18
Nama anggota: - Bayu Berry A. - Firda Ayu Amalia - Lintang Purnamasari - Fithriyani Rahmah TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Jasa assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Penyedia jasa assurance bersifat independen dan dianggap tida bias berkenaan dengan informasi yang diperiksa (Arens; 2011). Keyakinan (assurance) menunjukkan tingkat kepastian yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa kesimpulannya yang dinyatakan dalam laporannya adalah benar. Tingkat keyakinan yang dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti. Semakin banyak jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi tingkat keyakinan yang dicapai oleh auditor. Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tanggungjawab manajemen yaitu untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang sehat, menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai serta membuat berbagai penyajian laporan keuangan secara wajar. Auditor memiliki tanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah terbebas

Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

Nama anggota:- Bayu Berry A.- Firda Ayu Amalia- Lintang Purnamasari- Fithriyani Rahmah

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

Jasa assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan kualitas

informasi bagi para pengambil keputusan. Penyedia jasa assurance bersifat independen dan

dianggap tida bias berkenaan dengan informasi yang diperiksa (Arens; 2011). Keyakinan

(assurance) menunjukkan tingkat kepastian yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh

auditor bahwa kesimpulannya yang dinyatakan dalam laporannya adalah benar. Tingkat

keyakinan yang dapat dicapai oleh auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti. Semakin

banyak jumlah bukti kompeten dan relevan yang dikumpulkan, semakin tinggi tingkat

keyakinan yang dicapai oleh auditor.

Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk

menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil

usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan

tanggungjawab manajemen yaitu untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang sehat,

menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai serta membuat berbagai penyajian

laporan keuangan secara wajar.

Auditor memiliki tanggungjawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah

terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun

oleh kecurangan.

Profesi akuntan publik terkait erat dengan tipe pemeriksaan akuntan. Profesi akuntan

publik (auditor independen)  memiliki tangggung jawab yang sangat besar dalam mengemban

kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat (publik).

A. Atestasi

Standar Atestasi

Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen

dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material,

dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa atestasi merupakan salah satu kategori jasa

Page 2: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

assurance yang diberikan oleh akuntan public. Adalah jenis jasa di mana KAP mengeluarkan

laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan oleh pihak lain. Penugasan atestasi

adalah penugasan yang di dalamnya akuntan publik dikontrak untuk

menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan kesimpulan mengenai keandalan asersi-

asersi dalam sutau organisasi atau perusahaan.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi: pemeriksaan (examination),

review, dan prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures). Salah satu tipe pemeriksaan

adalah audit atas laporan keuangan historis yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

Standar Umum Atestasi

1. Standar umum pertama adalah perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau

lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan tiknis cukup dalam fungsi atestasi.

2. Standar umum kedua adalah perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau

lebih yang memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.

3. Standar umum ketiga berbunyi praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia

memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada :

a. Asersi dapat dinilai dengan kritera rasional, baik yang telah ditetapkan oleh badan

yang diakui atau yang dinyatkan dalam penyajian asersi tersebut dengan cara cukup

jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu memahaminya

b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional dengan

menggunakan kriteria tersebut.

4. Standar umum yang keempat adalah dalam semua hal yang bersangkutan dengan

perikatan, sikap mental independen harus dipertahankan oleh praktisi.

5. Standar umum yang kelima adalah kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh

praktisi dalam melaksanakan perikatan, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan

pelaksanaan perikatan tersebut.

Standar Pekerjaan Lapangan Atestasi

1. Standar pekerjaan lapangan pertama adalah pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya

dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Standar pekerjaan lapangan kedua adalah bukti yang cukup harus diperoleh untuk

memberikan dasar rasional bagi simpulan yang dinyatakan dalam laporan.

Page 3: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

Standar Pelaporan

1. Standar pelaporan pertama adalah laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan

menyatakan sifat perikatan atestasi yang bersangkutan.

2. Standar pelaporan kedua adalah laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai

apakah asersi disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang

dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.

