3
 DIANRANA KATULISTIWA Jatuh Bangun Industri Batubara di Indonesia Tahun 2013 bukan merupakan tahun yang baik bagi usaha industri tambang batubara di Indonesia. Ratusan bahkan ribuan perusahaan tambang berskala kecil, marginnya semakin turun menuju titik terendah sehingga tidak mampu lagi melanjutkan operasi pekerjaan penambangan. Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, ada sebanyak 331 perusahaan batubara yang sudah tidak melakukan kegiatan produksi. Sementara saat ini yang berproduksi dan menjual batubara hanya berkisar 12 hingga 14 perusahaan. Artinya sekitar 331 perusahaan stop produksi. "Jadi saat ini dari 347 total perusahaan batubara di Jambi, yang berpr oduksi dan menjual hanya 12 hingga 14 perusahaan," menurut Kasi Bimbingan dan Konservasi Dinas ESDM Jambi, A. Salam. Padahal potensi cadangan batubara di Jambi masih cukup besar, dimana yang belum dieksplorasi mencapai 1,5 miliar juta ton sementara yang sudah diproduksi baru mencapai sekitar 50 juta to n. Perusahaan penambangan batubara di Kalimantan Tengah menyiasati lesunya pasar batubara dengan merumahkan sejumlah karyawan untuk me ngurangi biaya produksi, walaupun para karyawan tambang tersebut dirumahkan namun mereka masih tetap menerima gaji pokok. Berikut beberapa data perusahaan tambang Batubara di Kalimantan Tengah yang berusaha tetap bertahan dengan menjalankan program merumahkan karyawan. Perusahaan yang merumahkan karyawannya antara lain :  PT Asmin Koalindo Tahup (AKT). Perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Laung Tahup, Kabupaten Murung Raya merumahkan 1.200 orang karyawannya.  PT Indo Muro Kencana (IMK). Perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Tanah Siang Selatan, Kabupaten Murung memberhentikan 744 orang karyawannya.  PT Kalimantan Surya Kencana (KSK) beroperasi di Kabupaten Gunung Mas telah merumahkan sejumlah karyawannya. Pengusaha tambang batubara sekarang memilih untuk sementara “slowdown” tidak mengeksploit asi hasil tambangnya sambil menunggu kondisi pasar untuk bangkit kembali, ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Batubara Samarinda, Eko Priyatno. Lebih lanjut Eko Priyatno mengatakan, pemilik tambang Batubara membiarkan batubara tetap tersimpan dalam tanah agar kandungan kalorinya tidak menurun dan terbakar bila tersimpan di stockpile.

Tam Bang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pertambangan

Citation preview

  • DIANRANA KATULISTIWA

    Jatuh Bangun Industri Batubara di Indonesia

    Tahun 2013 bukan merupakan tahun yang baik bagi usaha industri tambang batubara di Indonesia.

    Ratusan bahkan ribuan perusahaan tambang berskala kecil, marginnya semakin turun menuju titik

    terendah sehingga tidak mampu lagi melanjutkan operasi pekerjaan penambangan.

    Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, ada sebanyak 331 perusahaan batubara yang sudah tidak melakukan kegiatan produksi. Sementara saat ini yang berproduksi dan menjual batubara hanya berkisar 12 hingga 14 perusahaan. Artinya sekitar 331 perusahaan stop produksi.

    "Jadi saat ini dari 347 total perusahaan batubara di Jambi, yang berproduksi dan menjual hanya 12 hingga 14 perusahaan," menurut Kasi Bimbingan dan Konservasi Dinas ESDM Jambi, A. Salam. Padahal potensi cadangan batubara di Jambi masih cukup besar, dimana yang belum dieksplorasi mencapai 1,5 miliar juta ton sementara yang sudah diproduksi baru mencapai sekitar 50 juta ton.

    Perusahaan penambangan batubara di Kalimantan Tengah menyiasati lesunya pasar batubara dengan merumahkan sejumlah karyawan untuk mengurangi biaya produksi, walaupun para karyawan tambang tersebut dirumahkan namun mereka masih tetap menerima gaji pokok.

    Berikut beberapa data perusahaan tambang Batubara di Kalimantan Tengah yang berusaha tetap bertahan dengan menjalankan program merumahkan karyawan. Perusahaan yang merumahkan karyawannya antara lain :

    PT Asmin Koalindo Tahup (AKT). Perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Laung Tahup, Kabupaten Murung Raya merumahkan 1.200 orang karyawannya.

    PT Indo Muro Kencana (IMK). Perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Tanah Siang Selatan, Kabupaten Murung memberhentikan 744 orang karyawannya.

    PT Kalimantan Surya Kencana (KSK) beroperasi di Kabupaten Gunung Mas telah merumahkan sejumlah karyawannya.

    Pengusaha tambang batubara sekarang memilih untuk sementara slowdown tidak mengeksploitasi hasil tambangnya sambil menunggu kondisi pasar untuk bangkit kembali, ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Batubara Samarinda, Eko Priyatno. Lebih lanjut Eko Priyatno mengatakan, pemilik tambang Batubara membiarkan batubara tetap tersimpan dalam tanah agar kandungan kalorinya tidak menurun dan terbakar bila tersimpan di stockpile.

