153
STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM UPACARA RITUAL ADAT DI DESA SIMPANG BAYAT KECAMATAN BAYUNG LENCIR SUMATERA SELATAN SKRIPSI CITRA YULIA NIM:TB.161010 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

DALAM UPACARA RITUAL ADAT DI DESA SIMPANG

BAYAT KECAMATAN BAYUNG LENCIR

SUMATERA SELATAN

SKRIPSI

CITRA YULIA

NIM:TB.161010

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

DALAM UPACARA RITUAL ADAT DI DESA SIMPANG

BAYAT KECAMATAN BAYUNG LENCIR

SUMATERA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

CITRA YULIA

NIM:TB.161010

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

ii

Page 4: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

iii

Page 5: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

iv

Page 6: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

v

Page 7: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin…

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan

sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh strata 1 (S1),

Serta sholawat berangkaikan salam untuk Nabi Muhammad SAW, sebagai

pemimpin Terbesar di dunia ini, serta para sahabat dan tabi’in.

Kepada yang istimewa yaitu kedua orang tua ku, sosok ayahanda Suyadi

(Alm) dan Ayahku Alamsyah serta ibunda Homida tercinta yang luar biasa yang

tak kenal lelah selalu memberikan doa, semangat, nasehat, pengorbanan dan kasih

sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.

Kupersembahkan, karya kecil yang semoga diridhoi-Nya untuk kalian

dosen pembimbing ibu dosen tercinta Ibu Try Susanti, M.Si dan ibu dosen

Suraida, M.Si tercinta.

Kepada saudara dan saudariku yang memberikan semangat, dan selalu

memperhatikan keaadaanku dan membantu fasilitas yang aku butuhkan dalam

meneyelesaikan skripsi ini.

Kepada teman-teman seangkatan Biologi A 2016 yang selalu mengiringi

perjuanganku selama ini, memberikan wawasan, pengetahuan, dukungan sehingga

aku dapat melewati masa-masa sulit dengan sabar. Terima kasih bantuannya

selama ini.

Page 8: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

vii

MOTTO

﴾٧ٍأوََلمَْ يرََوْا إلِىَ الْْرَْضِ كَمْ أنَبَتنْاَ فِيهَا مِن كُل ِ زَوْجٍ كَرِيم ﴿

Artinya :

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan

yang baik? (Anonim, 2006. Al-Quran dan Terjemahan. Departemen Agama

RI. QS. ASY-SYU’ARA’ (26): 7, hal.513)

Page 9: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

berkat Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan baik. Penulisan ini merupakan salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Pendidikan Biologi, di

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi. Penelitian ini berjudul “ Studi Etnobotani Tumbuhan Yang Digunakan

Dalam Upacara Ritual Adat Di Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir

Sumatera Selatan”. Penulisan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dra. Hj. Fadlila, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd Selaku Ketua Program studi Tadris Biologi dan Ibu

Dwi Gusfareni, M.Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Try Susanti, S.Si, M.Si dan Ibu Suraida, M.Si selaku Dosen Pembimbing

skripsi I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya

dan memberi banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan

dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jambi, 29 April 2020

Penulis

Citra Yulia

TB.161010

Page 10: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

ix

Abstrak

Nama : Citra Yulia

Jurusan : Tadris Biologi

Judul : Studi Etnobotani Tumbuhan Yang Digunakan Dalam Upacara

Ritual Adat Di Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir

Sumatera Selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang tumbuhan yang digunakan

dalam upacara ritual adat di Desa Simpang Bayat, dan nilai kepentingan tumbuhan.

Pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan dimulai dari 18 Februari sampai dengan

18 Maret 2020 dengan menggunakan metode penelitian khusus etnobotani yang

analisis datanya menggunakan persamaan ICS (Index of Cultural Significance).

Berdasarkan hasil wawancara ditemukan 34 jenis tumbuhan dari 24 famili yang masih

digunakan dalam upacara ritual adat yaitu sebagai berikut Styrax benzoin Dryand.,

Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle., Jasminum sambac (Linn.) Sol.ex.Aiton., Piper

betle Linn., Areca catechu Linn., Curcuma longa Linn., Ocimum basillisum Linn.,

Pandanus amaryllifolium Roxb., Oryza sativa Linn., Kaempferia galanga Linn., Musa

paradisiaca Linn., Celosia critata Linn., Hisbicus rosa-sinensis Linn., Rosa hybrida

Linn., Bougainviellea glabra Comm., Alamanda cathartica Linn., Cocos nucifera

Linn., Gitantochioa apis (Bl.ex Schutt.f.) Kurzx., Allium sativum Linn., Salacca

zalacca (Gaertn.) Voss., Oryza sativa var. Glutinosa Kom. (lour)., Zingiber officinalle

Roscoe., Zingiber purpureum Roxb., Acorus calamus Linn., Cymbopogon nardus

(Linn.) Rendle., Cananga adorata (Lam.) Hook.f. & Thoms., Tagetes erecta Linn.,

Cordyline fructiosa Comm., Citrus sinensis Linn., Uncaria gambir (W. Hunter) Roxb.,

Allium cepa Linn., Amaranthus spinosus Linn., Manihot esculenta Crantz. Hasil

perhitungan ICS berikut 5 spesies dengan ICS kategori sangat tinggi berdasarkan

kualitas, intensitas, dan esklusivitas menurut masyarakat yaitu kelapa dengan nilai ICS

204, kemudian pisang dan bambu dengan nilai ICS sama 152 setelah itu kunyit dengan

nilai ICS 126 dan padi dengan nilai ICS 120.

Kata kunci: Desa Simpang Bayat, Index of Cultural Signifance (ICS), Tumbuhan

Dalam Upacara Ritual Adat.

Page 11: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

x

Abstract

Name: Citra Yulia

Major: Tadris Biology

Title : Study of Plant Ethnobotany Used in Traditional Ritual Ceremonies in

Simpang Bayat Village, Bayung Lencir District, South Sumatra

This research is intended to learn about plants used in traditional ritual ceremonies

in Simpang Bayat Village, and the importance of plants. Data collection was carried

out for 1 month starting from 18 February to 18 March 2020 using a special

ethnobotany research method whose data analysis uses the ICS (Cultural

Significance Index) equation. Based on the interview results found 34 species of

plants from 24 families that are still used in the following traditional rituals are

Styrax benzoin Dryand., Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle., Jasminum sambac

(Linn.) Sol.ex.Aiton., Piper betle Linn., Areca catechu Linn., Curcuma longa Linn.,

Ocimum basillisum Linn., Pandanus amaryllifolium Roxb., Oryza sativa Linn.,

Kaempferia galanga Linn., Musa paradisiaca Linn., Celosia critata Linn.,

Hisbicus rosa-sinensis Linn., Rosa hybrida Linn., Bougainviellea glabra Comm.,

Alamanda cathartica Linn., Cocos nucifera Linn., Gitantochioa apis (Bl.ex

Schutt.f.) Kurzx., Allium sativum Linn., Salacca zalacca (Gaertn.) Voss., Oryza

sativa var. Glutinosa Kom. (lour)., Zingiber officinalle Roscoe., Zingiber

purpureum Roxb., Acorus calamus Linn., Cymbopogon nardus (Linn.) Rendle.,

Cananga adorata (Lam.) Hook.f. & Thoms., Tagetes erecta Linn., Cordyline

fructiosa Comm., Citrus sinensis Linn., Uncaria gambir (W. Hunter) Roxb., Allium

cepa Linn., Amaranthus spinosus Linn., Manihot esculenta Crantz. The following

ICS calculation results are 5 species with very high ICS categories based on quality,

intensity, and exclusivity according to the community with coconut with an ICS

value of 204, then bananas and bamboo with an ICS value equal to 152 then

turmeric with an ICS value of 126 and rice with an ICS value of 120.

Keywords: Simpang Bayat Village, Index of Cultural Significance (ICS), Plants in

Customary Ritual Ceremony.

Page 12: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................ ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB I: PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ...................................................................... 1

b. Fokus penelitian..................................................................... 3

c. Rumusan Masalah .................................................................. 3

d. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

e. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ....................................................................... 6

B. Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................. 14

BAB III: METODE PENELITIAN

a. Tempat dan Waktu ................................................................ 17

b. Alat dan Bahan ....................................................................... 18

c. Prosedur Kerja ........................................................................ 18

d. Jenis dan sumber data............................................................. 19

e. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 20

f. Teknik Analisis Data .............................................................. 23

g. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................... 25

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian ....................................................................... 26

b. Pembahasan ........................................................................... 95

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 100

B. Saran ...................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Table State of art............................................................................... 15

Tabel 3.1 Nilai Kategorisasi ICS...................................................................... 24

Tabel 4.1 Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat

besaleh. ............................................................................................................. 26

Tabel 4.2 Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat

mandi betangas. ................................................................................................ 27

Tabel 4.3 Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat

nujuh bulan ....................................................................................................... 28

Tabel 4.4 Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat

cukuran ............................................................................................................. 28

Tabel 4.5 Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual

adat galungan, kuningan dan nyepi. ................................................................. 29

Tabel 4.6 Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat

Ngaben ......................................................................................................... 30

Tabel 4.7 Cara pemanfaatann dan pengolahan tumbuhan yang digunakan

dalam upacara ritual adat ................................................................................. 77

Tabel 4.8 Sumber perolehan tumbuhan yang digunakan dalam upacara

ritual adat.......................................................................................................... 85

Tabel 4.9 Nilai penting budaya tumbuhan yang digunakan dalam upacara

ritual adat.......................................................................................................... 88

Tabel 4.10 Nilai kategorisasi Index Cultural Significance (ICS)..................... 92

Page 14: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Kecamatan Bayung Lencir ................................................. 17

Gambar 4.1 Kemenyan ( Styrax benzoin Dryand. ) ....................................... 31

Gambar 4.2 Jeruk nipis ( Citrus aurantifollia.(Cristm.) Swingle .................. 32

Gambar 4.3 Melati ( Jasminum sambac (Linn.) Sol.ex . Aiton) .................... 34

Gambar 4.4 Sirih ( Piper betle Linn.) ............................................................ 35

Gambar 4.5 Pinang ( Areca catechu Linn.).................................................... 36

Gambar 4.6 Kunyit ( Curcumae longa Linn.) ................................................ 38

Gambar 4.7 Selasih ( Ocimum basilisum Linn.) ............................................ 39

Gambar 4.8 Pandan ( Pandanus amaryllifolius Roxb.) ................................. 40

Gambar 4.9 Padi ( Oryza sativa Linn.) .......................................................... 42

Gambar 4.10 Kencur (Kaempferia galanga Linn.) .......................................... 43

Gambar 4.11 Pisang ( Musa paradisiaca Linn.) .............................................. 45

Gambar 4.12 Bunga tangkul (Celosia cristata Linn.) ...................................... 46

Gambar 4.13 Kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis Linn.) ....................... 48

Gambar 4.14 Mawar ( Rosa hybrida Linn.) ..................................................... 49

Gambar 4.15 Bunga kertas (Bougainvillea glabra Comm.) ............................ 51

Gambar 4.16 Alamanda ( Alamanda cathartica Linn.) ................................... 52

Gambar 4.17 Kelapa ( Cocos nucifera Linn.) .................................................. 54

Gambar 4.18 Bambu ( Gigantochiao apis (Bl. Ex Schutt.f..) Kurzx ............... 55

Gambar 4.19 Salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.) .................................... 57

Gambar 4.20 Bawang putih (Allium sativum Linn.) ........................................ 58

Gambar 4.21 Padi ketan ( Oryza sativa var. Glutinosa (lour). Kom.) ............. 60

Gambar 4.22 Jahe ( Zingiber officinalle Roscoe.) ........................................... 61

Gambar 4.23 Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) .......................................... 62

Gambar 4.24 Jerengau (Acorus calamus Linn.) ............................................... 64

Gambar 4.25 Serai wangi ( Cymbopogon nardus (Linn.) Rendle.) ................. 65

Gambar 4.26 Kenanga ( Cananga adorata (Lamm.) Hook.f. & Thoms.) ....... 66

Gambar 4.27 Kemitir (Tagetes erecta Linn.) ................................................... 67

Gambar 4.28 Andong(Cordyline fructiosa Comm.) ........................................ 68

Gambar 4.29 Jeruk ( Citrus sinensis (Linn.) Osbeck.) ..................................... 70

Page 15: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

xiv

Gambar 4.30 Sahang (Piper ningrum Linn.) ................................................... 71

Gambar 4.31 Gambir ( Uncaria gambir (W. Hunter) Roxb.) .......................... 72

Gambar 4.32 Bawang merah (Allium cepa Linn.) ........................................... 73

Gambar 4.33 Bayam (Amaranthus spinosus Linn.) ......................................... 75

Gambar 4.34 Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) ....................................... 76

Page 16: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jenis Tumbuhan Yang Digunakan dalam upacara ritual adat

dan organ tumbuhan yang digunakan ............................................................. 107

Lampiran 2 hasil perhitungan nilai penting budaya tumbuhan (Index

Of Cultural Significance ) yang digunakan dalam upacara ritual adat........... . 111

Lampiran 3 Data Identitas Responden ............................................................. 117

Lampiran 4 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 118

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian ................................................................ 120

Page 17: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara kepulauan paling besar di dunia yang mempunyai

kurang lebih sekitar 1.700 pulau dengan keanekaragaman jenis flora dan fauna.

Keanekaragaman tumbuhan baik yang di budidayakan maupun tidak merupakan

salah satu sumber daya biologi yang sebagian besar dapat dimanfaatkan sebagai

obat-obatan, rempah-rempah, industri, buah-buahan dan lain sebagainya yang

terdiri dari lebih kurang 150 famili (Muraqmi, dkk, 2015, hal. 42-43).

Indonesia memiliki banyak kebudayaan tradisional. Salah satu unsur

kebudayaan tradisional yang bersifat universal adalah unsur yang berkenaan dengan

upacara adat pada suatu daerah. Tiap daerah tersebut memiliki berbagai macam

acara ataupun ritual-ritual dalam kebudayaan mereka masing-masing. Sementara

itu upacara adat adalah perayaan yang diadakan sehubungan dengan adat atau

kebiasaan suatu masyarakat (KBBI, 2016).

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai

suku dan budaya. Mereka hidup di bumi nusantara dengan segala perbedaan latar

belakang dan kebudayaan yang mencirikan masing-masing daerah mana mereka

berasal. Dengan banyaknya perbedaan cara maka terdapat banyak keanekaragaman

kebudayaan yang masih di budayakan di setiap daerah (Azhari, 2018, hal. 1).

Desa Simpang Bayat merupakan kawasan pedesaan yang terletak di

Provinsi Sumatera Selatan. Jarak Desa Simpang Bayat jauh dari ibu kota Provinsi

Sumatera Selatan. Sehingga hal inilah yang membuat daerah ini jarang diketahui

dan dikenal oleh masyarakat umum. Desa Simpang Bayat terdapat pada salah satu

kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya pada Kabupaten Musi

Banyuasin. Kabupaten Musi Banyuasin merupakan kabupaten yang membatasi

wilayah kawasan Provinsi Sumatera Selatan dengan wilayah Provinsi Jambi, yaitu

Kabupaten Muaro Jambi.

Page 18: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Masyarakat Desa Simpang Bayat memiliki berbagai macam suku seperti

suku Melayu, suku Jawa, suku Bali, suku Banjar, suku Bugis, suku Batak dan suku

Madura. Dengan banyaknya suku yang terdapat di Desa Simpang Bayat inilah

peneliti melakukan penelitian di sini, tetapi hanya pada tiga suku yakni suku

Melayu, suku Jawa dan suku Bali karena ketiga suku ini merupakan mayoritas

penduduk di Desa Simpang Bayat berdasarkan presentase Kepala Keluarga yang

terdata, serta hanya tiga suku ini yang melaksanakan upacara ritual adat, dan alasan

lain memilih tiga suku ini karena suku-suku yang lain tidak ada kepala adatnya.

Ada banyak kearifan lokal di Desa Simpang Bayat mulai dari berbagai

macam upacara ritual adat seperti upacara ritual adat melahirkan, pernikahan,

kematian, serta upacara ritual adat pengobatan lainnya. Kearifan lokal lainnya

seperti kebiasaan masyarakat gotong royong membuat rumah atau biasa disebut

dengan beselang rumah, memanen dan menanam padi secara bersama-sama,

berburu, dan bahasa daerah yang masih dipertahankan. Kearifan lokal adalah segala

bentuk kebijaksanaan yang didasari nilai-nilai kebaikan yang dipercaya, diterapkan

dan senantiasa dijaga keberlangsungannya dalam kurun waktu yang cukup lama

(secara turun temurun) oleh sekelompok orang dalam lingkungan atau wilayah

tertentu yang menjadi tempat tinggal mereka. Secara etimologi, kearifan lokal

(local wisdom) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local)

(Njatrijani, 2018, hal. 18).

Upacara ritual adat di Desa Simpang Bayat merupakan salah satu kearifan

lokal yang masih dipertahankan sampai sekarang. Dalam upacara ritual adat masih

banyak menggunakan tumbuhan, namun belum ada yang meneliti mengenai kajian

etnobotani tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat. Banyaknya

upacara ritual adat yang masih dipakai, sehingga akan terdapat banyak pula

tumbuhan yang digunakan mulai dari upacara sakral sampai yang bersifat

tradisional biasa yang memiliki makna masing-masing, karena terdapat tumbuhan

yang dimanfaatkan inilah peneliti ingin mengetahui etnobotani tumbuhan yang

digunakan dalam upacara ritual adat agar tetap lestari dan tidak sulit didapatkan.

Pengetahuan etnobotani pada suatu suku biasanya diwariskan kepada

generasi selanjutnya secara turun temurun melalui tradisi lisan. Tradisi lisan

Page 19: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tersebut sangat terbatas di lingkungan suku dan keluarga tertentu saja. Selain itu,

kemampuan memahami dalam pemanfaatan tumbuhan setiap individu juga

berbeda, sehingga pengetahuan yang diturunkan tersebut bervariasi antara individu

satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya kajian mengenai

etnobotani bagi masyarakat pendatang untuk mengetahui adanya perubahan adat

istiadat masyarakat pendatang di daerah yang baru tersebut (Anggraini, 2018, hal.

4).

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui jenis-jenis

tumbuhan apa saja yang digunakan oleh masyarakat di Desa Simpang Bayat, dan

cara pemanfaatan tanamaan tersebut, serta nilai guna kepentingan dari tumbuhan

tersebut oleh masyarakat terhadap upacara ritual adat yang digunakan. Mengingat

ilmu Etnobotani upacara ritual adat ini umumnya tidak didokumentasikan seperti

ilmu umumnya, dan hanya sebatas pengetahuan yang disampaikan sebatas lisan.

Maka dari hal itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Studi

Etnobotani Tumbuhan Yang Digunakan Dalam Upacara Ritual Adat Di Desa

Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan”.

B. FOKUS PENELITIAN

Mengingat terlalu banyak permasalahan di atas dan agar penelitian ini

lebih terarah, maka penelitian ini hanya difokuskan pada jenis tumbuhan yang

digunakan dalam upacara ritual adat, cara pemanfaatan tumbuhan tersebut, serta

nilai penting budaya tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat

berdasarkan pengetahuan masyarakat Desa Simpang Bayat.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka didapatkan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat di Desa

Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan?

Page 20: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Bagaimana cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara

ritual adat di Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir Sumatera

Selatan?

3. Bagaimana nilai penting budaya (Index of Cultural Significance)

tumbuhan yang digunakan upacara ritual adat di Desa Simpang Bayat

Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan penelitian

ini yaitu:

1. Ingin mengetahui tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat di

Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan.

2. Ingin mengetahui cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam

upacara ritual adat di Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir

Sumatera Selatan.

3. Ingin mengetahui nilai penting budaya (Index of Cultural Significance)

tumbuhan yang digunakan upacara ritual adat di Desa Simpang Bayat

Kecamatan Bayung Lencir Sumatera Selatan.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini dilakukan baik

manfaat dalam hal teori maupun praktik:

1. Penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi ilmiah sebagai arsip

atau data mengenai tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat.

2. Penelitian ini diharapkan untuk pendidikan diharapkan sebagai sumber

bacaan yang dapat menambah pengetahuan tentang studi etnobotani

tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat dan menjadi referensi yang

dapat digunakan untuk mendukung penelitian berikutnya.

3. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah

setempat mengenai kondisi lingkungan untuk pembudidayaan sehingga

dapat diambil langkah konservatif untuk melestarikan tumbuhan tersebut.

Page 21: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bahwa

tumbuhan juga dapat digunakan dalam upacara ritual adat.

5. Penelitian ini sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana

strata satu (SI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 22: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIK

1. Konsep Umum Etnobotani

Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan

tumbuhan. Terminologi etnobotani muncul dan diperkenalkan oleh John

Harshberger untuk menjelaskan disiplin ilmu yang menaruh perhatian khusus

pada masalah-masalah terkait tumbuhan yang digunakan oleh orang-orang

yang primitif dan aborigin. Kata etnobotani untuk menekankan bahwa ilmu ini

mengkaji sebuah hal yang terkait dengan dua objek ,”Ethno” dan “Botani”,

yang menunjukkan secara jelas bahwa ilmu ini adalah ilmu terkait etnik (suku

bangsa) dan botani (tumbuhan) (Hakim, 2014, hal. 2).

Etnobotani berasal dari kata etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari

tentang suku serta budaya yang ada pada suku tersebut dan botani yaitu tentang

tumbuhan. Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari hubungan manusia

dengan tumbuhan. Pemanfaatan yang masih dilakukan secara tradisional oleh

masyarakat setempat (Iswandono, 2015, hal. 171).

Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara

manusia dengan tumbuhan dalam kegiatan pemanfaatannya secara tradisional.

Selain dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, etnobotani telah

mengalami perkembangan menjadi cabang ilmu yang cakupannya mempelajari

hubungan antara manusia dengan sumber daya manusia dengan sumber daya

alam tumbuhan yang ada di dalam lingkungannya (Ramdianti, dkk, 2013, hal.

