Upload
dwi-riski-saputra
View
145
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Berisi Laporan Praktikum Radiologi Gigi dan Mulut Struktur Anatomi Radiolusen Rongga Mulut
Citation preview
PEMBAHASAN
Gambaran Radiograf Struktur Normal Radiolusen DMF
1. Ruang Pulpa dan Saluran Akar
Ruang Pulpa adalah suatu rongga dibagian dalam dentin yang berisikan
pembuluh darah dan serabut saraf yang masuk melalui sebuah canal pada apeks
gigi.
Dari hasil radiograf periapikal tampak ruang pulpa dan saluran akar berupa
gambaran radiolusen karena seperti yang kita ketahui bahwa ruang pulpa dan akar
pulpa berisi pembuluh darah dan serabut saraf.
Gambar 1:Radiograf pulpa dan saluran akar
2. Periodontal Ligament Space
Ligamen periodontal adalah suatu jaringan ikat yang melekatkan gigi ke
tulang alveolar. Sama seperti semua jaringan ikat lain, ligamen periodontal
mengandung sel, serat-serat dan subtansi dasar.
Hasil radiograf dari periodontal ligament space menunjukkan gambaran
radiolusen berserat yang mengelilingi akar gigi,nampak berserat karena seperti
yang telah disebutkan di atas ligamen periodontal terdiri dari serat-serat
pendukung gigi.
1
Gambar 2:Radiograf periodontal ligament space
3. Foramen Insisivus
Merupakan suatu lubang yang terletak diantara gigi insisiv sentral maksila.
Lubang ini berisi serabut saraf yang menginervasi gigi geligi anterior maksila.
Pada hasil radiograf dengan menggunakan teknik terlihat bulatan radiolusen
dengan batas difuse kurang jelas.
Gambar 3: Radiograf Foramen Insisivus
4. Foramen Lingual
Foramen lingual terletak di superior symphisis mandibula. Pada hasil
radiograf tampak bulatan kecil radiolusen.
2
Gambar 4: Radiograf Foramen Lingual
5. Sutura Palatina Mediana
Sutura palatina mediana merupakan bentukan garis radiolusen yang
membagi palatum menjadi dua bagian.
6. Foramen Mentalis
Foramen mentalis merupakan suatu lubang yang terletak di antara apical
gigi premolar satu dan premolar dua. Dari radiograf tampak bulatan radiolusen
yang ditunjukan dengan anak panah.
3
7. Kanalis Mandibula
Gambaran radiografi kanalis mandibula adalah gambaran radiolusen
dengan batas linear radiopak tipis, tepi superior dan inferior terdiri dari tulang
lamella yang berhubungan langsung dengan kanalis.
4
Penjalaran kanalis ini jelas kelihatan dari foramen mandibula hingga
foramen mentale. Pada kanalis mandibula, dilalui oleh nervus alveolaris inferior.
8. Kanalis Nutrisi
Kanalis nutrisi merupakan struktur anatomi pada tulang alveolar yang
berbentuk tabung yang dilalui nervus dan pembuluh darah guna mengangkut
elemen neurovaskular dan memasok nutrisi untuk gigi. Pada gambar di atas,
kanalis nutrisi ditunjukkan pada nomor 2 sebagai garis vertikal radiolusen.
9. Fossa Submandibula
Radiograph Pada gambaran Radiography Fossa Submandibula, yang
ditandai dengan gambaran radiolusens yang tidak jelas dan jarang terdapat
trabekula.
5
Struktur Anatomi yang tampak pada Radiograph dengan Proyeksi Oblique
Lateral adalah Terdapat gambaran garis radiolusen yang memanjang yang
merupakan Canal atau saluran mandibula, Sinus Maxillaris, dan Foramen
Mandibula.
6
10. Sinus Maksilaris
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar, saat lahir sinus
maksila bervolume 6-8 ml, sinus kemudian berkembang dengan cepat dan
akhirnya mencapai ukuran maksimal yaitu 15 ml saat dewasa. Ostium sinus
maksila berada disebelah superior dinding media sinus dan bermuara ke hiatus
semilunaris melalui infundibulum etmoid.
Dari radiograf menunjukan gambaran radiolusen dengan tepi radiopak,
dan ditengah bulatan radiolusentersebut terdapat garis radiopak difuse yang
memotong bulatan radiolusen menjadi 2 bagian kanan dan kiri.
Gambar : Radiograph Sinus Maxillaris
dengan teknik Periapikal Pada Insisive Central Maxilla
7
Gambar : Batas bagian bawah dari Sinus Maxillaris terdapat garis
radiopaque dekat dengan apikal dari gigi premolar dan molar dari
maxilla.
8
Kanalis Insisivus
11. Kanalis Insisivus
Gambaran radiografi kanalis insisivus adalah radiolusen yang terdapat
pada apikal gigi insisivus rahang atas dan dilalui nervus yang menginervasi gigi
tersebut.
12. Sinus Paranasal
Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh yang sulit dideskripsi
karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang sinus
paranasal, mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus
etmoid, dan sinus sfenoid kiri dan kanan. Sinus paranasal merupakan hasil
pneumatisasi tulang-tulang kepala, sehingga terbentuk rongga di dalam tulang.
Semua sinus mempunyai muara (ostium) ke dalam rongga hidung.
9
Gambar : Dengan Tekhnik Proyeksi Waters Untuk melihat sinus-sinus
Paranasal.
Gambar: radiography sinus paranasal dengan proyeksi lateral
10
1. Sinus Frontal
Sinus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan
keempat fetus, berasal dari sel-sel resesus frontal atau dari sel-sel
infundibulum etmoid. Sesudah lahir sinus frontal mulai berkembang pada
usia 8-10 tahun dan akan mencapai ukuran maksimal sebelum usia 20
tahun. Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, yang satu lebih
besar daripada yang lainnya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak
digaris tengah. Ukuran sinus frontal adalah 2,8 cm tingginya, lebarnya 2,4
cm dan dalamnya 2 cm.
2. Sinus Etmoid
Dari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi
dan akhir-akhir ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan
fokus infeksi bagi sinus-sinus lainnya. Ukurannya dari anterior ke
posterior 4-5 cm, tinggi 2,4 cm dan lebarnya 0,5 cmdibagian anterior dan
1,5 cm dibagian posterior. Sinus etmoid berongga-rongga terdiri dari sel-
sel yang enyerupau serang tawon, yang terdapat dalam massa bagian
lateral os etmoid yang terletak diantara konka media dan dinding medial
orbital.
3. Sinus Sfenoid
Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid
pasterior, sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang di sebut setum
interspenoid. Ukurannya adalah 2 cm tingginya, dalamnya 2,3 cm dan
lebarnya 1,7 cm. volumenya berpariasi dari 5-7,5 ml. saat situs
berkembang pembuluh darah dan nerpus di bagian lateral os spenoid akan
menjadi sengat berdektan dengan rongga sinus dan tampak sebagai
indetasi pada dinding sinus spenoid.
11
Daftar Pustaka
1. White, Proah. 2004. Oral Radiology Principles And Interpretation Fifth
Edition. USA: Mosby
2. Langlais, Robert P. 1996. Latihan Membaca Foto Rongga Mulut. Jakarta :
Hipokrates.
12