PRopoSaL PKL Silase Ikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal PKL di BBPAP Jepara, Jawa tengah

Citation preview

  • I PENDAHULUAN

    1.1 Judul

    TEKNOLOGI PENGOLAHAN SILASE IKAN SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN BUATAN IKAN KERAPU DI BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA 1.2 Latar Belakang

    Maraknya kegiatan akuakultur telah diwarnai dengan variasi teknologi

    produksi hingga pada keragaman spesies yang dibudidayakan. Introduksi pakan

    buatan sebagai salah satu faktor produksi semakin penting guna meningkatkan

    produksi serta aman bagi lingkungan budidaya. Untuk mencapai sasaran tersebut,

    kegiatan produksi pakan diarahkan pada dua hal pokok, yaitu :

    1. Menghasilkan formulasi pakan yang sesuai kultivan dengan biaya produksi

    relatif murah.

    2. Penggunaan pakan tidak hanya terbatas sebagai sumber energi utama bagi

    kultivan, namun sekaligus diarahkan sebagai media perantara dalam

    mencegah terjadinya serangan penyakit bagi kultivan (medicated feed).

    Penggunaan bahan baku lokal potensial untuk kepentingan budidaya tidak

    hanya berfungsi untuk menekan biaya produksi, tetapi sekaligus menjamin

    kontinuitas bahan untuk kepentingan pembuatan pakan. Penggunaan "cost effective

    feed" dengan target "farm made feed" semakin diperlukan mengingat harga pakan

    komersial yang cenderung meningkat. Hal ini berdampak pada produktivitas usaha

  • yang lebih rendah. Ketergantungan terhadap penggunaan tepung ikan harus dikurangi

    semaksimal mungkin yang terkait oleh fenomena global seperti : barang kompetitif,

    mahal, barang import serta kelangkaan suplai. Optimasi penggunaan bahan baku

    dapat ditempuh melalui penggunaan bahan baku lokal terutama bahan dari tumbuhan

    ( plant material ) seperti : jagung, dedak, ampas tahu, tepung singkong dan berbagai

    bahan potensial lainnya. Cara lainnya yang dapat ditempuh adalah melalui

    peningkatan kecernaan bahan melalui teknologi fermentasi baik aerob maupun

    anaerob.

    Silase ikan sebagai salah satu produk pengolahan ikan atau limbah ikan

    melalui proses autolisis pada kondisi asam dapat digunakan sebagai bahan baku

    pakan maupun sebagai atraktan. Teknologi pembuatan relatif sederhana serta biaya

    produksinyapun lebih murah. Sebagai bahan baku pakan, silase ikan telah dibuktikan

    untuk beberapa spesies budidaya termasuk ikan dan udang dengan kadar nutrisi yang

    cukup memadai. Selain kadar protein dan lemak cukup tinggi, produk silase dapat

    meningkatkan kecernaan pakan oleh karena tersedia dalam bentuk rantai peptida.

    Pembuatan silase ikan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan proses

    kimiawi dan dengan proses biologi. Pembuatan silase dengan proses kimiawi

    membutuhkan adanya penambahan asam untuk menghambat pertumbuhan mikroba

    pathogen. Jenis asam yang digunakan asam format, asam asetat, maupun asam

    propionate. Selain menggunakan asam asam organic, pembuatan silase ikan juga

    dapat menggunakan asam mineral seperti asam klorida dan asam sulfat. Penggunaan

    asam organic menyebabkan silase tidak terlalu asam dibandingkan menggunakan

    asam mineral. Pembuatan silase secara biologis pada prinsipnya hamper sama dengan

  • pembuatan secara kimiawi, yaitu membuat suasana asam. Silase biologis ini dapat

    menggunakan bakteri asam laktat. Pada prosesnya, penambahan bakteri asam laktat

    ini perlu dilakukan bersama dengan penambahan sumber karbohidrat supaya bakteri

    asam laktat berkembang.

