37
Tahap Penilaian: Laporan Penilaian PT. Nuha Kepa Kai (La Ptite Kepa-Dive Resort ) P. Kepa, Alor, NTT 12-14 Mei 2017 Disusun oleh Tim Assessor Signing Blue Derta Prabuning Alexandra Maheswari Ayu Ginanjar Syukur SIGNING BLUE (WWF-Indonesia) Jalan Pemuda I No. 2, Kel. Renon, Denpasar 80226, Bali – Indonesia Tel. : +62 361 222 726 Email : [email protected] Web : www.signingblue.com

Tahap Penilaian Laporan Penilaian - signingblue.com · Hasil Scoring Resort , La P’titeKepa Kategori Kriteria Indikator Skor S1 S2 S3 S4 S5 1. Prinsip: Lingkungan 1.1. Biodiversity

Embed Size (px)

Citation preview

Tahap Penilaian: Laporan Penilaian

PT. Nuha Kepa Kai (La P’tite Kepa-Dive Resort ) P. Kepa, Alor, NTT 12-14 Mei 2017

Disusun oleh Tim Assessor Signing Blue Derta Prabuning Alexandra Maheswari Ayu Ginanjar Syukur

SIGNING BLUE (WWF-Indonesia) Jalan Pemuda I No. 2, Kel. Renon, Denpasar 80226, Bali – Indonesia Tel. : +62 361 222 726 Email : [email protected] Web : www.signingblue.com

2

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF................................................................................................................................................................................ 3

INFORMASI UMUM ..................................................................................................................................................................................... 5

TUJUAN PENILAIAN ..................................................................................................................................................................................... 6

NILAI KESELURUHAN ................................................................................................................................................................................... 6

METODE ................................................................................................................................................................................................... 12

Keterangan penilaian dari standar Starfish Signing Blue: ............................................................................................................................ 12

Sistem Penilaian ..................................................................................................................................................................... 12

Pengumpulan data.................................................................................................................................................................. 13

Sumber informasi .................................................................................................................................................................... 13

Sumber lain ............................................................................................................................................................................ 13

EVALUASI DETAIL ...................................................................................................................................................................................... 14

1.PRINSIP: LINGKUNGAN (RESORT ) ......................................................................................................................................... 15

2.PRINSIP: LINGKUNGAN (DIVE OPERATOR) ............................................................................................................................. 22

3.PRINSIP: SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA ..................................................................................................................................... 30

4PRINSIP: PENGELOLAAN YANG EFEKTIF .................................................................................................................................. 33

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................................................................................................................. 36

3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penilaian terhadap kegiatan dan paket wisata yang disajikan oleh La P’tite Kepa dilakukan pada 12-14 Mei 2017 di Pulau Kepa – Alor, berdasarkan

indikator penilaian Signing Blue. Penilaian ini merupakan tahap pertama yang menjadikannya sebagai dasar untuk mengetahui seberapa jauh

kepariwisataan bahari bertanggung jawab telah dilakukan di dive operator ataupun untuk Resort -nya. Hasil penilaian menunjukkan bahwa La P’tite

Kepa telah menerapkan komitmen tinggi dalam menjalanankan kepariwisataan bertanggung jawab, serta telah mendorong pihak lain untuk bekerja

sama.

Ringkasan Penilaian Resort , La P’titeKepa

Dari tiga prinsip penilaian untuk untuk Resort , La P’tite Kepa memiliki:

- Skor tertinggi pada prinsip Lingkungan – dengan tujuan terwujudnya tata kelola wilayah tujuan wisata yang efektif bertanggung jawab dan

penerapan kegiatan penghematan dan konservasi air – Starfish 100% dengan beberapa verifikasi dokumen yang perlu ditambahkan, Starfish

2 dengan persentase skor 93%, hingga mencapai Starfish 3 dan 4 dengan skor 88%,

- Pada prinsip prinsip Pengelolaan yang Efektif –kesehatan, keamanan dan manajemen ketenagakerjaan – dengan hasil 100% untuk Starfish

1 dan Starfish 2 dengan beberapa verfikasi dokumen yang perlu ditambahkan.

- Pada prinsip Sosial-Ekonomi-Budaya – La P’tite Kepa telah mengikuti adat istiadat setempat dan menghadiri beberapa pertemuan dengan

stakeholders – dengan hasil 100% pada Starfish 1 dengan beberapa verifikasi dokumen yang perlu ditambahkan, Starfish 2 dengan skor 80%.

Berdasarkan skor yang diperoleh dan observasi lapangan pada Resort , La P’tite Kepa:

- Memiliki komitmen untuk praktik-praktik pariwisata yang lebih bertanggung jawab terhadap pengurangan jejak ekologis dengan

menggunakan sumber energi terbarukan dan penggunaan produk-produk lokal

- Memiliki komitmen lebih jauh untuk mencapai pengelolaan destinasi pariwisata yang lebih baik dengan berkontribusi dalam penyusunan

dokumen Rencana Pengelolaan & Zonasi SAP Selat Pantar dan laut sekitarnya di Kabupaten Alor 2013-2033.

- Mempromosikan adat dan kebudayaan lokal kepada tamu serta tata cara menghormatinya

Namun, terdapat beberapa hal yang harus dipebaiki, diantaranya:

- Menggunakan panduan dalam memilih produk perikanan ramah lingkungan

- Membangun dokumen tertulis mengenai mekanisme internal untuk setiap operasional perusahaan

- Membangun kesetaraan bagi penyandang kebutuhan khusus

Dengan demikian, secara keseluruhan La P’tite Kepa diapresiasi dengan Starfish 2, yang mengindikasi La P’tite Kepa telah mendemonstrasikan

4

komitmen yang tinggi untuk menerapkan praktik-praktik terbaik pariwisata bahari yang bertanggung jawab dan mendorong orang lain untuk ikut

terlibat.

Ringkasan Penilaian Dive Operator, La P’tite Kepa

Dilihat dari penilaian pada tiga prinsip untuk dive operator, La P’tite Kepa memiliki:

- Skor tertinggi pada prinsip Lingkungan – dengan tujuan terwujudnya tata kelola wilayah tujuan wisata yang efektif bertanggung jawab dan

penerapan kegiatan penghematan dan konservasi air – La P’tite Kepa telah mencapai Starfish 1 dengan skor 94% dan Starfish 2 dengan skor

88%, hingga mencapai Starfish 3 dengan skor 71%,

- Pada prinsip prinsip Pengelolaan yang Efektif –kesehatan, keamanan dan manajemen ketenagakerjaan – dengan hasil 100% untuk Starfish

1 dan Starfish 2 dengan beberapa verfikasi dokumen yang perlu ditambahkan.

- Pada prinsip Sosial-Ekonomi-Budaya – La P’tite Kepa telah mengikuti adat istiadat setempat dan menghadiri beberapa pertemuan dengan

stakeholders – dengan hasil 100% pada Starfish 1 dengan beberapa verifikasi dokumen yang perlu ditambahkan, Starfish 2 dengan skor 80%.

Berdasarkan skor yang diperoleh dan observasi lapangan, La P’tite Kepa:

- Berkontirbusi pada kelestarian dan biodiversitas laut dengan membuat mooring buoy dan tidak melempar jangkar

- Memiliki komitmen lebih jauh untuk mencapai pengelolaan destinasi pariwisata yang lebih baik dengan berkontribusi dalam penyusunan

dokumen Rencana Pengelolaan & Zonasi SAP Selat Pantar dan laut sekitarnya di Kabupaten Alor 2013-2033.

- Memiliki komitmen untuk praktik-praktik pariwisata yang lebih bertanggung jawab terhadap pengurangan jejak ekologis dengan

menggunakan sumber energi terbarukan

- Mempromosikan adat dan kebudayaan lokal kepada tamu serta tat acara menghormatinya

Namun, terdapat beberapa hal yang harus dipebaiki, diantaranya:

- Menggunakan panduan dalam memilik produk perikanan ramah lingkungan

- Membangun dokumen tertulis mengenai mekanisme internal untuk setiap operasional perusahaan

- Membangun mekanisme produk wisata yang ramah bagi tamu yang berkebutuhan khusus

Dengan demikian, secara keseluruhan La P’tite Kepa diapresiasi dengan Starfish 2, yang mengindikasi La P’tite Kepa telah mendemonstrasikan

komitmen yang tinggi untuk menerapkan praktik-praktik terbaik pariwisata bahari yang bertanggung jawab dan mendorong orang lain untuk ikut

terlibat.

5

Keseluruhan skor yang didapat adalah:

Resort , La P’tite Kepa Prinsip Starfish 1

1 Starfish 2 Starfish 3 Starfish 4 Starfish 5

Lingkungan 100% 93% 80% 80% 60%

Sosial-ekonomi-budaya 80% 80% 40% 40% 40%

Pengelolaan Management efektif 100% 100% 50% 63% 64%

TOTAL 93% 91% 57% 61% 55%

Dive Operator, La P’tite Kepa Prinsip Starfish 1

1 Starfish 2 Starfish 3 Starfish 4 Starfish 5

Lingkungan 94% 88% 71% 65% 59%

Sosial-ekonomi-budaya 80% 80% 40% 40% 40%

Pengelolaan Management efektif 100% 100% 50% 63% 64%

TOTAL 91% 89% 54% 56% 54%

INFORMASI UMUM

Nama Perusahaan (klien) PT. Nuha Kepa Kai (La P’tite Kepa)

Tipe usaha Dive Resort

Wilayah cakupan bisnis Kawasan Konservasi Perairan Daerah Alor, NTT

Pengelolaan destinasi wisata - Rencana Pengelolaan & Zonasi SAP Selat Pantar dan laut sekitarnya di Kabupaten Alor 2013-2033.

Otoritas pengelola wisata - Pemerintah Kabupaten Alor - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Jumlah karyawan 13 orang

Jumlah pengunjung/ tahun 300 orang

6

TUJUAN PENILAIAN

Tujuan dilakukannya proses penilaian adalah untuk mengevaluasi capaian perusahan terhadap standar kegiatan kepariwisataan bahari yang

bertanggung jawab di Indonesia, serta untuk menentukan posisi perusahaan dalam level Signing Blue, serta untuk melakukan pengembangan

dalam program perbaikan kepariwisataan bahari (Marine Tourism Improvement Program/ MTIP).

