28
EVALUASI PEMBELAJARAN TES TERTULIS OBJEKTIF DAN ESSAY Jenis Tugas : SUMMARY Disusun Oleh : Nama : Hendra Suherman No. Reg : 5115127099 Prodi : Pend. Teknik Elektro Non. Reguler UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah untuk tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran tentang jenis tes tertulis objektif dan essay

Citation preview

Page 1: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

EVALUASI PEMBELAJARAN

TES TERTULIS OBJEKTIF DAN ESSAY

Jenis Tugas :

SUMMARY

Disusun Oleh :

Nama : Hendra Suherman

No. Reg : 5115127099

Prodi : Pend. Teknik Elektro Non. Reguler

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

2014

Page 2: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

I. PENDAHULUAN

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur

sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes hasil

belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau

diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa.

II. Tes Objektif

Pengertian tes objektif adalah tes atau butir soal yang telah mengandung kemungkinan

jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Peserta tes hanya harus

memilih jawaban dari alternatif jawaban yang disediakan.

Bentuk tes objektif secara umum memiliki 3 tipe yaitu :

1. Benar-salah (true false)

2. Menjodohkan (matching)

3. Pilihan ganda (multiple choice)

Butir soal objektif memiliki kekuatan antara lain :

1. Mudah dikontruksi.

2. Perangkat soal dapat mewakili seluruh pokok bahasan.

3. Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena

tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.

4. Alat yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama

berkenaan dengan ingatan.

5. Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu.

6. Reabilitynya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena

penilainnya bersifat objektif.

7. Objektif test tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah

dilaksanakan.

8. Validity test objektif lebih tinggi dari essay test, karena samplingnya lebih luas.

Adapun kelemahan butir soal objektif adalah :

1. Mendorong peserta tes untuk menebak jawaban, karena mereka belum

menguasai materi pelajaran tersebut.

Page 3: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

2. Terlalu menekankan kepada ingatan.

3. Peserta tes harus selalu memberikan penilaian absolut.

4. Banyak memakan biaya, karena lembaran-lembaran item test harus sebanyak

jumlah pengikut test.

5. Nilai yang diperoleh belum tentu sesuai dengan kemampuan siswa, karena tak

jarang siswa yang hanya asal menerka jawaban

III. Jenis- Jenis Tes Objektif :

A.  Tes Benar Salah (B-S)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tes benar salah adalah:

1) Buatlah pernyataan secara jelas, benar atau salah. Butir tes benar salah

ini harus dinyatakan secara jelas dan bebas dari pengertian ganda.

Ungkapan yang samar-samar hanya akan mengecoh para siswa dan

menimbulkan kebingungan.

2) Hindarilah penentu-penentu yang bersifat spesifik, misalnya semua,

selalu, tidak, tidak pernah, biasanya, kadang-kadang.

3) Hindari pernyataan-pernyataan negatif ganda.

4) Hindari petunjuk luar yang mengarah pada jawaban.

5) Bila mengukur hubungan sebab akibat gunakan satu proposisi yang

benar.

6) Gunakan kalimat yang sederhana.

7) Hal-hal yang bersifat teknis lainnya perlu juga diperhatikan: jumlah soal

hendaknya cukup banyak, soal yang harus dijawab dengan benar dan

yang harus dijawab dengan salah, jumlahnya hendaknya seimbang, dan

urutan soal-soal yang harus dijawab dengan benar dan harus dijawab

dengan salah hendaknya tidak merupakan pola yang tetap.

Kelebihan dan kelemahan Tes Benar Salah disajikan pada bagan berikut: 

Kelebihan Tes Benar Salah Kelemahan Tes Benar Salah

1.    Soal ini baik untuk hasil-

hasil dimana hanya ada dua

alternatif jawaban

1.  Sulit menuliskan soal di luar

tingkat pengetahuan yang bebas

dari maksud ganda

Page 4: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

 

2.    Tuntutan kurang ditekankan

pada kemampuan baca

 

3.    Sejumlah soal relatif dapat

dijawab dalam tipe tes secara

berkala

 

4.    Penilaian mudah, objektif

dan dapat dipercaya.

 

2. Jawaban soal tidak memberikan

bukti bahwa siswa mengetahui

dengan baik

 

3.Tidak ada informasi diagnostik dari

jawaban yang salah

 

4. Memungkinkan dan mendorong

siswa untuk menerka-nerka.

