Upload
bechawithluv
View
81
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Sydenham’s ChoreaSydenham’s Choreasyndromesyndrome
Sydenham Chorea (korea) adalah suatu gangguan yang ditandai
dengan adanya gerakan menyentak dengan cepat dan cepat
berubah tanpa terkordinasi biasanya mudah mempengaruhi
pada wajah, tangan, dan kaki (Medline Gov, 2012)
Chorea berasal dari bahasa yunani yang berarti menari,pada
korea gerak otot berlangsung cepat, tidak terarah, aritmik, dan
kasar yang dapat melibatkan satu ekstremitas, separuh badan
atau seluruh badan (Medical, )McGraw-Hill
Sydenham Chorea ini biasanya juga merupakan hasil dari
infeksi Grup A beta Stretococcus hemolitik dan biasanya
merupakan tanda dari demam rematik akut. Chorea syndrome
ini biasanya 70% terjadi pada anak perempuan.
DefinisiDefinisi
Gerakan koreatik terjadi di tangan-lengan seringkali
disertai gerakan meringis pada wajah dan suara
mengeram atau bentuk suara lain yang tidak mengandung
arti. Seseorang yang terkena korea sindom ini memiliki
kelainan pada basal gangglia di otaknya dimana tugas dari
basal ganglia ini adalah memperhalus gerakan-gerakan
kasar yang diperintah oleh otak
Menurut ilmu kesehatan Amerika, Syndenham Korea
bukan merupakan suatu penyakit melainkan suatu
tanda atau gejala yang bisa terjadi pada beberapa
penyakit yang berbeda
Tanda dan gejalaTanda dan gejala Perubahan gerakan tangan seperti menulis atau menari
Tak terkendali, dan gerakan tanpa tujuan yang terlihat
seperti berkedut dan gerakan normal menghilang
selama tidur
Kehilangan kontrol motorik halus, terutama dari jari-jari
dan tangan
Kehilangan kontrol emosi, dengan serangan yang tidak
pantas menangis atau tertawa
Tanda dan gejala ini merupakan manifestasi dari
penyakit rhematoid fever
PatofisiologiPatofisiologi
Syndenham Chorea merupakan gangguan auto imun yang
melawan infeksi streptococcus dan menyerang bagian otak
yaitu basal ganglia yang mengakibatkan ekstremitas, tubuh,
otot pada wajah mengalami gerakan-gerakan yang tak
terkendali (involuntary) atau tidak disadari. Kerentanan
individu terhadap infeksi yang dipicu gangguan auto imun
sangat tergantung pada genetik. Respon imun yang abnormal
diikuti oleh pembentukan antibody yang menganggu aktifitas
neuronal dan akhirnya merusak sawar darah otak akibat
inflamasi sehingga antibody mudak masuk mencapai susunan
saraf pusat dan memengaruhi fungsi saraf tersebut.
Sel pada basal ganglia memiliki permukaan yang
mirip dengan permukaan antigen streptokokus. Saat
antibody dalam darah anak melewati sawar darah
otak, antibody tersebut keliru mengenali sel basal
ganglia sebagai antigen streptokokus sehingga
antibody tersebut menonaktifkan dan
menghancurkan sel-sel basal ganglia. Antibodi
tersebut menempel pada neuron dan menganggu
sinya neuron dengan meningkatkan produksi
calcium-almodulin dependen protein kinase II pada
bsal ganglia sehingga memengaruhi produksi
neurotransmitter seperti dopamine.
NCP TeoriNCP TeoriNo DX NOC NIC RASIONAL 1
Resiko Cedera b.d Hiperaktif dan Perilaku Inpulsif.
Tujuan :Resiko Cedera akan menurun, yang akan dibuktikan oleh keamanan personal, Pengendalian Resiko, dan Lingkungan rumah yang aman.Dengan Kriteria Hasil :Pasien dan keluarganya mampu mengidentifikasi dan menghindari resiko cedera.
- Mempersiapkan lingkungan yang aman. (Mis : merapikan kondisi yang berantakan dan tumpahan, memasang pagar tangga dan menggunakan tikar karpet)- Memilih permainan yang aman.
- Untuk menghindari cedera pada anak.- Untuk mengidentifikasi permainan yang dapat menyebabkan cedera pada anak.
2
Ansietas keluarga b/d Perilaku anak yang Hiperaktif.
Tujuan :Ansietas berkurang .Dengan Kriteria Hasil :Keluarga mampu mengendalikan diri dari Ansietas.
- Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka atau perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan sumber bahaya yang diantisipasi dan tidak jelas.- Meredakan kecemasan pada keluarga yang mengalami distress akut.