Tujuan:

1. Untuk menentukan posisi perusahaan dalam Signing Blue

2. Untuk mengembangkan rencana kerja dalam Marine Tourism Improvement Program (MTIP)

NILAI KESELURUHAN

Hijau : terpenuhi

Kuning : terpenuhi sebagian (masih terdapat beberapa dokumen erifikasi yang belum dilengkapi)

Merah : belum terpenuhi

Putih : tidak relevan

S 1-5 : Starfish 1-5

7

Hasil Scoring Resort , La P’titeKepa

Kategori Kriteria Indikator Skor

S1 S2 S3 S4 S5

1. Prinsip: Lingkungan

1.1. Biodiversity 1.1.1 Edukasi konservasi 1.1.1.1. Peningkatan pemahaman dan kesadaran dalam pengelolaan akomodasi berbasis ekosistem sekitar (laut/darat dan konservasi satwa)

1 1 1 1 1

1.1.1.2. Tersedianya pembiayaan untuk konservasi dan sosial di wilayah kerja (Corporate Social Responsibility)”

1 1 1 1 1

1.1.2. Berinteraksi dengan satwa yang dilindungi dan terancam punah

1.1.2.1. Tidak terdapat kegiatan yang mengancam satwa 1 1 1 1 0

1.1.2.2 Tidak ada atraksi wisata ilegal/ barang yang terbuat dari satwa laut dari jenis dilindungi dan terancam punah, serta memahami langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat bertemu dengan satwa yang terluka/ terdampar/ terjerat/ tidak sengaja tertangkap saat beraktivitas wisata

1 1 1 0 0

1.1.3. Terwujudnya tata kelola wilayah tujuan wisata yang efektif dan bertanggung jawab

1.1.3.1 Pengembangan, perencanaan, dan pelaksanaan tata kelola wilayah tujuan wisata yang bertanggung jawab

1 1 0 0 0

1.1.3.2 Terdapat informasi maupun promosi mengenai produk/ fasilitas wisata yang bertanggung jawab

1 1 1 0 1

1.2. Jejak ekologi 1.2.1. Pengelolaan makanan 1.2.1.1. Pengurangan sampah yang dihasilkan dari proses pemilihan, pengolahan, dan penggunaan kemasan produk pangan

1 1 1 1 1

1.2.1.2 Penggunaan produk Seafood yang ramah lingkungan

1 1 0 1 1

1.2.1.3. Penggunaan produk makanan lokal dalam rangka mengurangi carbon footprint

1 1 1 1 1

1.2.2. Konservasi Energi dan Air

1.2.2.1. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi energi listrik

1 0 0 0 0

1.2.2.2. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi bahan bakar fosil

1 1 1 1 1

1.2.2.3. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi air 1 1 1 1 1

8

1.2.3 Pengelolaan sampah dan limbah berbahaya

1.2.3.1. Memiliki kebijakan dan menerapkan kegiatan manajemen sampah.

1 1 1 1 0

1.2.3.2 Memiliki sistem pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) selama proses kegiatan dan/ aktivitas akomodasi (limbah minyak, oli, baterai, cat, lampu bohlam)

1 1 1 1 1

1.2.4 Polusi dan pencemaran 1.2.4.1 Pengurangan polusi air dan/atau cahaya

1 1 1 1 1

2. Prinsip: Sosial Ekonomi Budaya

2.1 Kesetaraan dan Nilai Sosial

2.1.1 Bagi penyandang kebutuhan khusus

2.1.1.1. Terdapat fasilitas atau produk wisata bagi pihak berkebutuhan khusus* NOTE : *Lanjut usia, pengguna kursi roda, penderita autis, tuna rungu, dll

0 0 0 0 0

2.1.2. Menghargai nilai-nilai lokal.

2.1.2.1. Mempromosikan budaya setempat dan mengikuti peraturan formal maupun informal yang terkait adat/sosial yang berlaku di wilayah dimana akomodasi dikembangkan dan di operasikan.

1 1 1 1 1

2.2 Partisipasi 2.2.1 Keterlibatan dalam usaha masyarakat/ komunitas lokal

2.2.1.1. Peningkatan usaha lokal melalui promosi dan kemitraan 1 1 1 1 1

2.2.1.2. Dukungan terhadap kelembagaan kewirausahaan masyarakat/komunitas dimana akomodasi dikembangkan dan dioperasionalkan

1 1 0 0 0

2.2.2 Keterlibatan dalam pengelolaan pariwisata

2.2.2.1. Adanya akses masyarakat lokal/adat/sekitar dalam merencanakan dan mengambil keputusan dalam tahapan kebijakan pengelolaan pariwisata

1 1 0 0 0

3. Prinsip: Pengelolaan Efektif

3.1 Legalitas 3.1.1 Kepatuhan hukum 3.1.1.1 sistem pengelolaan usaha yang transparan, terstruktur, dan akuntabel

1 1

3.2 kesehatan dan keselamatan

3.2.1 Kesehatan dan keselamatan dalam pengelolaan usaha

3.2.1.1 Memiliki mekanisme internal meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan kerja

1 1 0 0 0

3.2.1.2 Memiliki peralatan dasar standar dan relevan untuk kesehatan dan keselamatan serta daftar kontak darurat/penting

1 0

3.3 Ketenagakerjaan

3.3.1 Tenaga Kerja 3.3.1.1 Legalitas tenaga kerja 1 1

3.3.1.2 Komposisi tenaga kerja Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA)

1 1 1 1 1

3.3.2 Perlindungan anak dan perempuan

3.3.2.1 Bebas pekerja anak 1

3.3.2.2 Menghargai hak-hak karyawan perempuan yang 1 1

9

berkeadilan

3.3.3 Hak-hak pekerja 3.3.3.1 Hak-hak dan fasilitas yang didapatkan oleh pekerja sesuai peraturan Perundang-undangan dan aturan lokal yang berlaku

1 1

3.3.4. Kemitraan, keanggotaan dan relasi dalam usaha pariwisata Indonesia

3.3.4.1. Perusahaan tergabung dan aktif dalam asosiasi pariwisata yang relevan dan diakui di Indonesia

0 0

3.3.5. Pembekalan edukasi dan keterampilan

3.3.5.1. Peningkatan kapasitas/pelatihan karyawan sesuai bidang dan tanggung jawabnya

1 1 0 0 0

3.4. Kualitas pelayanan, Kepuasan Tamu, dan Branding

3.4.1. Sistem pelayanan perusahaan

3.4.1.1. Pemahaman mengenai pelayanan kepada tamu/mitra kerja 1 1 1 1 1

Hasil Scoring Dive Operator, La P’titeKepa

Kategori Kriteria Indikator Skor

S1 S2 S3 S4 S5

1.1. Biodiversity 1.1.1 Edukasi Konservasi 1.1.1.1. Peningkatan pemahaman dan kesadaran dalam

mengelola ekosistem laut/darat dan konservasi satwa.

1 1 1 1 1

1.1.1.2. Tersedianya pembiayaan untuk konservasi di wilayah kerja (Corporate Social Responsibility)

1 1 1 1 1

1.1.2. Berinteraksi dengan satwa yang dilindungi dan terancam punah

1.1.2.1. Tidak terdapat kegiatan yang mengancam satwa dan merusak ekosistem laut /darat

1 1 1 1 0

1.1.2.2. Tidak ada atraksi wisata ilegal/ barang yang terbuat dari satwa laut dan darat dari jenis dilindungi dan terancam punah, serta memahami langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat bertemu dengan satwa yang terluka/ terdampar/ terjerat/ tidak sengaja tertangkap saat beraktivitas wisata

1 1 1 0 0

1.1.2.3. Berpartisipasi dalam menginformasikan temuan ancaman terhadap satwa dan habitatnya (tangkapan non- target, hewan terdampar, perburuan ilegal, interaksi fisik, dsb)

1 1 0 0 0

1.1.3 Penggunaan jangkar 1.1.3.1. Penggunaan jangkar dan/ mooring buoy dengan bertanggung jawab

1 1 1 0 1

1.1.4. Terwujudnya tata kelola 1.1.4.1. Pengembangan, perencanaan, dan pelaksanaan tata 1 1 1 1 1

10

wilayah tujuan wisata yang efektif dan bertanggung jawab

kelola wilayah tujuan wisata yang bertanggung jawab

1.1.4.2 Terdapat informasi maupun promosi mengenai

produk/ fasilitas wisata yang bertanggung jawab

1 1 0 1 1

1.2. Jejak ekologi

1.2.1. Pengelolaan makanan 1.2.1.1. Selektif memilih material kemasan untuk pengurangan sampah

1 1 1 1 1

1.2.1.2 Penggunaan produk Seafood yang ramah lingkungan

1 0 0 0 0

1.2.1.3. Penggunaan produk makanan lokal dalam rangka mengurangi carbon footprint

1 1 1 1 1

1.2.2. Penghematan Energi dan Air

1.2.2.1. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi energi listrik

1 1 1 1 1

1.2.2.2. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi bahan bakar fosil

1 1 1 1 0

1.2.2.3. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi air

1 1 1 1 1

1.2.3 Pengelolaan sampah dan limbah berbahaya

1.2.3.1. Memiliki kebijakan dan menerapkan kegiatan manajemen sampah.

1 1 1 1 1

1.2.3.2 Memiliki sistem pengelolaan limbah berbahaya selama proses kegiatan dan/ aktivitas bahari (limbah minyak, oli, bahan bakar bekas perahu, baterai, cat kedap air)

1 1 0 0 0

1.2.4 Polusi dan pencemaran

1.2.4.1 Pengurangan polusi suara dan cahaya selama kegiatan wisata

0 0 0 0 0

2. Prinsip: Sosial Ekonomi Budaya

2.1 Kesetaraan dan Nilai Sosial

2.1.1 Bagi penyandang kebutuhan khusus

2.1.1.1. Terdapat fasilitas atau produk wisata bagi pihak berkebutuhan khusus* NOTE : *Lanjut usia, pengguna kursi roda, penderita autis, tuna rungu, dll

0 0 0 0 0

2.1.2. Menghargai nilai-nilai lokal.

2.1.2.1. Mempromosikan budaya setempat dan mengikuti peraturan formal maupun informal yang terkait adat/sosial yang berlaku di wilayah dimana akomodasi dikembangkan dan di operasikan.