 

B. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Tes pilihan ganda mengacu pada tes yang diujikan di mana siswa harus memilih

salah satu dari beberapa pilihan. Tes ini mempunyai dua bagian, yaitu:

1. Batang tubuh, yaitu yang mengikutsertakan semua informasi yang diperlukan

untuk memperkenalkan pertanyaan.

2. Pilihan-pilihan, yang terdiri dari jawaban yang benar dan distraktor.

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis butir tes  pilihan

ganda, adalah:

1) Hindari mengulangi kata-kata kunci.

2) Kalimat dalam tiap-tiap soal diusahakan dengan kalimat positif.

3) Jika mempergunakan kalimat negatif, hendaknya diberi penjelasan atau

digarisbawahi.

4) Kalimat dari tiap-tiap butir soal harus jelas.

5) Hindari hubungan soal berikutnya dengan soal sebelumnya.

6) Selang-selinglah jawaban yang benar secara acak.

7) Kontrol kesulitan dalam soal dengan merubah alternatif jawaban.

8) Pastikan satu soal bebas dari pengaruh soal yang lain.

9) Jumlah option (pilihan) jangan terlalu banyak.

Kelebihan dan kelemahan Tes Pilihan Ganda sebagai berikut:

Kelebihan Tes Pilihan Ganda Kelemahan Tes Pilihan Ganda

Page 5: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

1.    Hasil belajar dari yang

sederhana sampai yang

komplek dapat diukur

2.    Terstruktur dan petunjuknya

jelas

 

3.    Alternatif jawaban yang salah

dapat memberikan informasi

diagnostik

 

4.    Tidak dimungkinkan untuk

menerka jawaban

 

5.    Penilaian mudah, objektif dan

dapat dipercaya

1.  Menyusunnya membutuhkan

waktu yang lama

 

2.  Sulit menemukan pengacau

 

3.    Kurang efektif mengukur

beberapa tipe pemecahan

masalah, kemampuan untuk

mengorganisir dan

mengekspresikan ide

 

4. Nilai dapat dipengaruhi dengan

kemampuan baca yang baik

C. Tes Menjodohkan

Tes menjodohkan merupakan variasi dari tes pilihan ganda. Dengan mengubah

ke dalam bentuk menjodohkan dapat dihindari pengulangan dari jawaban alternatif

dan menyajikan soal-soal sama dalam bentuk yang lebih komplek. Tes menjodohkan

terdiri dari serangkaian pernyataan yang disebut premis dan serangkaian jawaban

alternatif yang disebut respons. Ini semua disusun dalam kolom dengan petunjuk-

petunjuk yang mengatur aturan-aturan untuk memasangkan/menjodohkan.

Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam menulis tes menjodohkan:

a. Diusahakan hanya materi-materi yang homogen dalam serangkaian soal.

b. Diusahakan urutan-urutan soal singkat dan tempatkan jawaban secara

singkat di sebelah kanan.

c. Jumlah respon lebih banyak dari premis.

d. Petunjuk harus jelas, apakah satu respon hanya dipakai satu kali atau

lebih dari satu kali.

Page 6: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

e. Serangkaian soal menjodohkan ditulis dalam halaman yang sama.

Kelebihan dan kelemahan tes menjodohkan sebagai berikut:

Kelebihan Tes Menjodohkan Kelemahan Tes Menjodohkan

1.Suatu bentuk yang efisien

diberikan di mana sekelompok

respon sama menyesuaikan

dengan rangkaian isi soal

 

2.Waktu membaca dan merespon

relatif singkat

 

3.Mudah untuk dibuat

 

4. Penilaian mudah, objektif dan

dapat dipercaya

1. Materi soal dibatasi oleh faktor

ingatan/pengetahuan yang

sederhana dan kurang dapat

dipakai untuk mengukur

penguasaan yang bersifat

pengertian dan kemampuan

membuat tafsiran

2. Sulit menyusun soal yang

mengandung sejumlah respons

yang homogen

 

3.Mudah terpengaruh dengan

   petunjuk yang tidak relevan

 

D.  Tes Isian Singkat dan Jawaban Pendek ( Melengkapi)

Tes bentuk isian singkat dan jawaban pendek keduanya hampir sama, hanya

berbeda dalam bentuk persoalan yang disajikan. Jika masalah yang disajikan dalam

bentuk pertanyaan, maka tes itu menjadi bentuk jawaban pendek, dan apabila

disajikan dalam bentuk pernyataan yang belum selesai, maka tes itu menjadi bentuk

isian singkat.

