang, seringkali hasilnya abstrak yang sulit dilihat dalam waktu

dekat atau jangka panjang sekalipun, program pemerintah selalu

 

Page 38: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

26

mendapat pengawasan terutama pers, LSM, dan sebagainya. Kemudian

terdapat dua sisi yang melatar belakangi perkembangan humas

pemerintah. Pertama adalah sisi pentingnya humas bagi pemerintahan.

Kedua adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh humas

pemerintahan. Humas pemerintahan diarahkan untuk hubungan dengan

media, masalah umum, dokumentasi, dan publikasi.

c. Humas Sosial

Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum

terpisah dari implikasi-implikasi komersial yang biasa. Humas adalah

subjek yang sangat luas. Misi utama humas adalah mengembangkan

saling pengertian, kepercayaan, dan bantuan atau kerja sama.

Praktik humas dalam organisasi-organisasi sosial, latar

belakang, dan penerapan-penerapannya terbagi ke dalam humas

penegak hukum yaitu termasuk humas yang berada dalam kepolisian,

humas organisasi keagamaan yaitu organisasi-organisasi keagamaan

yang sekarang mulai menyadari pentingnya media massa untuk

mencapai jamaah dan mempropagandakan doktrin-doktrin mereka,

humas profesi yaitu profesi kedokteran, dan berbagai macam profesi

yang tidak kalah menggunakan humas untuk berkomunikasi dengan

masyarakat, humas organisasi sukarela yaitu ada banyak organisasi

sukarela, puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan, dan kebanyakan

mereka membutuhkan dana terus-menerus.

 

Page 39: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

27

2.1 Persamaan dan Perbedaan Humas atau Public Relations Swasta, Pemerintah,

dan LSM

MACAM-

MACAM PR

SWASTA

PEMERINTAH

LSM

PERSAMAAN Hubungan komunikasi

Strategi dan taktik

Media informasi

Berbadan hukum

Membuat citra

Media dan publik

Hubungan komunikasi

Strategi dan taktik

Media informasi

Berbadan hukum

Membuat citra

Media dan publik

Hubungan komunikasi

Strategi dan taktik

Media informasi

Berbadan hukum

Membuat citra

Media dan publik

PERBEDAAN Penasihat

Penyelenggara

Mengorganisir acara

Komunikasi

pemasaran

Siaran media

Penghubung Publik

Teknik kampanye

Berorientasi masyarakat

Kontrol dan

Pembentukan

Membujuk warga

Manajemen media

Mempengaruhi Publik

Aktivis

Kelompok masyarakat

Kontrol dalam

masyarakat

Hubungan warga negara

Kampanye komunikasi

Komunikasi publik

 

Page 40: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

28

3. Strategi Humas

Menurut Onong Udjana Effendi mengemukakan strategi pada

hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai suatu tujuan. Sebuah organisasi harus

memiliki perencanaan dalam menyusun strategi untuk mencapai

tujuan. Perencanaan atau program yang dimiliki manajemen dalam

mencapai tujuan organisasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa

adanya bantuan dari praktisi humas. Humas membantu manajemen

dalam mengatasi berbagai macam persoalan atau krisis yang dihadapi

oleh organisasi.31

Menurut Ahmad S. Adnanputra pakar humas dalam naskahnya

berjudul PR Strategy, mengatakan bahwa strategi adalah bagian

terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan

produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya

perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.

Selain perencanaan yang dimiliki oleh manajemen, terdapat beberapa

unsur pengorganisasian (organizing) termasuk strukturisasi,

pengawakan (staffing), pengarahan (directing), dan pengendalian

(controlling). Semua unsur manajamen harus berjalan dengan baik

agar tujuan bersama dapat tercapai dan sesuai dengan apa yang

31 Onong Udjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandug: PT Rosdakarya, 2004), cet ke

4, hlm. 29.

 

Page 41: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

29

diinginkan, serta mencegah terjadinya kekeliruan dari apa yang

direncanakan semula.32

Perencanaan, pengorganisasian, pengawakan, pengarahan,

pengendalian merupakan unsur yang sangat penting dalam

manajemen. Salah satu unsur yang berkaitan erat dengan strategi yaitu

unsur perencanaan, karena strategi bagian terpadu dalam perencanaan.

Suatu perencanaan yang dilakukan manajemen yaitu dengan

menggunakan strategi untuk mencapai tujuan. Strategi apa dan

bagaimana yang akan digunakan sehingga semua yang diinginkan

berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang dibuat.

Mengacu kepada pola strategi humas, maka menurut Ahmad S.

Adnanputra strategi humas adalah alternatif optimal yang dipilih untuk

ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu

rencana public relations (public relations plan). Humas bertujuan

untuk menegakkan dan mengembangkan suatu ―citra yang

menguntungkan‖ (favorable image) bagi organisasi terhadap

stakeholders-nya (khalayak sasaran yang terkait yaitu publik internal

dan publik eksternal). Untuk mencapai tujuan, maka strategi kegiatan

humas diarahkan pada upaya menciptakan persepsi stakeholder. Jika

strategi dalam menciptakan persepsi berhasil dilakukan, akan

32 Rosady Ruslan,Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 120.

 

Page 42: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

30

memperoleh keuntungan dari stakeholder sebagai khalayak sasarannya

dan akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.33

4. Peranan Humas

Peran dalam membangun citra merupakan salah satu tugas yang

dilaksanakan oleh humas. Selain tugas dalam membangun atau

memperbaiki citra, humas memiliki peran sangat penting dalam

organisasi. Keberadaan humas sering ditambah, dikembangkan, dan

diangkat statusnya ketika organisasi menghadapi kekuatan luar,

terancam mendapat pengurangan dana, atau menghadapi ancaman

pembubaran.34

Semakin banyak yang menyadari akan pentingnya humas

menjadi bagian dari manajemen dan berkembangnya humas yang

menyentuh berbagai macam sektor, menandakan bahwa humas

memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat. Humas tidak

hanya berperan dalam memperbaiki citra, tetapi humas memiliki

banyak peran lainnya yaitu dalam mengatasi persoalan yang dihadapi

organisasi, membantu organisasi mengatasi ancaman mendapat

pengurangan dana, dan ketika organisasi mengahadapi ancaman

pembubaran, serta persoalan lainnya yang membutuhkan peran humas.

Menurut Dozier (1992) peranan praktisi humas dalam organisasi

merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi humas dalam

33 Rosady Ruslan,Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 121. 34

Scot M. Cutlip, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2007), cet ke 2, hlm. 507.

 

Page 43: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

31

komunikasi organisasi dan kunci untuk pengembangan peranan

praktisi PRO (pejabat humas) dalam pencapaian profesional

humas.Dozier & Broom (1995) membagi peranan humas atau public

relations menjadi empat kategori dalam organisasi yaitu expert

prescriber, communication fasilitator, problem solving process

fasilitator, serta communication technician. Penjelasannya sebagai

berikut:35

1) Resep Ahli (Expert Prescriber)

Praktisi humas yang memiliki keahlian tinggi dapat

membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah

hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan

dengan manajemen organisasi sangat dipengaruhi oleh humas,

pihak manajemen hanya menerima apa yang disarankan oleh ahli

humas (expert prescriber) yang memiliki pengalaman dan keahlian

dalam memecahkan persoalan yang dihadapi organisasi.

Dalam membantu menyelesaikan masalah organisasi dengan

publik, humas harus mengetahui persoalan yang dihadapi dan

memberikan saran mengenai tindakan apa yang harus dilakukan

oleh manajemen terhadap publiknya. Humas memiliki peran yang

penting dalam memberikan solusi mengenai persoalan, manajemen

hanya bertindak pasif untuk mempercayai apa yang telah

disarankan atau usulan dari humas karena manajamen menyadari

35

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 21-25.

 

Page 44: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

32

akan pengalaman dan keahlian humas dalam menghadapi

persoalan organisasi.

2) Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)

Praktisi humas bertindak sebagai komunikator atau

mediator untuk membantu pihak manajemen dalam mendengar

keinginan dari publik terhadap organisasi, serta mampu

menjelaskan kembali keinginan dan harapan organisasi kepada

publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik yang

dilaksanakan oleh humas dapat menciptakan saling pengertian,

mempercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah

pihak.

Dalam membantu manajemen mendengar keinginan dari

publik terhadap organisasi, humas menjadi mediator dalam

menyampaikan keinginan publik. Apa yang diinginkan oleh publik

terhadap organisasi akan diperhatikan dengan adanya humas yang

bertindak mendengar harapan dan keinginan publik terhadap

organisasi. Selanjutnya, peran humas membantu organisasi

menyampaikan dan menjelaskan keinginan organisasi terhadap

publiknya. Dengan adanya komunikasi timbal balik dua arah yang

dilakukan oleh humas akan menciptakan saling pengertian baik

antara organisasi dengan publik mau pun sebaliknya.

 

Page 45: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

33

3) Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator)

Praktisi humas bagian dari tim manajemen untuk

membantu pimpinan organisasi dalam proses pemecahan persoalan

atau krisis yang tengah dihadapi, baik sebagai penasihat (adviser)

dan mengambil tindakan eksekusi (keputusan). Biasanya dalam

menghadapi suatu krisis dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir

praktisi humas dengan melibatkan berbagai departemen dalam satu

tim khusus untuk membantu organisasi mengatasi persoalan.

Dalam membantu pimpinan organisasi memecahkan

persoalan dan krisis yang tengah dihadapi oleh organisasi akan

dibutuhkan proses. Humas berperan sebagai penasihat dan

pengambil keputusan yang menjadi solusi untuk penyelesaian

persoalan. Apabila organisasi mengalami krisis, humas akan

membentuk tim posko dari berbagai departemen yang dikoordinir

oleh praktisi humas untuk bekerjasama dalam mengatasi krisis

yang dihadapi organisasi. Tim yang dibuat dan dikoordinir oleh

humas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu dalam

mengatasi persoalan yang dihadapi oleh organisasi. Berbagai

departemen yang mengatahui dan dapat menjelaskan kepada

humas mengenai pemahaman dan persoalan departemennya.

4) Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Praktisi humas sebelumnya yang berhubungan erat dengan

fungsi dan peranan manajemen organisasi. Sedangkan dalam

 

Page 46: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

34

peranan ini sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan

layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of

communication in organization dan sistem komunikasi dalam

organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan,

yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media

komunikasi dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan

akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Begitu juga arus

media dan komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi

antar karyawan satu departemen dengan lainnya.

Dalam membantu menyediakan layanan teknis komunikasi

dan sistem komunikasi dalam organisasi yang berbeda setiap

tingkatannya. Semua sistem komunikasi dipengaruhi oleh bagian

atau tingkatan tertentu dan mendapatkan layanan yang berbeda-

beda, baik arus media dan komunikasi antara atasan dengan

bawahan atau antara satu level yaitu karyawan satu dengan yang

lainnya dalam satu departemen.

Peranan humas diharapkan dapat bekerjasama dengan

manajemen dalam menjalankan aktivitasnya dan membantu

mengatasi persoalan yang tengah dihadapi organisasi. Serta

diharapkan membantu manajemen dalam membina hubungan ke

dalam (publik internal) adalah publik yang menjadi bagian dari

organisasi itu sendiri dan hubungan keluar (publik ekternal) adalah

publik umum yaitu masyarakat.

 

Page 47: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

35

Humas atau Public Relations Internal

Humas berperan untuk bekerjasama dengan manajemen

dalam membantu mengatasi berbagai persoalan atau krisis yang

terjadi dalam organisasi dan memberi solusi terhadap persoalan

yang dihadapi, peran humas sebagai komunikator atau mediator

untuk membantu pihak manajemen dalam mendengar keinginan

dari publik terhadap organisasi, serta diharapkan membantu dalam

membina hubungan internal adalah publik yang menjadi bagian

dari organisasi itu sendiri. Humas internal membantu manajemen

dalam menjalin hubungan yang baik di dalam sebuah organisasi,

karena pentingnya hubungan yang terjalin baik antara bagian satu

dengan yang lainnya baik hubungan antara pihak manajamen

dengan bawahan, bawahan dengan bawahan, atau pun bawahan

dengan manajemen.

Pentingnya memiliki hubungan yang baik antara semua

bagian dalam organiasi, agar sebuah organisasi dapat berjalan

beriringan dan selaras dalam mewujudkan cita-cita serta tujuan

organisasi karena dengan adanya hubungan yang terjalin erat akan

terciptanya kerjasama dalam mencapai semua kegiatan atau

program organisasi yang diharapkan. Tujuan dan kegiatan dapat

terlaksana dengan baik apabila hubungan dalam sebuah organisasi

terjalin dengan baik pula, maka humas internal berperan dalam

membantu manajemen untuk mewujudkannya

 

Page 48: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

36

Humas atau Public Relations Eksternal

Humas dalam menjalankan perannya tidak hanya membina

hubungan yang baik dengan internal saja, akan tetapi membina

hubungan dengan eksternal adalah publik umum yaitu masyarakat.

Dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita dalam sebuah organisasi

tidak luput dari peran penting publik atau masyarakat, maka

pentingnya memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat.

Masyarakat sebagai tujuan organisasi untuk menjalankan segala

aktivitasnya, karena organisasi tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat.

Berkembangnya sebuah organisasi dipengaruhi juga oleh

keberadaannya dan hubungannya dalam masyarakat, bagaimana

organisasi dapat menciptakan hubungan yang baik dengan

masyarakat agar kegiatan dalam mencapai tujuan dapat terlaksana

dengan baik dan mendapat dukungan dari masyarakat. Setiap

organisasi membutuhan kerjasama baik dengan publik yaitu

masyarakat, antar kelompok masyarakat, pemerintah, media massa,

serta pihak lain yang terlibat dalam sebuah organisasi. Dengan

adanya hubungan yang baik dengan eksternal, sebuah organisasi

dapat lebih memperkenalkan organisasinya dengan memberikan

informasi kepada masyarakat atau pihak terkait, terjalinnya

kerjasama dan dapat membentuk citra positif dalam masyarakat.

 

Page 49: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

37

Beberapa kegiatan dan sasaran humas sebagai pendukung

fungsi manajemen organisasi yaitu building corporate identity and

image adalah menciptakan identitas, citra perusahaan yang positif

serta mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dan

facing crisis adalah menangani complain dalam menghadapi krisis

yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis.36

5. Komponen Pembentuk Strategi Humas

Strategi humas dibentuk melalui dua komponen yang saling

terkait erat. Pertama, komponen sasaran (satuan atau segmen yang

akan digarap) pada umumnya adalah stakeholder dan publik yang

mempunyai kepentingan yang sama. Seberapa jauh sasaran

menyandang opini bersama, mengandung potensi kontorversial,

dan dapat mempengaruhinya bagi masa depan organisasi yang

menjadi perhatian publik sasaran. Kedua,komponen sarana (paduan

atau bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran) berfungsi untuk

menggarap ke arah posisi atau dimensi yang menguntungkan,

melalui pola dasar ―The 3-Cs option‖conservation (mengukuhkan)

terhadap opini yang aktif –pro propenen, change (mengubah)

terhadap opini yang aktif –contra openen, dan crystallization

(mengkristalisasi) terhadap opini yang pasif –uncommited dari

stakeholder yang disegmentasikan menjadi publik sasaran. Setiap

unsur dapat ditempuh melalui jalur taktikal atau strategi humas,

36 Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 25.

 

Page 50: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

38

yaitu setiap komponen sarana ditempuh melalui jalur membeli

(purchasing), jalur penekanan/kekuatan (pressure and power), jalur

membujuk (persuation), dan jalur merangkul (patronage).37

Proses penyusunan strategi humas menurut Ahmad S.

Adnanputra, yang berkaitan dengan fungsi-fungsi humas secara

integral melekat pada manajemen suatu organisasi atau lembaga

yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan yang muncul,

identifikasi unti-unit sasarannya, mengevaluasi mengenai pola dan

kadar sikap tindak unit sebagai sasarannya, mengidentifikasi

tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran, pemilihan opsi atau

unsur taktikal strategi humas, mengidentifikasi dan evaluasi

terhadap perubahan kebijaksanaan atau peraturan pemerintahan dan

langkah terakhir adalah menjabarkan strategi humas, dan taktik

atau cara menerapkan langkah-langkah program yang telah

direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian

evaluasi hasil kerja.38

Setelah melalui tahapan proses penyusunan strategi humas,

perlu mengetahui komponen-komponen sebagai pembentuk

strategi. Dalam pembentukan strategi korporat akan dipengaruhi

oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan,

kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang

37 Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 122-125. 38

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 127-128.

 

Page 51: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

39

menjadi dasar budaya dibedakan yaitu secara makro dipengaruhi

oleh unsur-unsur kebijakan umum (public policy), budaya (kultur)

yang dianut, sistem perekonomian dan teknologi yang dikuasai

oleh organisasi. Secara mikro tergantung dari misi organisasi atau

perusahaan, sumber-sumber yang dimiliki, sistem

pengorganisasian, dan program jangka pendek atau jangka panjang,

serta tujuan yang ingin dicapai.39

6. Tahapan-tahapan dalam Kegiatan Humas

Alasan Perencanaan Program Humas

Tahapan-tahapan yang dilakukan humas, baik yang

berjangka panjang maupun berjangka pendek (untuk satu peristiwa

tunggal), harus memiliki perencanaan yang secara cermat dan hati-

hati sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata untuk mencapai

tujuan. Terdapat empat alasan yang paling penting bagi perlunya

PR memilki perencanaan yaitu untuk menetapkan target-target

operasi PR yang nantinya akan menjadi tolok ukur atas hasil yang

diperoleh, untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai

biaya yang diperlukan, untuk menyusun skala prioritas guna

menentukan jumlah program dan waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan program PR, untuk menentukan kemungkinan

39 Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 128.

 

Page 52: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

40

pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan ketersediaan, baik

staf pendukung maupun operasional.40

Tanpa adanya suatu program yang terencana dengan baik

dan terorganisir, seorang praktisi humas akan beroperasi secara

instingtif sehingga mudah kehilangan arah. Kadang cenderung

ingin mengerjakan hal-hal yang baru, sementara hal-hal yang lama

belum terselesaikan. Kemudian sulit mengukur sejauh mana

kemajuan yang telah dicapai dan hasil yang telah dihasilkan.

Model Perencanaan Humas Enam Langkah

Setelah penjabaran mengenai alasan-alasan pentingnya

perencanaan untuk mencapai tujuan, terdapat model perencanaan

humas yang sudah diterima oleh para praktisi humas profesional

yaitu pengenalan situasi yang ada dan mengubah sikap, penetapan

tujuan apa saja yang ingin dicapai, definisi khalayak yang tidak

semua bisa dijangkau, pemilihan media dan teknik-teknik humas,

perencanaan anggaran untuk menjalankan program baik gaji

pegawai mau pun alat operasional , serta pengukuran hasil apa saja

yang telah dicapai dalam menjalankan rencana dan tujuan.

Penjelasannya sebagai berikut:41

hlm. 56.

40 Frank Jefkins&Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

41

Frank Jefkins&Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

hlm. 57-72.

 

Page 53: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

41

a) Pengenalan Situasi

Kunci utama dalam menyusun suatu rencana secara logis

adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Ada beberapa

tujuan humas yang ingin dicapai adalah mengubah sikap

negatif menjadi sikap positif yang diharapkan menumbuhkan

pengetahuan yang akan menjadi pemahaman. Untuk

memahami situasi yang ada dengan menggunakan satu metode

yaitu pengumpulan pendapat atau studi sikap (attitude study).

Maka akan dapat mengenali masalah yang ada serta mencari

cara untuk memecahkannya.

Untuk menyusun rencana yaitu dengan memahami situasi

yang ada. Humas harus mengetahui situasi yang berada

disekitar, terutama salah satu tujuan yang ingin dicapai humas

adalah mengubah sikap negatif menjadi positif. Dengan

mengubah sikap menjadi positif, diharapkan dapat dengan

mudah menerima pengetahuan yang menumbuhkan

pemahaman. Metode pengumpulan data merupakan metode

yang tepat untuk diterapkan dalam pengenalan situasi yang ada.

Dengan mengetahui pendapat dari satu dengan lainnya yang

berbeda, akan diperoleh berbagai masalah yang berbeda pula.

Setelah mengetahui masalah yang ada kemudian diperoleh

solusi untuk permasalahan.

 

Page 54: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

42

b) Penetapan Tujuan

Dari sekian banyak tujuan dalam kegiatan humas,

beberapa diantaranya adalah untuk mengubah citra umum di

mata khalayak, untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah

dicapai oleh organisasi kepada masyarakat, untuk

memperkenalkan organisasi kepada masyarakat luas, untuk

memperbaiki hubungan antara organisasi dengan khalayaknya,

untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan

partisipasi para pimpinan organisasi dalam kehidupan sosial

sehari-hari. Mengingat jenis dan karakter organisasi itu

berbeda-beda, maka tujuannya pun sangat bervariasi dan tidak

terbatas.

Untuk menyusun rencana yaitu dengan penetapan tujuan.

Semua organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai dan

humas membantu dalam melaksanakan pencapaian tujuan

tersebut. Banyak langkah yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan, terutama keinginan dan harapan yang ingin dicapai

organisasi kepada khalayaknya. Kegiatan humas membantu

memperbaiki citra organisasi di mata khalayaknya dan

membangun hubungan yang baik di antara keduanya.

 

Page 55: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

43

c) Definisi Khalayak

Pentingnya bagi suatu organisasi mengenali dan

membatasi khalayaknya. Sebesar apapun suatu organisasi tidak

mungkin menjangkau semua orang. Walaupun beberapa jenis

khalayak masih dapat dijangkau dengan bantuan teknologi dan

berbagai macam media.

Untuk menyusun rencana yaitu dengan mengenali

khalayaknya. Setiap organisasi pasti mengharapkan

organisasinya tersebar luas dan menjangkau semua khalayak.

Akan tetapi, seberapa besarnya organisasi atau seberapa

lamanya organisasi berdiri tidak mungkin menjangkau semua

orang. Seiring dengan perkembangan teknologi dan munculnya

berbagai macam media yang membantu memberikan informasi

kepada khalayak, organisasi juga memilih teknologi dan media

untuk menjangkau beberapa khalayaknya yang luas. Dengan

bantuan teknologi dan media, khalayak dapat mengetahui

pemahaman yang diinginkan mengenai organisasi. Dalam

membatasi khalayak yang terdiri dari berbagai macam lapisan

masyarakat, organisasi membatasi agar upaya menjangkau

khalayak luas dapat terwujud.