- Keluarga dapat mengendalikan Ansietas dan kekhawatiran yang berlebihan.
3
Defisiensi Pengetahuan b/d Penyakit Sydenham chorea
Tujuan :Memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang penyakit yang dialami oleh anaknya.Dengan Kriteria Hasil :Orang Tua mengerti dan mengetahui serta memahami penyakit yang diderita anaknya.
- Memberikan bimbingan kepada orang tua tentang penyakit Pandas.- Memberikan penyuluhan tentang penyakit Pandas.
- Orang tua mengerti tentang penyakit Sydenham chorea
Riwayat PasienRiwayat Pasien Pasien datang dari emergency atas rujukan dari rumah
sakit Harapan Kita Jakarta dan telah dirawat disana
selama satu minggu
Datang dengan keluhan badan lemas, gerakan tubuh tidak
terkontrol, gerakan tangan terlihat melambai dan tubuh
lebih cenderung bergerak miring ke arah kanan atau
sesekali ke arah kiri
Orang tua klien mengatakan bahwa hal ini sudah dialami
oleh anak sejak tanggal 9/5/2015 di Kalimantan dan
sempat dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Kalimantan
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PENUNJANGPENUNJANG
NoNoRumah Rumah Sakit Sakit (RS)(RS)
Jenis Jenis PemeriksaPemeriksa
ananHasilHasil
1. RS Harapan Kita
CT-Scan (Kepala)
Meningoencephalitis
2.RS
Siloam Hospital
Foto Torax
Suspect Bronchopneumonia
dengan limfadenopati hillus kanan DD/ Proses spesifik
ECHOTrivial mitral regurgitation
EKG Sinus Tachycardi
NoNo TanggTanggalal Lab AbnormalLab Abnormal HasilHasil
1 21/05
HemoglobinHematokritWhite Blood CellPlatelet CountMCVMCHCreatinin
L 10 g/dL (10.80 - 15.60)L 27.90 % (33.00 – 45.00)H 20.24 10^3/uL (5.00-15.00)H 603.00 10^3/uL (150.00-440.00)L 60.30 fL (69.00-73.00)L 19.70 pg (22.00 – 34.00)L 0.43 mg/dL (0.5-1.3)
2. 22/05
SGOTSGPTAnti Toxoplasma ASTOCRPAnti toxoplasma IgGAnti CMV IgGAnti CMV IgM
Analisa Gas Darah
H 136 u/L (5-34)H 223 u/L (0-55)0.07 (Negative)Negative IU/mL (Negative)H 9 mg/dL (0-6)Negative 0.3 IU/mL Greyzone 4.00 AU/mLNegative 0.14 INDEXpH: 7.488PO2: 169.0 mmHgBE : 4.0 mmol/LHb: 7.80 g/dL
No.No. TanggTanggalal
Lab Lab AbnormalAbnormal HasilHasil
3. 22/05Blood Smear Morphology
Eritrosit: Mikrositik hipokrom, anisopoikilositosis (sel target (+), eritroit polikromasi (+) )Leukosit: Kesan jumlah meningkat. Kesan morfologi dijumpai granulasi toksik pada sitoplasma PMN tidak ditemukan sel blast atau sel-sel muda lainnya.Trombosit: Kesan jumlah meningkat, distribusi merata. Kesan morfologi normal, tidak ditemukan giant trombositKesan: Anemia mikrositik hipokrom dan trombositosis rektif suspect defisiensi Fe dengan kemunkinan Hb pathy belum dapat disingkirkan.Neutrofilia suspect infeksi bakteriSaran: Periksa: SI, TIBS & Ferritin. Elektroforesa Hb setelah status besi normal
ANALISA DATAANALISA DATA Mengkaji pasien jam 08.00, pasien baru pindahan dari RS Harkit on sedasi
Keadaan Umum: Sedang, Kesadaran somnolent, GCS E2M4V4 (berdasarkan
GCS pada anak), kontak tidak ada, pupil 3/3, reaksi cahaya +/+, TD: 100/50
mmHg, nadi 106x/menit, S: 36.80C, RR 20x/menit, suara paru terdengar
vesikuler dikedua lapang paru, anak terpasang 02 1 lpm dengan nasal canule,
SPO2: 100%, masih terlihat adanya gerakan involunter pada kedua tangan
dan kaki yang mengarah ke kanan dan kiri seperti orang menari, anak terlihat
menangis saat terbangun dan berhenti terbangun. Akral teraba hangat di
kedua ektremitas atas dan bawah, pulsasi teraba kuat, CRT < 3detik,
terpasang IV Line no.24 di tangan kanan (score pivas = 0), infus D5 ¼ Ns
