42
SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN HIJAUAN SORGHUM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT TUBUH, KONSUMSI RANSUM DAN KONVERSI RANSUM SAPI POTONG LOKAL (Skripsi) Oleh WAYAN PENTA HERTAWAN JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

  • Upload
    others

  • View
    48

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGANHIJAUAN SORGHUM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT

TUBUH, KONSUMSI RANSUM DAN KONVERSIRANSUM SAPI POTONG LOKAL

(Skripsi)

Oleh

WAYAN PENTA HERTAWAN

JURUSAN PETERNAKANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

ABSTRAK

SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGANHIJAUAN SORGHUM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT

TUBUH, KONSUMSI RANSUM DAN KONVERSIRANSUM SAPI POTONG LOKAL

Oleh

Wayan Penta Hertawan

Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari tingkat substitusi sorghum sebagaibahan pakan masa depan untuk menggantikan tebon jagung terhadap konsumsiransum, pertambahan bobot tubuh (PBT) dan konversi ransum. Sapi potong lokaldilaksanakan pada Mei 2018--Juni 2018 di kandang peternakan rakyat di DesaNegla Sari, Lampung Selatan Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakanRancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yangdiberikan adalah P1: 30% tebon jagung + 70% konsentrat, P2 : 15% tebon jagung+ 15% hijauan sorgum + 70% konsentrat; P3 : 30% hijauan sorghum + 70%konsentrat. Jumlah sapi potong lokal yang digunakan sebanyak 9 ekor dengankandang individual. Data yang diperoleh dianalisis anakova menggunakan tarafnyata 5%. Peubah dalam penelitian ini yaitu konsumsi pakan, pertambahan bobottubuh (PBT) dan konversi ransum/FCR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaperbedaan jenis ransum tidak berpengaru nyata (P>0,05) terhadap konsumsiransum, pertambahan bobot tubuh dan konversi ransum sapi potong lokal

Kata kunci: jenis pakan, sapi potong lokal, PBT, FCR, konsumsi ransum.

Page 3: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

ABSTRACT

SUBSTITUTION OF THE USE OF CORN CROP SILAGE WITHSORGHUM FORAGE ON THE BODY WEIGHT GAIN, FEED

CONSUMPTION AND FEED CONVERSIONOF LOCAL BEEF CATTLE

By

Wayan Penta Hertawan

The research aimed to study the rate of substitution the sorghum as a future feedingredient to replace corn cane on feed consumption, body weight gain (BWG)and feed conversion of local beef cattle. This research was carried out in May2018 - June 2018 at the farm of the people in Negla Sari village, South Lampung,Lampung Province. This study used a Completely Randomized Design with 3treatments and 3 replications. The treatments given were P1: 30% corn cane silage+ 70% concentrate, P2: 15% corn cane silage + 15% sorghum forage silage + 70%concentrate; P3: 30% sorghum forage silage + 70% concentrate. The number oflocal beef cattle used was 9 individuals with individual cages. The data obtainedwere analyzed by anacova using a 5% real levels. Variables in this study are feedconsumption, body weight gain (BWG) feed conversion ratio (FCR). The resultsof this study showed that the different types of rations were not significantlyaffected (P> 0.05) on feed consumption, body weight gain, and feed conversionration on local beef cattle.

Keywords: Sorghum forage silage, Corn cane silage, Local beef cattle, BWG,FCR, Feed consumption

Page 4: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGANHIJAUAN SORGHUM TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT

TUBUH, KONSUMSI RANSUM DAN KONVERSIRANSUM SAPI POTONG LOKAL

(Skripsi)

Oleh

WAYAN PENTA HERTAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSarjana Peternakan

pada

Jurusan PeternakanFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)
Page 6: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)
Page 7: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Way Kanan, Lampung Utara pada 16 Februari 1995, anak

terakhir dari empat bersaudara,anak dari pasangan Bapak Made Widre dan Ibu

Nyoman mulyarti. Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK

Dharma Bhakti Desa Mulyasari, Kec Negeri Agung, Kabupaten Way Kanan pada

2002; sekolah dasar di SD Negeri Mulyasari Kabupaten Way Kanan pada 2008;

sekolah menengah pertama di SMPN 4 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan

pada2011; sekolah menengah atas di SMAN 15 Bandar Lampung pada 2014.

Pada 2014 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Peternakan,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur tes tertulis SBMPTN.

Selama masa studi penulis menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Peternakan

(HIMAPET) periode 2014--2015, Anggota UKM Hindu Unila, 2014--sekarang

dan Menjadi ketua pimpinan cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma

Indonesia (KMHDI) cabang Bandar Lampung periode 2016--2018 Penulis juga

pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Manajemen Usaha Ternak Perah,

Penetasan, Pembibitan, Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Air Abang Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus pada Januari--Maret

2018 dan melaksanakan Praktik Umum di CV. Meilina Farm Lampung Selatan

pada Juli—Agustus 2017.

Page 8: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

“Bekerjalah demi kewajibanmu, bukan demi hasil perbuatan itu, jangan sekalipahala menjadi motifmu dalam bekerja, jangan pula hanya berdiam diri tidak

bekerja”(Bhagawad-Gita II.47)

“Bekerjalah seperti apa yang telah ditentukan, sebab bekerja lebih baik daripadatidak bekerja, dan bahkan tubuh pun tidak berhasil terpelihara jika tanpa

bekerja”(Bhagawad-Gita III. 8)

“ sekali layar berkembang surut pun saya berpantang”

Page 9: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

Astungkare ware nugraha ida sang hyang wihdi wasePuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, dan hidayah-Nya

Ibunda yang tercinta dan ayahanda terbaik terimakasih atas segala doa dan perjuanganmu yang telahmembawaku menuju kesuksesan

Mungkin inilah yang mampu kubuktikan kepadamu bahwa aku tak pernah lupa akan air mata yangjatuh dalam memperjuangkanku, bahwa aku tak pernah

lupa nasihat dan dukunganmu, bahwa aku tak pernah lupasegalanya dan selamanya

Saya persembahkan mahakarya yang sederhana ini kepada :Ibunda (Nyoman Mulyarti), Ayahanda (Made Widre), Guru, Dosen, serta teman seperjuangan atas waktu,

motivasi, dan pengorbanan kalian yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi iniSerta

Almamater tercinta yang turut dalam membentuk pribadi saya menjadi lebih dewasa dalam berpikir,berucap, dan bertindak

Page 10: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Susbstitusi Penggunaan Silase Tebon Jagung dan Hijauan

Sorghum Terhadap Pertambahan Bobot Tubuh Sapi Potong Lokal.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si--selaku Dekan Fakultas

Pertanian--yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian dan

mengesahkan skripsi ini;

2. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M.P.--selaku Ketua Jurusan Peternakan--yang

telah memberikan arahan, nasihat, dan dukungan dalam menyelesaikan

penyelesaian skripsi ini;