2).

Pengembangan etnobotani menjadi suatu perhatian karena kajian

tersebut mampu menjadi jembatan antara pengetahuan yang ada di masyarakat

tradisional yang hanya berdasarkan pengalaman empiris dan ilmu pengetahuan

yang telah dikaji dan terbukti secara ilmiah. Hal ini terjadi sebagai bentuk

penjagaan dan penghormatan terhadap sumber daya alam yang ada. Biasanya

disebut kearifan lokal ( Anggaini, 2018, hal. 13).

2. Konsep upacara ritual adat

Page 23: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Upacara ritual adat adalah suatu upacara yang dilakukan secara turun

temurun yang berlaku di suatu daerah. Setiap daerah memiliki adat sendiri-

sendiri seperti upacara ritual perkawinan, upacara ritual kelahiran, upacara

ritual kematian dan sebagainya. Demikian juga di Desa Simpang Bayat

memiliki beragam upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat

memiliki memiliki beragam upacara ritual adat namun seiring perkembangan

zaman yang semakin modernisasi, pelaksanaan upacara adat ini mulai jarang

dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Desa Simpang Bayat. Kelangkaan

upacara tersebut juga terjadi karena banyaknya masyarakat pendatang yang

tentu membawa adat istiadat (Komalasari, 2018, hal. 55).

Upacara adat sebagai bagian dari produk budaya manusia dalam

tataran praktisnya tidak terlepas dari pemanfaatan sumberdaya, seperti

tumbuhan, yang ada di lingkungan sekitarnya. Hubungan antara manusia

dengan lingkungannya sangat erat dan sudah berlangsung sejak lama (Hakim,

2014, hal. 1).

Upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat semakin terkikis oleh

arus modernisasi. Terkait dengan penggunaan tumbuhan dalam upacara adat,

pengetahuan dan penggunaan tumbuhan oleh masyarakat semakin berkurang,

sehingga keberadaannya tidak diperhatikan. Terlebih dokumentasi terkait

dengan pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat masih

tergolong sedikit dan transfer pengetahuan dari generasi ke generasi banyak

dilakukan secara lisan (Surata, dkk, 2015, hal. 279).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tradisi diartikan sebagai adat

kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam

masyarakat, atau juga penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada

merupakan yang paling baik dan benar (KBBI, 2008).

Upacara adat tersebut antara lain upacara adat pernikahan, kelahiran,

mendirikan bangunan, bercocok tanam, kematian dan nazar serta pengobatan

tertentu yang bertujuan untuk mencapai ketentraman dan keharmonisan dalam

kehidupan. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat bersifat sakral

Page 24: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dan tradisional dan memiliki maknanya masing-masing (Komalasari, 2018,

hal. 20).

Jenis upacara adat ini dapat dikelompokkan dalam dua golongan yaitu

upacara adat yang bersifat tradisional dan upacara adat yang bersifat sakral

(Komalasari, 2018, hal. 56).

a. Upacara adat yang bersifat tradisional

Upacara jenis ini dilaksanakan sesuai dengan kehidupan sehari-hari

dalam setiap transformasi kehidupan. Upacara ini biasanya dimulai saat masa

kehamilan, masa kelahiran, masa kanak-kanak, masa dewasa, sampai masa

kematian.

1) Upacara ritual adat Betangas Penganten

Adat Betangas di Palembang ini telah berlangsung berabad-

abad lamanya. Betangas adalah sebuah adat tradisional yang istimewa bagi

masyarakat Palembang. Acara ini biasanya dilakukan sekali yaitu sehari

menjelang hari pernikahan atau resepsi. Betangas sendiri bermakna mandi

dengan menggunakan air yang di campur bahan rempah-rempah oleh

masyarakat Palembang sendiri disebut Betangas. Betangas yang biasa

digunakan adalah daun serai wangi, pandan dan dimandiin kepada calon

pengantin (Yuniar, 2018, hal. 3).

Betangas adalah suatu kegiatan tradisi yang dilaksanakan

sebelum pelaksanaan perkawinan betangas adat istiadat yaitu

membersihkan tubuh dengan air hangat yang disertai dengan wewangian.

Betangas artinya membersihkan diri baik lahir dan batin, sebelum

melaksanakan resepsi pernikahan. Kebanyakan orang kegiatan betangas

ini merupakan ritual wajib yang harus dilakukan. Karena Betangas ini

adalah acara turun temurun yang telah dilakukan oleh nenek moyang

masyarakat Palembang (Yuniar, 2018, hal. 6).

2) Nujuh Bulan (Tingkepan).

Tradisi Tingkepan yang dilakukan oleh sebagian golongan umat

Islam di Jawa, merupakan salah satu upaya mendidik anak di dalam

Page 25: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kandungan ketika usia kandungan mencapai tujuh bulan (Mansur, 2004,

hal. 11).

Tradisi Tingkepan merupakan upacara peringatan tujuh bulan yang

dilaksanakan untuk memperingati umur kehamilan pada bulan ketujuh

yang didalamnya mengandung nilai-nilai religius baik dari perilaku

peristiwa proses upacaranya. Secara prinsip, tradisi Tingkepan tidak

terlepas dari nilai-nilai religius pada setiap urutan acaranya, khususnya

nilai-nilai ajaran Jawa tidak bisa dipisahkan dari ajaran budi pekerti yang

terdapat pada ajaran Islam (Arumsari, 2018, hal. 4).

b. Upacara adat yang bersifat sakral

Upacara adat jenis ini berhubungan dengan kepercayaan dan aura

mistis.

1) Upacara ritual adat basaleh

Upacara besale adalah upacara tradisional yang dipercaya

memiliki unsur magis (mistis) untuk mengobati orang yang sakit. Besale

secara harfiah diartikan sebagai “duduk bersama-sama, memohon pada

yang Maha Kuasa agar diberikan kesehatan, ketentraman, dan dihindarkan

dari marabahaya” (Hidayat, 2012, hal. 75).

Ritual Besale merupakan ritual prosesi pengobatan yang

dilakukan oleh komunitas masyarakat adat. Masyarakat masih

mempercayai sakit dan mati adalah bagian dari gangguan roh jahat, oleh

karenanya ritual besale harus dilakukan oleh masyarakat. Menurut

sejarahnya, ritual besale merupakan bagian dari upacara tradisional yang

diwariskan secara turun-temurun dari leluhur pada suatu daerah, tentunya

mempunyai peranan tertentu dalam masyarakat pendukungnya Kehadiran

suatu upacara di dalam suatu masyarakat merupakan ungkapan tertentu

yang berhubungan dengan bermacam-macam peristiwa yang dipandang

penting bagi masyarakat (Maulia, 2018, hal. 119-120).

2) Galungan, kuningan dan nyepi.

Hari Raya Nyepi yang dilakukan oleh masyarakat Hindu merupakan

kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan spiritual,

Page 26: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kebutuhan rohani, maupun kebutuhan jasmani. Pelaksanaan hari raya

nyepi yang dilakukan melalui tatanan atau rangkaian upacara nyepi diakui

sebagai bentuk pengakuan adanya kekuatan diluar kemampuan dirinya,

yang disebut dengan kekuatan supranatural. Keyakinan ini menunjukkan

bahwa pada diri seseorang tidak dapat dipisahkan dengan makrokosmos

atau alam semesta atau Jagadgedhe yang melingkupi kehidupannya

(Clifford Geertz, 1981: 15) dalam (Jalil, 2018. Hal. 491). Nyepi sebagai

sebuah hari raya dengan pelaksanaan upacara, meminjam istilah

Koentjaraningrat (1985:43) dapat dikategorikan sebagai upacara

tradisional yang berkaitan dengan kebutuhan sosial kemasyarakan,

meskipun pelaksanaannya setiap umat Hindu tidak selamanya sama. Bisa

jadi mereka umat Hindu yang tidak hadir di Pura juga melaksanakan lakon

caturbrata semata dan beribadah di rumah sendiri tanpa menghadiri

sembahyang di Pura.

Selain upacara Nyepi yang diperingati setahun sekali sebagai tahun

baru saka, juga ada peringatan hari raya Galungan, hari raya Kuningan,

dan hari Saraswati. Kedua hari raya ini sebagai simbol hari kemenangan

Dharma atas Adharma. Sementara hari Saraswati dimaknai sebagai hari

turunnya ilmu pengetahuan. Pura Penataran Agung Jagadhita Kendari

secara struktur bangunan terdiri dari tiga tingkatan: pertama, Nista

Mandalaa/ atau wilayah pura paling luar atau paling rendah yaitu berupa

tempat parkiran dan halaman di depan pendopo; Kedua, Madya Mandala

adalah wilayah pura bagian tengah/ sedang yaitu tempat balai panjang atau

tempat pertemuan atau belajar, dan balai gong; Ketiga, Utama Mandala/

yaitu bagian atau areal pura paling dalam sebagai tempat pelaksanaan

persembahyangan umat Hindu (Jalil, 2018. Hal. 491).

3) Ngaben

Pada dasarnya dalam pelaksanaan upacara ngaben diberbagai

tempat sama saja. Upacara ngaben pada umumnya disebut dengan pitra

yadnya yang bertujuan untuk menghormati leluhur yang telah

mendahuluinya. Ngaben memiliki arti yakni do’a. Do’a dari anak, orang

Page 27: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

tua, kerabat, dan cucu sebagai bentuk kasih sayangnya. Dalam

pelaksanaanya ngaben dibedakan dalam beberapa jenis ngaben sederhana,

ngaben sarat, dan ngaben berdasarkan caranya dan usia (Saudi, hal. 4-5).

3. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat.

Pengetahuan-pengetahuan tentang tumbuhan yang dimiliki masyarakat

ada yang bersifat magis dan spiritual. Demikian pula mengenai

pemanfaatannya yang beragam. Pemanfaatan tumbuhan dalam upacara

berbeda-beda tergantung pada pengetahuan, masyarakat dan tradisi etnis atau

suku yang bersangkutan. Pemanfaatan tumbuhan tidak hanya sebatas untuk

upacara ritual adat saja tetapi jenis-jenis pohon keramat menurut masyarakat

lokal mengandung kekuatan magis dan spiritual yang dihuni roh-roh atau

leluhur mereka (Fakhrozi, 2009, hal.3-11).

Ciri-ciri tanaman yang dipakai dalam upacara ritual adat terpilih

diantaranya:

1). Sifat-sifat dari tumbuhan tertentu, khususnya bunga dihubungkan dengan

sifat feminim.

2). Dalam upacara bentuk keindahan dilambangkan dengan warna-warni

tumbuhan yang digunakan seperti merah yang berarti berani, putih berarti suci

dan kuning melambangkan keagungan.

3). Tumbuhan yang dipakai karena sifat kegunaannya mengandung zat yang

berkaitan dengan kesehatan dan penolak malapetaka.

4). Tanaman yang digunakan sebagai bumbu-bumbuan atau sebagai

pengawetan ( Kartiwa, dkk, 1992, hal. 149-155).

4. Etnis Melayu

Suku Melayu merupakan suku yang sebagian besar dari

masyarakatnya memeluk agama Islam. Maka tidak heran lagi jika kita

menemukan beberapa adat istiadat yang dilakukan oleh Suku Melayu berkaitan

dengan ajaran Islam (Buhori, dkk, 2018, hal. 83).

Page 28: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Budaya Melayu yang paling mendasar adalah integrasinya dengan

Islam, sehingga tidak akan disebut Melayu jika tidak beragama Islam. Nilai-

nilai Islam menjadi dasar dalam pembentukan sistem nilai, hal ini tidak dapat

disangkal dan tercatat sebagai sejarah bangsa Melayu. Persoalan sekarang

adalah apakah budaya Melayu dengan konsep nilai-nilai Islam tersebut dapat

bertahan di tengah-tengah persoalan global saat ini (Sunandar, 2015, hal. 61).

Kesejarahan Melayu, tentu saja ditopang oleh nilai-nilai luhur, sinergi

Islam dengan budaya Melayu menjadi sistem nilai (Culture Value System) yang

hidup dan dikembangkannya dalam berkehidupan, pedoman orientasi bagi

segala kegiatan manusia sehingga tingkah laku yang dipraktekkan berdasar

pada sistem nilai yang dianut. Budaya Melayu yang tersebar luas di kepulauan

nusantara dan Asia Tenggara akan mengalami perkembangan sesuai dengan

hubungannya dengan lingkungan, hal inilah yang menjadi perbedaan antara

Melayu yang terdapat di suatu daerah dengan daerah lain. Perbedaan yang

banyak dijumpai adalah pada aspek nilai ekspresif, terutama pada logat atau

dialek bahasa yang digunakan. Perbedaan tersebut tentu saja tidak dapat

dilepaskan dari faktor sejarah dan pengalaman orang-orang Melayu dengan

lingkungannya (Sunandar, 2015, hal. 61).

5. Etnis Bali

Kebudayaan masyarakat Hindu Bali memiliki berbagai macam

kearifan lokal dengan berbagai kontribusi dan potensinya yang perlu tetap

dipertahankan dan dilestarikan. Kemajuan sains dan teknologi memberikan

perubahan yang luar biasa dalam bidang kesehatan, pangan dan lingkungan.

Kemajuan IPTEK sebagai hasil kajian ilmiah tentang fenomena alam tidak

terlepas dari adanya kontribusi besar kearifan lokal, berupa pengetahuan

informal masyarakat tradisional berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari.

Hal tersebut membuka pemahaman akan besarnya potensi kearifan lokal dalam

turut menyumbangkan baik gagasan, data awal, bahkan sumber inspirasi dalam

upaya menguak rahasia alam. Masyarakat tradisional secara turun temurun

selalu mengembangkan kearifan lokal tentang pengetahuan nonformal yang

Page 29: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

bermanfaat praktis bagi kelangsungan hidup dan perkembangan budaya

mereka (Surata, 2015, hal. 266-267).

Salah satu potensi tersebut adalah pengetahuan lokal pengelolaan

tumbuhan yang berkaitan dengan aspek etnobotani, yaitu kajian tentang sistem

pengetahuan yang berfungsi mendokumentasikan dan menjelaskan hubungan

kompleks antara budaya dan penggunaan tumbuhan dengan fokus utama pada

bagaimana tumbuhan digunakan, dikelola, dan dipersepsikan pada berbagai

lingkungan masyarakat, misalnya sebagai makanan, obat, praktik keagamaan,

kosmetik, pewarna, tekstil, pakaian, konstruksi, alat, mata uang, sastra, ritual,

serta kehidupan sosial (Surata, 2015, hal. 267).

Dalam kehidupan bermasyarakat trasmigran Bali, ada sejumlah istilah

adat Bali yang masih dipedomani sebagai norma. Oleh karena itu, istilah adat

Bali yang dijadikan sebagai pola bertingkah laku (norma) dalam kehidupan

sehari-hari perlu diinventarisasikan melalui sebuah kajian dalam kegiatan

penelitian untuk didokumentasi agar tetap lestari eksistensinya dan

disosialisasikan kepada masyarakat luas, khususnya genarasi muda sebagai

penerus bangsa supaya tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang

menjadi norma-norma dalam berperilaku sehingga generasi muda mampu

secepat mungkin untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya

(Putrawarman, 2017, hal. 2).

Eksistensi istilah adat Bali yang digunakan oleh para pemakainya

diyakini dapat merefleksikan corak budaya suatu komunitas masyarakat Bali.

Oleh karena itu, eksistensi suatu bahasa sering dihubungkan dengan eksistensi

budaya (Putrawarman, 2017, hal. 3).

6. Etnis Jawa

Masyarakat Jawa sangat kental dengan masalah tradisi dan budaya.

Tradisi dan budaya Jawa hingga akhir-akhir ini masih mendominasi tradisi dan

budaya nasional di Indonesia. Di antara faktor penyebabnya adalah begitu

banyaknya orang Jawa yang menjadi elite negara yang berperan dalam

percaturan kenegaraan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan

maupun sesudahnya. Nama-nama Jawa juga sangat akrab di telinga bangsa

Page 30: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Indonesia, begitu pula jargon atau istilah-istilah Jawa. Hal ini membuktikan

bahwa tradisi dan budaya Jawa cukup memberi warna dalam berbagai

permasalahan bangsa dan negara di Indonesia (Marzuki, hal. 2-3).

Masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma-

norma kehidupan untuk mencari keseimbangan dalam tatanan kehidupan yang

pada akhirnya menjadi adat istiadat yang diwujudkan dalam bentuk tata

upacara dan masyarakat diharapkan untuk mentaatinya. Dalam masyarakat

Jawa upacara adat adalah pencerminan bahwa semua perencanaan, tindakan

dan perbuatan telah diatur oleh tata nilai luhur. Tata nilai yang dipancarkan

melalui tata upacara adat merupakan tata kehidupan masyarakat Jawa yang

serba hati-hati agar dalam melaksanakan pekerjaan mendapatkan keselamatan

lahir batin. Masyarakat Jawa mempunyai berbagai tata upacara adat sejak

sebelum lahir meninggal (Bennarrivo, 2019, hal. 20).

Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang penuh perhitungan. Mereka

mengenal “sifat-sifat” bulan Jawa dengan baik. Dengan demikian jika akan

melaksanakan aktifitas akan diperhitungkan dengan teliti dan cermat dengan

memilih jam, tanggal dan bulan yang dianggap paling tepat. Keliru dalam

pemilihan hal tersebut dianggap dapat membawa ketidak beruntungan

misalnya rejekinya kurang bagus, rumah tangganya cekcok dan lain-lain

(Bennarrivo, 2019, hal. 20-21).

B. Studi Relevan

Studi relevan yakni memuat hasil-hasil penelitian sebelumnya relevan

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, dengan maksud untuk

menghindari duplikasi. Disamping itu ,untuk menunjukan bahwa topik yang akan

diteliti belum pernah diteliti oleh peneliti lain dalam konteks yang sama.

Berdasarkan studi relevan yang telah disusun maka dapat disintesiskan

dalam tabel Table State of arts sebagai berikut:

Page 31: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 2.1

Table state of arts

No Nama Peneliti,

Tahun, Judul

Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Andi

Muraqmi,

dkk. (2015).

Etnobotani

Masyarakat

Bugis Di

Desa Lempe

Kecamatan

Dampal

Selatan

Kabupaten

Tolitoli

Hasil penelitian

menunjukkan 44 jenis

sebagai obat-obatan,

32 sebagai bahan

pangan, 18 jenis untuk

rempah-rempah, 17

tanaman hias, 3 jenis

untuk pakan ternak. 3

jenis untuk pestisida

botani, 6 jenis

digunakan sebagai

kayu bakar, 14 jenis

untuk keperluan adat,

5 jenis sebagai bahan

bangunan dan 2 jenis

sebagai pewarna

alami.

Meneliti salah

satu kegunaan

tumbuhan yaitu

yang digunakan

dalam upacara

adat dan metode

yang digunakan

yaitu metode

ICS.

Tempat

penelitian

dan cara

pengolah

anya.

2. Kurniawan P,

Dkk. (2019)

“Studi Etnobotani

Tumbuhan Obat

Pada Masyarakat

Suku Pamona Di

Desa

Buyumpondoli,

Kecamatan

Pamona

Puselemba,

Kabupaten Poso,

Sulawesi Tengah

Hasil penelitian

menunjukan 32

jenis tumbuan yang

dimanfaatkan

sebagai obat-obatan.

Bagian

Tumbuhan yang

digunakan berbeda

beda, antara lain

buah, daun, batang,

rimpang dan kulit

buah. Bagian buah

yang digunakan 3

jenis, bagian daun 22

jenis, bagian batang

4 jenis, dan bagian

rimpang 2 jenis dan

kulit buah 1 jenis.

Metode yang

dipakai.

Tempat

dan yang

diteliti.

Page 32: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama Peneliti,

Tahun, Judul

Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

3. Uswatun

Hasanah,

dkk.(2014).

“Pemanfaatan

Tumbuhan pada

Upacara Adat

Tumpang Negeri

Suku Melayu di

Keraton

Ismahayana

Landak”

Hasil Hasil

penelitian tumbuhan

yang digunakan

dalam Upacara Adat

Tumpang Negeri

oleh Suku Melayu di

Desa Raja

Kecamatan Ngabang

Kabupaten

Landak sebanyak 23

jenis yang temasuk

ke dalam 12 Famili

Meneliti

tumbuhan yang

digunakan

dalam upacara

adat.

Tempat

penelitian.

Page 33: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

17

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simpang Bayat Kecamatan

Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin, yang terletak di Provinsi Sumatera

Selatan. Kecamatan Bayung Lencir ini dibelah oleh jalan lintas Sumatera dari

Utara ke Selatan.

Gambar 3.1. Peta Desa Simpang Bayat

(Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Musi Banyuasin, 2017 )

Desa Simpang Bayat merupakan desa yang terletak di Kecamatan

Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Di

mana desa ini terdiri dari pemukiman lahan dan pertanian yang luas, rata-rata

masyarakat di desa ini memiliki ladang kepemilikan sendiri berupa perkebunan

Page 34: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

18

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

karet, sawit dan berupa sawah. Desa Simpang Bayat merupakan salah

satu desa yang cukup luas di Kecamatan Bayung Lencir.

Menurut data kantor desa dan arsip Desa Simpang Bayat, Desa

Simpang Bayat adalah desa sebagian wilayahnya ada hutan kawasan. Desa ini

sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Bayung Lencir dan Desa Lubuk

Harjo, sebelah timur berbatasan dengan Desa Mendis Desa Telang dan Sungai

Selaro, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pangkalan Bulian dan

Kecamatan Batang Hari Leko, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Bayat

Ilir, Sungai Bayat dan Pangkalan Bayat. Jarak tempuh Desa Simpang Bayat ke

Ibu Kota Kabupaten 152 km, dan jarak tempuh ke Kecamatan 5 km. Desa

Simpang Bayat ini berdiri pada tahun 1979 dengan luas wilayah 22000 ha, dan

memiliki 3 Dusun yakni Dusun 1 Simpang Bayat, Dusun 2 Simpang Bayat,

Dusun 3 Simpang Bayat (Selaro), terdapat 13 RT dengan jumlah kepala

keluarga 994 dengan jumlah penduduk 3.811 jiwa.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 18 Februari

2020 sampai dengan tanggal 18 Maret 2020.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Alat instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pena, pensil, buku tulis, Handphone yang digunakan untuk memotret

objek sekaligus sebagai perekam.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kardus, kertas

koran, kertas karton dan jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual

adat untuk membuat herbarium.