3. Standar pelaporan ketiga adalah laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi

yang signifikan tentang perikatan dan penyajian asersi.

4. Standar pelaporan yang keempat adalah laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi

suatu asersi yang disusun berdasarkan kriteria yang disepakati atau berdasarkan suatu

perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu pernyataan

tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak yang menyepakati

kriteria atau prosedur tersebut.

B.     Audit

Pendahuluan

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk

menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan

pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan

pendapat.

Standar Auditing

a. Standar umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan

teknis yang cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental

harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan

kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

Page 4: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh unutk merencanakan

audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan

pendapat atas laporan keungan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak konsistenan

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan

dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali

dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan

secara keseluruhan atau suatu asersi1 bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan

auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang

dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Perbedaan Tanggung Jawab Auditor Independen Dengan Manajemen

1. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk

memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji

material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

2. Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab auditor

adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Manajemen bertanggung

jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk membangun dan

memelihara pengendalian intern yang akan, di antaranya, mencatat, mengolah,

meringkas, dan melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dan kondisi) yang konsisten

dengan asersi manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan.

Page 5: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

Persyaratan Profesional

1. Persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang

memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen. Mereka

tidak termasuk orang yang terlatih untuk atau berkeahlian dalam profesi atau jabatan

lain.

2. Auditor independen harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan prosedur

audit yang diperlukan sesuai dengan keadaan, sebagai basis memadai bagi pendapatnya.

Pertimbangannya harus merupakan pertimbangan berbasis informasi dari seorang

profesional yang ahli.

Tanggung Jawab Terhadap Profesi

Auditor independen juga bertanggung jawab terhadap profesinya, tanggung jawab untuk

mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan seprofesinya.

d. Kompilasi dan Review

Review Laporan Keuangan

Review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan

tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang

moderat atau sedang terhadap review atas laporan keuangan jika dibandingkan dengan

tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih sedikit bukti yang diperlukan.

Sebuah review seringkali telah dianggap memadai untuk memenuhi kebutuhan pengguna

laporan keuangan. Banyak perusahaan nonpublic menggunakan opsi atestasi ini untuk

memberikan kepastian yang moderat atas laporan keuangannya tanpa harus menanggung

biaya audit. Tujuan dari penugasan review atas laporan keuangan perusahaan nonpublik

adalah melaksanakan tanya-jawab dan prosedur analitis, yang memberikan akuntan dasar

yang memadai guna menyatakan keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi material

yang harus dibuat pada laporan agar sesuai dengan GAAP (atau OCBOA, jika dapat

diterapkan). Akuntan harus mempunyai pengetahuan tentang prinsip dan praktik akuntansi

yang digunakan oleh industri serta pengetahuan tentang perusahaan itu, organisasi dan

karakteristik operasinya,serta sifat aktiva,kewajiban, pendapatan, dan beban yang mendukung

penggunaan pengajuan pertanyaan serta prosedur analitis secara efektif.

AR 100.30 menyatakan bahwa review tidak dimaksudkan untuk mendapatkan

pemahaman tentang pengendalian internal atau menilai risiko pengendalian, menguji catatan

Page 6: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

akuntansi dan menanggapi pertanyaan dengan mendapatkan bukti-bukti yang mendukung,

serta prosedur lain yang biasanya dilaksanakan selama audit.

Kompilasi Laporan Keuangan

Tujuan dari penugasan kompilasi adalah menyajikan dalam bentuk informasi laporan

keuangan yang merupakan representasi manajemen, tanpa harus menyatakan suatu keyakinan

atas laporan itu.Penugasan kompilasi diarahkan guna membantu manajemen dalam penyiapan

informasi keuangan dan bukan memberikan keyakinan tentang apakah informasi itu telah

bebas dari salah saji yang material. Akibatnya, penting bagi auditor untuk mendapatkan

pemahaman dengan klien mengenai tujuan dari penugasan itu dan fakta bahwa kompilasi

tidak dapat diandalkan untuk menemukan kesalahan atau kecurangan.