3. Bapak Liman, S.Pt, M.Si.--selaku Pembimbing Utama--atas ide penelitian,

arahan, bimbingan, dan nasihat yang telah diberikan selama penelitian dan

penyelesaian skripsi ini;

4. Bapak Dr. Ir. Ali Husni, MP.--selaku Pembimbing Anggota--atas arahan,

saran serta motivasi yang selalu diberikan selama penelitian dan

penyelesaian skripsi ini;

Page 11: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

iii

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S. .--selaku pembahas dan

pembimbing akademik penulis--atas bantuan, petunjuk, saran, motivasi,

bimbingan, dan nasihat yang diberikan selama penyelesaian skripsi ini;

6. Tim Penelitian (Bapak Liman, S.Pt, M.Si, Bapak Agung Kusuma W., S.Pt.,

M.P.)--atas bantuan, petunjuk, saran, motivasi, bimbingan, dan dukungan

selama pelaksanaan penelitian;

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas

Lampung atas bimbingan, nasihat, dan ilmu yang diberikan selama masa

studi;

8. Ibuku tercinta, Ayahku terbaik, dan kakak-kakakku tersayang atas segala

pengorbanan, doa, dorongan, semangat, dan kasih sayang yang tulus serta

senantiasa berjuang untuk keberhasilan penulis;

9. Teman seperjuangan selama penelitian Rizky Ramadanu W, Khairani

Pricillia Damayanti atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan;

10. Teman-teman Sekret, Irna Kartika Putri, Ede Sutisna, Linda Safitri, Suci,

Rico Aulia Rahmat, Ilham Ujo, M.Fakhri Zahir, Yogi Kurniawan, Rahmat

Kautsar,. atas doa, keceriaan, bantuan, perhatian, dan semangat serta

motivasi yang telah diberikan; dan Seto Febri Pradana yang senantiasa

membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini

11. Seseorang yang menjadi orang yang sangat spesial yang senantiasa

menjadi motivator, menjadi teman, sahabat Wayan Widya Rani

terimakasih atas bantuan, dukungan, doa nya.

12. Teman-teman KKN Desa Air Abang, Reza, Fahri, Adelia, Puput, Leni,

Mayola atas doa yang telah diberikan;

Page 12: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

iv

13. Keluarga besar serta sahabatku Jurusan Peternakan angkatan 2014 yang

tiada henti memberikan nasihat-nasihat dan kawan bertukar pikiran yang

luar biasa, terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan kita selama ini

semoga kita dapat menggapai semua impian dan cita-cita kita serta

dipertemukan kembali dalam keadaan sehat dan sukses;

14. Seluruh kakak-kakak (angkatan 2012 dan 2013), serta adik-adik (angkatan

2015, 2016 dan 2017) jurusan peternakan atas persahabatan dan

motivasinya dalam mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini;

15. Semua orang yang telah mengisi kehidupan dan menemaniku meskipun

dari kejauhan dengan segala kasih sayang, dukungan, dan kenangan indah

yang hanya menjadi persinggahan yang tidak dapat terlupa.

Semoga semua bantuan dan jasa baik yang telah diberikan kepada penulis

mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi civitas akademika dan kita semua.

Bandar Lampung, 24 Oktober 2018

Wayan Penta Hertawan

Page 13: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang dan Masalah ............................................................ 1

B. Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

C. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 3

D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 4

E. Hipotesis ........................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7

A. Sorghum ........................................................................................... 7

B. Tanaman Jagung ............................................................................... 10

C. Konsumsi Ransum............................................................................ 14

D. Pertambahan Bobot Tubuh ............................................................... 14

E. Konversi Ransum/FCR ..................................................................... 15

III. METODE PENELITIAN .................................................................. 17

A. Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................ 17

B. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 17

C. Metode Penelitian ............................................................................ 17

D. Penyedian Silase Sorghum dan Tebon Jagung................................ 20

Page 14: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

vi

E. Variabel Yang Diamati .................................................................... 21

F. Pelaksanaan Invivo .......................................................................... 21

G. Analisis Data ................................................................................... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 23

A. Konsumsi Ransum ........................................................................... 23

B. Pertambahan Bobot Tubuh ............................................................... 25

C. Konversi Ransum ............................................................................. 28

V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 32

A. Simpulan .......................................................................................... 32

B. Saran ................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 33

LAMPIRAN

Page 15: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan nutrisi tanaman sorghum .................................................. 10

2. Kandungan nutrisi silase tebon jagung ................................................ 13

3. Susunan ransum konsentrat.................................................................. 19

4. Susunan ransum perlakuan................................................................... 18

5. Konsumsi Bahan Kering Silase............................................................ 23

6. Pertambahan Bobot Tubuh (PBT)........................................................ 26

7. Konversi ransum .................................................................................. 28

8. Anakova konsumsi ransum ................................................................... 36

9. Anakova pertambahan bobot tubuh ( PBT) .......................................... 36

10. Anakova konversi ransum/(FCR) ......................................................... 36

11. Data mentah penelitian.......................................................................... 37

Page 16: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak kandang perlakuan ................................................................. 19

2. Skema pembuatan silase sorghum dan jagung........................................ 20

3. Sapi perlakuan......................................................................................... 39

4. Kandang penelitian.................................................................................. 39

5. Tanaman shorgum................................................................................... 40

6.Tanaman jagung ....................................................................................... 40

7. Pemberian vitamin B12........................................................................... 41

8. Pemberian silase...................................................................................... 41

Page 17: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dan Masalah

Kebutuhan akan daging semakin hari semakin meningkat, dan untuk memenuhi

kebutuhan tersebut memerlukan populasi ternak yang banyak. Selama ini

kebutuhan akan daging masih tergantung dari impor, baik berupa daging beku

ataupun dalam bentuk sapi bakalan. Hal ini dijadikan peluang bagi pengusaha

penggemukan sapi (feedlot) di Indonesia khususnya di Provinsi Lampung. Dari

total feedlotter yang berada di Indonesia 60% berletak di Provinsi Lampung.

Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

merupakan salah satu komponen dalam budidaya ternak yang berperan penting

untuk mencapai hasil yang diinginkan selain manajemen dan pembibitan. Pakan

berguna untuk kebutuhan pokok, produksi, dan reproduksi. Oleh karena itu, ternak

harus mendapatkan pakan yang sesuai dengan kebutuhannya, baik dalam jumlah

konsumsi maupun kandungan zat yang diberikan. Pemberian pakan yang tidak

sesuai kebutuhan akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan, produksi,

dan reproduksi yang akan mengakibatkan terhambatnya peningkatan populasi.

