Upload
jerrod-wilson
View
16
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Prinsip utama dalam penatalaksanaan pada pasien dengan persalinan lama
Citation preview
A. Tatalaksana
Prinsip utama dalam penatalaksanaan pada pasien dengan persalinan lama adalah
mengetahui penyebab kondisi persalinan lama itu sendiri. Persalinan lama adalah
sebuah akibat dari suatu kondisi patologis. Pada akhirnya, setelah kondisi patologis
penyebab persalinan lama telah ditemukan, dapat ditentukan metode yang tepat dalam
mengakhiri persalinan. Apakah persalinan tetap dilakukan pervaginam, atau
akandilakukan per abdominam melalui seksio sesarea.
Secara umum penyebab persalinan lama dibagi menjadi dua kelainan yaitu
disproporsi sefalopelvik dan disfungsi uterus (gangguan kontraksi). Adanya
disproporsi sefalopelvik pada pasien dengan persalinan lamamerupakan indikasi
utnuk dilakukannya seksio sesarea. Disproporsi sefalopelvik dicurigai bila dari
pemeriksaan fisik diketahui ibu memiliki faktor risiko panggul sempit (misal: tinggi
badan < 145 cm, konjugata diagonalis < 13 cm) atau janin diperkirakan berukuran
besar (TBBJ > 4000gram, bayi dengan hidrosefalus, riwayat berat badan bayi
sebelumnya yang > 4000 gram). Bila diyakini tidak ada disproporsi sefalopelvik,
dapat dilakukan induksi persalinan.
Pada kondisi fase laten berkepanjangan, terapi yang dianjurkan adalh menunggu. Hal
ini dikarenakan persalinan semu sering kali didiagnosa sebagai fase laten
berkepanjangan. Kesalahan diagnosa ini dapat menyebabkan induksi atau percepatan
persalinan yang tidak perlu yang mungkin gagal. Dan belakangan dapat menyebabkan
seksio sesaria yang tidak perlu. Dianjurkan dilakukan observasi selama 8 jam. Bila his
berhenti maka ibu dinyatakan mengalami persalinan semu, bila his menjadi teratur
dan bukaan serviks menjadi lebih dari 4 cm maka pasien dikatakan berada dalam fase
laten. Pada akhir masa observasi 8 jam ini, bila terjadi perubahan dalam penipisan
serviks atau pembukaan serviks, maka pecahkan ketuban dan lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin. Bila ibu tidak memasuki fase aktif setelah delapan jam
infus oksitosin, maka disarankan agar janin dilahirkan secara seksio sesarea.
Pada kondisi fase aktif memanjang, perlu dilakukan penentuan apakah kelainan yang
dialami pasien termasuk dalam kelompok protraction disorder (partus lama) atau
arrest disorder (partus tak maju). Bila termasuk dalam kelompok partus tak maju,
maka besar kemungkinan ada disproporsi sefalopelvik. Disarankan agar dilakukan
seksion sesarea. Bila yang terjadi adalah partus lama, maka dilakukan penilaian
kontraksi uterus. Bila kontraksi efisien (lebih dari 3 kali dalam 10 menit dan lamanya
lebih dari 40 detik), curigai kemungkinan adanya obstruksi, malposisi dan
malpresentasi. Bila kontraksi tidak efisien, maka penyebabnya kemungkinan adalah
kontraksi uterus yang tidak adekuat. Tatalaksana yang dianjurkan adalah induksi
persalinan dengan oksitosin.
Pada kondisi Kala II memanjang, perlu segera dilakukan upaya janin. Hal ini
dikarenakan upaya pengeluaran janin yang dilakukan oleh ibu dapat meningkatkan
risiko berkurangnya aliran darah ke plasenta. Yang pertama kali harus diyakini pada
kondisi kala II memanjang adalah tidak terjadi malpresentasi dan obstruksi jalan lahir.
Jika kedua hal tersebut tidak ada, maka dapat dilakukan percepatan persalinan dengan
oksitosin. Bila percepatan dengan oksitosin tidak mempengaruhi penurunan
janin, maka dilakukan upaya pelahiran janin. Jenis upaya pelahiran tersebut
tergantung pada posisi kepala janin. Bila kepala janin teraba tidak lebih dari 1/5 diatas
simfisis pubis atau ujung penonjolan kepala janin berada di bawah station 0, maka
janin dapat dilahirkan dengan ekstraksi vakum atau dengan forseps. Bila kepala janin
teraba diantara 1/5 dan 3/5 diatas simfisi pubis atau ujung penonjolan tulang kepala
janin berada diantara station ) dan station -2, maka janin dilahirkan dengan ekstraksi
vakum dan simfisiotomi. Namun jika kepala janin teraba lebih dari 3/5 diatas simfisi
pubis atau ujung penonjolan tulang kepala janin berada diatas station -2, maka janin
dilahirkan secara seksio sesaria.