20
Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal Splitzen Dengan Early Streamer Pada Bangunan Bertingkat Findal Darmaja, Amien Rahardjo Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424 Indonesia Email : [email protected] Abstrak Petir merupakan fenomena alam yang meluahkan muatan listrik arus dan tegangan dengan nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Ketika petir menyambar jalur tegangan rendah dekat dengan jalur distribusi pelanggan (rumah & industri), tegangan dan arus transien yang disebabkan oleh petir akan berdampak pada sistem kelistrikan di pelanggan (rumah & industri) dan dapat membuat kerusakan untuk peralatan tegangan rendah dan elektronik. Sistem proteksi sangat penting perannya dalam kehidupan kita, sehingga pemilihan sistem proteksi yang paling tepat sangat penting. Pada tahun 2014 telah dipasang suatu sistem proteksi petir early streamer pada bangunan daya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 dan 6. Karena isi bangunan yang berisikan alat-alat yang sangat penting maka diperlukan sistem proteksi yang terbaik untuk melindungi seluruh area bangunan ini. Perbandingan dari sistem proteksi splitzen dan early streamer akan memvariasikan tinggi dari terminal udara untuk mencapai area perlindungan yang paling efektif dengan pertimbangan ekonomis. Sistem proteksi early streamer hanya membutuhkan satu terminal udara merk Prevectron S6.60T setinggi 4 m untuk melindungi seluruh area bangunan, sedangkan sistem proteksi splitzen membutuhkan 12 terminal udara untuk melindungi seluruh area bangunan. Kata Kunci : Petir, Sistem Proteksi Petir, Eksternal, Splitzen, Non-Konvensional, Bola Bergurlir, Early Streamer Emission, Prevectron. Comparative Study of Splitzen External Lightning Protection System With Early Streamer In Multistory Building Abstract Lightning is a natural phenomenon that vomits electric charge current and voltage with a very large value in a very short time.. However, when lightning strikes low voltage lines close to distribution line customers (home & Industrial), the voltage and current transients caused by lightning will have an impact on the electrical system at the customers (home & industrial) and can make a damage for low voltage equipment and electronics. Lightning protection system have a big role in our life, so choosing the best lightning protection system is very important. In 2014 a early streamer lightning protection system was been installed on Lahendong geothermal power plant unit 5 & 6 power house building. Because of the important things inside this building, the best lightning Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal Splitzen Dengan Early Streamer Pada Bangunan Bertingkat

Findal Darmaja, Amien Rahardjo

Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 16424 Indonesia

Email : [email protected]

Abstrak

Petir merupakan fenomena alam yang meluahkan muatan listrik arus dan tegangan dengan nilai yang sangat

besar dalam waktu yang sangat singkat. Ketika petir menyambar jalur tegangan rendah dekat dengan jalur

distribusi pelanggan (rumah & industri), tegangan dan arus transien yang disebabkan oleh petir akan berdampak

pada sistem kelistrikan di pelanggan (rumah & industri) dan dapat membuat kerusakan untuk peralatan tegangan

rendah dan elektronik. Sistem proteksi sangat penting perannya dalam kehidupan kita, sehingga pemilihan

sistem proteksi yang paling tepat sangat penting.

Pada tahun 2014 telah dipasang suatu sistem proteksi petir early streamer pada bangunan daya Pembangkit

Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 dan 6. Karena isi bangunan yang berisikan alat-alat yang sangat

penting maka diperlukan sistem proteksi yang terbaik untuk melindungi seluruh area bangunan ini.

Perbandingan dari sistem proteksi splitzen dan early streamer akan memvariasikan tinggi dari terminal udara

untuk mencapai area perlindungan yang paling efektif dengan pertimbangan ekonomis. Sistem proteksi early

streamer hanya membutuhkan satu terminal udara merk Prevectron S6.60T setinggi 4 m untuk melindungi

seluruh area bangunan, sedangkan sistem proteksi splitzen membutuhkan 12 terminal udara untuk melindungi

seluruh area bangunan.

Kata Kunci : Petir, Sistem Proteksi Petir, Eksternal, Splitzen, Non-Konvensional, Bola Bergurlir, Early Streamer Emission, Prevectron.

Comparative Study of Splitzen External Lightning Protection System With Early Streamer In Multistory Building

Abstract

Lightning is a natural phenomenon that vomits electric charge current and voltage with a very large value in a

very short time.. However, when lightning strikes low voltage lines close to distribution line customers (home &

Industrial), the voltage and current transients caused by lightning will have an impact on the electrical system at

the customers (home & industrial) and can make a damage for low voltage equipment and electronics. Lightning

protection system have a big role in our life, so choosing the best lightning protection system is very important.

In 2014 a early streamer lightning protection system was been installed on Lahendong geothermal power plant

unit 5 & 6 power house building. Because of the important things inside this building, the best lightning

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 2: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

protection system is a must to protect the whole area of the building. The comparison of early streamer lightning

protection system with splitzen lightning protection system will vary the height of the air terminal to get the full

protection area with the economic consideration too. Prevectron S6.60T early streamer lightning protection

system only need one air terminal with 4 meter height to protect the whole area of the building, while splitzen

lightning protection system need twelve air terminal to protect the whole building.