    Pengujian penggunaan silase pada beberapa ikan herbivora (bandeng,

    baronang) menunjukkan bahwa silase ikan termasuk sumber protein hewani yang

    baik dan sekaligus dapat menggantikan fungsi tepung ikan. Disamping itu, biaya

    produksi pakan dapat ditekan dan jauh lebih murah dibanding dengan pakan

    komersial. Sedangkan untuk komoditas udang, fungsi silase masih terbatas sebagai

    atraktan sehingga masih diperlukan kajian lebih lanjut. Sementara penggunaan silase

    untuk produksi massal rotifer telah terbukti bahwa silase dapat menggantikan fungsi

    mikroalga untuk proses reproduksi rotifer.

    1.3 Tujuan

    Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah :

    1. Memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan

    mempelajari, memahami, dan mempraktekan secara langsung tentang

    teknologi pengolahan silase ikan sebagai bahan baku pakan buatan di

    BBPBAP Jepara.

    2. Mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi dan kendala dalam

    pengolahan silase ikan sebagai bahan baku pakan buatan di BBPBAP Jepara.

  • 1.4 Manfaat

    Manfaat pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah :

    1. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan menambah wawasan mengenai

    tehnik dan teknologi yang digunakan untuk pengolahan silase ikan.

    2. Membandingkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang didapat dari

    perkuliahan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

    diterapkan di lapangan dan menelaah persamaan maupun perbedaan yang ada.

    3. Melatih mahasiswa untuk bekerja secara mandiri di lapangan dan sekaligus

    melatih mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan

    pekerjaan yang nantinya akan ditekuninya apabila telah lulus.

  • II STUDI PUSTAKA

    2.1 Klasifikasi

    Menurut Syaifudin (2007) udang vannamei dapat digolongkan sebagai berikut :

    Kingdom : Animalia

    Phylum : Arthophoda

    Sub Phylum : Crustacea

    Class : Malacostraca

    Sub Class : Eumalacostraca

    Super Ordo : Eucarida

    Ordo : Decapoda

    Sub Ordo : Dendrobranchiata

    Famili : Penaeidae

    Genus : Litopenaeus

    Species : Litopenaeus vannamei

    2.2 Morfologi

    Dilihat dari luar tubuh udang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian depan dan

    bagian belakang. Bagian depan disebut bagian kepala, yang terdiri dari bagian kepala

    dan dada yang menyatu. Oleh karena itu dinamakan kepala dada (cephalothorax).

    Abdomen mempunyai bagian ekor di belakangnya (Mudjiman, 1987).

    Semua bagian beserta anggota-anggotanya terdiri dari ruas-ruas (segmen).

    Kepala dada terdiri 13 ruas, yaitu kepalanya sendiri 5 ruas dan dadanya 8 ruas.

  • Sedangkan bagian perut terdiri dari 6 ruas. Tiap ruas badan mempunyai sepasang

    anggota badan yang beruas-ruas pula. Seluruh tubuh tertutup oleh kerangka luar yang

    disebut eksoskeleton, yang terbuat dari bahan chitin.kerangka tersebut mengeras,

    kecuali pada sambungan-sambungan antara dua ruas tubuh yang berdekatan. Hal ini

    memudahkan mereka untuk bergerak. Cephalotorax maupun abdomen terdiri dari

    segmen-segmen tetapi karena cephalotorax tertutup oleh cerapace maka segmennya

    tidak terlihat dari luar.

    Secara umum morfologi tubuh udang dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

    1. Kepala (thorax)

    Kepala udang vannamei terdiri dari antenula, antena, mandibula dan 2 pasang

    maxillae. Kepala udang vannamei juga dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped dan 5

    pasang kaki berjalan (peripoda) atau kaki sepuluh (decapoda). Maxillae sudah

    mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan.

    2. Abdomen terdiri dari 6 ruas. Pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang

    dan sepasang uropods (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson

    (Adijaya, 2005).

  • 2.3 Manajemen Budidaya

    Persiapan tambak merupakan langkah awal budidaya udang vannamei

    sehingga proses pemeliharaan dan produktivitasnya bisa optimal. Hal-hal yang perlu

    dipersiapkan yaitu pemilihan lokasi, konstruksi tambak, persiapan tambak dan

    persiapan media pertumbuhan udang.

    2.3.1 Persiapan tambak

    Persiapan tambak atau lahan dilakukan untuk menciptakan lingkungan hidup

    yang sehat bagi udang. Dalam lingkungan yang optimal bagi budidaya terdapat

    bahan-bahan organik yang cukup. Bahan organik dapat terurai menjadi mineral dan

    selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh phytoplankton. Hal ini dapat mengakibatkan

    pertumbuhan udang menjadi cepat.