1 1 1 1 1

2.2 Partisipasi 2.2.1 Keterlibatan dalam usaha masyarakat/ komunitas lokal

2.2.1.1. Peningkatan usaha lokal melalui promosi dan kemitraan

1 1 1 1 1

2.2.1.2. Dukungan terhadap kelembagaan kewirausahaan masyarakat/komunitas dimana akomodasi dikembangkan

1 1 0 0 0

11

dan dioperasionalkan

2.2.2 Keterlibatan dalam pengelolaan pariwisata

2.2.2.1. Adanya akses masyarakat lokal/adat/sekitar dalam merencanakan dan mengambil keputusan dalam tahapan kebijakan pengelolaan pariwisata

1 1 0 0 0

4. Prinsip: Pengelolaan Efektif

3.1 Legalitas 3.1.1 Kepatuhan hukum 3.1.1.1 sistem pengelolaan usaha yang transparan, terstruktur, dan akuntabel

1 1

3.2 kesehatan dan keselamatan

3.2.1 Kesehatan dan keselamatan dalam pengelolaan usaha

3.2.1.1 Memiliki mekanisme internal meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan kerja

1 1 0 0 0

3.2.1.2 Memiliki peralatan dasar standar dan relevan untuk kesehatan dan keselamatan serta daftar kontak darurat/penting

1 0

3.3 Ketenagakerjaan

3.3.1 Tenaga Kerja 3.3.1.1 Legalitas tenaga kerja 1 1

3.3.1.2 Komposisi tenaga kerja Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing (WNA)

1 1 1 1 1

3.3.2 Perlindungan anak dan perempuan

3.3.2.1 Bebas pekerja anak 1

3.3.2.2 Menghargai hak-hak karyawan perempuan yang berkeadilan

1 1

3.3.3 Hak-hak pekerja 3.3.3.1 Hak-hak dan fasilitas yang didapatkan oleh pekerja sesuai peraturan Perundang-undangan dan aturan lokal yang berlaku

1 1

3.3.4. Kemitraan, keanggotaan dan relasi dalam usaha pariwisata Indonesia

3.3.4.1. Perusahaan tergabung dan aktif dalam asosiasi pariwisata yang relevan dan diakui di Indonesia

0 0

3.3.5. Pembekalan edukasi dan keterampilan

3.3.5.1. Peningkatan kapasitas/pelatihan karyawan sesuai bidang dan tanggung jawabnya

1 1 0 0 0

3.4. Kualitas pelayanan, Kepuasan Tamu, dan Branding

3.4.1. Sistem pelayanan perusahaan

3.4.1.1. Pemahaman mengenai pelayanan kepada tamu/mitra kerja

1 1 1 1 1

12

METODE Kepatuhan perusahaan untuk melaksanakan proses penilaian diukur oleh standar wisata bahari yang bertanggung jawab dari WWF-Indonesia.

Perusahaan memiliki pilihan untuk menggunakan jasa konsultan atau tim tourism WWF-ID untuk melaksanakan penilaian. Setelah hasil penilaian

diperoleh, maka rencana kerja akan dikembangkan bersama oleh tim Signing Blue dan perwakilan perusahaan untuk menjadi dasar Program

Peningkatan Wisata Bahari (Marine Tourism Improvement Program – MTIP).

Keterangan penilaian dari standar Starfish Signing Blue:

Hasil penilaian diperoleh berdasarkan tingkat komitmen, kesediaan untuk menerapkan praktik-praktik terbaik dalam usaha wisata bahari, serta

upaya untuk mengedukasi dan mempengaruhi pihak terkait lain untuk berpartisipasi dalam wisata bahari yang bertanggung jawab. Hasil penilaian

dikategorikan dari Starfish 1 (tahap awal) sampai Starfish 5 (tahap tertinggi).

Starfish 1: Menunjukkan pengetahuan dan komitmen atas usaha atau praktik pariwisata yang bertanggung jawab

Starfish 2: Menunjukkan komitmen yang tinggi untuk menerapkan praktik-praktik terbaik dalam sektor bisnis (penerapan minor atau kurang dari

50% staf internal berkomitmen dan menerapkan praktik-praktik terbaik)

Starfish 3: Sadar dan bersedia untuk melaksanakan Pariwisata Bahari Bertanggung Jawab dengan melibatkan pihak terkait (penerapan mayor atau

lebih dari sama dengan 50% staf internal berkomitmen dan menerapkan praktik-praktik terbaik)

Starfish 4: Memiliki kesadaran untuk mengedukasi dalam menerapkan dan mempengaruhi pihak terkait yang lain untuk berpartisipasi dalam

praktik-praktik wisata bahari yang bertanggung jawab (kontribusi minor atau kontribusi kurang dari 50% dari pihak luar yang terkait)

Starfish 5: Mampu menunjukkan program wisata yang inovatif dan menyediakan dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan lingkungan, sosial-

ekonomi-budaya, dan pengurangan jejak karbon, serta mampu mempengaruhi kebijakan dan peraturan dalam pengelolaan sumber daya

alam berkelanjutan (kontribusi mayor atau kontribusi lebih dari sama dengan 50% dari pihak luar yang terkait)

Sistem Penilaian

1. Memenuhi Starfish 1-3 (penerapan oleh pihak dalam) jika skor penilaian mencapai >= 70%

2. Memenuhi Starfish 4-5 (penerapan oleh pihak luar) jika skor penilaian mencapai >= 70% dan Starfish 1-3 mencapai 100% dengan syarat verifikasi dokumen sudah lengkap.

13

Pengumpulan data

Penilaian dilakukan berdasarkan beberapa metode pengumpulan data, seperti wawancara dengan pihak perusahaan, pengamatan, dokumentasi

dokumen terkait dan panduan yang dibutuhkan, serta riset media.

Rincian informasi terkait metodologi penilaian mengacu pada Panduan Standar Signing Blue.

Sumber informasi Tanggal dan lokasi Nama dan jabatan Ket

12-14 Mei 2017 Cedric

Direktur

12-14 Mei 2017 Anne Manager

12-14 Mei 2017 Bibi Nene Karyawan Dapur

12-14 Mei 2017 (tamu asal Amerika)

12-14 Mei 2017 Bob Tam

Tamu asal Perancis

20 Okt 2017 Ahmad Bapak RT/RW: 05/ 03

Sumber lain

http://www.alor-Diving -kepa.com

https://www.facebook.com/pg/La-Ptite-Kepa-Alor-Diving -150961191776275/photos/?ref=page_internal

http://bit.ly/LaPetiteKepa

https://www.instagram.com/explore/tags/lapetitekepa/

14

EVALUASI DETAIL

Tim Signing Blue mengevaluasi selama selama 3 hari 2 malam: hari pertama untuk wawancara dengan manajemen, hari kedua observasi dengan

mengikuti trip Diving , dan grading hari ketiga untuk wawancara lanjutan dan verifikasi dokumen.

Selama interview, Dalam upaya melestarikan lingkungan, pemilik La P’tite Kepa menjelaskan dari awal kontribusi dan kolaborasi mereka dengan

para pemangku kepentingan dalam menerapkan kegiatan pariwisata yang lebih bertanggung jawab. Bersama dengan DKP setempat ikut serta

dalam penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan & Zonasi SAP Selat Pantar dan laut sekitarnya di Kabupaten Alor 2013-2033, melaporkan tindak

pelanggaran seperti illegal fishing dan eksploitasi satwa yang dilindungi dan terancam punah.

La P’tite Kepa memiliki Kapal kayu yang dibuat di Lombok dengan ukuran panjang 15 m, lebar 3 m, dan mesin 6 GT. Sumber energi listrik di dalam

kapal menggunakan energi surya sementara bahan bakar menggunakan solar dan melakukan usaha-usaha dalam pengurangan jejak ekologis

dengan meminimalisir penggunaan plastik, dan penghematan air.

Manager La P’tite Kepa,Bu Anne, sedang menjelaskan salah satu produk kerajinan yang dipamerkan di Resort (kiri), dan Pengecekan APAR oleh assessor (kanan).

15

La P’tite Kepa juga ikut serta dalam prinsip sosial ekonomi dan budaya dengan menghormati nilai-nilai lokal dan mempromosikan adat dan budaya

kepada tamu. Selain itu berkolaborasi dengan operator wisata lain seperti Alor Divers dan Mala Tour untuk membuat Komunitas Laut Alor Lestari,

bertujuan untuk edukasi persampahan kepada masyarakat sekitar Alor. Dalam memilih karyawan, La P’tite memberdayakan tenaga-tenaga lokal

dengan tetap memperhatikan hak dan kewajiban karyawan. Seluruh pembahasan detail mengenai ketiga prinsip Signing Blue akan dijabarkan

lebih pada Bab ini.

1. PRINSIP: LINGKUNGAN (RESORT )

Secara umum La P’tite Kepa telah memenuhi Starfish 1 (93%), Starfish 2 (91%), Starfish 3 (80%) dan Starfish 4 (80%).

La P’tite Kepa Resort memilih bentuk bangunan seperti bentuk desa-desa adat di Alor dan menggunakan material lokal untuk mengurangi jejak

ekologis. Selain itu, La P’tite memasok semua bahan makanan dari lokal dan ikut mengontrol kualitas bahan dengan memilih bahan organik serta

meminimalisir penggunaan bahan plastik saat berbelanja. Untuk konservasi energi dengan menggunakan sumber energi surya dan pembatasan

penggunaan listrik. Pada aspek konservasi air, dilakukan dengan membuat panduan untuk hemat air, memberikan pengertian kepada tamu

mengenai sulitnya ketersediaan air yang diambil dari daratan (Alor Kecil) dan memisahkan penggunaan air tawar & asin. Air tawar hanya untuk

mandi di kamar mandi , sedangkan air laut digunakan untuk menyiram toilet. La P’tite kepa masih menerapkan kegiatan wisata dengan cara

tradisional, membuat aktivitas wisata ramah lingkungan tanpa harus investasi teknologi penghematan air.

Salah satu bungalow di Resort La P’tite dan solar panel (kiri), dan pemisahan sampah yang ada di area dapur (kanan)

16

Beberapa indikator yang masih butuh untuk dikembangkan dan diperbaiki lebih lanjut antara lain : pada segi pemilihan Seafood ramah lingkungan

perlu mengikuti panduan pemilihan seafood, mengetahui ketelusuran produk Seafood dan ukuran minimum tangkap . Selain itu, perlu melakukan

kolaborasi dengan mitra untuk promosi wisata yang bertanggung jawab dan pengelolaan limbah B3.