Keywords : Lightning, Lightning Protection System, External, Splitzen, Non-Conventional, Rolling Sphere, Early Streamer Emission, Prevectron. Pendahuluan

Petir merupakan gejala alam yang kejadiannya tidak dapat dihindari, namun manusia diberi

kemampuan untuk memperkecil dampak bahaya yang ditimbulkan. Kemajuan telah

memungkinkan diterapkannya konsepsi sistem penangkal petir internal maupun eksternal

yang benar sehingga dapat menghindari terjadinya kerusakan di dalam maupun luar

bangunan.

Setiap pemasangan instalasi penangkal petir harus dilengkapi dengan gambar perencanaan

beserta keterangan, sehingga dapat dipakai sebagai pegangan untuk perancangan,

pemasangan, pengujian dan pemeliharaan instalasi. Pengamanan suatu bangunan terhadap

sambaran petir adalah dengan tersedianya suatu sistem yang direncanakan dan dilaksanakan

dengan baik, sehingga bila terjadi sambaran petir maka sarana inilah yang akan menyalurkan

arus petir ke dalam tanah dengan aman bagi manusia atau benda lainnya di luar ataupun di

sekitar bangunan.

Untuk itu, dalam skripsi ini, merupakan analisa suatu sistem proteksi pada bangunan terhadap

sambaran petir berdasarkan metode early streamer emission dan termina udara splitzen.

Masalah yang akan dibahas dibatasi dan difokuskan sebagai berikut :

1. Analisis perbandingan sistem proteksi eksternal splitzen dan early streamer.

2. Analisis perbandingan hanya pada terminal udara tembaga dengan terminal udara Early

Streamer Emission merk Prevectron tipe S6.60T

3. Analisa perhitungan dan desain menggunakan standar dari IEC 1024-1-1 dan IEC 62305

untuk sistem proteksi konvensional serta NF C 17-102 untuk sistem proteksi non-

konvensional.

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 3: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Fenomena Petir dan Sistem Penangkal Petir

Petir adalah sebuah cahaya yang terang benderang yang dihasilkan oleh tenaga listrik alam

yang terjadi diantara awan - awan atau awan ketanah. Sering terjadi bila cuaca mendung

atau badai. Petir merupakan peristiwa alam yaitu proses pelepasan muatan listrik (electrical

discharge) yang terjadi di atmosfer. Peristiwa pelepasan muatan ini akan terjadi karena

terbentuknya konsentrasi muatan – muatan positif dan negatif didalam awan ataupun

perbedaan muatan dengan permukaan bumi.

Ketinggian antara permukaan atas dan permukaan bumi pada awan dapat mencapai jarak

sekitar 8 km dengan temperatur bagian bawah sekitar 13°C dan temperatur bagian atas sekitar

-65°C. Akibatnya, didalam awan tersebut akan terjadi Kristal-kristal es. Karena didalam awan

terdapat angin ke segala arah, maka Kristal-kristal es tersebut akan saling bertumbukan dan

bergesekan sehingga terpisahkan antara muatan positif dan muatan negatif. Pemisahan

muatan inilah yang menjadi sebab utama terjadinya sambaran petir. Pelepasan muatan listrik

dapat terjadi didalam awan, antara awan dengan awan, dan antara awan dengan bumi

tergantung dari kemampuan udara dalam menahan beda potensial yang terjadi. Panjang kanal

petir bisa mencapai beberapa kilometer, dengan rata-rata 5 km. Kecepatan pelopor menurun

dari awan bisa mencapai 3% dari kecepatan cahaya. Sedangkan kecepatan pelepasan muatan

balik mencapai 10% dari kecepatan cahaya. Dimana besar kecepatan cahaya (c) adalah 3x106

km/s.

Proses terjadi petir terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

1. Pembentukan awan bermuatan

Terjadinya petir merupakan hasil dari proses pada atmosfer sehingga muatan terkumpul

pada awan. Terjadinya awan merupakan konsekuensi dari ketidakstabilan atmosfer bumi.

Energi sinar matahari menumbuk partikel udara dan akan memanaskan lapisan udara

bagian bawah yang akan menyebabkan berkurangnya kerapatan dan atmosfer menjadi

tidak stabil untuk gerakan keatas. Hal ini disebabkan tekanan atmosfer berkurang

sebanding dengan ketinggian yang akan mengakibatkan udara yang memuai akan

bergerak keatas.

Gerakan lapisan udara keatas akan menurunkan temperatur lapisan udara sehingga pada

ketinggian dan temperatur tertentu akan terbentuk uap air dan terbentuk titik-titik air yang

terkumpul membentuk awan. Dalam keadaan normal pada atmosfer bumi terdapat

sejumlah ion-ion positif dan negatif yang tersebar acak. Ion-ion ini terjadi karena

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 4: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

tumbukan atom, pancaran sinar kosmis dan energi thermis. Pada keadaan cuaca cerah

diudara terdapat medan listrik yang berarah tegak lurus kebawah menuju bumi. Setelah

munculnya medan listrik itu, butiran air yang terdapat diudara akan terpolarisasi karena

induksi. Bagian atas bermuatan negatif dan bagian bawah bermuatan positif. Dengan

demikian butiran air yang terdapat di awan akibat proses kondensasi akan terpolarisasi.

