8
Pencegahan Secara umum pencegahan obesitas anak adalah dengan memberikan pengertian, memperbaiki pola asuhan makan, meningkatkan kegiatan aktivitas fisik, mengenalkan pendidikan gizi sedini mungkin di sekolah, membatas promosi makanan tidak sehat, melakukan inovasi produk makanan dan deteksi dini obesitas pada anak. Dari aspek endokrin, upaya yang erat hubungannya adalah : Memperbaiki pola makan agar sejak masa bayi anak tidak dirangsang nutrien-nutrien yang meningkatkan kadar insulin (insulinogenik) yang memudahkan terjadinya resistensi insulin seperti gula-gula sederhana dan lemak bebas. Meningkatkan aktivitas fisik agar terjadi keseimbangan insulin dengan counter regulatory hormon dan peningkatan oksidasi lemak yang ditimbun. Membuat produk makanan yang kurang efek insulinogenik tetapi cukup mengandung kalori, tidak tinggi lemak dan mempunyai rasa yang disukai anak. Hal-hal tersebut di atas diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap penurunan kejadian obesitas primer pada anak. Meskipun kelainan genetik yang mendasarinya masih belum jelas, tetapi untuk obesitas sekunder pada anak pencegahannya dapat diupayakan dengan bimbingan/konsultasi genetik. Penatalaksaan Obesitas Pada Anak

Tatalaksana Obesitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu Kesehatan Anak

Citation preview

Page 1: Tatalaksana Obesitas

Pencegahan

Secara umum pencegahan obesitas anak adalah dengan memberikan pengertian,

memperbaiki pola asuhan makan, meningkatkan kegiatan aktivitas fisik, mengenalkan

pendidikan gizi sedini mungkin di sekolah, membatas promosi makanan tidak sehat, melakukan

inovasi produk makanan dan deteksi dini obesitas pada anak.

Dari aspek endokrin, upaya yang erat hubungannya adalah :

Memperbaiki pola makan agar sejak masa bayi anak tidak dirangsang nutrien-nutrien

yang meningkatkan kadar insulin (insulinogenik) yang memudahkan terjadinya resistensi

insulin seperti gula-gula sederhana dan lemak bebas.

Meningkatkan aktivitas fisik agar terjadi keseimbangan insulin dengan counter

regulatory hormon dan peningkatan oksidasi lemak yang ditimbun.

Membuat produk makanan yang kurang efek insulinogenik tetapi cukup mengandung

kalori, tidak tinggi lemak dan mempunyai rasa yang disukai anak.

Hal-hal tersebut di atas diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap penurunan

kejadian obesitas primer pada anak. Meskipun kelainan genetik yang mendasarinya masih belum

jelas, tetapi untuk obesitas sekunder pada anak pencegahannya dapat diupayakan dengan

bimbingan/konsultasi genetik.

Penatalaksaan Obesitas Pada Anak

Prinsip tatalaksana anak dengan obesitas adalah menguurangi asupan energi serta

meningkatkan keluaran energi dengan cara menentukan target berat badan, pengaturan diet,

peningkatan aktifitas fisik dan mengubah atau memodifikasi pola hidup. Tujuan tatalaksana

obesitas adalah mengurangi indeks massa tubuh dan massa lemak, menormalkan toleransi

glukosa, konsentrasi lemak plasma, fungsi ginjal, hepar dan tekanan darah; mencegah atau

mengatasi komorbiditas akut dan kronik.

1. Target Penurunan Berat Badan

Anak dengan obesitas ditetapkan target penurunan badannya berdasarkan usia, derajat

obesitas, serta ada atau tidaknya penyakit penyerta/komplikasi. Rekomendasi yang

dianjurkan dari American Academy of Pediatric yakni :

Umur Kategori IMT

Target BB untuk memperbaiki persentil IMT

Tahap Awal Intervensi

Tahap Intervensi Tertinggi

Page 2: Tatalaksana Obesitas

< 2 th

BB menurut TB Tidak diterapkan Konseling pencegahan

Konseling pencegahan

2-5 th

P 5-84 atau P 85-94 tanpa resiko

Pertahankan kecepatan BB

Konseling pencegahan

Konseling pencegahan

P 85-94 dengan resiko

Pertahankan BB atau penambahan BB lambat

Pencegahan Plus (Tahap 1)

SWM (Tahap 2)

