64
mining force Jumat, 01 Mei 2009 rencana pembuatan lubang maju BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Unit Pertambangan Ombilin mempunyai dua daerah penambangan dengan metode tambang bawah tanah yang masih aktif terdiri dari Ombilin I di Sawahluwung, Ombilin III di Sigalut. Penambangan dilakukan denagn cara mekanis yaitu dengan menggunakan metode tambang bawah tanah Longwal Fully mechanized. Salah satu kegiatan utama dari tambang bawah tanah di Sawahluwung, khususnya dengan metode Longwall Fully Mechanized ini di awali dengan pekerjaan persiapan penambangan (development) yang meliputi beberapa kegiatan kerja, diantaranya adalah pembuatan Lubang Material Utama (LMU) dan Lubang Ban Utama (LBU) serta pembuatan panel. Panel merupakan suatu tempat untuk meletakan Double Ended Ranging Drum Shearer (DERDS) yaitu peralatan mekanis yang digunakan untuk melakukan kegiatan penambangan batubara. Pada Panel, lubang ban disebut dengan main gate sedangkan lubang material disebut dengan tail gate. Pekerjaan persiapan penambangan (development) ini dilakukan dengan peralatan gali mekanis “Roadheader Machine”,dan

TBT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ADUH

Citation preview

Page 1: TBT

mining force

Jumat, 01 Mei 2009

rencana pembuatan lubang maju

BAB IPENDAHULUANA.Latar belakangPT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Unit Pertambangan Ombilin mempunyai dua daerah penambangan dengan metode tambang bawah tanah yang masih aktif terdiri dari Ombilin I di Sawahluwung, Ombilin III di Sigalut. Penambangan dilakukan denagn cara mekanis yaitu dengan menggunakan metode tambang bawah tanah Longwal Fully mechanized.Salah satu kegiatan utama dari tambang bawah tanah di Sawahluwung, khususnya dengan metode Longwall Fully Mechanized ini di awali dengan pekerjaan persiapan penambangan (development) yang meliputi beberapa kegiatan kerja, diantaranya adalah pembuatan Lubang Material Utama (LMU) dan Lubang Ban Utama (LBU) serta pembuatan panel. Panel merupakan suatu tempat untuk meletakan Double Ended Ranging Drum Shearer (DERDS) yaitu peralatan mekanis yang digunakan untuk melakukan kegiatan penambangan batubara. Pada Panel, lubang ban disebut dengan main gate sedangkan lubang material disebut dengan tail gate. Pekerjaan persiapan penambangan (development) ini dilakukan dengan peralatan gali mekanis “Roadheader Machine”,dan akan dibantu dengan pemboran dan peledakan apabila peralatan tersebut kurang mampu melakukan penggalian sehingga kondisi “Roadheader Machine” dapat terjaga.Peralatan gali mekanis Roadheader Machine yang digunakan ditambang bawah tanah Sawahluwung ii terdiri atas dua tipe, yaitu Dosco MK – 2A dan Alpine Miner – 50 (AM -50) yang mempunyai perbedaan pada pola penggalian, jumlah cutting head dan kecepatan penggalian. Dosco MK -2A mempunyai satu cutting head dengan jumlah pick sebanyak 24pick/bit, sedangkan AM -50 mempunyai dua cutting head dengan jumlah pick sebanyak 96pick/bit. Untuk kecepatan penggalian, Dosco MK – 2A akan lebih cepat menggali pada lapisan batuan disbandingkan pada lapisan batubara. Sebaliknya, AM -50 lebih cepat menggali pada lapisan batubara

Page 2: TBT

dibandingkan pada batuan.Tujuan pemakaian peralatan gali mekanis Roadheader Machine adalah untuk mempercepat pekerjaan pembuatan lubang maju (development), sehingga pekerjaan persiapan penambangan akan lebih dahulu selesai sebelum kegiatan operasi penambangan batubara di suatu panel penambangan selesai. Akhirnya, kegiatan face to face transfer peralatan penambangan dapat dilaksanakan dengan baik. 

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan Umuma.Mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.b.Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan membandingkan, menganalisa, dan menyimpulkan hasil pengamatan selama praktek lapangan .c.Memenuhi syarat untuk menyelesaikan mata kuliah praktek perencanaan tambang d.Untuk mengetahui apakah pembuatan lubang maju dapat mencapai target yang telah direncanakan2. Tujuan KhususTujuan Penulisan Laporan Praktek Perencanaan Tambang ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Perencanaan Tambang Program Study Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.