Didalam awan adakalanya terjadi pergerakan arus udara keatas membawa butir air yang

berat jenisnya rendah dengan kecepatan sekitar 30 sampai 40 m/s. Karena mengalami

pendinginan, butiran air ini akan membeku sehingga berat jenisnya membesar yang

mengakibatkan timbulnya gerakan udara kebawah dengan kecepatan cukup tinggi. Dalam

pergerakan didalam awan ini, pada permukaan bagian bawah butiran air timbul gaya tarik

terhadap ion-ion negatif yang mempunyai mobilitas rendah, sedangkan ion-ion positif

ditolak. Akibatnya pada butiran air ini terkumpul muatan negatif.

Gambar 1. Pembentukan awan petir

Butir-butir air yang besar akan membawa muatan negatif berkumpul di awan bagian

bawah, sedangkan butir-butir air yang lebih kecil yang bermuatan positif berkumpul di

awan bagian atas. Bersamaan terjadinya pengumpulan muatan, pada awan timbul medan

listrik yang intensitasnya semakin bertambah besar. Akibatnya gerakan kebawah butir-

butir air menjadi terhambat atau terhenti. Dengan terjadinya muatan pada awan bagian

bawah, di permukaan bumi terinduksi muatan yang berlawanan dengan muatan pada

awan bagian bawah. Akibatnya terbentuk medan listrik antara awan dengan permukaan

bumi. Apabila medan listrik ini melebihi kekuatan tembus udara terjadilah pelepasan

muatan.

2. Sambaran kebawah

Proses ionisasi pada awan petir tersebut akan menghasilkan medan listrik antara awan

petir dan bumi. Apabila medan listrik yang dihasilkan mencapai level tegangan putus

(breakdown voltage) sekitar 100 juta volt terhadap bumi, maka akan terjadi pelepasan

elektron dari awan petir ke bumi (Downward Leader). Pelepasan muatan elektron ini

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 5: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

pada umumnya berupa lidah-lidah petir yang bercahaya yang turun bertahap menuju

permukaan bumi dengan kecepatan rambat rata-rata 100-800 km/s. Untuk lebih jelasnya

perhatikan gambar dibawah ini.

3. Sambaran keatas

Terbentuknya sambaran kebawah (Downward Leader) dengan kecepatan yang tinggi ini

menyebabkan naiknya medan listrik yang dihasilkan antara ujung lidah petir tersebut

dengan permukaan bumi. Sehingga menyebabkan terbentuknya sambaran keatas (Upward

Leader) yang berasal dari puncak-puncak tertinggi dari permukaan bumi. Proses ini

berlanjut hingga keduanya bertemu disuatu titik ketinggian tertentu, yang dikenal dengan

titik sambar (Striking Point). Dengan demikian maka lengkaplah sudah pembentukan

kanal ionisasi antara awan petir dan bumi, dimana kanal ionisasi ini merupakan saluran

udara yang memiliki kondukitivitas yang tinggi bagi arus petir yang sesunggguhnya.

4. Sambaran balik

Sambaran balik (Return Stroke) merupakan arus petir yang sesungguhnya yang mengalir

dari bumi menuju awan petir melalui kanal ionisasi yang sudah terbentuk diatas. Oleh

karena kanal udara yang terionisasi ini memiliki konduktivitas yang tinggi, maka

kecepatan rambat arus petir ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan rambat

dari Step Leader, yaitu ± 20.000 – 110.000 km/s.

Sistem Proteksi petir eksternal menghindari bahaya langsung suatu sambaran petir pada

instalasi-instalasi peralatan yang terpasang di luar gedung/bangunan, di menara dan bagian-

bagian luar bangunan. Dalam hal ini termasuk juga perlindungan terhadap manusia yang

berada di luar gedung. Sistem proteksi petir eksternal pada dasarnya terdiri dari :

• Terminal udara (Air Terminal)

• Konduktor penyalur arus petir (Down Conductor)

• Pembumian (Grounding)

Dalam naskah ini yang digunakan adalah 2 jenis terminal udara splitzen dengan early

streamer,

a. Splitzen

Pengamanan bangunan terhadap sambaran kilat dengan menggunakan sistim penangkal

petir Franklin merupakan cara yang tertua namun masih sering digunakan karena

hasilnya dianggap cukup memuaskan, terutama untuk bangunan-bangunanyang beratap

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 6: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

runcing. Franklin Rod, adalah alat berupa kerucut tembaga dengan daerah perlindungan

berupa kerucut imajiner dengan sudut puncak 112°. Agar daerah perlindungan besar,

Franklin Rod dipasang pipa besi (dengan tinggi 1-3 meter). Semakin jauh dari Franklin

Rod semakin lemah perlindungan yang di dapatkan. Franklin Rod dapat dilihat berupa

tiang-tiang di bubungan atap bangunan. Sistem yang digunakan untuk mengetahui area

proteksi dari penyalur petir ini adalah dengan menggunakan sistim proteksi bola bergulir.

