45
MAKALAH KASUS CYSTOMA OVARII Disusun Oleh: Arini Estetia Putri 108103000028 Dokter Pembimbing: Dr. Chamim SpOG (K) Kepaniteraan Klinik Stase Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ovarian Cyst Arini

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ginekologi

Citation preview

Page 1: Ovarian Cyst Arini

MAKALAH KASUSCYSTOMA OVARII

Disusun Oleh:

Arini Estetia Putri108103000028

Dokter Pembimbing:Dr. Chamim SpOG (K)

Kepaniteraan Klinik Stase Kebidanan dan KandunganRSUP Fatmawati

Program Studi Pendidikan DokterFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta2013

Page 2: Ovarian Cyst Arini

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Inayahnya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. atas nikmat

dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya makalah presentasi kasus ini. Penulisan

makalah kasus ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan Ilmu

Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati,

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah

sulit untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, tak lupa penulis ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya pada dr. Chamim, Sp.OG (K), selaku pembimbing yang telah

membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Dan kepada semua

pihak yang turut serta membantu penyusunan makalah kasus ini.

Akhir kata dengan segala kekurangan yang penulis miliki, segala saran dan kritik

yang bersifat membangun akan penulis terima untuk perbaikan selanjutnya. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses

kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, Maret 2013

Penulis

2

Page 3: Ovarian Cyst Arini

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................5

BAB III ILUSTRASI KASUS.............................................................................18

BAB IV ANALISA KASUS.................................................................................26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................28

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

3

Page 4: Ovarian Cyst Arini

BAB IPENDAHULUAN

Ovarium adalah sepasang organ pada wanita yang berfungsi untuk reproduksi.

Terletak di pelvis dan mengapit uterus, bentuk dan ukurannya seperti buah almond. Ovarium

berfungsi untuk menghasilkan telur dan hormon-hormon. (1,2)

Ovarium manusia mempunyai kecenderungan yang mencolok untuk terjadi berbagai

macam tumor yang kebanyakannya jinak. Sesungguhnya sebagian besar tumor ovarium

adalah non neoplastik.

Wanita normalnya memiliki 2 ovarium yang berfungsi untuk menyimpan dan

mengeluarkan telur. Kista ovarium dapat mengenai semua wanita dan di semua umur

terutama pada masa reproduksi. Kista tersebut dapat terjadi saat periode neonatus sampai

setelah menopause. Pada anak-anak tipe yang tersering adalah tumor sel germinosa, pada

usia reproduktif(sampai 45 tahun) sering ditemukan kista fungsional,dan pada usia

menopause sering ditemukan keganasan. (3) Biasanya kista ovarium muncul mulai pada saat

usia anak-anak dan saat dewasa, dimana saat itu merupakan periode perkembangan hormonal

secara akti. Penemuan kista ovarium pada seorang wanita akan sangat ditakuti oleh karena

adanya kecenderungan menjadi ganas, tetapi kebanyakan kista ovarium memiliki sifat yang

jinak (80-85%). Pada usia reproduktif insiden keganasan pada kista ovarium antara 0,4-

8,9/100000 wanita dan semakin meningkat dengan bertambahnya usia,yaitu 60/100000 pada

wanita usia 60-80 tahun.Tumor ovarium ganas adalah penyebab tersering kematian oleh

karena kanker ginekologi di Amerika dan Eropa Barat. (3)

Pada makalah ini penyaji akan mencoba membahas satu kasus kista ovarium . akan

dibahas mengenai gejala klinik yang muncul, assessment dan tatalaksana yang dilakukan

yang kemudian akan dicocokan dengan tinjauan pustaka tentang kista ovarium. Dan

diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyaji dan bagi pembaca sehingga sedikit

banyak dapat mendeteksi secara dini diagnosa kista ovarium.

4

Page 5: Ovarian Cyst Arini

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI

Normalnya wanita memiliki 2 ovarium yang berfungsi mengeluarkan telur.

Ovarium digantung oleh mesentarium dibelakang ligamentum latum kiri dan kanan.

Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-

kira 4 cm,lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.Ovarium memproduksi sel telur dan

hormon-hormon yang akan mengatur fungsi organ reproduksi. (3)

Struktur ovarium terdiri atas: (3)

(1) korteks,bagian luar yang diliputi oleh epitelium germinativum berbentuk

kubik dan didalamnya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial.

(2) medulla,bagian disebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma

dengan pembuluh-pembuluh darah,serabut-serabut saraf,dan sedikit otot polos.

Sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium setiap bulan dalam suatu proses

yang disebut sebagai ovulasi. Telur tersebut melakukan perjalanan sepanjang tuba

fallopi menuju uterus.

Salah satu bagian ovarium yang penting adalah yang berada di dalam cavum

peritonei dilapisi oleh epitel kubik silindrik, disebut epitelium germinativum.

Dibawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan dibawahnya lagi baru ditemukan

lapisan tempat folikel primordial. Diperkirakan pada perempuan terdapat kira-kira

100.000 folikel primer. Setiap bulannya, secara normal ovarium yang berfungsi

menghasilkan kista kecil yang disebut dengan folikel de graff, pada pertengahan

siklus, suatu folikel dominan muncul dengan diameter mencapai 2.8mm yang akan

5

Page 6: Ovarian Cyst Arini

melepaskan oosit yang matang. Folikel yang pecah ini kemudian menjadi korpus

luteum, yang jika matang berukuran 1.5-2cm dengan bangunan kistik di tengahnya.

Tanpa terjadinya fertilisasi pada oosit, oosit akan menjadi fibrotik dan menciut. Jika

fertilisasi terjadi maka korpus luteum akan membesar pada awalnya dan selanjutnya

menurun ukurannya saat kehamilan.(1)

II.2 DEFINISI

Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (atau kista indung

telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di

indung telur (ovarium).

Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampai

menopause, juga selama masa kehamilan.

II.3 ETIOLOGI

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada

hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Sampai sekarang ini penyebab dari Kista

Ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya

gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-

hipotalamus.

1. Teori ovulasi : setelah ovulasi terjadi invaginasi dari dinding epitel ke stroma

ovarium.(4) Dengan adanya rangsangan hormon pada struma inilah yang

menimbulkan tumor epitel pada ovarium.(5)

2. Teori endokrin : dinding epitel ovarium terdiri dari sel Mulleri, jaringan ini sama

dengan jaringan yang ada di endometrium dan tuba falopii. Dengan adanya

ketidak seimbangan hormonal menyebabkan terjadinya tumor.(5)

3. Teori oksigen : dengan adanya iritasi atau peradangan merupakan faktor pencetus

terjadinya tumor jinak maupun ganas ovarium.(4)

6

Page 7: Ovarian Cyst Arini

4. Teori transformasi : yang paling banyak terjadi, umumnya kanker ovarium bukan

berasal pada proses transformasi sel, meskipun ada juga degenerasi keganasan

pada tumor jinak.(6)

II.4 EPIDEMIOLOGI(6,7,8)

Kista ovarium fungsional ditemukan pada setiap usia dan terbanyak ditemukan

pada wanita dalam masa reproduksi dan jarang pada wanita yang telah menopause.

Kista ovarium biasanya terdapat pada 50 % dari wanita yang mengalami siklus

menstruasi yang tidak teratur. 30 % dari wanita dengan siklus menstruasi teratur dan 6

% dari wanita postmenopause.

Di Amerika Serikat kista ovarium ditemukan pada hampir seluruh wanita

premenopause dengan USG transvaginal dan pada 14,8% wanita postmenopause.

Sebagian besar kista ini jinak.

Kista teratoma atau dermoid ditemukam pada lebih dari 10% dari seluruh

neoplasma ovarium. Insidens karsinoma ovarium diperkirakan 15 kasus per 100.000

wanita per tahun. Setiap tahun di Amerika Serikat, karsinoma ovarium didiagnosa

pada 22.000 wanita, dan menimbulkan kematian pada 16.000 wanita.

Tumor ovarium malignan sebagian besar adalah kista adenokarsinoma epitel

ovarium, paling sering mengenai wanita Eropa dan Amerika Utara, sedangkan wanita

dari Asia dan Afrika lebih jarang. 20%-nya adalah tumor malignan potensi rendah,

tumor sel garminosa pada kurang dari 5%, dan kurang lebih 2% tumor sel granulosa.

II.5 KLASIFIKASI

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non

neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak

dibagi dalam tumor kistik dan solid

A. Tumor Non Neoplastik

1. Tumor akibat radang

a. Abses ovarial

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer

pada penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses

ovarii terdiri dari suhu badan yang meningkat dan menetap setelah operasi

dengan nyeri pelvis yang tidak spesifik dan drainase purulen yang lama dari

7

Page 8: Ovarian Cyst Arini

vagina.

Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing

dan komplikasi intestinal.

Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi diangkat oleh

karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan konsentrasi

adekuat supaya terjadi resolusi.

b. Abses tubo – ovarial

c. Kista tubo – ovarial

2. Tumor lain

a. Kista folikel

Kista ini sering diketemukan secara kebetulan pada pememeriksaan pelvis,

walaupun bisa pecah dan menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis.

Kista folikel ovarium ini biasanya asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel

de graff yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista

folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah

pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresianya, melainkan membesar

menjadi kista.

Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh

di permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi

dengan cairan yang jernih dan sering kali mengandung estrogen. Diameter

biasanya 1-1,5 cm. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam

rongga kista, sehingga terjadi suatu hematoma folikuler. Sebaian besar kista

folikel lambat laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan dapat

menghilang spontan. Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista

folikuler. (1,2,6,10)

b. Kista korpus luteum

Dalam keadaan normal, kerpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi

korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus

luteum persistens); pendarahan yang sering terjadi didalamnya menyebabkan

terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua.

Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum

8

Page 9: Ovarian Cyst Arini

yang berasal dari sel teka. Kista lutein labih besar daripada kista folikel,

cenderung lebih keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah

menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum.

Gejala klinik yang terjadi pada kista orpus luteum adalah:

- gangguan haid, berupa amenore diikuti perdarahan tidak teratur

- rasa berat di perut bagian bawah

- nyeri mendadak yang hebat

hal ini sering menyebabkan sulit mendiagnosa dengan KET

Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang

sendiri, biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil

perlahan-lahan pada trimester terakhir pada wanita hamil. (1,2,11,12)

c. Kista endometriosis

Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang

disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran

kecil sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat. Darah tersebut

dapat keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat

menyebabkan perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus. Kadang

dapat mengalir dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan

menimbulkan akut abdomen.

d. Kista lutein

Ukuran dari kista ini sangat bervariasi. Umumnya, kista ini terjadi

bilateral, dan berisi cairan jernih dan didapati berhubungan dengan mola

hidatidosa, koriokarsinoma. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi,

akan tetapi seingkali sel-sel mnghilang karena atresia.Tumbuhnya kista ini

ialah akibat pengaruh hormon HCG yang berlebihan, dan dengan hilangnya

mola atau koriokarsinoma, kista ovarium mengecil dengan spontan. (10) Tetapi

apabila kista ini besar sekali, sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi. (10)

e. Kista inklusi germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari

epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak

terdapat pada wanita lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1

9

Page 10: Ovarian Cyst Arini

cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan

histologik ovarium yang diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah

permukaan ovarium dan berisi cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah

memberikan gejala-gejala yang berarti.

f. Kista steven –leventhal

Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium,

amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan

mengalami hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita

antara usia 15-30 tahun. Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan

licin, dan kapsulnya menebal. Kelainan ini disebabkan oleh gangguan

keseimbangan hormonal. Umumnya pada wanita tersebut terdapat gangguan

ovulasi oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia

endometrii juga sering ditemukan. (1,2,9,10)

B. Tumor Neoplastik Jinak

a. Kistik

b. Kistoma ovarii simpleks

Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih,

serous, dan berwarna kuning. Berhubung dengan adanya tangkai, maka dapat terjadi torsi

(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak.

c. Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul sebagai

tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum dari mesothelium.

Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada penderia yang muda. Paling

sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa prapubertas.

Tumor evarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii

serosum. Kedua tumor ini merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang

kistadenoma ovaii musinosum nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma

ovarium.

Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan lobulated dan

10

Page 11: Ovarian Cyst Arini

umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang mengandung niukosa ini kelihatan

biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar

dan pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya

unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai yang bilateral (8-10%).(8)

d. Kistadenoma ovarii serosum

Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada penderita yang muda. (4) Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa

prapubertas. Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%). Tumor serosa dapat membesar

sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran

kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat juga lobulated

karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur, meskipun lazimnya berongga satu.

Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke

dalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista

cair, kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya

sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma).

Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatrif. Kebanyakan

ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh rasa

ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau

pun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada keganasan ovarium kecuali

pada stadium terminal. Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliferasi dan

stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara

mikroskopik digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma

serrosum mengalami perubahan keganasan.

e. Kista endometroid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat

satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini tidak ada

hubungannva dengan endometriosis ovarii.

f. Kista dermoid

Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan

paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista dermoid

bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak

11

Page 12: Ovarian Cyst Arini

kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya mencapai

beberapa kilogram.

Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan

dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat

ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot

jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista

terdapat produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan

rambut

Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak di

perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat

pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan dari kista

sangat jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat

menopause. (1,2,9,10)

2. Solid

a. Fibroma ovarii

Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim

yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling

sering ditemukan pada penderita menopause. Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30

cm; dan beratnya 20 kg, dengan 90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras,

warnanya merah jambu keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma

durum, dan apabila lunak disebut fibroma molle. Pada tumor ini sering ditemukan

sindroma Meigs (tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).

b. Tumor Brenner

Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya

pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua tumor

ovarium.Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya beberapa

kilogram. Biasanya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning muda seperti

fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini temukan sindroma

Meigs. Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih

kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium.

Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan keganasan pada

histopatologi dan klinisnya.

12

Page 13: Ovarian Cyst Arini

c. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma)

Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara

0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinasi, terdiri atas

hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara. (9,10)

C. Tumor Neoplastik Ganas

Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi

wanita. Kira-kira 60% pada usia perimenopause, 30% pada masa reproduksi dan 10%

pada usia jauh lebih muda.

Letak tumor tersembunyi dalam rongga perut dan dapat menjadi besar tanpa

disadari pasien. Pertumbuhan tumor primer mengakibatkan keluhan perasaan sebah,

makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, dan nafsu mekan menurun.

Cara penyebaran adalah secara limfogen ke kelenjer paraaorta, mediastinal dan

supraklavikular, kemudian menyebar ke alat-alat yang jauh, terutama paru-paru, hati dan

otak. Obstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai. Secara

Internasional hingga saat ini diakui 2 sistem klasifikasi yang kedua-duanya umum

digunakan yaitu sistem TNM dari UICC dan sistem FIGO.

II.6 GEJALA KLINIS

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor

ovarium yang kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau

tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tetsebut

terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut.Tekanan terhadap alat-alat di

sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat

13

Page 14: Ovarian Cyst Arini

terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih

menjadi sering. Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus

terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang sering. Pasien

juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada penetrasi yang dalam. Pada

tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada

umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut

mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal

dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal. Polikistik ovari

menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism, inferilitas, aligomenorrhea,

obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat ditemukan penurunan berat badan yang drastis. (10,11,12,13,14)

Pada pemeriksaan fisik, kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau

pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah

abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada pasien yang

gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umummnya rata. Cervix dan

uterus dapat terdorong pada satu sisi.

II.7 DIAGNOSA

Diagnosa kista ovarium dapat ditegakkan dengan:

1. Anamnesa

Dari anamnesa dapat ditegakkan melalui keluhan-keluhan yang muncul,

seperti adanya benjolan d perut, Keluhan rasa berat dalam perut, kadang

disertai gangguan BAK dan BAB, edema pada tungkai, tidak nafsu makan,

rasa sesak dan lain-lain, disertai gangguan haid apabila tumor itu

mengeluarkan hormon dan nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir atau pecah.

2. Pemerisaksaan fisik

Pada palpasi abdomen, akan teraba masa konsistensi kistik, mobile,

permukaan tumor umumnya rata. Cervix dan uteri terdorong ke salah satu sisi.

3. Pemeriksaan penunjang

A. USG

USG adalah alat diagnostik imaging yang utama untuk kista ovarium. akan

terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat

sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi

belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.

14

Page 15: Ovarian Cyst Arini

Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-

septa).

B. Laparoskopi

Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat-

sifat tumor.

C. Laboratorium

Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer

antigen 125 (CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel

ovarium normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml

adalah kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan

karsinoma epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada

kasus jinak dan pada 6% pasien sehat.

D. Foto Rontgen

Menentukan adanya hidrotoraks. Pada kista dermoid kadang dapat

terlihat gigi.

E. Tes kehamilan

HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

II.8 DIAGNOSA BANDING

Kehamilan

KET

Mioma uteri

Tumor kolon sigmoid

Ginjal ektopik

Limpa bertangkai

Ascites a.c penyakit lain

Tuberculosis pentoriei

Infeksi pelvis

Apendisitis akut.

II.9 PENATALAKSANAAN

15

Page 16: Ovarian Cyst Arini

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan

pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba. Seluruh jaringan hasil

pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi untuk diperikasa. Laparoskopi

digunaknan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang

memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan resiko

keganasan dan panda pasien dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan

laparaskopi. Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita

postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35

tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan

karsinoma ovarium. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan

penteriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi

anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.

Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap radisi,

disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan obat sitostatika

seperti agens alkylating (cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit

(adriamycin). FoIlow up tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2

bulan, kemudian 4 bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya

setiap tahun sekali. (1,2,10,12)

II.10 KOMPLIKASI (11,12,13,14)

Perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit, berangsur-angsur

menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala klinik yang minimal. Tetapi

bila dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan melalui ligamentum

infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale. Robekan dinding kista terjadi pada torsi

tangkai, tetapi dapat pula akibat trauma yaitu jatuh, pukulan pada perut dan coitus. Bila kista

hanya mengandung cairan serosa, rasa nyeri akbat robekan akan segera berkurang. Namun

bila terjadi hemoragi yang timbul secara akut, perdarahan bebas dapat berlangsung terus

menerus dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-

tanda abdomen akut. Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman patogen,

seperti appendicitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta. Perubahan keganasan dapat terjadi

pada kista jinak, misalnya pada kista denoma ovarii derosum, kistadenoma ovarii musinosum

16

Page 17: Ovarian Cyst Arini

dan kista dermoid. Sindroma Meigs ditemukan pada 40% dari kasus febroma ovarii yaitu

tumor ovarium disertai asites dan hidrotoraks.

II.11 PENCEGAHAN

Setiap wanita harus melakukan pemeriksaan ginekologis tahunan. Pada wanita

dengan resiko tinggi dengan riwayat keluarga atau riwayat kanker payudara terdahulu harus

melakukan pemeriksaan USG dan CA 125 tahunan. Bila dijumpai tanda-tanda keganasan,

segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

17

Page 18: Ovarian Cyst Arini

BAB III

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 23 tahun

Pendidikan : Tamat SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/indonesia

Alamat : Jl.Pupan Pondok Pinang Jakarta Selatan

Tgl. Masuk RSF : 3 Maret 2013

No.RM : 1202946

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama : autoanamnesa pada tanggal 4 Maret 2013, pukul 07.00

Nyeri perut bagian bawah sejak 2 bulan SMRS

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri di perut bagian bawah sejak 2 bulan SMRS.

Nyeri dirasakan hilang timbul dan tidak pernah timbul secara mendadak. Pasien juga

baru menyadari perutnya membuncit 1 bulan SMRS dan perut terasa begah. BAK

dan BAB normal. Nyeri saat senggama, perdarahan di luar siklus menstruasi, Mual,

muntah, sesak nafas, BB menurun, nafsu makan berkurang tidak ada. Siklus

menstruasi teratur dan tidak ada nyeri saat menstruasi. Keputihan(-), Demam (-).

Pasien USG di RS Syarif Hidayatullah dikatakan terdapat kista ukuran 7 cm.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

18

Page 19: Ovarian Cyst Arini

Pasien menyangkal menderita darah tinggi, jantung dan kencing manis. Pasien

pernah menderita kista ovarium saat usia 17 tahun, dengan diameter 3 cm. Dokter

mengatakan kista dapat mengecil sendiri dan akan diobservasi 3 bulan kemudian.

Tiga bulan kemudian pasien datang untuk USG, dinyatakan kista telah hilang.

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama.

E. Riwayat Menstruasi

Menarche : usia 13 tahun

Siklus : 30 hari

Lamanya : 7-10 hari

Banyaknya : 3-4 pembalut per hari

Dismenore : Tidak ada

Menopause : -

F. Pernikahan

Status pernikahan : menikah

G. Riwayat Obstetri

Laki-laki , 1 tahun 4 bulan, BL 3000, ditolong bidan

H. Riwayat Keluarga Berencana

Suntik KB 3 bulan

I. Riwayat Operasi

Pasien tidak tidak pernah dioperasi sebelumnya

J. Riwayat Kebiasaan Psikoseksual

Pasien tidak merokok dan tidak minum alkohol

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg

N : 84 x/menit

RR : 20 x/m

19

Page 20: Ovarian Cyst Arini

S : 36,50C

Kepala : normocephali, tidak mudah dicabut.

Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva tidak anemis, sklera

tidak ikterik.

THT : Dalam batas normal

Leher : kelenjar tiroid tidak teraba membesar

Kelenjar getah bening tidak teraba membesar

Thoraks :

Cor : BJ1-BJ2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-,

ronchi-/-, wheezing

Mamae : Simetris, besar normal, retraksi putting (-), areola

mamae tidak hiperpigmentasi.