 

Page 56: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

44

d) Pemilihan Media dan Teknik-teknik PR

Salah satu contoh media yaitu jurnalis, sedangkan sebagai

tekniknya yaitu penyelenggaraan acara resepsi pers. Baik

kampanye periklanan maupun kampanye humas sama-sama

dapat menggunakan berbagai macam media. Kampanye

periklanan biasanya terbatas pada media-media tertentu yang

diharapkan, dunia humas dapat menggunakan berbagai media

khusus seperti jurnal-jurnal internal, buletin, atau sekadar

majalah dinding.

Untuk menyusun rencana yaitu dengan pemilihan media

dan teknik-teknik. Tidak hanya kampanye perikalan yang

muncul diberbagai media, humas melakukan kampanye sama

halnya dengan periklanan. Baik kampanye humas mau pun

periklanan sama-sama menggunakan media sebagai

penghubung kepada khalayak. Akan tetapi, terdapat perbedaan

dari keduanya yaitu kampanye periklanan menggunakan media

tertentu untuk mewujudkan keinginan yang ingin dicapai

secara maksimal dan humas hanya menggunakan media-media

khusus. Dalam pelaksanaanya kampanye periklanan hanya

bekerjasama dengan pimpinan media saja, sedangkan humas

bekerjasama dengan jurnalis, editor, mau pun pimpinan media.

 

Page 57: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

45

e) Perencanaan Anggaran

Dalam perencanaan anggaran dapat dipahami bahwa

humas merupakan kegiatan yang padat karya, sehingga

pengeluaran terbesar dihabiskan untuk membayar pemakaikan

jam kerja yaitu gaji pegawai. Pengeluaran lain yang cukup

besar termasuk pemakaian alat operasional.

Untuk menyusun rencana yaitu dengan perencanaan

anggaran. Banyaknya kegiatan tidak terlepas dari banyaknya

anggaran yang harus dikeluarkan. Anggaran dana harus

dipersiapkan secara matang dan profesional agar berjalan

dengan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Apabila

anggaran dana tidak dirancang dengan baik dan benar, maka

akan mengahambat keseluruhan aktivitas. Pengeluaran untuk

membayar gaji pegawai yang memilki jam kerja padat maupun

pemakaian alat operasional. Pemakaian alat operasional

memiliki pengeluaran yang besar karena sebagai alat

pendukung kerja. Baik pegawai maupun alat kerja yang dipakai

dalam aktivitas merupakan faktor yang harus selalu

diperhatikan. Apabila anggaran dana tidak dirancang dengan

baik dan benar, maka akan mengahambat keseluruhan aktivitas.

Setiap aktivitas yang dilakukan akan sulit untuk dilaksanakan

karena terbatas dengan anggaran, maka sangat penting untuk

diperhatikan.

 

Page 58: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

46

f) Pengukuran Hasil

Pengukuran hasil merupakan faktor yang keenam.

Mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dengan teknik-

teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi.

Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada

tahapan perencanaan. Target-target untuk mencapai tujuan

dapat digunakan sebagai tolok perbandingan, baik untuk

mengetahui apakah citra organisasi yang baru telah dipahami

khalayak, apakah hubungan organisasi dengan khalayaknya

sudah lebih baik, serta hasil-hasil nyata yang telah dicapai.

Untuk menyusun rencana terakhir yaitu dengan

pengukuran hasil. Setelah perencanaan-perencanaan kegiatan

humas dilakukan, maka dapat mengevaluasi berbagai hasil

yang telah dicapai dengan lebih mengenal khalayak dan situasi

untuk memberikan pemahaman dalam mengubah sikap.

Hasilnya dapat dilihat dari apakah tercapainya upaya dalam

memperbaiki citra organisasi di mata khalayak, tercapainya

tujuan-tujuan yang di harapkan atau diinginkan, serta

teciptanya hubungan yang baik antara organisasi dengan

khalayaknya.

 

Page 59: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

47

C. Organisasi Masyarakat

1. Pengertian Organisasi Masyarakat (Ormas)

Organisasi masyarakat atau ormas adalah sesuatu istilah yang

digunakan di Indonesia untuk bentuk organisasi berbasis massa yang tidak

bertujuan politis. Ormas dapat dibentuk berdasarkan beberapa kesamaan

atau tujuan, yaitu agama, pendidikan, mau pun sosial. Organisasi

kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat

secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan

kepercayaan. Fungsi ormas adalah sebagai sarana penyalur aspirasi

anggota, dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antar anggota

dan antar organisasi kemasyarakatan.42

Terbentuknya ormas berdasarkan ide, pemikiran dan tujuan yang

sama dari setiap anggota masyarakat. Tujuan utama ormas dalam

mewujudkan visi dan misi yang dibentuk organisasi dan berperan terhadap

pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Dalam

pembentukkan ormas diharapkan setiap anggota dapat menyalurkan

aspirasi dan sebagai sarana komunikasi antar setiap anggota mau pun antar

organisasi kemasyarakatan. Sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik

antar anggota untuk mejalankan organisasi dan mewujudkan tujuan

bersama yang dibentuk dan dirancang sesuai dengan yang diharapkan dan

dicita-citakan bersama.

42http://www.managementaccountingsystems.com/80/organisasi-massa-ormas.htm

(Diakses pada Tanggal 10 Juni 2014)

 

Page 60: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

48

D. Citra

1. Teori Citra

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ―citra adalah gambaran

yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau

produk dan kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh

sebuah kata‖.43

Kepribadian suatu organisasi juga tidak terlepas dari

adanya sebuah citra yang diperoleh, baik berupa citra positif mau pun citra

negatif. Citra yang diperoleh berasal dari pandangan atau persepsi publik

mengenai organisasi.

Citra adalah suatu gambaran tentang mental, ide yang dihasilkan

oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh

seseorang, organisasi dan sebagainya. Namun seberapa samar-samarnya

sebuah citra, citra adalah realitas karena orang hanya dapat bereaksi

terhadap apa yang telah mereka alami dan rasakan. Menurut Carl Rogers

(1993) mengatakan seseorang tidak bereaksi terhadap realitas yang abstrak

namun terhadap persepsinya atas realitas ini. Persepsi inilah yang baginya

merupakan realitas.44

Citra di mata publik dapat terlihat dari pendapat atau pola pikir

pada saat mempersepsikan realitas yang terjadi. Realitas yang didapatkan

dari media massa atau media-media lain yang berhubungan langsung

dengan publik bisa dianggap mewakili persepsi yang lebih besar yakni

seluruh masyarakat. Dengan begitu, satu hal yang perlu dipahami dari

43 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet ke 4,

hlm. 216. 44

Sandra Oliver, Strategi Public Relations, (Erlangga: Jakarta, 2006), hlm. 50-51

 

Page 61: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

49

terbentuknya citra adalah adanya persepsi (yang berkembang dalam benak

publik) terhadap realitas (yang muncul dalam media). Persepsi dan

realitas kalau disingkat sama dengan singkatan PR.45

Citra yang muncul dan berjalan dalam dimensi yang berbeda dari

setiap individu dapat menciptakan sebuah persepsi dari realitas yang

berkembang. Sebuah realitas bisa dipersepsikan berbeda oleh tiap

individu, dan juga bisa dipersepsikan berbeda oleh anggota publik yang

berbeda. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan citra yang diinginkan harus

dipahami proses apa yang terjadi ketika publik menerima informasi

mengenai realitas yang terjadi. Selanjutnya citra yang akan terbentuk

ditentukan oleh bagaimana humas mampu membangun persepsi yang

didasarkan oleh realitas. Sekalipun persepsi belum tentu sama dengan

realitas yang muncul, tetapi persepsi tidak bisa dibangun tanpa realitas

yang mendasar. Semuanya harus dibangun dengan fondasi kredibilitas.

Apabila tidak didasari oleh informasi realitas yang memiliki kredibilitas

tinggi, hanya akan membangun citra yang lemah. Resiko yang diakibatkan

dari informasi yang tidak kredibel adalah banyaknya celah yang bisa

dilihat oleh publik dan pihak lain yang memiliki kepentingan untuk

membalik citra menjadi negatif.

Citra menentukan sosok organisasi dan citranya dalam pikiran

publik dengan mengetahui secara pasti sikap masyarakat terhadap sebuah

organisasi, bagaimana memahami dengan baik apa yang publik sukai dan

45 Silih Agung Wasesa&Jim Macnamara, Strategi Public Relations, (PT Gramedia

Pustaka Utama, 2010)

 

Page 62: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

50

tidak sukai tentang organisasi, baik bersifat positif atau pun negatif. Publik

dapat menilai dan memahami organisasi menurut persepsi yang diperoleh.

Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda dan perbedaan tersebut

muncul dengan penilaian baik atau pun buruk terhadap citra oraganisasi.

Terbentuknya citra adalah adanya persepsi yang muncul dan berkembang

terhadap organisasi, maka pentingnya dalam memahami organisasi agar

dapat memperoleh persepsi yang sesuai dengan realitas yang ada.46

2. Jenis-jenis Citra

Menurut Frank Jefkins terdapat beberapa jenis citra (image).

Dalam bagian ini akan dijelaskan lima jenis citra, yaitu citra bayangan

(mirror image), citra yang berlaku (current image), citra yang diharapkan

(wish image), citra perusahaan (corporate image), serta citra majemuk

(multiple image). Citra seseorang mengenai pandangan luar terhadap

organisasinya, citra yang berlaku yang dianut oleh pihak luar, citra yang

diharapkan oleh manajemen, citra perusahaan atau organisasi secara

keseluruhan, citra majemuk yang belum tentu mewakili citra organisasi

secara keseluruhan. Penjelasannya sebagai berikut:47

a. Citra Bayangan (Mirror Image)

Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh seseorang

mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra ini seringkali

tidaklah tepat, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi,

pengetahuan atau pun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam

46

Frazier Moore, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, (PT Remaja

Rosdakarya: Bandung, 2005), cet ke 2, hlm. 115. 47

Frank Jefkins&Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

hlm. 20-23.

 

Page 63: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

51

organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.

Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi,

biasanya adalah pimpinannya mengenai anggapan pihak luar tentang

organisasinya.

Citra seseorang mengenai pandangan luar terhadap

organisasinya seringkali tidak tepat dan belum tentu sesuai dengan apa

yang terjadi, karena kurang informasi dan pengetahuan yang dimiliki

kalangan organisasi dalam menilai pandangan pihak-pihak luar

terhadap organisasinya. Kalangan organisasi yaitu anggota-anggota

organisasi dan pimpinannya yang memberikan anggapan pihak luar

terhadap organisasinya belum tentu mengetahui secara pasti apakah

anggapan yang ditujukan tersebut tepat atau tidak. Anggapan yang

dimiliki belum tentu sesuai dengan apa yang dipandang oleh pihak

luar, maka yang perlu dilakukan adalah mengumpulkan informasi dan

memahami terlebih dahulu anggapan pihak luar mengenai

organisasinya.

b. Citra yang Berlaku (Current Image)

Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang

dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Sama halnya

dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan

jarang sesuai dengan kenyataan dan cenderung negatif karena penuh

dengan prasangka pihak luar yang tidak memiliki informasi tepat

mengenai organisasi.

 

Page 64: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

52

Citra yang dipandang oleh pihak-pihak luar mengenai suatu

organisasi tidak selamanya tepat dan sesuai dengan kenyataan. Citra

yang dimiliki cenderung negatif karena kurangnya informasi yang

dimiliki pihak luar mengenai organisasi. Informasi atau pemahaman

terhadap organisasi belum tentu sesuai dengan apa yang sebenarnya

terjadi karena pihak luar hanya menduga-duga dan penuh prasangka

dalam memberi anggapan mengenai organisasi. Biasanya anggapan

pihak luar dipengaruhi oleh padangan yang berkembang dalam benak

publik dan muncul dari media, sehingga yang diperoleh adalah

gambaran yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Untuk

menghindari prasangka tersebut pihak luar harus mengetahui lebih

dalam lagi tentang organisasi dan tidak terpengaruh terhadap

pandangan yang berkembang, agar didapat pandangan yang tepat dan

terhindar dari kecenderungan menilai negatif.

c. Citra yang Diharapkan (Wish Image)

Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak

manajemen. Citra yang diharapkan sering dipandang lebih baik atau

lebih menyenangkan daripada citra yang ada dan biasanya diterapkan

untuk sesuatu yang relatif baru ketika masyarakat belum mendapatkan

banyak informasi. Citra harapan sesuatu yang berkonotasi lebih baik.

Citra yng diinginkan oleh pihak manajemen dipandang lebih

baik dan menyenangkan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif

baru. Citra yang lebih menyenangkan dan sesuai dengan yang

diharapkan manajemen, karena masyarakat belum mendapatkan

 

Page 65: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

53

banyak informasi dan masih kurangnya pandangan yang berkembang

dalam benak publik. Masyarakat masih memiliki pandangan yang

berkonotasi baik terhadap organisasi tanpa adanya pengaruh dari

pandangan pihak-pihak lain. Ketika pandangan sudah berkembang

dalam masyarakat mengenai organisasi, maka prasangka akan muncul

dan cenderung negatif. Berbeda halnya ketika masyarakat belum

banyak mengetahui informasi karena sesuatu yang relatif baru dan

belum banyak pemahaman, maka akan diperoleh sesuai dengan yang

diinginkan manajemen yaitu citra yang lebih baik dan positif.

d. Citra Perusahaan (Corporate Image)

Citra perusahaan atau citra lembaga adalah citra dari suatu

perusahaan atau organisasi secara keseluruhan. Citra terbentuk dari

banyak hal, seperti latar belakang perusahaan atau organisasi yang

gemilang, tanggung jawab sosial, dan berkomitmen dalam

mengadakan riset.

Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan yang terbentuk

dari banyak hal. Citra yang terbentuk dari latar belakang organisasi

yang gemilang. Latar belakang yang dipengaruhi oleh banyaknya

prestasi dan keberhasilan yang dicapai organisasi sangat berpengaruh

terhadap citra yang berkembang. Keberhasilan yang diperoleh dari

tercapainya program dan tujuan yang sesuai dengan yang direncanakan

dan diharapkan akan berpengaruh besar terhadap kemajuan organisasi.

Tanggung jawab sosial yang dijalankan organisasi juga memberikan

pengaruh besar terhadap masyarakat. Seberapa besar tanggung jawab

 

Page 66: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

54

organisasi terhadap sosial masayarakat akan menentukan juga

seberapa besar kepercayaan masyarakat terhadap organisasi tersebut.

Serta citra terbentuk dari komitmen organisasi dalam mengadakan

riset. Banyak riset yang harus dilakukan oleh organisasi, termasuk riset

yang dilakukan terhadap masyarakat. Semuanya dilakukan untuk

kemajuan organisasi dan memperbaiki citra.

e. Citra Majemuk (Multiple Image)

Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan

dari sebuah organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum

tentu sama dengan citra organisasi secara keseluruhan. Jumlah citra

yang dimiliki sama banyaknya dengan jumlah individu yang

dimilikinya.

Citra yang muncul belum tentu sama dengan citra organisasi

secara keseluruhan. Citra yang terbentuk dari individu dalam suatu

organisasi tidak dapat mewakili citra organisasi secara keseluruhan.

Organisasi yang memiliki banyak cabang dan perwakilan belum tentu

memilki citra yang sama karena setiap individu memiliki citra yang

berbeda. Citra yang dimiliki organisasi sama banyaknya dengan

jumlah individu yang ada karena citra terbentuk dari pandangan yang

muncul terhadap kenyataan yang terjadi. Pandangan individu yang

berbeda akan memunculkan citra yang berbeda pula dalam organisasi.

Seberapa besarnya organisasi belum tentu dapat memunculkan citra

yang sama sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, citra harus

 

Page 67: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

55

selalu dipertahankan dan dibangun untuk kemajuan organisasi dan

membentuk citra yang baik dari setiap individu.

Sebuah organisasi dapat memperoleh citra yang baik atau yang

buruk, positif atau negatif. Citra humas yang ideal adalah kesan yang

benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta

pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Itu berarti

menandakan bahwa citra tidak bisa dipoles agar lebih indah dari warna

aslinya. Suatu citra yang lebih baik bisa dimunculkan kapan saja,

dimana saja, termasuk di tengah terjadinya musibah atau sesuatu yang

buruk dengan cara menjelaskan secara jujur apa yang menjadi

penyebabnya, baik informasi yang salah atau suatu perilaku yang

keliru. Termasuk humas harus meyakinkan bahwa informasi yang

diberikan kepada media massa atau publik merupakan informasi yang

jujur dan terbuka.

 

Page 68: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

BAB III

GAMBARAN UMUM ORGANISASI MASYARAKAT (ORMAS) DAN

FRONT PEMBELA ISLAM (FPI)

A. Organisasi Masyarakat (Ormas)

1. Perkembangan Ormas di Indonesia

Dalam membangun sebuah bangsa dapat dicapai melalui proses

yang diawali dengan kesadaran rakyatnya baik secara individu atau

bersama kelompok masyarakat yang berjalan dengan landasan dan tujuan

yang sama. Cita-cita dalam melaksanakan tujuan kegiatan, dan

kepentingan bersama yang dibangun dengan kesadaran dan berkelompok

yang diyakini dapat memecahkan kepentingan bersama dalam sebuah

wadah yang populer dengan nama organisasi kemasyarakatan atau

ormas.48

Terbentuknya ormas yang diharapkan mampu melaksanakan dan

mencapai tujuan bersama, baik secara individu mau pun kelompok dengan

dilandasi tujuan dan cita-cita yang sama. Tujuan yang sama menjadi dasar

terbentuknya ormas dalam melaksanakan program dan kegiatannya.

Dengan keberadaan ormas, setiap anggota dapat menyalurkan aspirasinya

dalam sebuah wadah yang dibentuk bersama dan sebagai sarana

komunikasi sosial.

48

www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

56

 

Page 69: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

57

Keberadaan ormas di Indonesia sebenarnya sudah terbentuk

semenjak awal abad ini dan mempunyai kedudukan paling strategis bagi

proses kebangsaan Indonesia. Bahkan sebagian dari organisasi

kemasyarakatan tersebut yang pada akhirnya menjadi partai politik yang

mempelopori gerakan kebangsaan. Pada zaman kolonial program Budi

Utomo paralel Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 antara lain

mengembangkan permodalan kaum menengah, membina kerajinan tangan

rumah tangga bumi putra dan mengembangkan pasar sampai di luar Jawa

dan pemeliharaan orang miskin. Ormas pada jaman pergerakan merupakan

prakarsa kaum cendekiawan dari bawah. Prakarsa tersebut mewarnai

seluruh perkembangan Ormas pasca kemerdekaan.49

Pergerakkan ormas dalam mencapai tujuan yang diinginkan

bersama memiliki dasar utama, baik terhadap ekonomi, sosial, budaya,

agama dan lain sebagainya. Terbentuknya ormas dengan didasari cita-cita

yang sama dalam mewujudkan tujuan, sehingga perhatian yang ditujukan

dalam merancang tujuan wadah tersebut adalah sesuai dengan landasan

yang dianut dalam ormas tersebut. Semuanya dapat terwujud sesuai

dengan landasan yang sama dalam mewujudkan tujuan yang di cita-

citakan, karena semua ide dan pemikiran setiap anggota dapat tertuang

dalam merumuskan perencanaan untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi masyarakatatau ormas di Indonesia berkembang sejajar

sebagai tanggapan terhadap pembangunan. Keberadaan Ormas di

49 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 70: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

58

Indonesia sebenarnya sudah terbentuk semenjak awal abad ini dan

mempunyai kedudukan paling strategis bagi proses kebangsaan Indonesia.

Bentuk ormas di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi bentuk

pembangunan itu sendiri.50

Perkembangan ormas dipengaruhi juga oleh perkembangan dalam

pembangunan di Indonesia. Ormas mempunyai kedudukan dalam

mencapai tujuan bangsa, karena ormas berperan dalam mewujudkan

tujuan nasional. Ormas sebagai wadah dalam masyarakat yang memiliki

tujuan dan cita-cita sama yang berdasarkan pada ide, pemikiran dan

prinsip yang sama. Ormas berkembang seiring dengan pembangunan di

Indonesia yang meliputi pembangunan diberbagai sektor, baik sektor

ekonomi, pendidikan, sosial, budaya, agama mau pun sektor lainnya

sebagai tujuan utama pembangunan bangsa. Keberadaan ormas

dipengaruhi juga oleh persepsi terhadap realitas pembangunan di

Indonesia, dengan adanya ormas yang diharapkan dapat menyalurkan

asprasi masyarakat untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang sama.

Dengan berbagai kesamaan yang menjadi dasar terbentuknya ormas dapat

terwujud sebuah cita-cita yang diharapkan dari setiap individu dengan

terbentuknya ormas yang dilandasi kegiatan, profesi, agama mau pun

kepercayaan yang sama.

Dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dicirikan

adanya kebebasan setiap individu dengan kesadarannya sendiri untuk

50 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 71: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

59

berhimpun pada kelompok masyarakat dalam sebuah organisasi yang

pelaksanaannya diatur dalam undang-undang. Masyarakat bukan hanya

kumpulan sekelompok manusia melainkan tersusun pula dalam sebuah

pengelompokan-pengelompokan. Kepentingan para anggota masyarakat

tidaklah senantiasa sama. Namun kepentingan yang sama mendorong

pengelompokkan diantara mereka.51

Setiap individu memiliki kebebasan untuk berhimpun dalam

kelompok masyarakat dalam sebuah organiasasi dan tersusun dalam

pengelompokan. Organisasi yang dibentuk yaitu ormas berdasarkan

kesamaan dan tujuan yang sama sebagai pondasi yang kuat dalam

mencapai cita-cita yang diharapkan. Dalam mewujudkan tujuan dan cita-

cita yang sama dibutuhkan kerjasama dan pemikiran yang sejalan dengan

tujuan yang sudah dirancang dan ditetapkan saat ormas dibentuk. Setiap

individu memiliki kepentingan yang sama dalam suatu wadah adalah salah

satu karakteristik ormas, kepentingan yang sama dari setiap individu dapat

mendorong masayarakat untuk mewujudkan pengelompokan tersebut.

Masyarakat dalam suatu ormas dapat bebas menyalurkan aspirasinya

sesuai dengan undang-undang kelompok masayarakat dalam organisasi

yang sudah diatur pelaksanaannya.

Dalam kaitan ini selama perubahan terakhir 1960-an didapati dua

bentuk ormas yaitu organisasi primordial grassroots yang pada umumnya

ormas mengacu kepada kepentingan kelompok kecil khususnya golongan

51 Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, (Bandung: Angkasa, 1980), hlm. 95.