Ketika melaksanakan kompilasi, AR 100.12 menyatakan bahwa akuntan tidak

diwajibkan untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan prosedur lain guna

memperivikasi, mendukung, atau mereview informasi yang diberikan oleh entitas itu.

D.    Laporan Keuangan Prospektif

Pelaporan tentang Informasi Keuangan Prospektif

Informasi keuangan prospektif pada umumnya akan diberikan dalam penawaran

obligsi dan sekuritas lainnya kepada publik.Bank serta lembaga pemberi pinjaman lainnya

seringkali meminta proyeksi laba masa depan dalam memberikan kredit kepada para pribadi

dan perusahaan, serta lembaga pemerintah yang terkadang meminta prakiraan atas

pemohonan hibah dan kontrak pemerintah.Untuk mempertinggi realibilitas informasi

keuangan prospektif, akuntan publik dapat diminta untuk terlibat dengan data itu.

Jenis Informasi Keuangan Prospektif

AT 200.06 mengakui dua jenis informasi keuangan prospektif, yaitu:

1. Prakiraan Keuangan. Laporan prospektif yang menyajikan yang terbaik dari

pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan, hasil

operasi, dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas.

2. Proyeksi Keuangan, Laporan keuangan prospektif yang menyajikan, yang terbaik dari

pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, dengan satu atau lebih

asumsi hipotesis, posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas yang diharapkan dari suatu

entitas.

Page 7: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

Laporan Standar atas Laporan Keuangan Prospektif

Menurut AT 200.31 menetapkan bahwa laporan standar akuntan publik atas pemeriksaan

laporan keuangan prospektif harus mencakup :

1. Suatu identifikasi dari laporan keuangan prospektif yang disajikan.

2. Suatu pernyataan bahwa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif telah dilakukan

sesuai dengan standar AICPA dan uraian singkat tentang sifat pemeriksaan tersebut.

3. Pendapat akuntan bahwa laporan keuangan prospektif telah disajikan sesuai dengan

pedoman penyajian AICPA dan asumsi yang mendasarinya telah memberikan dasar yang

memadai untuk membuat prakiraan atau dasar yang layak untuk menetapkan proyeksi

menurut asumsi-asumsi hipotesis.

4. Suatu peringatan bahwa hasil-hasil prospektif mungkin tidak dapat tercapai.

5. Suatu pernyataan bahwa akuntan tidak memikul tanggung jawab untuk memutakhirkan

laporan tentang peristiwa dan situasi yang terjadi sesudah tanggal laporan.

e. Pengendalian Mutu

Hubungan Standar Auditing Dengan Standar Pengendalian Mutu

1. Dalam penugasan audit, auditor independen bertanggung jawab untuk mematuhi standar

auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Seksi 202 Aturan Etika

Kompartemen Akuntan Publik  mengharuskan anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang

berpraktik sebagai auditor independen mematuhi standar auditing jika berkaitan dengan

audit atas laporan keuangan.

2. Kantor akuntan publik juga harus mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia dalam pelaksanaan audit. Oleh karena itu, kantor akuntan publik

harus membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk memberikan

keyakinan memadai tentang kesesuaian penugasan audit dengan standar auditing yang

ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Sifat dan luasnya kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik tergantung atas faktor-

faktor tertentu, seperti ukuran kantor akuntan publik, tingkat otonomi yang diberikan

kepada karyawan dan kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, serta

pertimbangan biaya-manfaat.

3. Standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia berkaitan dengan

pelaksanaan penugasan audit secara individual; standar pengendalian mutu berkaitan

dengan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan. Oleh karena

itu, standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan standar pengendalian

Page 8: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang

diterapkan oleh kantor akuntan publik berpengaruh terhadap pelaksanaan penugasan

audit secara individual dan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara

keseluruhan.

f. Peraturan Menteri Keuangan, UU Pasar Modal dan Peraturan Bapepam,

Peraturan Bank Indonesia

Peraturan Menteri Keuangan Tentang Jasa Akuntan Publik

1. Ketentuan umum

2. Bidang jasa :

a. Jenis jasa

b. Pembatasan masa pemberian jasa

3. Akuntan publik :

a. Perizinan

b. Penghentian pemberian jasa akuntan publik untuk sementara waktu atas permintaan

sendiri

c. Pengaktifan izin akuntan publik yang dikenakan sanksi pembekuan izin,

d. Pengunduran diri dan tidak berlakunya izin,

4. Kantor akuntan publik :

a. Bentuk badan usaha,

b. Perizinan,

c. Cabang KAP,

d. Penggunaan nama kantor,

e. Pengaktifan kembali izin KAP dan izin pembukaan cabang KAP yang dikenakan

sanksi pembekuan,

5. Kerjasama dengan KAPA dan OAA :

a. Kerjasama dan pencantuman nama,

b. Persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA,

6. Pembinaan dan pengawasan :

a. Pembinaan,

b. Pengawasan,

c. Asosiasi profesi,

7. Sanksi ;

Page 9: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

8. Ketentuan peralihan ;

9. Ketentuan penutup.

UU Pasar Modal dan Peraturan Bapepam tentang independensi akuntan yang

memberikan jasa audit di pasar modal (Peraturan No. VIII.A.2)

1. Definisi

2. Jangka waktu periode penugasan professional

3. Dalam memberikan jasa professional, khususnya dalam memberikan opini atau

penilaian, akuntan wajib senantiasa mempertahankan sikap independen. Akuntan tidak

independen apabila selama periode audit dan selama periode penugasan profesionalnya,

baik akuntan, kantor akuntan publik, maupun orang dalam kantor akuntan public :

a. Mempunyai kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung yang material pada

klien

b. Mempunyai hubungan pekerjaan dengan klien;

c. Mempunyai hubungan usaha secara langsung atau tidak langsung yang material

dengan klien, atau dengan karyawan kunci yang bekerja pada klien, atau dengan

pemegang saham utama klien;

d. Memberikan jasa-jasa non-audit kepada klien;

e. Memberikan jasa atau produk kepada klien dengan dasar Fee kontinjen atau komisi,

atau menerima Fee kontinjen atau komisi dari klien;

4. Sistem pengendalian mutu;

5. Pembatasan penugasan audit;

6. Ketentuan peralihan;

7. Ketentuan penutup.

Peraturan Bank Indonesia

1. Umum

2. Persyaratan dan tata cara permohonan pendaftaran Kantor Akuntan Publik dan Akuntan

Publik

3. Komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Akuntan Publik, Dewan Pengawas Syariah

dan Bank Indonesia

4. Sanksi

5. Alamat pendaftaran Akuntan Publik dan pelaporan

6. Lain-lain

Page 10: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

7. Ketentuan peralihan

8. Penutup.

Contoh Kasus :

Sembilan KAP yang dianggap melakukan koalisi dengan kliennya

Jakarta, 19 April 2001. Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak kepolisian

mengusut Sembilan Kantor Akuntan Publik, yang berdasarkan laporan Badan Pengawas

Keuangan (BPKP), diduga telah melakukan kolusi dengan pihak bank yang pernah

diauditnya antara tahun 1995–1997. Koordinator ICW Teten Masduki kepada wartawan di

Jakarta pada hari Kamis mengungkapkan, berdasarkan temuan BPKP, Sembilan dari sepuluh

KAP yang melakukan audit terhadap sekitar 36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan

pemeriksaan sesuai dengan standar audit. Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan

kenyataannya sehingga akibatnya mayoritas bank – bank yang diaudit tersebut termasuk di

antara bank – bank yang dibekukan kegiatan usahanya oleh pemerintah sekitar tahun 1999.

Kesembilan KAP tersebut adalah AI & R, HT & M, H & R, JM & R, PU & R, RY , S & S,

SD &R, dan RBT & R. “Dengan kata lain, kesembilan KAP itu telah menyalahi etika profesi.

