4
Tak Mampu Mengejar Oleh: Syaiful Bahri 23 Juli 2011 pukul 13:51 Gonjang-ganjing yang terjadi di depan pintu Syurga terdengar sampai di Bumi. Pasal keributan itu terjadi karena ada perdebatan antara dua orang ahli ibadah. Masing-masing ingin terlebih dahulu masuk kedalam Syurga. Sebelum perdebatan menjadi lebih sengit. Kedua orang ahli ibadah tersebut mendatangi Ridwan yang merupakan Malaikat penjaga Syurga. Ahli Ibadah I : “Wahai Malaikat Ridwan. Ijinkan saya memasuki Syurga terlebih dahulu”. Ahli Ibadah II :”Tidak ! wahai Malaikat Ridwan. Aku yang lebih berhak masuk kedalam Syurga terlebih dahulu”. Keduanya terus saling berselisih dan bertengkar di depan Malaikat Ridwan Malaikat Ridwan :“Oke-oke. Masalah ini harus segera diselesaikan. Sayamengetahui kalian berdua adalah hamba Allah yang sholeh.Kalian selalu menjalankan perintah Allah dan menjahui laranganNYA. Kalian Sholat, Berpuasa, Bayar Zakat, dan juga menunaikan Haji. Kalian sering melakukan amalan-amalan sunnah”. Ahli ibadah I :“Nah.Itu sudah jelas wahai Malaikat Ridwan. Kebaikanku

Tak Mampu Mengejar - Copy

Embed Size (px)

Citation preview

  • Tak Mampu Mengejar

    Oleh: Syaiful Bahri

    23 Juli 2011 pukul 13:51

    Gonjang-ganjing yang terjadi di depan pintu Syurga terdengar sampai di Bumi.

    Pasal keributan itu terjadi karena ada perdebatan antara dua orang ahli ibadah.

    Masing-masing ingin terlebih dahulu masuk kedalam Syurga.

    Sebelum perdebatan menjadi lebih sengit. Kedua orang ahli ibadah tersebut mendatangi Ridwan

    yang merupakan Malaikat penjaga Syurga.

    Ahli Ibadah I : Wahai Malaikat Ridwan. Ijinkan saya memasuki Syurga

    terlebih dahulu.

    Ahli Ibadah II :Tidak ! wahai Malaikat Ridwan. Aku yang lebih berhak

    masuk kedalam Syurga terlebih dahulu.

    Keduanya terus saling berselisih dan bertengkar di depan Malaikat Ridwan

    Malaikat Ridwan :Oke-oke. Masalah ini harus segera diselesaikan.

    Sayamengetahui kalian berdua adalah hamba Allah

    yang sholeh.Kalian selalu menjalankan perintah Allah

    dan menjahui laranganNYA. Kalian Sholat, Berpuasa,

    Bayar Zakat, dan juga menunaikan Haji.

    Kalian sering melakukan amalan-amalan sunnah.

    Ahli ibadah I :Nah.Itu sudah jelas wahai Malaikat Ridwan. Kebaikanku

  • lebih banyak, karena aku terlebih dulu dilahirkan.

    Ahli ibadah II : Tidak bisa wahai Malaikat Ridwan. Umur seseorang

    tidak menjadi patokan dan ukuran ketaqwaan.

    Malaikat Ridwan : Baik, kalau demikian mari kita sama-sama melihat catatan

    dan rekaman Malaikat Rakib dan Atid. Tentang segala amal

    dan perbuatan kalian.

    Mereka berdua menyetujuinya, dan sama-sama menyaksikan hasil rekaman segala amal ibadah

    dan perbuatan mereka didunia, yang ditampilkan di sebuah layar lebar. Mereka terkagum-kagum

    dengan apa yang dilihat. Benar. Keduanya adalah hamba Allah yang taat beribadah. Mereka

    bergaul dan bermasyarakat dalam pergaulan yang baik. Terhadap keluarga mereka saling

    mengasihi. Mereka rajin terbangun ditengah malam melaksanakan sholat tahajjud. Ibadah-ibadah

    sunnat dilakukan. Seperti sholat sunnat rawatib maupun puasa sunnat.

    Tapi ada yang membedakan mereka. Itu dilihat oleh Malaikat Ridwan.

    Tiba-tiba suara Malaikat Ridwan mengejutkan mereka yang tengah terkagum-kagum

    melihat hasil rekaman perbuatan mereka.

    Malaikat Ridwan : Hai dengar. Saya sudah tahu siapa yang lebih berhak diantara

    kalian untuk memasuki Syurga terlebih dahulu.

    Mendengar hal itu ahli ibadah I dan ahli ibadah II berdebar-debar menunggu apa yang akan

    dikatakan selanjutnya oleh Malaikat Ridwan.

    Malaikat Ridwan : Hai Ahli Ibadah I, kemanakah kamu sering melakukan

    Sholat berjamaah?

    Ahli Ibadah I : Saya sering mendatangi Musholla untuk berjamaah

  • Ya Malaikat Ridwan.

    Malaikat Ridwan : Dan kamu Ahli Ibadah II, kemana kamu melakukan

    Sholat berjamaah?

    Ahli Ibadah II : Saya selalu mendatangi Masjid-Masjid untuk sholat

    Berjamaah, ya Malaikat Ridwan.

    Kemudian Malaikat Ridwan diam dan mengangguk-anggukkan kepalanya, sambil tersenyum

    memandangi wajah kedua ahli ibadah yang mulai nampak tegang diwajahnya. Setelah itu dia

    berkata dengan suara yang agak diberat-beratkan.

    Malaikat Ridwan : Baiklah, setelah tadi kita sama-sama menyaksikan rekaman

    tentang amal perbuatan kalian berdua. Maka saya

    memutuskan yang berhak masuk kedalam Syurga terlebih

    dahulu adalah, Kamu hai ahli ibadah II.

    Mendengar keputusan itu.Ahli Ibadah I protes.

    Ahli Ibadah I : Bagaimana bisa seperti itu wahai Malaikat Ridwan?

    Dengan tenang Malaikat Ridwan menjawabnya.

    Malaikat Ridwan : Tahukah kamu ketika amal ibadah kalian berdua ditimbang.

    Saya melihat ada kejanggalan. Bahwa amal ibadah kamu

    Lebih ringan dari amal ibadahnya ahli ibadah II.

  • Ahli ibadah I kelihatan bimgung dan terheran-heran.

    Ahli Ibadah I : Bagaimana mungkin, Wahai Malaikat Ridwan. Saya tahu

    ahli ibadah II memang orang yang baik karena kami saling

    kenal dan bertetangga dengan baik. Kami sama-sama orang

    yang rajin beribadah. Karena kamipun sering sholat

    berjemaah bersama. Kadang kami duduk dan berkumpul

    dalam satu Majlis. Dan kami orang yang dimuliakan

    ditengah-tengah masyarakat.

    Malaikat Ridwan : Ya, saya tahu.Tapi ada satu ibadah sunnah yang jarang kamu

    lakukan.Sehingga nilai ibadah kamu Tidak mampu mengejar

    nilai ibadah, Ahli ibadah II.

    Ahli Ibadah I : Ibadah apakah itu wahai Malaikat Ridwan?

    Malaikat Ridwan : Sholat Sunnat Tahyatul Masjid.

    Ahli Ibadah I : ?????@

    Ahli Ibadah II : : ) : )

    *****

    Medan, 5 Juli 2011

    suaramenaraqalbu.blogspot.com