39
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH: CHRISTINA MAYA SARI NIM. P.09071 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE

DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH:

CHRISTINA MAYA SARI

NIM. P.09071

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE

DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

CHRISTINA MAYA SARI

NIM. P.09071

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Christina Maya Sari

NIM : P.09071

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul karya Tulis Ilmiah :ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN

GASTRITIS EROSIVE DI RUANG CEMPAKA RS

PANTI WALUYO SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari saya dapat dibuktikan bahwa tugas Akhir ini

adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, April 2012

Yang Membuat Pernyataan

CHRISTINA MAYA SARI

NIM.P.09071

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:

Nama : Christina Maya Sari

NIM : P.09071

Program Studi : DIII KEPERAWATAN

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

NUTRISI PADA TN.S DENGAN DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI RUANG

CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di

Hari/Tanggal

Pembimbing : Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns

NIK . 201187065

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana
Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI

RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA.’’

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan ,S.Kep.,Ns , selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan, serta selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang

memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada

Surakarta, serta membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,

inspirasi, perasaan yang nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi

sempurnanya studi kasus ini.

3. Nurul Devi. A, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

daam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

daam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan Amin.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 5

C. Manfaat Penulisan ................................................................................ 6

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ....................................................................................... 7

B. Pengkajian ............................................................................................. 7

C. Perumusan Masalah Keperawatan ......................................................... 11

D. Perencanaan Keperawatan ..................................................................... 12

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

E. Implementasi Keperawatan ................................................................... 13

F. Evaluasi Keperawatan ........................................................................... 15

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................................... 17

B. Kesimpulan ........................................................................................... 29

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 LembarKonsultasiKaryaTulisIlmiah

Lampiran 2 SuratKeteranganSelesaiPengambilan Data

Lampiran 3 Loog Book KegiatanHarian

Lampiran 4 LembarPendelegasianPasien

Lampiran 5 Askep

Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium

Lampiran 7 HasilEndoskopi

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

BAB I

PENDAHULUAN

�� ����������� ��������

Berdasarkan catatan medik di rumah sakit Dokter Riyadi Semarang

diketahui bahwa dari 108 pasien yang datang dengan keluhan nyeri ulu hati, hanya

22 subyek (20,23%) yang sampai pada diagnosis definitife. Sedangkan 86 subyek

(79,62%) baru sampai anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta sebagian telah

dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dari 22 subyek dengan pemeriksaan

definitife, ternyata 7 subyek (31,81%) dengan diagnosis fungsional dan 15 subyek

(68,18%) dengan kelainan organik. Gambaran diagnosis definitife dengan

diagnosis medis beserta prosentase pada gastritis erosive sebesar 4 (18,18%)

(Noerhidajati dkk, 2011). Kira-kira 80-90% pasien yang dirawat diruang intensif

menderita gastritis erosive (Hirlan, 2004). Pada tahun 2004 gastritis menempati

urutan ke-9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit diseluruh

Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 (Wijoyo, 2009).

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.

Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai diklinik

karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan

histopatologi (Hirlan, 2006). Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya.

Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana terjadi

erosi atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem

pembuluh darah lambung atau duodenum; dapat terjadi secara akut atau

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

kronik. Ciri khas gastritis erosive adalah sembuh sempurna dan terjadi dalam

waktu yang relatif singkat. Oleh kerena itu, pemeriksaan endoskopi sebaiknya

dilakukan sedini mungkin. Biasanya mereda bila agen-agen penyebabnya dapat

dihilangkan. Intervensi medis yang dilakukan apabila keluhan tetap tidak hilang

dengan menghindari agen penyebab adalah dengan terapi farmakologis, meliputi

terapi cairan dan terapi obat (Wehbi, 2009). Terapi cairan, hal ini diberikan pada

fase akut untuk hidrasi pasca muntah yang berlebihan. Infeksi bakteri merupakan

penyebab lain yang dapat meningkatkan peradangan pada mukosa lambung.

Helicobacter pylori merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan

terjadinya gastritis. Prevalensi terjadinya infeksi oleh Helicobacter pylori

tergantung pada faktor usia yang menggambarkan semakin meningkatnya usia,

maka akan semakin meningkat pula rasio terjadinya infeksi Helicobacter pylory

pada lambung (Harris, 2007). Masuknya bakteri Helicobakter pylori ketika

seseorang mengonsumsi makanan yang secara tidak sengaja terdapat bakteri

helicobacter pyori (Muttaqin, 2011).

Nutrient merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.

Nutrien mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menyediakan energi untuk proses dan

pergerakan tubuh, menyediakan struktur material untuk jaringan tubuh seperti

tulang dan otot, serta mengatur proses tubuh (Kozier, 2004). Enam kategori zat

makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan

energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah

komponen yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan

mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

keseimbangan asam basa (Renata, 2006). Energi yang dihasilkan oleh nutrient

atau makanan disebut sebagai nilai kalori. Kalori sama dengan energi yang

digunakan untuk pembakaran. Jumlah kalori yang dihasilkan nutrient adalah 1 g

karbohidrat dan protein sama dengan 4 kkal dan 1 g lemak sama dengan 9 kkal.