Jumlah populasi ternak yang semakin bertambah memerlukan pakan hijauan yang

semakin banyak pula. Populasi ternak sapi, kambing dan kerbau di Provinsi

Lampung berturut-turut 653.537 ekor, 1.297.872 ekor dan 25.136 ekor (BPS,

Page 18: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

2

2016). Dengan populasi sebesar itu pakan yang berupa hijauan yang di butuhkan

adalah sebesar Ternak sapi membutuhkan bahan kering 2.841.525 kg dan

kambing 7.983.097,50 kg sebagian besar terpenuhi dari tanaman hijauan berupa

rumput lapangan dan (tebon) tanaman jagung. Banyaknya populasi tersebut

mengakibatkan kompetitif hijauan pada ternak ruminansia.

Sorghum merupakan keluarga rumput-rumputan (graminenae) yang belum

banyak diketahui oleh peternak. Rumput Sorghum sp salah satu jenis rumput

yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan secara optimal sebagai hijauan

makanan ternak. Hijauan makanan ternak merupakan pakan utama untuk ternak

ruminansia yang harus tersedia secara berkesinambungan setiap tahun untuk

peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (Soeparno, 1992). Sorghum sp

merupakan salah satu jenis rumput yang mempunyai potensi cukup besar untuk

dikembangkan di Indonesia. Rumput ini mampu tumbuh pada tanah yang sangat

bervariasi, tahan terhadap hama dan penyakit, curah hujan yang cukup dimana

tanaman serelia lainnya sering mengalami kegagalan karena kekurangan air

(Yusmin,1998).

Tanaman sorghum adalah tanaman serealia yang mempunyai nilai nutrisi yang

tinggi, seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor. Disamping bisa

digunakan untuk mengganti sebagai sumber pangan, sorghum bisa digunakan

sebagai bahan baku industri kertas, sebagai bahan baku media jamur merang, dan

tentunya sorgum untuk pakan ternak.

Potensi hijauan sorghum sebagai hijauan pakan ternak cukup tinggi, Menurut

(Liman, et all 2017), kandungan protein hijauan sorghum dapat mencapai 11,13 %

Page 19: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

3

pada pemupukkan dengan kotoran sapi dengan dosis 25 ton/ha. Pada penelitian

tersebut juga diperoleh produksi segar dapat mencapai 57,25 ton/ha. Jumlah

produksi segar hanya berdasarkan pemotongan pertama, sedangkan sorghum

dapat dipanen 3- 4 kali. Selama ini sebagian besar feedlot mengandalkan tebon

jagung sebagai sumber hijauannya. Bila dilihat kandungan nutrisi dan bentuk

fisik hampir sama, diharapkan kebutuhan tebon jagung dapat dikurangi dengan

adanya subtitusi dengan hijauan sorghum ini. Berdasarkan hal tersebut, perlu

dilakukan penelitian tingkat subtitusi hijauan tebon jagung dengan hijauan

sorghum.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat

substitusi silase tebon jagung dengan silase sorghum terhadap konsumsi pakan,

efisiensi ransum dan pertamabahan bobot tubuh (PBT) sapi potong lokal Dan

mencari tingkat substitusi tebon jagung dengan hijauan sorghum terbaik terhadap

pertambahan bobot tubuh, konsumsi ransum dan konversi ransum/ (FCR) pakan

silase tebon jagung dan sorghum yang diaplikasikan pada sapi potong lokal.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat

kepada peternak maupun feedloter dalam hal penyedian pakan hijauan pengganti

tebon jagung, sehingga nantinya kebutuhan akan tebon jagung yang begitu besar

dapat digantikan dengan adanya hijauan sorghum.

Page 20: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

4

D. Kerangka Pemikiran

Jagung merupakan jenis tanaman yang penting dalam pemenuhan kebutuhan

pakan ternak Selain biji jagung, komponen tanaman jagung lain yang bermanfaat

sebagai pakan ternak adalah jeramun (tebon jagung) tebon jagung sendiri adalah

seluruh tanaman jagung termasuk batang, daun dan buah jagung muda yang

umumnya dipanen pada umur tanaman 45-65 hari ada pula yang menyebut tebon

jagung tanpa memasukkan jagung muda ke dalamnya. Dalam pemberiannya

biasanya dicampur dengan bahan pakan lain yang mempunyai kandungan nutrien

lengkap akan menghasilkan susunan pakan yang rasional dan murah. Tebon

jagung dapat diberikan pada ternak baik dalam bentuk segar maupun dalam

bentuk kering.

Sementara itu untuk pemanenan tebon jagung hanya bisa dipanen sekali dalam

masa penanaman. Hal ini tentu berbeda dengan sorghum yang pemanenannya

bisa sampai 3kali dalam sekali tanam selain itu sorghum juga memiliki kandungan

nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan tebon jagung contohnya pada kandungan

protein kasar dari sorghum yaitu 12,8% sedangkan untuk tebon jagung protein

kasarnya sebesar 12,06% (Osiat, 2011). Tanaman sorghum bisa tumbuh dengan

baik meskipun ditanam pada lahan atau tanah yang kurang subur, air yang

terbatas, dengang intesitas hujan yang rendah, dan musim kemarau yang panjang.

Selama ini sebagian besar feedlotter mengandalkan tebon jagung sebagai sumber

hijauannya. Bila dilihat kandungan nutrisi dan bentuk fisik hampir sama,

diharapkan kebutuhan tebon jagung dapat dikurangi dengan adanya subtitusi

dengan hijauan sorghum ini. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian

tingkat subtitusi hijauan tebon jagung dengan hijauan sorghum. Sorghum dipilih

Page 21: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

5

karena Sorghum sp merupakan salah satu jenis rumput yang mempunyai potensi

cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Rumput ini mampu tumbuh pada

tanah yang sangat bervariasi, tahan terhadap hama dan penyakit, curah hujan yang

cukup dimana tanaman serelia lainnya sering mengalami kegagalan karena

kekurangan air (Yusmin,1998). Selain itu menurut (Liman, et all 2017), Jumlah

produksi segar hanya berdasarkan pemotongan pertama, sedangkan sorghum

dapat dipanen 3- 4 kali. Penggunaan hijauan sorghum sebagai bahan pakan

pengganti tebon jagung diharapkan dapat membantu kebutuhan hijauan yang

selama ini sebagian besar menggunakan tebon jagung sebagai bahan pakan utama.

Syamsul Bahri, (2012) mengatakan dalam penelitian yang dilakukan pada silase

ransum komplit berbasis jerami jagung sebagai pakan penggemukan sapi bali

pada perlakuan yang terdiri dari Rumput lapangan (40%) + silase komplit (yang

berbasis brangkasan jagung yang dicampur dengan konsentrat 60%) menghasilkan

rata-rata pertambahan berat badan tertinggi (0,59 kg/ekor/hari) dan konsumsi

ransum 6,60 kg/ekor/hari, Sementara itu (Purwanto,2010) melaporkan bahwa

pengaruh penggunaan silase klobot jagung diperoleh pertambahan bobot badan

pada domba jantan lokal tertinggi pada perlakuan yang terdiri dari 70% rumput

lapang + 30% konsentrat + 0 % silase klobot jagung menunjukkan pertambahan

bobot badan mencapai 44,65 gr/ekor/hari dan konversi pakan 11,78%.