b. Early Streamer

Metode ini pertama kali dipatenkan oleh Gusta P. Carpart tahun 1931. Sebelumnya

seorang ilmuwan Hungaria, Szillard tahun 1941 pernah melontarkan gagasan untuk

menambahkan bahan radioaktif pada Franklin Rod guna meningkatkan tarikan pada

sambaran petir. Metode ini terdiri atas Franklin Rod dengan bahan radioaktif radium atau

sumber thorium sebagai penghasil ion yang dihubungkan ke pentanahan melalui

penghantar khusus. Sistem proteksi petir Early Streamer Emission adalah pendekatan

relative terbaru dalam penyelesaian masalah kerusakan instalasi petir, yang dilengkapi

dengan sistem Franklin Rod. Early Streamer Emission adalah terminal udara radioaktif

non-konvensional, tetapi banyak negara telah melarang hal ini, bahwasanya sumber

radioaktif yang posisinya dekat dengan bagian atas terminal membahayakan kesehatan.

Peralatan Early Streamer Emission non radioaktif yang banyak ditemukan adalah Pulsar

(dikembangkan oleh Helita, Perancis), Dynasphere (dikembangkan oleh Erico,

Australia), Prevectron (dikembangkan oleh Indelec, Perancis), dan EF (dikembangkan

EF International, Swiss).

Frekuensi Sambaran Petir Penggunaan standar IEC 1024-1-1 memberikan cara perhitungan dengan menggunakan data

hari guruh, data ukuran bangunan, area proteksi, frekuensi sambaran langsung setempat (Nd),

dan frekuensi sambaran tahunan (Nc) yang diperbolehkan pada struktur, dengan terlebih

dahulu menghitung kerapatan sambaran ke tanah (Ng).

Kerapatan sambaran petir ke tanah (Ng) dipengaruhi oleh hari guruh rata-rata per tahun (Td)

di daerah tersebut. Dikarenakan berada pada daerah dataran tinggi sekitar diambil hari guruh

rata-rata per tahun sebesar 169 dan tingkat kerawanan petir tinggi.

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 7: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Tabel 1. Jumlah hari guruh daerah Minahasa

Bulan Jumlah Hari

Januari 18

Februari 12

Maret 20

April 21

Mei 14

Juni 12

Juli 2

Agustus 11

September 9

Oktober 20

November 18

Desember 12

Total Hari Guruh 169

Maka kerapatan sambaran petir ke tanah (Ng) dapat dihitung dengan persamaan :

Ng = 4. 10-2. Td1.26

Ng = 4. 10-2. 1691.26

Ng = 25,67 sambaran per km2 per tahun

Untuk luas daerah yang masih memiliki angka sambaran petir sebesar Nd, maka :

Ae = ab + 6h(a+b) + 9πh2

Ae = 2268 + 8910 + 6358,5

Ae = 17536,5 m2

Sedangkan untuk memperhitungkan jumlah rata-rata frekuensi sambaran petir langsung per

tahun (Nd) dapat dicari dengan persamaan :

Nd = Ng x Ae x 10-6

Nd = 25,67 x 17536,5 x 10-6

Nd = 0,45 sambaran petir per tahun

Dengan :

a = Panjang atap gedung (m).

b = Lebar atap gedung (m).

h = Tinggi atap gedung (m).

Td = Hari guruh rata-rata pertahun.

Ng = Kerapatan sambaran petir ke tanah (sambaran/km2/tahun).

Ae = Luas daerah yang masih memiliki angka sambaran petir sebesar Nd (km2).

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 8: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Nd = Frekuensi sambaran petir langsung per tahun.

Nc = Frekuensi sambaran petir tahunan setempat yang diperbolehkan ketetapan (10-1).

Penentuan tingkat proteksi pada bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan Nc dilakukan

sebagai berikut :

a. Jika Nd ≤ Nc tidak perlu sistem proteksi petir.

b. Jika Nd > Nc diperlukan proteksi petir.

Dikarenakan dalam perhitungan didapatkan Nd > Nc diperlukan proteksi petir, maka nilai

efisiensi :

E ≥ 1 - !"!"

E ≥ 1 - !,!!,!"

E ≥ 1 – 0,22

E ≥ 77,77%

Dengan :

E = Efisiensi sistem proteksi petir.

Nd = Frekuensi sambaran petir langsung per tahun.

Nc = Frekuensi sambaran petir tahunan setempat yang diperbolehkan.

Dimana hubungan antara nilai E dengan tingkat proteksi sebagai berikut,

Tabel 2. Efisiensi sistem proteksi petir

Tingkat Proteksi Efisiensi

I 95% < E ≤ 98%

II 90% < E ≤ 95%

III 80% < E ≤ 90%

IV 0% < E ≤ 80%

Apabila nilai efisiensi berada pada nilai di E < 0% maka tidak perlukan sistem proteksi petir

sama sekali. Sedangkan apabila nilai efisiensi mencapai E > 98% berarti diperlukan sistem

proteksi petir tingkat I dengan penambahan alat proteksi.

Dengan demikian nilai E sebesar 77,77% berada pada tingkat proteksi IV dengan nilai di

antara 0% - 80%. Oleh karena itu tingkat proteksi yang sesuai dengan bangunan daya pada

pembangkit listrik tenaga panas bumi di Lahendong adalah tingkat proteksi IV.