Dalam mempersiapkan soal-soal bentuk ini perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a) Hati-hati terhadap soal-soal isian yang terbuka. Jawaban yang diinginkan

harus benar-benar dibatasi.

b) Titik-titik lebih baik diletakkan pada ujung pernyataan dari pada di depan.

c) Di dalam satu pernyataan janganlah terlalu banyak yang dikosongkan.

d) Jika masalahnya memerlukan jawaban yang berupa angka, nyatakanlah satuan-

satuan tertentu dari perhitungan itu.

Kelebihan dan kelemahan tes isian singkat/jawaban pendek sebagai berikut:

Page 7: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

Kelebihan Tes Isian

Singkat/Jawaban Pendek

Kelemahan Tes Isian

Singkat/Jawaban Pendek

1.      Mudah dalam pembuatan

2.      Kemungkinan menebak

jawaban sangat sulit

3.      Cocok untuk soal-soal

hitungan

4.      Hasil-hasil pengetahuan dapat

diukur secara luas

1.      Sulit menyusun kata-kata yang

jawabannya hanya satu

2.      Tidak cocok untuk mengukur

hasil-hasil belajar yang komplek

3.      Penilaian menjemukan dan

memakan waktu banyak

 

IV. Tes Uraian / Essay

Pengertian tes uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang

jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan

pikiran peserta tes secara naratif.

Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang

yang mengkontruksi butir soal, tetapi dipasok oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih,

menghubungkan, dan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan kata-katanya

sendiri. Jadi perbedaan utama tes objektif dan uraian dalah siapa yang menyediakan

jawaban atau alternative jawaban sudah disediakan oleh pembuat soal. Dengan

pengertian diatas maka pemberian skor terhadap soal uraian tidak mungkin dilakukan

secara objektif.

Adapun kelebihan soal uraian adalah :

1. Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks, artinya

hasil belajar yang tidak sederhana. Hasil belajar yang kompleks tidak hanya

membedakan yang benar dari yang salah, tetapi juga dapat mengekspresikan

pemikiran peserta tes serta pemilihan kata yang dapat memberi arti yang

spesifik pada suatu pemahaman tertentu.

2. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan

dan kemampuan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber

Page 8: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan

keterampilan pemecahan masalah. Integrasi buah pikiran itu membutuhkan

dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya. Tanpa dukungan

kemampuan mengekspresikan buah pikiran secara teratur dan terarah, maka

kemampuan tidak terlihat secara utuh. Bahkan kemampuan itu secara

sederhana sudah akan dapat kelihatan dengan jelas dalam pemilihan kata,

penyusunan kalimat, penggunaan tanda baca, penyusunan paragraf dan

susunan rangkain paragraf dalam suatu keutuhan pikiran.

3. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk

melahirkan kepribadiannya dan watak sendiri, sesuai dengan sifat tes uraian

yang menuntut kemampuan siswa untuk mengekspresikan jawaban dalam

kata-kata sendiri. Untuk dapat mengekspresikan pemahaman dan penguasaan

bahan dalam jawaban tes, maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan

bahan secara utuh. Penguasaan bahan yang tanggung atau parsial dapat

dideteksi dengan mudah. Karena itu untuk menjawab tes uraian dengan baik

peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang diperkirakannya akan

diujikan dalam tes secara tuntas. Seorang peserta tes yang mengerjakan tes

uraian dengan penguasaan bahan parsial akan tidak mampu menjawab soal

dengan benar atau akan berusaha dengan cara membual.

4. Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan guru untuk menyusun butir

soal. Kemudahan ini terutama disebabkan oleh dua hal, yaitu:

Jumlah butir soal tidak perlu banyak

Kedua, guru tidak selalu harus memasok jawaban atau kemungkinan

jawaban yang benar sehingga akan sangat menghemat waktu konstruksi

soal. Tetapi hal ini tidak berarti butir soal uraian dapat dikontruksikan

secara asal-asalan. Kaidah penyusunan tes uraian tidaklah lebih

sederhana dari kaidah penyusunan tes objektif.

5. Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakan

kebaikan sekaligus kelemahannya. Dalam arti yang positif tes uraian akan

sangat mendorong siswa dan guru untuk belajar dan mengajar, serta

menyatakan pikiran secara tertulis. Dengan demikian diharapkan

kemampuan para peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis

Page 9: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

akan meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain, penekanan yang berlebihan

terhadap penggunaan tes uraian yang sangat menekankan kepada

kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tulisan yang dapat

menjadikan tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliable. Bagi

siswa yang tidak mempunyai kemampuan menulis, akan menjadi beban.

Tes uraian di samping memiliki kelebihan terdapat pula kelemahan-kelemahannya,

yaitu:

1. Reliabilitasnya rendah artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak

konsisten bila tes yang sama atau tes yang parallel yang diuji ulang beberapa

kali. Menurut Robert L. Ebel A. Frisbie (1986 : 129) terdapat tiga hal yang

menyebabkan tes uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama keterbatasan

sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Kedua, batas-batas tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan

untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Ketiga, subjektifitas

penilaian yang dilakukan oleh pemeriksa tes.

2. Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang

banyak.

3. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan.

4. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling

membedakan prestasi belajar siswa.

V. Jenis-Jenis Tes Uraian / Essay

Jenis  tes uraian dibedakan menjadi:

a. Uraian Bebas (Free Essay)

Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung  pada

pandangan siswa itu sendiri. Hal ini disebabkan  oleh isi pernyataan uraian bebas

sifatnya umum.

Contoh:

1.    Bagaimana perkembangan komputer di Indonesia, Jelaskan dengan singkat !

2.    Bagaimana peran komputer dalam pendidikan ?

 

Page 10: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

b. Uraian Terbatas

     Dalam uraian terbatas, dalam bentuk ini pernyaaan telah diarahkan kepada

kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembantasan bisa dari segi

ruang lingkupnya, sudut padang menjawabnya,serta  indikator-indikatonya.

Contoh:

1.    Jelaskan bagaimana prosedur operasional sebuah pesawat komputer !

2.    Sebutkan 5 komponen dalam komputer ?

Jenis tes uraian yang disebut juga soal-soal berstuktur. Soal berstuktur merupakan

serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas menjawabnya.

Soal yang berstruktur berisi unsur – unsur pengantar soal, seperangkat data, dan

serangkaian sub soal.

Sehubungan dengan kedua bentuk uraian diatas, Depdikbut sering menyebutkan

dengan istilah lain, yaitu Bentuk Uraian Objektif (BUO) dan Bentuk Uraian Non

Objektif (BNUO).

1.    Bentuk Uraian Objektif (BUO)

Bentuk uraian seperti ini memiliki sehimpunan jawaban dengan rumusan yang

relati lebih pasti sehingga dapat dilakukan penskoran secara objektif.

Dalam penskoran bentuk soal uraian objektif, skor hanya dimungkinkan

menggunakan dua kategori, yaitu benar atau salah. Untuk setiap kata kunci yang

benar diberi skor 1 (satu) dan untuk kata kunci yang dijawab salah atau tidak dijawab

diberi skor 0 (nol).

Adapun langkah-langkah pemberian skor soal bentuk uraian objektif adalah :

a. Tuliskan semua kata kunci atau kemungkinan jawaban benar secara jelas untuk

setiap soal.

b. Setiap kata kunci yang dijawab benar diberi skor 1. Tidak ada skor setengah

untuk jawaban yang kurang sempurna. Jawaban yang diberi skor 1 adalah

jawaban sempurna, jawaban lainya adalah 0.

c. Jika satu pertanyaan memiliki beberapa subpetanyaan, perincilah kata kun ci

dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kuunci subjawaban dan

buatkan skornya.

Page 11: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

d. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal tersebut.

Jumlah skor ini disebut skor maksimum.

Contoh :

Indikator  : menghitung isi bangun ruang (balok) dan mengubah satuan  

  ukuranya.

Soal          : sebuah bak penampung air berbentuk balok berukuran panjang 100

                   cm, lebar 70 cm dan tinggi 60 cm. Berapa liter isi bak penampung

                   mampu menyimpan air ?