 

Page 72: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

60

miskin dan dilandasi kepentingan bersama (affiliasi keagamaan atau

keberadaan dekat). Ormas jenis ini merupakan organisasi rakyat, dengan

struktur golongan yang longgar, berukuran kecil, bersifat lokal,terpencar,

kurang terorganisasi dan mengacu pada kelangsungan hidupnya. Rasa

kebersamaan dikalangan anggota bersifat mekanistik dengan sifat

kepemimpinan yang tradisional.52

Ormas yang dibentuk untuk kepentingan kelompok kecil atau

golongan miskin dilandasi juga oleh kepentingan bersama. Dalam

membentuk ormas yang bersifat lokal dan organisasi rakyat diperlukan

kebersamaan dan kesamaan dalam mengembangkan ormas yang sudah

dibentuk. Terdepat kekurangan dalam ormas grassroots yaitu kurang

teroganisasi dan mengacu pada kelangsungan hidup. Seiring dengan

perkembangan organisasi yang mengacu pada rakyat kecil ini, banyak

membantu masyarakat untuk membentuk wadah yang memiliki kesamaan

tujuan dan cita-cita. Biasanya terbentuk dari kesamaan agama dan

keberadaan masyarakat, yang pada akhirnya membentuk ormas yang

memiliki kepentingan yang sama yaitu mengacu pada rakyat kecil.

Organisasi amal fenomena kelas menengah, kebanyakan dibentuk

untuk tujuan mengumpulkan dana dari masyarakat yang kemudian

disumbangkan guna menolong kaum miskin, para penyandang cacat fisik

ataupun mental dalam bentuk bantuan pengobatan. Strategi kegiatan jenis

organisasi langsung mengenai kasus kekurangan pangan, kelaparan dan

52 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 73: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

61

kemiskinan. Kebanyakan bertujuan keagamaan atau kemanusiaan dan

dibandingkan dengan jenis organisasi beragam kegiatannya.53

Ormas yang memiliki tujuan mengumpulkan dana untuk

masyarakat dalam menolong kaum miskin atau penyandang cacat,

memiliki tujuan dalam bidang sosial dan kemanusiaan. Tujuan ormas

dalam membantu sesama adalah hal utama dalam ormas tersebut. Dengan

melihat banyaknya fenomena kemiskinan dan kelaparan dalam

masyarakat, sehingga munculnya gerakan yang dibentuk menjadi sebuah

ormas dalam mewujudkan kepedulian yang sama terhadap fenomena

tersebut. Setiap individu yang memiliki perhatian yang sama dalam

membantu kemiskinan dan kelaparan, dapat menyalurkan kepedulian

dalam sebuah wadah yang setiap individunya memiliki tujuan dan cita-cita

sama dalam mengatasi kemiskinan dan kelaparan dengan memberikan

dana yang sudah dikumpulkan dalam sebuah ormas yang sudah dibentuk.

Pada akhir tahun 1960 dan awal 1970 yang ditandai oleh gelora

pembangunan dan semangat membangun, melahirkan jenis lembaga

swadaya masyarakat baru. Masyarakat mulai melihat bahwa kemiskinan

dan masalah yang berkaitan dengan itu, tidak bisa diatasi hanya dengan

penyediaan bahan pangan, obat-obatan dan sebagainya. Mulai disadari

bahwa perbaikan hidup golongan miskin akan bergantung pada

53 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 74: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

62

kemampuan mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan dari sumber-

sumber yang tersedia bagi mereka.54

Perkembangan dari ormas sebelumnya yang memperhatikan pada

kemiskinan dan kelaparan, dalam hal ini ormas menyadari akan perbaikan

hidup golongan miskin bukan bergantung kepedulian dalam membantu

masyarakat mengatasi kemiskinan dan kelaparan, akan tetapi masyarakat

harus bergantung pada kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi

kebutuhan dari sumber-sumber yang tersedia. Masyarakat berusaha untuk

mengolah kemampuan yang dimiliki dengan bekerja untuk

mempertahankan hidup dan mengatasi kemiskinan. Masayarakat akan

berpikir untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menjalankan kehidupan

yang tidak bergantung pada orang lain, akan tetapi pada kemampuan yang

dimiliki. Ketika masyarakat sudah menyadari akan usaha untuk memenuhi

kebutuhan hidup, menandakan bahwa pembangunan yang sudah muncul

dan semangat membangun yang melahirkan jenis lembaga swadaya

masyarakat.

Organisasi setempat berskala kecil dikelola oleh kelas menengah

dan menekankan program-program pembangunan terpadu dan berskala

kecil bukan sektoral melalui berbagai prakarsa di bidang kesehatan,

pertanian, industri kecil, teknologi tepat guna dan sebagainya. Strategi

perjuangannya dilandasi upaya untuk memajukan kemandirian dan

keswadayaan masyarakat dalam merumuskan masalah yang dihadapi,

54 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 75: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

63

menghimpun sumber daya dan dana dari dalam maupun luar masyarakat

setempat, menyusun rencana untuk menanggulangi masalah tersebut dan

melaksanakan kegiatannya.55

Setelah masyarakat menyadari akan usaha untuk memenuhi

kebutuhan hidup, hal tersebut menandakan bahwa adanya pembangunan

dan semangat membangun dalam masyarakat. Seiring dengan

perkembangan dalam masyarakat untuk mencapai tahap pembangunan,

kemudian melahirkan ormas berskala kecil yang menekankan pada

program pembangunan terpadu melalui berbagai bidang yang dituju oleh

masyarakat. Pembangunan diberbagai bidang bertujuan untuk memajukan

kemandirian dalam masyarakat dan merumuskan masalah yang dihadapi

masyarakat. Dengan adanya ormas yang menekankan pada program-

program pembangunan diharapkan dapat mengatasi berbagai persoalan

yang dihadapi masyarakat dan mencapai tujuan dengan menjalankan

program-program yang sudah dirancang oleh ormas.

Organisasi kemasyarakatan yang berorientasi pada perubahan pada

awal 1980. Ketika masyarakat menyadari tentang pentingnya partisipasi

masyarakat dalam proses pembangunan, serta perlunya dicari upaya

terobosan untuk mengadakan perombakan sosial secara damai dan

demokrartis. Hal tersebut memberikan tantangan baru bagi ormas di

Indonesia.56

55 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

56 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 76: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

64

Setelah organisasi yang menekankan pada program-program

pembangunan terpadu berskala kecil dilaksanakan oleh masyarakat,

kemudian munculnya ormas yang berorientasi pada perubahan.

Masyarakat mulai menyadari akan pentingnya partisipasi yang dijalankan

oleh masyarakat dalam proses pembangunan. Pembangunan yang

dilaksanakan bukan hanya pembangunan berskala kecil saja, akan tetapi

pembangunan yang lebih global dengan melibatkan masyarakat dalam

proses pembangunan. Disamping menekankan program pembangunan,

perlu adanya upaya terobosan untuk mengadakan perombakan sosial

secara demokratis. Dalam kehidupan demokratis, masyarakat memiliki

peran penting dalam mewujudkan pembangunan. Masyarakat ikut

berpartisipasi dalam mewujudkan cita-cita nasional dan masyarakat

sebagai kontrol dalam pembangunan. Munculnya partisipasi dalam

masayarakat menandakan perubahan yang terjadi dan munculnya ormas

yang berorientasi pada perubahan.

Ormas mendapat pelajaran bahwa upaya meningkatkan taraf

kesejahteraan kelompok layanan dapat berhasil melalui pelaksanaan

kegiatan pembangunan kecil-kecilan, tetapi haruslah disadari bahwa dalam

suatu sistem politik, ekonomi, sosial yang sudah mapan, peningkatan

tersebut sering kali kurang berarti atau bahkan sekedar bersifat sesaat.57

Kritik di kalangan ormas sendiri mengandung pula peringatan agar ormas

jangan sekedar mencari pengrajin kemasyarakat, dan mencegah timbulnya

57 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 77: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

65

kaum kapitalis yang memeras lapisan dibawahnya. Kritik mendorong

banyak ormas untuk merumuskan kembali masalah-masalah yang dihadapi

serta tujuan yang dicapai. Kemudian muncul jenis ormas lainnya yakni

organisasi kemasyarakatan yang berorientasi pada perubahan.

Perkembangan ormas yang dilalui yaitu berawal dari ormas yang

mengacu pada kepentingan kelompok kecil, kepedulian terhadap

kemiskinan dan kelaparan, pembangunan dan semangat membangun,

program-program pembangunan terpadu beskala kecil. Berbagai upaya

peningkatan kesejahteraan dilakukan, tetapi peningkatan dalam

masyarakat tersebut belum cukup atau bersifat sesaat. Kemudian

munculnya ormas yang berorientasi pada perubahan yang menjadi ciri

kehidupan demokratis dan masyarakat mulai berpartisipasi dalam proses

pembangunan.

Dalam tujuan jangka pendeknya ialah menciptakan perubahan

struktural dan kelembagaan di bidang ekonomi, politik dan sosial.

Sejumlah masalah hangat pada saat itu, diantaranya kemiskinan struktural,

bantuan hukum, monopoli, ketergantungan, sentralisasi, rejimentasi,

pengkotak-kotakan dan birokrasinya. Dalam masa yang hampir sama,

timbul pula jenis organisasi kemasyarakatan yang lain juga, satu jenis

yang memperoleh bantuan pemerintah dan jenis kedua yang memperoleh

dukungan perusahaan multinasional yang mengalami masa jaya dalam

kehidupan ekonomi Indonesia.58

58 www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 78: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

66

Dalam melaksanakan perubahan yang diinginkan untuk mencapai

tujuan bersama, harus dijalankan program-program yang sudah dirancang.

Program yang akan dilaksanakan baik tujuan jangka panjang mau pun

jangka pendek harus menciptakan perubahan yang diharapkan dari ormas.

Tujuan jangka pendek dalam merubah struktural dan kelembagaan di

bidang politik, ekonomi, dan sosial. Bidang-bidang yang ingin dicapai

untuk melaksanakan perubahan dianggap perlu untuk mencapai tujuan dari

landasan yang ingin dicapai dari ormas. Semuanya harus ditempuh dengan

kerjasama dalam melaksanakan dan mencapai tujuan perubahan, ormas

diharapkan mampu menjadi wadah untuk menyalurkan aspirasi

anggotanya dalam melaksanakan perubahan yang ingin dicapai.

Menurut pendapat David C. Korten dalam mencermati keberadaan

organisasi kemasyarakatan atau yang disebut dengan ormas di Indonesia

dalam proses pertumbuhannya, dapat disimpulkan tahap-tahap

perkembangannya. Secara konvensional tahap perkembangan ormas terdiri

dari empat generasi. Ormas dalam proses pertumbuhannya memiliki

perkembangan yang terdiri dari empat generasi.59

Dalam mengutamakan

bantuan dan kesejahteraan di masyarakat, memusatkan kegiatan yaitu pada

perkembangan swadaya berskala kecil, terlibat dalam sistem

pembangunan, ikut berpartisipasi dalam sistem pembagunan, bertindak

sebagai fasilitator gerakan masyarakat.

59 David C. Korten, Menuju abad ke 12 Tindakan Sukarela Agenda Global, (Forum

Pembangunan BerpusatRakyat, Yayasan Obor, Pustaka Sinar, 1993).

 

Page 79: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

67

Generasi pertama, mengutamakan bantuan dan kesejahteraan yaitu

dengan berusaha untuk segera memenuhi kekurangan atau kebutuhan

tertentu yang dialami individu atau keluarga. Generasi kedua, memusatkan

kegiatannya pada perkembangan swadaya berskala kecil atau disebut juga

pembangunan masyarakat. Generasi ketiga, terlibat dalam sistem

pembangunan berkelanjutan yang mempermasalahkan dampak-dampak

pembangunan. Generasi keempat, bertindak sebagai fasilitator gerakan

masyarakat yaitu membantu rakyat mengorganisir diri, mengidentifikasi

kebutuhan lokal, dan memobilisasi sumber daya yang ada serta membantu

mendapatkan sumber daya dari luar. Pada tahap ini ormas tidak hanya

sekedar ingin mempengaruhi rumusan kebijakan, tapi mengharapkan

adanya perubahan dalam pelaksanaan. Dengan program pemberdayaan

masyarakat, ormas menekankan perjuangan agar masyarakat mendapatkan

sistem pemerintahan yang lebih terbuka.

Dalam mengutamakan kesejahteraan masyarakat dengan

memenuhi kebutuhan yang dialami individu. Setiap masyarakat memiliki

usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dihadapi. Baik kekurangan

yang dialami oleh individu atau pun keluarga dengan banyak berusaha

dalam memenuhi kebutuhan. Dalam pembangunan yang diharapkan dapat

memajukan masyarakat dan ikut serta dalam memajukan pembangunan

nasional dengan adanya perkembangan swadaya berskala kecil.

Pembangunan berkelanjutan masyarakat ikut terlibat dalam proses

pembangunan dan mengetahui dampak-dampak yang timbul dari

 

Page 80: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

68

pembangunan. Selanjutnya ormas yang bertindak sebagai fasilitator

membantu rakyat mengorganisir diri dalam menghadapi persoalan dalam

masyarakat, mengidentifikasi kebutuhan setempat yang menjadi dasar

kemajuan masayarakat dalam memenuhi kebutuhan, memanfaatkan

sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan dampak

yang negatif dan membantu mendapatkan sumber daya dari luar untuk

kepentingan atau kebutuhan dalam masyarakat. Dalam pelaksanaanya

ormas mengharapkan adanya perubahan, tidak hanya usaha untuk

mempengaruhi kebijakan dan mengharapkan adanya sistem pemerintahan

yang terbuka.

Namun perlu ditegaskan bahwa perbedaan generasi hanya untuk

mempermudah pendekatan dan pemahaman teoritis. Realitas yang

sebenarnya menunjukkan bahwa tingkat perkembangan ormas tidaklah

berjalan linier. Dari keseluruhan ormas itu, dapat diambil garis besarnya

yaitu bahwa pemihakan ormas adalah kepada rakyat kecil. Dari keempat

generasi ormas tersebut, sampai saat ini masih tumbuh seiring dengan

dinamika masyarakat dalam arti seluruh generasi itu masih hidup

berdampingan mengkonsolidasi kebenarannya.60

Perbedaan ormas yang muncul dari setiap generasi dipengaruhi

oleh perkembangan ormas yang terjadi pada masyarakat itu sendiri.

Masyarakat mulai memahami setiap permasalahan yang terjadi dan

melakukan tindakan-tindakan dalam mengatasi berbagai macam persoalan.

60 David C. Korten, Menuju abad ke 12 Tindakan Sukarela Agenda Global, (Forum

Pembangunan BerpusatRakyat, Yayasan Obor, Pustaka Sinar, 1993).

 

Page 81: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

69

Setiap generasi ormas mengalami perubahan dalam pelaksaannya di

masyarakat, karena masyarakat berpikir dinamis dan memiliki pandangan

berbeda dalam setiap realitas yang dihadapi dalam perkembangannya.

Seiring dengan perkembangan ormas yang ditandai dengan banyaknya

perubahan dan perkembangan yang tidak hanya berjalan linear saja setiap

generasinya. Generasi ormas tumbuh dan berkembang seriring dengan

dinamika masyarakat, setiap generasi bejalan beriringan dan masih hidup

berdampingan.

2. Ormas-ormas di Indonesia

Pasca reformasi banyak sekali bermunculan kelompok-kelompok

yang mengatasnamankan kelompok organisasi masyarakat atau yang lebih

dikenal dengan sebutan ormas sebagai contoh dari organisasi masyarakat

di Indonesia diantaranya yaitu LSM (Front Pembebasan Nasional), OKP

(Organisasi Kemasyarakatan Pemuda), FBR (Forum Betawi Rempug), FPI

(Front Pembela Islam) dan organisasi masyarakat lainnya. Terbentuknya

suatu organisasi masyarakat pada dasarnya karena keinginan untuk

berkumpul, berpendapat, menyatakan pikiran dan bersikap sesuai hati

nurani, dan berkomunikasi.61

Banyak kelompok ormas yang muncul di Indonesia, salah satunya

yaitu ormas FPI (Front Pembela Islam). Ormas yang dibentuk dalam

masyarakat didasarkan pada kesamaan tujuan dan cita-cita yang

diharapkan dari setiap individunya. Individu yang berkumpul dalam suatu

61 http://www.odasoka.com/2011/01/organisasi-masyarakat.html (Diakses pada Tanggal

11 Juni 2014)

 

Page 82: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

70

wadah memiliki pemikiran, ide dan prinsip yang sama dalam

melaksanakan tujuan dan menyusun rancangan yang akan dijalankan.

Dengan adanya ormas setiap individu atau anggota dalam ormas bebas

menyalurkan aspirasinya dan sebagai sarana komunikasi sosial timbal

balik antar anggota dan antar organisasi kemasyarakatan. Serta dengan

adanya ormas dapat dengan bebas menyatakan pendapat dan pikirannya.

Tingkah laku organisasi masyarakat terkadang membawa dampak

positif mau pun negatif. Dampak positifnya adalah organisasi masyarakat

yang mengadakan kegiatan membantu orang-orang yang kurang mampu

atau yang sedang terkena musibah sehingga para korban merasa terbantu

dengan adanya bantuan dari organisasi masyarakat tersebut. Tapi sering

kali tingkah laku organisasi masyarakat membawa dampak negatif

sehingga meresahkan warga masyarakat sekitar antara lain kegiatan yang

dilakukan organisasi masyarakat berakibat bentrokan, unjuk rasa,

perkelahian, merusak barang-barang sehingga banyak memakan korban

yang luka-luka bahkan tewas atau juga kehilangan harta bendanya akibat

kegiatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat.62

Pelaksanaan ormas dalam masyarakat yang tidak hanya

menimbulkan dampak positif saja, akan tetapi terkadang menimbulkan

dampak negatif. Dalam perkembangannya yang menimbulkan dampak

positif yang membantu kemiskinan dan kelaparan di masyarakat, serta

kepedulian lainnya kepada masyarakat yang membutuhkan atau membantu

62 http://www.odasoka.com/2011/01/organisasi-masyarakat.html (Diakses pada Tanggal

11 Juni 2014)

 

Page 83: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

71

rakyat kecil sehingga masyarakat merasa terbantu. Sedangkan dampak

negatif yang ditimbulkan dalam pelaksanaan ormas yaitu ketika tindakan

yang dilakukan meresahkan warga masyarakat dan menimbulkan

bentrokan yang banyak memakan korban luka-luka bahkan korban tewas.

Kehadiran ormas di Indonesia sangat penting sebagai wadah bagi

warga negara untuk menyalurkan aspirasinya, sekaligus sebagai alat

perjuangan kepentingan mereka secara konstitusional. Hal itu mengingat

hak berpendapat dan berkumpul adalah bagian integral. Jika melihat

sejarah, peran ormas sangat krusial dalam perjuangan kemerdekaan.

Ormas-ormas yang ada di masa pergerakan nasional, baik yang berlatar

belakang agama, daerah, maupun nasionalis, mampu tampil di depan

memelopori gerakan mewujudkan kemerdekaan.63

Ormas sebagai wadah untuk masyarakat berdasarkan kesamaan

tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai bersama. Kesamaan pemikiran dan

ide adalah bagian dari terbentuknya ormas yang diyakini dapat membantu

setiap anggota untuk menyalurkan aspirasinya dan memperjuangkan

berbagai kepentingan yang sama. Terbentuknya ormas dengan dasar

keinginan setiap individu untuk berkumpul dan berhak menyatakan

pendapat yang menjadi bagian dari integral. Ormas memiliki peran yang

krusial dalam perjuangan kemerdekaan yang ditandai pada masa

pergerakan nasional. Ormas pada masa pergerakan nasional muncul

berkembang dari berbagai latar belakang dan mampu mempelopori

63

http://www.suarapembaruan.com/tajukrencana/menata-kembali-ormas/37758(Diakses

pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 84: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

72

gerakan mewujudkan kemerdekaan. Perjuangan ormas sejak lama sampai

saat ini menunjukan bahwa ormas tumbuh dan berkembang seiring dengan

dinamika masyarakat.

Dengan demikian, ormas telah hadir jauh sebelum negara

Indonesia diproklamirkan. Inilah yang membuat posisi ormas demikian

penting dan strategis, bahkan di masa pembangunan saat ini. Setelah Orde

Baru tumbang dan pasca reformasi, kehadiran ormas semakin marak, baik

dari sisi jumlah maupun bidang kegiatan. Ormas hadir membantu

pemerintah di bidang sosial, keagamaan, pemberdayaan ekonomi,

pemberdayaan perempuan, peningkatan kualitas hidup dan kesehatan

masyarakat, penyelamatan lingkungan, serta penguatan demokrasi.64

Ormas muncul sejak lama sebelum kemerdekaan, baik ormas

dalam membantu rakyat kecil atau kepedulian lain terhadap masyarakat,

ormas yang muncul pada pembangunan berskala kecil, ormas yang mulai

berpartisipasi dalam pembangunan, serta ormas dengan dasar perubahan.

Semuanya berkembang seiring dinamika masyarakat dan ikut serta dalam

mempelopori gerakan mewujudkan kemerdekaan pada masa pergerakan

nasional. Pada masa Orde Baru dan pasca reformasi kehadiran ormas

semakin berkembang. Ormas tumbuh dan berkembang pada masa

pembangunan saat ini dan keberadaan ormas membantu pembangunan

dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Banyaknya ormas yang

64 http://www.suarapembaruan.com/tajukrencana/menata-kembali-ormas/37758(Diakses

pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 85: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

73

muncul dari berbagai bidang yang dilandasi kesamaan yang dimiliki

masyarakat dalam terbentuknya ormas.

Ormas turut ambil bagian dalam tugas-tugas yang menjadi

tanggung jawab pemerintah. Selain itu, kehadiran ormas, baik yang

berlatar belakang agama, profesi, maupun ikatan-ikatan lainnya, juga

menjadi wadah untuk membingkai pemikiran dan kepentingan dari semua

warga negara yang pluralis. Ormas, sebagaimana parpol, juga menjadi

penopang dalam kehidupan demokrasi. Di tengah apatisme masyarakat

terhadap parpol saat ini, ormas menjadi saluran alternatif untuk

menyuarakan kepentingan, sekaligus membuka ruang kontrol terhadap

pemerintah.65

Ormas berperan dalam mewujudkan pembangunan dalam rangka

mencapai tujuan nasional dan turut ambil bagian dalam tugas-tugas yang

menjadi tanggung jawab pemerintah. Ormas menjadi wadah dalam

masyarakat untuk berkumpul dan menyatakan pendapat yang didasari

dengan kesamaan yang dimiliki yaitu dalam pemikiran dan ide yang

muncul untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang diharapkan bersama.

Kehadirannya yang dilandasi dari kesamaan latar belakang yang menjadi

dasar terbentuknya ormas bertujuan untuk menyalurkan aspirasi setiap

individu, mewujudkan kepentingan bersama dan berpartisipasi dalam

kehidupan yang demokratis. Dalam kehidupan demokrasi masyarakat ikut

65 http://www.suarapembaruan.com/tajukrencana/menata-kembali-ormas/37758(Diakses

pada Tanggal 11 Juni 2014)

 

Page 86: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

74

serta atau berpartispasi dalam mewujudkan pembangunan dan ormas

menjadi ruang kontrol terhadap pemerintah.