Secara detail beberapa mengenai hasil penilaian ini akan dijabarkan pada table di bawah :

Kategori Kriteria Indikator Hasil Penilaian

Existing Condition Existing Gap

1. Prinsip: Lingkungan

1.1. Biodiversity

1.1.1 Edukasi konservasi

1.1.1.1. Peningkatan pemahaman dan kesadaran dalam pengelolaan akomodasi berbasis ekosistem sekitar (laut/darat dan konservasi satwa)

'1. Terdapat materi edukasi untuk peringatan terhadap tamu. 1. Tersedia poster "how to be responsible diver" di kapal dan dapur 1. Tersedia poster "how to be responsible diver" di Resort 2. Memahami pentingnya keanekaragaman ekologi laut di perairan Alor 3. Memasang peta kawasan konservasi SAP Selat Pantar dan Laut sekitarnya di ruang makan dan di kapal (terdapat dokumentasi) 4. Karyawan dan keluarga karyawan menegur jika ada yang buang sampah 3. Memberikan penjelasan dan pengajaran tentang jenis ikan (kepada guide yang lama) dan apa yang dilarang untuk dilakukan 3. Mengajak pihak lainnya (4 bibi yang bersih-bersih dan masak) untuk membersihkan sampah dan komitmen menjaga kebersihan sekitar. 4. Memberi penjelasan kepada orang lokal yang memanfaatkan telur penyu -- tidak mengambil seluruh telur, hanya sebagian saja. 5. Tamu sudah mendapatkan briefing sebelum melakukan aktifitas diving terkait dengan profile dive site dan safety dive 4. Mengajak Mika dan Melisa (Mala Tour) untuk membuat komunitas Alor lestari -- membuat brosur menjaga kebersihan (terdapat dokumentasi) 5. Menjelaskan tentang sampah kepada Bupati, Dinas Pariwisata, Pemda

1. Belum memiliki dokumen cara berinteraksi dengan satwa 1. Belum memiliki dokumen penjelasan mengenai kawasan konservasi laut 1&4 belum tersedia materi briefing kepada tamu mengenai materi konservasi yaitu : 1)cara berinteraksi dengan satwa 2) Zonasi kawasan 3) Informasi satwa yang dilindungi yang ada di lokasi diving . - Melakukan briefing setiap hari sebelum penyelaman.

17

5. Telah tergabung dalam L181 (LSM asal prancis) yang fokus dalam konservasi dan fokus dalam spermwhale dan sharek

1.1.1.2. Tersedianya pembiayaan untuk konservasi di wilayah kerja (Corporate Social Responsibility)”

''1. Membayar retribusi taman laut 1. Melakukan assessment ke 5 desa tentang pengertian biota laut (berdasarkan beberapa group: aparatur desa, masyarakat awam) *terdapat dokumentasi* 2. Memberikan sumbangan berupa stationary (map, pulpen) kepada sekolah 2. Menyumbang untuk kegiatan sampah 2 juta, untuk desa 5 juta (2016), perbaiki sumur 1 juta +/- KURANG LEBIH 1 TAHUN 10 JUTA 5. Memperkirakan tidak lebih dari 15% total pembiayaan konservasi setiap tahunnya.

'1Belum tersedia rencana program CSR (Sesuai dengan pasal 15 Undang Undang No 25 Tahun 2017) lengkap dengan persentase alokasi dana berdasarkan profit (revenue) 2-5 Belum tersedia dokumentasi mengenai alokasi dana CSR

1.1.2. Berinteraksi dengan satwa yang dilindungi dan terancam punah

1.1.2.1. Tidak terdapat kegiatan yang mengancam satwa

'2. Tidak ditemukan pelanggan/staf yang memakai dan memasang aksesoris hewan laut dilindungi 2.. Menggunakan kerang dan satwa laut yang mati sebagai asesoris di kamar tidur dan kamar mandi 5 Melaporkan hasil temuan dilapangan mengenai ilegal fishing ke DKP

'1. Belum terdapat pernyataan/ dokumentasi yang mendukung kegiatan eksploitasi SDA dan kegiatan yang menimbulkan degradasi lingkungan pesisir dan laut yang bisa di akses oleh publik

1.1.2.2 Tidak ada atraksi wisata ilegal/ barang yang terbuat dari satwa laut dari jenis dilindungi dan terancam punah, serta memahami langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat bertemu dengan satwa yang terluka/ terdampar/ terjerat/ tidak sengaja tertangkap saat beraktivitas wisata

1, 2a, 3a. Tidak ditemukan aktivitas atau kegiatan wisata yang tidak ramah lingkungan (atraksi lumba-lumba, hewan dilindungi, dsb)

'2b. Belum memiliki dokumentasi maupun guideline mengenai cara perlindungan terhadap satwa laut dilindungi 2&3. Belum memahami langkah yang harus dilakukan untuk menangani satwa terluka/ terdampar/ terjerat/ tertangkap 4. Belum pernah mengalami/ mendukung upaya penyelamatan hewan laut yang terdampar/ terjerat tidak sengaja 5. Belum menyusun kegiatan bersama stakeholders lainnya dalam promosi atraksi wisata mengancam satwa

18

1.1.3. Terwujudnya tata kelola wilayah tujuan wisata yang efektif dan bertanggung jawab

1.1.3.1 Pengembangan, perencanaan, dan pelaksanaan tata kelola wilayah tujuan wisata yang bertanggung jawab

1. Memiliki Peta Taman Laut (untuk wisata diving dan snorkeling) 2. Pernah diskusi kepada karyawan di kapal dan hotel mengenai kawasan perlindungan Memiliki konsen tinggi untuk kegiatan wisata, bertemu pihak Dispar dan Kepala Dispar untuk membicarakan keperluan perlindungan wisata, sampah, dan mengajukan bahwa perkembangan terlalu besar bisa memberi dampak negatif 4. Diskusi dengan Bupati untuk taman Laut, tahun 2001-2003, untuk pembentukan Taman Laut -- pariwisata, sumber daya (pangan) dan sumber ekonomi masyarakat. 4. Menyatakan saat ini melepas papan SAP Selat Pantar karena pigura rusak 5. memiliki ide untuk membentuk kelompok bersama Alor Diver agar dapat menyalurkan aspirasi untuk didengar pemerintah 5. - Meminta WWF untuk menyediakan daftar kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kawasan

1.1.3.2 Terdapat informasi maupun promosi mengenai produk/ fasilitas wisata yang bertanggung jawab

'1. Komitmen perlindungan kawasan –terlihat dari website www.alor-Diving -kepa.com dan facebook - . Mempromosikan pengelolaan SAP Selat Pantar melalui web http://www.alor-Diving -kepa.com/Diving /conservation/ 5.. Mempublikasikan keterlibatan perusahaan selama 15 tahun d Alor http://www.alor-Diving -kepa.com/Diving /conservation/

2&3 Belum ada karyawan yang mampu menjelaskan kepada tamu mengenai produk wisata yang ramah lingkungan dalam bahasa Inggris

1.2. Jejak ekologi

1.2.1. Pengelolaan makanan

1.2.1.1. Pengurangan sampah yang dihasilkan dari proses pemilihan, pengolahan, dan penggunaan kemasan produk pangan

1. Tidak menyarankan dan mengingatkan karyawan berkali-kali untuk tidak membuang sampah 2. Menjelaskan ke orang dapur: berbelanja dengan keranjang, menggunakan kembali kantong plastik untuk belanja 4&5. List mitra pemasok bahan makanan: ikan ke nelayan di Kepa (nelayan, suami bibi), beli di pasar kalabahi. sayur belanja di kampung alor kecil (2x seminggu), pasar kalabahi (3-4x seminggu). beras putih di Pasar Kalabahi merah & hitam dulu ada langganan di Pantar.

Belum ada mekanisme internal/Panduan Operasional Kerja (POK) tertulis mengenai pemilihan kemasan makanan yang ramah lingkungan

19

1.2.1.2 Penggunaan produk Seafood yang ramah lingkungan

1. Memiliki Seafood Guide WWF indonesia 1. Menyatakan telah memiliki standar tidak menerima ikan yang dibom dan destruktif lainnya: kompresor dan panah, pukat sero, lobster, napoleon, dilindungi/ terancam. Lebih memilih ikan belo-belo (dan ikan pelagis kecil lainnya) dan hanya menerima kerapu dalam ukuran besar. Jika tidak ada ikan lebih memilih ayam/ tahu-tempe

1. Belum menunjukkan pemilihan ikan untuk konsumsi berdasarkan panduan kebijakan mengenai Seafood ramah lingkungan 2. Produk Seafood belum berdasarkan ukuran tangkap, jenis alat tangkap, dan asal usul bahan baku yang ramah lingkungan 3. Belum terdapat Seafood yang memenuhi persyaratan ramah lingkungan berdasarkan WWF Seafood Guide 4. Belum mengikuti FIP/AIP 5. Produk Seafood belum memiliki sertifikat ecolabel MSC

1.2.1.3. Penggunaan produk makanan lokal dalam rangka mengurangi carbon footprint

1. Menggunakan/membeli barang dari pasar lokal (Kalabahi) Menyatakan menggunakan produk lokal: ikan ke nelayan di Kepa (nelayan, suami bibi), beli di pasar kalabahi. sayur belanja di kampung alor kecil (2x seminggu), pasar kalabahi (3-4x seminggu). beras putih di Pasar Kalabahi merah & hitam dulu ada langganan di Pantar. . Pengelola menjelaskan dan mempromosikan produk dan menu lokal melalui web http://www.alor-Diving -kepa.com/alor-accommodation/kepas-table/ 4. Bob (salah satu pengunjung) menyatakan makanan enak dan lokal -- salah satu dari 3 hal yang menjadi atraksi dan alasan kembali 5. Tamu ikut mempromosikan kopi lokal yang disajikan La Petite melalui akun Instagramnya https://www.instagram.com/p/7FDQ2NgLsE/?tagged=lapetitekepa

1. Belum terdapat mekanisme internal/Panduan Operasional Kerja (POK) tertulis mengenai pemilihan produk makanan lokal untuk mengurangi carbon footprint

20

1.2.2. Konservasi Energi dan Air

1.2.2.1. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi energi listrik

1. Kapal tidak memiliki banyak alat elektronik, namun belum ada dokumentasi perangkat alat elektronik yang ada. 1.. Resort memiliki batas waktu charging dan memiliki guideline untuk penggunan listrik, terdapat panduan di Resort dan di web http://www.alor-Diving -kepa.com/alor-accommodation/eco-facilities/ 2.. Semua karyawan memahami dan mampu menegur 2. Menggunakan lampu LED 12 volt dan 1 volt 4. Terdapat penjelasan penggunaan alat elektronik. 4. Menyatakan pernah Mempromosikan modul panel surya ke PLN saat PLN masuk ke Kepa, dan akhirnya terdapat CSR dari beberapa pihak (termasuk PERTAMINA) untuk menyediakan modul panel surya di pulau tersebut 4.5 Terdapat sistem kontrol pada kapal dan Resort , dimana apabila peserta menggunakan listrik di luar kapasitas, listrik akan padam dengan sendirinya. 5. Menggunakan solar PV sebagai sumber energi

