Upload
ristia-anggarini
View
196
Download
63
Embed Size (px)
DESCRIPTION
TAK MENGGAMBAR-EDELWEIS.doc
Citation preview
RENCANA PELAKSANAAN
RENCANA KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOKDI WISMA EDELWEISPSTW BUDILUHUR YOGYAKARTA
Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Profesi Stase Keperawatan Gerontik
Oleh:
DISUSUN OLEH :
Arika Mimanda 13/359171/KU/16494
Lailia Nuraini13/359167/KU/16490
Ristia Anggarini13/359170/KU/16493PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
RENCANA PELAKSANAANTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Latar Belakang
Proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan proses yang wajar akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur yang panjang. Proses tersebut menjadi cepat atau lambat bergantung pada masing-masing individu. Adapun proses ini akan mengalami hilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Contantinides, 1994).Terapi seni direkomendasikan sebagai suatu terapi untuk meningkatkan stimulasi, interaksi sosial, dan memperbaiki rasa percaya diri. Aktifitas menggambar / melukis memberi kesempatan mengekspresikan diri dan melatih membuat pilihan dengan memilih warna-warna yang akan dipakai dan membentuk karya sendiri. Holt dan Kaiser dalam Mukhlis (2011) mengatakan bahwa melalui aktifitas seni tersebut individu diasumsikan mendapat media paling aman untuk memfasilitasi komunikasi melalui eksplorasi pikiran, persepsi, keyakinan, dan pengalaman, khususnya emosi. Sehingga terapi ini dapat digunakan untuk menggali kenangan emosional masa lalu lansia yang menyenangkan sehingga gairah hidup lansia kembali meningkat.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan yang dapat diberikan untuk lanjut usia. Terapi kognitif dapat diberikan untuk menstimulasi kembali proses berfikir dari individu. Oleh karena itu terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab perawat. Seorang perawat harus mampu melaksanakan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan benar.
Syarat minimal untuk terapi kenangan:
Seseorang yang bersedia untuk menjadi pendengar yang aktif
Seseorang yang mempunyai kemampuan tentang teknik stimulasi kenangan
Sikap terapis seharusnya: Empati, toleran
Berfokus pada perjuangan emosional pasien
Profesional
Yang perlu dipertimbangkan dalam terapi kenangan:
Buatlah group kecil, 5-6 orang Kelompok seharusnya bertemu pada waktu dan tempat yang sma secara teratur
Kelompok bisa jangka pendek atau panjang
A. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal: Kamis, 10 April 2014Tempat: Wisma EdelweisWaktu
: 08.45-09.30 WIB
Durasi
: 45 menit
B. TEMA
Terapi Menggambar (Art Therapy)
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu klien meningkatkan komunikasi melalui menggambar.2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
b. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal
c. Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain
d. Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok
e. Klien dapat menceritakan pengalaman masa lalu yang menyenangkan melalui gambar yang dibuat.B. PELAKSANA
1. Leader
: Arika Mimanda2. Observer
: Lailia Nuraini3. Co-Leader
: Ristia AnggariniE. TUGAS PELAKSANA
4. Leader Memimpin jalannya Terapi Aktivitas Kelompok
Menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan Terapi Aktivitas Kelompok
Bertanggung jawab pada kelancaran kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok5. Observer
Mengamati jalannya kegiatan TAK
Mencatat hasil pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok
Mengevaluasi jalannya TAK
6. Co-Leader
Menyampaikan informasi dari Co-Leader ke leader tentang aktifitas klien
Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpangC. SASARAN
Peserta Terapi Aktivitas Kelompok adalah klien lansia yang berada di wisma Edelweis yang berjumlah 4 orang sebagai berikut :
NoNama PesertaUmur
1Sukardi
2Sunardi
3Arjo Santoso
4Hadi
5Nursikin
6
D. SETTINGKeterangan :
: peserta
: observer dan co-leader
: leader
H. INSTRUMEN
1. Kertas gambar2. Alat lukis (spidol, pastel, crayon)
E. LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Memilih klien untuk mengikuti TAKb. Membuat kontrak dengan kien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Leader, observer dan Co-Leader memberikan salam terapeutik
b. Leader memperkenalkan diri
c. Leader membuka dengan doa
d. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
e. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main
Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta ijin pada leader Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Tahap Kerja
Menciptakan suasana yang rileks/ santai pada klien.SESI I
a. Leader menjelaskan ulang aturan main sesi I dan memberi contoh
b. Peserta diminta mengambil sedotan yang dipegang oleh co leader.c. Peserta yang memperoleh sedotan bertanda hitam diminta untuk memperkenalkan diri.d. Ulangi a, dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan
SESI II
a. Leader menjelaskan ulang aturan main sesi II dan memberi contohb. Peserta diminta untuk menggambarkan orang, atau benda, atau situasi yang paling menyenangkan dalam hidupnya.c. Peserta diminta mengambil sedotan yang dipegang oleh co leader.d. Peserta yang memperoleh sedotan bertanda hitam diminta untuk memperkenalkan diri.e. Ulangi c dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliranc. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
3) Memberikan reinforcement positif pada klien
J. PERENCANAAN WAKTU
NoKegiatanWaktu
1Pembukaan 5 menit
2Kegiatan inti Sesi I10 menit
3Kegiatan inti sesi II25 menit
4Evaluasi 3 menit
6Penutup2 menit
Total waktu45 menit
K. ANTISIPASI
1. Jika ada klien lain yang datang dan ingin mengikuti kegiatan
Klien lain dipersilahkan untuk menonton dan tidak mengganggu jalannya kegiatan
Apabila klien diperkirakan mengganggu kegiatan, maka salah satu Co-Leader mengajak keluar klien tersebut dan memasukkan ke dalam kamarnya
2. Jika klien bosan dan tidak mau mengikuti kegiatan lagi
Co-Leader bertugas memberikan motivasi pada klien untuk mengikuti kegiatan sampai selesai, meskipun klien pasif
Apabila klien tetap ingin pergi, maka klien diperbolehkan meninggalkan kegiatan, dan Co-Leader menggantikan klien yang meninggalkan kegiatan tersebut
3. Jika klien ingin BAB/BAK
Salah satu Co-Leader mengantar klien BAB/BAK dan menungguinya sampai kembali ke tempat kegiatan