  • DIANRANA KATULISTIWA

    "Saat ini sektor pertambangan batubara dalam kondisi kritis akibat terus turunnya harga komoditas batubara," ucap Ketua Komite Komersil Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Pandu Sjahrir. "Tercatat sekitar 5.700 karyawan perusahaan kontraktor yang sudah di-PHK selain itu kapasitas tidak terpakai (idle capacity) dari peralatan milik perusahaan kontraktor sebesar 20-25%, ini akan menambah potensi kredit macet yang akan merugikan perbankan nasional," jelas Pandu.

    Lesunya usaha industri tambang batubara di Indonesia jelas berdampak langsung terhadap perekonomian rakyat. Para karyawan tambang yang di-PHK atau dirumahkan, para supplier kebutuhan perusahaan tambang batubara pun mengalami kesulitan dalam menagih pembayaran atas barang barang yang sudah di supply terlebih dahulu. Penduduk sekitar lokasi tambang yang sudah rutin mendapatkan uang pemasukan dari perusahaan tambang pun tidak lagi menerima uang tersebut.

    Fee atau royalti terhadap land owner lokasi tambang tidak lagi diterima. Selama ini tambang yang selalu memberikan kontribusi terhadap Kas Pemerintah Daerah menjadi tersendat-sendat karena produksi tambang yang tidak lagi menghasilkan.

    Berikut adalah penyebab jatuhnya usaha tambang batubara di Indonesia:

    1. Harga pasar batubara yang rendah dan permintaan batubara yang semakin menurun. Indonesia merupakan eksportir terbesar dunia untuk batubara termal, yang sebagian besar digunakan untuk pembangkit listrik di Tiongkok dan India namun sejak bulan Januari 2013, harga batubara turun 30 persen. Harga batubara semakin redup. Batubara tergelincir, mengiring penurunan permintaan dari China. Permintaan batubara dari China melemah setelah berbagai industri di negeri tembok raksasa itu mengurangi produksinya. Kondisi ekonomi Eropa yang belum menentu turut memperburuk kinerja batubara di pasar komoditas dunia. Banyaknya stock batubara dunia yang melimpah karena produksi besar-besaran menyebabkan harga pasar batubara menjadi turun. Produksi batubara Australia mengalami kenaikan sebesar 11 %.

    2. Upaya menjatuhkan kegiatan ekspor batubara Indonesia. Jatuhnya harga batubara sejak beberapa bulan terakhir di nilai sebagian kalangan merupakan strategi luar negeri untuk menjatuhkan ekspor Indonesia. Ketua Masyarakat Pertambangan Indonesia (MPI), Herman Afif menyebutkan, harga batubara sejak beberapa bulan terakhir menginjak ke level 70 hingga 92 dollar per ton untuk jenis 50 kalori. Kondisi ini memunculkan sejumlah spekulasi dari berbagai kalangan adanya strategi dari luar negeri untuk mematikan industri batubara Indonesia dan Malaysia.

    3. Biaya produksi yang semakin meningkat. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendongkrak kenaikan biaya produksi dalam penambangan batubara sementara harga jual tidak bisa menutupi kenaikan biaya produksi tersebut. Bob Kamandanu, Komisaris PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), produsen batubara terbesar kelima menyatakan, dampak dari kenaikan biaya bahan bakar yang berkisar 30% dari komponen biaya produksi akan mempengaruhi margin perusahaan tambang. Untuk mengantisipasi penurunan margin laba, perusahaan lazimnya melakukan efisiensi, selain berharap harga batubara juga naik.

    4. Kebijakan Royalti yang membuat kondisi semakin sulit. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2012 tentang penerimaan negara bukan pajak sektor ESDM, saat ini tarif royalti batubara 3 persen, 5 persen dan 7 persen, bergantung pada nilai kalori yang diproduksi. Pemerintah akan menaikkan tarif royalti menjadi 13,5 persen, sama dengan tarif yang berlaku bagi pemegang PKP2B.

  • DIANRANA KATULISTIWA

    5. Kebijakan baru pemerintah tentang ekspor. Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara, ekspor mineral mentah seharusnya dihentikan mulai 12 Januari 2014. Perusahaan tambang harus mengolah bijih mineral tersebut di pabrik pemurnian (smelter) sebelum mengekspornya.

    Beberapa prediksi positif menyebutkan bahwa anjloknya batubara hanya bersifat sementara, artinya bila unsur-unsur yang mempengaruhi harga pasaran sudah membaik, maka harga batubara dunia pun akan terkatrol naik, bahkan beberapa pengusaha Indonesia menyikapi kondisi matinya kegiatan penambangan di Indonesia adalah saat yang tepat untuk memulai usaha Industri tambang batubara karena banyak lokasi tambang yang di jual murah dan nanti bila harga jual batubara sudah terkatrol, pemilik tambang kembali akan meraih margin yang besar.

    Seiring berkurangnya stok batubara dunia maka nantinya akan banyak peluang untuk mengekspor kembali batubara. Kondisi terpuruknya usaha industri batubara di respon oleh banyak kalangan sebagai hal yang lumrah karena harga batubara dunia memang kadang naik dan turun. Permasalahannya sekarang adalah bagaimana pengusaha-pengusaha batubara menyikapi kondisi sulit saat ini dengan beberapa strategi antisipasi agar bisa tetap bertahan.

    Narasumber : wartaekonomi.co.id; shnews.com; bakrieglobal.com Penulis : Kelik Sunarko Editor : Nunik Sumasni, Nova Agustin Photographer : M. Arief Maulana