Abdomen : lihat status Ginekologikus

Anogenital : lihat status Ginekologikus

Ekstremitas : Akral hangat, oedema tungkai -/-, reflex fisiologis +/+,

deformitas (-)

B. Status Ginekologi

Abdomen

Inspeksi : Simetris, agak membuncit

Palpasi : Teraba massa sampai 3 jari atas simfisis, kenyal, batas

tegas, permukaan rata, mobile,NT(-)

Perkusi : Nyeri ketok (-), shifting dullness (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Anogenital

Inspeksi : vulva uretra tampak tenang, tidak tampak perdarahan

pervaginam

Inspekulo : porsio licin, ostium tertutup, fluor(-), fluxus(-)

VT : corpus uteri besar dan ukuran normal, portio tertutup,

permukaan licin, teraba massa kistik hingga 3 jari atas

simfisis, parametrium lemas, massa adneksa -/+

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

20

Page 21: Ovarian Cyst Arini

PEMERIKSAAN 29-01-13 HASILDARAH

Hemoglobin 13,3 g/dL

Hematokrit 42 %

Lekosit 5000/uL

Trombosit 206000/uL

Eritrosit 3.79 juta/uL

LED 20.0

VER 87.7

HER 27.8

KHER 31.7

RDW 14.0

Basofil 1

Eosinofil 1

Netrofil 45

Limfosit 45

Monosit 4

PT 12,8

aPTT 34,8

SGOT 16

SGPT 13

Protein total 6,3

Albumin 4,2

Globulin 2.6

21

Page 22: Ovarian Cyst Arini

Bilirubin total 0,30

Bilirubin Direk 0,10

Bilirubin Indirek 0.20

Asam urat 2.7

Ureum 20

Creatinin 0,6

Gula darah puasa 76

Glukosa darah 2 jam PP 89

Trigliserida 56

Kolesterol total 136

HDL 50

LDL 74ELEKTROLIT

Natrium

Kalium

Clorida

139

4,38

108

HbsAg Negatif

Golongan darah A/rh (-)

Ca 125 11,2URINALISA

Urobilinogen 0,2

Protein urin Negative

Berat jenis 1,025

Bilirubin (-)

Keton Negatif

22

Page 23: Ovarian Cyst Arini

Nitrit Negatif

pH 5,5

Lekosit negatif

Darah / Hb Negatif

Glukosa Negatif

Warna Kuning

Kejernihan ClearSEDIMEN URIN

Epitel Positif

Lekosit 2-4

Eritrosit 0-1

Kristal Negatif

BakteriNegatif

Lain-lainNegatif

B-HcGNegatif

USG 28/1/2013:

Uterus antefleksi besar dan ukuran normal, ovarium kanan bentuk dan ukuran normal,

tampak massa kistik di depan uterus ukuran 8,2x9,8x8,7 sebagian kesan anekoik sebagian

ekoik ,bagian padat (-), papil (-), asites (-)

kesan: NOK sinistra serosum

Ro Thorax

Kedua sinus dan diafragma baik, mediastinum superior tidak menebal, Cor: ukuran dan

bentuk normal, CTR < 50%. Pulmo: Hilus tidak menebal. Corakan bronkovaskuler kedua

paru baik. Tidak tampak nodul-nodul di kedua lapangan paru. Kedua sinus kostofrenikus

lancip.

23

Page 24: Ovarian Cyst Arini

Kesan : Tidak tampak kelainan pada Cor/Pulmo saat ini

VI. RESUME

Pasien datang dengan keluhan nyeri di perut bagian bawah sejak 2 bulan SMRS. Nyeri

dirasakan hilang timbul dan tidak pernah timbul secara mendadak. Pasien juga baru

menyadari perutnya membuncit 1 bulan SMRS dan perut terasa begah. BAK dan BAB

normal. Nyeri saat senggama, perdarahan di luar siklus menstruasi, Mual, muntah,

sesak nafas, BB menurun tidak ada. Siklus menstruasi teratur dan tidak ada nyeri saat

menstruasi. Keputihan(-), Demam (-). Pasien USG di RS Syarif Hidayatullah dikatakan

terdapat kista ukuran 7 cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam

batas normal, Abdomen: Simetris, agak membuncit, Teraba massa sampai 3 jari atas

simfisis, kenyal, batas tegas, permukaan rata, mobile, Nyeri ketok (-), shifting dullness,

Bising usus (+) normal, VT: corpus uteri besar dan ukuran normal, portio tertutup,

permukaan licin, teraba massa kistik hingga 3 jari atas simfisis, parametrium lemas,

massa adneksa -/+. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan laboratorium dengan kesan

dalam batas normal, hasil USG kista ovarium serosum sinistra hasil Ro thorax jantung

dan paru dalam batas normal.