B. Front Pembela Islam (FPI)

1. Sejarah Singkat Front Pembela Islam (FPI)

Front Pembela Islam (FPI) didirikan pada tanggal 25 Robiuts Tsani

1419 Hijriyyah bertepatan dengan 17 Agustus 1998 Miladiyyah, oleh

sejumlah Habaib dan ulama serta ribuan umat Islam di Jakarta. FPI

dideklarasikan sebagai wadah kerjasama ulama dan umat dalam

menegakkan amar maruf nahi munkar di seluruh sektor kehidupan.

Karenanya, FPI harus peduli terhadap persoalan dakwah, harokah, aqidah,

syariat, akhlaq, moral, sosial kemasyarakatan, pendidikan, kebudayaan,

ekonomi, industri, politik, keamanan, pengetahuan, teknologi, serta sektor-

sektor kehidupan umat manusia lainnya. Dari sini bisa dikatakan bahwa

FPI sudah memposisikan diri sebagai organisasi amar maruf nahi

munkar.66

Front Pembela Islam (FPI) sebagai salah satu ormas di Indonesia

yang berdiri dengan latar belakang agama dan kepercayaan. FPI sebagai

wadah dalam melakukan kerjasama ulama dan umat dengan dasar

menegakkan amar maruf nahi munkar yang peduli terhadap berbagai

sektor kehidupan. Kepedulian dalam berbagai sektor kehidupan muncul

ketika melihat realitas yang ada saat ini, karena sektor kehidupan yang

66

Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, Dialog FPI Amar Maruf Nahi

Munkar, (Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), cet ke 2, hlm. 126-127.

 

Page 87: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

75

luas tidak selamanya tersentuh dan dapat diatasi dengan baik oleh

pemerintah.

Latar belakang pendirian FPI adalah merajalelanya kezholiman dan

maraknya kemaksiatan di tengah masyarakat. Yang oleh karenanya telah

terjadi kerusakan di mana-mana, bahkan telah mengundang berbagai

musibah di saentero negeri. Sehingga tidak bisa tidak harus ada dari

bagian umat ini yang sudi tampil ke depan untuk melawan kezholiman dan

memerangi segala kemunkaran, dengan segala resiko perjuangannya, agar

terhindar dari segala malapetaka yang bisa menghancurkan negeri dengan

segala isinya. Untuk itulah Front Pembela Islam lahir.67

Pendirian FPI dalam tujuan kepedulian terhadap berbagai sektor

kehidupan dan melihat realitas yang ada dalam pelaksanaanya tidak sesuai

dengan yang diharapkan, maka FPI memiliki perhatian dalam

memperbaiki dan mengatasi persoalan yang dihadapi dalam masyarakat.

Dalam mengatasi persoalan yang dihadapi, FPI melakukan berbagai

tindakan yaitu dengan perjuangan melawan kezholiman dan memerangi

segala kemunkaran yang terjadi di dalam masyarakat dengan dasar

perjuangan FPI yaitu amar maruf nahi munkar. Tujuan yang dilakukan

oleh FPI untuk memperbaiki berbagai sektor kehidupan dilakukan dengan

pemikiran dan ide yang menjadi dasar terbentuknya FPI. Semua rencana

dan pelaksanaan yang dilakukan agar tercapainya tujuan dan cita-cita yang

diharapkan oleh FPI di sektor kehidupan.

67

Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, Dialog FPI Amar Maruf Nahi

Munkar, (Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), cet ke 2, hlm. 127.

 

Page 88: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

76

Disebut Front karena orientasi kegiatan yang dikembangkan lebih

pada tindakan konkrit berupa aksi frontal yang nyata dan terang dalam

menegakkan amar maruf nahi munkar. Sehingga diharapkan agar

senantiasa berada di garis terdepan untuk melawan dan memerangi

kebathilan, baik dalam keadaan senang maupun susah.68

Dalam kegiatan pada tindakan aksi frontal yang nyata dan secara

terang-terangan dalam mencapai tujuan FPI dengan dasar amar maruf nahi

munkar. FPI melakukan aksinya berada dalam garis terdepan dalam

melawan dan memerangi segala kemunkaran atau kebathilan yang terjadi

di berbagai sektor kehidupan. Ketika ormas lain tidak memberanikan diri

secara terang-terangan untuk memperbaiki berbagai sektor kehidupan yang

tidak sesuai dengan yang diharapkan karena tidak berjalan dengan baik,

FPI memberanikan diri berjuang melewati berbagai tantangan yang

dihadapi dalam pelaksaannya. Berbagai cara ditempuh untuk tercapainya

tujuan dan cita-cita dalam memperbaiki berbagai sektor kehidupan, yang

paling utama dan menjadi dasar tujuan FPI berada dalam barisan depan

untuk melaksanakan amar maruf nahi munkar. Dalam keadaan apa pun

FPI akan tetap berada pada baris utama dan tetap berpegang teguh pada

tujuan utama dalam menjalankan perjuangan melawan segala bentuk

kemunkaran dan kebatilan yang terjadi pada masyarakat.

Dan disebut Pembela dengan harapan agar senantiasa bersikap pro

aktif dalam melakukan pembelaan terhadap nilai-nilai kebenaran dan

68

Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, Dialog FPI Amar Maruf Nahi

Munkar, (Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), cet ke 2, hlm. 127-128.

 

Page 89: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

77

keadilan. Dan dengannya diharapkan pula bisa menjadi pendorong untuk

tidak berfikir tentang apa yang bisa didapat, namun sebaliknya agar

berfikir tentang apa yang bisa diberi. Dengan kata lain, FPI harus siap

melayani bukan dilayani. Sikap yang diharapkan bisa menjadi penyubur

keberanian dan pembangkit semangat berkorban dalam perjuangan FPI.69

Dalam melaksanakan tujuan FPI yaitu dalam melakukan

pembelaan terhadap nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Dengan

perjuangan dalam memperbaiki berbagai sektor kehidupan agar berjalan

sesuai yang diharapkan dan berjalan dengan baik dalam masyarakat.

Prinsip yang dipegang oleh FPI yaitu menjadi pendorong untuk berfikir

bukan tentang apa yang didapat tetapi tentang apa yang dapat diberikan

kepada masyarakat dan dapat melayani keinginan masyarakat dalam

mewujudkan cita-cita bersama. Tujuan yang dilakukan oleh FPI hanya

bertujuan untuk masyarakat dan mengharapkan kehidupan berjalan sesuai

dengan nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai yang diharapkan dan dapat

diciptakan dalam kehidupan masyarakat dengan adanya kerjasama yang

dilakukan oleh FPI dan masyarakat untuk mewujudkannya.

Ada pun kata Islam menunjukkan bahwa perjuangan FPI harus

berjalan di atas ajaran Islam yang benar lagi mulia. Jadi jelas bahwa

pemberian nama organisasi dengan Front Pembela Islam adalah sebagai

identitas perjuangan, bahwa organisasi siap berada di barisan terdepan

untuk menegakkan Syariat Islam. Sehingga identitas perjuangannya jelas

69

Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, Dialog FPI Amar Maruf Nahi

Munkar, (Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), cet ke 2, hlm. 129.

 

Page 90: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

78

dan mudah dipahami. Dengan demikian, tidak benar jika pemberian nama

tersebut berkonotasi sektarian, karena islam yang diperjuangkan adalah

agama yang rahmatan lil alamin, lintas sektoral.70

Dalam perjuangan FPI yang berada di atas ajaran Islam dan

berpegang teguh terhadap syariat Islam, maka yang dilakukan oleh FPI

sesuai dengan ajaran dan memperjuangan kebenaran yang sesuai dengan

Islam. Nama FPI sebagai identitas perjuangan dalam menegakkan syariat

Islam dengan tujuan memperbaiki sektor kehidupan agar berjalan dengan

baik dan sesuai dengan nilai-nilai. Dalam perjuangan melawan

kemunkaran dan kebathilan yang ada dalam kehidupan masyarakat, maka

FPI berada dalam barisan utama dengan dasar amar maruf nahi munkar

untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang diharapkan. Pemberian nama

dalam konotasi sektarian, karena perjuangan dalam memperbaiki sektor

kehidupan harus mencapai berbagai aspek dan secara menyeluruh atau

lintas sektoral dalam masyarakat.

70 Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, Dialog FPI Amar Maruf Nahi

Munkar, (Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008), cet ke 2, hlm. 129.

 

Page 91: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

79

2. Pendiri-pendiri Front Pembela Islam (FPI)

Dewan Pimpinan Pusat FPI Periode Kebangkitan 1998

Ketua Majelis Syura : KH. Muhammad Amin Sarbini

Ketua Dewan Syariat : Al-Habib Ali bin Sahil

Ketua Dewan Kehormatan : KH. Muhammad Munif

Ketua Dewan Pembina : KH. Mashum A. Hasan

Ketua Dewan Penasihat : KH. Mahmud Sempur

Ketua Dewan Pengawas : Al-Habib Sholeh Al-Habsyi

Ketua Umum : Al-Habib Muhammad Rizieq S.

Ketua I : KH. Cecep Bustomi

Ketua II : KH. Ahmad Damanhuri, Lc.

Ketua III : KH. Drs. Oman Syahroni

Sekretaris Jenderal : KH. Drs. Misbahul Anam

Bendahara Ahli : Ust. Ahmad Defri Dahler, SE.

 

Page 92: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

BAB IV

ANALISIS HASIL TEMUAN

A. Strategi Humas Front Pembela Islam (FPI) dalam Memperbaiki Citra

Publik melalui Media Massa

Strategi yang ada dalam sebuah organisasi digunakan untuk mencapai

tujuan dan program kegiatan, baik tujuan jangka panjang mau pun jangka

pendek yang ingin dijalankan dalam sebuah organisasi. Tujuan dan program

kegiatan organisasi tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya strategi yang

digunakan. Menurut Onong Udjana Effendi mengemukakan strategi pada

hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)

untuk mencapai suatu tujuan.71

Sebuah organisasi harus memiliki perencanaan

dalam menyusun strategi untuk mencapai tujuan. Dalam mencapai tujuan yang

diharapkan dan diinginkan oleh organisasi dengan menggunakan strategi.

1. Pelaksanaan Strategi

Tidak ada strategi yang digunakan dalam memperbaiki citra FPI,

karena apa yang musti diperbaiki. Jadi begini kalau masalah citra itu

karena sebetulnya dari awal juga citra FPI itu dibentuk oleh media yang

membentuk, media sendiri yang membuat pemberitaan dan opini tentang

FPI. Selama ini FPI bekerjasama dengan siapapun selain di dalam

organisasi. FPI selama ini bekerjasama baik dengan aparatur pemerintahan

mau pun dengan lembaga dan ormas-ormas Islam yang lain. Tidak ada

71

Onong Udjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandug: PT Rosdakarya, 2004), cet ke

4, hlm. 29.

80

 

Page 93: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

81

masalah, FPI bekerjasama dengan MUI, FPI bekerjasama dengan

Muhammadiyah, FPI bekerjasama dengan NU. Karena FPI bagian

daripada forum umat Islam. Dengan departemen agama FPI bekerjasama,

dengan kementerian sosial FPI bekerjasama, dengan departemen

pertahanan pun FPI bekerjasama. Di dalam FPI nya sendiri satu sama lain

ya saling berkaitan saling membutuhkan tidak ada masalah. Semuanya

sudah bekerjasama.72

Strategi yang digunakan oleh humas Front Pembela Islam (FPI)

adalah mengkomunikasikan segala program dan kegiatan FPI baik dengan

internal mau pun eksternal. Dalam menjalankan strategi dengan pihak

internal yaitu yang berada dalam organisasi FPI sendiri, FPI menjalin

hubungan dengan anggota dan dalam menjalankan strategi organisasi

bekerjasama dengan departemen lain. Selain menjalin kerjasama dengan

baik di dalam organisasi, FPI bekerjasama dengan pihak eksternal yaitu

FPI bekerjasama dengan aparatur pemerintahan, lembaga dan ormas-

ormas Islam yang lain.

Menurut Peneliti bahwa strategi yang dilakukan oleh FPI dalam

melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan belum terstruktur dengan

baik. Belum tersusunnya tahapan-tahapan yang ingin dilaksanakan dalam

melakukan strategi, terutama dalam perumusan strategi. Belum adanya

tujuan dan sasaran yang secara khusus ingin dilaksanakan dan dicapai

dengan menggunakan strategi yang diterapkan. Pentingnya mengetahui

72

Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 94: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

82

strategi apa dan bagaimana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau

sasaran yang diinginkan, karena apabila tidak mengetahui strategi apa

yang akan dilaksanakan maka tujuan tidak akan tercapai dengan baik dan

sesuai dengan yang diharapakan. Strategi merupakan kunci dari

tercapainya tujuan, dengan strategi atau perencanaan organisasi akan

mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan. Oleh karena

itu, sebuah organisasi harus memilih dan menetapkan strategi untuk

dilaksanakan.

Selain mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

dengan adanya strategi, organisasi akan mengetahui bagaimana atau

tindakan apa saja yang dilakukan dalam menghadapi tantangan dan

hambat dari pihak eksternal. Maka, pentingnya pelaksanaan strategi untuk

mengatasi tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh organisasi. Setelah

berhasil mengatasinya, selanjutnya menetapkan kekuatan dan kelemahan

secara internal. Perlunya menjalin kekuatan dalam organisasi, karena

dengan terjalinnya hubungan internal diharapkan dapat tercapainya tujuan

yang ingin dicapai dalam organisasi dengan menggunakan strategi.

Strategi yang digunakan organisasi merupakan kunci dari tercapainya

tujuan.

Perumusan strategi yang dilaksanakan dalam organisasi FPI belum

melibatkan departemen lain dalam organisasi. Dalam perumusan strategi

untuk mencapai tujuan perlu adanya kerjasama dengan pihak internal atau

departemen lain dalam organisasi. Dengan adanya partisipasi dengan

 

Page 95: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

83

departemen lain dalam organisasi, diharapkan kegiatan akan tercapai

dengan baik dan sesuai dengan tujuan organisasi. Ketika strategi belum

dilaksanakan dengan baik karena terdapat tantangan dan hambatan yang

dihadapi, perlunya kerjasama dengan departemen lain untuk merumuskan

strategi apa untuk menghadapi permasalahan. Dalam menghadapi

permasalahan atau persoalan organisasi, peran strategi sangat penting

untuk mengatasinya. Strategi juga dibuat dalam mengatasi krisis dan

persoalan dalam organisasi.

Ya tantangan itu pasti semuanya ada, yang namanya perjuangan

tantangan itu ada. Tidak ada yang ngga ada tantangannya. Terutama

tantangannya itu di dalam menghadapi media-media liberal yang memang

dari awal mereka sudah tidak suka dengan Islam, maka di arahkan kepada

FPI. Dibentuklah oleh mereka itu pencitraannya bahwa FPI radikal,

fundamental, ekstrim. Tapi kenyataannya kan masyarakat bisa menerima.

Dan sekarang FPI sedang melaunching tentang masalah TV FPI dan kita

bekerjasama dengan radio rasil, radio wadi, radio silaturahmi dan FPI

mempunyai radio streaming FPI kan itu untuk humas. Orang-orang itu aja,

jadi sudah dari dulu seperti itu ngga ada masalah. Itu yang ada di televisi

itu adalah pencitraan yang dibentuk oleh kaum liberal. Jadi dengan adanya

launching TV FPI jadinya masyarakat bisa langsung melihat dan

menyaksikan sendiri tanpa dari media lain.73

73 Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 96: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

84

Dalam menjalankan strategi terdapat tantangan yang dihadapi oleh

FPI, terutama tantangan dalam menghadapi media-media liberal yang dari

awal keberadaanya tidak menyukai Islam dan gerakan-gerakan Islam

terutama FPI. Keberadaan FPI yang memperjuangkan syariat Islam dan

memperbaiki berbagai sektor kehidupan dengan berbagai aksi-aksi yang

dilakukan, dimanfaatkan dengan baik untuk media-media liberal dalam

menyudutkan pandangan terhadap Islam, dengan mengolah informasi yang

akan disampaikan kepada masyarakat mengenai FPI dalam aksi-aksinya.

Dalam memberikan informasi kepada masyarakat, media-media liberal

lebih menyoroti aksi-aksi FPI yang anarkis yang kemudian disampaikan

kepada masyarakat dengan berbagai berita yang disampaikan. Berita yang

disampaikan berupa berita negatif akan dengan mudah diterima oleh

masyarakat sama halnya dengan istilah bad news is a god news.

Kesan yang diberikan bahwa FPI adalah gerakan Islam radikal

fundamentalis tidak terlepas dari pengaruh pemberitaan dari media-media.

Pemberitaan dari media-media mengenai FPI terutama berita negatif yang

tidak luput dari minat masyarakat. Banyak masyarakat terpengaruh dari

media mengenai pandangannya terhadap FPI yang negatif. Gerakan-

gerakan atau aksi yang dilakukan oleh FPI terutama aksi anarkis yang

selalu disoroti oleh media-media yaitu aksi yang berakibat bentorkan,

unjuk rasa, merusak barang-barang atau aksi yang memakan korban.

Semua aksi-aksi FPI menjadi pemberitaan media-media, terutama media-

media liberal yang tidak menyukai FPI. Dalam melakukan aksi-aksinya

 

Page 97: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

85

FPI berpegang pada amar maruf nahi munkar yaitu mencegah hal-hal

buruk yang terjadi dalam masyarakat. FPI menjadi kontrol dalam

masyarakat ketika pihak keamanan atau aparat negara belum dapat

mengatasinya. Akan tetapi, selain melalukan aksi-aksinya yang disebut

dengan gerakan radikal fundamentalis, FPI sering melakukan aksi-aksi

sosial dalam masyarakat yaitu dalam mengatasi bencana alam, gempa,

banjir dan yang tidak lepasdari banyaknya relawan pada saat musibah

tsunami di Aceh. Banyak para relawan dari FPI membantu proses evakuasi

dll. Akan tetapi, media menyoroti hal-hal negatif yang dilakukan oleh FPI,

terutama media-media liberal yang tidak memberitakan sesuai dengan

fakta yang terjadi. Sehingga masalah yang muncul dalam masyarakat

adalah FPI tidak terlepas dari aksi-aksi yang anarkis dan besarnya

pengaruh peran media-media terhadap pemberitaan FPI yang negatif.

Seiring dengan pemberitaan media-media liberal yang berkembang

dalam masyarakat, FPI menanggapi pemberitaan baik dari media televisi,

radio, koran dan media-media lainnya tidak sesuai dengan fakta yang

terjadi. Semua yang diberitakan muncul dari kepentingan setiap media.

Oleh karena itu, strategi yang digunakan FPI adalah dengan melaunching

media berupa televisi FPI yang bekerjasama dengan berbagai radio Islam.

Dengan adanya televisi FPI diharapkan mampu menjawab berbagai

pertanyaan yang berkembang dalam masyarakat dan memberikan

pemberitaan yang sesuai dengan fakta yang terjadi dalam tubuh organisasi

FPI. FPI juga memiliki radio streaming untuk memberikan informasi

 

Page 98: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

86

mengenai organisasi FPI kepada masyarakat. Adanya televisi dan radio

streaming FPI, masyarakat bisa langsung menyaksikan dan mendegar

sendiri tanpa dari media lain yang memiliki kepentingan dan tidak

menyukai setiap gerakan yang dilakukan oleh FPI.

Menurut peneliti bahwa selain permasalahan yang dihadapi dalam

organisasi, terdapat tantangan dalam melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuan. Dalam menghadapi tantangan di organisasi FPI yaitu

tantangan dari media-media liberal yang dari awal sudah tidak menyukai

FPI dan gerakan-gerakan yang dilakukan oleh FPI. Untuk

memperbaikinya perlu dibangun strategi yang matang dalam menjalankan

kegiatan atau program untuk mencapai tujuan. Kerjasama yang baik perlu

dilakukan agar tidak berkembangnya pemberitaan yang negatif dalam

masyarakat. Strategi untuk bekerjasama baik dengan masyarakat dan

media-media. Masyarakat perlu mengetahui organisasi beserta tujuan

organisasi, karena dengan secara langsung menjelaskan kepada

masyarakat diharapkan hubungan komunikasi berjalan dengan baik dan

masyarakat harus memahami secara jelas. Masyarakat akan memahami

secara jelas dan langsung tanpa adanya pengaruh dari media yang

memberikan pemberitaan negatif. Selanjutnya menjalin hubungan yang

baik dengan media-media, karena media mempunyai peran penting dalam

memberikan informasi yang berkembang dalam masyarakat. Media-media

mempunyai pengaruh yang besar dalam melahirkan opini atau pandangan

dalam masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi. Oleh karena itu,

 

Page 99: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

87

strategi yang sudah dirumuskan atau dipersiapkan dapat mengatasi

tantangan yang dihadapi dalam organisasi. Dengan adanya strategi yang

baik, diharapkan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dalam

mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam organisasi FPI seharusnya

strategi dapat dirumuskan dan dapat menjalankan tahapan-tahapan yang

benar karena tercapainya tujuan yang diharapkan ditentukan oleh

pelaksanaan strategi yang benar. Strategi dapat diperoleh dari perencanaan

yang disusun oleh organisasi dan dijalankan dengan kinerja yang baik oleh

humas dan departemen lain dalam organisasi.

Ya hambatan ada saja, hambatan itu pasti ada yang namanya

hambatan itu. Karena memang kadang-kadang kita juga menghadapi

orang-orang yang susah untuk menerima penjelasan kita. Jadi sebetulnya

masyarakat itu kan ada yang kalau mereka itu memang korban media

begitu kita jelaskan mereka memahami, tetapi yang jadi masalah itu adalah

orang-orang yang memang dari awal sudah apatis dengan pergerakkan

FPI. Akan hambatan ya disitu.74

Selain banyaknya tantangan yang dihadapi oleh FPI terutama

dalam menghadapi media-media liberal yang tidak menyukai setiap

gerakan FPI dan pemberitaan negatif yang berkembang, terdapat juga

hambatan yang dihadapi oleh FPI. Hambatan dalam melaksanakan strategi

yang dihadapi oleh FPI disetiap gerakannya yaitu menghadapi orang-orang

yang sulit menerima penjelasan, baik penjelasan dalam setiap kegiatan

74

Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 100: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

88

atau dalam melaksanakan gerakan yang dilakukan oleh FPI. Untuk

melaksanakan setiap kegiatan diperlukan pengetahuan dan pemahaman

dari setiap individu agar setiap kegiatan dilaksanakan dengan baik, tanpa

adanya kesalah pahaman yang terjadi sehingga mengakibatkan tidak

terjalinnya komunikasi yang baik dalam mencapai tujuan. Dalam

menghadapi orang-orang yang sulit menerima penjelasan dipengaruhi juga

oleh besarnya pengaruh media dalam masyarakat. Media yang

berkembang tidak terlepas dari minat masyarakat akan berbagai informasi

yang didapatkan, baik informasi yang bersifat positif atau pun negatif.

