tbc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bhgf

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN

TB PARU

A. KONSEP MEDIS1. Pengertian

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tubercolosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe.

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi kompleks mycobacterium tuberculosis.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai tuberkulosis diatas, maka dapat dirumuskan bahwa tuberculosis (TB) paru adalah suatu penyakit infeksius yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang parenkim paru, bersifat sistemis sehingga dapat mengenai organ tubuh lain, terutama meningen, tulang, dan nodus limfe.2. Etiologi

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik

Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.3. Tanda Dan Gejala Penyakit TBC

1) Batuk

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan. Biasanya batuk ringan sehingga dianggap batuk biasa atau akibat rokok. Proses yang paling ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul pada waktu penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita bangun pagi hari.

2) Dahak

Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit, kemudian berubah menjadi purulen/kuning atau kuning hijau sampai purulen dan kemudian berubah menjadi kental bila sudah terjadi perlunakan.

3) Batuk darah

Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.

4) Nyeri dada

Nyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luas (nyeri dikeluhkan di daerah aksila, di ujung skapula atau di tempat-tempat lain)

5) Wheezing

Wheezing terjadi karena penyempitan lumen endobronkus yang disebabkan oleh sekret, bronkostenosis, peradangan, jaringan granula, ulserasi dan lain-lain (pada tuberkulosis lanjut).

6) Dispneu

Dispneu merupakan late symptom dari proses lanjut tuberkulosis paru akibat adanya restriksi dan obstruksi saluran pernapasan serta loss of vascular bed / thrombosis yang dapat mengakibatkan gangguan difusi, hipertensi pulmonal dan korpulmonal.

7) Panas badan

Merupakan gejala paling sering dijumpai dan paling penting sering kali panas badan sedikit meningkat pada siang maupun sore hari.

8) Menggigil

Dapat terjadi bila panas badan naik dengan cepat, tetapi tidak diikuti pengeluaran panas dengan kecepatan yang sama atau dapat terjadi sebagai suatu reaksi umum yang lebih hebat.

9) Keringat malam

Keringat malam bukanlah gejala yang patognomonis untuk penyakit tuberkulosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses telah lanjut. Nausea, takikardi dan sakit kepala timbul bila ada panas.

10) Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi sering terjadi bila proses tuberkulosis paru sudah menjadi lanjut.

11) Anoreksia

Anoreksia dan penurunan berat badan merupakan manifestasi toksemia yang timbul belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.

12) Lemah badan

Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh kerja berlebihan, kurang tidur dan keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan, karena itu harus dianalisa dengan baik dan harus lebih berhati-hati apabila dijumpai perubahan sikap dan temperamen (misalnya penderita yang mudah tersinggung), perhatian penderita berkurang atau menurun pada pekerjaan, anak yang tidak suka bermain, atau penyakit yang kelihatan neurotik.4. Patofiologi

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.

b. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil asam cepat.

c. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48 72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukan infeksi masa lalu dan adanya anti body tetapi tidak secara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.

d. Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.

e. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa.

f. Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dan cairan serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.

g. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa menunjukan nekrosis.

h. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi ; ex ;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.

i. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).

6. Komplikasi

Penyakit yang parah dapat menyebabkan sepsis yang hebat, gagal napas, dan kematian. TB yang resistern terhadap obat dapat terjadi. Kemungkinan galut lain yang resistemn obat dapat terjadi.

7. Penatalaksanaan

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu : Fase Intensif (2-3 bulan) dan Fase Lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan adalah Kanamisin, Kulnolon, Makvolide, dan Amoksilin ditambah dengan asam klavulanat, derivat rifampisin / INH.B. KONSEP KEPERAWATAN1. Pengkajian

Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan Tuberkulosis paru ialah sebagai berikut :

1. Riwayat Perjalanan Penyakit

Keluhan utama : Batuk produkif dan non produktif

2. Riwayat Penyakit Sebelumnya:

Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.