Pedoman Penskoran Bentuk Uraian Objektif

Langkah Kriteria Jawab Skor

1 Rumus isi balok = panjang x lebar x tinggi 1

2 = 100 cm x 70 cm x 60 cm 1

3 = 420.000 cm3 1

4 Isi balok dalam liter : 1

5 = 420 liter 1

  Skor maksimum 5

 

2.    Bentuk Uraian Non-Objektif (BUNO)

Bentuk soal seperti ini memiliki rumusan jawaban yang sama dengan rumusan

jawaban uraian bebas, yaitu menuntut peserta didik untuk mengigat dan

mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan – gagasan pribadi atau

hal –hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan

gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat

memungkinkan adanya unsur subjektivitas.

            Dalam penskoran soal bentuk uraian nonobjektif,skor di jabarkan dalam rentang.

Besarnya rentang. Besarnya rentang skor ditetapkan oleh kompleksitas jawaban,

seperti 0-1, 0-4, 0-6, 0-8,0-10 dan lain-lain. Skor minimal harus 0, karena peserta

didik yang tidak menjawab pun akan memperoleh skor minimal tersebut, sedangkan

skor maksimum ditentukan oleh penyusunan soal dankeadaan jawaban yang

ditentukan dalam soal tersebut.

     Adapun langkah-langkah pemberian skor untuk soal bentuk uraian nonobjektif

adalah sebagai berikut:

Page 12: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

a) Tulisan garis – garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk dijadikan

pegangan dalam pemberian skor.

b) Tetapkan rentang skor untuk setiap kriteria jawaban.

c) Pemberian skor pada setiap jawaban bergantung pada kualitas jawaban yang

diberikan oleh peserta didik

d) Jumlahkan skor-skor yang diperoleh dari setiap kriteria jawaban sebagai skor

peserta didik. Jumlah skor tertinggi dari setiap kriteria jawaban disebut skor

maksimum dari suatu soal

e) Periksalah soal dari setiap nomor dari semua peserta didiksebelum pindah ke

nomor soal yang lain. Tujuannya untuk menghidari pemberian skor berbeda

terhadap soal yang sama.

f) Jika setiap butiran soaltelah selesai diskor,hitung jumlah skor perolehan peserta

didik untuk setiap soal. Kemudian hitunglah nilai tiap soal dengan rumus

g) Jumlahkan semua nilai yang diperoleh dari semua soal. Jumlah nilai ini disebut

nilai akhir dari suatu perangkat tes yang di berikan.

Contoh:

Indikator : menjelaskan alasan yang membuat kita harus bangga sebagai bangsa

      Indonesia.

Soal        : Jelaskan alasan yang membuat kita perlu bangga sebagai bangsa

     Indonesia.

Pedoman Penskoran Bentuk Uraian Non-Objektif

Kriteria Jawaban Rentang

Skor

Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam Indonesia 0-2

Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan tanah air

Indonesia (Pemandangan alam, Geografis, dsb)

0-2

Kebanggaan yang berkaitan dengan keanekaragaman budaya,

suku, adat-istiadat tetapi dapat bersatu

0-3

Kebanggaan yang berkaitan dengan keramahtamahan

masyarakat Indonesia

0-2

Skor Maksimum 9

Page 13: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

Untuk meningkatkan objektivitas hasil pemeriksaan jawaban, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan, antara lain :

1. Untuk memperoleh soal bentuk uraian yang baik harus disusun rencana yang

baik pula. Untuk itu , harus diingat kembali prinsip-prinsip penyusunan tes dan

langkah-langkah pengembangan tes secara umum

2. Dalam menulis soal bentuk uraian, guru harus mempunyai gambaran tentang

ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan,

kedalam dan panjang jawaban atau perincian jawaban yang mungkin diberikan

oleh peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghindari kemungkinan

terjadinya keracunan soal dan dapat mempermudah pembuatan kriteriaatau

pedoman penskoran

3. Setelah menulis soal, guru harus menyusun kunci jawaban atau pokok-pokok

jawabandan pedoman penskoran. Pedoman penskoran ini berisi tentang:

a) Batasan atau kata-kata kunci untuk melaksanakan penskoran terhadap soal

bentuk uraian objektif.

b) Kriteria jawaban digunakan untuk melakukan penskoran terhadap soal

bentuk uraian nonobjektif

4. Semua identitas peserta didik harus disembunyikan agar tidak terlihat sebelum

dan selama memeriksa, Jika memungkinkan, identitas peserta didik cukup

diganti dengan kode tertentu

5. Jauhkanlah hal-hal yang dapat mempengaruhi subjektivitas pemberian skor,

seperti bentuk tulisan/ huruf, ukuran kertas, ejaan, struktur kalimat, kerapian, dll

Page 14: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

III. Perbedaan Tes Objektif dan Tes Essay

Berikut ini disajikan perbdaan-perbedaan antara tes obyektif dengan tes essay:

1. Tes obyektif menuntut siswa untuk memilih dua atau lebih alternatif jawaban,

sementara tes essay menuntut siswa untuk merencanakan sendiri jawaban

mereka kemudian menyatakannya dengan kata-kata mereka sendiri.