Kebutuhan energi individu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kebutuhan energi

seseorang ketika istirahat disebut laju metabolisme basal (basal metabolic rate)

adalah energi yang diperlukan pada tingkat terendah fungsi seluler. Persamaan

umumnya digunakan untuk memperkirakan penggunaan energi basal (basal

energy expenditure) pada orang dewasa dan anak yang berusia lebih dari 6 tahun

ketika istirahat terlihat dalam kalkulasi penggunaan energi basal (BEE) pada

wanita: BEE = 655 + (9,6 x berat badan dalam kg) + (1,7 x tinggi badan dalam

cm) – (4,7 x umur dalam tahun) dan untuk pria: BEE = 66 + (13,7 x berat badan

dalam kg) + (5 x tinggi badan dalam cm) – (6,8 x umur dalam tahun). (Harris,

2007). Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status

nutrisi, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D. A adalah

pengukuran antropometrik (antropometrik measurements), B adalah data

biomedis (biochemical data), C adalah tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical

sign) dan D adalah diet (dietary) (Mubarak, 2007).

Secara anatomi-fisiologis, sistem pencernaan manusia memiliki beberapa

fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk menerima nutrient. Proses ini dimulai

dari mulut sampai dengan lambung yang merupakan alat penerima makanan yang

paling besar (reservoir). Fungsi pencernaan yang kedua adalah untuk

menghancurkan nutrient ke dalam bentuk molekul dengan ukuran yang cukup

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

kecil agar dapat mencapai dan memasuki aliran darah. Dengan demikian, molekul

tersebut dapat dengan mudah dikirim keseluruh jaringan. Fungsi pencernaan yang

ketiga adalah untuk membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna melalui

anus (Inayah, 2004).

Berdasarkan observasi penulis selama Studi Kasus di RS Panti Waluyo

Surakarta di ruang cempaka didapatkan data bahwa 1 pasien dari 14 pasien

mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan gastritis. Dengan

melihat latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk

mengangkat asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn. S

dengan gastritis erosive di ruang cempaka rumah sakit Panti Waluyo Surakarta.

�� ���������������

�� ����������

� ��������� ������ � ������ � �������� �������� ����� ����� � ����� ����������

����� ����������� ������������������ �������������

!� �������"������� �

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.S dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn.S

dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn.S dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.S dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan nutrisi

pada Tn.S dengan gastritis erosive.

�� ����������������

�� #����� ������

� ���������� � �������� � ���� ������ � ������� �������� �������

� � ��$����� ������ � �� ������� �������� � � ��$����� ���� � ������

�������������� ��������������%����& ���� � ��$������

!� #����'���������

� ������������� ��������������� ����������������� ���������������

� ������� �������������������������������������� �����

(� #����� �� �����" � ������

)���� ������ �������������� � ���� � � ��$����� � ����� ����� ��

� �� ������ � ��������������������

*� ���������� ������� ��

� �� �������� � � ������� � ������� ������ � ���&���� �����

� �� ������� ���� ���� �������� � � ��$����� ������ ���� ����� �������

� ����� �������������������������� �� �������� � �������� ������� ���

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien

Tanggal 2 April 2012 jam 12.05 WIB, didapat hasil identitas klien.

Klien bernama Tn. S, alamat jl. pajajaran no 1 rt 01/10 Sumber, umur 41

tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan swasta, pendidikan terakhir SMU,

beragama Islam, nomor rekam medik 176XXX. Tanggal masuk 30 Maret

2012 pukul 12.30 WIB. Dokter mendiagnosa Tn.S menderita gastritis.

Penanggung jawab terhadap Tn. S adalah Ny. S, umur 40 tahun, pekerjaan

swasta, alamat perak sangkal pulung, klaten. Hubungan dengan klien sebagai

adik��

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa atau pengkajian

yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan alloanamnesa

atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari

keluarga.

1) Riwayat Kesehatan Klien

Ketika dilakukan pengkajian, keluhan utama yang dirasakan klien

adalah lemas. Pada riwayat kesehatan sekarang, klien mengatakan tanggal 30

Maret 2012 pukul 10.00 WIB merasakan perutnya sakit dan ketika BAB feses

berwarna hitam. Klien tampak lemas dan merasakan mual, kemudian oleh

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

keluarga dibawa ke IGD RS Panti Waluyo Surakarta. Saat dilakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg,

suhu 36,40C, nadi 100 kali per menit, hemoglobin 6,1 g/dl. Ketika di IGD

klien mendapatkan terapi infuse Asering 20 tetes per menit, serta injeksi

intravena yaitu panzo 1x24 jam, fucoidan 1x24 jam, venofer 1x24 jam.

Kemudian klien dirawat di ruang cempaka RS Panti Waluyo Surakarta untuk

mendapatkan perawatan lebih lanjut serta mendapatkan tranfusi Packed Red

Cell (PRC) dan tranfusi darah. Riwayat penyakit dahulu, sebelumnya klien

pernah dirawat dirumah sakit 2 tahun yang lalu karena sakit yang sama, klien

mempunyai riwayat gastritis. Riwayat penyakit keluarga didapatkan ayah

klien mempunyai riwayat diabetes mellitus dan hepatitis, ibu klien

mempunyai riwayat tuberkolusis, kedua orang tua klien sudah meninggal.

2) Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional

Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon, pola aktivitas dan

latihan. Klien mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan aktivitas dilakukan

secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan aktivitasnya dibantu oleh

orang lain (skor 2) seperti berpakaian, mobilisasi, ambulasi, mandi, dan

makan. Pola nutrisi dan metabolik. Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x

sehari dengan menu nasi, jarang mengkonsumsi sayur dan lauk, satu porsi

selalu habis, sering telat makan, minum 6-8 gelas air putih dan ditambah teh

manis 2 gelas perhari. Selama sakit klien mengkonsumsi makan sesuai diit

yang diberikan oleh rumah sakit 3x sehari tetapi hanya menghabiskan

setengah porsi saja, merasa mual, tidak nafsu makan, minum hanya 4-5 gelas

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

air putih perhari. Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian

Antropomerti, Biochemical data, Clinical sign, Dietary (ABCD).

Antropometri diantaranya berat badan sebelum sakit 62 kg, berat badan selama

sakit 59 kg, tinggi badan 162 cm, IMT = 22,48 %. Biochemical data

didapatkan hasil hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematoktit 21,1

% (normal 35-45%), Clinical sign rambut kering, kusam. Turgor kulit kering,

berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir,

konjungtiva pucat, kuku telihat pucat. Dietary, sebelum sakit klien

mengatakan jika makan sayur nangka dan minum kopi perutnya akan sakit dan

merasa mual jadi klien menghindari untuk mengkonsumsi sayuran dan

minuman tersebut, klien mengatakan sering telat makan meskipun makan 3X

sehari karena merasa perut masih terasa kenyang. Selama sakit klien

mengatakan diit yang diberikan dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi,

klien mengatakan tidak nafsu makan. Pola kognitif dan perseptual, sebelum

sakit indra pendengaran, perabaan dan penciuman normal, klien menggunakan

alat bantu baca (+ 2) saat membaca. Selama sakit indra pendengaran, perabaan

dan penciuman tetap normal, klien merasa nyeri di bagian ulu hati, pengkajian

PQRST dilanjutkan hasilnya Provocate: iritasi mukosa lambung, Quallity:

seperti ditusuk-tusuk, Regio: procecus xipoideius (ulu hati), Scale: 3, Time:

hilang timbul.

3) Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penilaian

Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan

umum pasien baik, GCS E4M6V5, kesadaran composmentis (sadar penuh).

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 99

kali per menit, suhu 36,40 C, pernafasan 22 kali per menit. Pemeriksaan head

to toe didapatkan hasil kepala mesochephal, rambut kering, dan kusam. Mata,

simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva pucat. Hidung, tidak ada polip dan

sekret. Mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Telinga serumen sedikit

kering. Leher tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, nyeri tekan tidak ada,

kaku kuduk tidak ada. Hasil pemeriksaan paru inspeksi ekspansi dada kiri

dan kanan simetris, tidak ada penggunaan otot bantu nafas. Palpasi pada dada

vocal premitus kanan dan kiri sama. Perkusi, sonor disemua lapang paru.

Auskultasi suara nafas vesikuler. Pemeriksaan jantung didapatkan hasil

inspeksi ictus cordis jantung tidak tampak. Palpasi ictus cordis jantung teraba

di ICS ke 5. Hasil pemeriksaan fisik perkusi adalah pekak. Auskultasi

hasilnya normal yaitu tidak ada suara tambahan seperti gallop, murmur pada

BJ I dan BJ II. Inspeksi pada abdomen hasilnya abdomen tidak buncit,

umbilikus tidak menonjol. Auskultasi terjadi peningkatan peristaltic usus 30

kali per menit (normal 4-24 kali per menit). Perkusi hasilnya hipertympani

pada kuadran kiri bawah. Palpasi, ada nyeri tekan di procexus xipoeidius (ulu

hati) dengan skala 3. Ekstremitas atas kanan dan kiri tidak mengalami

oedema, infuse ekstremitas atas kanan. Ekstremitas bawah kanan dan kiri

tidak mengalami oedema.

4) Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan USG, dan pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan USG tanggal 1

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

april 2012, kesan: secara sonografi, ukuran hepar masih dalam batas normal

namun tampak hipoecholic kasar, cenderung kearah gambaran hepatitis (DD:

awal serosis hepatis), tidak tampak sumbatan / bendungan pada traktus

urunarius, tidak tampak kelainan organ-organ intra abdomen yang lainnya

secara sonografi. Pemeriksaan laboratorium tanggal 2 april 2012 hemoglobin

8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45 %),

eritrosit 2,35 juta/mm3 (normal 4,5-5,9 juta/mm

3), basofil 0,0 % (normal 0,2

%), eosinofil 2,2% (0,4 %), monosit 7,3 % (normal 0,7 %), MCH 26 pg

(normal 28-33 pg), MCHV 29 % (normal 32-36 %), trigliserida 54 mg/dl

(normal 450 mg/dl), kreatinin 0,80 mg/dl (0,9-1,3 mg/dl). Pemeriksaan

endoskopi tanggal 3 april 2012. Esophagus: mukosa dalam batas normal,

erosi (+), ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam

lambung (+). Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+),

ulkus (-). Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus

(-). Fundus dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+),

ulkus (-). Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd

part mukosa dalam batas

normal, erosi (-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive.