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 9: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Taksiran Resisko

Suatu Instalasi proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari suatu bangunan,

termasuk manusia dan peralatan yang ada di dalamnya terhadap bahaya dan kerusakan akibat

sambaran petir. Berikut ini akan dibahas cara penentuan besarnya kebutuhan bangunan akan

proteksi petir menggunakan standar Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir (PUIPP) dan

National Fire Protection Association (NFPA) 780.

a. Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir (PUIPP)

Besarnya kebutuhan tersebut ditentukan berdasarkan penjumlahan indeks-indeks tertentu

yang mewakili keadaan bangunan di suatu lokasi dan dituliskan sebagai :

R = A + B + C + D + E

Dengan :

R = Perkiraan Bahaya Petir

A = Penggunaan dan Isi Bangunan

B = Konstruksi Bangunan

C = Tinggi Bangunan

D = Situasi Bangunan

E = Pengaruh Kilat

Tabel 3. Indeks A : Bahaya Berdasarkan Penggunaan dan Isi

Penggunaan dan Isi Indeks A

Bangunan biasa yang tidak perlu diamankan baik bangunan maupun isinya. -10

Bangunan dan isinya jarang dipergunakan, misalnya di tengah sawah atau

ladang, menara atau tiang dari metal.

0

Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal, misalnya

rumah tinggal, industri kecil atau stasiun kereta api.

1

Bangunan atau isinya cukup penting, misalnya menara air, barang-barang

berharga, dan kantor pemerintah.

2

Bangunan yang berisi banyak sekali orang, misalnya bioskop, sarana

ibadah, sekolah, dan monumen sejarah yang penting.

3

Instalasi gas, minyak atau bensin, dan rumah sakit. 5

Bangunan yang mdah meledak dan dapat menimbulkan bahaya yang tidak

terkendali bagi sekitarnya, misalnya instalasi nuklir.

15

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 10: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Tabel 4. Indeks B : Bahaya Berdasarkan Konstruksi Bangunan

Tabel 5. Indeks C : Bahaya Berdasarkan Tinggi Bangunan[2]

Tabel 6. Indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi Bangunan

Konstruksi bangunan Indeks B

Seluruh bangunan terbuat dari logam dan mudah menyalurkan listrik. 0

Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangka besi dengan atap

logam.

1

Bangunan dengan konstruksi beton bertulang, kerangka besi, dan atap

bukan logam.

2

Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3

Tinggi bangunan sampai dengan …. (m) Indeks C

6 0

12 2

17 3

25 4

35 5

50 6

70 7

100 8

140 9

200 10

Situasi bangunan Indeks D

Di tanah datar pada semua ketinggian. 0

Di kaki bukit sampai mencapai 1000 meter di atas permukaan laut. 1

Di puncak gunung atau pegunungan yang lebih dari 1000 meter dari

permukaan laut.

2

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 11: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Tabel 7. Indeks E : Bahaya Berdasarkan Pengaruh Kilat/Hari Guruh[2]

Dengan memperhatikan keadaan di tempat yang hendak dicari tingkat resikonya dan

kemudian menjumlahkan indeks-indeks tersebut diperoleh suatu perkiraan bahay yang

ditanggung bangunan dan tingkat pengamanan yang harus diterapkan.

Tabel 8. Indeks R : Perkiraan Bahaya Sambaran Petir Berdasarkan PUIPP

Maka untuk bangunan daya pada PLTPB Lahendong tersebut diperoleh indeks-indeks berikut

:

1) Jenis bangunan berdasarkan indeks A (tabel 3) adalah “Instalasi gas, alat-alat

pembangkit listrik, minyak atau bensin, dan rumah sakit” dengan nilai 5.

2) Jenis bangunan berdasarkan indeks B (tabel 4) adalah “Bangunan dengan konstruksi

beton bertulang, kerangkan besi dan atap bukan logam” dengan nilai 2.

3) Jeni bangunan berdasarkan indeks C (tabel 5) adalah “Bangunan dengan tinggi sampai

17 meter” dengan nilai 3.

4) Jenis bangunan berdasarkan indeks D (tabel 6) adalah “Berada di tanah datar pada

semua ketinggian” dengan nilai 0.

Hari guruh per tahun Indeks E

2 0

4 1

6 2

8 3

16 4

32 5

64 6

128 7

256 8

R Perkiraan bahaya Pengamatan

<11 Diabaikan Tidak perlu

11 Kecil Tidak perlu

12 Sedang Dianjurkan

13 Agak besar Dianjurkan

14 Besar Sangat dianjurkan

14< Sangat besar Sangat perlu

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 12: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

5) Berdasarkan banyaknya hari guruh sampai 256 (tabel 7) maka nilai indeks E adalah 8.

Perkiraan bahaya sambaran petir diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai dari indeks di

atas sesuai dengan rumus dan di peroleh :

R = A + B + C + D + E

R = 5 + 2 + 3 + 0 + 8

R = 18

Maka besarnya kebutuhan akan instalasi proteksi petir sesuai dengan tabel 8 adalah sangat besar, sehingga sangat di perlukan pengamanan. b. National Fire Protection Association (NFPA) 780

Cara penentuan yang digunakan pada standar NFPA 780 hampir sama dengan cara yang

digunakan pada PUIPP yaitu dengan menjumlahkan sejumlah indeks yang mewakili

keadaan lokasi bangunan kemudian hasil penjumlahan dibagi dengan indeks yang

mewakili isokeraunic level di daerah tersebut.