C. PROSEDUR KERJA

1. Metode Penelitian

Page 35: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

19

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian khusus etnobotani, penelitian akan dilakukan dengan tahapan

menyusun tujuan penelitian, observasi, wawancara, dokumentasi, koleksi

sampel, pembuatan herbarium, identifikasi tumbuhan, dan studi pustaka.

Pengumpulan data etnobotani dilakukan dengan metode survei yaitu

melakukan pengamatan langsung dilapangan, wawancara menggunakan teknik

wawancara bebas dan wawancara semi terstruktur untuk menggali

pengetahuan masyarakat tentang keanekaragaman jenis tumbuhan berguna,

pemanfaatan dan pengelolaannya (Purwanto 2007) dalam (Jumari,dkk, 2012,

hal. 72).

Tumbuhan dianalisis dengan cara mengelompokkan jenis tumbuhan,

meliputi nama daerah, nama latin, bagian yang digunakan, serta manfaat dari

tumbuhan tersebut. Sedangkan analisis data secara kuantitatif yaitu dengan

menghitung nilai ICS, angka hasil perhitungan ICS menunjukkan tingkat

kepentingan setiap jenis tumbuhan yang berguna oleh masyarakat (Cavalera,

2016, hal. 6).

2. Penentuan Responden

Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam observasi ini

adalah metode “Purposive sampling dan Snowball sampling”. Metode

Purposive sampling yaitu teknik pemilihan informan dengan pertimbangan

tertentu, dalam hal ini orang yang dianggap paling tahu tentang tumbuhan

ritual. Tokoh yang diwawancarai adalah kepala adat dan dukun yang biasa

terlibat dalam upacara ritual adat (Bandjolu, 2019, hal. 39). Metode Snowball

sampling yaitu teknik pengambilan informan berdasarkan rekomendasi

informan kunci (Sugiyono, 2007).

D. JENIS DAN SUMBER DATA

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

lapangan, data ini berupa wawancara dengan masyarakat di Desa

Page 36: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Simpang Bayat, dokumentasi lapangan, koleksi sampel tumbuhan atau

keterangan-keterangan yang berkaitan dengan tujuan penelitian pada

saat peneliti melakukan penelitian di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penunjang dari data primer yaitu

data-data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data

ini berasal dari koran, artikel, buku, internet dan lain-lain. Data ini

bertujuan untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang

didapatkan ketika berada di lapangan.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data berupa hasil

wawancara, dokumentasi lapangan, koleksi sampel tumbuhan, buku, dari

internet berupa jurnal yang berkaitan dengan studi etnobotani, serta artikel.

E. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

1. Pengumpulan Data

a. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber

data yang berupa peristiwa, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda serta

rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung (Sutopo, 2006, hal. 75).

b. Wawancara

Interview (wawancara) digunakan sebagai teknik pengumpulan

data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit atau kecil (Sugiyono, 2007, hal. 137).

Wawancara yang peneliti lakukan untuk mendapatkan data

mengenai spesies-spesies tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat

Desa Simpang Bayat dalam upacara ritual adat. Wawancara merupakan

suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya-

Page 37: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

21

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

jawab. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara

tidak terstruktur yang mana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang tersusun secara sistematis, melainkan hanya garis-garis

besar pertanyaan yang akan ditanyakan.

Tujuan wawancara adalah untuk bisa menyajikan konstruksi saat

sekarang dalam suatu konteks mengenai pribadi, peristiwa, aktivitas,

organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk

keterlibatan untuk merekonstruksikan beragam hal (Sutopo, 2006, hal. 68).

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,

sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,

yang dapat berupa gambar, patung film, dan lain-lain. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2007, hal. 240).

d. Koleksi Sampel Tumbuhan (Pembuatan Herbarium)

Proses peSmbuatan herbarium diawali dengan persiapan koleksi

di lapangan (koleksi sampel). Spesimen yang diambil dapat berupa tubuh

tumbuhan yang lengkap. Maupun hanya bagian-bagian tertentu saja. Hal ini

dapat di sesuaikan dengan bagian mana yang digunakan oleh responden

dalam pemanfaatan tumbuhan tersebut. Kemudian setiap spesimen

diberikan etiket gantung untuk ditandai agar tidak ada kemungkinan atau

kekeliruan atau tercampur dengan bagian-bagian yang berasal dari spesimen

lain serta dilengkapi dengan catatan yang menyangkut bahan yang

dikumpulkan seperti data mengenai habitatnya, data ekologi, dan sifat-sifat

pada tumbuhan yang akan hilang atau rusak dalam proses pengawetan

(Tjitrosoepomo, 1993, hal. 153).

Page 38: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

22

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Proses selanjutnya yaitu pengeringan spesimen yang di awali

dengan penyusunan setiap spesies kedalam kertas koran sambil

disemprotkan spiritus sampai mengenai seluruh bagiannya. Kertas koran

yang bersih spesimen di susun berlapis-lapis dengan menggunakan

kerangkanya membilah-bilah bambu. Semua spesimen diletakkan di dalam

satu wadah yang kemudian disirami spritus hal ini dilakukan agar spesimen

tidak berjamur. Selanjutnya dilakukan proses pengeringan yang diiringi

dengan pengepresan. Pengeringan ini sendiri dilakukan dengan

menggunakan suhu 500C (Tjitrosoepomo, 1993, hal. 160).

Memasuki tahap akhir dari pembuatan herbarium yaitu proses

penempelan spesimen pada kertas tebal dengan ukuran 28,5 x 41 cm

penempelan dilakukan dengan cara dijahit dengan tujuan untuk menahan

herbarium yang telah ditempel dan dipasang sehelai kertas label yang berisi

semua informasi yang telah diperoleh dari tumbuhan yang bersangkutan

(Tjitrosoepomo, 1993, hal. 163-166).

e. Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tumbuhan adalah pengelompokkan jenis tumbuhan

berdasarkan sifat yang tampak atau sama antara tumbuhan tersebut,

melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkap atau menetapkan

identitas diri suatu tumbuhan, yang dalam hal ini menentukan namanya

yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi

(Tjitrosoepomo, 1993, hal. 70).

Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan cara mencocokkan jenis

sampel yang didapat dari lapangan yang dibuat dalam bentuk herbarium

dengan literatur taksonomi tumbuhan kemudian menanyakan langsung

tumbuhan tersebut kepada para ahli di bidang botani. Identifikasi dilakukan

untuk mengetahui jenis tumbuhan sampai tingkat spesies atau minimal pada

tingkat genus. Identifikasi dilakukan di Dinas Pertanian Kota Jambi.

Page 39: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, bahan-bahan lain, dan

lain sebagainya, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono,

2007, hal. 224).

Data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk tabulasi,

kemudian dianalisa secara deskriptif dengan pendekatan kuantatif yaitu dengan

menggunakan persamaan analisis nilai kepentingan budaya Index of Cultural

Significanse (ICS) tumbuhan berguna didasarkan pada formula yang

dikembangkan oleh Turner (1988). Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi

atau mengukur kepentingan satu jenis tumbuhan bagi masyarakat lokal (Saputra,

dkk, 2019, hal. 111-112).

Nilai ICS merupakan indikasi nilai penting dari setiap jenis tumbuhan

bagi masyarakat di lokasi studi yang berguna sebagai dasar pertimbangan jenis -

jenis penting dan berpotensi untuk keperluan ekonomi (meningkatkan pendapatan

masyarakat setempat) maupun pelestariannya (Purwanto, 2007) dalam (Helida,

2016, hal. 7).

Rumus ICS sebagai berikut :

n

ICS = Σ (q x i x e)ni

I=1

Bila kegunaan yang dimiliki suatu spesies tumbuhan lebih dari sekali

maka formula perhitungan berkembang menjadi :

n

ICS = ∑ (q1 x i1x e1)n1 + (q2 x i2x e2)n2 + ….+(qn x inx en)nn

I=1

Keterangan: ICS = Indeks of cultural significane, adalah persamaan

jumlah nilai guna suatu jenis tumbuhan dari kegunaan I hingga ke n, n

menunjukan kegunaan terakhir dari suatu jenis tumbuhan, sedangkan huruf I

Page 40: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

menunjukan nilai I hingga ke n secara beruntun. Perhitungan nilai dari suatu jenis

tumbuhan dihitung parameter sebagai berikut : q = nilai kualitas (quality value)

dihitung dengan menggunakan cara memberikan skor atau nilai kualitas dari suatu

jenis tumbuhan, i = nilai intensitas (intensity value) yaitu menggambarkan

intensitas pemanfaatan dari jenis tumbuhan berguna dengan memberika nilai, e =

nilai eksklusivitas (exclusivity value) (Ruqayah, dkk, 2004, hal. 87-88).

q = nilai kualitas suatu tumbuhan berdasarkan pelaksanaan upacara

ritual adat, yaitu dengan memberikan skor atau nilai kualitas kegunaan suatu jenis

tumbuhan.

Nilai Keterangan

1 Digunakan untuk upacara nujuh bulan

2 Digunakan untuk upacara cukuran

3 Digunakan untuk upacara mandi betangas

4 Digunakan untuk upacara besaleh

5 Digunakan untuk upacara ngaben, nyepi, galungan, dan kuningan

i = nilai intesitas, yaitu menggambarkan intensitas kegunaan dari jenis tumbuhan

berguna

Nilai Keterangan

1 Nilai penggunaannya sedikit

2 Intesitas penggunaanya rendah

3 Intensitas penggunaanya sedang

4 Secara moderat intesitas penggunaanya tinggi

5 Sangat tinggi nilai intesitas penggunaanya

e = nilai ekslusivitas

Nilai Keterangan

0,5 Sumber sekunder atau merupakan bahan yang sifatnya sekunder

1 Terdapat beberapa jenis yang ada kemungkinan menjadi pilihan

2 Paling disukai dan merupakan pilihan utama dan tidak ada duanya

Tabel 3.1 Nilai kategorisasi Index of Cultural Significance (ICS)

No Predikat Skor

1. Sangat Tinggi > 100

2. Tinggi 50 – 99

Page 41: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Predikat Skor

3. Sedang 20 – 49

4. Rendah 5 – 19

5. Sangat Rendah 1 – 4

6. Tidak Ada 0

Sumber : (Muraqmi,dkk, 2015, hal. 51).

G. TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan adalah peneliti tinggal dilapangan

penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu

dilakukan maka akan membatasi:

1. Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks.

2. Membatasi kekeliruan (biases) peneliti.

3. Mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak

biasa atau pengaruh sesaat (Moleong, 2013, hal. 327).

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi

dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau

tentative. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh.Mencari apa

yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan

bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat

relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2013, hal. 329).

3. Triangulasi.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data (Sugiyono, 2013, hal. 125)

Page 42: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

1. Jenis tumbuhan dan bagian yang digunakan dalam upacara ritual adat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 12 responden yang terdiri dari

kepala adat, dukun upacara ritual adat dan masyarakat yang biasa terlibat

langsung dan mengerti tentang tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual

adat di Desa Simpang Bayat, Kecamatan Bayung Lencir, Sumatera Selatan,

didapatkan 24 famili dan 34 jenis tumbuhan yang digunakan dalam 8 upacara

ritual adat oleh suku Melayu, suku Bali, dan suku Jawa yang meliputi upacara

ritual adat besaleh, mandi betangas, nujuh bulan, cukuran, galungan, kuningan,

nyepi, dan ngaben.

a. Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat suku

Melayu.

1) Upacara ritual adat Besaleh( nyangkar kutan).

Tabel 4.1. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara besaleh.

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

1. Kemenyan Styrax benzoin Dryand. Styracaceae

2. Jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm.)

Swingle.

Rutaceae

3. Melati Jasminum sambac (Linn.)

Sol.ex. Aiton

Oleaceae

4. Sirih Piper betle Linn. Piperaceae

5. Pinang Areca catechu Linn. Arecaceae

6. Kunyit Curcuma longa Linn. Zingiberaceae

7. Selasih Ocimum basilisum Linn. Lamiaceae

8. Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae

9. Padi Oryza sativa Linn. Poaceae

10 Kencur Kaempferia galanga Linn. Zingiberaceae

Page 43: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

11. Pisang Musa paradisiaca Linn. Musaceae

12. Bunga tangkul Celosia cristata Linn. Amaranthaceae

13. Kembang sepatu

atau bunga rayo

Hisbicus rosa-sinensis Linn. Malvaceae

14. Alamanda/bunga

kuburan

Alamanda cathartica Linn. Apocynaceae

15. Kelapa Cocos nucifera Linn. Arecaceae

16. Bambu Gigantochioa apis (Bl.ex

Schutt.f.) Kurzx

Poaceae

17. Salak Salacca zalacca (Gaertn.) Voss. Palmaceae

18. Mawar Rosa hybrida Linn. Rosaceae

19. Bunga kertas Bougainvillea glabra Comm. Nyctaginaceae

20. Jahe Zingiber officinale Roscoe. Zingiberaceae

21. Padi ketan Oryza sativa var. Glutinosa

(lour). Kom

Poaceae

22. Gambir Uncaria gambir Roxb. Rubeaceae

23. Bangle Zingiber purpureum Roxb. Zingiberaceae

24. Jerengau Acorus calamus Linn. Arocaceae

25. Sahang Piper ningrum Linn. Piperaceae

26. Bawang putih Allium sativum Linn. Liliaceae

27. Bawang merah Allium cepa Linn. Liliaceae

2) Mandi betangas

Tabel 4.2. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara mandi betangas.

No. Nama lokal Nama ilmiah Famili

1. Serai wangi Cymbopogon nardus (Linn.)

Rendle.

Poaceae

2. Daun pandan Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae

Page 44: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Nama lokal Nama ilmiah Famili

3. Daun jeruk nipis Citrus aurantifolia (Christm.)

Swing.

Rutaceae

4. Kelapa Cocos nucifera Linn. Arecaceae

5. Padi ketan Oryza sativa var. Glutinosa (lour).

Kom

Poaceae

6. Pisang Musa paradisiaca Linn. Musaceae

b. Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat suku Jawa.

1) Nujuh bulan

Tabel 4.3. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual nujuh bulan.

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

1. Kelapa Cocos nucifera Linn. Arecaceae

2. Kencur Kaempferia galanga Linn. Zingiberaceae

3. Bawang merah Allium cepa Linn. Liliaceae

4. Bawang putih Allium sativum Linn. Liliaceae

5. Padi ketan Oryza sativa var. Glutinosa (lour).

Kom

Poaceae

6. Bayam Amaranthus spinosus Linn. Amaranthaceae

7. Daun ubi kayu Manihot escullenta Crantz. Euporbiaceae

8. Melati Jasminum sambac Linn. Oleaceae

9. Kunyit Curcuma longa Linn. Zingiberaceae

10. Padi Oryza sativa Linn. Poaceae

2) Cukuran

Tabel 4.4. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual cukuran.

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

1. Kelapa Cocos nucifera Linn. Arecaceae

2. Mawar Rosa hybrida Linn. Rosaceae

3. Melati Jasminum sambac Linn. Oleaceae

Page 45: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

29

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

4. Bunga kertas Bougainvillea glabra Comm. Nyctaginaceae

5. Pandan Pandanus amaryllifolius Roxb. Pandanaceae

6. Padi ketan Oryza sativa var. Glutinosa (lour).

Kom

Poaceae

c. Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat suku Bali.

1) Galungan, kuningan, dan nyepi.

Tabel 4.5. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual galungan, kuningan,

dan nyepi.

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

1. Bunga kertas Bougainvillea glabra Comm. Nyctaginaceae

2. Kenanga Cananga adorata (Lam.) Hook. F

& Thomson.

Annonaceae

3. Kemitir Tagetes erecta Linn. Asteraceae

4. Pisang Musa paradisiaca Linn. Musaceae

5. Kelapa Cocos nucifera Linn. Arecaceae

6. Salak Salacca zalacca Gaertn. Palmaceae

7. Bambu Gigantochioa apis (Bl.ex

Schutt.f.) Kurzx

Poaceae

8. Andong Cordyline fructiosa Comm. Asparagaceae

9. Kunyit Curcuma longa Linn. Zingiberaceae

10. Padi Oryza sativa Linn. Poaceae

11. Alamanda Alamanda cathartica Linn. Apocynaceae

12. Kembang sepatu Hisbicus rosa-sinensis Linn. Malvaceae

13. Bunga tangkul Celosia cristata Linn. Amaranthaceae

14. Jeruk manis Citrus sinensis (Linn.) Osbeck. Rutaceae

Page 46: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

30

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2) Ngaben

Tabel 4.6. Tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual ngaben.

No Nama lokal Nama ilmiah Famili

4. Pisang Musa paradisiaca L. Musaceae

5. Kelapa Cocos nucifera L. Arecaceae

6. Salak Salacca zalacca Gaertn. Palmaceae

7. Bambu Gigantochioa apis (Bl.ex

Schutt.f.) Kurzx

Poaceae

8. Andong Cordyline fructiosa Comm. Asparagaceae

9. Mawar Rosa hybrida L. Rosaceae

10. Melati Jasminum sambac (L.) Sol.ex.

.Aiton

Oleaceae

Berdasarkan tabel-tabel diatas jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam

upacara ritual adat di Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir

dikelompokkan menjadi 24 famili dengan jenis tumbuhan terbanyak berasal dari

famili Zingiberaceae sebanyak 4 spesies yaitu kunyit, jahe, kencur dan bunglai atau

bangle, Poaceae sebanyak 4 spesies yaitu padi, padi ketan, bambu dan serai wangi,

Arecaceae sebanyak 2 spesies yaitu pinang dan kelapa, Amaranthaceae sebanyak 2

spesies yaitu bayam dan bunga tangkul, Piperaceae sebanyak 2 spesies yaitu sirih

dan sahang, Rutaceae sebanyak 2 spesies yaitu jeruk nipis dan jeruk manis, dan

Liliaceae sebanyak 2 spesies yaitu bawang putih dan bawang merah .

Dari 34 jenis tumbuhan tersebut didapatkan sekitar pekarangan rumah dan

beberapa jenis tumbuhan lainnya didapatkan dari sawah dan tumbuh liar di hutan

Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir. Berikut gambaran umum

mengenai tumbuh-tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat di Desa

Simpang Bayat:

Page 47: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

31

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

1. Kemenyan ( Styrax benzoin Dryand. )

Gambar 4.1. Kemenyan (Styrax benzoin Dryand.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Sphermatophyta

Kelas : Dicotyledone

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Styraxes

Famili : Styraceae

Genus : Styrax

Spesies : Styrax benzoin Dryand.

b. Deskripsi

Pohon besar, tinggi mencapai 40 m,diameter batang mencapai 100 cm,

batang lurus percabangan relative sedikit, mengandung resin bila dibakar berbau

wangi, daun tunggal, daun berbentuk oval bulat, bulat memanjang, ujung runcing,

panjang mencapai 4-15 cm dengan lebar 5-7,5 cm. Bunga berbentuk tandan, wangi,

bunga berkelamin dua, bertangkai panjang antara 6-11 cm, daun mahkota bunga 9-

12 helai dengan ukuran 2-3,5 mm. Buah masak bulat sampai agak gepeng, biji

cokelat keputihan, berukuran 15-19 mm, terdapat di dalam daging buah yang tebal

dan keras. Daun , kulit batang dan akar kemenyan mengandung saponin,

Page 48: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

32

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

flavonoida, dan polifenol. Kemenyan juga mengandung olibanol, materi resin, dan

terpenes (Jayusman, 2014, hal 11-12).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yayu dan pelaksanaan langsung

upacara ritual besaleh oleh datuk Basrun bahwa getah kemenyan salah satu bahan

yang dipakai dalam upacara ritual adat besaleh untuk dibakar dan mempunyai

makna untuk memanggil roh halus. Pengetahuan ini beliau dapat dari turun temurun

oleh orang tua dan keluarga dan masih dipakai sampai sekarang (Yayu dan Basrun,

wawancara, 18 Februari 2020).

2. Jeruk nipis ( Citrus aurantifollia (Cristm.). Swingle)

Gambar 4.2. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.). Swingle)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi )

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies :Citrus aurantifolia (Cristm.). Swingle)

Page 49: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

33

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Deskripsi

Pohon kecil bercabang lebat, tidak beraturan, tinggi 1,5-3,5 m, batang bulat

berduri pendek, kaku dan tajam. Daun tunggal tangkai daun bersayap sempit.

Helaian daun berbentuk jorong sampai bundar telur jorong, pangkal bulat, ujung

tumpul, tepi beringgit, permukaan atas berwarna hijau tua mengilap, permukaan

bagian bawah berwarna hijau muda, bunga majemuk, berbentuk bintang, berwarna

putih, wangi, buah buni, bulat sampai bulat telur, kulit tipis tanpa benjolan, rasanya

asam, bijinya banyak. Jeruk nipis mempunyai senyawa kimia seperti limonene,

linalin asetat, geranil asetat, fellandren, stiral, dan asam sitrat (Rukmana, hal. 13-

15).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yayu, beliau mengatakan bahwa

buah jeruk nipis dipakai dalam upacara ritual adat besaleh yang digunakan untuk

keramas dan dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit. Pengetahuan ini

didapat dari turun temurun oleh orang tua dan keluarganya serta suaminya datuk

Basrun merupakan dukun atau pemangku adat di Desa Simpang Bayat. Dan buah

jeruk nipis diperoleh sekitar pekarangan rumah masyarakat setempat (Yayu,

wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Suhaini, beliau mengatakan

bahwa daun jeruk nipis juga dipakai dalam upacara ritual mandi betangas, daun

jeruk nipis ini direbus dengan bahan lainnya. Pengetahuan ini beliau dapat dari

turun temurun oleh keluarga dan masyarakat setempat yang masih melestarikan dan

menggunakan upacara ritual adat ini. Daun jeruk nipis diperoleh disekitar rumah

masyarakat Desa Simpang Bayat (Suhaini, wawancara, 20 Februari 2020).