Berdasarkan uraian diatas sampai seberapa jauh penggunaan substitusi silase

tebon jagung dengan sorghum terhadap pertambahan bobot badan sapi potong

lokal di desa Negla Sari, Kecamatan Katibung, Lampung selatan, oleh karena itu

perlu dilakukannya penelitian untuk membuktikan bahwa bahan pakan substitusi

tebon jagung dengan sorghum yang memiliki kandungan nutrisi lebih baik dari

Page 22: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

6

pada tebon jagung diharapkan dapat meningkatkan pertambahan bobot tubuh pada

sapi potong lokal.

E. Hipotesis

1. Terdapat pengaruh tingkat substitusi tebon jagung dengan hijauan

sorghum terhadap pertambahan bobot tubuh, konsumsi ransum konversi

ransum /(FCR) sapi potong lokal.

2. Terdapat pengaruh tingkat substitusi tebon jagung dengan hijauan

sorghum terbaik terhadap pertambahan bobot tubuh, konsumsi ransum dan

konversi ransum/ (FCR) pakan silase tebon jagung dan sorghum yang

diaplikasikan pada sapi potong lokal.

Page 23: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sorghum

Sorghum merupakan keluarga rumput-rumputan (graininae). Rumput Sorghum

salah satu jenis rumput yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan secara

optimal sebagai hijauan makanan ternak. Hijauan makanan ternak merupakan

pakan utama untuk ternak ruminansia yang harus tersedia secara

berkesinambungan setiap tahun untuk peningkatan dan pengembangan usaha

peternakan (Soeparno, 1992). Pada musim hujan tanaman pakan ternak dapat

tumbuh baik, sehingga kebutuhan dapat tercukupi. Tetapi pada musim kemarau

hijauan pakan sulit diperoleh (Prawiradiputra, 1986). Fluktuasi pakan hijauan ini

sangat terasa pada musim kemarau karena tanaman terganggu pertumbuhannya

sehingga hijauan yang dihasilkan akan sangat berkurang kuantitas dan

kualitasnya.

Menurut Reksohadiprodjo (1985) di Indonesia hijauan sulit didapat dan

kualitasnya rendah terutama pada musim kemarau. Produksi hijauan yang tidak

seimbang pada musim hujan dan musim kemarau menimbulkan kesulitan dalam

penyediaan hijauan dengan kualitas yang baik. Dengan demikian ketersediaan

hijauan sering menjadi kendala dalam upaya peningkatan populasi ternak

ruminansia yang dipelihara. Untuk mengatasi kebutuhan hijauan ternak tersebut

maka perlu adanya upaya-upaya dengan mencari jenis-jenis rumput unggul yang

Page 24: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

8

berproduksi tinggi dan tumbuh baik pada saat musim kemarau (Diana dkk,. 2003).

Sorghum merupakan salah satu jenis rumput yang mempunyai potensi cukup

besar untuk dikembangkan di Indonesia. Rumput ini mampu tumbuh pada tanah

yang sangat bervariasi, tahan terhadap hama dan penyakit, curah hujan yang

cukup dimana tanaman serelia lainnya sering mengalami kegagalan karena

kekurangan air (Yusmin, 1998).

Sorghum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, 332 kal kalori dan 11,0 g

protein/100 g pada biji, dan bagian vegetatifnya 12,8% protein kasar, sehingga

dapat dibudidayakan secara intensif sebagai sumber pakan hijauan bagi ternak

ruminansia terutama pada musim kemarau (Oisat, 2011). Sorgum lokal varietas

Rote adalah salah satu jenis sorgum yang dibudidayakan oleh masyarakat NTT.

Potensi yang ada pada sorgum varietas lokal ini, dapat dikembangkan untuk

menjadi sumber pakan berkualitas terutama pada musim kemarau. Tingkat

kedewasaan tanaman merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi produksi

dan nilai nutrisi hijauan (Mc Donald et al., 2002). Selama masa vegetatif,

produksi tanaman akan lebih banyak dari kebutuhan. Kelebihan hasil asimilasi ini

akan disimpan pada bagian vegetatif sebagai senyawa cadangan. Senyawa

cadangan tersebut sebagian besar tersusun dari karbohidrat tetapi sering juga

mengandung cukup banyak lipid dan protein. Dengan meningkatnya umur

tanaman, total karbohidrat non struktural pada tanaman rumput akan semakin

tinggi (Budiman et al., 2011). Akan tetapi pada fase lebih lanjut saat tanaman

berbuah, senyawa cadangan tersebut akan di-translokasikan ke perkembangan biji

(Gardner et al., 2008). Huston dan Pinchak (2008) menjelaskan lebih lanjut

bahwa dengan meningkatnya umur tanaman terutama saat memasuki fase

Page 25: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

9

generatif maka rasio batang dan daun meningkat yang mengakibatkan nilai

makanan berkurang. Tanaman akan berkurang kandungan protein, mineral, dan

karbohidrat mudah larut dengan meningkatnya umur tanaman sedangkan

kandungan serat kasar dan ligninnya bertambah karena secara umum daun

mengandung protein kasar yang lebih tinggi. Umur panen merupakan aspek yang

erat hubungannya dengan fase pertumbuhan tanaman, yang mempunyai relevansi

yang akurat dengan produksi dan nilai nutrien dan kecernaan.

Penentuan umur panen yang tepat sangat diperlukan untuk menjamin tingginya

produksi tanaman dengan nilai nutrisi yang memadai sebagai pakan ternak.

Kebutuhan tanaman pakan akan nitrogen (N) sangat tinggi terutama dari

kelompok rumput-rumputan termasuk sorghum. Nitrogen ini berguna untuk

meningkatkan pertumbuhan, produksi dan kualitas hijauan tanaman serta dapat

memperlambat masaknya biji (memperpanjang masa vegetatif). Kondisi ini

menyebabkan akumulasi hasil fotosintesis dalam tanaman dapat berlangsung lebih

lama sehingga meningkatkan produktivitas tanaman sebagai pakan. Soetrisno

(2002) menjelaskan bahwa di daerah tropik unsur N adalah unsur yang pertama

terendah disusul P dan S, sedangkan yang mudah tercuci adalah Ca, Mg, K, dan S.

Kebanyakan tanah terutama yang diperuntukkan bagi kebun pakan yang

dieksploitasi berlebihan menyebabkan kemunduran kandungan unsur hara karena

tingkat serapan nitrogen yang tinggi untuk membentuk bagian vegetatif tanaman

dan kurangnya bahan organik dari tanaman itu yang kembali menjadi N tanah.

