Survei Seroepidemiologi Brucellosis Pada Sapi Perah Di Wilayah Layanan Balai Besar Veteriner Wates Tahun 2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

brucellosis

Citation preview

  • SURVEI SEROEPIDEMIOLOGI BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI WILAYAH LAYANAN BALAI BESAR VETERINER WATES

    TAHUN 2012

    Samkhan 1, Dwi Hari Susanta 1, Rosmita Ikaratri 1, Sri Niati 2 , Tri Parmini 2 dan Muhammad Fauzan Isnaini 2

    1 Medik Veteriner dan 2 Paramedik Veteriner pada Lab. Epidemiologi Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta

    RINGKASAN

    Survei Seroepidemiologi Brucellosis pada Sapi Perah pada tahun 2012 ini dilaksanakan di wilayah layanan di Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta, yakni di Provinsi Jawa Tengah (Kota Semarang, Semarang, Kota Salatiga, Wonosobo) Jawa Timur (Malang, Jember, Lumajang, Blitar, Kediri, Pasuruan) dan Daerah Istimewa Jogjakarta (Bantul dan Kulonprogo).

    Pada tahun 2012 telah terpilih lokasi dengan katagori per Kabupaten/Kota yang memiliki populasi Sapi Perah lebih dari 1.500 ekor, yakni dari Provinsi : Jawa Tengah (8 lokasi), Daerah Istimewa Jogjakarta (4 lokasi) dan Jawa Timur (11 lokasi). Dari 23 lokasi dilakukan Random dan terpilih sebanyak 17 lokasi Kabupaten/Kota, akan tetapi karena keterbatasan dana dalam realisasinya hanya dilakukan Survei di 12 (dua belas) Kabupaten/Kota.

    Hasil pembahasan dari total contoh serum yang diambil untuk pengujian Rose Bengal Plate Test (RBPT) dan uji konfirmasi Complement Fixation Test (CFT) sebanyak 1.257 ekor Sapi Perah, POSITIF sebagai reaktor Brucellosis sebanyak 60 ekor, yakni di Malang (3 ekor), Kota Salatiga (7 ekor), Wonosobo (1 ekor), Jember (9 ekor), Blitar 38 ekor) dan Kediri (1 ekor) atau Prevalensi kejadian Brucellosis pada Sapi Perah di wilayah layanan Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta tahun 2012 adalah 4.77 %, sedang pengamatan dari laboratorium Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta tahun 2012 dari contoh yang diuji adalah 2.07% (contoh berasal baik dari pelayanan aktif dilapangan maupun dari kiriman pasif Dinas dan Per-orangan)

    PENDAHULUAN

    Brucellosis adalah penyakit Keluron Menu-lar merupakan penyakit yang dapat me-nular pada ternak mamalia (sapi, kerbau, kambing, domba, babi, dll), disebabkan oleh kuman Brucella abortus (sapi), Bru-cella suis (babi), Brucella melitensis (kam-bing), Brucella ovis (domba), Brucella ca-nis (anjing) dan Brucella neotomae (ro-densia).

    Brucellosis merupakan penyakit Zoonosis (anthropozoonosis) yang dapat menular dari hewan ke manusia, dan merupakan Food Borne Disease dapat ditularkan me-lalui air susu yang tidak dimasak dengan baik, dengan gejala pada : Demam Undu-lan (undulan fever), sesak Nafas dan Ge-jala Syaraf dan Orchitis (radang buah pelir).

    Brucellosis pada ternak jantan menyebab-kan hipertropi atau atropi testis, libido menurun atau mandul, tetapi biasanya da-pat berjangkit tanpa menimbulkan gejala-gejala klinis dan adanya penyakit ini hanya dapat ditentukan dengan pemeriksaan se-

    rologik. Pada ternak betina menyebabkan Abortus pada setengah masa bunting ter-akhir (umur kebuntingan trimester ter-akhir), setelah 1-2 kali abortus, kelahiran dan produksi susu kembali normal. Bebe-rapa kasus menjadi karier atau mandul. Sapi betina yang di IB dengan semen terinfeksi akan menimbulkan estrus yang terus menerus (tidak pernah bunting). Un-tuk itu diperlukan monitoring terus-me-nerus secara periodik pada peternakan sapi bibit dan sentra-sentra pembibitan na-sional : Balai Inseminasi Buatan (BIB). Bila terdapat reaktor Brucellosis segera dilaku-kan Reject (dikeluarkan) dari pembibitan. Pemerintah sangat memperhatikan pada sentra pembibitan harus bebas dari bebe-rapa penyakit : Brucellosis, Infectious Bo-vine Rhinotracheitis, Bovine Viral Diar-rhea, Bovine Genital Campylobacter, Tu-berculosis, Enzootic Bovine Leukosis, Pe-nyakit Parasit Darah (Anaplasmosis, Ba-besiosis, Theileriosis dan Trypanosomo-sis), Trichomoniasis (Bahri dan Martindah, 2010).

    BULETIN LABORATORIUM VETERINER

    Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta

    International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968

    Vol : 12 No : 4 Tahun 2012

    Edisi Bulan : OKTOBER - DESEMBER

    18

    SURVEI SEROEPIDEMIOLOGI BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI WILAYAH LAYANAN BALAI BESAR VETERINER WATES TAHUN 2012

    oleh : Samkhan, Dwi Hari Susanta, Rosmita Ikaratri, Sri Niati, Tri Parmini dan Muhammad Fauzan Isnaini ..

  • Aturan mengenai Vaksinasi dan Test and Slaughter masih digunakan bila Pervalensi di daerah melebihi dari 2%, hal ini penting untuk menyongsong program pemerintah bebas Brucellosis tahun 2014.

    LATAR BELAKANG

    Di Indonesia, terutama di Jawa kasus Bru-cellosis semakin banyak bahkan semakin tidak terkendali menyebar ke daerah lain, sehingga Balai Besar Veteriner Wates ber-keinginan untuk mengetahui ada apa de-ngan Brucellosis di Jawa.

    Sehingga mulai tahun 2008 telah dilaku-kan Monitoring Brucellosis pada sapi pe-rah, untuk mengetahui tingkat prevalensi dan insidensi kejadian penyakit dalam pe-riode waktu tertentu. Sehubungan dari ta-hun ke tahun Kasus kejadian Brucellosis masih lebih 2% (lihat Gambar 1 dibawah ini), maka sesuai program pemerintah di-lakukan kombinasi dalam peberantasan-nya yakni dengan Test and Slaughter dan Vaksinasi, untuk menyongsong program Kementerian Pertanian, secara Nasional bebas Brucellosis tahun 2014 bersamaan dengan secara Nasional kita dapat swa-sembada daging Sapi dan Kerbau.

    Kerugian Ekonomi akibat Penyakit Bru-cellosis sudah nyata, di Indonesia Brucel-losis sudah menyebar di 26 Provinsi, bila tidak dilakukan pengendalian dengan baik,

    maka Negara dirugikan 385 milyar/tahun bila pemerintah tidak men support pem-berantasan dan pengendalian penyakit ini (Bahri dan Martindah, 2010).

    TUJUAN SURVEI

    Pada Survei ini bertujuan untuk menge-tahui Prevalensi Brucellosis di wilayah la-yanan Balai Besar Veteriner Wates Jogja-karta, serta dapat mengetahui Insidensi Brucellosis, mengetahui faktor-faktor pe-nyebab yang mempengaruhi kejadian Bru-cellosis dan untuk mengetahui kerugian ekonomis Brucellosis terhadap peternakan Sapi Perah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Jogjakarta.

    MATERI DAN METODE

    Materi :

    Lokasi : lokasi Suvei Brucellosis adalah di Wilayah Layanan Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta, yakni di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Jogja-karta. Katagori : kabupaten/kota yang mempunyai populasi Sapi Perah lebih da-ri 1.500 ekor. Pemilihan sampel : Random Sampling dan Cluster. Contoh yang diam-bil: Serum Darah sapi perah. Metode Uji Contoh : Screening dengan RBPT (Rose Bengal Plate Test) dan uji konfirmasi bila positif RBPT dengan CFT (Complement Fixation Test).

    Gambar 1.

    2007

    0.94 % ( 126 )

    Periode Tahun

    Jumlah Kasus Brucellosis

    KASUS KEJADIAN BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI JAWA PERIODE WAKTU 2007 2012* (november) diuji di Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta

    2008

    3.43 % ( 186 )

    2009

    3.01 % ( 186 )

    2010 2011 2012*

    3.38 % ( 222 )

    2.11 % ( 321 )

    2.07 % ( 267 )

    BULETIN LABORATORIUM VETERINER

    Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta

    International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968

    Vol : 12 No : 4 Tahun 2012

    Edisi Bulan : OKTOBER - DESEMBER

    19

    SURVEI SEROEPIDEMIOLOGI BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI WILAYAH LAYANAN BALAI BESAR VETERINER WATES TAHUN 2012

    oleh : Samkhan, Dwi Hari Susanta, Rosmita Ikaratri, Sri Niati, Tri Parmini dan Muhammad Fauzan Isnaini

  • Metode :

    Dalam penghitungan besaran sampel (Sampel Size) menggunakan Confident Interval sebesar 95%, dan Asumsi Pre-valensi sebesar 2.75% (tahun 2010 : 3.38% dan 2011 : 2.11%), dengan meng-gunakan Galat (penyimpangan) sebesar : 0.05 sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak = 277ekor

    Metode Random menggunakan Multi-stage Random Sampling (Tahapan Ber-ganda) kombinasi dengan Cluster, metode ini banyak digunakan oleh para pelaksana di Dinas maupun di Laboratorium Diag-nostik seperti (BPPV dan BBVet), karena mengingat dana yang dianggarkan untuk Monitoring amat sangat dan begitu mini-mal, karena menggunakan Metode Ran-

    dom Sampling Tahapan Berganda, maka besaran sampel harus dikalikan 4-5 kali untuk meningkatkan presisi hasil survei, maka didapatkan sampel 1.108 contoh se-rum darah Sapi Perah yang harus diambil dilapangan di dalam Survei. (Martin et al, 1987).

    Metode ini dilakukan pemilihan pada di-tingkat Provinsi, kemudian Provinsi dipilih Kabupaten dan seterusnya secara propor-sional sampai ketingkat Desa, ditingkat Desa diambil ditingkat Peternak dilakukan dengan Cluster, yakni semua pemilikan Sapi Perah dipeternak tersebut diambil se-mua sebagai sampel survei.

    Survei Seroepidemiologi Brucellosis pada Sapi Perah dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2012.

    Contoh Serum yang diambil untuk pengujian RBPT dan CFT di wilayah Survei :

    Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta

    KAB/KOTA KECAMATAN DESA JUMLAH

    P0SITIF BRUCELLOSIS

    Srandakan Trimurti 16 0

    Sewon Pendowoharjo 15 0 BANTUL

    Banguntapan Singosaren 52 0

    Galur Brosot 52 0 KULONPROGO

    Pengasih Josutan 39 0

    Provinsi Jawa Tengah

    KAB/KOTA KECAMATAN DESA JUMLAH

    P0SITIF BRUCELLOSIS

    SEMARANG Getasan Batur Kalitenah 101 0

    KOTA SEMARANG Gunung Pati Jongkong 98 0

    KOTA SALATIGA Argomulyo Sugih Waras 124 7

    Mojotengah Kalibeber 13 0

    Kertek Kapencar 49 0 WONOSOBO

    Selomerto Semayu 45 1

    Provinsi Jawa Timur

    KAB/KOTA KECAMATAN DESA JUMLAH

    P0SITIF BRUCELLOSIS

    Sumber Pucung Pakel 23 2

    Kepanjen Tegal Sari 6 1 MALANG

    Kalipare Arjowilangan 80 1

    Arjasa Kemuning Lor 34 6 JEMBER

    Ambulu Sabrang 81 3

    LUMAJANG Senduro Kandang Tepus 105 0

    20

    SURVEI SEROEPIDEMIOLOGI BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI WILAYAH LAYANAN BALAI BESAR VETERINER WATES TAHUN 2012

    oleh : Samkhan, Dwi Hari Susanta, Rosmita Ikaratri, Sri Niati, Tri Parmini dan Muhammad Fauzan Isnaini

    BULETIN LABORATORIUM VETERINER

    Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta

    International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968

    Vol : 12 No : 4 Tahun 2012

    Edisi Bulan : OKTOBER - DESEMBER

  • KAB/KOTA KECAMATAN

    DESA JUMLAH

    P0SITIF BRUCELLOSIS

    Sanan Kulon Gedong 20 0

    Ponggok Miliran 15 2

    Udanawu Sumbersari 43 36 BLITAR

    Bakung Ngrejo 35 0

    Wates Tempurejo 66 0 KEDIRI

    Ngancar Puhrejo 39 1

    PASURUAN Tutur Tlogosari 106 0

    Dari 1.257 sampel yang diambil terdapat 60 sampel yang positif Brucellosis, sehingga Prevalensi Brucellosis di Wilayah Layanan Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta tahun 2012 adalah 4.77%, sehingga pihak Pemerintah Kabupaten dan Kota perlu menindak lanjuti hal tersebut, baik perihal kompensasi pada Reaktor Brucellosis untuk di potong bersyarat maupun Vaksinasinya.

    KEUNTUNGAN :

    Kelebihan dari metode ini kerangka sam-pling hanya pada unit terakhir (desa), me-ngingat sulitnya mendapat populasi ternak ditingkat Dusun.

    KELEMAHANNYA :

    Kerugian dari metode ini penyimpangan-nya relatif besar maka untuk memperkecil penyimpangan, idealnya jumlah sampel di-kalikan jumlah tahapannya, yakni : 4 kali (Kabupaten, Kecamatan, Desa, Peter-nak), sehingga total sampel yang harus diambil minimal : 277 x 4 = 1.108 sampel. Pada tingkat peternak dilakukan Cluster, maka total sampel yang diambil 1.257 ekor (Martin et al, 1987 dan Thrushfield, 1986).

    PELAKSANAAN :

    Sebelum dimulai Survei dilaksanakan, di-lakukan pendataan pada beberapa Kabu-paten yang memiliki populasi sapi perah lebih dari 1.500 ekor, dari 3 Propinsi di Jawa didapatkan data sebagai berikut, Ja-wa Tengah : Banyumas, Boyolali, Kla-ten, Kota Salatiga, Semarang, Kota Sema-rang, Boyolali dan Wonosobo. Daerah Is-timewa Jogjakarta : Bantul, Kulonprogo, Kota Jogjakarta dan Sleman. Jawa Timur : Blitar, Kediri, Malang, Kota Batu, Sido-arjo, Tulungagung, Pasuruan, Lumajang, Jember, Banyuwangi dan Probolinggo.

    Setelah dilakukan Random Sampling, didapat 17 Kab/Kota, Jawa Tengah : Se-marang, Kota Semarang, Kota Salatiga dan Wonosobo, Daerah Istimewa Jog-jakarta : Bantul, Kota Jogjakarta dan Ku-lonprogo Jawa Timur : Blitar, Kediri, Ma-

    lang, Kota Batu, Sidoarjo, Probolinggo, Pasuruan, Jember, Banyuwangi dan Lu majang.

    Realisasi Survei hanya 12 (dua belas) Kab /Kota, yakni : Bantul, Kulonprogo, Sema-rang, Kota Semarang, Kota Salatiga, Wo-nosobo, Malang, Jember, Lumajang, Bli-tar, Kediri dan Pasuruan.

    Dari 12 (dua belas) Kabupaten yang ter-pilih diambil 24 Desa dari 24 Kecamatan. Dari 24 Desa yang terpilih diambil secara proporsional berhasil diambil sebanyak 1.257 ekor, dari 24 Desa, dari Desa ter-pilih diambil 10 Peternak, asumsi kepe-milikan Sapi Perah per peternak adalah 5 ekor.

    PEMBAHASAN DAN HASIL

    Pada akhir pelaksanaan Survei didapat sampel Sapi Perah sebanyak 1.257 ekor, sampel diuji dengan RBPT (Rose Bengal Plate Test) didapat hasil positif 63 sampel positif RBPT dan setelah dikonfirmasi de-ngan CFT (Complement Fixation Test) di-dapat hasil positif reaktor Brucellosis se-banyak 60 ekor (Prevalensi 4.77 %)

    Dari 60 ekor sebagai positif reaktor Bru-cellosis setelah dianalisis secara Statistik dengan Analisis Regresi Logistik didapat kesimpulan sebagai berikut :

    Ternyata faktor yang paling bermakna (92.07%). karena adanya ternak baru yang dimasukkan ke peternakan ber-asal dari Kabupaten/Kota yang dinya-takan daerah endemis Brucellosis.

    89.19% ternak sebagai positif reaktor Brucellosis adalah berasal dari ternak

    BULETIN LABORATORIUM VETERINER

    Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta

    International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968

    Vol : 12 No : 4 Tahun 2012

    Edisi Bulan : OKTOBER - DESEMBER

    21

    SURVEI SEROEPIDEMIOLOGI BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI WILAYAH LAYANAN BALAI BESAR VETERINER WATES TAHUN 2012

    oleh : Samkhan, Dwi Hari Susanta, Rosmita Ikaratri, Sri Niati, Tri Parmini dan Muhammad Fauzan Isnaini .

  • yang belum pernah dilakukan vaksina-si.

    Hanya ada 2.7% dipeternakan pernah ada kejadian kasus abortus (secara klinis), yang ada Reaktor Brucellosis.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Peternak maupun Dinas belum maksi-mal menggunakan Informasi Keseha-tan Hewan yang berasal dari Labo-ratorium, baik dari laboratorium tingkat Provinsi maupun Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta.