Page 50: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

34

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Melati ( Jasminum sambac Linn.)

Gambar 4.3. Melati (Jasminum sambac Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Super Ordo : Asteranae

Ordo : Oleales

Famili : Oleaceae

Genus : Jasminum

Spesies : Jasminum sambac Linn.

b. Deskripsi

Daun berbentuk bulat oval, tepinya tidak rata dan sedikit bergelombang

dengan posisi menyirip, pangkal daun berbentuk setengah lingkaran, daun dan

batangnya memiliki kedudukan saling berhaadapan, batangnya berwarna hijau

kecoklatan dan jenis batang semak-semak, memiliki banyk cabang , lurus dan

ramping, bunga yang terdapat pada bunga melati umumnya berbenmtuk seperti

terompet dan berwarna putih serta memiliki aroma yang khas. Akar bunga melati

jenis akar tunggang dan bercabang (Rukmana, hal. 16-18).

Page 51: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

35

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yurma dan Yayu bahwa bunga melati

dipakai dalam upacara ritual besaleh dengan tujuan untuk menghiasi ancak. Bunga

ini dapat diperoleh sekitar pekarangan rumah di Desa Simpang Bayat (Yayu dan

Yurma, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Maryam dan bapak Tito bahwa

melati dipakai dalam upacara ritual nujuh bulan dengan tujuan agar memperoleh

keselamatan dan sebagai hiasan. Pengetahuan ini beliau dapat turun temurun dari

orang tua (Maryam dan Tito, wawancara, 21 Februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak Gusti Aji Mangku yang merupakan

pemangku adat Suku Bali Kecamatan Bayung Lencir beliau mengatakan bahwa

upacara ritual ngaben memakai bunga melati yang melambangkan kedukaan atau

kematian. Pengetahuan ini beliau dapat dari turun temurun dan belajar (Gusti Aji

Mangku, wawancara, 24 Februari 2020).

4. Sirih ( Piper betle Linn.)

Gambar 4.4. Sirih (Piper betle Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

c. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi :Spermatophyta

Divisi :Magnoliopsida

Page 52: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

36

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Magnoliodae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle Linn.

d. Deskripsi

Akar daun sirih tunggang, warna coklat, akar tumbuhan ini merayap atau

merambat dan memiliki banyak tunas baru yang tumbuh di akar. Batang berbentuk

bundar memanjang dan terdapat ruas-ruas dan sebagai lokasi tumbuhnya

perkecambahan baru, daun berbentuk oval dengan warna hijau muda dan hijau tua,

bagian bawah berwarna putih. Sirih memiliki senyawa minyak atsiri (Hariana,

2013, hal. 350).

e. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yayu dan Datuk Basrun bahwa daun

sirih dipakai dalam proses upacara ritual besaleh yang dibuat untuk nginang atau

sirihan. Daun sirih dapat diperoleh sekitar pekarangan rumah masyarakat di Desa

Simpang Bayat ( Yayu dan Basrun, wawancara, 18 Februari 2020).

5. Pinang ( Areca catechu Linn.)

Gambar 4.5.Pinang (Areca catechu Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Page 53: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridipantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Super Ordo : Lilianae

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Areca

Spesies : Areca catechu Linn.

b. Deskripsi

Batangnya dapat tumbuh tinggi hingga 20 m, bunga jantan dan bunga betina

terbungkus dalam kelopak bunga. Buahnya berwarna hijau jika masak berwarna

orange dengan kulit serabut dan berbiji tunggal. Biji buah pinang berwarna coklat

kemerah-merahan dan berlekuk-lekuk (Baiti, dkk, 2018, hal. 13).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu dan datuk Basrun bahwa pinang

juga dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai campuran bahan nginang atau

sirihan. Buah pinang didapatkan sekitar pekarangan rumah masyarakat di Desa

Simpang Bayat (Yayu dan Basrun, wawancara, 18 Februari 2020).

Page 54: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

38

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

6. Kunyit ( Curcumae longa Linn.)

Gambar 4.6. Kunyit (Curcuma longa Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Magnoliopsida

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Zingiberadae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn.

b. Deskripsi

Daun kunyit berbentuk elips dan setiap pada tanaman kira-kira terdapat 5-

15 helaian daun, pangkal daun berbentuk runcing dengan warna hijau tua dan muda,

tepinya rata, batangnya berwarna hijau dengan tinggi mencapai 70-100 cm

mengarah lurus keatas, pelepah daun lunak, dan memiliki rimpang yang berwarna

jingga kecoklatan dan bagian daging rimpang orange, kunyit memiliki zat

curcuminoid. Bunga kunyit muncul dari rimpang yang terletak pada batang. Bunga

Page 55: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

39

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kunyit termasuk bunga majemuk, mahkotanya berwarna putih (Hidayat &

Napitipulu, 2015, hal. 239).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu dan ibu Yurma bahwa kunyit

dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai campuran beras ini melambangkan

keselamatan. Kunyit yang dipakai adalah rimpangnya dengan cara diparut sebagai

campuran beras. Kunyit diperoleh dari sekitar pekarangan rumah masyarakat Desa

Simpang Bayat (Yayu dan Yurma, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan ibu Ni Wayan Suparmi beliau mengatakan

kunyi dipakai dalam upacara ritual Galungan, Kuningan, dan Nyepi sebagai

campuran beras. Kunyit yang dipakai adalah rimpangnya dengan cara diparut

sebagai campuran beras (Ni Wayan Suparmi, wawancara 25 Februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan ibu Sri Mah beliau mengatakan bahwa

kunyit dipakai dalam upacara ritual nujuh bulan sebagai campuran beras ini

melambangkan keselamatan. Kunyit yang dipakai adalah rimpangnya dengan cara

diparut sebagai campuran beras ( Sri Mah, wawancara, 22 Februari 2020).

7. Selasih ( Ocimum basilisum Linn.)

Gambar 4.7. Selasih (Ocimum basillisum Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Page 56: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

40

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Divisi :Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Spesies :Ocimum basillisum Linn.

b. Deskripsi

Batang berbentuk persegi, daun selasih memiliki karakteristik yang sangat

kuat daunnya berwarna hijau muda, bentuk daunnya oval hingga elips. Bunga dari

selasih umumnya majemuk, dengan warna mulai dari putih, putih keunguan sampai

kuning krem. Bijinya berwarna hitam (Hariana, 2013, hal. 324).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu dan Yurma beliau mengatakan

bahwa bunga selasih dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai hiasan ancak.

Bunga selasih diperoleh sekitar pekarangan rumah masyarakat setempat (Yayu dan

Yurma, wawancara, 18 Februari 2020).

8. Pandan ( Pandanus amaryllifolius Roxb.)

Gambar 4.8. pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Page 57: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

41

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sub Regnum : Tracheobinta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi :Tracheopyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Arecidae

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb.

b. Deskripsi

Pandan berupa tanaman perdu yang rendah, batangnya menjalar, bercabang

dan di bagian-bagian pangkal batang muncul akar, akarnya tunggang. Daun pandan

daun tunggal, duduk memeluk batang, bentuknya sempit dan memanjang, seperti

pita, dan ujungnya meruncing dengan, tulang daun pandan berwarna hijau

kekuningan (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 299).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yayu beliau mengatakan bahwa

pandan dipakai dalam upacara ritual besaleh. Organ yang dipakai daun pandan

dengan cara diparut sebagai campuran makanan. Pandan diperoleh sekitar

pekarangan rumah masyarakat sekitar ( Yayu, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Suhaini beliau mengatakan bahwa

daun pandan juga dipakai dalam upacara ritual mandi betangas sebagai campuran

bahan yang lainya dengan cara direbus dan sebagai pewangi (Suhaini, wawancara,

20 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sri Mah beliau mengatakan

bahwa pandan dipakai dalam ritual cukuran sebagai pewangi. Organ yang dipakai

daun pandan. Penegtahuan ini diperoleh secara turun temurun (Sri Mah,

wawancara, 22 Februari 2020).

Page 58: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

42

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

9. Padi ( Oryza sativa Linn.)

Gambar 4.9. Padi ( Oryza sativa Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi :Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneeae

Super Ordo : Lilianae

Ordo : Poales

Famili : Poaeae

Genus : Oryza

Spesies :Oryza sativa Linn.

b. Deskripsi

Batangnya terdiri dari beberapa ruas dan memiliki buku-buku, dan

pertumbuhan batang padi adalah merumpun, padi termasuk jenis tanaman

rerumputan yang mempunyai daun yang berbeda-beda yakni helaian daun, pelepah

daun, dan lidah daun. Akar padi merupakan akar serabut. Padi memiliki buah jika

matang berwarna kuning (Rukmana, hal. 16).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Page 59: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

43

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yurma Beliau mengatakan bahwa

padi dipakai dalam upacara ritual besaleh. Organ yang dipakai buah padi disangrai

dan dijadikan bertih dan beras dipakai sebagai beras kunyit. Padi diperoleh dari

sawah masyarakat Desa Simpang Bayat ( Yurma, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Maryam beliau mengatakan

bahwa beras yang merupakan buah dari padi dipakai dalam upacara riatul adat

sebagai beras kunyit (Maryam, wawancara, 21 Februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak Kadek beliau mengatakan bahwa

beras dipakai dalam upacara ritual adat galungan, kuningan, dan nyepi sebagai

campuran beras kunyit (Kadek, wawancara, 26 Februari 2020).

10. Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

Gambar 4.10. Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Page 60: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

44

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga Linn.

b. Deskripsi

Tanaman kencur tidak memiliki batang, tetapi memiliki banyak rhizome

yang bercabang dengan warna hitam keabu-abuan yang dapat tumbuh serta hidup

secara perennial. Daun tumbuh secara mendatar diatas tanah. Kencur memiliki daun

rimpang yang tenggelam di dalam tanah serta berada di atas permukaan tanah

dengan warna hijau. Rimpang pada tanaman kencur tumbuh secara bergerombol,

jumlah daunnya sekitar 2-3 helai jarang ditemukan dalam jumlah banyak. Akar

pada tanaman kencur tumbuh secara bergerombol dan memiliki cabang dengan

serabut berwarna putih. Akar kencur tumbuh berdampingan dengan rhizome atau

rimpang berwarna coklat keputih-putihan, akar tanaman kencur sendiri memiliki

warna coklat yang agak keras dibandingkan dengan rhizome atau rimpangnya

(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 215).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yayu beliau mengatakan bahwa

kencur dipakai dalam upacara ritual besaleh. Organ yang dipakai adalah rimpang

yang dipakai sebagai campuran bumbu untuk membuat bubur itam. Kencur

diperoleh sekitar pekarangan rumah masyarakat Desa Simpang Bayat (Yayu,

wawancara, 18 Februari 2020).

Page 61: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

45

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

11. Pisang ( Musa paradisiaca Linn.)

Gambar 4.11.Pisang (Musa paradisiaca Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi :Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Musales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca Linn.

b. Deskripsi

Pisang memiliki daun lebar, panjang daun mencapai 2 meter. Batang pisang

langsung terhubung dengan akar dan bonggol pisang, batang pisang memiliki kadar

air yang sangat tinggi sehingga mudah untuk ditebas. Dengan digolongkan dalam

kelas monokotil, pisang mempunyai perakaran yang serabut berpusat pada bonggol

pisang, perakaran pisang tidak terlalu dalam masuk kedalam tanah sehingga

tanaman pisang mudah roboh jika bertekstur gembur pada bagian bonggol bertunas

baru. Buah pisang mempunyai warna kuning saat matang dan hijau saat masih

Page 62: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

46

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mentah, buah pisang terletak pada sisir tanaman yang menempel pada tandan pisang

(Rukmana, hal. 12).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yurma dan datuk Basrun beliau

mengatakan bahwa daun pisang dipakai dalam upacara ritual adat besaleh. Bagian

yang digunakan adalah daun pisang yang dibuat takir maknanya piring atau alat

yang dipakai untuk memasukan sajen. Pisang diperoleh sekitar rumah masyarakat

Desa Simpang Bayat ( Yurma dan Basrun, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Gusti Aji Mangku beliau

mengatakan bahwa buah pisang digunakan dalam upacara ritual adat galungan,

kuningan, dan nyepi. Buah pisang tidak boleh digantikan dengan buah lain dan

harus ada setiap upacara ini dilaksanakan ( Gusti Aji Mangku, wawancara, 24

Februari 2020).

12. Bunga tangkul (Celosia cristata Linn.)

Gambar 4.12. Bunga Tangkul (Celosia cristata Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Angiospermae

Page 63: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

47

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kelas : Dicotyledone

Sub Kelas : Hamamelidae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Celosia

Spesies :Celosia cristata Linn.

b. Deskripsi

Batangnya tebal dan kuat dengan daun tunggal, tumbuh berseling,

berbentuk telur sampai memanjang, berujung runcing, bertepi rata dan berwarna

hijau dengan sedikit garis merah di tengah-tengah daun. Daunnya tunggal,

bertangkai, letak berseling, pangkal runcing, pertulangan menyirip (Hidayat &

Napitipulu, 2015, hal. 234).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu beliau mengatakan bahwa bunga

tangkul dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai hiasan ancak. Yang dipakai

adalah bunganya. Bunga tangkul diperoleh disekitar pekarangan rumah masyarakat

( Yayu, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan yang merupakan

ketua adat suku bali beliau mengatakan bahwa semua jenis bunga boleh dipakai

dalam upacara ritual galungan, kuningan, dan nyepi termasuk bunga tangkul ( I

Ketut Murtawan, wawancara, 25 Februari 2020).

Page 64: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

48

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

13. Kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis Linn.)

Gambar 4.13. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Dicotyledone

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Hibiscus

Spesies : Hibiscus rosa-sinensis Linn.

b. Deskripsi

Batang bulat berkayu, keras. Daun tunggal, tepi beringgit, ujung runcing,

pangkal tumpul, warnanya hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun,

kelopak bentuk lonceng dan warnanya merah. Memiliki mahkota, benang sari.

Akarnya tunggang coklat. Daun, bunga dan akarnya memiliki kandungan

flavonoid, saponin, polifenol (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 205).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Page 65: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

49

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu beliau mengatakan bahwa bunga

kembang sepatu atau bunga rayo dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai

hiasan ancak dan campuran keramasan. Yang dipakai adalah bunganya. Bunga

kembang sepatu diperoleh disekitar pekarangan rumah masyarakat ( Yayu,

wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan yang merupakan

ketua adat suku bali beliau mengatakan bahwa semua jenis bunga boleh dipakai

dalam upacara ritual galungan, kuningan, dan nyepi termasuk bunga kembang

sepatu. Tanaman ini diperoleh seikitar rumah masyarakat Suku Bali ( I Ketut

Murtawan, wawancara, 25 Februari 2020).

14. Mawar ( Rosa hybrida Linn.)

Gambar 4.14. Mawar (Rosa hybrida Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Dicotyledone

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Rosanales

Page 66: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

50

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Famili : Rosaceae

Genus : Rosa

Spesies :Rosa hybrida Linn.

b. Deskripsi

Bunga mawar tergolong bunga majemuk dimana bunga-bunganya

terkumpul dalam satu ruang. Bunganya berwarna merah. Daun bunga mawar juga

tergolong daun majemuk, dimana pada satu cabang terdapat 5-9 anak daun,

bentuknya oval dan kecil dengan memiliki gigi disekitar daun. Batang bunga mawar

memiliki bentuk yang tidak beraturan dan memanjang disertai dengan duri-duri

tajam. Akar pada bunga mawar adalah jenis akar serabut dengan bentuk bulat

memanjang dan memiliki warna coklat (Hariana, 2013, hal. 72).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu beliau mengatakan bahwa bunga

mawar dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai hiasan ancak dan campuran

keramasan. Yang dipakai adalah bunganya. Bunga mawar diperoleh disekitar

pekarangan rumah masyarakat ( Yayu, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Gusti Aji Mangku beliau

mengatakan bahwa bunga mawar digunakan dalam upacara ritual adat ngaben.

Bunga harus ada dalam upacara ritual ngaben. Bunga mawar didapatkan sekitar

rumah masyarakat Suku Bali ( Gusti Aji Mangku, wawancara, 24 Februari 2020).

Page 67: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

51

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

15. Bunga kertas (Bougainvillea glabra Comm.)

Gambar 4.15. Bunga kertas (Bougainvillea glabra Comm..)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi :Traceophyta

Kelas : Magnoliopsida

Super Ordo : Caryophyllanae

Ordo : Caryophyllaes

Famili : Nyctaginaceae

Genus : Bougainvilleae

Spesies : Bougainvillea glabra Comm.

b. Deskripsi

Bunga kertas merupakan tanaman yang perdu tegak, keras, percabangan

bunga kertas adalah monopodial, dan warna batangnya coklat. Daunnya berbentuk

melebar dan bulat hingga memanjang. Tepi daun bunga kertas merata.

Pertulangannya menyirip. Bunga kertas tergolong bunga tidak lengkap karena

hanya terdiri dari tenda bunga, bunga, tangkai, kepala putik, tangkai putik, benang

sari, dan tangkai sari, bunga ini tumbuh di ketiak daun dan termasuk bunga

majemuk (Hariana, 2013, hal. 67).

Page 68: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

52

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Bagian yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yurma beliau mengatakan bahwa

bunga kertas dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai hiasan ancak dan

campuran keramasan. Bagian yang dipakai adalah bunganya. Bunga kertas

diperoleh sekitar pekarangan rumah masyarakat (Yurma, wawancara, 18 Februari

2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan yang merupakan

ketua adat Suku Bali beliau mengatakan bahwa semua jenis bunga boleh dipakai

dalam upacara ritual galungan, kuningan, dan nyepi termasuk bunga kertas.

Tanaman ini diperoleh seikitar rumah masyarakat Suku Bali ( I Ketut Murtawan,

wawancara, 25 Februari 2020).

16. Alamanda ( Alamanda cathartica Linn.)

Gambar 4.16. Bunga kuburan/ Alamanda (Alamanda cathartica Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi :Spermatophyta

Kelas : Dycotyledonea

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Allamanda

Page 69: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

53

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Spesies : Allamanda cathartica Linn.

b. Deskripsi

Alamanda merupakan tumbuhan perdu, perdu memanjat, berumur panjang

(perenial), tinggi bisa mencapai 3-8 m, mengandung getah, akarnya tunggang.

Batang berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus, percabangan

monopodial, arah cabang terkulai, daun tunggal tersusun berhadapan, warna hijau,

helaian daun tebal, tepi rata, ujung dan pangkal meruncing permukaan atas dan

bawah halus. Bunga majemuk, berbentuk tandan lepas ujung, muncul di ketiak daun

dan ujung batang (Hariana, 2013, hal. 60).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yurma dan ibu Yurma beliau

mengatakan bahwa bunga kuburan atau alamanda dipakai dalam upacara ritual

besaleh sebagai hiasan ancak dan campuran keramasan. Yang dipakai adalah

bunganya. Bunga kertas diperoleh disekitar pekarangan rumah masyarakat (Yayu

dan Yurma, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan yang merupakan

ketua adat Suku Bali beliau mengatakan bahwa semua jenis bunga boleh dipakai

dalam upacara ritual galungan, kuningan, dan nyepi kecuali melati, termasuk bunga

alamanda. Tanaman ini diperoleh seikitar rumah masyarakat Suku Bali ( I Ketut

Murtawan, wawancara, 25 Februari 2020).

Page 70: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

54

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

17. Kelapa ( Cocos nucifera Linn.)

Gambar 4.17. Kelapa (Cocos nucifera Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Aricedae

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Cocos

Spesies : Cocos nucifera Linn.

b. Deskripsi

Akar tanaman kelapa adalah serabut, tebal dan berkayu. Akar tanaman

kelapa ini berkerumun membentuk bonggol. Pada tanaman kelapa yang baru

bertunas, mempunyai akar tunggang. Batang kelapa tegak dan lurus ke atas tidak

mempunyai cabang beruas dan berkayu. Daunnya majemuk tulang daun keras.

Bunga kelapa tumbuh pada ketiak daun dan termasuk bunga majemuk. Buah kelapa

termasuk buah tunggal sejati yang berdaging (Rukmana, hal. 14).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Page 71: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

55

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berdasarkan hasil wawancara dengan datuk Basrun beliau mengatakan

bahwa daun kelapa yang muda dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai hiasan

ancak. Dan buah kelapa diparut diambil santannya sebagai campuran pembuatan

bubur hitam dan putih. Kelapa banyak ditemui sekitar rumah masyarakat Desa

Simpang Bayat ( Basrun, wawancara, 18 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Suhaini bahwa mayang kelapa

atau daun kelapa muda dipakai dalam upacara ritual mandi betangas. Daun kelapa

sebagai pelengkap dan jika tidak ada tidak apa-apa (Suhaini, wawancara, 20

Februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak Amran bahwa kelapa dipakai di

upacara ritual nujuh bulan dan cukuran. Bagian yang dipakai adalah buah kelapa

yang masih muda dan tua. Pengetahuan ini didapat dari turun termurun orang tua

mereka (Amran, wawancara, 22 februari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan yang merupakan

ketua adat Suku Bali beliau mengatakan bahwa kelapa dipakai dalam upacara ritual

galungan, kuningan, dan nyepi. Organ yang dipakai adalah daun kelapa muda untuk

dibuat ceper atau tempat meletakkan sajen. Tanaman ini diperoleh sekitar rumah

masyarakat Suku Bali ( I Ketut Murtawan, wawancara, 25 Februari 2020).