Kekurangan unsur N akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat yang

berdampak pada penampakannya yang kerdil, daun-daun tanaman berwarna

Page 26: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

10

kuning pucat, dan kualitas hasilnya rendah. Dengan demikian pemberian N

tambahan seperti urea sangat diperlukan, karena peningkatan penyerapan unsur N

menunjukkan hal yang sejalan dengan produksi BK dan BO hijauan rumput

(Yoku, 2010). Selanjutnya menurut Bambang Hadi Kusumo dkk, 2012)

melaporkan bahwa kandungan nutrisi pada silase sorghum seperti tampak pada

Tabel.1

Tabel.1 Kandungan nutrisi tanaman sorghum

PK Kalori Lemak KB BETN SK ADF NDF

12,8% 332 (kal) 3,30 (g) 73% 47,21% 33,14% 44,87% 76,89%

Sumber: Sungkono, 2004

B. Tanaman Jagung

Tebon jagung sendiri adalah seluruh tanaman jagung termasuk batang, daun dan

buah jagung muda yang umumnya dipanen pada umur tanaman 45 – 65 hari

(Soeharsono dan Sudaryanto, 2006) ada pula yang menyebut tebon jagung tanpa

memasukkan jagung muda ke dalamnya.

Tebon jagung ini dapat dimanfaatkan peternak untuk pakan ternak ruminansia

Ada beberapa istilah lokal/Indonesia dari bagian-bagian tanaman jagung yang

perlu diketahui sehingga nantinya tidak terjadi kesalahan dalam menyusun

ransum/pakan konsentrat untuk ruminansia diantaranya:

1. Tebon jagung adalah seluruh tanaman jagung terdiri dari batang, daun-daunan

dan buah jagung muda yang biasanya dipanen pada umur 45 – 65 hari.

Page 27: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

11

Sebagian petani juga ada yang menyebut tebon jagung tanpa memasukkan

jagung muda ke dalamnya.

2. Jerami jagung/brangkasan adalah bagian batang dan daun jagung yang

dibiarkan mengering di ladang setelah buah jagungnya dipanen.

3. Kulit buah jagung/klobot adalah kulit luar yang membungkus biji jagung.

4. Tongkol jagung/janggel adalah sisa hasil dari perontokkan biji jagung.

5. Tumpi adalah hasil samping dari proses perontokkan/pemipilan biji jagung

selain tongkol dan merupakan bagian pangkal dari biji jagung.

6. Homini (empok) adalah hasil samping dari industri jagung semolina yaitu hasil

samping dari proses penggilingan kering jagung (dry milling). Limbah tanaman

jagung memang dapat dijadikan sebagai pakan ternak ruminansia yang cukup

potensial tetapi memiliki kekurangan yakni kandungan nutrisinya masih rendah

sehingga diperlukan pencampuran dengan bahan lain agar nutrisinya bertambah.

Pengayaan atau peningkatan kualitas dan kuantitas limbah tanaman jagung dapat

diupayakan dengan cara fermentasi, amoniasi, pembuatan hay dan juga silase.

Teknologi tersebut selain menambah nutrisi pakan dapat juga memperpanjang

umur simpan sehingga nantinya dapat dijadikan pakan hijauan ketika musim

kemarau (Umiyasih dan Wina, 2008).

Silase Teknologi penanganan pascapanen dipandang perlu untuk memudahkan

membuat bahan pakan yang murah, sederhana, dan mempunyai fungsi ganda

seperti teknologi pakan anaerob silase. Pembuatan silase lebih menjanjikan

diterapkan pada bidang peternakan, selain karena untuk pengawetan pakan, juga

bertujuan agar bahan baku pascapanen yang berkadar air tinggi secara langsung

Page 28: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

12

dapat digunakan sehingga secara aplikasi pembuatan silase dapat memotong jalur

produksi pakan menjadi lebih singkat (Allaily dkk, 2011). Beberapa teknologi

pakan ruminansia diantaranya cincangan hijauan, pembuatan hay, amoniasi,

silase, biofermenetasi mikroba rumen, pengolahan jerami padi dengan probiotik,

teknologi pakan pemacu, dan pakan lengkap. Umumnya yang lebih banyak

dikenal oleh masyarakat adalah pembuatan silase (Mulyono, 2011). Silase

merupakan pakan hijauan segar untuk ternak yang diawetkan secara fermentasi

dan berlangsung dalam kondisi anaerob. Tempat untuk menyimpan pakan silase

dalam suatu tempat disebut silo. Prinsip pembuatan silase biasa disebut dengan

ensilase yaitu mempercepat proses terjadinya kondisi anaerob dan suasana asam.

Proses ensilase akan menghasilkan asam laktat yang akan menjadikan pakan

hijauan bersifat asam sehingga menjadi awet dikarenakan semua mikrobia

termasuk mikrobia pembusuk akan mati. Suasana asam pada proses ensilase akan

berakhir setelah pH mencapai ± 4 (Sumarsih, 2006). Pembuatan silase ternyata

lebih murah dalam perhitungan biaya pakan sehari-hari. Perhitungan ini

berdasarkan pada estimasi penggantian tenaga kerja selama mencari pakan hijauan

dengan mempertimbangkan jarak dan waktu yang ditempuh oleh peternak, kecuali

bahan pakan yang harus membeli. Silase memiliki harga yang lebih rendah dari

pakan lain dikarenakan faktor ramban yang terdapat pada pakan sehari-hari.

Banyak peternak yang belum bisa melepasakan dari kebiasaan mencari pakan

hijauan sehari-hari baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau saat

jumlah hijauan sedikit. Menurut mereka pemberian silase belum pernah

dilakukan karena keterbatasan informasi dan peralatan yang masih mahal

(Hidayati dkk, 2013).

Page 29: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

13

Tebon jagung adalah seluruh tanaman jagung termasuk batang, daun dan buah

jagung muda yang umumnya dipanen pada umur tanaman 45 – 65 hari

(Soeharsono dan Sudaryanto, 2006). Ada pula yang menyebut tebon jagung tanpa

memasukkan jagung muda ke dalamnya. Biasanya petani jagung seperti ini

bekerja sama dengan peternak besar; petani hanya menanam jagung sebagai

hijauan dan pada umur tertentu (masih dalam tahap baru berbuah atau tahap buah

muda) seluruh tanaman jagung dipangkas dan dicacah untuk diberikan langsung

ke ternak dan atau dimasukkan ke dalam tempat tertutup untuk dibuat silase.