Co-Leader menganjurkan untuk BAB/BAK sebelum kegiatan dilakukan
L. EVALUASI1. Peserta kooperatif dan aktif mengikuti proses terapi menggambar.
2. Peserta merasa nyaman dapat meluapkan perasaan melalui gambar.
3. Peserta senang dapat bercerita kepada lansia lainnya melalui terapi menggambar.4. Hambatan yang dihadapi adalah peserta terlalu antusias dalam bercerita sehingga peserta agak sulit untuk diarahkan.M. REFERENSI
Chairani, Zul. 2013. Efektivitas Terapi Menggambar Untuk Meningkatkan Kebermaknaan Hidup Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIa Yogyakarta. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=122900&val=5556. Diakses pada 8 April 2014.Rachmawati, Elsa Yuli. Pengaruh Terapi Seni Menggambar Berkelompok terhadap Penurunan Tingkat Stres pada Lansia di Panti Sasan Tresna Hargo Dedali Surabaya. http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/209828252_abs.pdf. Diakses pada 8 April 2014.N. DOKUMENTASI
TERAPI SENI
Menggambar adalah salah satu terapi yang termasuk kedalam Art Therapy (Terapi Seni). Menurut AATA (American Art Therapy Association), terapi seni itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan terapeutik yang menggunakan proses kreatif dalam lukisan untuk menambah baik dan menyempurnakan fisikal, mental dan emosi individu dibawah semua peringkat umur. Secara sederhana terapi seni termasuk dalam kategori terapi ekspresif yang menggunakan media warna, kapur, pensil diintergerasikan dengan terapi psikoterapiutik dan teknik proses kreatif. Melalui terapi seni ini seseorang dapat memunculkan pengalaman bawah sadar dan dari situlah perasaan akan dapat terlihat. Pengalaman bawah sadar dan perasaan tersebut diekspresikan dalam bentuk kasar yang tidak beraturan. Material seni memiliki peran penting untuk memunculkan sadar dan ketidaksadaran seseorang. Bagian terpenting dalam terapi ini pada dasarnya adalah membuat sesuatu, proses membuatnya dan apa produknya.
Banyak pendekatan dan intervensi yang dapat diberikan dalam terapi ini, mulai dari menggambar, membuat suatu benda, bernyanyi dan bermain musik. Pendekatan tersebut disesuaikan dengan latar belakang permasalahan yang dialami lansia tersebut. Dengan demikian melalui terapi ini lansia tersebut diharapkan dapat memunculkan aspek-aspek yang terjadi pada alam bawah sadarnya sehingga dapat digali dan ditangani dengan metode yang tepat.
Ragam Terapi:1. Terapi seni dalam melukis atau menggambar2. Terapi seni dalam dance atau menari, dan
3. Terapi seni dalam memainkan alat musik, atau menyanyi.
Dari ketiga ragam terapi tersebut dapat diberikan sesuai kebutuhan atau juga bisa sesuai minat dari pasien yang akan diberikan terapi.
Terapan
Menurut Sourby (2006) ada 6 manfaat dari penerapan terapi seni, yaitu:
1. Menstimulasi partisipasi yang aktif.
2. Mendorong untuk mempelajari hal dan fungsi yang baru.
3. Mendorong munculnya kesempatan untuk sukses, menjadi positif dan menyenangkan didalam sosialisasi.
4. Meningkatkan kemandirian dan arah diri.
5. Meningkatkan kesadaran diri, dan
6. Memperkuat memori
Proses Terapi
1. Proses terapi seni melibatkan rangkaian integrasi energi yang di lepaskan oleh klien sebagai hasil dari interaksi dengan terapis. (Cox 1978)2. Tujuan utama dari terapi seni adalah faslitasi keterikatan kembali dengan masa lalu untuk di keluarkan.3. Proses fasilitasi ini membutuhkan kemampuan terapis untuk menerima dan mentoleransi semua hal yang terjadi selama proses terapi. (Tessa and Dalley, 1992)
Keunggulan dan Kelemahan Terapi Seni
1. Kelebihan Memberikan rasa nyaman kepada pasien.Dengan terapi seni, pasien dapat menuangkan apapun yang ada dalam pikirannya saat ini, perasaannya hingga hal-hal yang tidak dapat dikatakan secara langsung tanpa takut karena pasien tidak perlu berkomunikasi langsung yang dapat membuatnya merasa tidak nyaman.2. Kelemahan
a. Interpretasi image yang dibuat.Tidak semua gambar yang dihasilkan dari terapi seni dapat digunakan untuk interpretasi, bisa saja tidak bermakna apa-apa.b. WaktuWaktu yang digunakan untuk terapi tidak dapat diketahui secara pasti, bisa lama bisa juga hanya memerlukan waktu sebentar.c. RuanganUntuk melakukan terapi seni diperlukan ruangan khusus sehingga pasien akan merasa nyaman.
Ruangan wisma
1. Peserta sedang menggambar dengan menggunakan spidol dan pensil warna.
2. Salah satu peserta TAK sedang menceritakan hasil gambarnya kepada lansia lainnya.
8