    Kegiatan persiapan tambak meliputi :

    1. Pengeringan tambak

    Pengeringan tambak berguna untuk menghilangkan senyawa-senyawa

    beracun, sepeti asam sulfida (H 2 S) dan amonia (NH 3 ). Sisa-sisa bahan organik juga

    akan cepat terurai menjadi mineral. Disamping itu, pengeringan tanah dasar tambak

    juga dapat berguna untuk membasmi bibit-bibit hama dan penyakit. Pemasangan

    saringan pada pintu air juga berguna untuk mencegah masuknya hama dari luar

    melalui air (Mudjiman,1984).

    2. Pengapuran

    Jika proses pengeringan dan pembalikan tanah dasar dianggap cukup,

    selanjutnya dilakukan pengapuran dengan kapur pertanian. Pengapuran tidak hanya

  • dilakukan di tanah dasar tambak tetapi juga di dinding tanggul bagian dalam yang

    mengarah ke tambak. Cara pengapuran adalah menyebarkan kapur secara merata ke

    seluruh tanah dasar dan dinding tanggul. Kebutuhan kapur per hektar tambak

    tergantung dari derajat keasaman tanah tambak (Amri, 2006).

    Manfaat pengapuran menurut Murtidjo (1998), antara lain : menormalkan

    asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat; mencegah kemungkinan

    terjadinya perubahan pH air/ tanah yang mencolok; mendukung kegiatan bakteri

    pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara akan terlepas; mengendapkan

    koloid yang melayang-layang dalam air tambak.

    Kebutuhan kapur per hektar tambak tergantung dari derajat keasaman tanah

    tambak (pH). Pada umumnya tambak yang sudah beberapa kali digunakan untuk

    pemeliharaan udang akan memiliki pH rendah karena telah terjadi proses

    pembusukan bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran udang sehingga

    menghasilkan asam dari proses oksidasi. Semakin rendah pH tanah jumlah kapur

    yang digunakan juga semakin banyak (Amri, 2006).

    2.3.2 Konstruksi tambak

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tambak dilihat dari segi

    konstruksi, antara lain bentuk petakan yang ideal yaitu bujur sangkar, kedalaman air

    tambak sekitar 150-180 c, dan saluran air masuk (inlet) dan saluran pembuangan

    (outlet). Kedua saluran tersebut harus terpisah satu sama lain. Kemiringan saluran air

    masuk sekitar 5-10% ke arah saluran air keluar. Dan saluran pembuangan tengah

    berfungsi untuk membuang lumpur dan kotoran dari dasar tengah tambak.

  • 2.3.3 Pakan

    Selain pakan alami yang telah tersedia pakan buatan juga perlu diberikan

    untuk mempercepat pertumbuhan udang. Pakan yang diberikan dapat berupa jenis

    crumble dan pellet disesuaikan dengan umur udang. Pakan buatan harus memiliki

    nilai gizi tinggi (DKP, 2006) meliputi : Protein 30%, lemak 2,8%, air 13%, serat

    kasar

  • untuk mengusahakan dan mempertahankan agar air tersebut tetap berkualitas dan

    dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan secara terus menerus (Mahasri, 2006).

    Dalam usaha udang (Vannamei dan windu) menjaga dinamika kualitas air

    merupakan faktor penting, karena air merupakan media hidup udang sekaligus

    sebagai habitat penyedia makanan alami serta sebagai tempat terkumpulnya limbah

    sisa-sisa metabolisme dan sisa pakan (DKP,2006).

    Pengelolaan kualitas air adalah cara pengendalian kondisi air sedemikian rupa

    sehingga memenuhi persyaratan fisik dan kimiawi bagi kehidupan dan pertumbuhan

    udang yang dipelihara. Dari sekian banyaknya sifat air, ternyata hanya beberapa saja

    yang merupakan variabel kunci dalam menentukan mutu air media pemeliharaan

    udang. Variabel fisik air adalah warna air, suhu dan kecerahan, sedangkan variabel

    kimiawi air yang terpenting adalah salinitas, pH, oksigen terlarut, ammonia dan H 2 S

    (Indah,2004).