C. Daftar Perumusan Masalah Keperawatan

Dari data hasil pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan

analisa data kemudian membuat prioritas diagnosa keperawatan sesuai

dengan kegawatan yang dialami klien atau yang harus segera mendapatkan

penanganan karena apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan

masalah yang lain. Prioritas diagnosa keperawatan yang penulis angkat

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ketidak-

adekuatan intake nutrisi respons sekunder akibat nyeri, mual. Ditunjukkan

dengan data subjektif klien mengatakan nafsu makan berkurang, mual. Data

objektif berat badan sebelum sakit 62 kg, selama sakit 59 kg, hemoglobin 8,1

g/dl, hematokrit 21,1 %.

D. Perencanaan

Penulis akan membahas rencana keperawatan dengan tujuan: setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien akan

mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat, dengan kriteria hasil: klien

akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan

kebutuhan metabolik, membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi yang adekuat, nilai laboratorium dalam rentang normal yaitu

hemoglobin 12,1-17,6 g/dl, hematokrit 35-45%, klien akan mempertahankan

berat badan.

Intervensi atau rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnose

keperawatan NIC dan kriteria hasil NOC adalah pantau status nutrisi,

rasionalnya dapat mengetahui perbaikan nutrisi klien. Kaji pengetahuan klien

tentang intake nutrisi berkaitan dengan gastritis yang klien alami yaitu untuk

tidak mengkonsumsi makanan, sayuran, minuman, atau buah yang dapat

meningkatkan asam lambung, rasionalnya pembatasan asupan cairan saat

makan membantu mencegah distensi lambung. Jelaskan perlunya konsumsi

karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat,

rasionalnya distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

membantu mencegah distensi lambung sehingga selera makan meningkat.

Kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam hal memfasilitasi kenaikan berat badan

klien dan untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang

sesuai dengan kebutuhan klien, rasionalnya dengan berkonsultasi dapat

menentukan diet yang memenuhi asupan kalori dan nutrisi yang optimal.

E. Implementasi

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 2 April 2012

pukul 13.00 WIB adalah memantau status nutrisi klien. Respon subjektif:

klien mengatakan selama sakit mengkonsumsi diit dari rumah sakit. Respon

objektif: IMT 22,48 %, dalam rentang yang normal tetapi berat badan

mengalami penurunan. Mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi.

Respon subjektif: klien mengatakan sering telat makan, mual. Respon

objektif: klien tampak kooperatif. Menjelaskan perlunya konsumsi

karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat.

Respon subjektif: klien mengatakan bersedia diberi informasi perlunya

konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan bagi

kesembuhan klien. Respon objektif: klien tampak kooperatif. Memantau nilai

laboratorium. Respon subjektif: -, respon objektif: hemoglobin 8,1 g/dl

(normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 12,1 % (normal 35-45%).

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 3 April 2012

pukul 08.00 WIB adalah memberi pengetahuan kepada klien tentang intake

nutrisi berkaitan dengan gastritis yang klien alami yaitu untuk tidak

mengkonsumsi makanan, sayuran, buah, kopi, minuman beralkohol, rokok

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

karena dapat meningkatkan asam lambung. Respon subjektif: klien

mengatakan bersedia diberi pendidikan kesehatan. Respon objektif: setelah

diberi pendidikan kesehatan, klien mampu menyebutkan jenis makanan,

minuman, dan buah yang dapat meningkatkan asam lambung seperti: sayur

nangka, sawi, durian, kopi, minuman beralkohol, dan rokok. Mengkaji ulang

perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan

yang adekuat. Respon subjektif: klien mengatakan mengerti dan dapat

menyebutkan pentingnya mengkonsumsi karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat. Respon objektif: terpasang infus

Asering 20 tetes per menit. Berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan

memfasilitasi kenaikan berat badan klien serta untuk menetapkan kebutuhan

kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Respon

subjektif: klien mengatakan diit dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi,

tidak nafsu makan. Respon objektif: berat badan 59 kg. Memantau hasil

laboratorium. Respon subjektif:-. Respon objektif: Biochemical hemoglobin

10,5 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl). Memantau hasil endoskopi. Respon

subjektif: klien mengatakan baru pertama kali dilakukan tindakan endoskopi.

Respon objektif: Esophagus: mukosa dalam batas normal, erosi (+), ulkus

(+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam lambung (+).

Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).

Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Fundus

dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd

part mukosa dalam batas normal, erosi

(-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada

hari senin, 2 April 2012 jam 14.20 WIB, dengan menggunakan metode

SOAP yang hasilnya adalah subjektif klien mengatakan tidak nafsu makan.

Objektif klien tampak lemas, hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl),

hematokrit 21,1 % (normal 35-45 %), berat badan sebelum sakit 62 kg, berat

badan saat sakit 59 kg, terpasang Packed Red Cell 1 kolf (200 cc). Masalah

pemenuhuan kebutuhan nutrisi pada Tn.S belum teratasi. Tindakan

keperawatan dilanjutkan yaitu kaji intake nutrisi klien, kolaborasi dengan tim

gizi dalam pemberian diit yang tepat, pantau nilai laboratorium.