VII. DIAGNOSIS

Kista ovarium serosum sinistra

IX. SIKAP

Perencanaan laparaskopi kistektomi tanggal 5 Maret 2013

X. PROGNOSIS

Ad Vitam : Dubia ad bonam

Ad Fungsionam : Dubia ad bonam

Ad Sanationam : Dubia ad bonam

XI. PENATALAKSANAAN

LAPORAN OPERASI

Operator/Asisten : dr.Setyo, Sp.OG

Diagnosa pre op : Kista ovarium serosum kiri

24

Page 25: Ovarian Cyst Arini

Diagnosa post op : Kista ovarium serosum kiri

Macam operasi : Laparoskopi kistektomi

1. Pasien telentang diatas meja operasi dalam anestesi umum.

2. Dalam eksplorasi lapang pandang laparoskopi, tampak uterus normal bentuk dan

ukurannya. Tampak massa kistik ukuran ± 10 cm berasal dari ovarium kiri. Tuba

dan ovarium kanan dalam batas normal.

3. Dilakukan kistektomi setelah massa kistik dipungsi (keluar cairan kesan serosum).

4. Perdarahan dirawat

5. Rongga abdomen dicuci NaCl 1000 cc

6. Perdarahan minimal

7. Operasi selesai

Operasi 5 Maret 2013 12.45-14.30

Berlangsung laparoskopi kistektomi sinistra ai kista ovarium serosum sinistra.

Perdarahan minimal

Instruksi pasca operasi

Observasi tanda vital, nyeri/akut abdomen

Cek Hb post op, transfuse jika Hb < 8 gr/dL

Mobilisasi bertahap

Realimentasi/ diet bertahap setelah BU (+)

Ceftriaxone 2x1 gr i.v

Alinamin F 3x1 amp iv

Profenid supp 3x1

Vitamin C 2x400 gr iv

Follow up post operasi

Tanggal 6 Maret 2013

S : Nyeri luka post op (+)

O : Keadaan umum : baik N : 9o x/menit

Kesadaran : compos mentis S : 36,80C

TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit

25

Page 26: Ovarian Cyst Arini

Status generalis

Abdomen : luka operasi baik, rembesan darah (-)

Status ginekologi

Anogenital : V/U tenang, tidak tampak perdarahan pervaginam

Lab Post op (05/03/2013)

Hb: 8 gr/dL

Ht: 25 %

Leukosit: 14.100/uL

Trombosit: 273.000/uL

A : post laparoskopi kistektomi hari I

P : - Observasi TTV, perdarahan

- Mobilisasi aktif

- Cefadroxil 2x500 mg

- Asam mefenamat 3x500 mg

- Enervon C 2x1

- Diet biasa

Tanggal 7 Maret 2013

S : Keluhan (-)

O : Keadaan umum : baik N : 90 x/menit

Kesadaran : compos mentis S : 36,60C

TD : 110/70mmHg RR : 20 x/menit

Status generalis

Abdomen : luka operasi di 3 titik, rembesan darah (-), pus (-)

Status ginekologi

Anogenital : V/U tenang, tidak tampak perdarahan pervagina

A : post laparoskopi kistektomi hari II

P : - boleh pulang

- cefadroxil 2x500 mg

- as. Mefenamat 3x500 mg

- Hemobion 2x1

26

Page 27: Ovarian Cyst Arini

BAB IV

ANALISA KASUS

Pada kasus ini diagnosa kista ovarium serosum ditegakkan atas dasar anamnesa,

pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.

Berdasarkan anamnesa didapatkan data pasien berusia 23 tahun, hal ini sesuai dengan

predisposisi penderita kista ovarium dermoid paling sering pada wanita berusia antara 20-50

tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas. Keluhan utama pasien adalah rasa sakit yang

hilang ditimbul di perut bagian bawah sejak 2 bulan SMRS.