    Untuk mendapatkan parameter kualitas air yang optimal maka selama masa

    pemeliharaan dilakukan sirkulasi air secara terprogram dengan memperhatikan

    kualitas air (Sutende, 1996).

    Usaha mempermudah pengelolaan kualitas air salah satunya adalah dengan

    pemantauan kualitas air tambak dari waktu ke waktu. Pengamatan dapat dilakukan

    secar visual maupun dengan memakai peralatan. Pengamatan secara visual dilakukan

    dengan cara melihat bagaimana tingkah laku udang apakah ada udang yang gelisah,

    meloncat ke permukaan air atau dengan melihat warna air tambak, apakah sudah

    padat dengan plankton atau tidak (Suyanto dan Mudjiman, 1999).

  • Parameter kualitas air yang mudah dipantau ialah suhu, kecerahan, salinitas

    dan pH (Suyanto dan Mudjiman, 1999). Standar kualitas air untuk budidaya udang

    vannamei adalah sebagai berikut (Syaifudin,2007). :

    - Ketinggian air saat tebar : > 75 cm

    - Ketinggian air saat budidaya : > 80 cm

    - Salinitas : optimal 10-25 ppm

    - Disolved oxygen (DO) : > 4 ppm

    - pH : 7,5-8,5

    - Alkalinitas : total 120-150 ppm

    Bikarbonat > 80 ppm

    - Total Hardness : > 2500 ppm

    - Ammonia (NH 3 ) : < 0,1 ppm

    - H 2 S :

  • Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara pencegahan yaitu memasang

    penguat pada sisi pematang berupa gedek. Hama yang berada di dalam air dapat

    diberantas dengan menggunakan bungkil biji teh. Bungkil biji teh di Indonesia

    mengandung 10-15% saponin, untuk tambak dengan luas 1 Ha digunakan bungkil teh

    sebanyak 150-200 kg. Penggunaan bungkil teh akan efektif bila dilakukan pada siang

    hari, selain itu daya racun akan semakin meningkat dengan bertambahnya salinitas.

    Setelah 6 jam kemudian tambak dapat diisi kembali dengan air dan aman untuk

    ditebari benih udang (Syahid, 2006).

  • III RENCANA KEGIATAN

    3.1 Tempat dan Waktu

    Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Desa Kalanganyar, Kecamatan

    Bangil, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan mulai

    28 Juli 05 September 2008.

    3.2 Metode Kerja

    Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode

    deskriptif, yaitu metode untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan

    akurat mengenai fakta fakta dan sifat sifat populasi atau daerah tertentu

    (Suryabrata, 1993).

    3.3 Metode Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah dengan

    mengumpulkan data baik secara primer maupun data sekunder.

    3.3.1 Data Primer

    Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

    diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya melalui prosedur dan teknik pengambilan

    data yang berupa obsevasi, wawancara, partisipasi aktif, maupun memakai instrumen

    pengukuran yang khusus sesuai tujuan (Azwar, 1998).

  • A. Observasi

    Observasi atau pengamatan secara langsung adalah pengambilan data dengan

    menggunakan indera mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan

    tersebut (Nazir, 1998). Dalam Praktek Kerja Lapang ini observasi dilakukan terhadap

    berbagai hal yang berhubungan dengan budidaya meliputi konstruksi kolam,

    pemberian pakan, kualitas air, pemberantasan hama dan penyakit, serta sarana dan

    prasarana yang menunjang usaha pembesaran.

    B. Wawancara

    Wawancara merupakan cara mengumpulkan data dengan cara tanya jawab

    sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.

    Dalam wawancara memerlukan komunikasi yang baik dan lancar antara peneliti

    dengan subyek sehingga pada akhirnya bisa didapatkan data yang dapat

    dipertanggingjawabkan secara keseluruhan (Nazir, 1988). Wawancara dilakukan

    dengan cara menayakan berbagai pertanyaan dengan pemilik atau pegawai mengenai

    latar belakang berdirinya Balai Pengembangan Budidaya Air Payau (BPBAP),

    permodalan, produksi, pemasaran, dan permasalahan dihadapi dalam menjalankan

    usaha budidaya udang vanamei ( Litopenaeus vannamei ).