Masyarakat ada yang dapat langsung memahami apa yang disampaikan

dan ada pula yang sulit untuk menerima penjelasan. Semuanya dilakukan

agar hubungan komunikasi antara organisasi dengan masyarakat berjalan

dengan baik dan selaras. Apa yang diharapkan oleh organisasi berjalan

dengan baik, begitu sebaliknya apa yang diharapkan oleh masyarakat

terhadap organisasi berjalan dengan baik pula.

Hambatan selanjutnya dalam pelaksanaan strategi yaitu dalam

menghadapi orang-orang yang dari awal sudah apatis dengan pergerakan

yang dilakukan oleh FPI. Masyarakat atau media-media yang sejak awal

sudah tidak mendukung kegiatan atau pelaksanaan program yang

dilakukan oleh FPI. Sebelum memberikan pejelasan, orang-orang yang

sudah apatistidakmau ikut serta mendukung danbekerjasama dalam

mewujudkan tujuan yang diharapkan organisasi. Apa pun kegiatan atau

gerakan yang dilakukan, tidak akan merubah pendirian orang-orang yang

 

Page 101: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

89

sudah apatis terhadap FPI. Selanjutnya media-media selain liberal, media

apatis juga termasuk yang menjadi hambatan dari pelaksanaan strategi.

Ketika organisasi ingin memberikan informasi mengenai kegiatan yang

dilakukan, media tidak dengan begitu saja menyampaikan kepada

masyarakat karena media yang apatis cenderung menyoroti gerakan atau

aksi yang dinilai anarkis atau negatif mengenai FPI untuk disampaikan

melalui pemberitaan.

Menurut peneliti dalam mengatasi hambatan orang-orang yang

sulit menerima penjelasan dari organisasi FPI yaitudengan mengubah

pandangan masyarakat yang masih dipengaruhi oleh media.Dengan

adanya pengaruh dari media masyarakat akan sulit untuk menerima

penjelasan. Penjelasan harus dilakukan untuk memperoleh pemahaman

yang baik mengenai organisasi, dengan pemahaman yang didapat dari

organisasi akan didapat hubungan yang baik dengan masyarakat.

Masyarakat akan memperoleh pengetahuan dan maksud dari kegiatan

organisasi tanpa adanya pandangan yang negatif. Untuk menjalin

hubungan dengan masyarakat, perlu dilaksanakan strategi yang ditetapkan

untuk mencapai tujuan. Masyarakat dapat yakin menerima penjelasan dari

organisasi dengan melihat strategi dan tujuan yang ditetapkan oleh

organisasi dilakukan dengan matang. Tanpa adanya strategi sulit untuk

mengatasi hambatan yang dihadapi, strategi dapat menentukan dalam

mengahadapi hambatan untuk mencapai tujuan. Masyarakat akan

mendukung setiap kegiatan atau gerakan yang dilakukan oleh organisasi,

 

Page 102: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

90

karena telah mengetahui dan memahami strategi untuk mencapai tujuan

apa yang ingin dicapai oleh organisasi dan kerjasama akan diperoleh

organisasi dengan masyarakat.

Mengatasi hambatan selanjutnya dalam organisasi FPI yaitu

menghadapi orang-orang yang dari awal sudah apatis terhadap pergerakan

FPI. Dalam melakukan kegiatan atau pergerakan sangat sulitnya untuk

memberikan pemahaman terhadap masyarakat yang apatis terhadap FPI.

Sangat penting sekali untuk mengajak masyarakat yang apatis dalam

mendukung kegiatan, karena biasanya masyarakat yang apatis menjadi

penyebab atau menjadi faktor dalam menghambat terlaksananya kegiatan

atau tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi FPI. Hal yang harus

dilakukan adalah memberikan pemahaman kembali mengenai strategi apa

yang dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi dan memberikan

pemahaman kepada masyarakat yang apatis akan pentingnya dukungan

serta peran mereka dalam mewujudkan apa yang diharapkan oleh

organisasi. Tujuan organisasi akan berjalan dengan baik apabila

terjalinnya kerjasama yang baik dan adanya dukungan masyarakat.

Masyarakat yang apatis dipengaruhi pula oleh media yang

berkembang, dengan adanya informasi yang diberikan oleh media yang

turut menciptakan pandangan dalam masyarakat. Seperti halnya

pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai media-media

yang menjadi tantangan dalam melaksanakan strategi. Untuk menghadapi

tantangan dari media-media dan media yang menjadi penghambat dalam

 

Page 103: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

91

memberikan pemahaman kepada masyarakat, perlu melakukan perumusan

strategi dan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. Masyarakat

harus diberikan informasi mengenai organisasi dan pentingnya organisasi

untuk menjangkau khalayaknya yang luas. Organisasi tidak hanya terfokus

pada anggota dalam organisasinya saja, akan tetapi pentingnya organisasi

untuk menjangkau masyarakat dari berbagai kalangan. Tujuan organisasi

tidak hanya dapat dicapai hanya dengan bekerjasama dengan internalnya

saja, akan tetapi perlu adanya kerjasama yang dijalin dengan masyarakat

atau pihak eksternal yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan strategi.

Apabila hubungan internal dan eksternal sudah berhasil dijalin dengan

baik, maka keberhasilan strategi akan tercapai.

2. Evaluasi Strategi

Evaluasi pasti ada semuanya, pasti semua dievaluasi karena setiap

kegiatan itu perlu evaluasi. Tidak ada kegiatan tanpa evaluasi. Di FPI itu

ada pertemuan mingguan, ada pertemuan dua mingguan, ada pertemuan

bulanan dan semua adalah untuk saling evaluasi.75

Setelah melaksanakan strategi disertai dengan tantangan dan

hambatan yang dihadapi, perlu diadakannya evaluasi strategi. Evaluasi

strategi dilakukan untuk mengetahui tujuan apa saja yang sudah dicapai

dalam sebuah organisasi. Terdapat evaluasi strategi dalam organisasi FPI

yaitu evaluasi setelah melakukan kegiatan atau program yang

dilaksanakan. Setelah kegiatan atau program yang dilakukan oleh FPI,

75 Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 104: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

92

baik program jangka panjang mau pun jangka pendek membutuhkan

evaluasi. Evaluasi dilakukan pula untuk mengetahui tantangan dan

hambatan apa saja yang dihadapi dalam organisasi FPI dalam

melaksanakan setiap kegiatan. Akan tetapi evaluasi yang dilakukan oleh

FPI dilakukan secara keseluruhan kegiatan atau program, tidak hanya

terfokus pada permasalahan setiap departemen yang ada dalam organisasi

atau pada evaluasi strategi yang akan dilaksanakan terkait dengan kerja

humas.

Evaluasi dalam organisasi FPI dilakukan secara berkala, yaitu

pertemuan mingguan dan bulanan untuk saling evaluasi. Evaluasi yang

dilakukan dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan atau

program yang sudah terlaksana, tidak terfokus pada permasalahan yang

dihadapi khususnya dalam departemen yang ada dalam organisasi.

Pelaksaan evaluasi tidak membahas strategi apa saja yang sudah tercapai

dengan baik, akan tetapi evaluasi dalam kegiatan dan hasil akhir yang

diharapkan. Tidak adanya evaluasi mengenai strategi apa saja yang sudah

dicapai dengan baik karena tidak terdapat penyusunan strategi yang akan

dilaksanakan dalam organisasi FPI. Tidak adanya strategi yang terstruktur

dalam organisasi FPI, sehingga dapat terlihat dari evaluasi yang

dilaksanakan saja tidak hanya membicarakan strategi apa saja yang sudah

dicapai akan tetapi evaluasi mengenai kegeiatan yang sudah terlaksana

beserta tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam organisasi.

 

Page 105: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

93

Menurut peneliti mengenai evaluasi yang dilaksanakan dalam

organisasi FPI tidak terfokus hanya padaevaluasi strategi karena strategi

yang dimiliki dan dilaksanakan dalam organisasi FPI tidak terstruktur.

Pentingnya organisasi memiliki strategi yang terstruktur, karena dalam

pelaksanaan strategi memiliki tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan

agar tercapainya tujuan yang diharapkan dengan baik. Dalam organisasi

FPI strategi yang dilakukan adalah langsung kepada pencapaian tujuan

yang diharapkan, padahal langkah-langkah dalam melaksanakan strategi

perlu diperhatikan oleh organisasi. Oleh karena itu, evaluasi yang

dilakukan dalam FPI tidak hanya mengenai evaluasi strategi yang sudah

dijalankan dan tujuan apa saja sudah dicapai sesuai dengan yang

direncanakan akan tetapi evaluasi dilakukan mengenai keseluruhuan

kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Evaluasi yang dilakukan mengenai strategi untuk mengetahui

bagaimana hasil dari kegiatan yang dilaksanakan, mengetahui hasil akhir

apakah tujuan berjalan sesuai dengan yang direncanakan, mengetahui

tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh organisasi. Tanpa adanya

strategi yang terstrukur dengan baik, akan sulit untuk menentukan tujuan

apa saja yang sudah dicapai dan tujuan apa saja yang akan dilaksanakan

selanjutnya. Evaluasi sebagai hasil akhir untuk mengukur strategi yang

akan dilaksanakan kembali dalam organisasi dan menetapkan tujuan

berikutnya. Terdapat tiga langkah dasar untuk mengevaluasi strategi yang

penting untuk diterapkan dalam organisasi FPI yaitu meninjau faktor-

 

Page 106: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

94

faktor internal dan eksternal, mengukur prestasi dengan membandingkan

hasil yang diharapkan dengan kenyataan, dan mengembalikan tindakan

korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana.

B. Peran dan Fungsi Humas Front Pembela Islam (FPI) dalam

Memperbaiki Citra Publik melalui Media Massa

Peran dan fungsi humas saat ini semakin berkembang seiring dengan

semakin tumbuhnya kesadaran akan pentingnya peran dan fungsi humas

dalam masyarakat dan berbagai macam sektor yang membutuhan peran humas

dalam mengatasi berbagai macam persoalan. Sifat humas yang dinamis

tersebut juga menjadi bagian krusial dalam membatasi definsi dari para

praktisi humas. Salah satu definisi humas yaitu menurut Frank Jefkins humas

atau public relations (PR) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana,

baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua

khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan

pada saling pengertian.76

Pentingnya menjalin hubungan komunikasi yang

baik dengan pihak internal mau puneksternal agar tercapainya saling

pengertian antara organisasi dengan masyarakat.

hlm. 10.

76 Frank Jefkins&Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

 

Page 107: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

95

1. Peran dan Fungsi Humas Front Pembela Islam (FPI)

Humas semuanya juga berperan untuk memberikan dan

menjelaskan kepada masyarakat. Berperan untuk bagaimana

menyampaikan apa visi misi FPI, peranan FPI, dan juga perjuangan FPI

melalui dakwah. Ya fungsi dan peran humas itu adalah memberikan

sebagai corong suara daripada sebuah organisasi, adalah penyambung

lidah daripada organisasi untuk menyampaikan visi dan misi perjuangan.77

Dalam organisasi FPI humas berperan untuk memberikan dan

menjelaskan kepada masyarakat. Baik berperan untuk menyampaikan visi

dan misi FPI, peranan FPI, dan perjuangan FPI melalui dakwah. Dalam

menyampaikan visi dan misi organisasi yang meliputi tujuan organisasi

FPI dalam menegakkan amar maruf nahi munkar dan memperbaiki

berbagai sektor kehidupan. Humas FPI diharapkan dapat menyampaikan

visi dan misi serta tujuan yang dimiliki organisasi kepada masyarakat,

sehingga masyarakat dapat menerima dan ikut mendukung dalam

tercapainya pelaksanaan visi misi sesuai dengan yang diharapkan.

Selanjutnya humas menyampaikan peranan FPI kepada

masyarakat, dengan memberikan pemahaman mengenai peranan dan

fungsi FPI kepada masyarakat. Peranan FPI sebagai kontrol dalam

masyarakat ketika aparat belum dapat mengatasinya, karena tujuan FPI

adalah memperbaiki berbagai sektor kehidupan. Dengan adanya

pemahaman kepada masyarakat mengenai peranan FPI, diharapkan

77 Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 108: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

96

masyarakat dapat memahami dan mendukung peranan organisasi FPI.

Sebagai salah satu ormas FPI mengabdi dan melayani masyarat untuk

mengatasi berbagai macam persoalan yang menyimpang, meskipun dalam

pelaksanaan terdapat banyak tantangan dan hambatan baik dari orang-

orang yang sejak awal sudah apatis terhadap pergerakan FPI atau media-

media liberal yang tidak lepas dari pemberitaan negatif mengenai FPI.

Akan tetapi berbagai tantangan dan hambatan yang dihadapi tidak menjadi

halangan yang berarti untuk menjalankan peranan dan perjuangan FPI

dalam masyarakat.

Humas FPI berperan juga dalam menyampaikan perjuangan FPI

melalui dakwah kepada masyarakat. Selain menyampaikan visi misi FPI

kepada masyarakat mengenai tujuan FPI untuk menegakan amar maruf

nahi munkar, humas menyampaikan mengenai perjuangan FPI melalui

dakwah. Perjuangan FPI untuk menegakan syariat Islam dilakukan dengan

berbagai gerakan dan dakwah kepada masyarakat. Dakwah kepada

masyarakat yang dilakukan oleh FPI, diharapkan dapat diterima dengan

baik dan dapat memahami akan tujuan FPI untuk perjuangan dakwah. FPI

melakukan perjuangan dalam gerakan dan dakwahkepada masyarakat,

semuanya dilakukan untuk menegakan syariat Islam dan mengajak

masyarakat untuk patuh terhadap ajaran Islam melalui dakwah. Dengan

perjuangan melalui dakwah yang dilakukan oleh FPI, masyarakat

diharapkan dapat memahami dan memaknai tujuan FPI untuk perjuangan

Islam.

 

Page 109: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

97

Fungsi humas dalam organisasi FPI yaitu sebagai corong suara

daripada sebuah organisasi dan sebagai penyambung lidah daripada

organisasi untuk menyampaikan visi dan misi perjuangan FPI. Saat

dibutuhkannya informasi atau pemahaman mengenai organisasi, humas

dapat menjelaskan dan menerangkan informasi mengenai organisasi FPI.

Organisasi FPI yang tidak hanya menjalin hubungan baik dengan internal

saja, akan tetapi dengan pihak eksternal yang membutuhkan banyaknya

informasi mengenai FPI. Pentingnya humas menjelaskan kepada pihak

eksternal mengenai FPI dan berbagai informasi yang terkait dengan

organisasi FPI, agar tidak terjadi kekeliruan antara masyarakat mengenai

pandangannya terhadap FPI atau informasi yang tidak sesuai dengan

kenyataan yang terjadi. Banyaknya kekeliruan eksternal yang terjadi

disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai organisasi, sehingga

munculnya pandangan yang negatif terhadap organisasi.

Selanjutnya humas berfungsi untuk menyampaikan visi dan misi

organisasi FPI kepada masyarakat. Sama halnya dengan peran humas

dalam FPI, fungsi humas sendiri yaitu untuk menyampaikan visi dan misi

FPI yaitu dalam perjuangan menegakkan amar maruf nahi munkar.

Banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui visi dan misi atau tujuan

organisasi, karena kurangnya informasi yang didapat mengenai organisasi.

Sehingga yang muncul dalam masyarakat adalah pandangan yang tidak

selaras dengan keinginan organisasi, humas harus mampu mengatasi hal-

hal yang berkaitan dengan infromasi yang didapat masyarakat mengenai

organisasi. Ketika masyarakat berpandangan negatif mengenai organisasi

 

Page 110: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

98

karena pergerakan yang dilakukan,disebabkan dari kurangnya pemahaman

mengenai organisasi dan kenyataan yang terjadi yaitu masyarakat ada

yang tidak dapat menerima keberadaan organisasi FPI.

Menurut peneliti bahwa peran dan fungsi humas dalam organisasi

FPIdalam melakukan usaha untuk menjalin hubungan antara organisasi

dengan masyarakat sudah dilaksanakan, akan tetapi dalam hal ini peran

dan fungsi humas dalam membangun citra organisasi FPI belum

diperhatikan dan dilaksanakan. Padahal citra yang baik harus dibangun

dan diperbaiki oleh organisasi, karena keberhasilan dari organisasi

ditentukan juga oleh citra yang baik dalam masyarakat. Humas FPI

diharapkan mampu melaksanakan upaya dalam membangun citra

organisasi, agar terciptanya hubungan yang baik dengan masyarakat dan

dukungan terhadap organisasi. Karena melihat fakta yang terjadi saat ini

adalah organisasi FPI memiliki citra yang negatif dalam masyarakat,

terkait dengan aksi-aksi yang dilakukan oleh FPI dan pemberitaan media

yang membentuk citra negatif FPI dimata masyarakat.

Dalam menanggapi citra negatifyang berkembang dalam

masyarakat, humas FPI harus berupaya memperbaiki dan mengubah citra

FPI menjadi positif. Citra positif selalu diharapkan setiap organisasi,

karena citra positif akan menjadi tolok ukur berhasilnya organisasi dalam

masyarakat. Selain dalam memperbaiki citra organisasi FPI, humas

memiliki banyak peran lainnya yaitu dalam mengatasi persoalan yang

dihadapi organisasi, ketika organisasi mengahadapi ancaman pembubaran,

serta persoalan lainnya yang membutuhkan peran humas.Peran humas

 

Page 111: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

99

sangat penting dalam organisasi ketika organisasi menghadapi persoalan

atau ancaman, humas memiliki peran untuk membantu dan bekerjasama

dengan departemen lain untuk mengatasinya. Banyaknya persoalan dan

ancaman yang dihadapi oleh FPI, dengan adanya humas diharapkan dapat

menyelesaikan persoalan dan memberikan solusi untuk permasalahan yang

terjadi dalam organisasi. Permasalahan dalam organisasi harus

diselesaikan dengan melakukan berbagai upaya, dalam hal ini yang

memiliki peran penting yaitu humas.

Adanya permasalahan dan ancaman yang muncul dalam organisasi

FPI, termasuk salah satu ancaman yang dihadapi oleh FPI yaitu dalam

menghadapi ancaman pembuburan organisasi. Ancaman pembubaran yang

dilakukan kepada organisasi FPI terkait dengan aksi-aksi yang dilakukan

dan disebabkan oleh pemberitaan negatif mengenai FPI yang

mempengaruhi pandangan masyarakat. Dalam hal ini humas harus mampu

dan berupaya dalam menghadapi ancaman tersebut, dengan memperbaiki

situasi yang terjadi dalam masyarakat. Dengan berupaya melahiran

pandangan positif dalam masyarakat dan meninjau kembali aksi-aksi yang

akan dilakukan, walaupun aksi yang dilakukan untuk memperbaiki

kehidupan masyarakat akan tetapi tidak memberikan dampak yang negatif.

Humas harus mempersiapkan dengan matang mengenai strategi yang

berhubungan dengan peran humas, agar terciptanya hubungan yang baik

antara organisasi dengan masyarakat.

Adanya empat kategori peranan humas yang penting dimiliki oleh

organisasi, yaitu sebagai resep ahli yaitu humas yang memiliki keahlian

 

Page 112: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

100100

tinggi dapat membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah

hubungan dengan publiknya, sebagai fasilitator komunikasi yaitu humas

bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak

manajemen dalam mendengar keinginan dari publik terhadap organisasi

dan mampu menjelaskan kembali keinginan dan harapan organisasi

kepada publiknya, sebagai pemecahan masalah yaitu humas merupakan

bagian dari tim manajemen untuk membantu pimpinan organisasi dalam

proses pemecahan persoalan atau krisis yang tengah dihadapi baik sebagai

penasihat dan mengambil tindakan keputusan, yang terakhir sebagai

teknisi komunikasi yaitu humas hanya menyediakan layanan teknis

komunikasi dan sistem komunikasi.78

Dalam organisasi FPI, humas hanya

memiliki peran sebagai fasilitator komunikasi yaitu humas bertindak

sebagai komunikator atau mediator dalam memberikan berbagai informasi

kepada masyarakat mengenai organisasi atau sebagai corong suara dari

organisasi. Terdapat kelemahan peran humas sebagai fasilitator

komunikasi di organisasi FPI yaitu hanya melakukan upaya untuk

menjelaskan keinginan dan harapan organisasi kepada publiknya, akan

tetapi belum dapat mendengar keinginan publik terhadap organisasi. Apa

saja yang publik inginkan dan harapkan dari organisasi belum mendapat

perhatian yang matang, sehingga citra negatif mengenai organisasi masih

tumbuh dan berkembang.

Pentingnya perhatian terhadap publik mengingat organisasi

FPIberdiri untuk melayani masyarakat dan tumbuh dalam masyarakat,

78 Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 21-25.

 

Page 113: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

101101

maka harus memperhatikan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Meskipun dapat disadari bahwa tidak semua masyarakat mendukung

terhadap gerakan dan tujuan organisasi, akan tetapi humasharus tetap

melakukanberbagai upaya untuk menjalin hubungan yang baik dengan

masyarakat dan memperbaiki citra organisasi. Terjalinnya hubungan yang

baik antara organisasi dengan masyarakat akan memudahkan juga bagi

organisasi FPI untuk menjelaskan keinginan dan harapan kepada

masyarakat, serta memudahkan dalam mengatasi berbagai persoalan,

tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh FPI. Keinginan untuk

mencapai tujuan mau pun terlaksananya visi misi organisasi FPI dalam

masyarakat merupakan harapan yang diinginkan dan dicita-citakan dalam

tubuh FPI. Dalam melaksanakan tujuan serta cita-cita FPI, diharapkan

dilaksanakan dengan terstruktur dan dibantu dengan kerjasama humas.

2. Kegiatan Humas Front Pembela Islam (FPI)

Banyak sekali mereka mengerjakan kegiatan-kegiatannya, membuat

media, membuat buletin dan sebagainya. Untuk yang terbaru membuat

televisi. Media itu baik media cetak mau pun media elektronik.79

Kegiatan yang dilakukan oleh humas dalam organisasi FPI yaitu

melaksanakan kegiatan-kegiatan, membuat media baik media cetak mau

pun elektronik seperti membuat buletin dan yang terbaru membuat televisi.