Berdasarkan penelitian Rahayu et al (2017), kualitas nutrisi silase tebon jagung

terbaik adalah yang dibuat dengan penambahan fermentor Lignochloritik

sebanyak 20 ml, dan disimpan selama 1,5 bulan, karena memiliki kandungan air

dan SK terendah, yaitu 78,07% dan 25,21%, PK dan LK tertinggi, yaitu 10,41%

dan 2,13%. Tebon jagung mempunyai kandungan kadar protein sekitar 12,06 %,

serat kasar 25,20 %, dan energi metabolisme 2350 kkal/kg (Erna dan Sarjiman,

2007). Sementara itu menurut (Imbang Dwi Rahayu dkk, 2017) melaporkan

bahwa kandungan nutrisi pada silase tebon jagung seperti tampak pada Tabel.1

Tabel.2 Kandungan nutrisi silase tebon jagung

PK Kalori Lemak BK TDN SK NDF ADF

10,27% 2350 (kkal) 2,08 (g) 91,1% 59% 28,65% 54% 32%

Sumber: Rahayu et al (2017),

Page 30: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

14

C. Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum adalah jumlah pakan yang dimakan ternak dalam periode waktu

tertentu, biasanya dalam satuan waktu perhari. Jumlah konsumsi pakan

merupakan faktor penentu yang paling penting yang menentukan jumlah nutrien

yang didapat oleh ternak dan selanjutnya mempengaruhi tingkat produksi

(Wodzicka, 1993).

menurut (Siregar, 1994) Kemampuan ternak ruminansia dalam mengkonsumsi

ransum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) faktor ternak itu sendiri yang

meliputi besar tubuh atau bobot badan, potensi genetik, status fisiologi, tingkat

produksi dan kesehatan ternak; 2) faktor ransum yang diberikan, meliputi bentuk

dan sifat, komposisi zat-zat gizi, frekuensi pemberian, keseimbangan zat-zat gizi

serta kandungan bahan toksik dan anti nutrisi; dan 3) faktor lain yang meliputi

suhu dan kelembaban udara, curah hujan, lama siang atau malam hari serta

keadaan ruangan kandang dan tempat ransum. Konversi pakan dipengaruhi oleh

ketersediaan zat-zat gizi dalam ransum dan kesehatan ternak, semakin tinggi nilai

konversi pakan berarti pakan yang digunakan untuk menaikkan bobot badan

persatuan berat semakin banyak atau efisiensi pakan rendah.

D. Pertambahan Bobot Tubuh (PBT)

Pertambahan bobot badan adalah proses yang sangat kompleks, meliputi

pertambahan bobot badan, dan pembentukan semua bagian tubuh secara merata

(Irwandi, 1996 dalam Dawahir, 2008).

Page 31: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

15

Kartadisastra (1997), mengatakan bahwa pertambahan bobot badan ternak

senantiasa berbanding lurus dengan tingkat konsumsi ransumnya. Makin tinggi

tingkat konsumsi pakannya, akan makin tinggi pula bobot badan nya. Sedangkan

menurut anggorodi (1994), pertambahan bobot sapi dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain ransum, umur, jenis kelamin, bangsa sapi dan sistem

pemeliharaan. Pada penelitian kali ini menggunakan bangsa sapi PO dan simetal.

menurut Edy, Anna dan Sularno (2005),

Qomariyah dan Bahar (2010), PBBH optimal sapi bali adalah 0.6 kg. Hal ini

menunjukan perbedaan PBBH dari bangsa sapi yang berbeda tidak terlepas

berdasarkan potensi genetiknya terutama dari pengaruh ukuran kerangka (Frame

size) (Firdausi et al. 2012) yang menentukan tingkat kecepatan pertumbuhan. Sapi

PO mempunyai kerangka yang lebih besar dari sapi bali dimana sapi PO menurut

Purpranoto (2013) berkategori frame size sedang dan sapi bali berkategori frame

size kecil, menurut Jelantik et al. (2007) ternak yang ukuran kerangkanya besar

memperlihatkan laju pertambahan bobot badan sampai 100% lebih tinggi dari

ternak yang frame sizenya lebih kecil.

E. konversi ransum /FCR

Konversi pakan menunjukkan kemampuan ternak mengubah bahan pakan untuk

memproduksi satu kilogram pertambahan berat badan (Ngadiyono, 1988).

Menurut (Utomo, 2001) Angka konversi pakan tergantung pada kualitas pakan

yang diberikan, semakin tinggi nutrien yang terkandung dalam pakan akan

semakin baik konversi yang dihasilkan. Pendapat yang sama juga di smpaikan

oleh Sutardi (1990), Konversi pakan sangat dipengaruhi oleh kondisi ternak, daya

Page 32: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

16

cerna ternak, jenis kelamin, bangsa, kualitas dan kuantitas pakan, juga faktor

lingkungan.

Siregar (2008) menyatakan bahwa konversi pakan yang baik untuk sapi adalah

8.56-13.29, artinya secara umum hanya sapi PO yang memiliki nilai konversi

pakan yang baik (efisien). Nilai konversi pakan dipengaruhi tipe frame size.

Frame size adalah luasan kerangka ternak tempat berkembangnya daging

(Firdausi et al. 2012) dan menentukan kemampuan laju PBBH dan bobot akhir

sapi sampai batas optimum pertumbuhan (Tatum et al. 2006). Konversi Pakan

Konversi pakan merujuk pada kemampuan sapi merubah sejumlah konsumsi

pakan berdasarkan BK menjadi bobot badan perhari (PBBH). Hasil penelitian

yang dilakukan Agung Kurniawan (2014) menunjukan bangsa sapi berpengaruh

sangat nyata terhadap nilai konversi pakan, pada bobot awal 254 kg nilai konversi

pakan sapi bali adalah 14.586 ± 0.779 lebih tinggi dari sapi PO yaitu 9.063 ±

0.804, juga pada bobot awal 291 nilai konversi pakan sapi bali adalah 18.565 ±

0.711 lebih tinggi dari sapi PO yaitu 9.135 ± 1.199

Page 33: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

17

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juli 2018 yang berlokasi di

Peternakan rakyat Negla Sari, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan penelitian

Tebon jagung, hijauan sorghun, urea, konsentrat yang terdiri dari onggok,

bungkil kedelai, bungkil sawit, dedak, molases, mineral, urea dan 9 ekor

sapi potong lokal (PO dan Simental) yang bobotnya ± 170--200kg.

2. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kadang sapi dan

perlengkapannya, satu set peralatan timbangan khusus timbangan sapi,

peralatan coper rumput, plastik untuk silase, troli, cangkul.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode in vivo yang dilakukan pada sapi potong lokal

sebanyak 9 ekor. Metode pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan ransum yang

diberikan, yaitu;

Page 34: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

18

P1 = 30% tebon jagung + 70% konsentrat

P2 =15% tebon jagung + 15% hijauan sorgum + 70% konsentrat

P3 =30% hijauan sorghum + 70% konsentrat.