Tanggal 3 April 2012 pukul 13.45 WIB, subjektif klien mengatakan

nafsu makan berkurang, diit yang diberikan dari rumah sakit tidak langsung

dikonsumsi. Objektif Antropometri IMT = 22,48%. Biochemical data

hemoglobin 10,5 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl). Clinical sign turgor kulit

sedikit lembab, mukosa bibir tidak pecah. Dietary makan habis setengah

porsi. Hasil endoskopi Esophagus: mukosa dalam batas normal, erosi (+),

ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam lambung

(+). Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).

Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Fundus

dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).

Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd

part mukosa dalam batas normal, erosi

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

(-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive. Masalah keperawatan gangguan

pemenuhan kebutuhan nutrisi belum teratasi. Intervensi keperawatan

dilanjutkan, anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dapat

meningkatkan asam lambung, mengkonsumsi minuman beralkohol, dan

merokok. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, anjurkan klien

untuk mengkonsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, yang

berperan penting untuk proses penyembuhan klien.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada Asuhan

Keperawatan yang dilakukan tanggal 2-3 April 2012 di ruang cempaka rumah

sakit Panti Waluyo Surakarta. Prinsip pembahasan ini akan memfokuskan

kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan yaitu pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada Tn. S. Abraham maslow menjelaskan konsep dasar

kebutuhan manusia dalam kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan

paling dasar. Kebutuhan nutrisi (makanan) yaitu apabila nutrisi yang

diperlukan tidak diperoleh, maka tubuh akan menggunakan sumber-sumber

dari tubuh sendiri, sehingga keadaan gizi dalam tubuh menurun (Anonim,

2011). Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik dan anorganik yang terdapat

dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya

(Mubarak, 2007).

1. Pengkajian

Peran perawat dalam pengkajian nutrisi ialah untuk mengidentifikasi

masalah nutrisi, membuat rencana asuhan keperawatan, serta merencanakan

pendidikan kesehatan bagi klien, khususnya tentang nutrisi. Dengan

menggunakan pedoman tersebut, status nutrisi seseorang dapat dinilai,

melalui tanda-tanda status gizi yang normal. Tujuan dari mengkaji kebutuhan

16

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi

dan pengaruhnya terhadap status kesehatan, mengumpulkan informasi khusus

guna menetapkan rencana asuhan keperawatan terkait nutrisi, menilai

keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan kemungkinan untuk

memodifikasi asuhan tersebut, mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi

yang beresiko menyebabkan obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung,

hipertensi, mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Mubarak, 2007).

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn. S merupakan

gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi karena penyakit gastritis yang

dialami oleh klien. Memiliki ciri khas tersendiri terkait dengan penyakit yang

dialami, yaitu terjadi dalam waktu yang relatife singkat serta adanya rasa

nyeri tumpul di epigastrium, disertai dengan mual kadang-kadang dengan

muntah, dan rasa cepat kenyang (Wehbi, 2008; Tjokronegoro, 2004).

Karakteristik gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dialami

oleh klien adalah penurunan berat badan, meskipun berdasarkan nilai indeks

masa tubuh masih dalam rentang yang normal. Hal ini berbeda dengan nilai

indeks masa tubuh yang normal dikarenakan adanya penurunan konsumsi

makanan (Damanik, 2009).

Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada Tn.S dengan gastritis

erosive pada tanggal 2-3 April 2012 dengan metode autoanemnesa dan

alloanamnesa.

Data yang diperoleh penulis pada pengkajian riwayat keluhan utama

yang dirasakan klien adalah lemas, nyeri di ulu hati. Kondisi lemas

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

dikarenakan kurangnya konsumsi makanan sehingga kebutuhan nutrisi yang

dibutuhkan untuk aktivitas tidak tercukupi. Nyeri di ulu hati akibat perlukaan

pada lambung. Riwayat penyakit sekarang, klien datang dengan keluhan feses

berwarna hitam. Hasil pengkajian tentang pola nutrisi dan metabolisme

didapatkan selama sakit klien mengalami anoreksia, mual diakibatkan oleh

peningkatan asam lambung akibat adanya peradangan di saluran pencernaan

atas (Saryono, 2006). Diit yang dianjurkan rumah sakit adalah diit tinggi

karbohidrat tinggi protein (TKTP). Fungsi tinggi protein adalah mencegah

dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh (Sunita, 2004). Fungsi tinggi

karbohidrat adalah memberikan perlindungan terhadap kenaikan badan

(Michael J.G, 2009).

Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.S, yaitu tekanan darah 100/70

mmHg; nadi 99 kali per menit; pernafasan 22 kali per menit. Dalam hal ini

terjadi penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut nadi dari rentang

normal yang diharapkan (120/80 mmHg untuk tekanan darah dan nadi 60-80

kali per menit), terjadi karena sebagai respon gangguan pemenuhan nutrisi,

kemungkinan kekurangan vitamin K (Mubarak, 2007). Vitamin K dihasilkan

oleh sebagian besar tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi biologi

bahwa vitamin K dapat bertindak sebagai suatu karier elektron dalam

sejumlah rute khusus diantaranya sistem kardiovaskuler (Dinarto M, 2002).