C. Judul Yang DipilihBerdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di lapangan maka penulis mencoba untuk membahas masalah pemakaian Road Header Dosco dalam pembuatan lubang maju LBU untuk persiapan panel.. Dalam hal ini penulis mengangkat sebuah judul yaitu ” Rancangan Teknis Pemkaian Road Header Dosco Untuk Pembuatan Lubang Maju Pada Lubang Persiapan Penambangan Ombilin I (Sawahluwung) PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin ”.

D. Lokasi Dan Kesampaian DaerahKuasa pertambangan PT.Bukit Asam (Persero),Tbk Unit Pertambangan Ombilin berada di kota Sawahlunto yang berjarak 90 Km dari kota Padang melalui jalan raya indarung dan 155 Km malalui Padang Panjang dengan menggunakan kereta api. Kuasa pertambangan PT.Tambang Batubara Bukit

Page 3: TBT

Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin memiliki luas 15.499,32 Ha, yang terletak pada koordinat 100º44’ - 100º50’ bujur timur dan 0º35’ - 0º43’ lintang selatan. Lokasi daerah penambangnan meliputi daerah tanah hitam, kandi, sapan dalam, simaung, langkok, parambahan, waringin, sugar, sawahluwung.(gambar)

Sumber : Satuan Kerja Kajian Operasi dan Pelaporan, PT. BA-UPO, 2004 GAMBAR 1PETA KUASA PERTAMBANGAN PT.TAMBANG BATUBARABUKIT ASAM (Persero) Tbk, UNIT PERTAMBANGAN OMBILIN

E. Jadwal KegiatanLaporan praktek perencanaan ini dibuat melalui pengamatan dan pengambilan data yang penulis lakukan pada saat penulis melakukan praktek lapangan industri (PLI) di PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero),Tbk Unit Pertambangan Ombilin yang dimulai dari tanggal 23 januari 2006 sampai dengan tanggal 4 maret 2006.

F. Ucapan Terima KasihPada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak atas semua fasilitas, bantuan, bimbingan dan saran yang telah penulis terima kepada :1. Bapak Ir.Mustav Sjab selaku General Manager PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin.2. Bapak Edimar, BE selaku Manager Penambangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin.3. Bapak Erfan Sayuti, SH,MH selaku Manager SDM dan UMUM PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin.4. Bapak Sapto Saptoro Selaku Manager Kajian Operasi dan Keteknikan PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin.5. Bapak Aprianto selaku Supervisor Lapangan dan sekaligus Pembimbing Lapangan Penulis di PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin.6.Bapak Ir. Fachri Rusma selaku Dosen Mata Kuliah Perencanaan Tambang Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.7. Bapak Drs.Bakhri, Msc selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Page 4: TBT

Teknik Universitas Negeri Padang.8. Bapak Drs. Raimon Kopa, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.9. Bapak Drs.Murad MS, MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.10.Bapak DR.Agamuddin, M.ED. selaku Kepala Unit Hubungan Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.11.Dosen – dosen Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.12.Kedua Orang Tuaku yang senantiasa memberikan do’a dan dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek akhir ini.13.Juga kepada teman – teman PLI ku,Diana dan Diko tidak lupa semua anak-anak tambang’03 UNP serta seluruh teman – teman PERMATA UNP dari seluruh angkatan yang tidak bisa kusebutkan satu persatu.

BAB IIKEADAAN UMUM

A. Deskripsi Proyek1. Sejarah PerusahaanTambang Batubara Ombilin merupakan pertambangan batu bara tertua yang terdapat di Indonesia karena penambangannya sudah dilakukan semenjak