Pernah berobat tetapi tidak sembuh.

Pernah berobat tetapi tidak teratur.

Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru.

Daya tahan tubuh yang menurun.

Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.3. Riwayat Pengobatan Sebelumnya:

Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya.

Jenis, warna, dosis obat yang diminum.

Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya.

Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.

Riwayat Sosial Ekonomi:

Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.

Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus harapan.

Faktor Pendukung:

Riwayat lingkungan.

Pola hidup.Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan diriTingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pencegahan, pengobatan dan perawatannya.

Pola aktivitas dan istirahat

Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.

Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 410C) hilang timbul.

4. Pola nutrisi

Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.

Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.

5. Respirasi

Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.

Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).

6. Rasa nyaman/nyeri

Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.

7. Integritas ego

Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada harapan.

Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.

8. Pemeriksaan Diagnostik:

Kultur sputum: Mikobakterium Tuberkulosis positif pada tahap akhir penyakit.

Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72 jam).

Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas ; Pada kavitas bayangan, berupa cincin ; Pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.

Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena TB paru.

Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).

Spirometri: penurunan fuagsi paru dengan kapasitas vital menurun.

2. DIAGNOSA KEERAWATAN1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas2. Pola nafas tidak efektif3. Gangguan pertukaran gas4. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh5. Gangguan pola tidurRENCANA ASUHAN KEPERAWATAN TUBERKULOSIS PARUNoDiagnosa Keperawatan

Tujuan dan kriteria HasilIntervensi

1Bersihan Jalan Nafas tidak EfektifDefinisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.Batasan Karakteristik : Dispneu,Penurunan suara nafas Orthopneu Cyanosis Kelainan suara nafas (rales, wheezing) Kesulitan berbicara Batuk, tidak efekotif atau tidak ada Mata melebar Produksi sputum Gelisah Perubahan frekuensi dan irama nafasFaktor-faktor yang berhubungan:

Mukus dalam jumah yang berlebihan

-NOC :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ketidakefektifan bersihan jalan napas teratasi.

Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu

mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips

Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafasNIC :Airway suction

Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal Monitor status oksigen pasien Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.Airway Management

Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suctionAuskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

2Pola Nafas tidak efektifDefinisi : Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuatBatasan karakteristik : Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi Penurunan pertukaran udara per menit Menggunakan otot pernafasan tambahan Nasal flaring Dyspnea Orthopnea Perubahan penyimpangan dada Nafas pendek Assumption of 3-point position Pernafasan pursed-lip Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama Peningkatan diameter anterior-posterior Pernafasan rata-rata/minimal Kedalaman pernafasan Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg Penurunan kapasitas vitalFaktor yang berhubungan : Hiperventilasi Deformitas tulang Kelainan bentuk dinding dada Penurunan energi/kelelahan Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal Obesitas

posisi tubuh kelelahan otot pernafasan hipoventilasi sindrom nyeri kecemasan disfungsi Neuromuskuler kerusakan persepsi/kognitif Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang maturitas Neurologis

NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ketidakefektifan bersihan jalan napas teratasi.Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)NIC : Airway Management

Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventila Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berikan bronkodilator bila perlu Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2Terapi Oksigen Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea Pertahankan jalan nafas yang paten Atur peralatan oksigenasi Monitor aliran oksigen Pertahankan posisi pasien Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasiVital sign Monitoring Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3Gangguan Pertukaran gasDefinisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoliBatasan karakteristik : Gangguan penglihatan enurunan CO2 Takikardi Hiperkapnia Keletihan somnolen Iritabilitas Hypoxia kebingungan Dyspnoe nasal faring AGD Normal sianosis warna kulit abnormal (pucat, kehitaman) Hipoksemia hiperkarbia sakit kepala ketika bangun frekuensi dan kedalaman nafas abnormalFaktor faktor yang berhubungan ketidakseimbangan perfusi ventilasi perubahan membran kapiler-alveolarNOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam gangguan pertukaran gas teratasi.Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Tanda tanda vital dalam rentang normalNIC :Airway Management

Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berika bronkodilator bial perlu Barikan pelembab udara Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2Respiratory Monitoring

Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal Monitor suara nafas, seperti dengkur Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot

Catat lokasi trakea

Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis) Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

4Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhDefinisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.Batasan karakteristik : Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) Membran mukosa dan konjungtiva pucat Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah Luka, inflamasi pada rongga mulut Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan Miskonsepsi Kehilangan BB dengan makanan cukup Keengganan untuk makan Kram pada abdomen Tonus otot jelek Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi Kurang berminat terhadap makanan Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasiFaktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi.

Kriteria Hasil : Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda tanda malnutrisi

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiNIC :Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula

Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkanNutrition Monitoring BB pasien dalam batas normal

Monitor adanya penurunan berat badan

Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan Monitor lingkungan selama makan

Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht Monitor makanan kesukaan

Monitor pertumbuhan dan perkembangan

Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nuntrisi

Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

5Gangguan Pola tidurBatasan karakteristik :

Perubahan pola tidur normal ketidakpuasan tidur menyatakan sering terjaga menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor yang berhubungan :

Gangguan (batuk) NOC :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam gangguan pola tidur dapat teratasi.

Kriteria Hasil : jumlah jam tidur` meningkat (7-8jam) perasaan segar nyaman setelah bangun tidur

pola tidur baik

kualitas tidur baik

gangguan tidur tidak adaNIC :Environment management (Manajemen lingkungan) Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien Berikan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman Berikan posisi tidur yang membuat klien nyaman Control kebisingan Atur pencahayaan

Batasi pengunjung Berikan satu ruangan jika diindikasikan

Steep Enchancement

monitor jumlah dan kualitas tidur klien instruksikan pasien untuk tidur pada waktunya identifikasi penyebab kekurangan tidur pasien diskusi dengan pasien dan keluarga pasien untuk meningkatkan teknik tidur menentukan pola tidur pasien bantu untuk membuang faktor stress sebelum tiba waktu tidur Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKAAmin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

B.AC,Syaifudin, Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. (1995).Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik. Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi. 2. Penerbit Buku KedokteranEGC. Jakarta.Engram Barbara. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Ganong F. William. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Laboratorium Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR. (1994). Dasar Dasar Diagnostik Fisik Paru. Surabaya.Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta.

KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A

DENGAN DIAGNOSA TB PARUUraian kasus

Tn A umur 35 tahun mengeluh batuk berlendir bercampur darah , keluhan tersebut di rasakan sudah 2 bulan yang lalu , kurang nafsu makan , sering terbangun saat tidur . Dari hasil observasi di dapat hasil : Tingkat kesadaran : kompos mentis , bunyi nafas ronchi , sputum bercampu darah , konjungtiva anemis dan hasil TTV : TD : 110/70 mmhg , SB : 36 C , N : 92x/m , R : 20x/mKlasifikasi DataData SubjektifData Objektif

Klien mengeluh batuk berlendir bercampur darahKlien mengatakan susah tidurKlien mengatakan sering terjaga saat tidurKlien mengatakan kurang nafsu makan

KU lemah

Bunyi nafas ronchi

Sputum bercampur darah

Frekuensi nafas 20x/m

Klien Nampak batuk berdarah

Tampak lingkaran hitam dibawah mata

Konjungtiva anemis

Frekuensi tidur kurang lebih 5-6 jam perhari

Vital sign :

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Suhu Badan : 36 C

Nadi

: 92x/Menit

Respirasi : 20x/Menit

Porsi makan tidak di habiskan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Batasan karakteristik

Dispneu penurunan suara napas Perubahan frekuensi dan irama nafas Produksi sputum Gelisah