18. Bambu (Gigantochioa apis (Bl. Ex Schutt. F.) Kurtz)

Gambar 4.18. Bambu/ Buluh (Gigantochioa apis (Bl. Ex Schutt. F.) Kurtz.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Page 72: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

56

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Trachephyta

Kelas : Magnoliopsida

Super Ordo : Lilinae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Gigantochioa

Spesies : Gigantochioa apis (Bl. Ex Schutt. F.) Kurtz

b. Deskripsi

Batang bambu muncul dari akar rimpang dan ketika sudah tua batang

mengeras dan berongga. Batang bambu bebentuk silinder memanjang dan beruas-

ruas. Daun bambu termasuk daun lengkap karena memiliki pelepah daun, tangkai

daun dan helaian daun. Pertulangan daun bambu sejajar, permukaan atas daun

berbulu, bagian atas daun berwarna hijau cerah dan bawahnya berwarna hijau gelap

(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 43).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan datuk Basrun beliau mengatakan bahwa

bambu dipakai dalam upacara ritual adat besaleh sebagai bahan untuk membuat

ancak. Dan tidak bisa diganti dengan tumbuhan lain. Bambu didapatkan tumbuh

liar sekitar kebun masyarakat Desa Simpang Bayat ( Basrun, wawancara, 18

Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Gusti Aji Mangku beliau

mengatakan bahwa bambu digunakan dalam upacara ritual adat galungan,

kuningan, dan nyepi. Bambu pada upacara ritual galungan dibuat penjor atau janur,

yang mempunyai makna hormat kepada Dewa Basuki dan melambangkan sebuah

naga yang gagah perkasa. Sedangkan pada upacara nyepi dibuat ogoh-ogoh ( Gusti

Aji Mangku, wawancara, 24 Februari 2020).

Page 73: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

57

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

19. Salak (Salacca zalacca (Gaerth.) Voss.)

Gambar 4.19. Salak (Salacca zalacca (Gaerth.) Voss.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheubionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Monocotyledonae

Sub Kelas : Aricedae

Ordo : Liliforae

Famili : Palmaceae

Genus : Salacca

Spesies : Salacca zalacca (Gaerth.) Voss.

b. Deskripsi

Batang salak memiliki duri dalam jumlah yang banyak. Buah salak terdapat

di tengah-tengah batang berduri, buahnya bergerombol dan berwarna coklat.

Tanaman salak ialah tanaman yang berumah dua atau tumbuhan yang jantan dan

betinanya tidak berada dalam satu pohon. Akan tetapi, proses

perkembangbiakannya dari biji dan digabungkan dengan anakan tunas. Daun salak

merupakan daun majemuk dan umumnya berwarna hijau (Suskendriyati, dkk, 2000,

hal. 60).

Page 74: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

58

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan datuk Basrun beliau mengatakan bahwa

pelepah salak dipakai dalam upacara ritual adat besaleh sebagai bahan untuk

membuat ancak. Dan tidak bisa diganti dengan tumbuhan lain. Salak didapatkan

sekitar rumah masyarakat Desa Simpang Bayat (Basrun, wawancara, 18 Februari

2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan yang merupakan

ketua adat Suku Bali beliau mengatakan bahwa semua buah bisa dipakai dalam

upacara ritual galungan, kuningan, dan nyepi sesuai kemampuan untuk

memperolehnya. Dan salah satunya buah salak. Organ yang dipakai adalah buah

untuk sajen. Tanaman ini diperoleh sekitar rumah masyarakat Desa Simpang Bayat

( I Ketut Murtawan, wawancara, 25 Februari 2020).

20. Bawang putih (Allium sativum Linn.)

Gambar 4.20. Bawang Putih (Allium sativum Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Page 75: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

59

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sub Kelas : Lilidae

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium sativum Linn.

b. Deskripsi

Batang kecil, daun bangun garis, kompak, datar, pangkal pelepah

membentuk umbi, bersudut, di bungkus oleh selaput putih, pelepah bagian atas

membentuk batang semu. Bunga susunan majemuk payung sederhana muncul

setiap anak umbi, 1-3 daun pelindung seperti selaput. Umbi berupa umbi majemuk.

Akarnya serabut. Senyawa yang dimiliki alliin dan y-glutamilsistein (Hidayat &

Napitipulu, 2015, hal. 51).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yurma dan ibu Yurma beliau

mengatakan bahwa bawang putih dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai

bumbu. Yang dipakai adalah umbinya. (Yayu dan Yurma, wawancara, 18 Februari

2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak Tito dan ibu Maryam bahwa bawang

putih dipakai di upacara ritual nujuh bulan sebagai bumbu untuk membuat urap.

Bagian yang dipakai adalah umbinya (Maryam dan Tito, wawancara, 21 Februari

2020).

Page 76: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

60

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

21. Padi ketan ( Oryza sativa var. Glutinosa (lour). Kom.)

Gambar 4.21. Padi ketan (Oryza sativa var. Glutinosa (lour). Kom.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Graminales

Famili : Gramineae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa var. Glutinosa (lour). Kom.

b. Deskripsi

Padi ketan merupakan salah satu varietas padi yang merupakan tumbuhan

semusim. Tumbuhan ini mempunyai lidah tanaman yang panjangnya 1-4 mm dan

bercangkap dua. Helaian daun berbentuk garis dengan panjang 15-40 cm yang

tumbuh keatas dengan akar yang menggantung. Hampir seluruh ketan mengandung

amilopektin (Rukmana, hal. 19).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yurma dan ibu Yurma beliau

mengatakan bahwa beras ketan dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai nasi

punjungan. Yang dipakai adalah buahnya. (Yayu dan Yurma, wawancara, 18

Februari 2020).

Page 77: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

61

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berdasarkan wawancara dengan bapak Tito dan ibu Maryam bahwa bawang

putih dipakai di upacara ritual nujuh bulan sebagai bumbu untuk membuat nasi

punjungan. Bagian yang dipakai adalah buahnya atau beras ketan (Maryam dan

Tito, wawancara, 21 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sri Mah beliau mengatakan

bahwa beras ketan dipakai dalam ritual cukuran sebagai nasi punjungan. Organ

yang dipakai adalah buahnya atau beras ketan. Penegtahuan ini diperoleh secara

turun temurun (Sri Mah, wawancara, 22 Februari 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Suhaini bahwa beras ketan

dipakai dalam upacara ritual mandi betangas. Beras ketan dibuat nasi punjungan.

Beras ketan didapat dari sekitar sawah masyarakat Desa Simpang Bayat (Suhaini,

wawancara, 20 Februari 2020).

22. Jahe ( Zingiber officinalle Roscoe.)

Gambar 4.22. Jahe (Zingiber officinalle Roscoe.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Trachephyta

Kelas : Magnoliopsida

Page 78: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

62

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale Roscoe.

b. Deskripsi

Daun jahe berwarna hijau berbentuk lonjong lancip, berselang seling

dengan tulang daun serta sejajar. Daun jahe termasuk daun tunggal dengan ujung

daun berbentuk runcing, tepinya rata dan pangkal daun tumpul, sedangkan

permukaan daun halus. Batang tanaman jahe memiliki warna hijau, tidak berkayu

serta berair dan merupakan batang semu tegak lurus dan tidak memiliki

percabangan. Akar jahe merupakan akar serabut yang tumbuh pada rimpang serta

termasuk modifikasi dari batang (Hariana, 2013, hal. 128).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yayu dan ibu Yurma beliau

mengatakan bahwa jahe dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai bumbu.

Bagian yang dipakai adalah rimpangnya. Jahe diperoleh disekitar pekarangan

rumah masyarakat (Yayu dan Yurma, wawancara, 18 Februari 2020).

23. Bangle(Zingiber purpureum Roxb.)

Gambar 4.23. Bunglai/ bangle (Zingiber purpureum Roxb.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Page 79: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

63

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber purpureum Roxb.

b. Deskripsi

Bangle biasanya hidup berkelompok, memiliki batang semu. Daun tanaman

bangle tunggal dan berselang seling berbentuk lonjong panjang dengan ujung daun

runcing dengan pangkal daun tumpul dan berbulu halus, pertulangan daun menyirip

berwarna hijau. Bunga tanaman bangle majemuk berbentuk tandan. Warna rimpang

tanaman bangle umumnya berwarna coklat, dan berkembang biak dengan

rimpangnya. Bangle mempunyai kandungan kimia berupa minyak atsiri ( sineol,

dan pinen), damar, pati, dan tanin (Kurdi, 2010, hal. 63).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu dan ibu Yurma beliau

mengatakan bahwa bunglai dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai tangkal

makhluk halus. Bagian yang dipakai adalah rimpangnya. Bunglai diperoleh

disekitar pekarangan rumah masyarakat (Yayu dan Yurma, wawancara, 18 Februari

2020).

Page 80: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

64

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

24. Jerengau( Acorus calamus Linn.)

Gambar 4.24. Jerengau (Acorus calamus Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Trachephyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Acorales

Famili : Acoraceae

Genus : Acorus

Spesies : Acorus calamus Linn.

b. Deskripsi

Tumbuhan ini berhabitus herba, tahunan. Akar serabut, cokelat. Batang

berair, pendek, membentuk rimpang, berwarna putih kotor. Dengan tingginya 0,2 –

1 m. Daun tunggal, berbentuk pita, ujung runcing, tepi rata, pangkal memeluk

batang, pertulangan sejajar, warna hijau. Dua daunnya tumbuh secara berlapis pada

bagian pangkalnya, licin. Tumbuhan ini berbentuk mirip rumput, tetapi tinggi,

menyukai tanah basah dengan daun dan rimpang yang beraroma kuat (Hidayat &

Napitipulu, 2015, hal. 46).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Page 81: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

65

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu dan ibu Yurma beliau

mengatakan bahwa jerengau dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai tangkal

makhluk halus. Bagian yang dipakai adalah rimpangnya dibuat gelang dengan cara

di jemur terlebih dahulu kemudian di jahit menggunakan benang. Jerengau

diperoleh sekitar pekarangan rumah masyarakat (Yayu dan Yurma, wawancara, 18

Februari 2020).

25. Serai wangi ( Cymbopogon nardus (Linn.) Rendle.)

Gambar 4.25. Serai Wangi (Cymbopogon nardus (Linn.) Rendle.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poaales

Famili : Poaceae

Genus : Cymbopogon

Spesies : Cymbopogon nardus (Linn.) Randle

b. Deskripsi

Page 82: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

66

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Serai wangi memiliki akar yang besar dan serabut yang berimpang pendek.

Batang serai wangi bergerombol dan berumbi, serta lunak dan berongga serta tegak

lurus dan mudah patah. Daunnya berwarna hijau dan tidak bertangkai, kesat,

panjang runcing dan berbentuk seperti pita, tulang daun sejajar tepi yang kasar dan

tajam, permukaan bawah daun berbulu (Hariana, 2013, hal. 341).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Suhaini beliau mengatakan bahwa

daun serai wangi juga dipakai dalam upacara ritual mandi betangas sebagai

campuran bahan yang lainya dengan cara direbus. Tidak bisa digantikan dengan

tumbuhan lain. Serai wangi diperoleh sekitar rumah masyarakat Desa Simpang

Bayat (Suhaini, wawancara, 20 Februari 2020).

26. Kenanga (Cananga adorata (Lam.) Hook.f. & Thoms.)

Gambar 4.26. Kenanga (Cananga adorata (Cananga adorata (Lam.) Hook.f. &

Thoms.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Magnoliales

Page 83: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

67

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Famili : Annonaceae

Genus : Cananga

Spesies : Cananga adorata (Lam.) Hook.f. & Thoms.

b. Deskripsi

Tanaman kenanga memiliki batang bulat dan bercabng, kulit batang

berwarna abu-abu keputihan. Daunnya tunggal, ujung daun meruncing, permukaan

daun bertekstur licin, bagian atasnya berwarna hijau, sedangkan bawahnya

berwarna hijau muda. Bunga kenanga berbentuk seperti bintang dan majemuk

(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 213).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan beliau

mengatakan bahwa semua jenis bunga boleh dipakai dalam upacara ritual galungan,

kuningan, dan nyepi kecuali melati, termasuk bunga kenanga. Tanaman ini

diperoleh seikitar rumah masyarakat Suku Bali ( I Ketut Murtawan, wawancara, 25

Februari 2020).

27. Kemitir (Tagetes erecta Linn.)

Gambar 4.27. Bunga tai ayam/ Kemitir (Tagetes erecta Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Page 84: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

68

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae

Genus : Tagetes

Spesies : Tagetes erecta Linn.

b. Deskripsi

Akar tanaman ini tunggang. Batangnya tegak, dan bercabang-cabang pada

sekujur batangnya tumbuh daun majemuk yang ujungnya runcing dan tepinya

bergerigi. Daun tunggal, menyirip menyerupai daun majemuk. Warna daunnya

hijau. Bunga tanaman ini termasuk bunga majemuk, memiliki organ yang lengkap,

warnanya orange (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 217).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan beliau

mengatakan bahwa semua jenis bunga boleh dipakai dalam upacara ritual galungan,

kuningan, dan nyepi kecuali melati, termasuk bunga tai ayam atau kemitir.

Tanaman ini diperoleh seikitar rumah masyarakat Suku Bali ( I Ketut Murtawan,

wawancara, 25 Februari 2020).

28. Andong(Cordyline fructiosa Comm.)

Gambar 4.28. Andong (Cordyline fructiosa Comm.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Page 85: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

69

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Traceophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asparagales

Famili : Asparagaceae

Genus : Cordyline

Spesies : Cordyline fructiosa Comm.

b. Deskripsi

Tanaman andong perdu agak tegak, jarang bercabang, bentuknya bulat dan

keras warnanya coklat keabuan. Daunnya tunggal, berwarna hijau kemerah-

merahan, bentuk memanjang, ujung dan pangkal meruncing dan tepinya rata.

Pertulangan daun menyirip dan permukaan daun licin. Akar tanaman ini serabut

(Hariana, 2013, hal. 35).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Gusti Aji Mangku beliau

mengatakan bahwa dalam upacara ritual adat harus wajib ada api, air, daun, buah,

dan bunga. Daun andong digunakan dalam upacara ritual adat galungan, kuningan,

dan nyepi, andong pada upacara ritual galungan dibuat hiasan penjor atau janur (

Gusti Aji Mangku, wawancara, 24 Februari 2020).

Page 86: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

70

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

29. Jeruk manis ( Citrus sinensis (Linn.) Osbeck.)

Gambar 4.29. Jeruk manis (Citrus sinensis (Linn.) Osbeck.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sinensis (Linn.) Osbeck.

b. Deskripsi

Pohon tinggi, ranting berduri pendek berbentuk paku. Tangkai daun

panjang, helaian daun bulat berbentuk elips atau oval memanjang, ujung meruncing

tumpul, tepi meringgit, mahkota bunga putih atau kekuningan. Buah bentuk bola,

daging buah kuning madu dan berbiji (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 118).

c. Bagian yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan bapak I Ketut Murtawan yang merupakan

ketua adat suku bali beliau mengatakan bahwa semua buah bisa dipakai dalam

Page 87: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

71

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

upacara ritual galungan, kuningan, dan nyepi sesuai kemampuan untuk

memperolehnya. Dan salah satunya buah jeruk. Organ yang dipakai adalah buah

untuk sajen. ( I Ketut Murtawan, wawancara, 25 Februari 2020).

30. Sahang (Piper ningrum Linn.)

Gambar 4.30. Sahang (Piper ningrum Linn.)

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper ningrum Linn.

b. Deskripsi

Daun sahang berbentuk bulat oval dengan bagian pucuknya meruncing.

Daun lada ini merupakan tunggal, bertangkai dengan panjang 2-5 cm, dan

membentuk aluran di bagian atasnya. Daun lada ini berukuran panjang 8-20 cm dan

lebar 4-12 cm, berwarna hijau tua dan berurat 5-7 helai. Buah lada berbentuk bulat,

Page 88: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

72

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

dan mempunyai biji yang keras dengan kulit buah yang lunak. Kulit buah yang

masih muda berwarna hijau lalu menjadi warna merah jika sudah masak. Akar

sahang memiliki agar lembaga ketika baru tumbuh lalu selanjutnya berkembang

menjadi akar tunggang. Tanaman ini bersifat memanjat dengan batang berbuku dan

tingginya mencapai 10 m (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 247).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yurma dan ibu Yurma beliau

mengatakan bahwa sahang dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai bumbu.

Bagian yang dipakai adalah biji. Sahang diperoleh sekitar pekarangan rumah

masyarakat (Yayu dan Yurma, wawancara, 18 Februari 2020).

31. Gambir ( Uncaria gambir (W. Hunter) Roxb.)

Gambar 4.31. Gambir (Uncaria gambir (W. Hunter) Roxb.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Traceophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Gentianales

Famili : Rubiaceae

Page 89: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

73

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Genus : Uncaria

Spesies : Uncaria gambir (W. Hunter) Roxb.

b. Deskripsi

Gambir tumbuh perdu yang memanjat. Percabangan antara gambir adalah

simpodial. Warna permukaan luar batang gambir berwarna coklat kemerahan,

baunya khas dan rasanya sedikit pahit kemanisan. Daun gambir daun tunggal yang

tumbuh di tangkai batang. Daun gambir berbentuk oval memanjang, ujung

meruncing dan tepi daun bergerigi, permukaan daun tidak berbulu atau licin,

dengan tangkai daunnya berukuran pendek. Bunga gambir berbentuk seperti

lonceng dan tumbuh di ketiak daun. Buahnya berupa polong semu dan penuh biji-

biji halus (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 124).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Yayu dan Datuk Basrun bahwa daun

gambir dipakai dalam proses upacara ritual besaleh yang dibuat untuk nginang atau

sirihan. Bagian yang dipakai adalah daun gambir dengan cara dijemur terlebih

dahulu. Daun gambir dapat diperoleh disekitar hutan di Desa Simpang Bayat ( Yayu

dan Basrun, wawancara, 18 Februari 2020).

32. Bawang merah (Allium cepa Linn.)

Gambar 4.32. Bawang merah (Allium cepa Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Page 90: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

74

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : liliopsida

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium cepa Linn.

b. Deskripsi

Batang kecil, daun bangun gasris, kompak, datar, pangkal pelepah

membentuk umbi, bulat telur melebar, dibungkus oleh selaput putih, dan bagian

atas membentuk batang semu. Bunga susunan majemuk payung sederhana, umbi

berupa umbi majemuk (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 50).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan ibu Yayu dan ibu Yurma beliau

mengatakan bahwa bawang merah dipakai dalam upacara ritual besaleh sebagai

bumbu. Yang dipakai adalah umbinya. (Yayu dan Yurma, wawancara, 18 Februari

2020).

Berdasarkan wawancara dengan bapak Tito dan ibu Maryam bahwa bawang

merah dipakai di upacara ritual nujuh bulan sebagai bumbu untuk membuat urap.

Bagian yang dipakai adalah umbinya (Maryam dan Tito, wawancara, 21 Februari

2020).

Page 91: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

75

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

33. Bayam (Amaranthus spinosus Linn.)

Gambar 4.33. Bayam (Amaranthus spinosus Linn.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : lMagnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus spinosus Linn.

b. Deskripsi

Bayam memiliki akar tunggang bagian bawah dan serabut bagian atas. Bayam

memiliki batang yang tegak, tebal, dan mengandung banyak air atau herbacius,

memiliki cabang monodial, berwarna hijau. Daun bayam tunggal berbentuk bulat

memanjang dan oval. Bunga bayam berkelamin tunggal, warna daunnya hijau tua

serta dapat mahkota yang terdiri dari daun bunga dengan jumlah 4-5 buah, dan

bakal buah dengan 2-3 buah dan benang sari 1-5 serta bagian lain yang berguna

untuk membantu penyerbukan (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 52).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Page 92: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

76

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berdasarkan wawancara dengan bapak Tito, ibu Maryam dan bapak Amran

beliau mengatakan bahwa bayam dipakai di upacara ritual nujuh bulan untuk

membuat urap. Bagian yang dipakai adalah daunnnya. Bayam didapatkan sekitar

pekarangan rumah maupun milik masyarakat. Tumbuhan ini dapat diganti dengan

sayuran lainnya (Maryam dan Tito, wawancara, 21 Februari 2020) dan (Amran,

wawancara, 22 februari 2020).

34. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.)

Gambar 4.34. Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

a. Klasifikasi

Regnum : Plantae

Sub Regnum : Viridiplantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : lMagnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euporbiaceae

Genus : Manihot

Spesies : Manihot esculenta Crantz.

b. Deskripsi

Page 93: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

77

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Akarnya akar tunggang, batang berbentuk bulat panjang, berkayu, berbuku-

buku dan tumbuh memanjang juga terdapat gabus pada bagian dalam batang.

Daunnya termasuk daun tunggal berbentuk menjari, tepi daun rata, memiliki

tangkai yang panjang dan memiliki umbi (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 399).

c. Bagian tumbuhan yang digunakan

Berdasarkan wawancara dengan bapak Tito dan ibu Maryam bahwa bahwa

ubi kayu dipakai di upacara ritual nujuh bulan untuk membuat urap. Bagian yang

dipakai adalah daunnnya. Ubi kayu didapatkan disekitar pekarangan rumah maupun

milik masyarakat (Maryam dan Tito, wawancara, 21 Februari 2020).

2. Cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 12 responden pengolahan organ-organ

tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat dapat dilakukan dengan cara

sederhana dan jauh dari sentuhan teknologi. Adapun cara pengolahan dan

pemanfaatannya sesuai dengan masing-masing upacara ritual adat dapat dilihat di

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7. Cara pemanfaatan dan pengolahan tumbuhan yang digunakan dalam

upacara ritual adat.

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

Organ

tumbuhan

Upacara ritual

1 Kemenyan Getah Besaleh

Langsung ditaburkan

pada bara api.

2 Jeruk nipis Daun

Buah

Mandi betangas

Besaleh

Pada mandi betangas

daun jeruk nipis

langsung direbus

bersama rempahan yang

lain.

Page 94: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

78

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

Pada ritual besaleh

buah jeruk nipis disayat

dicampur dengan

tepung tawar dan bunga

dan dimasukkan air

untuk mandi keramas.

3 Melati Bunga Besaleh

Ngaben

Nujuh bulan

Pada ritual besaleh

bunga melati sebagai

hiasan ancak.