Page 5: TBT

pemerintah Belanda.Batubara pertama kali di temukan oleh Ir. WH De Greve, seorang sarjana Belanda yang ditugaskan oleh pemerintah kolonial belanda di cekungan Ombilin.Tahun 1868 untuk pertama kalinya ditemukan lapisan batubara di ulu air, tepi sungai Ombilin.Ir. WH De Geve meninggal pada 22 Oktober 1872 dan penyelidikan diteruskan oleh Ir. RDM Verbeck pada tahun 1875, akhirnya diperoleh cadangan batubara Ombilin sebesar 205 juta ton yang tersebar di Sungai Durian, Sigalut, Tanah Hitam dan Parambahan. Pada bulan Juni 1891 dilakukan persiapan penambangan dan bulan November 1891 lubang bukaan telah mencapai batubara, pekerjaan dipimpin oleh Ir. W Gode Froy.Pada tanggal 24 November 1891 ditetapkan rancangan undang-undang pertambangan Ombilin, dan disyahkan pada tanggal 28 Desember 1891 oleh pemerintah Belanda, lembaran Negara no. 223. Pada tanggal 3 Juli 1981 untuk perusahaan tambang batubara Ombilin, lembaran Negara no. 375 dikelola oleh departemen usaha-usaha pemerintah dengan karyawan terdiri dari pekerja paksa, buruh kontrak dan buruh bebas. Pada tahun 1950 sampai tahun 1958 TBO berada di bawah pengawasan direktorat pertambangan, kemudian tahun 1958 sampai 1961 berada di bawah naungan biro umum perusahaan tambang negara, diteruskan oleh badan pimpinan umum tambang batubara tahun 1961 sampai 1968.Pada tahun 1968 berada di bawah naungan Perusahaan Umum Tambang Batubara, kemudian berdasarkan peraturan pemerintah no 56 yang disyahkan tanggal 30 Oktober 1990, Perum Tambang Batubara digabung dengan PT Tambang Batubara Bukit Asam dan menjadi PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin disingkat dengan PT BA UPO.

2. Struktur OrganisasiPT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin memiliki struktur organisasi yang bertanggung jawab penuh kepada Direktur Utama PT.Bukit Asam sebagai induk perusahaan. Penetapan struktur organisasi dan pengangkatan jabatan ditetapkan pada surat keputusan Direksi PT.Bukit Asam Nomor 123/SK/PT.BA-PERS/2005 tanggal 8 April 2005 yang menetapkan struktur organisasi PT.Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin yang terdiri dari satuan kerja sebagai berikut :

Page 6: TBT

GAMBAR 2. STRUKTUR ORGANISASI PT.TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk, UNIT PERTAMBANGAN OMBILIN

B. Genesa Bahan Galian1. GeologiSecara regional geologi daerah Sawahlunto berhubungan dengan zona penunjaman lempeng di daerah busur kepulauan. Penunjaman lempeng terjadi di sebelah Barat pulau Sumatera yaitu lempeng Samudera Hindia yang masuk ke bawah lempeng Eurasia. Akibat dari kegiatan tektonik ini menyebabkan terjadi perlipatan (fold), patahan (fault), intrusi dan terbentuknya cekungan Ombilin yang merupakan cekungan antar pergunungan (Inter Mountain Basin) yang berumur Perm sampai Kapur. Proses selanjutnya batuan tersier mengisi bagian tengah dan atas cekungan ini yang termasuk ke dalam formasi Brani, formasi Sangkarewang, formasi Sawahlunto, formasi Sawah tambang, formasi Ombilin dan formasi Ranau.

2. Stratigrafi:Stratigrafi wilayah Sumatera Barat terdiri atas batuan beku, batuan sedimen,

Page 7: TBT

dan batuan metamorf yang berumur Pra tersier dan endapan vulkanik kuarter.(gambar 3).

AGEUNITTHICKNEES GRAPHIC LOGDESCRIPTIONT E R T I A R YOLIGOCENERASAU MEMBERSAWAH TAMBANGFORMATION

Conglomeratic sandstone, quartz, whithish grey, pebbles at the best grading to sandstone toward the top, interbedded with gray shales, shows erosional surfaces.

EOCENESAWAH LUNTO FORMATION

Page 8: TBT

126 M

Shale, greyish brown, concoidal, fractures, dense

Coal, black, shaley, fractured, with sanstone at base siltstone, grey, dense.

Coaly shale

Coal, black, within terbedded gray siltstone and coaly clays shale, grey, dense, mudstone, siltstone, occasional sandstone.

Coal, black, shaly, dense

Silstone, brown, dense

Sandstone, quartz, brown, carbonaceus, dense.

Siltstone, brown, dense

Siltstone, gradingdownward into brown shale

PALEOCENEBRANI FORMATION

Page 9: TBT

Conglomeratic sandstone, greenish red, contains quartz, feldspar, limestone fragments, well sorted, hard, dense.