Secara matematik dituliskan sebagai :

R = !!!!!!!!!

!

Dengan :

R = Perkiraan bahaya petir

A = Jenis struktur

B = Jenis Konstruksi

C = Lokasi bangunan

D = Topografi

E = Penggunaan dan isi bangunan

F = Isokeraunik level

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 13: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Tabel 9. Indeks A : Jenis Struktur Bangunan

Tabel 10. Indeks B : Jenis Konstruksi Atap

T

a

b

e

l

3

Jenis Struktur Indeks A

Rumah kediaman yang kurang dari 465 m2 1

Rumah kediaman yang lebih dari 465 m2 2

Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan ketinggian kurang dari 15

meter

- Melingkupi area kurang dari 2323 m.

- Melingkupi area lebih dari 2323 m.

3

5

Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi 15-23 meter 4

Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi 23-46 meter 5

Perumahan, kantor atau bangunan pabrik dengan tinggi lebih dari 46

meter.

8

Kantor pelayanan milik pemerintah misalnya pemadam kebakaran, kantor

polisi dan perusahaan air minum.

7

Hangar pesawat terbang 7

Pembangkit listrik dan central telepon 8

Menara air dan coolingtower 8

Perpustakaan, museum, dan bangunan bersejarah 8

Bangunan pertanian 9

Tempat bernaung di daerah rekreasi 9

Bangunan yang berisi banyak orang misalnya sekolah, tempat ibadah,

bioskop, dan stadion olahraga

9

Struktur yang ramping dan tinggi misalnya cerobong asap, menara

pengawas dan mercu suar

10

Rumah sakit, penampungan para lansia dan penyandang cacat 10

Bangunan tempat membuat dan menyimpan bahan berbahaya misalnya zat

kimia

10

Kerangka Struktur Jenis Atap Indeks B

Bukan Logam Kayu

Campuran asphalt, ter atau genteng

Logam yang tidak saling terhubung

Logam yang terhubung secara elektrik

5

3

4

1

Kayu Kayu

Campuran asphalt, ter atau genteng

Logam yang tidak saling terhubung

Logam yang terhubung secara elektrik

5

3

4

2

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 14: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Tabel 11. Indeks C : Lokasi Bangunan

Tabel 12. Indeks D : Topografi[8]

Tabel 13. Indeks E : Penggunaan dan Isi Bangunan[8]

Lokasi bangunan Indeks C

Bangunan dalam area bangunan yang lebih tinggi - Bangunan kecil, melingkupi area kurang dari 929 m2

- Bangunan besar, melingkupi area lebih dari 929 m2

1

2

Bangunan dalam area bangunan yang lebih rendah - Bangunan kecil, melingkupi area kurang dari 929 m2

- Bangunan besar, melingkupi area lebih dari 929 m2

4

5

Struktur diperpanjang sampai 15,2 m di atas permukaan tanah 7

Struktur diperpanjang sampai lebih dari 15,2 m di atas permukaan tanah 10

Lokasi Indeks D

Pada tanah datar 1

Pada sisi bukit 2

Di atas puncak bukit 4

Di atas puncak gunung 5

Penggunaan dan Isi Bangunan Indeks E

Bahan yang tidak mudah terbakar 1

Perabotan rumah tangga 2

Perlengkapan atau perabotan biasa 2

Temak piaraan 3

Bangunan berisi sedikit orang (kuran dari 50 orang) 4

Bahan yang mudah terbakar 5

Bangunan berisi banyak orang (50 orang atau lebih) 6

Bahan yang mudah terbakar 5

Bangunan berisi banyak orang (50 orang atau lebih) 6

Peralatan atau barang berharga 7

Pelayanan umum seperti pemadam kebakaran dan kantor polisi 8

Gas atau cairan yang mudah meledak 8

Peralatan operasi yang sensitive 9

Benda bersejarah 10

Peledak dan bahan pembuatnya 10

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 15: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Tabel 14. Indeks F : Isokeraunik Level[8]

Tabel 15. Perkiraan Bahaya Sambaran Petir Berdasarkan NFPA 780[8]

Maka untuk bangunan tersebut diperoleh indeks-indeks sebagai berikut :

1) Jenis bangunan berdasarkan indeks A (tabel 9) adalah “Pembangkit listrik dan Central

telepon” dengan nilai 8.

2) Jenis bangunan berdasarkan indeks B (tabel 10) adalah “Beton bertulang dengan

logam yang tidak saling terhubung” dengan nilai 4.

3) Jenis bangunan berdasarkan indeks C (tabel 11) adalah “Struktur diperpanjang sampai

15,2 m di atas permukaan tanah” dengan nilai 7.

4) Jenis bangunan berdasarkan indeks D (tabel 12) adalah “Pada tanah datar” dengan

nilai 1.

5) Jenis bangunan berdasarkan indeks E (tabel 13) adalah “Peralatan operasi yang

sensitif” dengan nilai 9.