Pada ritual ngaben

sebagai sajen dan

taburan untuk abu yang

dihanyutkan.

Pada ritual nujuh bulan

sebagai hiasan calon

ibu saat disiram air.

4 Sirih Daun Besaleh Langsung dibuat untuk

nginang.

5 Pinang Buah Besaleh Diiris sebagai campuran

nginang dan

dimasukkan ke sirih.

6 Kunyit Rimpang Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Nujuh bulan

Dalam semua upacara

adat kunyit di parut

dijadikan sebagai

campuran beras untuk

di jadikan beras kunyit

atau nasi punjung.

Page 95: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

79

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

7 Selasih Bunga Besaleh Langsung diletakan di

pinggir ancak untuk

hiasan.

8 Pandan Daun Besaleh

Mandi betangas

Cukuran

Pandan di parut

dijadikan pewangi pada

saat membuat srikaya

ritual besaleh.

Pada ritual mandi

betangas langsung

direbus bersama

rempahan lain.

Pandan diiris pada saat

cukuran sebagai

campuran bunga.

9 Padi Buah Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Nujuh bulan

Pada ritual besaleh padi

disangrai dijadikan

bertih sebagai salah

satu ringkasan sajen.

Dalam semua ritual

adat padi dijadikan

beras dicampur dengan

kunyit menjadi beras

kunyit.

10 Kencur Rimpang Besaleh

Nujuh bulan

Pada upacara ritual

besaleh kencur

dihaluskan menjadi

campuran bubur itam

atau penyedap.

Page 96: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

80

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

Pada ritual nujuh bulan

kencur digiling halus

menjadi bumbu inkung

atau urap untuk nasi

punjung.

11 Pisang Daun

Buah

Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Dalam besaleh daun

pisang dijadikan takir

atau tempat untuk sajen

dan sebagai alas ancak.

Pada ritual galungan,

kuningan, nyepi buah

pisang menjadi sajen

paling utama sebagai

makanan roh butakala.

12 Tangkul Bunga Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Pada ritual besaleh

bunga sebagai hiasan

ancak.

Pada ritual galungan \,

kuningan dan nyepi

langsung diletakan di

ceper.

13 Kembang

sepatu

Bunga Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Pada ritual besaleh

bunga sebagai hiasan

ancak.

Pada ritual galungan \,

kuningan dan nyepi

langsung diletakan di

ceper.

Page 97: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

81

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

14 Mawar Bunga Besaleh

Ngaben

Pada besaleh bunga

mawar sebagai hiasan

ancak dan sebagai

campuran jeruk nipis

untuk di mandi

keramas.

Pada ritual ngaben

bunga dijadikan sajen

untuk membuang abu

ke sungai.

15 Bunga kertas Bunga Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Pada ritual galungan,

kuningan , dan nyepi

langsung di letakkan di

ceper sebagai sajen.

Pada ritual besaleh

langsung diletakan di

samping ancak sebagai

hiasan.

16 Alamanda Bunga Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Pada ritual galungan,

kuningan , dan nyepi

langsung di letakkan di

ceper sebagai sajen.

Pada ritual besaleh

langsung diletakan di

samping ancak sebagai

hiasan dan campuran

jeruk nipis.

Page 98: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

82

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

17 Kelapa Daun

Buah

Besaleh

Mandi betangas

Kuningan

Galungan

Nyepi

Ngaben

Nujuh bulan

Cukuran

Pada ritual besaleh

daun dibuat ketupat dan

hiasan ancak, dan

buahnya di ambil

santannya dijadikan

campuran srikaya dan

bubur itam dan bubur

putih.

Pada ritual kuningan,

galunga, nyepi, daun

dibuat hiasan penjor

dan dibuat ceper.

Pada ritual mandi

betangas daun dijadikan

Pada upacara ngaben

buah kelapa sebagai

sajen.

Pada upacara ritual

nujuh bulan dan

cukuran buah menjadi

salah satu pelengkap

acara dengan langsung

diletakkan atasnya di

potong.

18 Bambu Batang Besaleh

Galungan

Kuningan

Nyepi

Pada ritual besaleh

bambu di buat untuk

tiang ancak.

Page 99: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

83

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

Pada ritual galungan,

kuningan dan nyepi,

dijadikan penjor

(janur).

19 Bawang putih Umbi Besaleh

Nujuh bulan

Dijadikan bumbu untuk

membuat bubur hitam.

Untuk upacara ritual

Nujuh bulan bawang

putih digiling dijadikan

bumbu inkung dan urap

untuk punjung.

20 Salak Pelepah

Buah

Daun

Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Pada ritual besaleh

pelepah salak Sebagai

bahan utama ancak

untuk anyaman.

Pada ritual kuningan,

galungan,nyepi, buah

salak dijadikan sajen

dan daunnya dijadikan

hiasan penjor.

21 Padi ketan Buah Besaleh

Nujuh bulan

Cukuran

Mandi betangas

Langsung dibuat nasi

punjungan.

22 Jahe Rimpang Besaleh Dihaluskan Sebagai

bumbu dari bubur itam.

Page 100: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

84

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

23 Bangle Rimpang Besaleh Sebagai penangkal

makhluk halus,

dikeringkan lalu diiris

tipis dijadikan gelang.

24 Jerengau Rimpang Besaleh dikeringkan lalu diiris

tipis dijadikan gelang.

25 Serai wangi Batang Mandi betangas Direbus dan dijadikan

campuran mandi

betangas.

26 Kenanga Bunga Kuningan

Galungan

Nyepi

Langsung ditempatkan

pada ceper dijadikan

sajen bunga.

27 Kemitir Bunga Kuningan

Galungan

Nyepi

Langsung ditempatkan

pada ceper untuk sajen.

28 Andong Daun Kuningan

Galungan

Nyepi

Langsung diikat di

penjor untuk hiasan.

29 Jeruk manis Buah Kuningan

Galungan

Nyepi

Langsung di tempatkan

di canang besar khusus

buah-buahan.

30 Sahang Buah Besaleh Sebagai mad atau

tebusan yang harus

dibayar setelah ritual

selesai dan digiling

Page 101: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

85

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama

tumbuhan

Pemanfaatan Cara pengolahan

sebagai bumbu bubur

itam.

31 Gambir Getah

Daun

Besaleh Dijadikan campuran

untuk nginang langsung

dimasukkan ke sirih.

32 Bawang merah Umbi Nujuh bulan

Besaleh

Digiling dijadikan

sebagai bumbu.

33 Bayam Daun Nujuh bulan Direbus dijadikan salah

satu campuran inkung

atau urap punjung.

34 Ubi kayu Daun Nujuh bulan Direbus dijadikan salah

satu campuran inkung

atau urap punjung.

(Sumber : Semua Informan Suku Melayu, Jawa dan Bali, Wawancara Februari

2020).

Berdasarkan Tabel 4.7 bahwa bagian tumbuhan yang paling banyak

digunakan sebanyak 3 spesies yaitu kelapa, kunyit, dan padi dalam upacara ritual

adat dengan organ-organ tumbuhan yang dipakai dalam setiap upacara ritual adat

sesuai fungsi dan cara pengolahannya. Dalam pengolahan tumbuhan biasanya yang

paling banyak berperan adalah perempuan atau ibu-ibu yang mengerti atau biasa

ikut dalam upacara ritual adat. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki

tidak terlibat seperti membuat ancak dalam ritual besaleh dan membuat penjor

dalam ritual suku Bali.

Berdasarkan hasil penelitian tumbuhan yang digunakan dalam upacara

ritual adat di Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir bersumber dari

pekarangan rumah, sawah dan tumbuh liar di hutan sekitar. Berikut ini data sumber

perolehan tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat di Desa Simpang

Bayat.

Tabel 4.8. Sumber perolehan tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat.

Page 102: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

86

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama lokal Nama ilmiah Sumber perolehan

1 Kemenyan Styrax benzoin Dryand. Hutan / kebun karet

2 Jeruk nipis Citrus aurantifolia Swingle . Pekarangan

3 Melati Jasminum sambac ( Linn.)

Sol. Ex. Aiton

Pekarangan

4 Sirih Piper betle Linn. Pekarangan

5 Pinang Arecha catechu Linn. Pekarangan

6 Kunyit Curcuma longa Linn. Pekarangan

7 Selasih Occimum basillisum Linn. Pekarangan

8 Pandan Pandanus amaryllifolius

Roxb.

Pekarangan

9 Padi Oryza sativa Linn. Sawah

10 Kencur Kamepferia galanga Linn. Pekarangan

11 Pisang Musa paradisiaca Linn. Pekarangan

12 Tangkul Celosia cristata Linn. Pekarangan

13 Kembang

sepatu

Hisbicus rosa-sinensis Linn. Pekarangan

14 Mawar Rosa hybrida Linn. Pekarangan

15 Bunga kertas Bougainviellea glabra

Comm.

Pekarangan

16 Alamanda Alamanda cathartica Linn. Pekarangan

17 Kelapa Cocos nucifera Linn. Pekarangan

18 Bambu Gigantochiao apis (Bl. Ex

Scutt.f.) Kurzx

Kebun

19 Bawang putih Allium sativum Linn. Pekarangan

20 Salak Salacca zalacca (Gaertn)

Voss.

Pekarangan

21 Padi ketan Oryza sativa var. Glukosa

(lour) kom.

Sawah

Page 103: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

87

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Nama lokal Nama ilmiah Sumber perolehan

22 Jahe Zingiber officinalle Roscoe. Pekarangan

23 Bangle Zingiber purpureum Roxb. Pekarangan

24 Jerengau Acorus calamus Linn. Pekarangan

25 Serai wangi Cymbopogon nardus

(Linn.) Rendle.

Pekarangan

26 Kenanga Cananga adorata Hook. F &

Thomson.

Pekarangan

27 Kemitir Tagetes erecta Linn. Pekarangan

28 Andong Cordyline fructiosa Comm. Pekarangan

29 Jeruk manis Citrus sinensis Linn. Pekarangan

30 Sahang Piper ningrum Linn. Pekarangan

31 Gambir Uncaria gambir Roxb. Hutan

32 Bawang merah Allium cepa Linn. Pekarangan

33 Bayam Amaranthus spinosus Linn. Pekarangan

34 Ubi kayu Manihot escullenta Crantz. Pekarangan

Berdasarkan Tabel 4.8 sumber perolehan tumbuhan yang digunakan dalam

upacara ritual adat banyak diperoleh dari pekarangan dan beberapa liar di hutan dan

sawah, hal ini membuktikan bahwa masyarakat sekitar dan pemangku adat telah

membudidayakan tumbuhan yang dipakai dalam upacara ritual adat, masyarakat

menanam tumbuhan yang mereka pakai dalam upacara ritual adat di sekitar tempat

tinggal mereka agar mudah mendapatkan tumbuhan tersebut. Dengan data ini,

diperoleh bahwa hanya tumbuhan kemenyan dan gambir yang susah didapatkan

karena harus mengambilnya di hutan, dan belum di tanam disekitar pekarangan

rumah dengan alasan bahwa tumbuhan tersebut akan tumbuh sebagai pohon yang

tinggi sehingga tidak ditanam dekat rumah karena akan berdampak pada

keselamatan masyarakat sekitar sehingga tumbuhan ini tergolong langka.

Sedangkan untuk jenis bunga paling banyak seperti kemitir, kenanga, bunga

kertas, kembang sepatu, selasih, mawar dan melati paling banyak didapatkan

disekitar rumah masyarakat suku Bali, karena upacara ritual yang paling banyak

Page 104: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

88

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

menggunakan bunga yakni upacara ritual suku Bali begitu pun dengan buah-

buahan. Dalam upacara ritual suku Bali bahwa mereka memanfaatkan tumbuhan

yang ada disekitar untuk melaksanakan upacara ritual adat agar tidak memberatkan

umatnya untuk beribadah dan sebagai tanda syukur kepada Dewa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa tumbuhan dan bahan

yang digunakan dalam upacara ritual adat harus bersih dan tidak boleh

sembarangan. Pada upacara ritual adat besaleh harus menggunakan dapur baru dan

wanita yang sedang dalam fase menstruasi tidak boleh ikut dalam membuat bahan

yang dibutuhkan dalam upacara ritual adat besaleh karena dianggap dalam keadaan

tidak suci. Sedangkan pada upacara ritual suku Bali seperti kuningan, galungan, dan

nyepi tidak boleh menggunakan bunga mawar dan melati karena dianggap atau

melambangkan kematian. Jadi, bunga mawar dan melati hanya dipakai di upacara

ngaben.

3. Nilai penting budaya tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual

adat.

Berdasarkan wawancara dengan 12 responden dan masing-masing didapat

nilai penting budaya tumbuhan dengan perhitungan sesuai rumus ICS ( Index of

Cultural Signifikan ) dan syarat ketentuan nilai ICS maka di dapat nilai setiap

tumbuhan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.9. Nilai penting budaya tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual

adat.

No. Jenis tumbuhan Upacara ritual

adat

Nilai ICS

Q I E (QxIxE) ICS

1. Kemenyan Besaleh 4 4 2 (4x4x2) 32

2. Jeruk nipis Besaleh 4 5 2 (4x5x2)

Mandi betangas 3 5 1 (3x5x1) 55

3. Melati Nujuh bulan 1 2 2 (1x2x2)

Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

Page 105: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

89

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Upacara ritual

adat

Nilai ICS

Ngaben 5 2 2 (5x2x2) 48

4. Sirih Besaleh 4 3 2 (4x3x2) 24

5. Pinang Besaleh 4 3 2 (4x3x2) 24

6. Kunyit Besaleh 4 4 2 (4x4x2)

Galungan 5 3 2 (5x3x2)

Kuningan 5 3 2 (5x3x2)

Nujuh bulan 1 2 2 (1x2x2)

Nyepi 5 3 2 (5x3x2) 126

7. Selasih Besaleh 4 3 1 (4x3x1) 12

8. Pandan Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

Mandi betangas 3 3 1 (3x3x1)

Cukuran 2 3 2 (2x3x2) 45

9. Padi Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

Kuningan 5 3 2 (5x3x2)

Galungan 5 3 2 (5x3x2)

Nyepi 5 3 2 (5x3x2)

Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2) 120

10. Kencur Besaleh 4 2 2 (4x2x2)

Nujuh bulan 1 2 2 (1x2x2) 20

11. Pisang Besaleh 4 4 2 (4x4x2)

Kuningan 5 4 2 (5x4x2)

Galungan 5 4 2 (5x4x2)

Nyepi 5 4 2 (5x4x2) 152

12. Tangkul Besaleh 4 3 1 (4x3x1)

57

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

Page 106: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

90

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Upacara ritual

adat

Nilai ICS

13. Kembang sepatu/

bunga rayo

Besaleh 4 3 1 (4x3x1)

57

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

14. Mawar Besaleh 4 2 1 (4x2x1)

48 Ngaben 5 4 2 (5x4x2)

15. Bunga kertas Besaleh 4 3 1 (4x3x1)

57

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

16. Alamanda / bunga

kuburan

Besaleh 4 3 1 (4x3x1)

57

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

17. Kelapa Besaleh 4 4 2 (4x4x2)

204

Mandi betangas 3 4 2 (3x4x2)

Kuningan 5 4 2 (5x4x2)

Galungan 5 3 2 (5x3x2)

Nyepi 5 3 2 (5x3x2)

Ngaben 5 3 2 (5x3x2)

Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2)

Cukuran 2 3 2 (2x3x2)

18. Bambu Besaleh 4 4 2 (4x4x2)

152

Galungan 5 4 2 (5x4x2)

Kuningan 5 4 2 (5x4x2)

Nyepi 5 4 2 (5x4x2)

19. Bawang putih Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

30 Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2)

Page 107: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

91

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Upacara ritual

adat

Nilai ICS

20. Salak Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

69

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

21. Padi ketan Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

60

Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2)

Cukuran 2 3 2 (2x3x2)

Mandi betangas 3 3 2 (3x3x2)

22. Jahe Besaleh 4 2 2 (4x2x2) 16

23. Bangle Besaleh 4 1 2 (4x1x2) 8

24. Jerengau Besaleh 4 1 2 (4x1x2) 8

25. Serai wangi Mandi betangas 3 4 2 (3x4x2)

24

26. Kenanga Galungan 5 2 1 (5x2x1)

30

Kuningan 5 2 1 (5x2x1)

Nyepi 5 2 1 (5x2x1)

27. Kemitir Galungan 5 3 2 (5x3x2)

90

Kuningan 5 3 2 (5x3x2)

Nyepi 5 3 2 (5x3x2)

28. Andong Galungan 5 2 1 (5x2x1)

25

Kuningan 5 2 1 (5x2x1)

Nyepi 5 1 1 (5x1x1)

29. Jeruk manis Galungan 5 2 1 (5x2x1)

30

Kuningan 5 2 1 (5x2x1)

Nyepi 5 2 1 (5x2x1)

30. Sahang Besaleh 4 3 2 (2x3x2) 24

Page 108: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

92

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Upacara ritual

adat

Nilai ICS

31. Gambir Besaleh 4 2 2 (4x2x2) 16

32. Bawang merah Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2)

30 Besaleh 4 2 2 (4x3x2)

33. Bayam Nujuh bulan 1 3 1 (1x3x1) 3

34. Ubi kayu Nujuh bulan 1 3 1 (1x3x1) 3

Berdasarkan perhitungan Tabel 4.9 Bahwa didapatkan nilai ICS dari

wawancara informan sesuai dengan kaidah penilaian yang sudah ada menurut

penelitian khusus etnobotani, dengan nilai ICS tertinggi pada 5 spesies yaitu kelapa

dengan nilai ICS 204, kemudian pisang dan bambu dengan nilai ICS sama 152

setelah itu kunyit dengan nilai ICS 126 dan padi dengan nilai ICS 120. Hal ini

menunjukkan bahwa tumbuhan tersebut lebih dari satu kali penggunaanya dalam

ritual adat dan tergolong paling banyak disukai penggunaanya.

Berdasarkan Tabel 4.9 ICS (Index Of Cultural Significance) angka hasil

perhitungan ICS menunjukkan tingkat kepentingan setiap jenis tumbuhan

bermanfaat oleh masyarakat. Berdasarkan hasil analisis data tumbuhan yang

dimanfaatkan pada masyarakat Desa Simpang Bayat diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.10. Nilai kategorisasi Index of Cultural Significance (ICS)

No Predikat Skor Spesies Tumbuhan Jum

lah

1. Sangat Tinggi > 100 Kelapa (Cocos nucifera Linn.)

Kunyit (Curcuma longa Linn.)

Padi (Oryza sativa Linn.)

Pisang (Musa paradisiaca Linn.)

Bambu (Gigantochiao apis (Bl.ex

Schutt.f.) Kurzx

5

2. Tinggi 50 – 99 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia

Swingle.)

8

Page 109: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

93

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Predikat Skor Spesies Tumbuhan Jum

lah

Bunga tangkul (Celosia cristata

Linn.)

Kembang sepatu (Hibiscus rosa-

sinensis Linn.)

Bunga kertas (Bougainviellea

glabra Comm.)

Alamanda (Alamanda cathartica

Linn.)

Salak (Salacca zalacca (Gartn.)

Voss.)

Padi ketan (Oryza sativa var.

glutinosa.(lour.) Kom.)

Kemitir (Tagetes erecta Linn.)

3. Sedang 20 – 49 Kemenyan (Styrax benzoin

Dryand)

Melati (Jasminum sambac Linn.)

Sirih (Piper betle Linn.)

Pinang (Areca catechu Linn.)

Pandan ( Pandanus amaryllfolius

Roxb.)

Kencur (Kaempferia galanga

Linn.)

Mawar (Rosa hybrida Linn.)

Bawang putih (Allium sativum

Linn.)

Serai wangi (Cymbopogon nardus

(Linn.) Rendle.)

14

Page 110: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

94

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No Predikat Skor Spesies Tumbuhan Jum

lah

Kenanga (Cananga adorata

Hook. F & Thomson.)

Andong (Cordyline fructiosa

Comm.)

Jeruk manis ( Citrus sinensis

Linn.)

Sahang (Piper ningrum Linn.)

Bawang merah (Allium cepa

Linn.)

4. Rendah 5 – 19 Selasih (Ocimum basillisum

Linn.)

Jahe (Zingiber officinalle

Roscoe.)

Jerengau (Acorus calamus Linn.)

Bangle (Zingiber purpureum

Roxb.)

Gambir (Uncaria gambir (W.

Hunter.) Roxb.)

5

5. Sangat Rendah 1 – 4 Bayam (Amaranthus spinosus

Linn.)

Ubi kayu (Manihot escullenta

Crantz.)

2

6. Tidak Ada 0

Total 34

Berdasarkan hasil analisis ICS pada tabel di atas, di Desa Simpang Bayat

ditemukan jenis tumbuhan dari tingkat tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Page 111: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

95

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Pembahasan

1. Jenis tumbuhan dan bagian yang digunakan dalam upacara ritual

adat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 12 responden terdapat 34 jenis

tumbuhan dalam 24 famili yang dapat digunakan dalam 8 upacara ritual adat

yang masih tetap dilaksanakan di Desa Simpang Bayat oleh suku Melayu, suku

Jawa dan suku Bali, yaitu kemenyan (Styrax benzoin Dryand.), jeruk nipis

(Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.), melati (Jasminum sambac (Linn.)

Sol.ex.Aiton.), sirih (Piper betle Linn.), pinang (Areca catechu Linn.), kunyit

(Curcuma longa Linn.), selasih (Ocimum basillisum Linn.), pandan (Pandanus

amaryllifolium Roxb.), padi (Oryza sativa Linn.), kencur (Kaempferia galanga

Linn.), pisang (Musa paradisiaca Linn.), bunga tangkul (Celosia cristata Linn.),

kembang sepatu ( Hisbicus rosa-sinensis Linn.), mawar (Rosa hybrida Linn.),

(Bougainviellea glabra Comm.), allamanda (Alamanda cathartica Linn.),

kelapa (Cocos nucifera Linn.), bambu (Gitantochioa apis (Bl.ex Schutt.f.)