Dari anamnesis ditemukan data pasien 23 tahun,sesuai dengan predisposisi dari kista

serosum,yaitu pada usia reproduktif (20-50 tahun). Pasien mengeluh perut terasa membuncit

dan terasa penuh yang baru disadari sejak 1 bulan. Keluhan sakit perut dapat terjadi karena

torsio,adanya perdarahan, infeksi, dan mendesak organ lain. Pada pasien ini kemungkinan

sakit perutnya disebabkan karena mendesak organ. Pada pasien ini tidak didapatkan adanya

gangguan BAB dan BAK, hal ini bisa terjadi apabila massa tidak menekan kandung kemih

atau usus. Pada pasien tidak didapatkan penurunan BB dan nafsu makan. Hal ini

menunjukkan kemungkinan bahwa tidak terdapat adanya keganasan pada pasien ini. Pada

pasien ini tidak ada kelainan pada siklus menstruasi menunjukkan bahwa tumor tersebut tidak

mengeluarkan hormon.

Dari pemeriksaan fisik pada perut bagian bawah didapatkan perut yang

membuncit teraba massa sampai 3 jari atas simfisis, kenyal, batas tegas, permukaan rata,

mobile, Nyeri ketok (-), shifting dullness, Bising usus (+) normal, VT: corpus uteri besar dan

ukuran normal, portio tertutup, permukaan licin, teraba massa kistik hingga 3 jari atas

simfisis, parametrium lemas, massa adneksa -/+. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan

laboratorium dengan kesan dalam batas normal, hasil USG kista ovarium serosum sinistra.

hasil Ro thorax jantung dan paru dalam batas normal.

Dari data tersebut diatas,maka pada pasien ini kami tegakkan diagnosis preoperatif

neopasma ovarium kistik serosum sinistra

Test β HCG yang negatif pada pasien menyingkirkan pemikiran adanya kehamilan.

Dalam eksplorasi lapang pandang laparoskopi, tampak uterus normal bentuk dan

ukurannya. Tampak massa kistik ukuran ± 10 cm berasal dari ovarium kiri. Tuba dan

27

Page 28: Ovarian Cyst Arini

ovarium kanan dalam batas normal. Dilakukan kistektomi setelah massa kistik

dipungsi (keluar cairan kesan serosum), kemudian dilakukan sampel untuk PA.

28

Page 29: Ovarian Cyst Arini

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penegakkan diagnosis kista ovarium pada kasus ini sudah benar yaitu berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. USG digunakan sebagai

pemeriksaan penunjang yang membantu menegakkan diagnosis.

Prinsip penatalaksanaannya adalah bahwa kista ovarium membutuhkan operasi dan

VC kemudian dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, sudah sesuai.

Saran

Kesadaran untuk segera memeriksakan ke dokter ahli kebidanan dan kandungan

apabila mendapati gejal-gejala seperti tumor ovarium agar kemungkinan adanya keganasan

dapat dideteksi lebih dini.

29

Page 30: Ovarian Cyst Arini

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Haulth JC, Wenstrom KD.

Williams Obstetrics. 21st ed. New York : McGraw-Hill 2001.p. 911-936.

2. DeCherney Alan H, Nathan Lauren. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis

and Treatment. 9th edition. McGraw-Hill 2003.p. 708-715.

3. Saifuddin ,AB. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. Jakarta. 2009. hal 126-128

4. Willson J.R, Ovarian Neoplasms in Willson J.R, Carrington E.R, Ledger W.J,

Obstetrics & Gynecology, 7th Edition, The CV Mosby Company 1983, page 656 –

667.

5. Tumor Ovarium, dalam Ginekologi, Edisi tahun 1977, Bagian Obstetri dan

Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjajan, Bandung, hal : 168 – 196

6. Boroboonhirunsarn D,Sermboon A.Accuracy of Frozen Section In The Diagnosis Of

Malignant Ovarian Tumor.J Obstet Gynaecol Res.2004;30:394-399

7. Nagar,H.Management of Early-Stage Epithelial Ovarian Cancer.The

Obstetrician&Gynaecologist.2007;9:4:243-247

8. Pascual MA,Hereter L,Tresserra F,et al.Transvaginal Sonographic Appearance of

Functional Ovarian Cyst.Human Reprod.1997;12:1246-9

9. Hacker Neville F, Moore J George. Essentials of Obstetrics and Gynecology.

Saunders Company. 1992. p. 388-399.

10. Wiknjosastro Hanifa, Saifuddin Abdul Bari, Rachimhadhi Trijatmo. Ilmu Kandungan.

Yayasan Bina Pustaka – Sarwono Prawirohardjo. 1999. h. 314-366.

11. http://www.amazon.com/cystovary+symptom

12. http://www.emedicine.com

13. http://www.prevention.com/cancersymptoms

14. http://www.4woman.gov/cystovary

30