1250/ 24 jam. Abdomen supel, suara bising usus (+), intae per NGT tidakada
residu, tolerate, klen diuresis dengan pampers, resiko jatuh = 16, bedrail
terpasang, posisi bed rendah dan terkunci, braden score: 13, EWS = 4
Data Subyektif Data Objektif Masalah
• Orang tua mengatakan bahwa tumbuh kembang anak terlambat
• Orang tua mengatakan bahwa anak bisa berjalan dan berbicara usia 3 tahun
• Orang tua mengatakan bahwa anak sudah mengalami tanda dan gejala seperti ini beberaa hari saat di Kalimantan sebelum ke RS Harkit
• Kesadaran: Somnolent (on sedasi)• Tidak ada kontak, gerakan involuntery • Mata terlihat sayup, mengantuk, tangan seperti orang
menari, kaki di tekuk ke arah kiri atau kanan • GCS: E2M4V4, pupil 3/3, Rc: +/+• TD: 100/50 mmHg, nadi 106x/menit, S: 36.8 0C, RR:
20x/menit • Terpasang cairan infus D5 ¼ Ns 1250/24 jam• CT Scan: Meningoencephalitis• Therapy:
Gangguan Perfusi Jaringan cerebral
Orang tua mengatakan bahwa anak sudah mengalami tanda dan gejala seperti ini beberaa hari saat di Kalimantan sebelum ke RS Harkit
• Tidak ada kontak, gerakan involuntery • Klien bergerak seperti seorangmenari, saat dipegang
kekuatan otot terasa lemah• Kekuatan otot: 4/4 (atas) dan 4/4 (bawah)• GCS : E2M4V4 GCS: E2M4V4, pupil 3/3, Rc: +/+• TD: 100/50 mmHg, nadi 106x/menit, S: 36.8 0C, RR:
20x/menit • CT Scan: Meningoencephalitis
Gangguan Mobilitas Fisik
N/A • GCS : E2M4V4 GCS: E2M4V4, pupil 3/3, Rc: +/+ • Terjadinya penurunan kesadaran• Hipotensi (76/34 mmHg• Tachycardi 113-120x/ menit• Tachypnoe 30-40x/ menit• Leukocitosis : 2.24 Trombosit: 603.000 , CRP: 9
Resiko Infeksi
22/05/1522/05/15
Implementasi (22/05/15) Implementasi (22/05/15) No. NDx Implementasi
1 1.Mengobservasi pasien, melakukan monitor tanda-tanda vital pasien (TD, N, R, suhu) tiap jam melalui monitor
2.Melakukan observasi Status neurologis klien (tanda-tanda peningkatan TIK, tingkat kesadaran klien, pupil dan reaksi cahaya
3.Memberikan posisi semi fowler kepada klien (30-450)4.Memberikan pengaman pada sekitar bed klien, membatasi pengunjung yang
masuk
2 1.Mengkaji kekuatan otot klien2.Mengubah posisi klien setiap 2 jam sekali dan posisi nyaman klien3.Menggunakan alat bantu untuk pengaman klien4.Mengawasi klien saat terbangun dan melakukan pergerakkan involuntary5.Kolaborasi dengan memberikan sedasi riclona dan haloperidol tablet
kepada klien
3 1. Melakukan cuci tangan saat sebelum atau sesudah melakukan tindakan kepada pasien walaupun menggunakan cuci tangan
2. Mengubah posisi 2 jam sekali3. Mengawasi area pemasangan IV Line, memasang spalk4. mengobservasi vital sign terutama suhu, dan tanda-tanda menggigil5. Kolaborasi dengan memberikan antibiotik 750 mg
PEMBAHASANPEMBAHASAN Berdasarkan dari hasil theory di atas, syndenham chorea merupakan hasil
dari tanda dan gejala adanya suatu infeksi virus yang masuk ke otak yaitu
virus sretococcus yang merusak sel di basal gangglia (kalsifikasi basal)
sehingga terjadinya gangguan fungsi kerja neuron
Sedangkan pada kasus ini kasus yang terjadi yaitu adanya hasil pada leukosit
yang meningkat yaiitu 603.000 dan dari hasil morfologi darah Leukosit:
Kesan jumlah meningkat. Kesan morfologi dijumpai granulasi toksik pada
sitoplasma PMN tidak ditemukan sel blast atau sel-sel muda lainnya
Dari hasil nursing care plan, diagnosa yang tidak diangkat pada kasus ini
adalah resiko cedera
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKAMedical, McGraw-Hill. (2009).
Nurses Dictionary (3rd ed.). New York: McGraw Hill