Kegiatan yang dilakukan oleh humas dalam organisasi FPI yaitu dalam

memberikan informasi mengenai organisasi kepada masyarakat dan

79 Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 114: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

102102

menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,

baik yang berjangka panjang mau pun berjangka pendek. Kegiatan yang

akan dilaksanakan oleh humas ada yang melibatkan kerjasama dengan

departemen lain dalam organisasi, termasuk dalam mengatasi tantangan

dan hambatan yang dihadapi oleh organisasi.

Kegiatan humas dalam membuat media, baik media cetak mau pun

elektronik seperti buletindan televisi FPI. Media sangat penting dalam

membantu menyampaikan berbagai informasi, baik informasi kepada

pihak internal mau pun pihak eksternal organisasi yang membutuhan

keberadaan media sebagai sumber informasi. Humas menggunakan

berbagai media untuk melaksanakan kegiatannya, dengan adanya media

diharapkan dapat mendukung berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh humas dengan dukungan media

menjadi bagian penting dalam tahapan kegiatan humas. Dalam organisasi

FPI membuat buletin sebagai salah satu media khusus dalam kerja humas.

Buletin yang rutin dibuat untuk pelaksanaan kegiatan humas dalam

organisasi FPI, menunjang dalam setiap kegiatan humas baik yang

berhubungan dengan organisasi atau yang menyangkut dalam urusan

humas. Organisasi FPI memberikan kepercayaan dalam menangani media

yang ada dalam organisasi kepada humas, agar tercapainya kegiatan

humas dan tujuan organisasi yang diharapkan.

Media selajutnya yaitu televisi FPI sebagai media elektornik dalam

pelaksanaan kegiatan humas. Humas dapat memanfaatkan media baru

 

Page 115: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

103103

yaitu televisi FPI sebagai sumber informasi untuk masyarakat dan salah

satu media yang memberikan informasi yang sesuai dengan fakta yang

terjadi dalam FPI. Dengan adanya televisi FPI, dapat menjawab tantangan

dari media-media yang memberikan pemberitaan negatif kepada

masyarakat. Masyarakat dapat mendapat informasi atau pemberitaan yang

diinginkan secara langsung dari media televisi FPI, bukan dari

pemberitaan media-media lain. Televisi FPI diharapkan mengatasi

pandangan negatif masyarakat terhadap FPI yang berasal dari pengaruh

media-media.

2.1 Televisi FPI sebagai salah satu media dalam kegiatan humas.

Sumber: www.suara-islam.com (Diakses pada Tanggal 8 Juli 2014)

Televisi FPI sebagai bagian dari media dalam kegiatan humas,

dapat dijadikan kesempatan dan dimanfaatkan dengan baik dalam

melaksanakan peran humasuntuk memperbaiki citra FPI. Humas dapat

berupayamengembangkan media televisi FPI dalam masyarakat, agar

 

Page 116: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

104104

informasi yang didapat merupakan informasi yang kredibel karena didapat

langsung dari FPI bukan dari media-media lain.

Menurut peneliti bahwa humas FPI hanya melakukan kegiatan-

kegiatan dan membuat media cetak atau media elektronik berupa buletin

dan televisi. Sedangkan masih banyak tahapan kegiatan yang harus

dilakukan oleh humas FPI, baik yang berjangka panjang mau pun pendek.

Dalam melakukan kegiatan humas, FPI harus mempunyai perencanaan

yang cermat dalam melakukan tahapan-tahapan kegiatan. Perencanaan

dalam kegiatan humas sangat penting karena untuk memperoleh hasil-hasil

yang nyata untuk mencapai tujuan. Dengan adanya perencanaan yang

dibuat, akan menjadi tolok ukur dalam organisasi untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Tujuan apa saja telah dicapai dan menentukan tujuan

selanjutnya. Tanpa adanya kegiatan yang terencana dengan baik, seorang

humas akan kehilangan arah karena sulit mengukur sejauh mana kemajuan

yang telah dicapai dan hasil yang telah dihasilkan.

Keberhasilan organisasi juga dapat dilihat dari tercapainya tujuan-

tujuan yang telah direncanakan dengan baik, semuanya akan terwujud

dengan perencanaan yang matang terarah. Dengan perencanaan, humas

tidak akan kehilangan arah dalam melaksanakan kegiatan. Terdapat model

perencanaan humas yang harus diterapkan dalam organisasi FPI, yaitu

pemahaman terhadap situasi termasuk tujuan humas yang ingin dicapai

adalah mengubah sikap negatif menjadi sikap positif, penetapan tujuan

dalam kegiatan humas diantaranya adalah untuk mengubah citra umum di

 

Page 117: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

105105

mata publik dan untuk memperbaiki hubungan antara organisasi dengan

publiknya, untuk mengenali dan membatasi khalayaknya, untuk pemilihan

media dan teknik-teknik humas yaitu dunia humas dapat menggunakan

berbagai media khusus seperti jurnal-jurnal internal, buletin, atau sekadar

majalah dinding, untuk menyusun perencanaan anggaran, serta

pengukuran hasil yaitu mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai.

Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh humas FPI, tidak

adanya perencanaan yang cermat dalam melakukan tahapan-tahapan

kegiatan. Perlunya perencanaan dalam organisasi FPI untuk menentukan

tujuan-tujuan dan hasil yang telah dicapai. Sehingga tercapainya tujuan-

tujuan yang diharapkan oleh FPI yaitu dengan menyusun perencanaan,

agar kegiatan humas terstruktur dan terorganisir dengan baik. Melihat

model perencanaan yang telah dijelaskan sebelumnya, FPI belum

memeperhatikan akan pentingnya perencanaan untuk mencapai tujuan

diterapkan dalam organisasi. Kegiatan humas FPI hanya meliputi

perencanaan dalam pemilihan media yaitu dengan menggunakan berbagai

media baik media cetak mau pun media elektronik seperti buletin dan

televisi FPI, serta pengukuran hasil yaitu mengevaluasi berbagai kegiatan

FPI dan hasil yang telah dicapai.

Belum adanya perencanaan yang matang dalam setiap kegiatan

humas di organisasi FPI, padahal pentingnya perencanaan yang dibuat

untuk mencapai tujuan. Banyaknya perencanaan yang belum disadari

dalam organisasi FPI, termasuk dalam mengenali situasi yang dalam

 

Page 118: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

106106

masyarakat dengan upaya yang dilakukan oleh humas dalam mengubah

sikap negatif menjadi positif, karena dapat diketauhi bahwa adanya citra

negatif dalam masyarakat terhadap FPI. Maka perlunya mengubah sikap

masyarakat yang negatif mengenai organisasi yang dipengaruhi juga oleh

media, berubah menjadi positif dalam pandangannya terhadap organisasi.

Ketika humas dapat mengubah sikap masyarakat yang negatif terhadap

FPI, berarti humas dapat mengenali situasi dan melaksanakan tujuan.

Selanjutnya perlu di terapkan dalam organisasi FPI yaitu dalam penetapan

tujuan apa saja yang ingin dicapai dalam kegiatan humas, diantaranya

untuk megubah citra umum di mata publik, sama halnya dengan

mengenali situasi yaitu mengubah citra menjadi positif di mata publik dan

untuk memperbaiki hubungan antara organisasi dengan publiknya. Justru

dalam hal ini teramat penting dalam perencanaan kegiatan humas, karena

selama ini citra FPI dalam masyarakat yaitu dipandang negatif. Maka

humas perlu menetapkan tujuan untuk mengubah sikap negatif menjadi

positif dan mengubah citra yang positif di mata publik. Dengan adanya

penetapan humas FPI dalam melaksanakan tujuan untuk mengubah sikap,

maka adanya terfokus pada tujuan tersebut dan upaya untuk mencapainya.

Sehingga yang diharapkan oleh humas dalam mengubah sikap menjadi

positif akan berhasil dilakukan. Termasuk dalam mengubah citra umum

yaitu keinginan untuk mengubah citra publik menjadi positif terhadap

organisasi, agar terjalinnya hubungan yang baik antara organisasi dengan

publiknya.

 

Page 119: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

107107

Perencanaan terakhir yang harus diterapkan dalam kegiatan humas

FPI yaitu dalam mengenali khalayaknya dan untuk menyusun perencanaan

anggaran. Dengan mengenali khalayak diharapkan organisasi dapat

menjangkau seluruh lapisan masyarakat, walaupun dapat diketahui bahwa

sebesar apa pun organisasi tidak akan dapat menjangkau semua orang,

akan tetapi perlu dilakukan upaya untuk menjangkau beberapa masyarakat

dengan bantuan teknologi dan berbagai macam media. Humas FPI dalam

kegiatannya harus dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat karena

tujuan dalam organisasi adalah memperbaiki sektor kehidupan. Dengan

terjangkaunya masyarakat dari berbagai lapisan, diharapkan dapat

memberikan berbagai informasi mengenai organisasi FPI. Belum adanya

penyusunan anggaran yang tepat dalam kegiatan humas di FPI,

menyebabkan belum maksimalnya kinerja yang dilakukakan oleh humas

FPI dalam kegiatannya. Seharusnya penyusunan anggaran perlu

diperhatikan untuk pemakaian jam kerja yaitu gaji pegawai dan

pengeluaran lain yang cukup besar termasuk pemakaian alat operasional.

Gaji pegawai yang harus diperhatikan karena humas merupakan kegiatan

yang padat karya dan alat operasional yang digunakan dalam kegiatan

humas termasuk membuat buletin dan televisi FPI.

FPI mengadakan munas dan ada mukernas. Mukernas itu adalah

musyawarah kerja, musyawarah kerja itu adalah penyusunan program.

Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi, humas tidak

selalu menghadiri kegiatan karena humas berperan untuk menjelaskan

 

Page 120: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

108108

memberikan pemahaman tentang peran dan fungsi organisasi.80

Penyusunan program pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh humas

FPI yaitu dalam mengadakan munas dan mukernas. Mukernas merupakan

musyawarah kerja untuk penyusunan program kegiatan, baik kegiatan

yang dilakukakan oleh humas mau pun kegiatan yang dilakukakan oleh

organisasi secara keseluruhan. Program kegiatan apa saja yang akan

dilakukan oleh humas dalam pelaksanaan kegiatan, baik program jangka

panjang mau pun jangka pendek yang dimiliki oleh humas. Dalam

mukernas terdapat penyusunan tujuan-tujuan apa saja yang ingin dicapai

atau sasaran yang diharapkan dari organisasi. Selanjutnya diadakan

evaluasi untuk megukur apakah tujuan tercapai sesuai dengan yang

direncanakan dan meninjau setiap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Dalam organisasi FPI humas tidak mengikuti semua kegiatan yang

dilaksanakan oleh organisasi. Humas hanya mengikuti kegitan-kegiatan

tertentu saja yang membutuhkan peran dan fungsi humas, karena humas

berperan untuk menjelaskan, memberikan pemahaman tentang peran dan

fungsi organisasi. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh humas dalam

melaksanakan perannnya, terdapat juga dukungan dari organisasi. Dengan

adanya dukungan dan kerjasama dalam organisasi yaitu dengan

departemen lainuntuk melaksanakan kegiatan humas, diharapkan

tercapainya tujuan yang direncanakan dalam organisasi. Kegiatan yang

dilaksanakan dalam organisasi tidak semua diikuti oleh humas, akan tetapi

80

Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 121: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

109109

humas ikut berpartisipasi dalam pencapaian tujuan dalam setiap kegiatan

yang dilakukan. Humas mengetahui kegiatan organisasi apa saja yang

membutuhkan peran humas dalam pelaksanaannya, termasuk kegiatan

yang berhubungan dengan publik atau masyarakat. Ada pun kegiatan yang

tidak perlu adanya peran humas dalam pelaksanaannya, akan tetapi dalam

evaluasi yang dilakukakan setelah kegiatan terdapat tantangan dan

hambatan yang memerlukan peran humas untuk mengatasinya.

Menurut peneliti bahwa dalam penyusunan program pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan oleh FPI yaitu dalam munas dan mukernas untuk

musyawarah kerja secara keseluruhan dalam organisasi, tidak dikhususkan

pada departemen-departemen tertentu saja. Belum adanya penyusunan

program pelaksanaan kegiatan dalam bidang tertentu di organisasi FPI,

termasuk dalam penyusunan program pelaksanaan kegiatan humas.

Perlunya penyusunan program dalam organisasi yang secara khusus dalam

kerja humas saja karena diharapkan dapat membuat perencanaan yang

lebih matang dan dapat mengevaluasi mengenai tujuan apa saja yang

sudah dicapai dan menentukan tujuan selanjutnya. Ketika penyusunan

program kegiatan dilaksanakan secara khusus hanya dalam kerja humas,

maka akan diketahui lebih dalam mengenai kegiatan apa saja yang sudah

berjalan dengan baik dan kegiatan yang menghadapi persoalan dalam

pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi,

tidak semua kegiatan dihadiri oleh humas. Humas hanya menghadiri

 

Page 122: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

110110

kegiatan yang membutuhkan adanya peran humas saja, akan tetapi

perlunya humas untuk memantau dan mengetahui setiap kegiatan yang

dilaksanakan oleh FPI. Pentingnya humas dalam mengukur sejauh mana

kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi dan mengetahui hambatan apa

saja yang dihadapi. Dalam melaksanakan berbagai kegiatan organisasi

harus dibuatnya penyusunan kegiatan, termasuk dalam menentukan

kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan dalam setiap kegiatan humas.

Belum adanya kegiatan yang benar-benar dikhususkan untuk peran humas

dalam mencapai tujuan yang diharapakan, karena belum adanya

penyusunan kegiatan yang terstruktur dalam organisasi FPI sehingga sulit

untuk menentukan tujuan-tujuan apa saja yang harus dijalankan sesuai

dengan peran humas. Maka organisasi FPI harus memiliki penyusunan

yang terstruktur dengan baik agar tercapainya tujuan-tujuan organisasi.

Banyaknya tugas dan wewenang humas dalam FPI, diantara

tugasnya itu memberikan penjelasan, menjawab, menerangkan merupakan

bagian dari peran humas.81

Selanjutnya tugas dan wewenang humas FPI

dalam melaksanakan kegiatan, diantaranya yaitu memberikan penjelasan,

menjawab dan menerangkan bagian dari humas. Dalam menjalankan tugas

humas yaitu dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai

keinginan akan informasi yang dibutuhkan mengenai FPI. Masyarakat

dapat mendapat informasi dari humas karena humas sebagai komunikator

dalam organisasi, maka humas bertugas menyampaikan berbagai informasi

81

Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 123: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

111111

yang ingin masyarakat ketahui dari organisasi. FPI sebagai organisasi

dalam masyarakat, sehingga apa pun yang berhubungan dengan organisasi

akan dijawab dan dapat dijelaskan oleh humas.Selain mengenai informasi

yang dibutuhkan oleh masyarakat, humas dapat memberikan penjelasan

mengenai persoalan atau permasalahan yang dihadapi oleh FPI.

Permasalahan yang terjadi terhadap organisasi, baik yang menghadapi

pihak internal mau pun pihak eksternal harus dapat diatasi oleh humas dan

memberikan solusi terhadap permasalahan.

Humas FPI bertugas untuk menjelaskan berbagai permasalahan,

termasuk dalam memberikan pejelasan terhadap tantangan dan hambatan

yang dihadapi oleh FPI. Humas juga memiliki tugas dalam membantu FPI

untuk menjelaskan kegiatan atau tujuan apa yang sudah direncanakan

dalam organisasi, baik kegiatan yang bersifat internal mau pun eksternal

yang membutuhkan dukungan masarakat. Humas FPI bertindak dalam

memberikan penjelasan maksud dan tujuannya kegiatan sehingga dapat

tercapainya tujuan organisasi dengan baik. Terutama ketika FPI

menjalankan kegiatan dan adanya tantangan yang dihadapi, humas

membantu menerangkan kembali mengenai keinginan organisasi untuk

melaksanakan kegiatan tanpa adanya efek negatif yang muncul dalam

pelaksnaan. Sehingga masyarakat dapat memahami akan pelaksanaan yang

diharapkan dan dicita-citakan organisasi adalah semata-mata untuk

kepentingan bersama.

 

Page 124: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

112112

Tugas humas FPI dalam menjawab dan menerangkan kepada

masyarakat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan organisasi. Ketika

masyarakat membutuhkan pendapat atau penjelasan dari organisasi, tugas

humas dapat menerangkan apa saja yang diinginkan oleh publik. Dengan

menjawab berbagai informasi yang dibutuhkan oleh publik mengenai

organisasi adalah tugas dari humas. Humas menerangkan secara jelas

mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh FPI, baik kepada pihak

internal mau pun eksternal dengan berbagai alasan dalam melaksanakan

kegiatan. Apabila adanya masalah yang muncul dalam FPI, tugas humas

adalah untuk menjawab permasalahan tersebut dalam masyarakat dan

dapat menerangkan permasalahan apa saja yang dihadapi oleh FPI.

Dengan begitu pemahaman dan pengertian masyarakat mengenai

organisasi dapat terjalin dan tidak adanya kesalah pahaman yang

menyebabkan munculnya pandangan negatif masyarakat.

Saat organisasi FPI menghadapi permasalahan dan belum dapat

diatasi dengan baik, humas bertugas untuk mengklarifikasi permasalahan

yang terjadi. Dengan mengetahui akar dari permasalahan yang dihadapi

oleh organisasi, baik permasalahan dari dalam organisasi atau pun di luar

organisasi diharapkan dapat terselesaikan dan ditemukan solusi

daripermasalahan yang dihadapi organisasi. Memberikan solusi untuk

setiap permasalahan yang dihadapi oleh organisasi merupakan bagian dari

tugas humas dalam FPI. Humas dapat memberikan masukan yang berarti

untuk mengatasi permasalahan atau hambatan yang dihadapi, agar

 

Page 125: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

113113

terlaksananya program yang diharapkan berjalan dengan baik dan

tercapainya tujuan yang diinginkan. Ketika pertanyaan muncul dalam

benak masyarakat mengenai organisasi dalam menghadapi permasalahan,

humas FPI akan menjawab dan menerangkan solusi terhadap

permasalahan dan langkah apa yang akan diambil untuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi FPI.

Menurut peneliti bahwa tugas humas dalam melaksanakan kegiatan

sudah dilakukan dalam organisasi FPI yaitu melaksanakan kegiatan dalam

memberikan penjelasan, menjawab dan menerangkan. Dalam hal ini tugas

dalam melaksanakan kegiatan yang dimiliki oleh humas FPI sama halnya

dengan peran yang dimiliki oleh humas, dalam melaksanakan berbagai

macam kegiatan untuk mencapai tujuan humas, memberikan penjelasan

kepada masyarakat mengenai informasi yang dibutuhkan mengenai

organisasi, menjawab dan menerangkan berbagai pertanyaan masyarakat

terhadap organisasi baik mengenai permasalahan yang dihadapi oleh

organisasi atau pun pemahaman mengenai organisasi. Dalam hal ini belum

adanya tugas humas dalam organisasi FPI mengenai pelaksanaan kegiatan

yang berhubungan dengan citra negatif yang berkembang dalam

masyarakat. Citra negatif yang dipandang masyarakat merupakan

permasalahan penting dan harus diatasi oleh humas. Seharusnya humas

memberikan pejelasan kepada masyarakat terakit dengan upaya humas

dalam memperbaiki citra FPI.

 

Page 126: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

114114

Selanjutnya selain humas memiliki tugas dalam melaksanakan

kegiatan di organisasi FPI, humas juga harus memiliki wewenang dalam

melaksanakan kegitannya. Akan tetapibelum adanya wewenang dalam

melaksanakan kegiatan humas di organisasi FPI, karena humas hanya

memiliki tugas untuk menjelaskan dan menjawab keinginan masyarakat

terhadap organisasi. Pentingnya wewenang dalam melaksanakan kegiatan

humas, karena humas juga sebagai pengambil tindakan eksekuasi atau

keputusan dalam membantu organisasi memecahkan permasalahan yang

dihadapi. Jadi pentingnya humas dalam organisasi FPI diharapkan dapat

menjalankan tugas dan wewenangnya, baik sebagai penasihat atau sebagai

pengambil keputusan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Dapat juga dilakukannya kerjasama humas dengan departemen lain dalam

organisasi.

C. Citra dalam Organisasi Front Pembela Islam (FPI)

Citra tidak dapat dilepaskan dari keberadaan organisasi, karena citra

merupakan kepribadian yang melekat dalam suatu organisasi. Keberhasilan

sebuah organisasi juga dapat ditentukan oleh citra yang dimiliki, baik citra

positif atau negatif masyarakat. Citra yang diperoleh mengenai organisasi

dapat dibentuk dari adanya persepsi yang berkembang dalam masyarakat dan

realitas yang muncul dalam media. Terbentuknya citra adalah adanya persepsi

yang muncul dan berkembang terhadap organisasi, maka pentingnya dalam

memahami organisasi agar dapat memperoleh persepsi yang sesuai dengan

 

Page 127: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

115115

realitas yang ada.82

Masyarakat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari

setiap individunya terhadap organisasi, sehingga memunculkan citra yang

berbeda pula dalam masyarakat. Citra di mata masyarakat dapat terlihat dari

pendapat atau pola pikir pada saat mempersepsikan realitas yang terjadi.

Masyarakat dapat memberikan pendapat mengenai organisasi menurut

pola pikir yang dimiliki, baik atau buruknya sebuah organisasi dapat

ditentukan dari pendapat setiap individu terhadap realitas yang terjadi. Maka

untuk mendapatkan citra yang diinginkan dan diharapkan oleh organisasi

harus dipahami proses apa yang terjadi ketika masyarakat menerima informasi

mengenai realitas yang terjadi. Selanjutnya citra yang akan terbentuk

ditentukan oleh bagaimana humas mampu membangun persepsi yang

didasarkan oleh realitas. Humas harus mengetahui sikap masyarakat terhadap

organisasi, memahami apa yang masyarakat sukai dan tidak sukai mengenai

organisasi, serta memberikan pemahaman mengenai organisasi, sehingga

munculnya pemahaman dalam masyarakat yang sesuai dengan realitas yang

terjadi dalam organisasi untuk membentuk citra yang positif.

Terdapat beberapa jenis citra yang ada dan sesuai dalam sebuah

organisasi, dalam hal ini terkait dengan jenis citra yang berlaku (current

image) adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar

mengenai suatu organisasi. Sama halnya dengan citra bayangan, citra yang

berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan dan

82 Frazier Moore, Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, (PT Remaja

Rosdakarya: Bandung, 2005), cet ke 2, hlm. 115.