Kurzx.), bawang putih (Allium sativum Linn.), salak (Salacca zalacca (Gaertn.)

Voss.), padi ketan (Oryza sativa var. Glutinosa Kom. (lour).), jahe (Zingiber

officinalle Roscoe.), bangle (Zingiber purpureum Roxb.), jerengau (Acorus

calamus Linn.), serai wangi (Cymbopogon nardus (Linn.) Rendle.), kenanga

(Cananga adorata (Lam.) Hook.f. & Thoms.), kemitir (Tagetes erecta

Linn.),andong (Cordyline fructiosa Comm.), jeruk manis (Citrus sinensis Linn.),

gambir (Uncaria gambir (W. Hunter) Roxb.), bawang merah (Allium cepa

Linn.), bayam (Amaranthus spinosus Linn.), ubi kayu (Manihot esculenta

Crantz.).

Menurut purwanti (2017, hal 49-50) terdapat kurang lebih 31 jenis

tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat yang dimanfaatkan oleh

masyarakat Desa Pasokan, Provinsi Sulawesi Tengah seperti pinang (Areca

catechu Linn.), sirih (Piper betle Linn.), kunyit (Curcuma longa Linn.), dan padi

(Oryza sativa Linn.).

Berdasarkan tabel 4.1 sampai tabel 4.6 Jenis tumbuhan yang digunakan

dalam upacara ritual adat yang terdiri dari upacara ritual adat besaleh dan mandi

Page 112: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

96

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

betangas yang digunakan oleh suku Melayu, upacara ritual adat nujuh bulan dan

cukuran yang digunakan oleh suku Jawa dan upacara ritual adat galungan,

kuningan, nyepi dan ngaben oleh suku Bali yang banyak digunakan di Desa

Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir adalah sebanyak 34 spesies yang

dikelompokkan dalam 24 famili. Jumlah ini cukup terbilang tinggi dibandingkan

dengan penelitian Purwanti di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar dan

penelitian Satria Dhika di Desa Talaga Provinsi Sulawesi Tengah yang masing-

masing tercatat 31 dan 14 jenis tumbuhan di Provinsi Sulawesi Tengah.

Dari tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat yang banyak

digunakan responden dapat dilihat bahwa jenis tumbuhan tersebut terbilang

mudah untuk didapatkan sekitar lingkungan mereka atau budidaya dan juga ada

yang tumbuh liar di hutan. Menurut Purwanti (2017, hal. 50) dalam

penelitiannya Studi Etnobotani Pada Proses Ritual Adat Masyarakat Suku

Saluan di Desa Pasokan Kabupaten Tojo Una-Una dan menurut Asvic Helida

(2016, hal. 11) dalam penelitiannya Makna Nilai Penting Budaya

Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Bagi Masyarakat di Taman Nasional

Kerinci Seblat di Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Sebagian tumbuhan

didapatkan dari sekitar rumah atau budidaya atau tumbuh liar di hutan.

2. Cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat.

Berdasarkan tabel 4.7 tentang cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan

dalam upacara ritual adat di Desa Simpang Bayat Kecamatan Bayung Lencir yaitu

dengan cara direbus, disangrai, diparut, atau bahkan langsung dijadikan sajen

seperti bunga dan buah sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan upacara

ritual adat yang sudah dilakukan secara turun temurun dari orang tua mereka.

Menurut Purwanti (2017, hal.53) dalam penelitiannya Studi Etnobotani Pada

Proses Ritual Adat Masyarakat Suku Saluan di Desa Pasokan Kabupaten Tojo

Una-Una pengolahan tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat yaitu

dengan cara di masak, di gerus, di konsumsi langsung, dibuat keranjang atau

langsung ditempatkan pada dulang sesuai dengan kebutuhan masing-masing

setiap upacara ritual adat. Pengolahan secara tradisional merupakan salah satu

Page 113: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

97

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

proses yang tetap dipertahankan secara turun temurun oleh petua di Desa Simpang

Bayat.

Pada setiap jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat

bagian yang dimanfaatkan berbeda-beda mulai dari rimpang, umbi, batang,

pelepah, daun, buah, biji, dan bunga. Menurut Titri Anggraini (2018, hal. 15) dan

Purwanti (2018, hal. 51) sebagian besar tumbuhan yang digunakan dalam upacara

ritual adat diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar tempat tinggal.

Bagian-bagian tumbuhan yang dapat digunakan untuk upacara ritual adat adalah

rimpang, umbi, batang, daun, akar, bunga, buah dan biji.

Berdasarkan tabel 4.7 bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan

dalam upacara ritual adat adalah daun, bunga, buah, dan rimpang. Bagian

tumbuhan yang paling banyak digunakan daun yang meliputi 10 spesies jeruk

nipis(Citrus aurantifolia Swingle.), sirih (Piper betle Linn.), pandan (Pandanus

amaryllifolius Roxb.), pisang (Musa paradisiaca Linn.), kelapa (Cocos nucifera

Linn.), salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.), gambir (Uncaria gambir Roxb.),

bayam (Amaranthus spinosus Linn.), ubi kayu (Manihot utillisima Crantz.), dan

andong (Cordyline fructiosa Comm.). Bagian yang kedua yang paling banyak

digunakan adalah bunga yang terdiri dari 9 spesies yaitu melati (Jasminum

sambac), selasih (Ocimum basillisum Linn.), bunga tangkul (Celosia cristata

Linn.), kembang sepatu (Hisbicus rosa-sinensis Linn.), bunga kuburan/ alamanda

(Alamanda cathartica Linn.), mawar (Rosa hybrida Linn.), bunga kertas

(Bougainveillea glabra Comm.), kemitir (Tagetes erecta Linn.), dan kenanga

(Cananga adorata Hook. F & Thomson.). Bagian yang ketiga yang paling banyak

digunakan adalah buah yang meliputi 6 spesies yaitu pinang (Areca catechu

Linn.), pisang (Musa paradisiaca Linn.), kelapa (Cocos nucifera Linn.), salak

(Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.), jeruk (Citrus sinensis (Linn.) Osbeck.), dan

jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle.). Selanjutnya rimpang 5 spesies yaitu

kunyit (Curcuma longa Linn.), jahe (Zingiber officinalle Roscoe.), bangle

(Zingiber purpureum Roxb.), jerengau (Acorus calamus Linn.), dan kencur

(Kaempferia galanga Linn.)

Page 114: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

98

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Nilai penting budaya tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual

adat.

Hasil penelitian dan perhitungan data sesuai tabel 4.9 memperlihatkan

bahwa masyarakat Desa Simpang Bayat masih bergantung pada sejumlah besar

spesies tumbuhan yang ada disekitar untuk memenuhi salah satu kebutuhan

upacara ritual adat. Hasil perhitungan ICS berikut 5 spesies dengan ICS kategori

sangat tinggi berdasarkan kualitas, intensitas, dan esklusivitas menurut

masyarakat yaitu kelapa dengan nilai ICS 204, kemudian pisang dan bambu

dengan nilai ICS sama 152 setelah itu kunyit dengan nilai ICS 126 dan padi

dengan nilai ICS 120, dengan penggunaan dalam semua upacara ritual adat yaitu

besaleh, mandi betangas, nujuh bulan, cukuran, galungan, kuningan, nyepi, dan

ngaben dengan pemanfaatan organ tumbuhan yakni daun dan buah.

Menurut Turner (1998, hal.278-279 ) dan menurut Ruqayah (2004, hal. 86-

88) hasil perhitungan ICS menggambarkan tingkat kesukaan dan minat masyarakat

terhadap spesies tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat. Nilai ICS

menunjukkan seberapa penting suatu spesies tumbuhan bagi kehidupan masyarakat

yang dipengaruhi oleh 3 aspek yaitu kualitas pemanfaatan, intensitas penggunaan

dan esklusivitas pemanfaatan spesies tumbuhan berguna. Semakin tinggi spesies

tumbuhan berguna maka nilai ICS semakin tinggi, semakin sering spesies

tumbuhan digunakan dalam upacara ritual adat oleh masyarakat maka nilainya juga

semakin tinggi dan spesies tumbuhan mempunyai manfaat yang tidak tergantikan

oleh jenis lain maka nilai esklusivitas tumbuhan tersebut tinggi.

Berdasarkan tabel 4.10 Nilai kategorisasi Index of Cultural Significance (ICS)

diperoleh Pemanfaatan tumbuhan yang sangat tinggi adalah kelapa, pisang, bambu,

kunyit, dan padi. Kategori tinggi dengan jumlah 8 diperoleh yakni spesies jeruk

nipis, bunga tangkul, kembang sepatu, bunga kertas, alamanda, salak, padi ketan,

dan kemitir, dengan penggunaan dalam upacara ritual adat yang sama yaitu besaleh,

nujuh bulan, galungan, kuningan dan nyepi. Nilai indeks pemanfaatan tumbuhan

yang sedang, tercatat spesies tumbuhan dengan jumlah 14 dengan spesies

kemenyan, melati, sirih, pinang, pandan, kencur, mawar , bawang putih, serai

wangi, kenanga, andong, jeruk manis, sahang, dan bawang merah dimana tumbuhan

Page 115: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

99

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

yang memiliki nilai pemanfaatan yang sedang ini sangat berperan dalam upacara

ritual adat, karena tumbuhan ini sebagai pelengkap berjalannya prosesi upacara

ritual adat. Tumbuhan ini sangat banyak kegunaannya terutama kemenyan dan

Melati digunakan sebagai bahan keperluan adat seperti acara besaleh dan ngaben.

Kategori rendah dengan jumlah 5 dengan tumbuhan seperti selasih, jahe, jerengau,

bangle, gambir. Dan kategori sangat rendah dengan nilai 2 yakni tumbuhan bayam

dan ubi kayu.

Menurut Andi Muraqmi (2015, hal. 51) ICS (Index Of Cultural

Significance) adalah hasil analisis etnobotani kuantitatif yang menunjukkan nilai

kepentingan tiap-tiap jenis tumbuhan bermanfaat yang didasarkan pada keperluan

masyarakat. Angka hasil perhitungan ICS menunjukkan tingkat kepentingan setiap

jenis tumbuhan bermanfaat oleh masyarakat. Berdasarkan hasil analisis ICS pada

tabel di atas, ditemukan jenis tumbuhan dari tingkat sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah.

Page 116: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

100

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan tentang studi etnobotani tumbuhan yang

digunakan dalam upacara ritual adat di Desa Simpang Bayat, Kecamatan

Bayung Lencir Sumatera Selatan. Dapat disimpulkan bahwa :

1. Jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat oleh

masyarakat di Desa Simpang Bayat yang meliputi suku Melayu, suku Jawa,

dan suku Bali ditemukan sebanyak 34 spesies tumbuhan yaitu kemenyan

(Styrax benzoin Dryand.), jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.) Swingle.),

melati (Jasminum sambac (Linn.) Sol.ex.Aiton.), sirih (Piper betle Linn.),

pinang (Areca catechu Linn.), kunyit (Curcuma longa Linn.), selasih (Ocimum

basillisum Linn.), pandan (Pandanus amaryllifolium Roxb.), padi (Oryza

sativa Linn.), kencur (Kaempferia galanga Linn.), pisang (Musa paradisiaca

Linn.), bunga tangkul (Celosia cristata Linn.), kembang sepatu ( Hisbicus

rosa-sinensis Linn.), mawar (Rosa hybrida Linn.), (Bougainviellea glabra

Comm.), allamanda (Alamanda cathartica Linn.), kelapa (Cocos nucifera

Linn.), bambu (Gitantochioa apis (Bl.ex Schutt.f.) Kurzx.), bawang putih

(Allium sativum Linn.), salak (Salacca zalacca (Gaertn.) Voss.), padi ketan

(Oryza sativa var. Glutinosa Kom. (lour).), jahe (Zingiber officinalle Roscoe.),

bangle (Zingiber purpureum Roxb.), jerengau (Acorus calamus Linn.), serai

wangi (Cymbopogon nardus (Linn.) Rendle.), kenanga (Cananga adorata

(Lam.) Hook.f. & Thoms.), kemitir (Tagetes erecta Linn.),andong (Cordyline

fructiosa Comm.), jeruk manis (Citrus sinensis Linn.), gambir (Uncaria

gambir (W. Hunter) Roxb.), bawang merah (Allium cepa Linn.), bayam

(Amaranthus spinosus Linn.), ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.)

dikategorikan dalam 24 famili.

2. Pemanfaatan tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat ini yakni

dengan cara ada yang direbus, ada yang disangrai, dan ada yang digunakan

secara langsung dalam setiap upacara ritual adat yang bagian-bagian

tumbuhannya meliputi bunga, buah, daun, rimpang, batang, pelepah dan biji.

Page 117: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

101

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah bagian tumbuhan yang

paling banyak digunakan dalam upacara ritual adat adalah daun, bunga, buah,

dan rimpang. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan daun yang

meliputi 10 spesies jeruk nipis (Citrus aurantifolia ), sirih (Piper betle), pandan

(Pandanus amaryllifolius), pisang (Musa paradisiaca Linn.), kelapa (Cocos

nucifera Linn.), salak (Salacca zalacca Gaertn.), gambir (Uncaria gambir

Roxb.), bayam (Amaranthus spinosus Linn.), ubi kayu (Manihot utillisima

Crantz.), dan andong (Cordyline fructiosa Comm.). Bagian yang kedua yang

paling banyak digunakan adalah bunga yang terdiri dari 9 spesies yaitu melati

(Jasminum sambac (Linn.) Sol.ex. Aitan.), selasih (Ocimum basillisum Linn.),

bunga tangkul (Celosia cristata Linn.), kembang sepatu (Hisbicus rosa-

sinensis Linn.), bunga kuburan/ alamanda (Alamanda cathartica Linn.), mawar

(Rosa hybrida Linn.), bunga kertas (Bougainveillea glabra Comm.), kemitir

(Tagetes erecta Linn.), dan kenanga (Cananga adorata Hokk. F & Thomson.).

Bagian yang ketiga yang paling banyak digunakan adalah buah yang meliputi

6 spesies yaitu pinang (Areca catechu Linn.), pisang (Musa paradisiaca

Linn.), kelapa (Cocos nucifera Linn.), jeruk (Citrus sinensis Linn.), dan jeruk

nipis (Citrus aurantifolia Swingle.). Selanjutnya rimpang 5 spesies yaitu

kunyit (Curcuma longa Linn.), jahe (Zingiber officinalle Roscoe.), bangle

(Zingiber purpureum Roxb.), jerengau (Acorus calamus Linn.) dan kencur

(Kaempferia galanga Linn.).

3. Dari banyaknya tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat ini,

maka diperoleh tumbuhan yang paling sering digunakan dengan melihat nilai

penting budaya tumbuhan atau ICS. Hasil perhitungan ICS berikut 5 spesies

dengan ICS kategori sangat tinggi berdasarkan kualitas, intensitas, dan

esklusivitas menurut masyarakat yaitu kelapa dengan nilai ics 204, kemudian

pisang dan bambu dengan nilai ics sama 152 setelah itu kunyit dengan nilai ics

126 dan padi dengan nilai ics 120, dengan penggunaan dalam semua upacara

ritual adat yaitu besaleh, mandi betangas, nujuh bulan, cukuran, galungan,

kuningan, nyepi, dan ngaben dengan pemanfaatan organ tumbuhan yakni daun

dan buah. Kategori tinggi dengan jumlah 8 diperoleh yakni spesies jeruk nipis,

Page 118: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

102

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

bunga tangkul, kembang sepatu, bunga kertas, alamanda, salak, padi ketan, dan

kemitir, dengan penggunaan dalam upacara ritual adat yang sama yaitu

besaleh, nujuh bulan, galungan, kuningan dan nyepi. Nilai indeks pemanfaatan

tumbuhan yang sedang, tercatat spesies tumbuhan dengan jumlah 14 dengan

spesies kemenyan, melati, sirih, pinang, pandan, kencur, mawar , bawang

putih, serai wangi, kenanga, andong, jeruk manis, sahang, dan bawang merah

dimana tumbuhan yang memiliki nilai pemanfaatan yang sedang ini sangat

berperan dalam upacara ritual adat, karena tumbuhan ini sebagai pelengkap

berjalannya prosesi upacara ritual adat. Tumbuhan ini sangat banyak

kegunaannya terutama kemenyan dan Melati digunakan sebagai bahan

keperluan adat seperti acara besaleh dan ngaben. Kategori rendah dengan

jumlah 5 dengan tumbuhan seperti selasih, jahe, jerengau, bangle, gambir. Dan

kategori sangat rendah dengan nilai 2 yakni tumbuhan bayam dan ubi kayu.

D. Saran

Adapun saran yang diajukan setelah melakukan penelitian di desa

simpang bayat ini yaitu:

1. Perlu diadakan upaya pelestarian warisan budaya nenek moyang mengenai

tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat di desa sinpang bayat oleh

generasi muda, sebagai salah satu warisan leluhur untuk disampaikan pada

generasi selanjutnya, sehingga tidak hilang dan akan tetap terjaga

kelestariannya.

2. Perlu adanya pelestarian tumbuhan yang digunakan di desa simpang bayat

yang tergolong tumbuhan langka agar tidak susah di dapatkan.

3. Seiring berkembangnya zaman kurangnya perhatian generasi muda

mengenai pengetahuan tentang upacara ritual adat, sehingga setelah kepala

adat tidak ada maka akan ada kemungkinan pengetahuan mengenai tumbuhan

yang digunakan dalam upacara adat akan hilang, maka diperlukan sosialisasi

menegenai tumbuhan dan pengetahuan upacara aritual adat oleh tokoh adat

setempat.

Page 119: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

103

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Andi Muraqmi,dkk. (2015). Etnobotani Masyarakat Bugis Di Desa Lempe

Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli. Biocelebes, Vol. 9 No. 2

Asvic Helida, Y Purwanto, dkk. (2016). Makna Nilai Penting Budaya

Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Bagi Masyarakat Di Taman Nasional

Kerinci Seblat Di Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Jurnal Ilmu-ilmu

Hayati, Volume 15 Nomor 1

Bennarrivo. (2019). Pola Adaptasi Etnis Jawa terhadap Etnis Lampung di Desa

Pringombo, Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung Bandar Lampung

Buhori, dkk. (2018). Tradisi Nujuh Bulan Pada Masyarakat Muslim Melayu

Kabupaten Melawi. Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Vol. 12 Nomor 1. Hal .83-

100

Claudia Cavalera. (2016). Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Di Gedangan –

Karangrejo, Tulungagung Sebagai Media Konservasi Ex-Situ Tumbuhan

Berkhasiat Obat. Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik Indonesia

,Kediri.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008), 1543.

Devi komalasari (2018) “Kajian Etnobotani Dan Upaya Pembudidayaan Tumbuhan

Yang Digunakan Dalam Upacara Adat Di Desa Negeri Ratu Tenumbang

Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat.UIN Raden Intan

Lampung

Elisa iswandono, E, A, M, A, Z , dkk. (2015). Pengetahuan Etnobotani Suku

Manggarai Dan Implikasinya Terhadap Pemanfaatan Tumbuhan Hutan Di

Pegunungan Ruteng. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, vol 20,171-181

Page 120: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

104

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gede Eka Putrawan, dan Endang Ihktiarti. (2017). Nilai-Nilai Sosial Istilah Adat

Bali (Kajian Sosiolinguistik pada Masyarakat Transmigran Bali di Lampung).

AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 18, No. 1, Hal. 1 – 16

Hakim, L. (2014). Etnobotani dan Manajemen Kebun-Pekarangan Rumah:

Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Agrowisata. Malang: Selaras.

Hidayat, Rian. (2012). Membangkitkan Batang Terendam: Sejarah Asal Usul

Kebudayaan dan Perjuangan Hak SAD Batin 9. Jambi: Yayasan SETARA

Jambi.

Hariana, A. 2009. Tumbuhan obat dan khasiatnya. Seri I. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Hidayat, S,.& Napitupulu, R, M. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Jakarta Timur:

Agriflot

Kurniawan P. Bandjolu, dkk. (2019). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Pada

Masyarakat Suku Pamona Di Desa Buyumpondoli, Kecamatan Pamona

Puselemba, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Biocelebes, April, 2019

Volume 13 Nomor 1. Hal. 38-45

Lexy J, Moleong. (2013). Metode penelitian kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Mansur. (2004). Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Yogyakarta: Mitra

Pustaka.

Marzuki. Tradisi Dan Budaya Masyarakat Jawa Dalam Perspektif Islam. Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Novie Wahyu Arumsari. (2018). Makna Tingkepan Dalam Tradisi Jawa Perspektif

Pendidikan Islam Di Dusun Krajansari Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab.

Semarang. Institut Agama Islam Negeri (Iain) Salatiga

Page 121: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

105

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Nurlina Ramdianti, dkk. (2013). Kajian Etnobotani Mayarakat Adat Kampung Pulo

di Kabupaten Garut. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto. Diterima Januari 2012 disetujui untuk diterbitkan Mei 2013

Purwanti, Miswan, dan Ramadhanil Pitopang (2017) . “Studi Etnobotani Pada

Proses Ritual Adat Masyarakat Suku Saluan Di Desa Pasokan Kabupaten

Tojo Una-Una. Vol. 11 No. 1.Biocelebes, hlm. 46-60

Rina Anggraini. (2018). Kajian Etnobotani Tumbuhan Yang Digunakan Dalam

Ritual Adat Dan Tumbuhan Obat Di Kecamatan Tabir Timur Kabupaten

Merangin. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Hlm

4

Rinitami Njatrijani. (2018). Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota

Semarang. Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Gema

Keadilan, Volume 5, Edisi 1. Hal 16-31

Ruqayah, dkk. (2004). Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora.

Bogor : Puslit Biologi.-LIPI

Satria Dhika Saputra, dkk. (2019). Kajian Etnobotani Masyarakat Suku Dampelas

Di Desa Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala, Sulawesi

Tengah. Biocelebes, Agustus, 2019 Volume 13 Nomor 2. Hal. 109-120

Sindi Yuniar, dkk. (2018). Betangas pada Adat Perkawinan Masyarakat Palembang

di Desa Payakabung Kecamatan Indralaya Utara. FKIP Unila Jalan Prof. Dr.