    C. Partisipasi Aktif

    Partisipasi aktif adalah keterlibatan dalam suatu kegiatan yang dilakukan

    secara langsung di lapangan (Nazir, 1988). Dalam hal ini kegiatan yang dilakukan

    adalah budidaya udang vaname secara semi intensif. Kegiatan tersebut diikuti secara

    langsung mulai dari persiapan kolam, pengukuran kualitas airnya (suhu, pH, DO,

    salinitas), pemeliharaan benih, pemberian pakan, pemanenan udang vanamei,

  • pemasaran serta kegiatan lainnya yang berkaitan dengan Praktek Kerja Lapang yang

    dilakukan.

    3.3.2 Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung dan

    telah dikumpulkan serta dilaporkan oleh orang diluar dari penelitian itu sendiri

    (Azwar, 1988). Data ini dapat diperoleh dari data dokumentasi, lembaga penelitian,

    dinas perikanan, pustaka, laporan pihak swasta, masyarakat dan pihak lain yang

    berhubungan dengan budidaya udang vanamei secara semi intensif.

    3.4 Jadwal Kegiatan

    Pola pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini pada bulan Juli September 2008

    dengan jadwal sebagai berikut :

    No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan

    1. Persiapan

    1.1 ijin 2 hari

    1.2 Survey Lapang 3 hari

    2. Penyusunan Usulan PKL 10 hari

    3. Konsultasi Usulan PKL 10 hari

    4. Pelaksanaan PKL 45 hari

    5. Penyusunan Laporan PKL 14 hari

    6. Konsultasi Laporan PKL 14 hari

    Total Waktu Penyelesaian 98 hari

  • Lampiran 1

    KERANGKA SEMENTARA

    LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

    Judul :

    MANAJEMEN BUDIDAYA UDANG VANNAMEI ( Litopenaeus vannamei )

    SECARA SEMI INTENSIF DI BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR

    PAYAU BANGIL KABUPATEN PASURUAN PROPINSI JAWA TIMUR

    HALAMAN JUDUL........................................................................................................

    HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................

    HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................

    RINGKASAN....................................................................................................................

    SUMMARY.......................................................................................................................

    KATA PENGANTAR......................................................................................................

    UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................................

    DAFTAR TABEL.............................................................................................................

    DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................

    DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................

    I PENDAHULUAN..............................................................................................

    1.1 Judul...............................................................................................................

    1.2 Latar belakang...............................................................................................

    1.3 Tujuan............................................................................................................

    1.4 Manfaat..........................................................................................................

    II STUDI PUSTAKA.............................................................................................

  • 2.1 Klasifikasi......................................................................................................

    2.2 Morfologi dan Reproduksi.............................................................................

    2.3 Habitat............................................................................................................

    2.4 Manajemen Budidaya....................................................................................

    2.4.1 Pemilihan Lokasi............................................................................

    2.4.2 Konstruksi Kolam...........................................................................

    2.4.3 Pakan...............................................................................................

    2.4.4 Pengelolaan Kualitas Air................................................................

    2.4.5 Penanggulangan Hama dan Penyakit..............................................

    2.4.6 Pemasaran.......................................................................................

    2.4.7 Hambatan........................................................................................

    2.4.8 Analisis Usaha................................................................................

    III PELAKSANAAN...............................................................................................

    3.1 Tempat dan waktu..........................................................................................

    3.2 Metode Kerja.................................................................................................

    3.4 Metode Pengumpulan Data...........................................................................

    3.3.1 Data Primer.....................................................................................

    3.3.2 Data Sekunder.................................................................................

    IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................

    V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................

    5.1 Kesimpulan....................................................................................................

    5.2 Saran..............................................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

  • LAMPIRAN......................................................................................................................

    Lampiran 2

    DAFTAR PERTANYAAN

    1. Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang

    1.1 Sejarah Berdirinya

    Kapan berdirinya...............................................................................................

    Latar belakang berdirinya..................................................................................

    Apa maksud dan Tujuan Pendirian....................................................................

    1.2 Lokasi Praktek Kerja Lapang

    Terletak di Desa........., Kecamatan.........., Kabupaten............, propinsi...........

    Bagaimana topografi..........................................................................................

    Bagaimana keadaan transportasi dan komunikasi dari lokasi...........................