P ≥ 95 Pertahankan BB (Penurunan BB 0,5 kg/bulan jika IMT 21 atau 22 kg/m2)

Pencegahan Plus (Tahap I)

CMI (Tahap 3)

6-11 th

P 5-84 atau P 85-94 tanpa resiko

Pertahankan kecepatan BB

Konseling pencegahan

Konseling pencegahan

P 85-94 dengan resiko

Pertahankan BB Pencegahan Plus (Tahap 1)

SWM (Tahap 2)

P 95-99 Penurunan BB bertahap (0,5 kg/bulan)

Pencegahan Plus (Tahap 1)

CMI (Tahap 3)

P ≥ 99 Penurunan BB maksimal 1 kg/minggu

Pencegahan Plus (Tahap 1) atau Tahap 2 atau 3 jika ada motivasi keluarga

TCI (Tahap 4) jika memungkinkan

12-18 th

P 5-84 atau P 85-94 tanpa resiko

Pertahankan kecepatan BB, setelah pertumbuhan linier lengkap, pertahankan BB

Konseling Pencegahan

Konseling Pencegahan

P 85-94 dengan resiko

Pertahankan BB atau penurunan BB bertahap

Pencegahan Plus (Tahap 1)

SWM (Tahap 2)

P 95-99 Penurunan BB maksimal 1 kg/minggu

Pencegahan Plus (Tahap 1)

TCI (Tahap 4) jika memungkinkan

P ≥ 99 Penurunan BB maksimal1 kg/minggu

Pencegahan Plus (Tahap 1) atau tahap 2 atau 3 jika ada motivasi pasien atau keluarga

TCI (Tahap 4) jika memungkinkan)

a) Tahap 1 (Pencegahan Plus)

Anak dengan obesitas atau overweight beserta keluarganya diarahkan pada ola

makan dasar yang sehat serta kebiasaan aktivitas dasar yang sehat. Tahap ini

merupakan strategi pencegahan obesitas. Dampaknya adalah perbaikan IMT.

b) Tahap 2 (Structured Weight Management)

Perbedaannya dengan tahap 1 adalah target perilaku lebih sedikit dan lebih

banyak pada dukungan dan struktur yang diarahkan untuk mencapai target

perilaku tersebut.

Page 3: Tatalaksana Obesitas

c) Tahap 3 (Comprehensive Multidisciplinary Intervention)

Pada tahap ini ditingkatkan intensitas perubahan perilaku, frekuensi kunjungan

dan spesialis yang terlibat untuk mengoptimalkan dukungan terhadap perubahan

perilaku. Umumnya jenis program ini tidak dilakukan pada pelayanan kesehatan

primer. Tujuan pola makan dan aktifitas umumnya sama dengan tahap 2.

d) Tahap 4 (Tertiary Care Intervention)

Tahap ini merupakan tahap intervensi intensif yang ditujukan pada remaja yang

mengalami obesitas berat. Remaja ini harus sudah menjalani tahap 3, sudah cukup

matang untuk memahami resiko yang ada, dan mau mempertahankan aktivitas

fisik serta intervensi tambahan berupa diet sehat dengan perilaku yang sesuai.

2. Diet

Dibawah usia 2 tahun tidak dianjurkan diet, akan tetapi pada anak dengan usia di atas 2

tahun dengan adanya komplikasi penurunan berat badan secara berkala

direkomendasikan. Terdapat berbagai pendapat mengenai cara dan batasan restriksi kalori

pada anak dengan obesitas. Penurunan berat badan pada 20 % anak dengan obesitas dapat

dicapai dengan hanya melakukan restriksi beberapa makanan tertentu seperti soda, jus

dan kelebihan susu dari dietnya. Peran keluraga sangat besar dalam merubah pola makan

yang sehat, sebaiknya makanan dengan kalori yang tinggi dihindarkan seperti es krim,

makanan gorengan, chips, dan lain-lain bahkan dengan hanya mengurangi asupan

makanan sebanyak 100 kkal perhari dapat mengurangi sekitar 5 kg pertahunnya.