1.2.2.2. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi bahan bakar fosil

1. Menggunakan energi surya 2. Terdapat perawatan rutin terhadap panel surya setiap minggu sekali dari daun/debu, dan maintance docking kapal 80% Pertahun 4. Memaksimalkan 1 kendaraan untuk fasilitas tamu dan meminta tamu untuk berada dalam 1 kendaraan tersebut dengan cara tamu akan menunggu tamu yang lain di Celyn Cafe (selisih hanya satu jam)

1. Belum tersedia mekanisme internal tertulis mengenai perawatan panel surya

1.2.2.3. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi air

'1. Terdapat panduan untuk hemat air pada lembar informasi 1. Menyatakan informasi mengenai ketersediaan air yang diambil dari daratan (Alor Kecil) sehingga harus menghemat air 1.Memiliki ketentuan untuk laundry 2,3.. Karyawan memahami standar penghematan air karena mengetahui langsung sulitnya mengambil air 4.. Telah memiliki ketentuan penghematan penggunaan air tawar hanya untuk mandi di kamar mandi (dokumentasi tersedia) dan menggunakan air laut untuk menyiram toilet 5. Kegiatan wisata menggunakan cara tradisional sehingga caranya relatif ramah lingkungan tanpa harus melakukan

21

investasi teknologi

1.2.3 Pengelolaan sampah dan

limbah berbahaya

1.2.3.1. Memiliki kebijakan dan menerapkan kegiatan manajemen sampah.

1. Memiliki mekanisme pemisahan sampah berdasarkan kategori di Resort : tempat makan (no recycle possible, organic, alumunium-steel-plastic bottles) dan di kamar mandi (wet tissue, sanitary towels, tampon) 2. Tidak menyarankan dan mengingatkan karyawan berkali-kali mengingatkan untuk tidak membuang sampah 2.. Menjelaskan ke orang dapur: berbelanja dengan keranjang, agar menggunakan kembali plastik untuk belanja 4. Terdapat kerja sama dengan sektor swasta untuk pengelolaan sampah dalam "Komunitas Laut Alor Lestari" 5. Terdapat produk yang sementara telah didaur ulang dan dijual kembali (botol minum plastik, kardus). Barang-barang lainnya yang tidak dapat didaur ulang dibakar dengan cerobong asap yang tinggi dengan tujuan tidak ingin mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.

1. Belum mimiliki panduan pengelolaan sampah bagi internal karyawan 5. Belum memiliki rencana strategis pengurangan sampah

1.2.3.2 Memiliki sistem pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) selama proses kegiatan dan/ aktivitas akomodasi (limbah minyak, oli, baterai, cat, lampu bohlam)

1. Pengelolaan limbah berbahaya seperti baterai dengan tidak dibuang sembarangan, memisahkan, dan membawa pulang ke perancis untuk diolah

1. Belum memiliki mekanisme/ Panduan Operasional Kerja (POK) pengelolaan limbah berbahaya (limbah minyak, oli, bahan bakar bekas perahu, baterai, cat kedap air) 2.Belum terdapat proses training 3.Belum memiliki dokumentasi mengenai mitra yang terlibat dalam pengelolaan limbah berbahaya Menyatakan belum terdapat upaya dan solusi, karena sementara energi yang tersimpan dari Accu, air Accu tetap dibuang saat dicuci

1.2.4 Polusi dan

pencemaran

1.2.4.1 Pengurangan polusi air dan/atau cahaya

1-4 Memiliki pengolahan limbah cair. Limbah cair dipisah berdasarkan sumbernya: limbah air sabun & limbah grey water. Limbah kemudian di filter, di awal ditampung di tempat seperti septi tank kemudian di-filter menggunakan batu apung, arang, serabut dan pasir sedalam 0.5 m, baru masuk ke tanah (substrat pasir) 1. lampu yang digunakan LED 12 volt dan 1-9 Watt, saat malam biasanya lampu kamar dimatikan oleh tamu

5. Belum mendapatkan sertifikasi pengolahan limbah cair oleh lembaga sertifikasi yang independen dan kredibel

22

2. PRINSIP: LINGKUNGAN (DIVE OPERATOR)

Secara umum La P’tite Kepa telah mendapat capaian baik dalam prinsip lingkungan untuk dive operator dengan memenuhi Starfish 3. Starfish 1 dengan skor 94%, Starfish 2 (88%) dan Starfish 3 (71%).

La P’tite Kepa memiliki perhatian lebih dalam aspek lingkungan dengan telah mendirikan Komunitas Laut Alor Lestari bersama operator wisata

lainnya yaitu Alor Divers dan Mala Tour yang bertujuan untuk edukasi persampahan kepada masyarakat sekitar Alor. Untuk mengurangi jejak

ekologis, La P’tite memasok semua bahan makanan dari lokal, melakukan penghematan penggunaan air dan listrik. Sama halnya seperti yang

dilakukan pada Resort -nya, penghematan air dilakukan dengan memisahkan penggunaan air tawar & asin. Kegiatan wisata masih menggunakan

cara tradisional dengan membuat aktivitas wisata ramah lingkungan tanpa harus investasi teknologi penghematan air.

Pada saat berlabuh, kapal tidak membuang jangkar dan sesekali berlabuh pada mooring buoy jika tersedia pada lokasi tersebut. Aktivitas

penyelaman dipimpin oleh Cedric sebagai Dive Master. Penyelaman dilakukan sebanyak dua kali, dimana tamu sudah mendapatkan briefing

terkait dengan profile dive site dan safety dive namun belum sampai ke materi konservasi seperti, cara berinteraksi dengan satwa, zonasi kawasan

dan Informasi satwa yang dilindungi yang ada di lokasi Diving .

Salah satu penyelam dalam trip adalah pria usia lanjut, sehingga trip disesuaikan untuk wisatawan tersebut dengan tidak membawa ke site yang

berarus. Cedric memiliki mata yang "sangat bagus" dalam mencermati biota-biota unik di setiap perairan, sehingga dalam dua penyelaman Cedric

cenderung membebaskan penyelam yang dibawanya saat melakukan jelajah, sehingga lebih fokus untuk melihat biota unik dan berukuran makro.

Beberapa hal yang harus diperbaiki pada prinsip ini adalah memahami langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menangani satwa yang

terluka/ terdampar/ terjerat/ tertangkap, bekerja sama dengan mitra (tour operator, LSM, pemerintah) untuk melakukan pencatatan

Logbook/format pencatatan ancaman atau pelanggaran yang ditemui serta menggunakan produk Seafood yang ramah lingkungan dan melakukan

briefing mengenai konservasi laut di Selat Pantar. Secara detail beberapa mengenai hasil penilaian ini akan dijabarkan pada table di bawah ini.

23

Kategori Kriteria Indikator Assesment Result

Existing Condition Existing Gap

1. Prinsip: Lingkungan

1.1. Biodiversity 1.1.1 Edukasi konservasi

1.1.1.1. Peningkatan pemahaman dan kesadaran dalam mengelola ekosistem laut dan konservasi satwa.

'1. Terdapat materi edukasi untuk peringatan terhadap tamu. 1. Tersedia poster "how to be responsible diver" di kapal dan dapur 1. Tersedia poster "how to be responsible diver" di Resort 2. Memahami pentingnya keanekaragaman ekologi laut di perairan Alor 3. Memasang peta kawasan konservasi SAP Selat Pantar dan Laut sekitarnya di ruang makan dan di kapal (terdapat dokumentasi) 4. Karyawan dan keluarga karyawan menegur jika ada yang buang sampah 3. Memberikan penjelasan dan pengajaran tentang jenis ikan (kepada guide yang lama) dan apa yang dilarang untuk dilakukan 3. Mengajak pihak lainnya (4 bibi yang bersih-bersih dan masak) untuk membersihkan sampah dan komitmen menjaga kebersihan sekitar. 4. Memberi penjelasan kepada orang lokal yang memanfaatkan telur penyu -- tidak mengambil seluruh telur, hanya sebagian saja. 5. Tamu sudah mendapatkan briefing sebelum melakukan aktifitas diving terkait dengan profile dive site dan safety dive 4. Mengajak Mika dan Melisa (Mala Tour) untuk membuat komunitas Alor lestari -- membuat brosur menjaga kebersihan (terdapat dokumentasi) 5. Menjelaskan tentang sampah kepada Bupati, Dinas Pariwisata, Pemda 5. Telah tergabung dalam L181 (LSM asal prancis) yang fokus dalam konservasi dan fokus dalam spermwhale dan sharek

1. Belum memiliki dokumen cara berinteraksi dengan satwa 1. Belum memiliki dokumen penjelasan mengenai kawasan konservasi laut 1&4 belum tersedia materi briefing kepada tamu mengenai materi konservasi yaitu : 1)cara berinteraksi dengan satwa 2) Zonasi kawasan 3) Informasi satwa yang dilindungi yang ada di lokasi diving . - Melakukan briefing setiap hari sebelum penyelaman.

24

1.1.1.2. Tersedianya pembiayaan untuk konservasi di wilayah kerja (Corporate Social Responsibility)

''1. Membayar retribusi taman laut 1. Melakukan assessment ke 5 desa tentang pengertian biota laut (berdasarkan beberapa group: aparatur desa, masyarakat awam) *terdapat dokumentasi* 2. Memberikan sumbangan berupa stationary (map, pulpen) kepada sekolah 2. Menyumbang untuk kegiatan sampah 2 juta, untuk desa 5 juta (2016), perbaiki sumur 1 juta +/- KURANG LEBIH 1 TAHUN 10 JUTA 5. Memperkirakan tidak lebih dari 15% total pembiayaan konservasi setiap tahunnya.