Ransum konsentrat yang digunakan seperti tersaji menurut Fathul et al (2015) dan

Hartadi et al (1986) dapat dilihat pada Tabel.3

Tabel.3 Susunan ransum konsentrat

Bahan Imbangan(%) BK

K.Abu PK LK SK BETN TDN

Onggok 30,50 26,84 0,21 0,41 0,05 2,90 26,91 23,88BungkilSawit 26,00 23,93 1,21 3,12 4,04 5,88 10,10 20,46Dedak 23,00 20,15 3,01 3,03 2,48 2,86 13,45 15,62BungkilKedelai 14,00 12,32 0,96 6,38 0,39 0,64 5,63 11,65Molases 4,50 1,36 0,45 0,37 0,00 0,00 0,00 2,84Mineral 1,00 0,99 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00Urea 1,00 0,99 0,00 2,88 0,00 0,00 0,00 0,00Jumlah 100,00 86,57 5,84 16,20 6,96 12,28 56,08 74,44Kebutuhan 100,00 <12 13 <7 14-17 53 >70

Sumber: Fathul et al (2015) dan Hartadi et al (1986)

Pada penelitiaan kali ini hijauan dibuat silase karena rumput silase dapat disimpan

hingga satu tahun. Artinya disaat musim panen kita bisa mengolah semua

rumput-rumput tersebut menjadi rumput hijauan silase. Kemudian disimpan di

dalam gudang dan apabila hijauan mulai langka rumput silase dapat digunakan

untuk makanan bagi sapi. Sedangkan rumput segar yang dilayukan harus

diberikan kepada sapi secepatnya. Tidak boleh terlambat atau sampai ada rumput

yang tersisa. Apabila rumput lama terletak di luar (seperti rumput-rumput sisa)

tidak dimakan oleh sapi. Ini bisa diartikan rumput segar tidak tahan lama.

Ransum perlakuan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel.4

Page 35: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

19

Tabel.4 Ransum perlakuan

Ransum perlakuan P1Bahan Imbangan

(%) BKK.

Abu PK LK SK BETN TDNSilase TebonJagung 30,00 24,96 1,24 1,85 0,38 4,86 8,59 6,67Konsentrat 70,00 60,60 4,09 11,34 4,87 8,59 39,26 52,11Jumlah 100,00 85,56 5,33 13,20 5,25 13,45 47,85 58,78Kebutuhan

100,00 <12 13 <714-17 53 >70

Ransum perlakuan P2Silase TebonJagung 15,00 12,48 0,62 0,93 0,19 2,43 4,30 3,33SilaseHijauanSorghum

15,00 13,06 0,64 1,00 0,18 2,87 7,81 7,66

Konsentrat 70,00 60,60 4,09 11,34 4,87 8,59 39,26 52,11Jumlah 100,00 86,14 5,35 13,27 5,24 13,90 51,36 63,10Kebutuhan

100,00 <12 13 <714-17 53 >70

Ransum perlakuan P3SilaseHijauanSorghum

30,00 26,12 1,28 2,00 0,36 5,75 15,62 15,32

Konsentrat 70,00 60,60 4,09 11,34 4,87 8,59 39,26 52,11Jumlah 100,00 86,72 5,37 13,34 5,24 14,34 54,87 67,43Kebutuhan

100,00 <12 13 <714-17 53 >70

Tata letak kandang percobaan dapat dilihat pada Gambar 1:

Keterangan : P: Perlakuan, U: Ulangan

Gambar 1. Tata letak kandang perlakuan

P3U3P3U2P3U1P2U3P2U2

P2U1P1U3P1U2P1U1

Page 36: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

20

D. Penyediaan Silase Sorghum dan Tebon Jagung

Penyediaan bahan pakan yang berupa silase sorghum dan tebon jagung diawali

dengan penanaman tanaman sorghum dan jagung terlebih dahulu, setelah umur

tanaman ± 65 hari kemudian tanaman dipanen dan langsung dicoper atau dicacah

setelah bahan-bahan tersebut siap, masing-masing dari bahan tersebut kemudian

disemprot/dicampur dengan EM-4. Setelah dicampur dengan EM-4, disimpan

secara anaerob yaitu dipadatkan dan ditutup rapat-rapat agar tidak ada udara yang

masuk dan didapatkan hasil dari fermentasi yang maksimal. Proses fermentasi

berlangsung sampai 21 hari setelah itu dapat digunakan untuk pakan.

Gambar 2. Skema pembuatan silase sorghum dan tebon jagung

Tanaman sorghum/tebon jagung

copper

Mengurangi kadar air denganmenjemur di bawah sinar matahar

Semprot dengan EM-4

Dipadatkan, ditutup rapat dan disimpandalam kondisi anaerob selama 20 hari

Diberikan ke ternak

Page 37: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

21

E. Variabel yang Diamati

Variabel yang akan diamati pada penelitian ini yaitu:

1. Konsumsi pakan, yaitu dengan cara menghitung konsumsi pakan per hari dikali

lama penelitian.

2. Konversi ransum, dengan cara membagi jumlah pakan yang dikonsumsi dengan

pertambahan bobot badan yang dihasilkan selama penelitian berlangsung.

3. Pertambahan bobot tubuh, dengan cara bobot akhir dikurangi bobot awal dibagi

30 hari atau selama penelitian berlangsung.

F. Pelaksanaan Invivo

1. Pelaksanaan invivo diawali dengan penyediaan silase yang dibuat 21 hari

sebelum pemeliharaan berlangsung dimana bahan pakan yang dibuat silase

merupakan tanaman sorghum dan jagung yang sudah ditaman 2 bulan

sebelumnya.

2. Setelah bahan pakan yang berupa silase sudah siap digunakan, maka

proses penelitian dapat segera dilakukan. Pelaksanaan invivo ini dimulai

dengan masa prelium yang dilakukan selama 1 minggu dengan tujuan

untuk membiasakan sapi dengan bahan pakan yang akan digunakan pada

saat penelitian. Setelah itu diakhir penelitian dilakukan penimbangan

bobot akhir sapi.

Page 38: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

22

G. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis kovarian (Anakova) pada taraf

nyata 5 % dan atau 1 % dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

untuk peubah yang berbeda nyata atau peubah yang berbeda sangat nyata.

Page 39: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

32

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penggunaan silase tebon jagung dan sorghum tidak berpengaruh nyata (P>0,05)

terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot tubuh, dan konversi ransum sapi

potong lokal dan sorghum dapat menggantikan peran tebon jagung yang selama

ini digunakan sebagai hijauan pakan ternak.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan, maka disarankan untuk dilakukannya

penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jenis sapi, jenis kelamin dan

memiliki rata--rata bobot yang sama, dan pra penelitian dilakukan pada saat

musim penghujan sehingga bahan baku hijauan yang akan dibuat silase lebih

mudah didapat, sehingga pada saat berlangsungnya penelitian tidak kekurangan

bahan pakan hijauan, juga kami mengucapkan terimakasih kepada tim dosen dan

pemilik peternakan rakyat di Desa Negla Sari.

Page 40: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

32

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

. 1996. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan ke-6. PT Gramedia,Jakarta.