3. Aktivitas Fisik

Anak-anak maupun orang dewasa seharusnya mempunyai aktivitas yang cukup untuk

mempertahankan berat badan idealnya. Bagi pre adolesen dan remaja kegiatan seperti

kelas aerobik, sepeda statis serta treadmils sering merupakan kegiatan yang

membosankan sehingga sulit untuk diikuti secara teratur, akibatnya kegiatan seperti ini

tidak dapat diharapkan keberhasilannya dalam menurunkan berat badan. Untuk itu,

beberapa cara lain dapat dipakai untuk meningkatkan aktivitas, yang paling sederhana

adalah mengurangi kegiatan diam seperti menonton TV. American Academy of Pediatrics

menganjurkan untuk menonton TV hanya 1-2 jam per hari. Dengan menghindari

menonton televisi, bermain video games dan komputer akan meningkatkan kegiatan yang

banyak geraknya. Peningkatan aktivitas berikutnya adalah dengan mengikuti aktivitas

Page 4: Tatalaksana Obesitas

berkelompok dengan pelatih, hal ini walau mulanya sulit tetaapi bisa menjadi kegiatan

yang menyenangkan untuk anak. Kegiatan olahraga seperti berenang, beladiri, basker

dapat dianjurkaan selama hal ini tidak dipaksakan. Motivasi dalam keluarga sangat

berpengaruh bagi anak untuk mengikuti aktivitas fisik ini. Penelitian memperlihatkan

bahwa penurunan berat badan akan lebih mudah dicapai bila dikombinasikan dengaan

olahraga dibandingkan dengan diet saja.

4. Perubahan Sikap/Behavioural Therapy

Behavioural therapy sangat penting dalam keberhasilan terapi obesitas walaupun

sangat menyita waktu. Modifikasi perubahan sikap secara signifikan meningkatkan

keberhasilan terapi obesitas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Modifikasi

perubahan sikap ini tidak hanya menyangkut asupan makanan dan peningkatan aktivitas

fisik saja, melainkan meliputi hal-hal yang luas seperti self monitoring, pendidikan

nutrisi, control stimulus, kebiasaan makan, aktivitas fisik dan perubahan sikap.

Dengan self monitoring, diharapkan anak bersama orang tua mencatat asupan

makanan serta aktifitas fisiknya, walaupun biasanya laporan ini tidak akurat tetapi hal ini

bisa meningkatkan kesadaran anak akan jenis makanan yang dikonsumsi, kapan,

mengapa dan dimana makan dilakukan serta mengetahui kalau kita makan berlebihan.

Pendidikan nutrisi pada anak dan orang tua perlu diberikan termasuk piramida

makanan serta pengertian tentang makanan sehat. Kontrol stimulus dimaksudkan untuk

tidak membiasakan makan sambil menonton TV, tidak makan di dapur, mengontrol tipe

serta jumlah makanan yang dimakan. Kebiasaan makan juga dapat dimodifikasi dengaan

hanya mengaambil separuh porsi makanan, makan dengan pelan-pelan dan menyisakan

sedikit makanan di piring. Mengurangi menonton TV, main video games termasuk

komputer adalah sala satu tujuan awal. Kadang-kadang diperlukan reward atau pujian

untuk keberhasilan dalam program penurunann berat badan.

5. Farmakoterapi

Penggunaan obat-obatan pada anak berdasarkan mekanisme kerjanya dibagi

menjadi tiga kelompok yakni :

a) Obat-obatan yang mempengaruhi asupan makanan dengan menekan nafsu makan,

merangsang termogenesis pada jaringan adiposa dan meningkatkan pengeluaran

energi. Contohnya adalah sibutramin (untuk anak usia > 16 tahun). Penggunaan

Page 5: Tatalaksana Obesitas

sibutramin ini perlu pemantauan ketat karena dapat menyebabkan hipertensi. Obat

ini hanya sebagai pelengkap, program diet dan aktivitas fisik harus tetap

dijalankan.

b) Obat-obatan yang mempengaruhi penyimpanan energi dengan menghambat

absorbsi zat-zat gizi contohnya orlistat, leptin, ocreotide, dan metformin. Orlistat

(untuk anak > 12 tahun) menghambat lipase pankreas sehingga meningkatkan

pengeluaran trigliserida pada feses. Obat ini mengurangi berat badan, kolestrol

total, LDL, serta mengurangi resiko diabetes tipe II. Metformin meningkatkan

peningkatan reseptor insulin tetapi memiliki variasi efek pada sensitifitas insulin

perifer.

c) Obat-obatan yang meningkatkan penggunaan energi.

Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi obesitas pada anak,

karena efek jangka panjaang yang masih belum jelas.