Soemantri Brojonegoro No. 01 Bandar Lampung

Suci Intan Maulia, I Dewa Ayu Sri Utari. (2018). Berentak Dalam Ritual Besale

Pada Suku Batin Sembilan, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi: Kajian

Analisis Teks Dan Konteks. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya.

Vol.20(2):119-128

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Page 122: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

106

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sunandar. (2015). MELAYU DALAM TANTANGAN GLOBALISASI: Refleksi

Sejarah dan Berubahnya Sistem Referensi Budaya. Jurnal Khatulistiwa –

Journal of Islamic Studies, Volume 5 Nomor 1 Maret 2015,hal 60-73.

Surata IK, dkk. (2015). Studi Etnobotani Tanaman Upacara Hindu Bali sebagai

Upaya Pelestarian Kearifan Lokal. Jurnal Kajian Bali, 5 (02): 265-284.

Sutopo H.B. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas

Negeri Sebelas Maret.

Titri anggraini, dkk. (2018). Kajian Etnobotani Tumbuhan yang Digunakan Pada

Upacara Pernikahan Adat Jawa Di Sekitar Keraton Kasunanan Surakarta

Hadiningrat. Jurnal Biologi, Volume 7 No 3. Hal. 13-20

Tjitrosoepomo, G. (1993). Taksonomi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Turner, N. J. (1988). The Importance a rose: Evaluating. The culture significanse

of plants in Thompson and Lilloet interior salish. American Antrophologis

(90) 1988

Uswatun Hasanah, dkk. (2014). Pemanfaatan Tumbuhan pada Upacara Adat

Tumpang Negeri Suku Melayu di Keraton Ismahayana Landak. Universitas

Tanjungpura. Protobiont Vol 3 (3) : 17 – 24

Yusuf Azis Azhari. (2018). “PERUBAHAN TRADISI JAWA” (Studi Tentang

Upacara Adat Pelaksanaan Perkawinan Suku Jawa Di Kepenghuluan

Harapan Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Raya Kabupaten Rokan

Hilir). JOM FISIP Vol. 5 No. 1. Hlm 1-13

Page 123: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

107

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran 1. Jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat, dan organ tumbuhan yang digunakan dalam

upacara ritual adat.

No.

Jenis/ nama

tumbuhan

Famili

Pemanfaatan

Status perolehan

Organ Tumbuhan Upacara ritual

adat

Bunga Buah Biji Daun Batang Rimpang Organ

lainnya

1. Kemenyan Styraceae ✓ Besaleh Liar di hutan

2. Jeruk nipis Rutaceae ✓ ✓ Besaleh

Mandi

betangas

Pekarangan

3. Melati Oleaceae ✓ Besaleh

Nujuh bulan

Ngaben

Pekarangan

4. Sirih Piperaceae ✓ Besaleh Pekarangan

5. Pinang Arecaceae ✓ Besaleh Pekarangan

6. Kunyit Zingiberaceae ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Nujuh bulan

Nyepi

Pekarangan

7. Selasih Lamiaceae ✓ Besaleh Pekarangan

8. Pandan Pandanaceae ✓ Besaleh

Mandi

betangas

Pekarangan

Page 124: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

108

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No.

Jenis/ nama

tumbuhan

Famili

Pemanfaatan

Status perolehan

Cukuran

9. Padi Poaceae ✓ Besaleh

Kuningan

Galungan

Nyepi

Nujuh bulan

Sawah

10. Kencur Zingiberaceae ✓ Besaleh

Nujuh bulan

Pekarangan

11. Pisang Musaceae ✓ ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

12. Bunga tangkul Amaranthaceae ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

13. Kembang

sepatu

Mallaceae ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

14. Mawar Rosaceae ✓ Besaleh

Ngaben

Pekarangan

15. Bunga kertas Nyctaginaceae ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Pekarangan

Page 125: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

109

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No.

Jenis/ nama

tumbuhan

Famili

Pemanfaatan

Status perolehan

Nyepi

16. Alamanda Apocynaceae ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

17. Kelapa Arecaceae ✓ ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Nyepi

Nujuh bulan

Cukuran

Ngaben

Pekarangan

18. Bambu Poaceae ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Nyepi

Kebun

19. Salak Palmaceae ✓ Besaleh

Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

20. Bawang putih Liliaceae ✓ Besaleh

Nujuh bulan

Pekarangan

21. Padi ketan Poaceae ✓ Besaleh

Nujuh bulan

Cukuran

Sawah

Page 126: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

110

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No.

Jenis/ nama

tumbuhan

Famili

Pemanfaatan

Status perolehan

Mandi

betangas

22. Jahe Zingiberaceae ✓ Besaleh Pekarangan

23. Bangle Zingiberaceae ✓ Besaleh Pekarangan

24. Jerengau Arocaceae ✓ Besaleh Pekarangan

25. Serai wangi Poaeae ✓ Mandi

betangas

Pekarangan

26. Kenanga Annonaceae ✓ Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

27. Ketiran Asteraceae ✓ Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

28. Andong Asparagaceae ✓ Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

29. Jeruk manis Rutaceae ✓ Galungan

Kuningan

Nyepi

Pekarangan

30. Sahang Piperaceae ✓ Besaleh Pekarangan

31. Gambir Rubiaceae ✓ ✓ Besaleh Liar dihutan

32. Bawang merah Liliaceae ✓ Nujuh bulan

Besaleh

Pekarangan

33. Bayam Amaranthaceae ✓ Nujuh bulan Pekarangan

34. Ubi kayu Euporbiaceae ✓ Nujuh bulan Pekarangan

Page 127: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

111

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran 2. Hasil perhitungan Nilai penting budaya tumbuhan atau ICS ( Index Cultural Signifikan ) yang digunakan dalam

upacara ritual adat.

No. Jenis tumbuhan Nama ilmiah Famili Upacara ritual adat Nilai ICS

Q I E (QxIxE) ICS

1. Kemenyan Styrax benzoin

Dryand.

Styraceae Besaleh 4 4 2 (4x4x2) 32

2. Jeruk nipis Citrus aurantifolia

Swingle.

Rutaceae Besaleh 4 5 2 (4x5x2)

Mandi betangas 3 5 1 (3x5x1) 55

3. Melati Jasminum sambac

(Linn.) Sol.ex. Aiton.

Oleceae Nujuh bulan 1 2 2 (1x2x2)

Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

Ngaben 5 2 2 (5x2x2) 48

4. Sirih Piper betle Linn. Piperaceae Besaleh 4 3 2 (4x3x2) 24

5. Pinang Areca catechu Linn. Arecaceae Besaleh 4 3 2 (4x3x2) 24

6. Kunyit Curcuma longa Linn. Zingiberaceae Besaleh 4 4 2 (4x4x2)

Galungan 5 3 2 (5x3x2)

Kuningan 5 3 2 (5x3x2)

Nujuh bulan 1 2 2 (1x2x2)

Page 128: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

112

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Nama ilmiah Famili Upacara ritual adat Nilai ICS

Nyepi 5 3 2 (5x3x2) 126

7. Selasih Ocimum basillisum

Linn.

Lamiaceae Besaleh 4 3 1 (4x3x1) 12

8. Pandan Pandanus

amaryllfolius Roxb.

Pandanaceae Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

Mandi betangas 3 3 1 (3x3x1)

Cukuran 2 3 2 (2x3x2) 45

9. Padi Oryza sativa Linn. Poaceae Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

Kuningan 5 3 2 (5x3x2)

Galungan 5 3 2 (5x3x2)

Nyepi 5 3 2 (5x3x2)

Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2) 120

10. Kencur Keampferia galanga

Linn.

Zingiberaceae Besaleh 4 2 2 (4x2x2)

Nujuh bulan 1 2 2 (1x2x2) 20

11. Pisang Musa paradisiaca

Linn.

Musaceae Besaleh 4 4 2 (4x4x2)

Kuningan 5 4 2 (5x4x2)

Galungan 5 4 2 (5x4x2)

Page 129: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

113

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Nama ilmiah Famili Upacara ritual adat Nilai ICS

Nyepi 5 4 2 (5x4x2) 152

12. Tangkul Celosia cristata Linn. Amaranthaceae Besaleh 4 3 1 (4x3x1)

57

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

13. Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis

Linn.

Mallacaceae Besaleh 4 3 1 (4x3x1)

57

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

14. Mawar Rosa hybrida Linn. Rosaceae Besaleh 4 2 1 (4x2x1)

48 Ngaben 5 4 2 (5x4x2)

15. Bunga kertas Bougainvelea glabra

Comm.

Nyctaginaceae Besaleh 4 3 1 (4x3x1)

57

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

16. Alamanda Alamanda cathartica

Linn.

Apocynaceae Besaleh 4 3 1 (4x3x1)

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Page 130: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

114

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Nama ilmiah Famili Upacara ritual adat Nilai ICS

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

57 Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

17. Kelapa Cocos nucifera Linn. Arecaceae Besaleh 4 4 2 (4x4x2)

204

Mandi betangas 3 4 2 (3x4x2)

Kuningan 5 4 2 (5x4x2)

Galungan 5 3 2 (5x3x2)

Nyepi 5 3 2 (5x3x2)

Ngaben 5 3 2 (5x3x2)

Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2)

Cukuran 2 3 2 (2x3x2)

18. Bambu Gigantochiao apis

(Bl.ex Scutt.f.) Kurzx

Poaceae Besaleh 4 4 2 (4x4x2)

152

Galungan 5 4 2 (5x4x2)

Kuningan 5 4 2 (5x4x2)

Nyepi 5 4 2 (5x4x2)

19. Bawang putih Alium sativum Linn. Liliaceae Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

30 Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2)

20. Salak Palmaceae Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

Page 131: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

115

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Nama ilmiah Famili Upacara ritual adat Nilai ICS

Salacca zalacca

(Gaertn.) Voss.

Galungan 5 3 1 (5x3x1)

69

Kuningan 5 3 1 (5x3x1)

Nyepi 5 3 1 (5x3x1)

21. Padi ketan Oryza sativa var.

Glutinosa ( lour) Kom.

Poaceae Besaleh 4 3 2 (4x3x2)

60

Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2)

Cukuran 2 3 2 (2x3x2)

Mandi betangas 3 3 2 (3x3x2)

22. Jahe Zingiber officinale

Roscoe.

Zingiberaceae Besaleh 4 2 2 (4x2x2) 16

23. Bangle Zingiber purpureum

Roxb.

Zingiberaceae Besaleh 4 1 2 (4x1x2) 8

24. Jerengau Acorus calamus Linn. Arocaceae Besaleh 4 1 2 (4x1x2) 8

25. Serai wangi Cymbopogon nardus

(Linn.) Rendle.

Poaceae Mandi betangas 3 4 2 (3x4x2) 24

26. Kenanga Cananga adorata

Hook. F & Thomson.

Annonaceae Galungan 5 2 1 (5x2x1)

30

Kuningan 5 2 1 (5x2x1)

Nyepi 5 2 1 (5x2x1)

Page 132: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

116

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

No. Jenis tumbuhan Nama ilmiah Famili Upacara ritual adat Nilai ICS

27. Kemitir Tagetes erecta Linn. Asteraceae Galungan 5 3 2 (5x3x2)

90

Kuningan 5 3 2 (5x3x2)

Nyepi 5 3 2 (5x3x2)

28. Andong Cordyline fructiosa

Comm.

Asparagaceae Galungan 5 2 1 (5x2x1)

25

Kuningan 5 2 1 (5x2x1)

Nyepi 5 1 1 (5x1x1)

29. Jeruk manis Citrus sinensis. Rutaceae Galungan 5 2 1 (5x2x1)

30

Kuningan 5 2 1 (5x2x1)

Nyepi 5 2 1 (5x2x1)

30. Sahang Piper ningrum Linn. Piperaceae Besaleh 4 3 2 (4x3x2) 24

31. Gambir Uncaria gambir Roxb. Rubiaceae Besaleh 4 2 2 (4x2x2) 16

32. Bawang merah Alium cepa Linn. Liliaceae Nujuh bulan 1 3 2 (1x3x2)

30 Besaleh 4 2 2 (4x3x2)

33. Bayam Amaranthus spinosus

Linn.

Amaranthaceae Nujuh bulan 1 3 1 (1x3x1) 3

34. Ubi kayu Manihot escullenta

Crantz.

Euporbiaceae Nujuh bulan 1 3 1 (1x3x1) 3

Page 133: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

117

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran 3. Data Identitas Responden

No. Nama Responden Jenis Kelamin Umur

1. Datuk Basrun (ketua adat Melayu ) Laki-laki 60 tahun

2. Yayu (istri ketua adat) Perempuan 50 tahun

3. Yurma ( biasa ikut ritual adat

besaleh)

Perempuan 45 tahun

4. Suhaini Perempuan 40 tahun

5. Maryam (istri petua adat Jawa) Perempuan 48 tahun

6. Tito (petua adat Jawa dusun III) Laki-laki 53 tahun

7. Sri mah Perempuan 44 tahun

8. Amran soediono (Rt Setempat) Laki-laki 40 tahun

9. Gusti ngurah rayasa (gusti aji

mangku) pemangku adat suku bali

kec. Bayung lencir

Laki-laki 52 tahun

10 I ketut murtawan (ketua adat suku

Bali Desa Simpang Bayat)

Laki-laki 47 tahun

11 Ni wayan suparmi (istri ketua adat

suku Bali)

Perempuan 42 tahun

12 Kadek Laki-laki 40 tahun

Page 134: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

118

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran 4.

INSTRUMENT PENGUMPULAN DATA

I. DOKUMENTASI

1. Historis dan keadaan geografis Desa Simpang Bayat.

2. Kondisi alam Desa Simpang Bayat

3. Sosial budaya Desa Simpang Bayat.

4. Tumbuhan yang digunakan masyarakat Desa Simpang Bayat dalam

upacara ritual adat.

II. OBSERVASI

1. Jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat.

2. Bagian tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat.

3. Proses pengolahan tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual

adat.

4. Sumber perolehan dan status tumbuhan yang digunakan dalam upacara

ritual adat.

5. Cara pengambilan tumbuhan yang akan digunakan dalam upacara ritual

adat.

6. Pemanfaatan tumbuhan yang akan digunakan dalam upacara ritual adat.

7. Kegunaan tumbuhan yang paling sering digunakan sampai yang jarang

digunakan dalam upacara ritual adat.

8. Manfaat tumbuhan yang paling utama dan yang hanya sebagai

pelengkap.

9. Cara penggunaan tumbuhan yang akan digunakan dalam upacara ritual

adat..

10. Makna tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual adat.

III. WAWANCARA

1. Jenis tumbuhan apa saja yang digunakan dalam upacara ritual adat?

2. Bagian apa saja dari tumbuhan yang digunakan dalam upacara ritual

adat?

3. Bagaimana cara memperoleh tumbuhan yang digunakan tersebut ?

4. Bagaimana keberadaan jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara

ritual adat ?

5. Bagaimana pemanfaatan dan cara pengolahan tumbuhan yang

digunakan dalam upacara ritual adat ?

No Jenis /

Nama

tumbuhan

Famili Pemanfaatan Cara

pemanfa

atan

Nilai ics

Page 135: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

119

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Organ

tumbu

han

Upacara

ritual

adat

Q I E (QxIxE) ICS

6. Upacara ritual adat apa saja yang masih digunakan ?

7. Makna atau arti setiap tumbuhan serta makna masing-masing tradisi

upacara ritual adat ini yang digunakan ?

8. Dari sejumlah tumbuhan yang anda kenal tersebut, mana yang paling

berguna? Dan berapa banyak penggunaannya?

9. Tumbuhan apa yang paling sering digunakan ?

10. Kapan dan dimana biasanya upacara ritual adat dilakukan?

11. Siapa saja yang terlibat dalam prosesi upacara ritual adat?

12. Apakah tumbuhan ini sebagai bahan utama atau bisa diganti dengan

tumbuhan lain?

13. Apakah semua tumbuhan yang digunakan penting atau hanya sebagai

pelengkap?

14. Apakah ada tumbuhan yang paling disukai dalam penggunaannya untuk

upacara ritual adat?

15. Apakah ada makna tersendiri setiap tumbuhan yang digunakan?

16. Bagaimana anda memperoleh pengetahuan mengenai tumbuhan yang

digunakan dalam upacara ritual adat?

17. Apakah setiap tumbuhan penggunaannya bisa lebih dari satu upacara

ritual adat?

18. Apa perbedaan pelaksanaan upacara yang bersifat sakral dan

tradisional?

Page 136: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

120

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran 5. Dokumentasi salah

upacara ritual adat suku melayu,

besaleh / nyangkar kutan.

Gambar 1. Proses pembuatan

ringkasan besaleh/ nyangkar kutan.

Gambar 3. Bahan-bahan yang

digunakan.

Gambar 2. Pengolahan bahan yang

digunakan dalam upacara ritual adat.

Gambar 4. Bahan yang sudah siap

dimasukan ke ancak.

Page 137: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

121

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 5. Pembuatan ancak dari

bambu, dan pelepah salak.

Gambar 7. Ancak yang sudah di isi

ringkasan.

Gambar 6. Ancak yang sudah jadi.

Gambar 8. Ancak besar yang dibawa

ke hutan.

Page 138: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

122

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 9. Proses upacara ritual adat

nyangkar kutan/ besaleh dimulai.

Gambar 11. Proses meletakkan ancak

di atas anak yang diganggu roh jahat.

Gambar 10. Proses memanggil roh-

roh halus yang mengganggu.

Gambar 12. Proses mengantar ancak

ke hutan.

Page 139: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

123

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Dokumentasi Hari Raya Nyepi dan

Arak-arak dengan ogoh-ogoh

Gambar 12. Sajen yang digunakan

untuk upacara ritual adat nyepi.

Gambar 14. Perlengkapan untuk

upacara ritual nyepi.

Gambar 16. Ogoh-ogoh

Ganbar 13. Sajen buah-buahan yang

digunakan dalam upacara ritual

nyepi.

Gambar 15. Para petua adat yang

akan memimpin upacara ritual nyepi.

Gambar 17. Ogoh-ogoh terbuat dari

bambu dan lainnya.

Page 140: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

124

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Gambar 18. Penjor/ janur

Gambar 19. Hiasan penjor dari

tumbuh-tumbuhan.

Page 141: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

125

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Dokumentasi upacara ritual

ngaben

Gambar 20. Pelaksanaan upacara

ritual ngaben.

Gambar 20. Penghanyutan abu-abu

mayat ke sungai.

Gambar 21. Pengumpulan abu-abu

mayat.

Page 142: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

126

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Wawancara dengan informan

suku Melayu.

Gambar 22. Wawancara dengan

datuk Basrun, pemangku adat

Melayu Desa Simpang Bayat

sekaligus dukun upacara ritual adat.

Gambar 24. wawancara dengan

nenek Yurma , istri dukun Basrun

yang biasa mengurus keperluan

upacara ritual adat dan saudaranya

nenek Yayu.

Gambar 23. Wawancara dengan ibu

Suhaini, yang biasa ikut dalam

membuat ringkasan besaleh.

Page 143: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

127

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Wawancara dengan informan

suku Jawa.

Gambar 25. Wawancara dengan ibu

Maryam dan bpk Tito informan suku

Jawa, bpk adat suku Jawa di Desa

Selaro (dusun 3 Desa Simpang

Bayat).

Gambar 27. Wawancara dengan bpk

Amran Soediono Rt Dusun II

Simpang Bayat.

Gambar 26. Wawancara dengan ibu

Sri Mah.

Page 144: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

128

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran

Dokumentasi penelitian wawancara dengan

informan suku Bali.

Gambar 28. wawancara dengan bapak

Gusti Aji Mangku, pemangku adat suku

Bali Kecamatan Bayung Lencir.

Gambar 30. wawancara dengan ibu Ni

Wayan Suparmi, istri ketua adat suku bali

Desa Simpang Bayat.

Gambar 29. Wawancara dengan

bapak I Ketut Murtawan, ketua adat

Desa Simpang Bayat.

Gambar 31. Wawancara dengan

bapak Kadek.

Page 145: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

129

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran

Dokumentasi tanaman dipekarangan

Gambar 32. Tanaman bunga yang

ada disekitar rumah

Gambar 33. Tanaman yang ada

disekitar rumah masyarakat Desa

Simpang Bayat.

Gambar 34. Tanaman kunyit dan

bayam yang ada disekitar rumah

masyarakat Desa Simpang Bayat

Gambar 35. Tanaman jahe yang ada

disekitar rumah masyarakat Desa

Simpang Bayat

Page 146: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

130

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Lampiran

Dokumentasi herbarium

Gambar 36. Beberapa spesimen

herbarium yang akan diidentifikasi.

Gambar 37. Beberapa spesimen

herbarium yang akan diidentifikasi.

Page 147: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

131

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Citra Yulia

Tempat, Tanggal Lahir : Muba,16 Mei 1998

Alamat Asal : Rt 006/Rw 002 Dusun II Simpang

Bayat, Kec. Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Prov. Sumatera Selatan

E-Mail : [email protected]

No Telp : 085266748571

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status :Mahasiswa

Golongan Darah : Ab+

Kewarganegaraan : Indonesia

Nama Orang Tua :

Ayah : Suyadi (Alm)

Ibu : Homida

Riwayat Pendidikan:

Formal

1. SD/MI, tahun lulus : SD N Simpang Bayat, 2012

2. SMP/ MTs, tahun lulus : SMP N 1 Bayung Lencir, 2014

3. SMA/MA, tahun lulus : SMA N 1 Bayung Lencir, 2016

Non Formal

1. Tk/Tpa Al-Hidayah

2. Sanggar Seni Harmony

Pengalaman Organisasi

1. Bph IMBL (Ikatan Ahasswa Bayung Lencir ) Co Seni Dan Pendidikan

2016-2017

Page 148: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

132

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 149: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

133

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 150: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

134

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 151: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

135

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 152: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

136

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 153: STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DALAM …

137

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi