38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Guna menuju tercapainya tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakanlah berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh (komprehensif) yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berjenjang dan terpadu (Notoatmodjo, 2003). Pada pelaksanaannya, pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan paradigma sehat daripada paradigma sakit. Hal ini berarti pelayanan kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu langkah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan pengembangan sarana dan prasarana kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan Rumah Sakit (Notoatmodjo, 2003). Selama menjalankan fungsinya, khususnya Puskesmas yang berhubungan langsung dengan 1

SWOT PKM Utara 1 Arini

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SWOT PKM Utara 1 Arini

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan

adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Guna menuju tercapainya tujuan pembangunan kesehatan tersebut

diselenggarakanlah berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh

(komprehensif) yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif secara berjenjang dan terpadu (Notoatmodjo, 2003).

Pada pelaksanaannya, pembangunan kesehatan saat ini harus lebih

mengutamakan paradigma sehat daripada paradigma sakit. Hal ini berarti

pelayanan kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan

preventif, tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu langkah

untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan pengembangan sarana dan

prasarana kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas

dan Rumah Sakit (Notoatmodjo, 2003).

Selama menjalankan fungsinya, khususnya Puskesmas yang

berhubungan langsung dengan masyarakat, sangat diperlukan koordinasi

antara seluruh sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya

sesuai dengan kewenanganya serta melaksanakan pembinaan terhadap peran

serta masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan. Dengan

demikian, Puskesmas dapat menjadi pusat pengembangan, pembinaan dan

pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus sebagai pos terdepan dalam

pembangunan kesehatan (Azwar, 1996).

Sebagai Primary Health Care (PHC), Puskesmas Cilacap Utara 1 saat

ini harus lebih mengoptimalkan fungsinya sebagai lini terdepan dalam bidang

kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, Puskesmas Cilacap Utara 1 sebagai PHC

harus dapat mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan

1

Page 2: SWOT PKM Utara 1 Arini

masyarakat Kecamatan Cilacap Utara dalam bentuk kegiatan pokok yang

menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

Puskesmas Cilacap Utara 1 yang terletak di Desa Gumilir, Kecamatan

Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap. Dalam menjalankan fungsinya, Puskesmas

Cilacap Utara 1 dibantu oleh satu Puskesmas Pembantu (Pustu), yaitu Pustu

Cilacap Utara 2. Wilayah kerjanya meliputi 3 desa yaitu Desa Gumilir, Desa

Kebonmanis dan Desa Mertasinga. Kegiatan pokok yang telah rutin

dilaksanakan adalah tujuh program pokok Puskesmas yang meliputi Admen,

Yanmed, KIA - KB, Gizi Masyarakat, Promosi Kesehatan (Promkes)

Pemberantasan Penyakit Menular (P2M, kesehatan lingkungan. Tiap-tiap

program tersebut dilaksanakan melalui suatu rangkaian yang sistematis,

meliputi perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), pengawasan,

pengendalian, dan penilaian (P3).

Dari tujuh program pokok yang telah dijalankan, salah satu program

yaitu Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) masih memiliki beberapa

kendala. Kendala ini terkait masih tingginya prevalensi penyakit menular di

Kecamatan Cilacap Utara 1, seperti TBC, diare, ISPA, dan penyakit menular

lainnya. Berdasarkan data yang ada, P2M yang saat ini masih bermasalah

adalah tentang pembrantasan penyakit TB pulmo yang sampai sekarang belum

maksimal. Data profil Puskesmas Cilacap Utara 1 menunjukkan bahwa jumlah

kasus TB Paru Positif pada tahun 2011 sebanyak 24 kasus atau CDR (Case

Detection Rate) BTA positif sebesar 55.81 per 100.000 penduduk. Dari hasil

statistik menunjukkan bahwa angka CDR pasien TB paru di Puskesmas

Cilacap Utara 1 lebih rendah dari target CDR TB paru.

Permasalahan yang saat ini dihadapi Puskesmas Cilacap Utara 1 dalam

pemberantasan TB adalah penemuan deteksi kasus masih bersifat pasif.

Artinya penemuan kasus hanya mengandalkan pasien yang berkunjung ke

Balai Pengobatan (BP) saja dan memiliki tanda dan gejala TB. Sementara

deteksi secara aktif dengan melibatkan masyarakat, terutama kader kesehatan

belum berjalan dengan baik.

2

Page 3: SWOT PKM Utara 1 Arini

Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain adalah:

1. Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara

negara yang sedang berkembang.

2. Kegagalan program TB selama ini. Hal ini diakibatkan oleh:

Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh

masyarakat, penemuan kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidak

terjamin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan

pelaporan yang standar, dan sebagainya).

Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang

tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang telah didiagnosis)

Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG.

Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami

krisis ekonomi atau pergolakan masyarakat.

3. Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia dan

perubahan struktur umur kependudukan.

4. Dampak pandemi infeksi HIV (Depkes, 2006).

Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat.

Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah

India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari jumlah total pasien TB

di dunia. Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru

dan kematian 101.000 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per

100.000 penduduk (Depkes, 2007).

Di Jawa Tengah penemuan tersangka TB (klinis) dari tahun 2003 ke

2004 terjadi kenaikan yang cukup tinggi (57%) berarti jangkauan pelayanan

TB di UPK (Puskesmas, BP4 dan Rumah Sakit) sudah ada peningkatan,

begitu juga pada penemuan penderita BTA positif. Angka penemuan penderita

di Jawa Tengah tahun 2003 dan tahun 2004 terjadi peningkatan penemuan

penderita BTA positif walaupun angka tersebut masih jauh dibawah target

<70%, namun ada beberapa Kabupaten/Kota yang pencapaian penemuan

penderita diatas 60% karena target tahun 2004 adalah 60% yaitu Kota

Pekalongan 94,44 %, Kabupaten Pekalongan 77,18 %, Kabupaten Tegal 66,52

3

Page 4: SWOT PKM Utara 1 Arini

%, Kota Tegal 63,87 % dan Kota Surakarta 60,07 %. Hal tersebut dikarenakan

belum semua UPK (Unit Pelayanan Kesehatan) khususnya di Rumah Sakit

belum semua mengikuti program TBC dengan strategi DOTS sehingga belum

teregistrasi.

Angka kesembuhan (cure rate) di Jawa Tengah  masih dibawah

target < 85 %, namun angka kesembuhan dari tahun 2003 ke tahun 2004 (s/d

triwulan ke 2) terjadi peningkatan, bila dilihat dalam satu tahun 2004 belum

bisa diketahui karena sistem kohort sehingga evaluasinya setiap tribulan. Di

Jawa Tengah angka kesembuhan penderita yang diobati di Puskesmas dan

BP4 tahun 2004 (sampai dengan TW 2) sebesar 81,18% (target nasional 85%

dan target Jawa Tengah 83%). Terdapat 14 Kabupaten/Kota yang telah

berhasil mencapai angka kesembuhan 83% (target Jawa Tengah pada tahun

2004) adalah : Kota Surakarta (94,94 %), Kab. Sragen (94,50%), Kab.

Wonogiri (92,79%), Kab. Jepara (92,55%), Kab. Pekalongan (92,14%), Kab.

Karanganyar (89,92%), Kab. Batang (88,89%), Kab. Sukoharjo (88,51%), 

Kab. Grobogan (88,31%), Kab. Purworejo (88,04%), Kab. Wonosobo (86,52

%) dan Kab. Tegal (86,11%) (Profil Kesehatan Jawa Tangah, 2004).

Dalam usaha pemberantasan penyakit TB paru, pencarian kasus

merupakan unsur yang penting untuk keberhasilan pelaksanaan program

pengobatan. Hal ini ditunjang oleh sarana diagnostik yang tepat. Diagnosis

terhadap TB paru umumnya dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan

klinis (dari anamnesis terhadap keluhan penderita dan hasil pemeriksaan fisik

penderita), hasil pemeriksaan foto toraks, hasil pemeriksaan laboratorium, dan

pemeriksaan penunjang lainnya (Eddy W, 2004).

Gambaran Umum Puskesmas Cilacap Utara 1

Deskripsi Situasi dan Kondisi Puskesmas dan Wilayah Kerja

Kecamatan Cilacap Utara merupakan daerah dataran rendah yang

berada 6 meter diatas permukaaan laut, dan terletak di sebelah Utara

Kabupaten Cilacap,seluas 1001,134 Km2. Kecamatan Cilacap Utara memiliki

luas wilayah kurang lebih 1.883.93 Ha. Kecamatan Pekuncen terdiri dari 3

4

Page 5: SWOT PKM Utara 1 Arini

Kelurahan yaitu kelurahan gumilir, kebonmanis dan mertasinga, dan terdiri

dari 46 RW.

Keadaan Demografi Kecamatan Cilacap Utara

a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur

Tahun 2011

NO

KELOMPOK UMUR

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH12345678910111213141516

0-45-9

10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-6465-6970-7475+

20471554180820061701194217831611155013461091922473358307278

18661496166519231766186418391613155913901025655401369306292

391330503473392934673806362232243109273621161577874727613570

JUMLAH 20777 20029 40806

Sumber : - kantor statistic kabupaten/kota

b. Kepadatan Penduduk

Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan jumlah penduduk, jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk menurut puskesmas kabupaten cilicap tahun 2011 puskesmas cilacap utara 1

Sumber : -kantor statistik kabupaten/kota

c. Data Perilaku Masyarakat

a. Data Sosial Ekonomi

Petani : 1.540

Buruh Tani : 4.245

Nelayan : 544

Pengusaha : 1.178

Buruh Industri : 863

5

Page 6: SWOT PKM Utara 1 Arini

Buruh Bangunan : 1.565

Pengangkutan : 262

PNS/ABRI/POLRI : 1.227

Pensiun : 673

Pedagang : 2.307

b. Status Pendidikan

Akademi/Perguruan : 2.791

SLTA : 8.249

SLTP : 6.907

SD : 7.196

Tidak/belum tamat : 3.795

c. Agama

Islam :38.907

Protesta : 611

Katolik : 503

Hindu : 31

Budha : 48

d. Sarana Pendidikan

TK : 12

SD Negri/Swasta :14

SLTP Negri/Swasta : 5

SLTA Negri /Swasta : 5

e. Sarana Perekonomian

Pasar : 2

Bank : 7

BKK : 2

Gudang Dolog : 1

6

Page 7: SWOT PKM Utara 1 Arini

Pencapaian Program Kesehatan

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Cilacap diarahkan pada masih

rendahnya derajat kesehatan, status gizi, dan kesejahteraan sosial. Oleh karena

itu pembangunan kesehatan diarahkan dalam upaya perbaikan kesehatan

masyarakat melalui perbaikan gizi, kebersihan lingkungan, pemberantasan

penyakit menular, penyediaan air bersih serta pelayanan kesehatan ibu dan

anak.

Pembangunan kesehatan di Puskesmas Clacap Utara 1 yang telah

dilaksanakan sampai saat ini belum dapat dikatakan berhasil seluruhnya.

Hasil-hasil yang dapat dicapai dalam pembangunan kesehatan di Puskesmas

Pekuncen dapat dilihat dari indikator-indikator di bidang derajat kesehatan,

perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan.

Derajat Kesehatan Masyarakat

Angka Kesakitan

Penyakit menular yang diamati:

1.Penyakit Diare

Kejadian atau kasus penyakit diare di wilayah Puskesmas Cilacap

Utara 1, berdasarkan data dari programmer P2 Diare Puskesmas

Cilacap Utara 1 adalah sebanyak 117 orang.

2. Penyakit Malaria

Kasus penyakit Malaria Klinis tahun 2011 sebanyak 0 kasus atau

sebesar 0,00 per 1.000 penduduk.

3. TB Paru

Jumlah kasus TB Paru Positif pada tahun 2011 sebanyak 32 kasus

atau CDR (Case Detection Rate) BTA positif sebanyak 24 orang. Pada

tahun 2011 jumlah pasien TB Paru yang diobati sebanyak 23 kasus dan

yang sembuh sebanyak 16 atau 48,48% sembuh, dengan pengobatan

lengkap sebanyak 15 atau sebesar 45,45%.

4. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Jumlah kasus DBD di UPT Puskesmas Cilacap Utara 1 2011

sebanyak 32 kasus. Dari semua kasus DBD yang ada tersebut,

7

Page 8: SWOT PKM Utara 1 Arini

semuanya (100%) mendapat penanganan dan tidak terdapat kematian

akibat DBD.

5. HIV

Jumlah kasus HIV-AIDS ( Human Imuno Defisiensi Virus ) di

UPT Puskesmas Cilacap Utara 1 pada tahun 2011 adalah 0 kasus..

6. Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Jumlah penemuan kasus AFP di UPT Puskesmas Cilacap Utara 1

pada tahun 2011 sebanyak 0 kasus..

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui masalah-masalah kesehatan yang terjadi di Puskesmas

Pekuncen terkait pelaksanaan Enam Program Pokok Puskesmas.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit

TB di Puskesmas Cilacap Utara I.

b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tidak maksimalnya

pemberantasan TB.

c. Mengetahui upaya-upaya yang telah dilakukan Puskesmas dalam

melaksanakan pemberantasan penyakit TB .

8

Page 9: SWOT PKM Utara 1 Arini

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PUSKESMAS

1. Definisi Puskesmas

Menurut Depkes 1991,Suatu kesatuan organisasi fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga

membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2. Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi

1) Fungsi Pokok

o Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat

pemberdayaan

o Masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan

o Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

2) Peran Puskesmas

Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah

terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif

masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri

3. Cara-cara yang ditempuh

a) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan

kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.

b) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana

menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif.

c) Memberikan bantuan teknis

d) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

e) Kerjasama lintas sector

4. Program Pokok Puskesmas

1) KIA

2) KB

9

Page 10: SWOT PKM Utara 1 Arini

3) Usaha Kesehatan Gizi

4) Kesehatan Lingkungan

5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular

6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan

7) Penyuluhan kesehatan masyarakat

8) Kesehatan sekolah

9) Kesehatan olah raga

10) Perawatan Kesehatan

11) Masyarakat

12) Kesehatan kerja

13) Kesehatan Gigi dan Mulut

14) Kesehatan jiwa

15) Kesehatan mata

16) Laboratorium sederhana

17) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK

18) Pembinaan pemgobatan tradisional

19) Kesehatan remaja

20) Dana sehat

5. Satuan Penunjang

a) Puskesmas Pembantu

Pengertian puskesmas pembantu yaitu Unit pelayanan kesehatan yang

sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam rung lingkup

wilayah yang lebih kecil

b) Puskesmas Keliling

Pengertian puskesmas Keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan

keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan

kesehatan, peralatan komunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal

dari puskesmas.dengan funsi dan tugas yaitu Memberi pelayanan

kesehatan daerah terpencil ,Melakukan penyelidikan KLB,Transport

rujukan pasien, Penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.

10

Page 11: SWOT PKM Utara 1 Arini

c) Bidan desa

Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan

seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan

bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.Wilayah

kerjanyadengan jumlah penduduk 3.000 orang. Adapun Tugas utama

bidan desa yaitu :

a) Membina PSM

b) Memberikan pelayanan

c) Menerima rujukan dari masyarakat

6. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas

adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan

nasional yakni meningkatkan kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi orang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka

mewujudkan Indonesiam Sehat 2015

7. Tugas Puskesmas

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan

kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunankesehatan disuatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat

pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan

berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private

goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Puskesmasw

melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat

sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang

langsung memberikan pelayanan secara mrnyeluruh kepada masyarakat

dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan

pokok.Jenis pelayan kesehatan disesuaikandengan kemampuan puskesmas,

namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh

11

Page 12: SWOT PKM Utara 1 Arini

puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang

disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.

Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah ( Basic Six):

a. Upaya promosi kesehatan

b. Upaya kesehatan lingkungan

c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

d. Upaya perbaikan gizi masyarakat

e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

f. Upaya pengobatan

B. PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)

1. Pengertian

a) Penyakit Menular

Adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya,

yang beraasal dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/

ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan.

b) Kejadian Luar Biasa (KLB)

Adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian

umum dan mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan

masyarakat, atau menurut pengamatan epidemiologik dianggap

adanya peningkatan yang berarti (bermakna) dari kejadiankesakitan /

kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun tertentu.

c) Wabah Penyakit Menular

Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata

melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu

serta dapat mennnimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984

tentang wabah penyakit yang mennular.

d) Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)

Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-

upaya :

12

Page 13: SWOT PKM Utara 1 Arini

Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita,

membangun pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan

dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk

rujukan.

Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya,

abatisasi pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang

tercemar pada KLB diare, dsb.

Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan ,

pengamatan/pemantauan (surveinlans ketat) dan logistik.

i. Program Pencegahan

Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar

didalam masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan

memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan

penyuluhan kesehatan dan imunisasi.

ii. Cara Penularan Penyakit Menular

Dikenal beberapa cara penularan penyakit menular yaitu:

1) Penularan secara kontak

2) Penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan

minuman yang tercemar

3) Pennularan melalui vector

4) Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik dan tato.

iii. Surveilans Evidemiologi Penyakit Menular

Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi

melalui pengamatan terhadap kesakitan/kematian dan

penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya

secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk

perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program,

dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat

dikatakan: Pengumpulan Data/Informasi Untuk

Menentukan Tindakan (Surveillance For Action).

13

Page 14: SWOT PKM Utara 1 Arini

2. Tujuan :

a. Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin

b. Mengurangi berbagai faktor risiko lingkungan masyarakat yang

memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular di suatu

tempat

c. Memberikan proteksi khusus kepada kelompok masyarakat tertentu

agar terhindar dari penularan penyakit

3. Sasaran :

a. Ibu hamil, balita dan anak-anak sekolah (untuk kegiatan imunisasi)

b. Lingkungan pemukiman masyarakat

c. Kelompok-kelompok tertentu masyarakat yang berperilaku risiko

tinggi.

4. Ruang lingkup kegiatan :

a. Surveilans epidemiologi, dengan cara melakukan Active Case

Detection(ACD) dan Passive Case Detection (PCD)

b. Imunisasi

c. Pemberantasan vector

5. Program Pemberantasan Penyakit Menular

a. Program imunisasi

b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC

c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)

d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penaggulangan

pneumonia

e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare

f. Program rabies

g. Program Surveilans

h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

14

Page 15: SWOT PKM Utara 1 Arini

BAB III

PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PUSKESMAS

Nama Puskesmas : Cilacap Utara I

Alamat : Jl.Printis Kemerdekaan No.01

Status Puskesmas : Negri

Tahun Pendirian : 1970

Waktu Pelayanan : Pagi hari

Luas Wilayah : 1.001,314 km2

d. KEADAAN GEOGRAFIS

UPT Puskesmas Cilacap Utara I merupakan daerah dataran rendah yang

berada 6 meter diatas permukaaan laut, dan terletak di sebelah Utara

Kabupaten Cilacap,seluas 1001,134 Km2 dengan batas-batas :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Tritih Kulon

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Menganti

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Gunung Simping

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Tegal Kamulyan

Jumlah penduduk : 40.806 orang

Jumlah KK Miskin : 4.075 orang

e. DATA WILAYAH

a. Luas wilayah kecamatan cilacap utara : 1.888,93 Ha

b. Peta kecamatan cilacap utara I (ada)

c. Jumlah kelurahan :3 kelurahan dari 46 RW

d. Jumlah RT,RW,Grumbul masing-masing kelurahan sebagai berikut

NO DESA RT RW GRUMBUL KETERANGAN

15

Page 16: SWOT PKM Utara 1 Arini

1 GUMILIR 72 20 3

2 MERTASINGA 71 15 3

3 KEBONMANIS 44 11 2

Jumlah 187 46 8

e. Sawah : 637.405 Ha

f. Pekarangan : 887.304 Ha

g. Lain-lain : 92.447 Ha

h. Daerah Dataran : 100%

i. Daerah Pegunungan : -

j. Tinggi dari permukaan air : 6 meter

k. Desa yang dapat dicapai dengan kendaraan motor

Musim hujan :90%

Musim kemarau :100%

f. DATA PERILAKU MASYARAKAT

a. Data Sosial Ekonomi

Petani : 1.540

Buruh Tani : 4.245

Nelayan : 544

Pengusaha : 1.178

Buruh Industri : 863

Buruh Bangunan : 1.565

Pengangkutan : 262

PNS/ABRI/POLRI : 1.227

Pensiun : 673

Pedagang : 2.307

b. Status Pendidikan

Akademi/Perguruan : 2.791

SLTA : 8.249

SLTP : 6.907

SD : 7.196

Tidak/belum tamat : 3.795

16

Page 17: SWOT PKM Utara 1 Arini

c. Agama

Islam :38.907

Protesta : 611

Katolik : 503

Hindu : 31

Budha : 48

d. Sarana Pendidikan

TK : 12

SD Negri/Swasta :14

SLTP Negri/Swasta : 5

SLTA Negri /Swasta : 5

e. Sarana Perekonomian

Pasar : 2

Bank : 7

BKK : 2

Gudang Dolog : 1

g. KEGIATAN PUSKESMAS UNGGULAN

1. Ada Kegiatan Akreditasi

2. Pelayanan Simpus

3. Pelayanan Poli Kesehatan Anak

4. Pelayanan Poli Kesehatan Balita

5. Puskesmas Saying Ibu (Tabulin)

6. LBS (Lingkungan Bersih Sehat wilayah kelurahan Gumuilir)

h. VISI, MISI, dan MOTTO Puskesmas

17

Page 18: SWOT PKM Utara 1 Arini

1. Visi

UPT puskesmas cilacap utara 1 mewujudkan mitra terpercaya menuju sehat

semua.

2. Misi

UPT puskesmas cilacap utara 1

Dengan memberikan pelayanan prima pada masyarakat

1. Berperilaku dan bersikap Smart (senyum,menarik,aktif ramah,dan teliti).

2. Tidak membedakan status pasien.

3. Memberikan simpati pada setiap pasien.

4. Membudayakan masyarakat berperilaku hidup sehat.

3. MOTTO

Upt Puskesmas Cilacap Utara 1 :

Kesembuhan Anda Adalah Kepuasan Kami

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS UTARA 1

18

Page 19: SWOT PKM Utara 1 Arini

BAB IV

19

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CILACAP

Kepala UPT Puskesmas Cilacap Utara I

Dr. sukemi

Dr. umum:Dr. gigi : Drg. Sekar TadjiPerawat Gigi :

1. Sri Subardinah a.mkg2. Ulfa Nurmala A.Mkg

Perawat :1. Darnoto2. Dwi Koemalasari3. Titi Wuryani4. Retno Budiani5. Ida Supriyanti6. Yoga Wasana7. Titi Almiatun8. Edi Warjoko9. Muradi

Bidan :1. Utami Puji Astuti A.mdkeb2. Sutanti A.mdkeb3. Suharti A.mdkeb

Bidan desa:1. Wardiyah A.mdkeb2. Siti Musiyani A.mdkeb

Kesehatan Lingkungan:1. Sudiman

Pelayanan kesehatan dan kefarmasianDarnotoAgus Purwaningsih

Pelaksana program managemen dan SMPKDwi Koemalasari

Pengendalian masalah kesehatanIda Supriyati

Pelaksanaan Program Kesehatan KeluargaSuharti dan sutantti

Ka.Sub. Bag. TURasilah

Page 20: SWOT PKM Utara 1 Arini

ANALISA SWOT DAN HASIL ANALISA SWOT

A. ANALISIS SWOT

SWOT adalah sebuah singkatan dari Strenghths (S), Weakness (W),

Opportunities (O), dan Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan

untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis

dalam suatu bisnis atau organisasi.

Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan

Mary dan Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah

suatu analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan,

kesempatan serta ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy

(2000 : 18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

“Definisi analisa SWOT secara umum adalah metode perencanaan

strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)

dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.”

Penjelasan dari masing-masing SWOT , sebagai berikut:

1. Strenghts (kekuatan)

Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau

program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau

sebuah program.

2. Weaknesses (Kelemahan)

Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau

sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh

organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah

kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak

diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan

yang sudah ada.

20

Page 21: SWOT PKM Utara 1 Arini

3. Opportunity (kesempatan)

Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan

kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya.

Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal

mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon

masyarakat atau isu yang sedang diangkat.

4. Threat (ancaman)

Adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi

berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program.

Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan

banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream

(melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih

banyak layu sebelum berkembang.

B. HASIL ANALISA SWOT PROGRAM P2M DENGAN TBC

A. Strength

1. Sumber daya P2M

Untuk program P2M Puskesmas Cilacap Utara 1 memiliki 3 orang tenaga

kesehatan yang mengurusi masalah pemberantasan penyakit menular.

Sarana dan prasarana

2. Terdapat Puskesmas, Pustu (Puskesmas Pembantu), Posyandu, dan

Polindes sebagai pusat kesehatan masyarakat.

21

Page 22: SWOT PKM Utara 1 Arini

3. Puskesmas Cilacap Utara 1 memiliki ambulans sebagai alat transportasi ke

masyarakat, sehingga memudahkan petugas untuk mengadakan kunjungan

rumah penderita TB paru.

4. Terdapat SOP untuk melaksanakan upaya pemeriksaan suspek TB paru di

puskesmas. Dahulu digunakan metode “active promotive case finding”

sehinggga penemuan kasus baru bisa lebih signifikan.

5. Terdapat petugas yang khusus menangani P2M tuberkulosis paru,

sehingga pelaksanaan program bisa lebih intensif.

6. Kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat.

B. Weakness

1. Terbatasnya tenaga kesehatan di bidang P2M khususnya yang menangani

masalah TB yaitu hanya satu orang sehingga kurang optimal dalam

penemuan penderita TB.

2. Belum semua petugas puskesmas terutama paramedis (perawat, bidan

desa) mengetahui secara tepat cara menjaring tersangka TB

3. Sistem deteksi penyakit TB masih dilakukan secara pasif, yaitu hanya

mengandalkan pasien yang datang ke puskesmas dan memiliki tanda dan

gejala TB.

4. Pengetahuan penderita yang kurang mengenai penyakit TB paru, cara

pengobatan dan bahaya akibat berobat tidak adekuat.

5. Tidak adanya kader TB di tiap desa.

6. Masih banyak masyarakan yang kurang pengetahuan sehingga masih

belum tahu tentang bahaya penyakit menular.

C. Opportunity

1. Dinas Kesehatan turut aktif dalam pemberantasan penyakit menular.

2. Puskesmas Cilacap Utara 1 adalah sebagai puskesmas induk di

kecamatan Cilacap Utara

22

Page 23: SWOT PKM Utara 1 Arini

3. Letak Puskesmas strategis, yaitu di depan jalan raya sehingga mudah

terjangkau masyarakat

4. Adanya program Indonesia sehat 2015

D. Threat

1. Banyak warga Kecamatan Cilacap Utara yang sama sekali tidak

mengetahui tentang penyakit TB, baik faktor risiko, cara penularan,

maupun tanda dan gejala.

2. Sarana dan prasarana yang belum memadai

3. Sudah banyak balai pengobatan / rumah sakit

C. Pembahasan Isu Strategis

Melihat hasil analisis SWOT pada BAB IV, didapatkan isu strategis yang

dapat dilakukan untuk mengatasi masalah TB di Kecamatan Cilacap Utara. Isu

startegis tersebut lebih mengarah ke peran serta masyarakat dalam deteksi

pasien TB secara aktif. Startegi ini berdasarkan analisis SWOT dianggap

paling realistis, mengingat jika orientasi pemecahan masalah ini lebih ke arah

interna Puskesmas, maka lebih banyak kesulitan, terutama masalah

terbatasnya tenaga kesehatan di bidang P2M dan luasnya wilayah kerja

kecamatan Cilacap Utara yang membawahi 3 Desa.

Dalam deteksi kasus TB secara aktif yang dalam hal ini lebih berorientasi

pada peran serta masyarakat, maka diperlukan strategi utama dan strategi

alternatif unntuk mengatasi masalah ini. Strategi utama yang sangat tepat

dilakukan adalah Pembentukan Pengawas Minum Obat di tiap-tiap desa di semua

wilayah Kecamatan Cilacap Utara dan strategi alternatif yang dapat dilakukan

adalah melakukan penyuluhan secara intensif dan berkesinambungan dengan

mengajak peran serta masyarakat.

Pengawas minum obat merupakan salah satu bagian dari strategi DOTS

(Directly Observed Treatment Short-Course) dalam upaya pembrantasan penyakit

TB yang sifatnya menular. Strategi DOTS sangaat penting karena saat ini TB

masih menjadi masalah kesehatan utaama di Indonesia. Mycobacterium

tuberculosis yang menjadi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis atau TB telah

23

Page 24: SWOT PKM Utara 1 Arini

menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Tahun 1993, WHO mencanangkan

kedaruratan global penyakit TB karena pada sebagian besar negara di dunia,

penyakit TB ini tidak terkendali. Diperkirakan pada tahun 1995 ada 9 juta pasien

TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh dunia. Kira-kira 95% dari kasus

TB dan 98% kematian akibat TB di seluruh dunia terjadi pada negara-negara

berkembang termasuk Indonesia.