6) Berdasarkan banyaknya hari guruh (IKL) lebih dari 70, maka nilai indeks F (tabel 14)

adalah 1.

Isokeraunik Level Indeks F

0-5 9

6-10 8

11-20 7

21-30 6

31-40 5

41-50 4

51-60 3

61-70 2

Lebih dari 70 1

R Pengamanan

0-2 Tidak perlu

2-3 Dianjurkan

3-4 Dianjurkan

4-7 Sangat dianjurkan

Lebih dari 7 Sangat perlu

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 16: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Perkiraan bahaya sambaran petir diperoleh dengan menjumlahkan seluruh nilai dari indeks di

atas sesuai dengan rumus dan diperoleh :

R = !!!!!!!!!!

R = !!!!!!!!!!

R = 29

Maka besarnya kebutuhan akan instalasi proteksi petir sesuai dengan tabel 15 adalah sangat

diperlukan sekali pengamanan pada gedung daya bertingkat 2 di PLTPB Lahendong.

Analisa Perbandingan Sistem Proteksi Eksternal Splitzen dengan Early Streamer

a. Sistem Proteksi Early Streamer

Luas area yang dilindungi oleh pemasangan terminal udara early streamer dipengaruhi oleh

selisih waktu pelepasan upward leader antara terminal udara early streamer dan terminal

udara konvensional (∆T) dan juga tinggi objek ukur dari ujung terminal udara early streamer

(h). Tinggi objek dari ujung terminal udara ini dipengaruhi oleh tinggi dari terminal udara

yang dipasang (He), dengan tinggi gedung (Hg) yang tetap yaitu 15 m, sehingga hubungan

ketiganya dapat dituliskan,

h = He + Hg

Dalam menentukan tinggi pemasangan terminal udara harus memperhatikan beberapa hal,

yaitung tinggi minimum terminal udara 2 m dan kontrusksi pemasangan terminal udara kokoh

dari terpaan angin kencang. Dengan menggunakan penangkap petir Prevectron tipe S6.60T

pada sistem proteksi eksternal gedung daya di PLTPB Lahendong ini menggunakan tingkat

proteksi IV. Analiss area perlindungan dengan perancangan terminal udara Prevectron S6.60T

akan di variasikan berdasarkan tinggi dari terminal udara dan dimodelkan secara 3 dimensi

dengan perangkat lunak SketchUp tanpa skala (ukuran sesungguhnya). Perthitungan area

yang dilindungi dilakukan dengan cara menghitung nilai radius proteksi tiap lantai sesuai

dengan standar NF C 17-102. Variasi ketinggian terminal udara adalah 2 m, 4 m, dan 10 m

yang dilakukan di tiga titik yang menggambarkan tiap titik lantai. Terminal udara di pasang di

tengah atap untuk mencapai area perlindungan maksimum pada bangunan yang sangat

panjang.

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 17: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Gambar 2. Pengaruh tinggi ESEAT terhadap tinggi total

Dari variasi tinggi ESEAT dengan ∆T 60 µs didapat berbagai skema daerah perlindungan.

Seluruh skema daerah perlindungan tersebut sebagai berikut, Tabel 4.6 Ringkasan variasi tinggi ESEAT

Dari hasil tersebut maka penggunaan terminal udara early streamer dengan merk Prevectron

S6.60T yang di pasang pada bangunan daya PLTPB Lahendong paling cocok menggunakan

tinggi 4 m.

b. Sistem Proteksi Splitzen

Sedangkan jika dirancang menggunakan penangkal petir splitzen, maka akan dilakukan

juga variasi ketinggian dari terminal udara (He) yang akan digunakan. Tinggi dari

Terminal udara yang akan di perhitungkan adalah 1,5 m, 3 m, dan 5 m pada bangunan

setinggi 15 m (Hg). Variasi ketinggian dari terminal udara akan memberikan variasi jarak

maksimum yang diperbolehkan antar terminal udara untuk tetap mencapai daerah

perlingungan yang maksimal dalam tingkat proteksi petir IV.

He

(m) ∆T (µs)

Seluruh bagian

gedung terlindungi? Kelebihan Kekurangan

2 60 Tidak Pemasangan mudah,

biaya rendah.

Tidak melindungi

seluruh bagian

gedung

4 60 Ya

Seluruh bagian

gedung terlindungi

tanpa berlebihan.

-

10 60 Ya Seluruh bagian

gedung terlindungi

Melindungi

berlebihan

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 18: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

Gambar 3. Konstruksi dasar sistem proteksi konvensional

Dari variasi ketinggian terminal udara splitzen didapat berbagai skema daerah perlindungan.

Seluruh skema daerah perlindungan tersebut sebagai berikut, Tabel 4.9 Ringkasan variasi tinggi terminal udara splitzen

Dari hasil analisis itulah paling aman untuk menggunakan terminal udara konvensional 1,5

meter.