 

Page 128: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

116116

cenderung negatif karena penuh dengan prasangka pihak luar yang tidak

memiliki informasi tepat mengenai organisasi.83

Citra yang dipandang oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi

tidak selamanya tepat dan sesuai dengan kenyataan. Citra yang dimiliki

cenderung negatif karena kurangnya informasi yang dimiliki pihak luar

mengenai organisasi. Informasi atau pemahaman terhadap organisasi belum

tentu sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi karena pihak luar hanya

menduga-duga dan penuh prasangka dalam memberi anggapan mengenai

organisasi. Biasanya anggapan pihak luar dipengaruhi oleh padangan yang

berkembang dalam benak publik dan muncul dari media, sehingga yang

diperoleh adalah gambaran yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Untuk

menghindari prasangka tersebut pihak luar harus mengetahui lebih dalam lagi

tentang organisasi dan tidak terpengaruh terhadap pandangan yang

berkembang, agar didapat pandangan yang tepat dan terhindar dari

kecenderungan menilai negatif.

1. Strategi dalam Memperbaiki Citra Front Pembela Islam (FPI)

Menurut FPI apa yang musti diperbaiki, karena FPI sudah baik dari

awal juga. Citra yang dibuat itu tadi saya bilang juga itulah dari media

tidak ada masalah. FPI mau dicitrakan apa saja silahkan, karena kita ini

dari awal juga sudah bagus kenapa musti bingung. Jadi begini kalau

masalah citra itu karena sebetulnya dari awal juga citra FPI itu dibentuk

oleh media yang membentuk bahwa FPI. Apa citra yang dibangun oleh

83

Frank Jefkins&Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),

hlm. 20-23.

 

Page 129: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

117117

media massa ya itu sebetulnya ya media massa yang membangun bahwa

citra FPI tidak baik. Selama ini tidak ada masalah dengan citra FPI. Media

sendiri yang memutar balikan fakta dan membuat bahwa opini FPI begitu

begini itu adalah media itu sendiri yang membuatnya karena terbukti 15

tahun kan eksis tidak ada masalah di masyarakat dan masyarakat bisa

menerima.84

Dalam organisasi FPI humas berpendapat bahwa tidak perlu ada

yang harus diperbaiki dalam organisasi FPI, karena sejak awal berdirinya

FPI sudah baik tidak ada masalah. Citra yang berkembang dalam

masyarakatadalah berasal dari media dan dibuat oleh media sendiri, media

yang menciptakan citra FPI yang negatif. Citra negatif mengenai FPI

dibuat oleh media yang dari awal sudah tidak sukadengan FPI termasuk

media-media liberal yang apatis terhadap pergerakan yang dikakukan oleh

FPI. FPI sebagai organisasi Islam dengan tujuan menegakkan syariat Islam

dan memperbaiki berbagai sektor kehidupan dengan aksi-aksi yang

dilakukan dalam masyarakat. Dari berbagai aksi yang dilakukan oleh FPI

dalam masyarakat, yang kemudian banyak dimanfaatkan oleh media-

media dalam memberikan pemberitaan negatif mengenai FPI kepada

masyarakat, sehingga munculnya citra negatif FPI.

Citra FPI yang negatif dalam masyarakat tidak luput dari besarnya

pengaruh media dalam menyampaikan pemberitaan mengenai organisasi

FPI. Berbagai pemberitaan FPI yang disampaikan kepada masyarakat

84

Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 130: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

118118

terkait dengan aksi-aksi yang dilakukakan oleh FPI, tidak lepas dari

penyampaian pemberitaan yang negatif. Pemberitaan negatif dari media

menciptakan citra negatif dalam masyarakat, karena media memiliki peran

yang sangat penting dalam masyarakat dan media berperan dalam

pembentukan citra. Terbentuknya citra masyarakat juga dipengaruhi oleh

realitas yang muncul dalam media dan persepsi yang berkembang dalam

masyarakat. Saat media menyampaikan pemberitaan yang negatif

mengenai FPI kepada masyarakat, maka citra yang negatif pula yang

berkembang dalam masyarakat. Terutama pemberitaan yang tidak hanya

satu kali disampaikan kepada masyarakat, dengan banyaknya intensitas

pemberitaan negatif dari media dapat dengan sendirinya menciptakan

persepsi masyarakat yang membentuk citra.

Citra negatif FPI dari pemberitaan media tidak hanya disebabkan

dari intensitas pemberitaannya saja, akan tetapi pemberitaan yang muncul

pada media-media yang cenderung negatif mengenai FPI. Dalam kegiatan

yang dilakukan oleh FPI, tidak hanya melakukan aksi-aksi dan unjuk rasa

saja akan tetepi melakukan juga banyak kegiatan kemanusiaan atau aksi

sosial. Tetapi aksi-aksi sosial yang dilakukan oleh FPI tidak luput dari

pemberitaan media, sehingga yang muncul dalam tubuh FPI adalah media-

media hanya meliput berita-berita negatif saja yang memojokan FPI.

Termasuk berita kekerasan atau anarkis yang dilakukan oleh FPI, tidak

luput dari pemberitaan media. Media sebagai sumber informasi dalam

 

Page 131: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

119119

masyarakat dan dapat membentuk opini publik, sehingga dengan mudah

juga membentuk citra negatif masyarakat terhadap FPI.

Baik media cetak mau pun media elektronik tidak dapat terlepas

dari besarnya pengaruh pembentukan citra negatif FPI dalam masyarakat.

Berbagai pemberitaan yang dimuat oleh media, baik media televisi yang

menayangkan pemberitaan aksi-aksi yang dilakukan oleh FPI, media cetak

yang memuat tentang keanarkisan yang dilakukan oleh FPI, serta masih

banyak lagi media-media lainnya yang menyampaikan pemberitaan

negatif mengenai FPI. Semua pemberitaan media-media yang membentuk

citra negatif FPI di masyarakat tidak lepas dari kepentingan-kepentingan

yang ingin dilakukan baik media-media liberal yang ingin memojokkan

Islam dan FPI atau pun orang-orang yang sejak awal keberadaan FPI

sudah apatis terhadap pergerakan FPI. Pergerakkan FPI dengan dasar

menegakkan syariat Islam dan dikenal dengan sebutan organisasi radikal

fundamentalis karena aksi-aksi yang dilakukan, dipengaruhi juga oleh

media-media yang membentuk citra negatif FPI sehingga FPI dikenal

sebagai organisasi Islam garis keras. Citra negatif yang melekat pada FPI

muncul seiring dengan beragamnya media yang memberitakan FPI.

Citra yang berkembang dalam masyarakat mengenai FPI berasal

dari media, karena dengan pemberitaan dari media sangat berpengaruh

besar dalam menciptakan opini publik dan citra organisasi. Citra

organisasi pada mulanya tidak ada masalah dan berjalan selaras dengan

apa yang diinginkan oleh organisasi. Akan tetapi seiring dengan

 

Page 132: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

120120

berkembangnya organisasi dan melaksanakan berbagai program kegiatan

yang tidak luput dari permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh

organisasi termasuk permasalahan mengenai citra negatif terhadap

organisasi. Citra negatif yang berasal dari pemberitaan media yang muncul

pada organisasi FPI menandakan bahwa terdapat permasalahan dan

hambatan yang dihadapi oleh organisasi dan diharapkan adanya upaya

untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Citra negatif yang berasal dari media memberikan dampak negatif

pula bagi organisasi, karena setiap organisasi pasti melakukan upaya untuk

mempertahankan citra positif dalam masyarakat. Organisasi ingin

dipandang baik dan positif oleh masyarakat luas termasuk FPI, baik dalam

setiap kegiatan dan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi memerlukan

dukungan dari masyarakat. Akan tetapi seiring dengan perkembangan

teknologi dan media saat ini yang tidak lepas dari berbagai informasi atau

pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat. Pemberitaan yang

disampaikan baik positif atau pun negatif, tidak luput dari minat

masyarakat yang selanjutnya melahirkan citra. Citra FPI yang berkembang

dalam masyarakat diperoleh dari pemberitaan negatif media-media

terhadap organisasi sehigga memunculkan citra negatif pada masyarakat.

Citra sebagai kepribadian organisasi yang sejak awal dibangun oleh FPI,

dihadapkan pada kenyataan bahwa terdapat media-media yang ingin

mencitrakan negatif organisasi FPI. Ketika pencitraan negatif FPI berhasil

 

Page 133: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

121121

dilakukan oleh media, muncul pandangan dan sikap yang negatif dari

masyarakat terhadap organisasi.

Citra dan sikap negatif masyarakat terhadap organisasi FPI dari

pemberitaan yang dibuat oleh media, berdampak negatif pula bagi

berjalannya kegiatan dan tujuan organisasi. Karena citra yang negatif

terhadap FPI menyebabkan sulitnya dalam memberikan penjelasan kepada

masyarakat mengenai kegiatan dan tujuan yang ingin dicapai oleh FPI,

serta tidak adanya dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan

atau program. Masyarakat yang sudah memiliki citra negatif pada

organisasi juga tidak mudah dalam menjalin kerjasama dan hubungan

komunikasi dengan organisasi. Tanpa adanya citra negatif dalam

masyarakat, akan ada hubungan komunikasi antara organisasi dengan

masyarakat begitu juga sebaliknya. Citra negatif yang dibuat oleh media

berupa pemberitaan yang menyudutkan FPI, tidak akan lepas dari

pandangan masyarakat seiring dengan masih banyaknya pemberitaan

negatif mengenai FPI yang berkembang dalam masyarakat.

Media yang membuat pemberitaan negatif FPI terkait dengan aksi-

aksi yang dilakukan, maka media pula yang menciptakan citra negatif FPI

dalam masyarakat. Selama FPI masih melakukan kegiatan dan aksi-

aksinya, selama itu pula media-media akan mencari pemberitaan. Berita

yang dibuat oleh media untuk disampaikan kepada masyarakat tidak

menjadi masalah apabila berita yang disampaikan berimbang dengan apa

yang terjadi di organisasi FPI. Yang menjadi masalah dan yang

 

Page 134: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

122122

menjadikan citra negatif FPI adalah ketika informasi pemberitaan media

tidak sesuai dengan fakta yang terjadi atau malah ada yang dilebih-

lebihkan. Disinilah masalah yang muncul mengenai pemberitaan media-

media yang tidak berimbang dan sesuai dengan yang terjadi, yang

kemudian dapat menciptakan sebuah citra negatif FPI dalam masyarakat.

Pentingnya upaya untuk memperbaiki citra negatif dalam organisasi FPI,

agar tercapainya tujuan dan cita-cita organisasi sesuai dengan yang

diinginkan.

Citra yang terdapat dalam organisasi FPI yaitu jenis citra yang

berlaku (current image), karena citra yang berlaku dalam FPI tidak

selamanya, jarang sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam tubuh

organisasi dan cenderung negatif karena penuh dengan prasangka

masyarakat yang tidak memiliki informasi tepat mengenai organisasi FPI.

Citra yang dimiliki cenderung negatif karena disebabkan oleh

kurangnya informasi yang dimiliki masyarakat mengenai organisasi dan

pandangan masyarakat terkait dengan aksi-aksi anarkis yang dilakukan

oleh FPI. Informasi atau pemahaman masyarakat terhadap organisasi

belum tentu sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi karena pihak luar

hanya menduga-duga dan penuh prasangka dalam memberi anggapan

mengenai organisasi FPI. Biasanya anggapan masyarakat dipengaruhi oleh

padangan yang berkembang dalam benak publik dan muncul dari media.

Dalam hal ini citra negatif publik mengenai FPI tidak terlepas dari

 

Page 135: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

123123

pemberitaan negatif media, sehingga yang diperoleh adalah gambaran

organisasi FPI yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

Menurut peneliti bahwa citra negatif FPI yang berkembang dalam

masyarakat, baik citra yang berasal dan dibuat oleh media atau pun media

yang menciptakan citra FPI yang negatif. Semuanya merupakan upaya

media yang memiliki kepentingan untuk memberikan citra negatif

organisasi FPI kepada masyarakat melalui pemberitaan. Pemberitaan

negatif yang diberikan oleh media sangat berpengaruh besar terhadap

masyarakat, sehingga munculnya permasalahan dalam menghadapi citra

negatif FPI. Dalam mengatasi permasalahan mengenai citra negatif FPI

yang berkembang dalam masyarakat, perlunya dilakukan strategi untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Strategi dilaksanakan oleh humas

bersama dengan organisasi untuk memperbaiki citra FPI, baik citra dalam

masyarakat mau pun media. Citra organisasi sangat penting untuk

dipertahankan dan dibangun, oleh sebab itu ketika organisasi mengalami

permasalahan dalam memperoleh citra negatif, perlu adanya upaya yang

keras untuk mengembalikan citra organisasi menjadi citra positif.

Pentingnya FPI dalam memperbaiki citra organisasi yang

dipandang negatif oleh masyarakat, karena citra merupakan kepribadian

organisasi. Selain melihat keberhasilan organisasi dari prestasi yang telah

dicapai, keberhasilan organisasi juga dapat diliat dari citra yang dimiliki,

apakah citra yang dimiliki baik atau buruk. Maka penting bagi FPI untuk

selalu meninjau dan memperbaiki citra organisasi dalam masyarakat.

 

Page 136: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

124124

Masyarakat berperan penting dalam mencapai keberhasilan organisasi

karena organisasi FPI muncul dalam masyarakat dan untuk melayani

masyarakat, sehingga penting memperhatikan bagaimana pandangan dan

apa yang diinginkan oleh masyarakat. Pentingnya keberhasilan organisasi

menjadi acuan dalam melaksanakan setiap kegiatan organisasi, termasuk

dalam menciptakan citra positif dalam masyarakat terhadap organisasi.

Untuk menjalankan dan menciptakan citra positif dalam masyarakat, harus

adanya strategi yang dilaksanakan untuk mencapainya.

Dalam organisasi FPI tidak adanya strategi yang terstrukutur, baik

strategi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi atau pun strategi dalam

memperbaiki citra organisasi yang menjadi salah satu peran humas.

Memperbaiki citra merupakan salah satu peran dari humas yang penting

untuk dijalankan, terutama dalam organisasi FPI yang menghadapi

permasalahan mengenai citra negatif dalam pandangan masyarakat

terhadap organisasi. Citra negatif yang dipengaruhi oleh pemberitaan

media dan yang berkembang dalam masyarakat, menjadi inti dari

permasalahan yang dihadapi oleh organisasi terkait dengan munculnya

citra negatif. Maka humas harus melakukan strategi yang diharapkan dapat

merubah pandangan dan sikap negatif masyarakat terhadap organisasi,

dengan langkah-langkah strategi yang dilakukan. Strategi yang dilakukan

termasuk memperbaiki citra FPI melalui media, karena citra yang

berkembang dalam masyarakat dipengaruhi juga oleh media-media.

 

Page 137: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

125125

Dengan memperbaiki citra FPI melalui media, diharapkan dapat

mengubah citra negatif dan membangun citra positif dalam masyarakat.

Mengingat media sangat berpengaruh besar dalam masyarakat, baik

menjadi sumber informasi atau dapat membentuk opini publik.Dengan

adanya media yang tepat dan dapat menjangkau masyarakat luas,

organisasi dapat menggunakannya untuk berbagi informasi kepada

masyarakat sehingga berita yang disampaikan sesuai dengan fakta yang

terjadi dan tidak adanya pandangan negatif masayarakat terhadap

organisasi. Selain strategi yang dilakukan untuk memperbaiki citra melalui

media, dapat juga dilakukan dengan menyusun kembali strategi apa yang

akan dijalankan dan membagi kegiatan secara khusus dalam departemen-

departemen di organisasi. Semuanya dilakukan agar strategi terstruktur

dengan baik dan dapat memahami kegiatan apa yang harus dilaksanakan

sesuai dengan bidang kerja yang dimiliki. Apabila penyusunan program

telah dilakukan, maka akan dapat melaksanakan tujuan-tujuan apa saja

yang harus dicapai. Dengan begitu adanya fokus terhadap upaya dalam

memperbaiki citra negatif FPI yang menjadi bagian dari peran humas

dalam kegiatannya.Dalam organisasi FPI citra negatif yang berkembang

dalam masyarakat belum dapat perhatian yang serius malah cenderung

diabaikan organisasi, karena FPI menganggap bahwa citra negatif

mengenai FPI tersebut dibuat oleh media dan media sendiri yang

menciptakan pemberitaan negatif tentang FPI. Alasan selanjutnya

mengapa FPI tidak melakukan upaya dalam memperbaiki citra, karena FPI

 

Page 138: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

126126

menganggap bahwa citra negatif muncul dari pemberitaan media-media

liberal yang tidak menyukai Islam dan pergerakan FPIsehingga dibuat

pemberitaan negatif mengenai FPI, kemudian dalam menghadapi

masyarakat yang sudah menjadi korban media akan sulit untuk diberikan

penjelasan, serta sulitnya dalam menghadapi orang yang dari awal sudah

apatis terhadap pergerakan FPI.

Menanggapi alasan tidak adanya upaya dalam memperbaiki citra

dalam organisasi FPI, peneliti menanggap bahwa hal tersebut bertolak

belakang dengan tujuan dan cita-cita yang dimiliki oleh organisasi karena

tidak adanya upaya dalam menanggapi permasalahan yang terjadi dalam

masayarakat. Padahal organisasi lahir dan tumbuh dalam masyarakat,

maka sebesar apa pun permasalahan organisasi yang berhubungan dengan

masyarakat harus dapat diatasi dengan baik. Apa pun permasalahannya

akan dapat diatasi oleh organisasi karena permasalahan atau tantangan

yang dihadapi oleh organisasi akan ada solusi untuk mengatasinya.

Semuanya dapat diatasi dengan adanya strategi yang diterapkan dan upaya

yang dilakukan secara terus-menerus dalam mengatasi permasalahan, serta

kerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama dalam

memperbaiki persoalan apa pun yang berhubungan dengan organisasi

termasuk citra yang harus dibangun dan dipertahankan oleh organisasi.

2. Kegiatan dan Sasaran dalam Menciptakan Citra yang Positif

Seperti yang saya sudah jelaskan bahwa tidak ada strategi dalam

memperbaiki citra FPI, karena citra FPI adalah dibuat oleh media yang

 

Page 139: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

127127

memojokan FPI sehingga muncul citra negatif dalam masyarakat. Tidak

ada strategi dan kegiatan dalam menciptakan citra yang positif, karena

memang apa yang musti dirubah dari citra FPI. Biarkan saja memang

media seperti itu.85

Sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam

organisasi FPI belum adanya upaya untuk mengubah citra negatif menjadi

citra yang positif dalam masyarakat. Karena sejak awal citra FPI dibentuk

oleh media, media yang membentuk citra negatif dari berbagai

pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat. Media yang

membangun citra FPI tidak baik atau negatif, yaitu dengan memutar

balikan fakta dan membuat opini mengenai FPI. Dalam menanggapi citra

negatif yang berkembang tersebut, tidak adanya kegiatan dan sasaran

dalam menciptakan citra positif yang diharapkan setiap organisasi karena

menurut FPI tidak ada yang musti dirubah dari citra FPI dan membiarkan

media dengan segala pemberitaan negatif yang membetuk citra FPI.

Citra FPI yang dibentuk oleh media dan media yang membentuk

citra negatif FPI dalam masyarakat, tidak akan lepas dari permasalahan

yang dihadapi oleh FPI dalam upaya untuk menciptakan citra yang positif.

Citra positif yang diharapkan oleh setiap organisasi termasuk FPI, tidak

dapat terpisahkan dari harapan organisasi untuk membangun dan

mempertahankan citra positif dalam masyarakat. Masyarakat akan

memberikan dampak yang positif untuk organisasi, apabila terciptanya

85

Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 140: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

128128

citra positif yang diharapkan. Karena organisasi membutuhkan masyarakat

dalam setiap aktivitiasnya dan dalam melaksanakan berbagai tujuan yang

akan dicapai oleh organisasi. Maka penting bagi organisasi untuk

menciptakan citra positif dalam masyarakat, sehingga dampak yang

muncul akan baik untuk organisasi. Salah satu kunci dari keberhasilan

organisasi adalah berkembangnya citra positif tentang organisasi di tengah

masyarakat, masyarakat akan berpartisipasi dan mendukung setiap

aktivitas yang dilakukan oleh organisasi.

Dengan adanya partisipasi dan dukungan dari masyarakat dalam

organisasi untuk melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan, akan

diperoleh kerjasama yang baik antara organisasi dengan masyarakat, serta

hubungan komunikasi yang baik antara keduanya. Semuanya dapat dicapai

apabila FPI dapat berupaya untuk menciptakan citra positif dalam

masyarakat, sehingga masyarakat dapat memahami apa yang diinginkan

oleh organisasi dan begitu juga sebaliknya. Selain berdampak positif untuk

organisasi dan masyarakat, citra positif juga akan mengatas ketengangan-

ketegangan yang terjadi baik dengan media atau pun lembaga-lembaga

lain. Perlu disadari pula bahwa sulit untuk memberikan efek jera terhadap

media-media yang sering memberikan pemberitaan negatif mengenai FPI,

akan tetapi dengan berbagai upaya yag dilakukan akan diperoleh apa yang

diharapkan organisasi.

Media memiliki pengaruh besar dalam membangun citra FPI yang

tidak baik atau negatif, karena media sebagai sumber informasi dan

 

Page 141: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

129129

memiliki peran penting dalam membentuk citra. Dalam membangun citra

FPI yang negatif dengan pemberitaan yang diberikan oleh media kepada

masyarakat, baik berita negatif yang tidak berimbang atau melebih-

lebihkan mengenai peristiwa yang terjadi dalam organisasi FPI. Dengan

berita yang tidak berimbang yang memutar balikan fakta yang terjadi atau

tidak sesuai, serta membuat opini mengenai FPI. Dari sekian besarnya

peran media dalam membentuk citra negatif terhadap masyarakat, sehigga

diharapkan FPI dapat mengubah citra negatif organisasi menjadi positif.

Citra positif dapat diperoleh dengan adanya kegiatan dan sasaran yang

dijalankan oleh FPI, kegiatan yang memberikan citra positif terhadap

organisasi. Pentingnya dalam menentukan sasaran yang menjadi

komponen pembentuk strategi dalam kegiatan humas, humas FPI dapat

menjalankan kegiatan dengan fokus terhadap upaya untuk menciptakan

citra yang positif dalam masyarakat.

Menurut peneliti bahwa media berpengaruh besar dalam

membentuk dan membangun citra negatif FPI, karena media menjadi

sumber informasi dalam masyarakat dan dapat menciptakan opini publik.

Seperti yang peneliti sudah jelaskan pada bagian sebelumnya bahwa

pentingnya FPI memiliki strategi terstruktur yang dijalankan oleh humas

dalam memperbaiki citra FPI menjadi positif. Dengan adanya citra yang

positif dalam FPI diharapkan dapat memajukan organisasi dan

menentukan keberhasilan yang dicapai organisasi dalam masyarakat.

Maka perlu dilakukan upaya untuk mengubah citra masyarakat menjadi

 

Page 142: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

130130

positif dengan adanya kegiatan dan sasaran dalam menciptakan citra FPI

yang positif.