Hasil auskultasi abdomen, peristaltik usus meningkat yaitu 30 kali per menit

(normal 4-24 kali per menit), hal ini sesuai dengan teori pada pengkajian

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

klien dengan gastritis erosive yaitu adanya peningkatan peristaltik usus

(Priyanto A & Puji lestari, 2008).

Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian Antropometri,

Biochemical data, Clinical sign, Dietary (Mubarak, 2007). Hasil

Antropometri berat badan selama sakit 59 kg, IMT 22,48% , interpretasi dari

perhitungan yang dimaksud digolongkan berdasarkan kriteria dari WHO yang

disesuaikan untuk regional Asia Pasifik IMT 18,5-22,9 % adalah normal

(Damanik, 2009). Biochemical data hasil dari hemoglobin 8,1 g/dl (normal

12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45%). kadar hemoglobin yang

menurun adalah indikator dari ketidakadekuatan nutrisi terhadap kebutuhan

tubuh dalam fungsi fisiologis (Saryono dkk, 2006). Clinical sign rambut

kering, kusam, konjungtiva pucat, turgor kulit kering, mukosa bibir pecah-

pecah pada sudut bibir, hal ini sesuai dengan teori dimana tanda-tanda klinis

tersebut muncul karena kekurangan protein, vitamin A, asam asetat, dan zat

besi yang berasal dari konsumsi makanan (Mubarak, 2007). Dietary, klien

menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung, sering telat

makan karena merasa masih kenyang, merasa nyeri, mual. Hal ini sesuai

dengan teori pada pengkajian adanya mual/muntah, riwayat diet yang menjadi

faktor gangguan nutrisi yaitu diet yang salah, asupan makanan yang tidak

adekuat, serta adanya riwayat medis pada klien yaitu gastritis erosive

(Priyanto, 2008; Mubarak, 2007). Berdasarkan hasil pengkajian nutrisi

A,B,C,D penulis mengambil kesimpulan pada Tn.S terjadi gangguan

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

pemenuhan kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan adanya penurunan berat

badan, hasil laboratorium dibawah normal, tanda-tanda klinis, dan anoreksia.

Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang mengarah ke

gastritis erosive. Pemeriksaan tersebut antara lain, Esophagus: mukosa dalam

batas normal, erosi (+), ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster:

hipersekresi asam lambung (+). Antum: mukosa tampak hiperemesis (+),

erosi multiple (+), ulkus (-). Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi

multiple (+), ulkus (-). Fundus dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+),

erosi multiple (+), ulkus (-). Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd

part

mukosa dalam batas normal, erosi (-), ulkus (-). Hal ini sesuai dengan teori

yang mengatakan bahwa pada klien gastritis erosive yang ditegakkan dengan

pemeriksaan endoskopi akan tampak erosi multiple yang biasanya sebagian

tampak berdarah dan letaknya tersebar, terkadang juga dapat dijumpai erosi

yang mengelompok pada satu daerah (Muttaqin A & Kumala S, 2011).

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon

individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang aktual

maupun potensial (NANDA cit Newfield et al, 2007). Perumusan diagnosa

keperawatan didasarkan pada batasan karakteristik yang muncul pada pasien

(Newfield et al, 2007). Perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus ini

didasarkan pada beberapa karakteristik yang muncul pada klien, yaitu data

subjektif, antara lain klien mengatakan nafsu makan berkurang, sehabis

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

mengkonsumsi sayuran yang dapat meningkatkan asam lambung maka klien

merasakan nyeri ulu hati, mual. Kondisi tersebut akan menimbulkan

terjadinya respon penurunan fungsi imun dan infeksi H.Pylory sehingga

menimbulkan peradangan lokal, erosi kecil, serta perdarahan (Wehbi, 2009).

Pada kasus yang dialami Tn.S terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan nutrisi adalah intake

nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik, ditunjukkan

dengan tanda dan gejala yang muncul yaitu mual, dan nyeri (NANDA, 2005).

3. Intervensi

Penentuan tujuan rencana tindakan seharusnya didasarkan pada prinsip

SMART (Subjective, Measurable atau dapat diukur, Achievable atau dapat

dicapai, Rational atau sesuai akal sehat, Time atau ada kriteria waktu

pencapaian) yang dilakukan oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi

yang adekuat dengan kriteria hasil: klien akan mengkonsumsi kebutuhan

nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, membuat

pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, nilai

laboratorium dalam batas normal, dan klien akan mempertahankan berat

badan.

Perencanaan keperawatannya sesuai dengan management pelaksanaan

kebutuhan nutrisi yaitu, kaji kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingakat aktivitas

dan kebutuhan metabolik untuk mengetahui keadekuatan zat gizi yang

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

dibutuhkan tubuh , membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

yang adekuat dengan tujuan pemberian asupan diet makanan dan cairan yang

seimbang, nilai laboratorium dalam batas normal yang menunjukkan status

gizi dalam batas normal, klien akan mempertahankan berat badan untuk

meminimalkan faktor yang dapat menimbulkan penyakit lainnya (Wilkinson,

2006; 319). Berdasarkan teori dan aplikasi pada Tn.S terdapat kesenjangan

yaitu Tn.S belum bisa membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan

metabolik karena waktu pencapaian yang diharapkan terlalu singkat.