Perhitungan Perbandingan Harga Sistem Proteksi Splitzen Dengan Early Streamer

• Early Streamer No. Spesifikasi Produk Jumlah Satuan Harga Satuan

(Rp)

Harga total

(Rp)

1. Terminal udara

Prevectron Tipe S6.6

1 Unit 25.500.000 25.500.000

2. Kawat BC 50mm2 35 Meter 40.000 1.400.000

3. Elektroda pentanahan 1 Batang 750.000 750.000

4. Material bantu kerja 1 Lot 4.000.000 4.000.000

Jumlah 31.650.000

PPn 10% 3.165.000

Total Biaya 34.815.000

He (m) Seluruh bagian gedung

terlindungi? Kelebihan Kekurangan

1,5 Ya Seleruh gedung

terlindungi dengan aman

Membutuhkan

banyak terminal

udara

3 Ya Gedung terlindungi Rawan terjadi

kegagalan proteksi

5 Tidak

Menggunakan sedikit

terminal udara, biaya

lebih rendah

Gedung tidak

semuanya

terlindungi

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 19: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

• Splitzen

No. Spesifikasi Produk Jumlah Satuan Harga Satuan

(Rp)

Harga Total

(Rp)

1. Terminal udara tembaga 12 Batang 150.000 1.800.000

2. Kawat BC 50mm2 218 Meter 40.000 8.720.000

3. Elektroda pentanahan 10 Batang 750.000 7.500.000

4. Material bantu kerja 1 Lot 7.000.000 7.000.000

Jumlah 25.020.000

PPn 10% 2.502.000

Total Biaya 27.522.000

Ringkasan Hasil Anaslisis Perbandingan Proteksi Petir Splitzen Dengan Early Streamer

Kesimpulan

- Sistem Proteksi Splitzen

Sistem proteksi Splitzen membutuhkan 12 terminal udara berbahan tembaga setinggi 1,5

m tiap batang untuk mencapai perlindungan gedung yang menyeluruh dan maksimal.

Membutuhkan 218 m kawat BC dan 10 batang pentanahan, dengan estimasi biaya yang

dibutuhkan untuk instalasi sistem proteksi ini sebesar Rp 27.522.00,00.

- Sistem Proteksi Non-Konvensional

Pada sistem proteksi Early Streamer hanya dibutuhkan satu terminal udara early

streamer emission dengan merk Prevectron tipe S6.60T berbahan stainless steel setinggi

4 m dapat melindungi seluruh area bangunan mencapai radius proteksi 114,78 m pada

Splitzen Early Streamer

Terminal Udara 12 batang (1,5 m) 1 batang (4 m)

Kawat BC 218 meter 35 meter

Pentanahan 10 batang 1 batang

Instalasi Mudah Sangat mudah

Perawatan Perawatan berkala Bebas perawatan

Estetika Merusak Indah

Harga Rp 27.522.000,00 Rp 34.815.000,00

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016

Page 20: Studi Perbandingan Sistem Proteksi Petir Eksternal

dasar bangunan. Kawat BC diperlukan sepanjang 35 m dan hanya satu batang

pentanahan, dengan estimasi biaya Rp 34.815.000,00.

- Sistem proteksi Early Streamer dinilai lebih baik dan tepat untuk digunakan pada

bangunan daya PLTPB Lahendong Unit 5 dan 6 dikarenakan dengan harga yang tidak

terlalu berbeda jauh dengan sistem proteksi Splitzen, tetapi sistem proteksi Early

streamer mampu memberikan area perlindungan yang lebih luas apabila diperlukan

sewaktu-waktu. Instalasi yang lebih mudah serta bahan yang lebih tahan lama membuat

instalasi dan perawatan jauh lebih mudah, serta cenderung tidak merusak estetika gedung

karena hanya diperlukan satu terminal udara saja.

Daftar Acuan [1] Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Perencanaan Penangkal petir, Departemen

Pekerjaan Umum, 1987.

[2] Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir

(PUIPP) untuk bangunan di Indonesia. (1983). Hal. 17. Cetakan Pertama.

[3] IEC 1024-1-1. (1998). International Standard : Protection of Structure against Lightning Part

I : General Principle, Section 1 : Guide B-Design, Instalation, Maintenance, and Inspection of

Lightning Protection System.

[4] IEC 62305. (1983). Protection against lightning.

[5] Indelec, Prevectron Lightning Conductor, Brochure.

[6] Garniwa MK, Iwa. (1998). Analisis Distribusi Arus, Intensitas Medan Magnet dan Tegangan

Induksi pada Sistem Penangkal Petir di Gedung Bertingkat. Jakarta : Universitas Indonesia.

[7] Hasse, Peter. Dr –Ing. (2001). Characteristics of Direct Strike Lightning Events and Risk

Assestment. Las Vegas : Institution of Engineering and Technology.

[8] National Fire Protection Association, (2014). Lightning Protection Code/NFPA 780.

[9] NF C 17-102, (1995). Protection of Structures and Open Areas Against Lightning Using Early

Streamer Emission Air Terminals.

[10] Panitia Revisi PUIL 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 04-

0225-2000, Yayasan PUIL, Jakarta.

[11] Setiabudy, Rudy. (2007). Pengukuran Besaran Listrik. Jakarta : Universitas Indonesia.

[12] https://ikkholis27.wordpress.com/2013/11/12/sambaran-petir/, internet, di akses pada 25 Mei

2016.

[13] http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Sestama/Humas/, internet di akses pada 17 Mei 2016.

Studi perbandingan ..., Findal Darmaja, FT UI, 2016