Faktor yangberhubungan

Mukus dalam jumah yang berlebihan

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Batasa karakteristik

Berat badan 20% atau lebih di bawah ideal

Membran mukosa dan konjungtiva pucat

Mudah merasa kenyang sesaat setelah mengunyah makanan

Kelemahan otot di gunakan untuk menelan

Factor yang berhubungan

Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan

3. Gangguan Pola Tidur

Batasan karakteristik

Perubahan pola tidur normal

Ketidakpuasan tidur

Mengatakan sering terjaga

Mengatakan tidak merasa cukup istirahat

Factor yang berhubungan

Gangguan (batuk)

ANALISA DATANODATAETIOLOGIMASALAH

1Ds :Mycobacterium tuberculosisBersihan jalan

-Klien mengeluh batu berlendirnapas tidak efektf

bercampur darahInhalasi droplet

Do:Saluran pernapasan atas

- ku lemah

Bunyi nafas ronchiBakteri yang besar bertahan

-Sputum bercampur darahDi bronkus

Klien Nampak batuk

dengan lendir bercampur Peradangan bronkus

Darah

Penumpukan secret

Tidak efektif

Secret tidak keluar saat

batuk

Bersihan jalan nafas tidak

efektif

2Ds :Mycobacterium tuberculosisPerubahan nutrisi

Klien mengeluh kurang kurang kurang

nafsu MakanInhalasi dropletdari kebutuhan

tubuh

Do:Saluran pernapasan atas

- ku lemah

Porsi makan tidak Bakteri yang besar bertahan

DihabiskanDi bronkus

Berat badan

Sebelum sakit : 50 kgPeradangan bronkus

Sesudah sakit : 43 kg

klien tampak pucatPenumpukan secret

Anoreksia , mual muntah

Perubahan nutrisi kurang

Dari kebutuhan tubuh

NODATAETIOLOGIMASALAH

3Ds :Mycobacterium tuberculosisGangguan pola

-Klien mengeluh susah tidurTidur

-klien mengeluh sering terjaga Inhalasi droplet

saat tidur

Saluran pernapasan atas

Do :

Terdapat lingkaran hitam di Bakteri yang besar bertahan

bawah mataDi bronkus

Pola tidur saat sakit kurang

lebih5-6 jam/hariPeradangan bronkus

Pola tidur saat sehat kurang

lebih 8 jamPenumpukan secret

Secret keluar saat batuk

Batuk terus menerus

Gangguan pola tidur

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN TUBERKULOSIS PARUNoDiagnosa KeperawatanTujuan dan criteria HasilIntervensi

1Bersihan Jalan Nafas tidak EfektifDefinisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.Batasan Karakteristik : Dispneu,Penurunan suara nafas Orthopneu Cyanosis Kelainan suara nafas (rales, wheezing) Kesulitan berbicara Batuk, tidak efekotif atau tidak ada Produksi sputumFaktor-faktor yang berhubungan:

Mukus dalam jumah yang berlebihan

-NOC :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ketidakefektifan bersihan jalan napas teratasi.

Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu

mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips

Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)NIC :1. Buka jalan nafas, guanakan teknik pengangkatan atau mendorong rahang dengan tepat.

2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi3. Menghilangkan secret dengan menyarankan batuk atuk suction4. menyarankan bernafas pelan dan dalam5. Memonitor kecepatan ritme,kedalaman dan usaha pernapasan6. Memonitoring pernapasan berbunyi seperti shoring7. Menentukan apakah dibutuhkan suction dengan mengauskultasi bunyi nafas

2Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhDefinisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.Batasan karakteristik : Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal Membran mukosa dan konjungtiva pucat Kehilangan BB dengan makanan cukup Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi.

Kriteria Hasil : Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Tidak ada tanda tanda malnutrisi

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiNIC :1. Kaji adanya alergi makanan

2. Menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C4. Mengajarkan klien bagaimana membuat catatan makanan harian5. Berikan makanan yang terpilih 6. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

7. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

3Gangguan Pola tidurBatasan karakteristik :

Perubahan pola tidur normal ketidakpuasan tidur menyatakan sering terjaga menyatakan tidak merasa cukup istirahat Faktor yang berhubungan :

Gangguan (batuk) NOC :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam gangguan pola tidur dapat teratasi.