Penyusunan intervensi dalam kasus ini tidak sepenuhnya sesuai dengan teori,

namun disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan klien.

4. Implementasi

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah

disusun. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari pertama

adalah memantau status nutrisi, untuk mengetahui perkembangan status nutrisi

yang dialami klien. Mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi. Hal ini

dikarenakan kurangnya pengetahuan klien tentang nutrisi terhadap kebutuhan

tubuh. Didapatkan hasil implementasi pada Tn.S hari pertama dan kedua berat

badan 59 kg, berat badan sebelum sakit 62 kg, nafsu makan klien berkurang,

IMT masih dalam rentang yang normal yaitu 22,48% (Damanik, 2009).

Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral,

dan cairan yang adekuat. Packed Red Cell (200 cc). Packed Red Cell banyak

mengandung nutrient yang diperlukan untuk menggantikan sel-sel darah yang

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

rusak dan sebagai sumber energi metabolik tubuh selama perbaikan sel

(Saryono, 2006). Memantau nilai laboratorium. Hemoglobin 8,1 g/dl (normal

12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45%). Nilai hemoglobin yang

rendah dipengaruhi karena kurangnya nutrisi dalam tubuh, hemoglobin

merupakan komponen utama yang berfungsi untuk menghantarkan nutrisi

dalam darah keseluruh tubuh. Pemeriksaan hematokrit menggambarkan

perbandingan prosentase antara sel darah merah dan sel darah putih dalam

100ml/dl keseluruhan darah dimana semakin tinggi prosentase hematokrit

berarti konsentrasi darah semakin kental dimana dalam darah terdapat nutrisi-

nutrisi dari asupan makanan (Sukawana, 2011).

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari kedua adalah

memberi pengetahuan kepada klien tentang intake nutrisi berkaitan dengan

gastritis yang klien alami yaitu untuk tidak mengkonsumsi makanan, sayuran,

buah, kopi, minuman beralkohol, dan rokok karena dapat meningkatkan asam

lambung (Sunita, 2004). Dalam hal ini pengetahuan klien akan diit makanan

yang sesuai dengan penyembuhan penyakit klien sudah terarah (Muttaqin A &

Kumala S, 2011). Mengkaji ulang perlunya cairan yang adekuat. infuse

Asering 20 tetes per menit. Infus asering berperan penting dalam perbaikan

kondisi nutrisi seseorang (Rachardian Dani, 2010-2011).

Memfasilitasi kenaikan berat badan klien dan kolaborasi dengan tim

ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang

sesuai dengan kebutuhan klien. Hal ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan

nutrisi klien. Memantau hasil laboratorium, hasil pemeriksaan laboratorium

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

pada hari kedua sudah meningkat. Memantau hasil pemeriksaan endoskopi.

Endoskopi adalah pemeriksaan histopatologi untuk mengetahui lokasi apakah

terdapat edema, erosi, maupun lesi (Mutaqqin A, 2011). Pemeriksaan

endoskopi dimaksudkan supaya pemberian terapi obat selanjutnya dapat

mempercepat proses penyembuhan. Terapi obat yang diberikan yaitu panzo

1x24 jam per intravena yang membantu menjaga keasaman asam lambung,

venofer 1x24 jam per intravena yang berfungsi dalam memperbaiki produksi

hemoglobin yang menurun pada anemia defisiensi Fe, fucoidan 100 1x24 jam

per oral yang membantu pemeliharaan kesehatan lambung, mucosta 3x8 jam

per oral indikasi untuk pengobatan gastritis.

5. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan selama dua hari sudah

dilakukan secara komprehensif dengan recana Asuhan Keperawatan

(Doengoes, 2000) serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya

didapatkan data hasil evaluasi keadaan pasien berdasarkan kriteria hasil, maka

gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada

Tn.S belum teratasi yaitu klien belum dapat mengkonsumsi kebutuhan nutrisi

sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, belum mampu

menentukan diit, nilai laboratorium masih dibawah normal, dan belum belum

ada pertambahan berat badan.

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

B. Simpulan dan Saran

1. Kesimpulan

a. Hasil pengkajian pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada

gastritis erosive adalah klien mengalami penurunan berat badan yaitu

berat badan sebelum sakit 62 kg dan berat badan selama sakit 59 kg,

penurunan hemoglobin pada pemeriksaan laboratorium sebesar 8,1

g/dl, mual, serta terjadi penurunan nafsu makan.

b. Diagnosa keperawatan pada Tn.S adalah gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi

respon sekunder akibat nyeri, mual.

c. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive selama 2x24 jam

dengan tujuan klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang

adekuat, kriteria hasil: klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi

sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, membuat

pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, nilai

laboratorium dalam batas normal, klien akan mempertahankan berat

badan. Perencanaanya yaitu pantau status nutrisi, kaji pengetahuan

klien tentang intake nutrisi yang berkaitan dengan gastritis erosive,

jelaskan pentingnya konsumsi nutrisi (karbohidrat, lemak, protein,

mineral, dan cairan) yang adekuat berdasarkan kebutuhan tubuh dan

proses penyembuhan, dan fasilitasi kenaikan berat badan dengan

berkolaborasi dengan tim ahli gizi.