'-Belum tersedia rencana program CSR (Sesuai dengan pasal 15 Undang Undang No 25 Tahun 2017) lengkap dengan persentase alokasi dana berdasarkan profit (revenue) - Belum tersedia dokumentasi mengenai alokasi dana CSR

1.1.2. Berinteraksi dengan satwa yang dilindungi dan terancam punah

1.1.2.1. Tidak terdapat kegiatan yang mengancam satwa dan merusak ekosistem laut

'1. Berkomitmen dengan tidak menerima diver pemula 2. Tidak memancing hiu, tidak pakai aksesoris dari satwa yang dilindungi dan terancam punah 4. Mempromosikan praktik perlindungan satwa dan ekosistem melalui website 5. Melaporkan hasil temuan dilapangan mengenai ilegal fishing ke DKP

'1. Belum tesedia dokumen/statement tertulis terkait dengan kebijakan perusahaan untuk tidak mendukung kegiatan eksploitasi SDA dan kegiatan yang menimbulkan degradasi lingkungan pesisir dan laut yang bisa di akses oleh publik 3&4. Karyawan belum memberikan briefing mendetail tentang cara berinteraksi dengan satwa laut

1.1.2.2 Tidak ada atraksi wisata ilegal/ barang yang terbuat dari satwa laut dari jenis dilindungi dan terancam punah, serta memahami langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat bertemu dengan satwa yang terluka/ terdampar/ terjerat/ tidak sengaja tertangkap saat beraktivitas wisata

'1,2a.3a. Tidak terdapat/ditemui atraksi wisata ilegal/barang yang terbuat dari satwa laut yang dilindungi dan terancam punah

'1. Belum memiliki dokumentasi maupun guideline mengenai cara perlindungan terhadap satwa laut dilindungi 2&3. Belum memahami langkah yang harus dilakukan untuk menangani satwa terluka/ terdampar/ terjerat/ tertangkap 4&5. Belum menyusun kegiatan bersama stakeholders lainnya dalam promosi atraksi wisata mengancam satwa

1.1.2.3. Berpartisipasi dalam menginformasikan temuan ancaman terhadap satwa dan habitatnya (tangkapan non-target,

'1. Memberikan laporan jika menemukan satwa tertangkap kepada DKP dan/ WWF - tertangkap whaleshark dan mola-mola, tresher shark (terakhir 7-10 hari lalu) - mola-mola tertangkap tidak sengaja telah

1. Belum tersedia format pencatatan pelanggaran untuk dilaporkan ke pihak berwenang 4&5. belum bekerja sama dengan

25

hewan terdampar, perburuan ilegal, interaksi fisik, dsb)

memberikan penjelasan kepada - tresher shark, black tip dan white tip -- menjelaskan ke masyarakat 15 thn lalu - ada pengusaha yang meminta untuk menangkap 2&3 baru Bu Anne & Pak Cedric yang melakukan pelaporan

<50% organisasi terkait lainnya (tour operator, LSM, pemerintah) untuk melakukan pencatatan Logbook/format pencatatan ancaman dan pelanggaran yang ditemui

1.1.3 Penggunaan jangkar

1.1.3.1 Penggunaan jangkar dan/ mooring buoy dengan bertanggung jawab

1. Pengelola (Cedric) menyatakan tidak menginginkan membuang jangkar. pernyataan ini juga tertera di web : http://www.alor-Diving -kepa.com/Diving /conservation/ 2. Memberikan penjelasan kepada karyawan kapal untuk tidak membuang jangkar sembarangan. 3. Mengingatkan secara sopan warga lokal untuk dan pemilik kapal untuk mengunakan jangkar dan tidak berlabuh sembarangan. - Menyarankan ke pemerintah untuk menempatkan mooring buoy pada lokasi yang tepat. Saat ini terdapat buoy, namun tidak sesuai penempatannya (di tengah laut) - Menyarankan untuk merekonstruksi lokasi buoy yang kurang tepat pada pemerintah, karena justru menarik menarik untuk nelayan untuk memancing di sana 4. Sudah meminta (pengusaha tour operator: ) untuk diundang oleh WWF jika ada bicarakan mengenai penggunaan jangkar 4. Menyatakan pernah memberikan surat kepada DKP dan Dinas Pariwisata untuk meminta/ merekomendasikan pengadaan mooring buoy 5. Cedric menyatakan membuat/ mooring buoy 1

1. Belum terdapat mekanisme internal cara berlabuh menggunakan mooring buoy dan/ jangkar 3. Belum menjelaskan dokumentasi mengenai lokasi koordinat titik tambat mooring buoy 4. Belum terdapat dokumentasi sharing/ diskusi mengenai penggunaan mooring buoy 4. Belum menyerahkan bukti dokumentasi surat dan / laporan hasil tindak lanjut dari surat kepada DKP dan Dinas Pariwisata Alor mengenai pengadaan mooring bouy.

1.1.4 Terwujudnya tata kelola wilayah tujuan wisata yang efektif dan bertanggung jawab

1.1.4.1 Pengembangan, perencanaan, dan pelaksanaan tata kelola wilayah tujuan wisata yang bertanggung jawab

1. Memiliki Peta Taman Laut (untuk wisata Diving dan snorkeling) 2. Pernah diskusi kepada karyawan di kapal dan hotel mengenai kawasan perlindungan Memiliki konsen tinggi untuk kegiatan wisata, bertemu pihak Dispar dan kepala dispar untuk membicarakan keperluan perlindungan wisata, sampah, dan mengajukan bahwa perkembangan terlalu besar bisa memberi dampak negatif

26

4. Diskusi dengan Bupati untuk taman Laut, tahun 2001-2003, untuk pembentukan Taman Laut -- pariwisata, sumber daya (pangan) dan sumber ekonomi masyarakat. 4. Menyatakan saat ini melepas papan SAP Selat Pantar karena pigura rusak 5. memiliki ide untuk membentuk kelompok bersama Alor Diver agar dapat menyalurkan aspirasi untuk didengar pemerintah 5. - Meminta WWF untuk menyediakan daftar kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam kawasan

1.1.4.2 Terdapat informasi maupun promosi mengenai produk/ fasilitas wisata yang bertanggung jawab

'1. Memberikan promosi untuk produk pariwisata bertangungjawab di website www.alor-Diving -kepa.com dan facebook - 4. Mempromosikan pengelolaan SAP Selat Pantar dan laut sekitarnya melalui web http://www.alor-Diving -kepa.com/Diving /conservation/ 5. Mempublikasikan keterlibatan perusahaan selama 15 tahun d Alor http://www.alor-Diving -kepa.com/Diving /conservation/

2&3 belum ada karyawan yang mampu menjelaskan kepada tamu dalam bahasa inggris

1.2. Jejak ekologi 1.2.1. Pengelolaan makanan

1.2.1.1. Selektif memilih material kemasan untuk pengurangan sampah

1. Tidak menyarankan dan mengingatkan karyawan berkali-kali untuk tidak membuang sampah 2. Menjelaskan ke orang dapur: berbelanja dengan keranjang, menggunakan kembali kantong plastik untuk belanja 4&5. List mitra pemasok bahan makanan: ikan ke nelayan di Kepa (nelayan, suami bibi), beli di pasar kalabahi. sayur belanja di kampung alor kecil (2x seminggu), pasar kalabahi (3-4x seminggu). beras putih di Pasar Kalabahi merah & hitam dulu ada langganan di Pantar.

Belum ada mekanisme internal/Panduan Operasional Kerja (POK) tertulis mengenai pemilihan kemasan makanan yang ramah lingkungan

1.2.1.2 Penggunaan produk Seafood yang ramah lingkungan

1. Memiliki Seafood Guide WWF indonesia 1. Menyatakan telah memiliki standar tidak menerima ikan yang dibom dan destruktif lainnya: kompresor dan panah, pukat sero, lobster, napoleon, dilindungi/ terancam. Lebih memilih ikan belo-belo (dan ikan pelagis kecil lainnya) dan hanya menerima kerapu dalam ukuran besar. Jika

1. Belum menunjukkan pemilihan ikan untuk konsumsi berdasarkan panduan kebijakan mengenai Seafood ramah lingkungan 2. Produk Seafood belum berdasarkan ukuran tangkap, jenis alat tangkap, dan asal usul bahan

27

tidak ada ikan lebih memilih ayam/ tahu-tempe baku yang ramah lingkungan 3. Belum terdapat Seafood yang memenuhi persyaratan ramah lingkungan berdasarkan WWF Seafood Guide 4. Belum mengikuti F/AIP 5. Produk Seafood belum memiliki sertifikat ecolabel MSC

1.2.1.3. Penggunaan produk makanan lokal dalam rangka mengurangi carbon footprint

1. Membeli/menggunakan barang dari pasar lokal (Kalabahi) 2,3. Menyatakan menggunakan produk lokal: ikan ke nelayan di Kepa (nelayan, suami bibi), beli di pasar kalabahi. sayur belanja di kampung alor kecil (2x seminggu), pasar kalabahi (3-4x seminggu). beras putih di Pasar Kalabahi merah & hitam dulu ada langganan di Pantar. 4. Pengelola menjelaskan dan mempromosikan produk dan menu lokal melalui web http://www.alor-Diving -kepa.com/alor-accommodation/kepas-table/ 4. Bob (salah satu pengunjung) menyatakan makanan enak dan lokal -- salah satu dari 3 hal yang menjadi atraksi dan alasan kembali 5. Tamu ikut mempromosikan kopi lokal yang disajikan La Petite melalui akun Instagramnya https://www.instagram.com/p/7FDQ2NgLsE/?tagged=lapetitekepa

1. Belum terdapat mekanisme internal/Panduan Operasional Kerja (POK) tertulis mengenai pemilihan produk makanan lokal untuk mengurangi carbon footprint

1.2.2. Penghematan Energi dan Air

1.2.2.1. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi energi listrik

1. Kapal tidak memiliki banyak alat elektronik, namun belum ada dokumentasi perangkat alat elektronik yang ada. 1.. Resort memiliki batas waktu charging dan memiliki guideline untuk penggunan listrik, terdapat panduan di Resort dan di web http://www.alor-Diving -kepa.com/alor-accommodation/eco-facilities/ 2.. Semua karyawan memahami dan mampu menegur 2. Menggunakan lampu LED 12 volt dan 1 volt 4. Terdapat penjelasan penggunaan alat elektronik.

28

4. Menyatakan pernah Mempromosikan modul panel surya ke PLN saat PLN masuk ke Kepa, dan akhirnya terdapat CSR dari beberapa pihak (termasuk PERTAMINA) untuk menyediakan modul panel surya di pulau tersebut 4.5 Terdapat sistem kontrol pada kapal dan Resort , dimana apabila peserta menggunakan listrik di luar kapasitas, listrik akan padam dengan sendirinya. 5. Menggunakan solar PV sebagai sumber energy

1.2.2.2. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi bahan bakar fosil

1. Menggunakan energi surya 2. Terdapat perawatan rutin terhadap panel surya setiap minggu sekali dari daun/debu, dan maintance docking kapal 80% Pertahun 4. Memaksimalkan 1 kendaraan untuk fasilitas tamu dan meminta tamu untuk berada dalam 1 kendaraan tersebut dengan cara tamu akan menunggu tamu yang lain di Celyn Cafe (selisih hanya satu jam)

1. Belum tersedia mekanisme internal tertulis mengenai perawatan panel surya

1.2.2.3. Penerapan kegiatan penghematan dan konservasi air bersih

'1. Tersedia panduan untuk hemat air pada lembar informasi 1. Menyatakan informasi mengenai ketersediaan air yang diambil dari daratan (Alor Kecil) sehingga harus menghemat air 1. Memiliki ketentuan untuk laundry (apa ketentuan ini?) 2,3. karyawan komimen untuk melakukan penghematan air karena mengetahui langsung sulitnya mengambil air 4. Telah memiliki ketentuan penghematan penggunaan air tawar hanya untuk mandi di kamar mandi (dokumentasi tersedia) dan menggunakan air laut untuk menyiram toilet 5. Kegiatan wisata menggunakan cara tradisional sehingga caranya relatif ramah lingkungan tanpa harus melakukan investasi teknologi

1.2.3 Pengelolaan sampah dan limbah

berbahaya

1.2.3.1. Memiliki kebijakan dan menerapkan kegiatan manajemen sampah.

1. Memiliki mekanisme pemisahan sampah berdasarkan kategori di Resort : tempat makan (no recycle possible, organic, alumunium-steel-plastic bottles) dan di kamar mandi (wet tissue,

1. Belum mimiliki panduan pengelolaan sampah bagi internal karyawan 5. Belum memiliki rencana strategis

29

sanitary towels, tampon) 2. Tidak menyarankan dan mengingatkan karyawan berkali-kali mengingatkan untuk tidak membuang sampah 2.. Menjelaskan ke orang dapur: berbelanja dengan keranjang, agar menggunakan kembali plastik untuk belanja 4. Terdapat kerja sama dengan sektor swasta untuk pengelolaan sampah dalam "Komunitas Laut Alor Lestari" 5. Terdapat produk yang sementara telah didaur ulang dan dijual kembali (botol minum plastik, kardus). Barang-barang lainnya yang tidak dapat didaur ulang dibakar dengan cerobong asap yang tinggi dengan tujuan tidak ingin mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.

pengurangan sampah

1.2.3.2 Memiliki sistem pengelolaan limbah berbahaya selama proses kegiatan dan/ aktivitas bahari (limbah minyak, oli, bahan bakar bekas perahu, baterai, cat kedap air)

1. Mengelola limbah berbahaya ( baterai) dengan tidak dibuang sembarangan, memisahkan, dan membawa pulang ke Perancis untuk diolah

1. Belum memiliki mekanisme/ Panduan Operasional Kerja (POK) pengelolaan limbah berbahaya (limbah minyak, oli, bahan bakar bekas perahu, baterai, cat kedap air) 2.Belum terdapat proses training 3.Belum memiliki dokumentasi mengenai mitra yang terlibat dalam pengelolaan limbah berbahaya Menyatakan belum terdapat upaya dan solusi, karena sementara energi yang tersimpan dari Accu, air Accu tetap dibuang saat dicuci

1.2.4 Polusi dan pencemaran

1.2.4.1 Pengurangan polusi suara dan cahaya selama kegiatan wisata

1. Mengisi tabung dalam siang hari, di tempat yang lebih jauh dari penghuni pulau * Menyatakan tidak mendukung pengadaan lampu (PLN) di Pulau Kepa

1. Menyatakan bahwa pihaknya belum mengetahui cara mengurangi polusi suara 2,3. Belum terdapat training/arahan untuk mengurangi polusi suara dan cahaya 4,5. Belum terdapat kerja sama dengan mitra mengenai pengurangan polusi suara dan cahaya

30

3. PRINSIP: SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA

La P’tite Kepa meraih 80% pada Starfish 1 dan Starfish 2 yang membuktikan komitmen tinggi dan berkontribusi terhadap budaya setempat dan

kehidupan masyarakatnya.

Secara umum La P’tite Kepa telah memiliki komitmen untuk terlibat dalam aspek sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Perusahaan memiliki

peran dalam beberapa pertemuan kegiatan bersama warga dan membantu peningkatan ekonomi lokal dengan promosi kerajinan asli masyarakat

lokal.

Menu makanan dan peralatan yang berasal dari produk-produk lokal (kiri), dan

aneka tenun asli dari pengrajin lokal yang dibantu di promosikan oleh La P’tite Kepa (kanan)

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut untuk memperkuat aspek sosial ini. La P’tite Kepa perlu meningkatkan kesetaraan

terhadap pengguna jasa wisata yang memiliki kebutuhan khusus dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengakses fasilitas dan

menggunakan jasa wisata. Bekerja sama dengan mitra lain untuk membantu kewirausahaan lokal dan mengikuti kegiatan bersama warga dalam

merencanakan dan mengambil keputusan yang menghasilkan kebijakan perbaikan pengelolaan pariwisata.

31

Kategori Kriteria Indikator Assesment Result

Existing Condition Existing Gap

2. Prinsip: Sosial Ekonomi Budaya

2.1 Kesetaraan dan Nilai Sosial

2.1.1 Bagi penyandang kebutuhan khusus

2.1.1.1. Terdapat fasilitas atau produk wisata bagi pihak berkebutuhan khusus* NOTE: *Lanjut usia, pengguna kursi roda, penderita autis, tuna rungu, dll

'1. Tamu yang telah berkunjung ke Kepa telah memiliki pengetahuan awal situasi dan kondisi Kepa (jauh dari RS, remote place) 1. Memiliki pengalaman dalam melayani tamu berkebutuhan khusus (tamu dengan kaki palsu (prothesis) . 2. Belum memiliki SOP untuk penanganan pihak berkebutuhan khusus, dan belum pernah mengikuti pelatihan untuk hal ini. Namun pernah menangani tamu berkebutuhan khusus 2. Menyediakan papan untuk membantu naik masuk kapal 2. Menyediakan pendampingan dan melihat kondisi alam (arus).

'1. Belum memiliki panduan dan paket wisata yang disiapkan untuk orang berkebutuhan khusus 2,3. Staf dan mitra belum menerima pelatihan untuk mendampingi orang berkebutuhan khusus Belum tersedia dokumentasi pelayanan bagi orang yang berkebutuhan khusus saat trip

2.1.2. Menghargai nilai-nilai lokal.

2.1.2.1. Mempromosikan budaya setempat dan mengikuti peraturan formal maupun informal yang terkait adat/sosial yang berlaku di wilayah dimana akomodasi dikembangkan dan di operasikan.

'1. Memuat informasi adat & budaya P. Kepa & Alor dan anjuran untuk menghormatinya di Web http://www.alor-Diving -kepa.com 2. Karyawan bisa berbahasa Indonesia & sebagian Prancis 4. Bertemu dan mengikuti peraturan non-formal untuk penentuan wilayah saat membangun bangunan 4. Tamu berdonasi dan beli produk lokal, list mitranya: - Kelompok tenun umapura - Bibi jainab - Mama sahari 4. Tamu disarankan untuk berkunjung ke kampung umapura (melihat tenun dan lihat desa), kampung ula - alor besar (melihat tenun, kapas), kampung ikat (snorkeling dan turun ke kampung), ke pasar lola, jalan kaki ke alor kecil, sewa motor ke batuputi, museum, dll. 5. Memberikan modal, membeli sarung dan

32

membantu pemasaran sarung traditional. 5. Mendampingi kelompok pembuat piring dan asbak (Mama Bisa). Selanjutnya produk ini dijual di Ampera -- menjadi pendapatan alternatif bagi usaha kecil ini. 5. Membantu kelompok kecil untuk membuat vanili Alor

2.2 Partisipasi 2.2.1 Keterlibatan dalam usaha masyarakat/ komunitas lokal

2.2.1.1. Peningkatan usaha lokal melalui promosi dan kemitraan

2,3,4. Terdapat list produk yang dipromosikan di Resort : (1) kain tenun amapura, (2) keripik pisang, (3) madu Kepa, (4) piring dan (5) alat makan keramik 5. Resort dibangun mirip seperti kampung tradisional alor untuk dipromosikan kepada tamu

1. Belum terdapat program khusus yang terdokumentasi menghidupkan ekonomi setempat dengan melakukan promosi `

2.2.1.2. Dukungan terhadap program kewirausahaan masyarakat/komunitas dimana akomodasi dikembangkan dan dioperasionalkan

2. Membantu selama 2-3 tahun untuk vanili (2011-2014) untuk usaha 3 orang. melanjutkan hasil survei dari agrobisnis selama di Swiscontact 2. mendukung modal dan saran pengembangan produk untuk tenun

1. Belum terdapat panduan/ rencana kerja dalam mendukung kewirausahaan masyarakat lokal 4,5. Belum terdapat dokumentasi pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam program dukungan kewirausahaan (DKP, Dinas Pariwisata, Pemerintah Kabupaten, LSM)

2.2.2 Keterlibatan dalam pengelolaan pariwisata

2.2.2.1. Adanya akses masyarakat lokal dalam merencanakan dan mengambil keputusan dalam tahapan kebijakan pengelolaan pariwisata

2. Mengadvokasi ke level kabupaten di awal saat pertama mendirikan Resort , saat ini kurang 2. Memberikan pendapat dan input untuk rute kapal penyeberangan ke Alor Kecil 3. Mengajak pengunjung Resort yang membersihkan sampah di pantai 3. Melakukan diskusi antara kepala desa dan Cedric untuk memberi pungutan kepada tamu yang datang ke Pantai Kepa, dengan tujuan adanya kebijaksanaan masyarakat setempat Kepa untuk mengelola sampahnya

1,2,3. Belum terdapat dokumentasi kegiatan/ pertemuan dengan pengelola setempat (kepala desa/ pengurus setempat) untuk masalah sosial yang ada 4. Belum terdapat dokumentasi bentuk informasi yang diberitakan kepada mitra/ tamu/ pihak lainnya mengenai kebijakan yang berlaku di wilayah setempat 5. Belum terdapat keputusan/ kebijakan yang dibuat bersama masyarakat setempat

33

4. PRINSIP: PENGELOLAAN EFEKTIF Pada prinsip Effective Management, La P’tite Kepa meraih Starfish 1 (100%) dan Starfish 2 (100%). Capaian terbaik dari La P’tite Kepa adalah

dengan perhatian yang tinggi dalam kepatuhan hokum dengan melengkapi semua aspek lagalitas dan terhadap hak dan kewajiban karyawannya

melalui tertulisnya standar tersebut dalam buku SOP.

Aspek yang perlu disempurnakan antara lain dalam aspek kesehatan dan keselamatan saat berkegiatan wisata dengan membuat panduan

keselamatan dan mitigasi bencana, menambah jumlah P3K dan oksigen di kapal, dan meningkatkan kolaborasi dengan mitra untuk pelatihan

keselamatan. Perusahaan juga perlu meningkatkan perhatian dalam meningkatkan kapasitas karyawannya melalui edukasi dan pembekalan

keterampilan sesuai dengan bidang dan skill masing-masing. Pendokumentasian standar dan dokumen kepegawaian juga perlu dbuat secara

tertulis demi keberlanjutan usaha.

Kategori Kriteria Indikator Assesment Result

Existing Condition Existing Gap

3 Prinsip: Effective Management

3.1 Legalitas 3.1.1 Kepatuhan hukum

3.1.1.1 sistem pengelolaan usaha yang transparan, terstruktur, dan akuntabel

'Memiliki legalitas usaha - Akta pendirian no 18 th 2011 - Surat pengesahan Kemenkumham - Perjanjian sewa menyewa lahan - SITU - SIUP - SPPL - TDP - IMB - Surat HO - Surat setoran retribusi daerah - Tanda Daftar Usaha Wisata Tirta Memiliki - bukti pendaftaran wajib pajak & NPWP

5. Belum memperlihatkan laporan tahunan usaha dan bukti pembayaran pajak terbaru

3.2 kesehatan dan keselamatan

3.2.1 Kesehatan dan keselamatan dalam pengelolaan usaha

3.2.1.1 Memiliki mekanisme internal meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan kerja

1. Terdapat peraturan yang dimiliki oleh Resort mengenai keselamatan yang berhubungan dengan "arus" saat snorkeling di sekitar Pulau Kepa (terdapat dokumentasi) 2. Terdapat jumlah karyawan relevan

1. Belum memiliki panduan keselamatan kerja dan mitigasi bencana alam di lokasi kerja (Resort dan kapal) 1. Belum ada dokumen Panduan Operasional Kerja (POK) K3, mitigasi bencana, dan daftar kontak

34

terhadap keselamatan selama berada di Resort dan selama kegiatan Diving

darurat/penting di Resort dan kapal 2 dan 3. Belum terdapat dokumentasi jumlah karyawan yang memahami POK yang ada -- to be followed up, berapa jumlah karyawan yang Dive Master dan Rescue Diver 4. Belum adanya edukasi/ briefing dan materi briefing mengenai keselamatan selama kegiatan wisata saat berkegiatan di kapal 5. Belum terdapat kegiatan edukasi/ sharing kepada mitra mengenai keselamatan dan mitigasi bencana untuk Resort maupun

3.2.1.2 Memiliki peralatan dasar standar dan relevan untuk kesehatan dan keselamatan serta daftar kontak darurat/penting

4. Tersedia tangki pemadam kebakaran 4. Pengelola memiliki nomor kontak instansi DKP, PemDa, dan WWF, serta berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat (berdasarkan observasi dan diskusi)

4. Belum terdapat jalur evakuasi dan stok tabung oksigen 100%, 4. Belum memiliki daftar dan meletakkan daftar kontak darurat/penting terkait pelaksanaan keselamatan dan keamanan di lokasi usaha pariwisata

3.3 Ketenagakerjaan

3.3.1 Tenaga Kerja 3.3.1.1 Legalitas tenaga kerja

'- Sudah membuat NPWP karyawan (2017), pembuatan kontrak dan BPJS (2012), dan tunjangan pensiun (2015) - Karyawan mempunyai kontrak dan mendapat slip gaji

3.3.1.2 Komposisi tenaga kerja Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Indonesia (WNA)

1. Terdapat peraturan tenaga kerja (buku, terdapat dokumentasi beberapa bagian buku) 1. Tenaga kerja WNA memiliki KITAS dan telah daftar BPJS. 2. Dari keseluruhan 12 orang karyawan: 1 orang WNA, 11 tenaga lokal. Terdapat 3 orang diluar karyawan, dibayar jasanya: 2 orang karyawan lepas untuk pembersihan, 1 orang bayar per jasa laundry - Memiliki rencana untuk 2 WNA

1-5. Belum terdapat dokumen total karyawan yang bekerja 1. Belum terdapat POK penerimaan tenaga kerja 2. Belum tercatatnya Ane sebagai karyawan dari perusahaan 3-4-5. Karyawan WNI yang bekerja di bawah 25%.

35

2. Menyatakan bahwa WNA yang bekerja memiliki KITAS

3.3.2 Perlindungan anak

3.3.2.1 Bebas pekerja anak 5. Usia termuda karyawan 26 tahun 1. Belum terdapat daftar total karyawan yang bekerja lengkap dengan umur dan pembagian pekerjaannya

3.3.2.2 Menghargai hak-hak karyawan perempuan yang berkeadilan

1. Terdapat dokumen peraturan perusahaan yang menjelaskan hak dan kewajiban karyawan perempuan sesuai perundang-undangan yang berlaku 1. Telah mengikuti UU No.7 tentang ketenagakerjaan. 1. Terdapat SOP penyelesaian keluh kesah pekerja 5. Tidak terdapat komplain mengenai hak-hak dan pelecehan seksual

1. Belum terdapat daftar total karyawan yang lengkap dengan gender dan jabatan

3.3.3 Hak-hak pekerja

3.3.3.1 Hak-hak dan fasilitas yang didapatkan oleh pekerja sesuai peraturan Perundang-undangan dan aturan lokal yang berlaku

'1. Terdapat peraturan kepegawaian (ada dokumentasi) 1. Karyawan mendapat BPJS ketenagakerjaan, jaminan pensiun dan hari tua, kesehatan 1, 5. Memiliki mekanisme kontrak kerja sejak 2015 5. Sistemnya pekerja tetap (bentuknya surat - 2012), dan 3 karyawan musiman (kontrak kerja waktu non-tetap maret-desember) 5. Sudah menunjukan slip gaji dan perlu memperlihatkan Nominalnya sesuai dengan UMR.

3.3.4. Kemitraan, keanggotaan dan relasi dalam usaha pariwisata Indonesia

3.3.4.1. Perusahaan tergabung dan aktif dalam asosiasi pariwisata yang relevan dan diakui di Indonesia

4. Belum ada kelompok asosiasi wisata di Alor, 5. Melakukan advokasi untuk pengumpulan dan pemisahan sampah melalui komunitas Laut Alor Lestari, melalui pembagian brosur dan pembuatan FB page.

36

3.3.5. Pembekalan edukasi dan keterampilan

3.3.5.1. Peningkatan kapasitas/pelatihan karyawan sesuai bidang dan tanggung jawabnya

2. Ada pelatihan dan pendampingan terhadap dive guide 3. Bibi Nene ikut sharing hospitality yang diberikan oleh pihak Pemerintah (DinPar) 4. Membayarkan untuk pelatihan Diving openwater-advance-rescue -- namun tidak lolos

1. Belum terdapat POK yang mengatur peningkatan kapasitas dari setiap karyawan 5. Belum ada yang mengikuti sertifikasi kompetensi kerja nasional

3.4. Kualitas pelayanan, Kepuasan Tamu, dan Branding

3.4.1. Pelayanan karyawan dan mitra kerja

3.4.1.1. Pemahaman mengenai pelayanan kepada tamu/mitra kerja dengan baik

'5. Frekuensi tamu 50% dari keseluruhan tamu 4. La p'tite kepa mendapat nilai 4.5 (excellent) dari trip advisor http://bit.ly/LaPetiteKepa 4. Terdapat kritikan dari pengunjung (bintang 1-2010) yang belum pernah menginap di Resort ini -- Mengatasi keluhannya dengan meminta penjelasan kepada pihak Tripadvisor dan pihak yang memberi respon negatif

1. Belum memiliki POK terkait standar pelayanan terhadap tamu

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Melalui Signing Blue, WWF-Indonesia mengajak La P’tite Kepa untuk mengembangkan kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab dan bekerja

bersama masyarakat dan otoritas lokal. Peningkatan dilakukan dengan melakukan peningkatkan kapasitas internal, pelayanan kepada mitra, serta

berkontribusi dalam upaya pelestarian di wilayah Rencana Pengelolaan & Zonasi SAP Selat Pantar dan laut sekitarnya di Kabupaten Alor 2013-

2033, sebagai wilayah kerja.

Signing Blue mengarahkan anggotanya untuk memenuhi syarat-syarat dengan tiga prinsip utama yaitu; lingkungan, sosial-ekonomi-budaya, dan

manajemen efektif. Berdasarkan hasil, secara keseluruhan penilain untuk Resort La P’tite Kepa termasuk ke dalam Starfish 2, yaitu telah

sepenuhnya berkomitmen atas kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab. Namun, dari ketiga prinsip yang dimiliki, La P’tite Kepa telah

mencapai pencapaian dalam tingkat pariwisata bahari bertanggung jawab yang berbeda, yaitu mencapai skor tertinggi dalam prinsip lingkungan

(memenuhi Star Fish 4), diikuti dengan prinsip Pengelolaan Efektif dan prinsip Sosial Ekonomi dan Budaya (Starfish 2).

Sementara, skor keseluruhan penilain untuk dive operator La P’tite Kepa juga termasuk ke dalam Starfish 2, yaitu telah sepenuhnya berkomitmen

atas kegiatan pariwisata yang bertanggung jawab. Namun, dari ketiga prinsip yang dimiliki, La P’tite Kepa telah mencapai pencapaian dalam tingkat

37

pariwisata bahari bertanggung jawab yang berbeda, yaitu mencapai skor tertinggi dalam prinsip lingkungan (memenuhi Star Fish 3), diikuti dengan

prinsip Pengelolaan Efektif dan prinsip Sosial Ekonomi dan Budaya (Starfish 2).

Secara umum, menuju langkah kepariwisataan bertanggung jawab, La P’tite Kepa sebaiknya mempertimbangkan untuk menguatkan aspek

peningkatan kolaborasi bersama masyarakat lokal dan mitra baik untuk pengelolaan sampah dan limbah. Dari prinsip sosial, perlu mendukung

usaha lokal dan masyarakat melalui pendampingan dan kemitraan resmi, meningkatkan perhatian terhadap pengguna jasa wisata yang memiliki

kebutuhan khusus. Penting juga untuk memberikan pelatihan kepada karyawan guna meningkatkan kemampuan sesuai dengan tanggung

jawabnya demi keberlanjutan usaha.