Anonim. 2006. Pengaruh Umur Pemotongan Terhadap Produksi Hijauan RumputSorghum Sp Sebagai Tanaman Pakan Ternak.file:///C:/Users/Acer%20AO725/Downloads/ptek06-13.pdf. [Diakses pada15 Agustus 2018].

Diana, S ., O.Yoku dan M. Junaedi . 2003. Kualitas Silase Rumput Irian(Sorghum Sp) DenganPerlakuan Penambahan Dedak Padi PadaBerbagaiTingkat Produksi Bahan Kering.https://peternakan.litbang.pertanian.go.id/fullteks/semnas/pronas03-35.pdf?secure=1. [Diakses pada 21 Agustus 2018].

Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi. 2017. Alternatif Tanaman PakanTernak. Kelembagaan Budidaya Ternak, Banyuwangi.

Edy R, S. I, Anna dan D, Sularno. 2005. Penampilan Produksi Sapi PeranakanOngole dan Sapi Peranakan Ongole X Limousin Yang Mendapat PakanRumput gajah dan Ampas Bir. http://eprints.undip.ac.id/21243/1/11. [Diakses pada 15 Agustus 2018].

Fathul, F., Liman, N. Purwaningsih, dan S. Tantalo. 2013. Pengetahuan PakanDan Formulasi Ransum. Universitas Lampung. Lampung.

Firdausi A, Susilawati T, Nasich M, Kuswati. 2012. Pertambahan Bobot BadanHarian Sapi Brahman Cross Pada Bobot Badan Dan Frame Size YangBerbeda. J Ternak Trop. 13(1):48-62.

Hartatik, W. dan L.R. Widowati, 2010. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati.http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/eng/dokumentasi/juknis/pupuk%20organik.pdf?secure=true. [Diakses pada 23 Agustus 2018].

Hume, I.D. 1982. Digestion And Protein Microbalism In A Course Manual inNutrition and Growth. Australian Universities. Australian Vice ChoncellorsCommittee. Sidney

Page 41: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

33

Jelantik IGN, YH, Manggol, Y, Jegho, H, Sutedjo, A, Keban, P, Kune, D, RatuR, Kleden, MM, Sogen, J, Kleden . 2007. Kajian Mutu Genetik Sapi Bali DiNusa Tenggara Timur. Laporan Akhir. Universitas NusaCendana. Kupang.

Kartadisastra, H. R. 1997. Penyedian dan Pengolahan Pakan Ternak RuminansiaSapi, Kerbau, dan Kambing. Kanisius. Yogyakarta.

Kurniawan,A. 2014. Performa Produksi Sapi Bali Dan Sapi Po PadaPenggemukan Intensif Berbasis Silase Sorgum (Sorghum Bicolor L.).http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/72557/1/D14aku.pdf.[Diakses pada 18 September 2018].

Kusumo, H.B. Kualitas Silase Dan Hay Berangkasan Sorgum Yang DiperkayaSebagai Pakan Sapi Bali Jantan Muda. Universitas Mataram. Mataram.

Muhtadi, A. 2001. Faktor Genetik Dan Non Genetik Terhadap Produktivitas SapiTropis. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Oisat. 2011. Sorghum. PAN Germany Pestizid Aktions-Netzwerk e.V. PANGermany. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada FakultasPeternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UniversitasIndonesia Press, Jakarta

Purpranoto I. 2013. Karakteristik Karkas Dan Non Karkas Sapi Potong PadaKerangka Tubuh Yang Berbeda. skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Qomariyah N, S, Bahar. 2010. Kajian usaha penggemukan sapi bali di KabupatenMaros, Provinsi Sulawesi Selatan. Di dalam: Proceedings, Seminar NasionalTeknologi Peternakan dan Veteriner; 3-4 Agustus 2010; Bogor (ID): PusatPenelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan penelitian danpengembangan pertanian, Kementerian Pertanian. Hal. 270-275

Rahayu I.D. , Lili Zalizar, Aris Widianto dan Muhammad Ivan Yulianto. 2017.Karakteristik dan kualitas silase tebon jagung (Zea mays) menggunakanberbagai tingkat penambahan fermentor yang mengandung bakterilignochloritik. Procceding Seminar Nasional dan Gelar Produk tgl 17-18Oktober 2017. Universitas Muhamadiyah Malang.

Reksohadiprodjo, S . 1985 . Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.Edisi Revisi, Cetakan 1 . BPFE UGM, Yogyakarta.

Siregar, S.B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya. Jakarta.

. 2002. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Page 42: SUBSTITUSI PENGGUNAAN SILASE TEBON JAGUNG DENGAN …digilib.unila.ac.id/54375/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · peningkatan dan pengembangan usaha peternakan (S oeparno, 1992)

34

. 2008. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soedjana TD, Bahri S, Diwyanto K, Priyanti A, Ilham N, Muharsini S,Tiesnamurti B. 2012. Menakar Potensi Penyediaan Daging Sapi dan KerbauDi Dalam Negeri Menuju Swasembada 2014. Pusat Penelitian DanPengembangan Peternakan. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian,Kementerian Pertanian. Jakarta.

Soeharsono dan B. Sudaryanto. 2006. Tebon Jagung Sebagai Sumber HijauanPakan Ternak Strategis Di Lahan Kering Kabupaten Gunung Kidul.Prosiding Lokakarya Nasional Jejaring Pengembangan Sistem IntegrasiJagung – Sapi. Pontianak, 9-10 Agustus 2006. Puslitbang Peternakan,Bogor. Hal: 36-141.

Soeparno, 1992 . Ilmu Dan Teknologi Daging.Cetakan Pertama Gajah MadaUniversity. Press, Yogyakarta.

Soetrisno, R. D. 2002. Potensi Tanaman Pakan Untuk Pengembangan TernakRuminansia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada FakultasPeternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Soetrisno, R.D. 2002. Potensi Tanaman Pakan Untuk Pengembangan TernakRuminansia.https://www.researchgate.net/publication/304228883_PRODUKSI_TANAMAN_SORGUM_Sorghum_bicolor_L_. [Diakses pada 20Agustus 2018].

Sutardi, T. 1990. Landasan Ilmu Nutrien Departemen Ilmu Makanan Ternak. IPB,Bogor.

Tatum JD, Dolezal HG, Williams Jr FL, Bowling RA and Taylor RE. 2006.Effects of feeder-cattle frame size and muscle thicness on subsequentgrowth and carcass development. Ii. Absolute growth and associatedchanges in carcas composition. J Anim Sci. 62:121-131

Whitehead, D. C. 2000. Nutrient Element In Grassland: Soil, Plant, AnimalRelationship. Wallingford. CAB International Publishing.

Yoku, O. 2010. Produksi Hijauan Dan Nilai Nutrisi Wafer Rumput Sudan(Sorghum Sudanense) Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Disertasi.Program Pascasajana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.