Kematian TB ini merupakan 25% dari seluruh kematian yang sebenarnya

dapat dicegah. Demikian juga dengan jumlah kematian wanita akibat TB lebih

banyak daripada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas. Syafrizal et al.

(2007) yang meneliti tentang Pengelolaan Penanganan Pengobatan Tuberkulosis

di RS. Dr. M. Djamil Padang, menemukan sebanyak 92% pasien TB yang dirawat

di rumah sakit adalah penderita baru.

TB masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia.

Data WHO tahun 2006 menyatakan bahwa Indonesia sebagai penyumbang TB

terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar

539.000 kasus dan jumlah kematian sekitar 101.000 orang pertahun. Hasil Survei

Kesehatan Rumah Tangga atau SKRT tahun 2004 memperlihatkan bahwa insiden

penyakit TB secara nasional telah turun dari 130/100.000 penduduk menjadi

110/100.000 penduduk.

Meningkatnya jumlah kasus TB dan banyak yang tidak berhasil

disembuhkan, terutama pada negara-negara berkembang yang memiliki masalah

TB yang besar termasuk Indonesia, maka pada tahun 1995 WHO

merekomendasikan penggunaan program nasional penanggulangan TB melalui

strategi DOTS atau Directly Observed Treatment Shortcourse di Indonesi.

BAB V

24

Page 25: SWOT PKM Utara 1 Arini

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penemuan kasus TB di Kecamatan Cilacap Utara I masih bersifat pasif,

dimana penemuan kasus dilakukan pada pasien yang berobat ke BP dan

memiliki tanda dan gejala TB

2. Kekuatan yang dimiliki Puskesmas adalah memiliki laboratorium yang

sudah dapat untuk pemeriksaan BTA dan tenaga kesehatan yang loyal.

Kelemahan yang dimiliki Puskesmas adalah terbatasnya tenaga kesehatan

di bidang P2M dan Wilayah kerja yang sangat luas.

3. Kekuatan yang berasal dari masyarakat adalah mereka mudah diajak

kerjasama di bidang kesehatan dan memiliki antusiasme yang tinggi untuk

dijadikan kader kesehatan. Kelemahan yang berasal dari masyarakat hádala

banyak yang terkendala wilayah yang terpencil.

4. Cara yang dapat dilakukan adalah membentuk kader PMO dan mengadakan

penyuluhan dengan melibatkan peran serta masyarakat, terutama tokoh

masyarakat.

B. Saran

Penemuan kasus TB secara aktif dengan melibatkan peran serta

masyarakat perlu dikembangkan guna percepatan pemberantasan TB di

Kecamatan Kebasen.Diperlukan penyuluhan yang lebih intensif pada

kader PMO dan tokoh masyarakat, agar mereka lebih mengetahui tentang

faktor risiko, penyebab, cara penularan, dan ketaatan pengobatan penderita

TB.

DAFTAR PUSTAKA

25

Page 26: SWOT PKM Utara 1 Arini

Notoatmodjo Soekidjo, Prof. Dr. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-

Prinsip Dasar. PT Rineka Cipta; Jakarta.

Azwar Azrul, M.P.H, DR. Dr. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan.

Binarupaaksara; FK UI, Jakarta.

Depertemen Kesehatan RI. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis

edisi ke-2. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2006. p.1-,

131.

Widodo. Eddy. Upaya Peningkatan Peran Masyarakat dan Tenaga Kesehatan

dalam Pemberantasan Tuberkulosis. Makalah Pribadi Pengantar Falsafah

Sains Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2004.

p.1-16.

Antoni, Syahrizal, Luthfan Lazuardi, dan Andjani Woerdjandari. 2009.

Implementasi Penemuan Suspek Tuberculosis di Puskesmas Kabupaten

Pesisir Selatan. Jurnal KMPK UGM. Vol 14.

Depertemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis edisi ke-2. Depkes RI : Jakarta

Sukana, Bambang, Heryanto, dan Supraptini. 2003. Pengaruh Penyuluhan

Terhadap Pengetahuan Penderita TB Paru di Tangerang. Jurnal Ekologi

Kesehatan. Vol 2 (3) : 282-9.

26