    Apakah ada usaha perikanan lain di sekitar lokasi............................................

    1.3 Struktur organisasi

    Bagaimana struktur organisasi...........................................................................

    Berapa jumlah pegawai yang terlibat................................................................

    Berapa jumlah tenaga kerja tetap dan tidak tetap..............................................

    1.4 Bentuk Usaha dan Permodalan

    Bagaimana status usa tersebut...............

    Darimana sumber dana untuk operacional........

    Apakah ada kerjasama dengan pihak lain.........................................................

  • 2. Manajemen Budidaya

    2.1 Kontrol Kualitas Air

    Sistem apa yang digunakan...........

    Darimana sumber air.................

    Apakah air yang tersedia mencukupi kebutuhan...

    Berapa debit air..

    Parameter apa saja yang diukurdan alat apa yang digunakan............

    Bagaimana penanganannya...........

    2.2 Penebaran dan Pemeliharaan Benih

    Asal benih..........................................................................................................

    Kapan benih ditebar.., umur.., dan ukuran........................

    Bagaimana cara penebarannya..........................................................................

    Adakah alat yang digunakan..............................................................................

    Berapa harga benih udang vannamei.................................................................

    Bagaimana cara memperoleh benih udang vannamei............, alat transportasi

    apa yang digunakan........, kapan benih dikirim.........., dan alat apa yang

    digunakan...........................................................................................................

    Berapa lama waktu pemeliharaan sampai panen..................dan berapa

    ukuran siap jual..................................................................................................

    2.3 Pakan

    Jenis pakan apa yang digunakan....................

  • Mengana menggunakan pakan tersebut.............

    Berapa kali frekuensi pemberian pakan jenis tersebut......................................

    Berapa kali frekuensi pemberian pakan dan berapa jumlah pakan yang

    diberikan............................................................................................................

    Bagaimana kualitasnya......................................................................................

    2.4 Hama dan Penyakit

    Hama dan penyakit apa yang sering timbul.......................................................

    Bagaimana cara identifikasi............., dan deteksinya........................................

    Bagaimana pencegahannya..........,pengendalian............,penanganan............

    dan pengobatannya............

    Alat dan bahan apa saja yang digunakan untuk pengobatan.................

    Berapa lama perlakuan..................

    3. Pemanenan, Pengangkutan dan Pemasaran

    3.1 Pemanenan

    Bagaimana cara pemanenannya.........................................................................

    Kapan dilakukan pemanenan..,umur..,dan usuran.................

    Alat dan bahan apa saja yang digunakan...............

    Berapa hasilnya..

    Bagaimana proses pasca panen..................

    3.2 Pengangkutan

    Alat transportasi yang digunakanJenis., dan Jumlah.............

    Bagaimana keadaanya...

  • 3.3 Pemasaran

    Bagaimana cara pemasaran...

    Daerah mana saja tujuan pemasaran (dalam atau luar negeri)......

    Bagaimana cara pengemasan dan alat transportasi apa yang

    digunakan.......................................................................................................

    Berapa harga per Kg (dalam atau luar negeri)...................

    4. Hambatan dan Kemungkinan Pengembangan Usaha

    4.1 Hambatan yang dihadapi

    Masalah apa saja yang timbul............................................................................

    Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.....................................................

    Kepada siapa meminta bantuan.........................................................................

    4.2 Kemungkinan Pengembangan Usaha

    Adakah rencana pengembangan usaha..............................................................

    Bagaimana peluang pengembanan usaha..........................................................

    Apa tujuan dari pengembanan usaha.................................................................

    Berapa besar biaya dan waktu yang diperlukan................................................

    5. Analisis Usaha

    Berapa modal awal dari usaha ini.......................................................................

    Diperoleh dari mana modal tersebut...................................................................

    Berapa biaya yang dibutuhkan untuk satu kali siklus.........................................

    Berapa keuntungan atau kerugian yang didapat.................................................

  • Berapa harga benih Udang Vannamei................................................................

    Berapa tenaga kerja..................dan upahnya......................................................

    Berapa biaya pembuatan kolam..........................................................................

    Berapa harga pakanya.........................................................................................

    Berapa harga alat-alat yang digunkan.................................................................

    Berapa penyusutannya........................................................................................

    Berapa harga jual per kilogram...........................................................................