Organisasi FPI harus dapat menyusun kegiatan apa saja yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi,

termasuk dalam menyusun kegiatan dalam upaya menciptakan citra yang

positif dalam masyarakat. Citra yang positif diperoleh dari kegiatan yang

dilakukan oleh organisasi, seperti dibuatnya televisi FPI yang

memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi tanpa dari media-

media lain yang tidak lepas dari pemberitaan negatif mengenai FPI,

adanya radio streaming FPI, serta kegiatan yang peneliti pernah kunjungi

yaitu pesantren agrokultural yang berada didaerah Megamendung Bogor

Jawa Barat. Dengan didirikannya pesantren yang berada di tengah-tengah

perkebunan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perjuangan FPI

dalam menegakkan syariat Islamdan dapat mengubah citra FPI bahwa

adanya kegiatan dalam bidang ilmu keagamaan, tidak hanya dikaitkan

dengan aksi-aksi anarkissaja yang melekat selama ini dalam masyarakat.

Pentingnya bagi FPI untuk menyusun kegiatan-kegiatan lainnya yang

dapat menciptakan citra positif, terutama dalam penyusunan kegiatan yang

dilakukan oleh humas FPI. Karena peran dalam menciptakan dan

memperbaiki citra merupakan peran humas dalam organisasi.

Selanjutnya penting bagi humas FPI untuk menentukan sasaran

dalam menciptakan citra yang positif, karena terdapat komponen

 

Page 143: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

131131

pembentuk strategi yaitu sasaran dan sarana.86

Sasaran yang pada

umumnya adalah publik atau masyarakat, sangat penting bagi organisasi

untuk menentukan sasaran dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai

tujuan. Ketika FPI sudah menentukan sasaran dalam melaksanakan

kegiatan, maka akan ada upaya keras untuk mencapai sasaran tersebut.

Terutama sasaran dalam menciptakan citra yang positif dalam

masayarakat, maka berbagai upaya akan dilakukan untuk tercapainya

kegiatan dan sasaran yang sudah direncanakan oleh organisasi. Adanya

sasaran diharapkan dapat memdahkan humas dalam mengambil langkah

untuk mencapapai tujuan, termasuk dalam menciptakan citra yang positif.

Komponen selanjutnya sarana yaitu paduan atau bauran sarana

untuk menggarap suatu sasaran, sarana dilaksanakan bersama dengan

sasaran yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan dan menciptakan

citra yang positif. Perlunya menentukan sarana untuk membentuk strategi

dalam menjalankan peran humas, agar dalam pelaksanaannya terdapat

sarana untuk mencapai sasaran yang diharapakan. Harapan dan tujuan

akan citra yang positif perlu diterapkan juga pada organisasi FPI, karena

pentingnya citra positif mengenai organisasi dapat tumbuh dalam

masyarakat. Ketika masyarakat memberikan citra positif terhadap FPI,

maka citra positif juga akan berkambang dalam masyarakat. Apabila

muncul citra positif dalam masyarakat mengenai organisasi, maka akan

berkembang juga citra positif pada masyarakat secara menyeluruh, karena

86

Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002), cet ke 4, hlm. 122-125.

 

Page 144: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

132132

citra terbentukoleh persepsi yang berkembang dalam masyarakat dan

realitas yang muncul pada media.

Tidak ada citra yang ingin dibangun dalam organisasi FPI, karena

FPI bukan organisasi pencitraan, FPI organisasi perjuangan tidak perlu

pencitraan. FPI tidak memerlukan pencitraan, biarkan saja masyarakat

yang menilai tentang perjuangan FPI. Nyatanya sekarang ini FPI dipercaya

oleh masyarakat.87

Setiap organisasi pasti berharap dan memiliki tujuan

untuk menciptakan citra yang positif dalam masyarakat terhadap

organisasi, akan tetapi berbeda halnya dengan organisasi FPI yang

beranggapan bahwa tidak adanya upaya memperbaiki citra dalam

organisasi FPI karena tidak ada yang perlu diperbaiki dalam organisasi

FPI. FPI bukan sebuah organisasi pencitraan tetapi organisasi perjuangan

yang tidak memerlukan pencitraan, sehingga membiarkan masyarakat

menilai sendiri tentang perjuangan FPI dalam masyarakat. FPI dengan

tujuan perjuangan dan menegakkan syariat agama, maka dalam organisasi

FPI citra negatif yang berkembang dalam masyarakat tidak menjadi acuan

organisasi karena citra tersebut dibentuk dan dibangun oleh media-media.

Media-media yang memiliki pengaruh besar terhadap citra negatif FPI

dalam masyakat yaitu dengan pemberitaan negatif yang disampaikan

media mengenai FPI, padahal pemberitaan yang disampaikan media

mengenai FPI belum tentu kebenarannya dan belum tentu sesuai dengan

fakta yang terjadi.

87

Wawancara Peneliti dengan H. Supriono, Humas Front Pembela Islam (FPI). Pada

Tanggal 27 Juni 2014.

 

Page 145: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

133133

Menurut peneliti bahwa tanggapan mengenai tidak adanya upaya

dalam memperbaiki citra negatif dalam organisasi FPI perlu dirubah,

karena tidak sesuai dengan tujuan dan visi misi organisasi untuk

memperbaiki berbagai sektor kehidupan dan untuk melayani masyarakat.

Organisasi yang tumbuh di tengah masyarakat dan dengan tujuan untuk

kepentingan masyarakat, maka sangat penting untuk FPI memperhatikan

citra yang berkembang dalam masyarakat. Citra negatif FPI dalam

masyarakatdisebabkan oleh pemberitaan negatif media-media, sehingga

perlu adanya kegiatan dan sasaran dalam menciptakan citra positif dalam

masyarat mengenai FPI. Apabila FPI melakukan upaya dalam

menciptakan citra yang positif, akan terjadinya hubungan yang baik antara

masyarakat dengan organisasi. Dengan adanya hubungan yang baik, maka

akan adanya dukungan dan kerjasama dengan masyarakat dalam mencapai

tujuan dan kegiatan organisasi.

Upaya dalam menciptakan citra yang positif dalam masyarakat

mengenai organisasi FPI merupakan salah satu peran dari humas dalam

melaksanakan kegiatannya, maka sangat penting diterapkan oleh

organisasi FPI. Humas harus dapat menentukan kegiatan dan sasaran apa

saja yang ingin dicapai oleh organisasi dalam mencapai tujuan yang

diinginkan dan diharapkan. Meskipun dalam pelaksanaan kegiatan akan

adanya permasalahan dan hambatan yang dihadapi, akan tetapi dengan

adanya citra positif akan terjalin kerjasama antara organisasi dengan

masyarakat. Dalam melaksanakan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh

 

Page 146: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

134134

humas pentingnya memiliki strategi yang terstruktur dan teroganisir,

sehingga memudahkan dalam menetapakan tujuan dan kegiatan apa saja

yang ingin dicapai dalam organisasi FPI termasuk dalam menciptakan

citra yang positif dalam masyarakat.

 

Page 147: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti mempelajari dan menganalisis dari hasil temuan dalam

penelitian mengenai Strategi Humas Front Pembela Islam (FPI) dalam

Memperbaiki Citra Publik melalui Media Massa. Maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa strategi yang dilaksanakan oleh humas dalam organisasi

FPI belum terstruktur atau terorganisir dengan baik, terutamadalam

melaksanakan strategi untuk memperbaiki citra FPI.

1. Strategi yang dilaksanakan oleh humas FPI dalam melaksanakan kegiatan

atau program belum terstruktur dengan baik. Belum adanya penyusunan

tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam melaksanakan strategi, terutama

dalam perumusan strategi. Serta belum adanya tujuan dan sasaran yang

secara khusus ingin dilaksanakan dan dicapai dengan menggunakan

strategi yang diterapkan.Dalam melaksanakan strategi terdapat tantangan

dan hambatan yang dihadapi oleh FPI, tantangan dalam menghadapi

media-media liberal yang dari awal keberadaanya tidak menyukai Islam

dan gerakan-gerakan Islam terutama FPI, hambatan dalam menghadapi

orang-orang yang sulit menerima penjelasan, baik penjelasan dalam setiap

kegiatan atau dalam melaksanakan gerakan yang dilakukan oleh FPI, serta

hambatan selanjutnya yaitu dalam menghadapi orang-orang yang dari awal

sudah apatis dengan pergerakan yang dilakukan oleh FPI.

135

 

Page 148: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

136

2. Evaluasi strategi dalam organisasi FPI yaitu evaluasi setelah melakukan

kegiatan atau program yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pula untuk

mengetahui tantangan dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam

organisasi FPI dalam melaksanakan setiap kegiatan. Evaluasi dalam

organisasi FPI dilakukan secara berkala, yaitu pertemuan mingguan dan

bulanan untuk saling evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dalam membahas

hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan atau program yang sudah

terlaksana, tidak terfokus pada permasalahan yang dihadapi khususnya

dalam departemen yang ada dalam organisasi.Pelaksaan evaluasi tidak

membahas strategi apa saja yang sudah tercapai dengan baik, akan tetapi

evaluasi dalam kegiatan dan hasil akhir yang diharapkan. Tidak adanya

evaluasi mengenai strategi apa saja yang sudah dicapai dengan baik karena

tidak terdapat penyusunan strategi yang akan dilaksanakan dalam

organisasi FPI. Tidak adanya strategi yang terstruktur dalam organisasi

FPI, sehingga dapat terlihat dari evaluasi yang dilaksanakan saja tidak

hanya membicarakan strategi apa saja yang sudah dicapai akan tetapi

evaluasi mengenai kegiatan yang sudah terlaksana beserta tantangan dan

hambatan yang dihadapi dalam organisasi.

3. Humas berperan untuk memberikan dan menjelaskan kepada masyarakat.

Baik berperan untuk menyampaikan visi dan misi FPI, peranan FPI, dan

perjuangan FPI melalui dakwah. Dalam menyampaikan visi dan misi

organisasi yang meliputi tujuan organisasi FPI dalam menegakkan amar

maruf nahi munkar dan memperbaiki berbagai sektor kehidupan.

 

Page 149: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

137

Selanjutnya humas menyampaikan peranan FPI kepada masyarakat,

dengan memberikan pemahaman mengenai peranan dan fungsi FPI kepada

masyarakat. Peranan FPI sebagai kontrol dalam masyarakat ketika aparat

belum dapat mengatasinya, karena tujuan FPI adalah memperbaiki

berbagai sektor kehidupan. Humas FPI berperan juga dalam

menyampaikan perjuangan FPI melalui dakwah kepada masyarakat.Fungsi

humas dalam organisasi FPI yaitu sebagai corong suara daripada sebuah

organisasi dan sebagai penyambung lidah daripada organisasi untuk

menyampaikan visi dan misi perjuangan FPI. Saat dibutuhkannya

informasi atau pemahaman mengenai organisasi, humas dapat menjelaskan

dan menerangkan informasi mengenai organisasi FPI. humas berfungsi

untuk menyampaikan visi dan misi organisasi FPI kepada masyarakat.

4. Kegiatan yang dilakukan oleh humas dalam organisasi FPI yaitu

melaksanakan kegiatan-kegiatan, membuat media baik media cetak mau

pun elektronik seperti membuat buletin dan yang terbaru membuat televisi.

Kegiatan yang dilakukan oleh humas dalam organisasi FPI yaitu dalam

memberikan informasi mengenai organisasi kepada masyarakat dan

menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,

baik yang berjangka panjang mau pun berjangka pendek.

5. Citra yang berkembang dalam masyarakat adalah berasal dari media dan

dibuat oleh media sendiri, media yang menciptakan citra FPI yang negatif.

Citra negatif mengenai FPI dibuat oleh media yang dari awal sudah tidak

suka dengan FPI termasuk media-media liberal yang apatis terhadap

 

Page 150: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

138

pergerakan yang dikakukan oleh FPI. Citra FPI yang negatif dalam

masyarakat tidak luput dari besarnya pengaruh media dalam

menyampaikan pemberitaan mengenai organisasi FPI. Berbagai

pemberitaan FPI yang disampaikan kepada masyarakat terkait dengan

aksi-aksi yang dilakukakan oleh FPI, tidak lepas dari penyampaian

pemberitaan yang negatif. Pemberitaan negatif dari media menciptakan

citra negatif dalam masyarakat, karena media memiliki peran yang sangat

penting dalam masyarakat dan media berperan dalam pembentukan citra.

Baik media cetak mau pun media elektronik tidak dapat terlepas dari

besarnya pengaruh pembentukan citra negatif FPI dalam masyarakat.

6. Belum adanya upaya untuk mengubah citra negatif menjadi citra yang

positif dalam masyarakat. Karena sejak awal citra FPI dibentuk oleh

media, media yang membentuk citra negatif dari berbagai pemberitaan

yang disampaikan kepada masyarakat. Media memiliki pengaruh besar

dalam membangun citra FPI yang tidak baik atau negatif, karena media

sebagai sumber informasi dan memiliki peran penting dalam membentuk

citra. Dalam membangun citra FPI yang negatif dengan pemberitaan yang

diberikan oleh media kepada masyarakat, baik berita negatif yang tidak

berimbang atau melebih-lebihkan mengenai peristiwa yang terjadi dalam

organisasi.

 

Page 151: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

139

B. Saran

1. Pentingnya organisasi FPI mengetahui strategi apa dan bagaimana yang

digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan, karena

apabila tidak mengetahui strategi apa yang akan dilaksanakan maka tujuan

tidak akan tercapai dengan baik dan sesuai dengan yang diharapakan.

Strategi merupakan kunci dari tercapainya tujuan, dengan strategi atau

perencanaan organisasi akan mengetahui langkah-langkah apa saja yang

harus dilakukan. Oleh karena itu, sebuah organisasi harus memilih dan

menetapkan strategi untuk dilaksanakan.Selain mengetahui langkah-

langkah apa saja yang harus dilakukan dengan adanya strategi, organisasi

akan mengetahui bagaimana atau tindakan apa saja yang dilakukan dalam

menghadapi tantangan dan hambat dari pihak eksternal. Maka, pentingnya

pelaksanaan strategi untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang

dihadapi oleh organisasi.

2. Evaluasi strategi dalam organisasi FPI sangat penting untuk melaksanakan

evaluasi secara terfokus pada departemen tertentu, tidak hanya dalam

organisasi secara keseluruhan. Dalam organisasi FPI strategi yang

dilakukan adalah langsung kepada pencapaian tujuan yang diharapkan,

padahal langkah-langkah dalam melaksanakan strategi perlu diperhatikan

oleh organisasi. Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan dalam FPI tidak

hanya mengenai evaluasi strategi yang sudah dijalankan dan tujuan apa

saja sudah dicapai sesuai dengan yang direncanakan akan tetapi evaluasi

dilakukan mengenai keseluruhuan kegiatan yang sudah dilaksanakan.

 

Page 152: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

140

3. Peran dan fungsi humas FPI diharapkan mampu melaksanakan upaya

dalam membangun citra organisasi, agar terciptanya hubungan yang baik

dengan masyarakat dan dukungan terhadap organisasi. Selain dalam

menyampaikan visi misi FPI, perjuangan FPI, memperbaiki citra

organisasi FPI, humas memiliki banyak peran lainnya yaitu dalam

mengatasi persoalan yang dihadapi organisasi, ketika organisasi

mengahadapi ancaman pembubaran, serta persoalan lainnya yang

membutuhkan peran humas. Pentingnya perhatian terhadap publik

mengingat organisasi FPI berdiri untuk melayani masyarakat dan tumbuh

dalam masyarakat, maka harus memperhatikan apa yang diinginkan oleh

masyarakat. Meskipun dapat disadari bahwa tidak semua masyarakat

mendukung terhadap gerakan dan tujuan organisasi, akan tetapi humas

harus tetap melakukan berbagai upaya untuk menjalin hubungan yang baik

dengan masyarakat dan memperbaiki citra organisasi.

4. Kegiatan humas sangat penting karena untuk memperoleh hasil-hasil yang

nyata untuk mencapai tujuan. Dengan adanya perencanaan yang dibuat,

akan menjadi tolok ukur dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Tujuan apa saja telah dicapai dan menentukan tujuan

selanjutnya. Tanpa adanya kegiatan yang terencana dengan baik, seorang

humas akan kehilangan arah karena sulit mengukur sejauh mana kemajuan

yang telah dicapai dan hasil yang telah dihasilkan.Keberhasilan organisasi

juga dapat dilihat dari tercapainya tujuan-tujuan yang telah direncanakan

dengan baik, semuanya akan terwujud dengan perencanaan yang matang

 

Page 153: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

141

terarah. Dengan perencanaan, humas tidak akan kehilangan arah dalam

melaksanakan kegiatan. Perlunya perencanaan dalam organisasi FPI untuk

menentukan tujuan-tujuan dan hasil yang telah dicapai. Sehingga

tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan oleh FPI yaitu dengan

menyusun perencanaan, agar kegiatan humas terstruktur dan terorganisir

dengan baik.

5. Strategi dalam memperbaiki citra negatif FPI yang berkembang dalam

masyarakat, perlunya dilakukan strategi untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Strategi dilaksanakan oleh humas bersama dengan organisasi

untuk memperbaiki citra FPI, baik citra dalam masyarakat mau pun media.

Citra organisasi sangat penting untuk dipertahankan dan dibangun, oleh

sebab itu ketika organisasi mengalami permasalahan dalam memperoleh

citra negatif, perlu adanya upaya yang keras untuk mengembalikan citra

organisasi menjadi citra positif.

6. Kegiatan dan sasaran dalam menciptakan citra yang positif, karena

pentingnya FPI dalam memperbaiki citra organisasi yang dipandang

negatif oleh masyarakat. Selain melihat keberhasilan organisasi dari

prestasi yang telah dicapai, keberhasilan organisasi juga dapat diliat dari

citra yang dimiliki, apakah citra yang dimiliki baik atau buruk. Maka

penting bagi FPI untuk selalu meninjau dan memperbaiki citra organisasi

dalam masyarakat. Masyarakat berperan penting dalam mencapai

keberhasilan organisasi karena organisasi FPI muncul dalam masyarakat

dan untuk melayani masyarakat, sehingga penting memperhatikan

 

Page 154: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

142

bagaimana pandangan dan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Pentingnya keberhasilan organisasi menjadi acuan dalam melaksanakan

setiap kegiatan organisasi, termasuk dalam menciptakan citra positif dalam

masyarakat terhadap organisasi. Untuk menjalankan dan menciptakan citra

positif dalam masyarakat, harus adanya strategi yang dilaksanakan untuk

mencapainya. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menciptakan citra

yang positif dalam FPI yaitu dengan mengadakan santunan kepada anak

yatim dengan skala besar, menertibkan anak-anak jalanan dengan

memberikan pengarahan berupa pengajaran ilmu pengetahuan dan

keagamaan, membangun kewirausahaan dengan melibatkan masyarakat,

membuat badan zakat dibawah organisasi FPI, membuat posko untuk

penggalangan dana atau bantuan relawan untuk korban bencana alam (saat

ini dalam membantu Gaza di Palestina), dan masih banyak lagi kegiatan

yang dapat dilakukan untuk menciptakan citra yang positif dalam

organisasi FPI.

 

Page 155: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Al-Habib Muhammad Rizieq Bin Husein Syihab, Dialog FPI Amar Maruf Nahi

Munkar, Jakarta: Pustaka Ibnu Sidah, 2008.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik

dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

C. Korten, David. Menuju abad ke 12 Tindakan Sukarela Agenda Global, Forum

Pembangunan Berpusat Rakyat, Yayasan Obor, Pustaka Sinar, 1993.

Effendy, Onong Udjana. Dinamika Komunikasi, Bandung: PT Rosdakarya, 2004.

Gregory, Anne. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations,

Erlangga: Jakarta, 2004.

Jefkins, Frank dan Yadin, Daniel. Public Relations edisi kelima Jakarta: Erlangga,

2003.

Jefkins, Frank. Public Relations: Contemporary issues and techniques,

Burlington: Elsevier Butterworth-Heinemann, 2004.

Kusumastuti, Frida. Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, Bogor: Ghalia

Indonesia, 2002.

M. Cutlip, Scot. Effective Public Relations, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2007.

Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

Moore, Frazier. Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, PT Remaja

Rosdakarya: Bandung, 2005.

Morissan, Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Professional,

Jakarta: Ramdina Prakasa, 2006.

Ngatawi, Al-Zastrouw. Gerakan Islam Simbolik: Politik Kepentingan FPI,

Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2006.

Oliver, Sandra Strategi Public Relations, Erlangga: Jakarta, 2006.

R David, Fred. Manajemen Strategi dan Konsep, Jakarta: Perhelalindo, 2002.

Rahardjo, Satjipto. Hukum dan Masyarakat, Bandung: Angkasa, 1980.

Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000.

143

 

Page 156: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

144

Rosadi, Andri. Hitam Putih FPI (Front Pembela Islam) Mengungkap Rahasia-

Rahasia Mencengangkan Ormas Keagamaan Paling Kontroversial,

Jakarta: Nun Publisher, 2008.

Ruslan, Rosady. Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi,

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Tanzeh, Ahmad. Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta:Teras, 2009.

Wasesa, Silih Agung dan Macnamara, Jim. Strategi Public Relations, PT

Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Internet

http://www.dw.de/tuntutan-pembubaran-fpi-semakin-besar/a-3380672 (Diakses

pada Tanggal 25 Maret 2014)

http://www.managementaccountingsystems.com/80/organisasi-massa-ormas.htm

(Diakses pada Tanggal 10 Juni 2014)

http://www.odasoka.com/2011/01/organisasi-masyarakat.html (Diakses pada

Tanggal 11 Juni 2014)

http://www.suarapembaruan.com/tajukrencana/menata-kembali-ormas/37758

(Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

M.log.viva.co.id/news/read/288424-mendagri—fpi-sudah-kena-teguran-kedua (Diakses pada Tanggal 18 Maret 2014)

M.topix.com/forum/world/malaysia/tvbur7185vvo5bh1a (Diakses pada Tanggal

18 Maret 2014)

www.bphn.go.id (Diakses pada Tanggal 11 Juni 2014)

www.fpi.or.id (Diakses pada Tanggal 25 Maret 2014)

 

Page 157: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

145

Lampiran 1

Bapak H. Supriono Selaku Humas

Perjalanan Menuju Ponpes Agrokultural Markaz Islam FPI

 

Page 158: STRATEGI HUMAS FRONT PEMBELA ISLAM (FPI) DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43319/1/FITRI SILVIAH-FDK.pdf · Belum adanya tujuan dan sasaran yang secara khusus

146

Di Ponpes Agrokultural Markaz Islam FPI

Tampak Samping Ponpes Agrokultural Markaz Islam FPI di Megamendung