    Peternak dalam memasukkan ternak baru belum maksimal menggunakan prosedur operasional dengan benar, pembelian ternak baru tidak semua melakukan isolasi dan pengujian Rose Benggal Plate Test sebelum ternak di-campur dengan ternak lama.

    Masih diperlukan penanganan secara komprehensif dalam melakukan pena-nggulangan penyakit Brucellosis ini dengan kombilnasi Test and Slaughter

    dan vaksinasi di Jawa, karena asumsi Prevalensi masih menunjukkan angka lebih besar dari 2 % (tahun 2012 ber-dasarkan laboratorium Balai Besar Ve-teriner Wates, sebesar 2.07%).

    Dana kompensasi daerah perlu dihi-dup kembangkankan lagi, agar ternak-ternak yang positif reaktor Brucellosis segera dapat dilakukan eleminasi de-ngan dipotong bersyarat, agar tidak menyisakan kasus positif disuatu lo-kasi serta diperlukan pengadaan Vak-sinasi Brucellosis di daerah yang me-madai, terutama pada kantong-kan-tong ternak Sapi Perah di Jawa Te-ngah maupun di Jawa Timur, terbukti pada Survei ini ada 89% reaktor Brucellosis berasal dari ternak yang belum dilakukan vaksinasi.

    Perlu dilakukan Survei berkesinam-bungan antara Jawa Tengah dan Ja-wa Timur dalam menyongsong Pro-gram Nasional Bebas Brucellosis ta-hun 2014.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Balai Besar Veteriner Wates yang telah memberikan kesempatan melakukan Survei Seroepidemiologi Brucellosis pada Sapi Perah di wilayah layanan Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta.

    Kami juga mengucapkan terima kasih pada pemangku kepentingan di Pemerintah Kabupaten dan Kota yang telah memberikan support dan bantuannya sehingga Survei Seroepidemiologi Brucellosis pada Sapi Perah tahun 2012 ini dapat berjalan dengan lancar.

    Tak lupa kami ucapkan terima kasih pada semua personal laboratorium dan administrasi yang telah membantu kelancaran dalam pengujian sampel dan pengadaan sarana prasarana lapangan, sehingga Survei ini berjalan tanpa ada kendala yang berarti.

    DAFTAR PUSTAKA

    AAnnoonniimmoouuss ((11998866)).. LLookkaakkaarryyaa EEppiiddeemmiioollooggii II,, IIII,, ddaann IIIIII ddii MMaallaanngg,, SSuurraabbaayyaa ddaann BBaanndduunngg..

    BBaahhrrii,, SS ddaann MMaarrttiinnddaahh,, EE ((22001100)) LLookkaakkaarryyaa NNaassiioonnaall KKeetteerrsseeddiiaaaann IIPPTTEEKK ddaallaamm PPeennggeennddaalliiaann PPeennyyaakkiitt HHeewwaann SSttrraatteeggiiss ppaaddaa tteerrnnaakk RRuummiinnaannssiiaa BBeessaarr.. WWeebb :: hhttttpp::////bbbbaalliittvveett..lliittbbaanngg..ddeeppttaann..ggoo..iidd//iinndd//aattttaacchhmmeennttss//224477__7700..ppddff

    BBuuddiihhaarrttaa,, SS.. ((22000022)).. KKaappiittaa SSeelleekkttaa EEppiiddeemmiioollooggii VVeetteerriinneerr

    MMaarrttiinn eett aall.. ((11998877)).. VVeetteerriinnaarryy EEppiiddeemmiioollooggyy.. PPrriinncciipplleess aanndd MMeetthhooddss

    TThhrruusshhffiieelldd ((11998866)).. VVeetteerriinnaarryy EEppiiddeemmiioollooggyy

    BULETIN LABORATORIUM VETERINER

    Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta

    International Standard Serial Number (ISSN) : 0863-7968

    Vol : 12 No : 4 Tahun 2012

    Edisi Bulan : OKTOBER - DESEMBER

    22

    SURVEI SEROEPIDEMIOLOGI BRUCELLOSIS PADA SAPI PERAH DI WILAYAH LAYANAN BALAI BESAR VETERINER WATES TAHUN 2012

    oleh : Samkhan, Dwi Hari Susanta, Rosmita Ikaratri, Sri Niati, Tri Parmini dan Muhammad Fauzan Isnaini .