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

d. Tindakan pada tanggal 2 dan 3 April 2012 pada Tn.S dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive adalah memantau

status nutrisi, mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi yang

berkaitan dengan gastritis erosive, menjelaskan pentingnya

mengkonsumsi nutrisi (karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan

cairan) yang adekuat berdasarkan kebutuhan tubuh dan proses

penyembuhan, memfasilitasi kenaikan berat badan dengan

berkolaborasi dengan tim ahli gizi.

e. Evaluasi dilakukan tanggal 3 April 2012 pukul 13.45 WIB pada Tn.S

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi belum tercapai yaitu

klien belum mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat

aktivitas dan kebutuhan metabolik, belum mampu menentukan diit,

nilai laboratorium masih dibawah normal, serta belum ada

pertambahan berat badan.

f. Analisa yang didapatkan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan

nutrisi gastritis erosive dalah status pemenuhan kebutuhan nutrisi klien

mengalami penurunan. Berdasarkan pengkajian nutrisi antropometri

didapatkan hasil IMT 22,48%, biochemical data didapatkan hasil

hemoglobin 8,1 g/dl, clinical sign klien rambut kering, kusam,

konjungtiva pucat, turgor kulit kering, mukosa bibir pecah-pecah pada

sudut bibir, dietary klien sering telat makan. Berdasarkan hasil

antropometri, IMT masih dalam batas yang normal tetapi dalam hal ini

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

terjadi penurunan berat badan yaitu berat badan sebelum sakit 62 kg,

dan berat badan selama sakit 59 kg.

2. Saran

a. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih

berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)

Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan

kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga

asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan

klien pada umummya dan pada klien dengan gastritis erosive secara

khusus.

c. Research selanjutnya

Lebih memperoleh data yang lebih akurat sebagai data dukung

penelitian selanjutnya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

d. Bagi penulis

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan

keperawatan selanjutnya pada pasien dengan gastritis erosive.

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Tingkat Kebutuhan Dasar Manusia. (online). (http://makalah-

pendidikan.com/2011/tingkatan-kebutuhan-dasar-manusia/,.diakses tanggal 20

April.

Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Doengoes, E.Marilyn, Marry F.M., & Alice CM. Geissler, 2000. Rencana Asuhan

Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasien, Edisi 3, Penerjemah I Made Kariasa, S.Kp, Penertbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), (2010), Informasi Spesialite Obat (ISO)

Indonesia, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.

Jonatan A.Lassa, (2009). Memahami Kebijakan Pangan dan Nutrisi di Indonesia.

Journal of NTT Studies.http://scholar.google.co.id/scholar=JURNAL+OF+

NTT+STUDIES+memahami+kebijakan+pangan+di+indonesiaTelusuri.

Diakses tanggal 16 April 2012 jam14.30 WIB.

Mubarak W, (2007), BUKU AJAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA;

Pemenuhan kebutuhan Nutrisi, EGC, Jakarta, 26-67.

Mutaqqin A, Kumala sari, (2011), GANGGUAN GASTROINTESTINAL;

Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Salemba medika, Jakarta,

hal 384-397.

Newfield, Susan A., Mithie D. Hinz, & Donna Scott T., (2007), Cox’s Clinical

Application of Nursing Diagnosis : adulth, chlid, women’s, mental health,

gerontic, and home health consideration, 5th

Ed., F.A Davis Company,

Philadelphia, hal 486-490.

Noerhidajati E., Izzudin, Djagat H., 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Amplifikasi Somatosensori Pada Penderita dengan Keluhan Nyeri

Ulu Hati. http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&assdt=0,5&q=jurnal+

faktor+yang+berhubungan+dengan+amplifikasi diakses tanggal 14 April

2012 jam 15.10 WIB.

Potter & Perry, (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, proses,

dan praktik, Vol 2, Penerjemah Komalasari, Skp, dkk, EGC, Jakarta, hal

1420-1465.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN · PDF fileLampiran 5 Askep Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium ... Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana

Priyanto A, Amk.,S.pd, Sri Lestari, (2008), PANDUAN ASUHAN

KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GASTRITIS EROSIVE, Salemba

Medika, Jakarta, hal 69-76.

Tjokronegoro A. Prof.dr. , dr. Utama H, (2004), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam;

gastritis, Gaya Baru, Jakarta, 127-131.

Saryono, Prastowo A, Mekar D.J., 2006. Perbedaan Kadar Albumin Plasma pada

Psien Sebelum dan Setelah Rawat Inap di rsud.DR Margono Soekarjo

Purwokerto. The Soedirman Journal of Nursing.http://scholar.google.

co.id/scholar=jurnal+keperawatan+soedirman+perbedaan+kadar+albumin

+plasma Diakses tanggal 14 April 2012 jam 14.30 WIB.

Wilkinson Judith M, (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawatan; Dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta.

Yanita, (2011). Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan 1. EGC, Jakarta, hal 1-

19.