Kemungkinan ada kolusi antara kantor akuntan publik dengan bank yang diperiksa untuk

memoles laporannnya sehingga memberikan laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan.”

ujarnya. Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan memberikan laporan kepada pihak

kepolisian untuk melakukan pengusutan mengenai adanya tindak kriminal yang dilakukan

kantor akuntan publik dengan pihak perbankan. ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan

sekedar “human error” atau kesalahan dalam penulisan laporan keungan yang tidak disengaja,

tetapi kemungkinan ada berbagai penyimpangan dan pelanggaran yang coba ditutupi dengan

melakukan rekayasa akuntansi. Teten juga menyayangkan Dirjen Lembaga Keuangan tidak

melakukan tindakan administratif meskipun pihak BPKP telah menyampaikan laporannya,

karena itu kemudian ICW mengambil inisiatif untuk mengekspos laporan BPKP ini karena

kesalahan sembilan KAP itu tidak ringan. “Kami mencurigai kesembilan KAP itu telah

melanggar standar audit sehingga menghasilkan laporan yang menyesatkan masyarakat,

misalnya mereka memberi laporan bank tersebut sehat ternyata dalam waktu singkat

bangkrut. Ini merugikan masyarakat. Kita mengharapkan ada tindakan administratif dari

Departemen Keuangan misalnya mencabut izin kantor akuntan publik itu.” tegasnya.

Menurut Teten, ICW juga sudah melaporkan tindakan dari kesembilan KAP tersebut kepada

Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya

dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi akuntan.

Page 11: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

ANALISA:

Dalam kasus tersebut ditemukan KAP yang melakukan audit terhadap sekitar 36 bank

bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar audit. KAP

tersebut telah melakukan penyimpangan terhadap tujuan profesi akuntansi, yaitu

memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai

tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Dalam kasus

diatas, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode etik profesi akuntan.

- Kode etik pertama yang dilanggar yaitu prinsip pertama tentang tanggung jawab profesi.

Prinsip tanggung jawab profesi ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai pemberi

jasa professional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa mereka termasuk

masyarakat dan juga pemegang saham. Dalam kasus ini, dengan menerbitkan laporan

palsu, maka akuntan telah menyalahi kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada

mereka selaku orang yang dianggap dapat dipercaya dalam penyajian laporan keuangan.

- Kode etik kedua yang dilanggar yaitu prinsip kepentingan publik.

Prinsip kepentingan publik adalah setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa

bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,

dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Dalam kasus ini, para akuntan

dianggap telah menghianati kepercayaan publik dengan penyajian laporan keuangan

yang direkayasa.

- Kode etik yang ketiga yang dilanggar yaitu prinsip integritas. Prinsip integritas yaitu

untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus

memenuhi tanggung jawab profesionalnya, dengan integritas setinggi mungkin. Dalam

hal ini, sembilan KAP tersebut tidak bersikap jujur dan berterus terang kepada

masyarakat umum dengan melakukan koalisi dengan kliennya.

- Kode etik keempat yang dilanggar yaitu prinsip objektifitas. Prinsip objektifitas yaitu

setiap anggota harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam

pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dalam kasus ini, sembilan KAP dianggap tidak

objektif dalam menjalankan tugas. Mereka telah bertindak berat sebelah yaitu,

mengutamakan kepentingan klien dan mereka tidak dapat memberikan penilaian yang

adil, tidak memihak, serta bebas dari benturan kepingan pihak lain. Dalam hal ini,

mereka telah bertindak berat sebelah yaitu mengutamakan kepentingan klien dan mereka

Page 12: Tanggung Jawab Akuntan Publik-tugas 1

tidak dapat memberikan penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari benturan

kepentingan pihak lain. Seharusmya KAP tersebut harus bertanggung jawab kepada

semua pemakai jasa profesional mereka, selain itu KAP juga harus bertanggung-

jawab terhadap kepentingan publik. Untuk memelihara dan meningkatkan

kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab

profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. KAP harus menjaga

obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban

profesionalnya. Setiap KAP harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan

standar teknis dan standar proesional yang relevan.