2. Secara taksonomi hasil belajar, tes obyektif baik untuk mengukur hasil belajar

tingkat pengetahuan (C1),  pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis (C4),

dan tidak cocok untuk mengukur tingkat sintesis (C5) dan evaluasi (C6).

Sementara tes essay tidak efisien digunakan untuk mengukur pengetahuan (C1),

baik untuk mengukur pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4), serta

sangat baik untuk mengukur hasil belajar kognitif untuk sintesis (C5) dan

evaluasi (C6).

3. Tes obyektif seringkali terdiri dari banyak pertanyaan yang spesifik yang hanya

menghendaki jawaban berupa garis besarnya saja, berbeda dengan tes essay

yang terdiri dari sejumlah pertanyaan yang lebih umum dan mengundang

jawaban-jawaban secara luas dan mendalam.

4. Tes obyektif yang terdiri dari banyak pertanyaan-pertanyaan (item soal), maka

dapat mewakili bahan pembelajaran yang lebih luas, sementara itu tes essay

karena menggunakan jumlah pertanyaan yang lebih sedikit maka hanya

mencakup sedikit bahan pembelajaran.

5. Saat menjawab tes obyektif siswa lebih banyak menggunakan waktu yang

disediakan untuk membaca dan berpikir, sedangkan pada tes essay, siswa lebih

banyak menggunakan waktunya untuk berpikir dan menulis.

6. Pembuatan tes objektif lebih sulit dinading membuat tes essay, walaupun

sebenarnya ini tetap bersifat relatif.

7. Kualitas tes objektif lebih banyak ditentukan oleh keterampilan penyusun tes,

sementara untuk tes essay, kualitas tes lebih banyak ditentukan oleh

keterampilan membaca.

Page 15: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

8. Jawaban siswa pada tes obyektif lebih mudah dilakukan penskorannya, bersifat

sangat obyektif, sederhana. Sedangkan penskoran tes essay jauh lebih sulit, lebih

subyektif.

9. Tes obyektif memberikan kesempatan yang luas kepada penyusun soal untuk

menunjukkan pengetahuan dan nilai-nilai yang dimilikinya, tetapi membatasi

siswa untuk berkreasi. Sedangkan pada tes essay, siswa memiliki kebebasan

untuk menyatakan jawabannya secara individual dan guru (pemberi skor) bebas

memberikan skornya secara preferensial dengan mengacu pada pedoman

penskoran.

10. Pada tes obyektif, distribusi skor ditentukan oleh tes sedangkan pada tes esaay

distribusi skor ditentukan oleh pemberi nilai.

11. Secara tidak langsung, untuk tes obyektif guru memberikan kemungkinan

kepada siswa untuk bermain tebakan (guessing), sedangkan untuk tes essay,

secara tidak langsung guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan bluffing.

12. Tes obyektif dapat mendorong siswa untuk mengingat, menginterpretasikan dan

menganalisis ide-ide orang lain. Sementara itu tes essay mendorong siswa untuk

mengorganisasi dan mengintegrasikan ide-idenya sendiri ke dalam jawaban.

IV. Persamaan Tes Objektif dan Tes Essay

Menurut pendapat Ebel dalam Hamalik (2001), tes essay dan objektif juga memiliki

persamaan, yaitu:

1. Baik tes essay maupun tes obyektif dapat digunakan untuk mengukur hampir

semua jenis tujuan pembelajaran yang penting yang dapat diukur oleh paper and

pencil test (tes tertulis).

2. Sebenarnya, baik tes essay maupun tes obyektif, sama-sama melibatkan

penggunaan pertimbangan subyektif.

3. Kedua jenis tes, obyektif dan esaay, dapat dimanfaatkan oleh guru untuk

mendorong siswa agar mempelajari konsep, prinsip dan problem

solving (pemecahan masalah).