Kriteria Hasil : jumlah jam tidur` meningkat (7-8jam) perasaan segar nyaman setelah bangun tidur

pola tidur baik

kualitas tidur baik

gangguan tidur tidak adaNIC :

1. Memonitoring jumlah dan kualitas tidur klien2. Menginstruksikan klien untuk tidur pada waktunya3. Mengidentifikasi penyebab kekeraguan tidur klien4. Mendiskusikan dengan klien dan keluarga untuk meningkatkan teknik tidur

5. Menentukan pola tidur klien6. Membantu klien untuk membuang factor stress sebelum tiba waktu tidur7. Menciptakan lingkungan yang nyaman

IMPLEMENTASI DAN EVALUASINOIMPLEMENTASIEVALUASI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.Buka jalan nafas, guanakan teknik pengangkatan atau mendorong rahang dengan tepat d/h klien bernafas normal

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi d/h klien bernafas dengan normal

Menghilangkan secret dengan menyarankan batuk atau suction d/h klien batuk

Menyarankan bernafas pelan dan dalam d/h klien terlihat nyaman

Memonitor kecepatan, ritme, kedalaman dan usaha pernapasan d/h respirasi 20x/menit

Memonitoring pernapasan berbunyi seperti shoring d/h tidak berbunyi shoring

Menentukan apakah di butuhkan sustion dengan mengauskultasi bunyi nafas d/h bunyi nafas ronchiS : Klien mengatakan batuk berlendir bercampur darah telah berkurangO :

Klien batuk berlendir bercampur darah telah berkurang

KU. Sedang

A :

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi

P :

Lanjutkan Intervensi1. Buka jaan nafas

2. Posisi pasien

3. Menghilangkan secret

4. Bernafas pelan

5. Memonitor kecepatan ritme

6. Memonitoring pernapasan

7. Mengauskultasi bunyi nafas

NOIMPLEMENTASIEVALUASI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7. Mengkaji adanya alergi makanan d/h klien tidak mempunyai alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi untukMenentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di butuhkan d/h klien mampu berkolaborasi. Menganjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin C d/h untuk mengembalikan nutrisi yang hilang.

Mengajarkan klien bagaimana membuat catatan makanan harian d/h klien mampu membuatnya.

Berikan makanan yang terpilih d/h nafsu makan klien meningkat.

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi d/h agar kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Mengkaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang di butuhkan d/h nutrisi klien sudah teratasi.S : Nafsu makan klien baik

Porsi makan di habiskan

O :

Klien tidak pucat

Berat badan naik 2 kg

A :

Masalah kebutuhan nutrisi telah teratasi

P :

Pertahankan intervensi 1-7

NOIMPLEMENTASIEVALUASI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.Memonitor jumlah dan kualitas tidur klien d/h klien tidur hanya 5-6 jam/hari, kualitas tidur kurang.

Menginstruksikan klien untuk tidur pada waktunya d/h klien mau melakukannya.

Mengidentifikasi penyebab kekeraguan tidur pasien d/h klien susah tidur karena sering batuk.

Mendiskusikan dengan klien dan keluarga klien untuk meningkatkan tehnik tidur d/h klien dan keluarga mengerti.

Menentukan pola tidur klien d/h pola tidur dapat di tentukan.

Membantu klien untuk membuang factor stress sebelum tiba waktu tidur d/h klien Nampak nyaman sebelim tidur.

Menciptakan lingkungan yang nyaman d/h klien dapat tertidur dengan nyamanS :

Klien mengatakan susah tidur mulai berkurang.

O :

Frekuensi tidur 7-8 jam/hari.

Terdapat lingkaran hitam di bawah mata.

A :

Gangguan pola tidur telah teratasi.

P :

Pertahankan intervensi 1-7