Page 16: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

4. Kedua jenis tes (essay dan obyektif), memberikan skor yang memiliki nilai yang

bergantung pada obyektivitas dan reliabelitas.

V. Ciri-ciri Tes Yang Baik

Sebuah tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:

1. Bersifat valid atau memiliki validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan

valid bila tes  itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya

alat ukur yang digunakan tepat

2. Bersifat reliable, atau memiliki reliabelitas yang baik. Reliabelitas sering

diartikan dengan keterandalan. Suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan

berulang-ulang memberikan hasil yang sama.

3. Bersifat praktis atau memiliki kepraktisan. Tes memiliki sifat kepraktisan artinya

praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai ekonomi tetapi

harus tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.

4. Namun syarat minimum yang harus dimiliki oleh sebuah tes yang baik adalah

valid dan reliable.

VI. Langkah-langkah Pengembangan Tes

Ada enam tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes yang

baik,yaitu:

1. Pengembangan spesifikasi tes

Spesifikasi tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan keseluruhan kualitas tes dan

ciri-ciri yang harus dimiliki oleh tes yang akan dikembangkan. Hal yang perlu

diperhatikan adalah :

a. Menentukan tujuan, tujuan pembelajaran yang baik hendaklah

berorientasi kepada peserta didik, bersifat menguraikan hasil belajar,

harus jelas dan dapat dimengerti, mengandung kata kerja yang jelas (kata

kerja operasional), serta dapat diamati dan dapat di ukur.

b. Menyusun kisi-kisi soal, penyusunan kisi-kisi soal bertujuan untuk

merumuskan setepat mungkin ruang lingkup, tekanan dan bagian-bagian

tes sehingga perumusan tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif

bagi penyusun tes.

Page 17: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

c. Memilih tipe soal, dalam memilih tipe soal perlu diperhatikan kesesuaian

antara tipe soal dengan materi, tujuan evaluasi, skoring, pengelolaan

hasil evaluasi, penyelenggaraan tes, serta ketersediaan dana dan

kepraktisan.

d. Merencanakan tingkat kesukaran soal, untuk soal objektif dapat

diketahui melalui uji coba atau dapat juga diperkirakan berdasarkan berat

ringannya beban penyeleaian soal tersebut

e. Merencanakan banyak soal

f. Merencanakan jadwal penerbitan soal

2. Penulisan soal

3. Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati

apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan

pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria dan

psikologis.

4. Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal

yang dibuat akan dibakukan.

5. Penganalisisan hasil uji coba.

6. Pengadministrasian soal

VII. KESIMPULAN

Tes hasil belajar adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab

atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan untuk mengukur kemajuan belajar siswa.

Jenis-jenis tes berdasarkan cara pelaksanaannya terbagi kedalam tes tertulis, tes lisan

dan tes perbuatan. Tes tertulis dapat dikelompokkan kedalam dua tipe yaitu tes tipe

essay (uraian) dan tes tipe objektif.

Page 18: Summary : Jenis Tes Tertulis Objektif Dan Essay

DAFTAR PUSTAKA

Minaltimay, “Pengertian Tes & Jenis-jenis Tes”,

http://minaltimay.wordpress.com/2010/12/16/pengertian-tes-jenis-jenis-tes/ (diakses 3

oktober 2014)

Penelitian Tindakan Kelas, “Karakteristik Tes Essay”,

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/karakteristik-tes-essay.html

(diakses 4 oktober 2014)

Penelitian Tindakan Kelas, “Perbedaan Tes Obyektif dan Tes Essay”,

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/perbedaan-tes-obyektif-dan-tes-

essay.html (diakses 4 oktober 2014)

Fijra Kembar, “Evaluasi Pendidikan”,

http://fijrakembar.wordpress.com/2011/04/27/evaluasi-pendidikan/ (diakses 4 oktober

2014)

Fidel Yanicha, “Kelebihan dan Kelemahan Tes Obyektif”,

http://fidelyanicha.blogspot.com/2012/12/kelebihan-dan-kelemahan-tes-objektif.html

(diakses 5 oktober 2014)

Fitri Yani, “ Tes Uraian dan Tes Obyektif”

http://fitriyanirobby06.wordpress.com/2014/01/09/tes-uraian-dan-tes-objektif/ (diakses

5 oktober 2014)