P R A T E R T I A R Y

Sumber : Satuan Kerja Kajian Operasi dan Pelaporan, PT. BA-UPO, 2004 

GAMBAR 3. FORMASI BATUAN PADA CEKUNGAN OMBILINStratigrafi daerah sawahlunto dapat dibagi ke dalam dua bagian utama, yaitu komplek batuan Pra tersier dan batuan tersier.a. Komplek batuan Pra-tersier terdiri dari :1)Formasi SilungkangFormasi ini dibedakan menjadi empat satuan, yaitu lava andesit, lava basalt, tufa andesit dan tufa basalt. Formasi ini diperkirakan berumur Perm sampai Trias.2)Formasi TuhurFormasi ini dicirikan oleh lempung abu-abu kehitaman berlapisan baik, dengan sisipan-sisipan batu pasir dan batu gamping hitam. Formasi ini diperkirakan berumur Trias.

b Komplek batuan tersier terdiri dari :1)Formasi Brani Formasi ini terdiri dari konglomerat dan batu pasir kasar yang berwarna coklat keungguan, dengan kondisi terpilah baik (well sorted), padat, keras dan umumnya memperlihatkan adanya suatu perlapisan. Formasi ini diperkirakan berumur Paleosen.2). Formasi SangkarewangFormasi ini terdiri dari serpih gampingan sampai napal berwarna coklat kehitaman, berlapis halus dan mengandung fosil ikan serta tumbuhan yang diendapkan pada lingkungan air tawar. Formasi ini diperkirakan berumur Paleosen.3). Formasi SawahluntoFormasi ini merupakan formasi paling penting karena mengandung batubara. Formasi ini dicirikan oleh batu lanau, batu lempung dan berselingan dengan batubara. Formasi ini diendapkan pada lingkungan sungai. Diperkirakan umur formasi ini Eosen.

Page 10: TBT

Batubara yang ditambang sekarang ini terletak di bagian barat cekungan Ombilin dan terdapat pada formasi Sawahlunto yang terdiri dari batu lempung (claystone), batu pasir (sandstone), dan batu lanau (siltstone) dengan sisipan batubara. Formasi Sawahlunto ini terletak pada dua jalur yang terpisah yaitu jalur yang menjurus dari Sawahlunto sampai Sawah Rasau dan dari Tanah Hitam terus ke Timur dan kemudian ke arah Utara yang disebut Parambahan

C. Cadangan batubara Cadangan batubara Ombilin diklasifikasikan menurt jumlah cadangan terukur (Measured) dan Tertambang (Mineable) untuk tambang dalam yang meliputi sawah luwung,Waringin-Sugar dan Sigalut dengan jumlah cadangan terukur sebesar 90,296,700 ton dan jumlah cadangan tertambang sebesar 42,986,300 ton.Tabel. 1. Cadangan Batubara PT. Tambang Batubara Bukit Asam (persero) Tbk, Unit Pertambangan Ombilin Pada Tambang DalamNoLOKASICADANGAN GEOLOGI

TERUKURTERUNJUKJUMLAHIOMBILIN I

Sawah rasau V (lap C)1,900.000-1,900,000

Sawah luwung :

Page 11: TBT

Lapisan A416,700-416,700

Lapisan C1,800,000-1,800,000IIOMBILIN II

Waringin–sugar :

Lapisan A14,572,0004,650,00019,222,000

Lapisan C42,193,0001,933,00044,126,000IIIOMBILIN III

Sigalut :

Page 12: TBT

Lapisan A17,340,0008,102,00025,442,000

Lapisan C12,075,0006,473,00018,548,000Jumlah90,296,70021,158,000111,454,700Sumber : Satuan Kerja Eksplorasi. PT. BA-UPO, 2006 Note :*Cadangan tertambang daerah Waringin – Sugar berdasarkan kajian CDFI tahun 2004 D. Kualitas BatubaraMenurut klasifikasi ASTM Batu bara ombiln temasuk kedalam tingkat Bituminus High Volatile dengan nilai kalori 6800 – 7.200 Kkal/kg. Hasil ini di da[at dari analisa proximate (Analisa komponen pembentuk batu bara ) dan analisa Ultimate (Analisa unsur-unsur kimia yang terkandung pada batu bara) yang menunjukan kadar belerang dan kadar abu yang rendah sedangkan bobot isi rata-rata batubara dari hasil eksplorasi adalah 1,3 ton.Tabel. 2. Kualitas Batubara OmbilinNOPARAMETERSATUANRATA-RATA1Total moisture (AR)%112Proximate Analisis (ADB)

Page 13: TBT

- Inherent Moisture%6

- Volatile Matter%37

- Ash Content%7

- Fixed Carbon%503Calorofic Value (ADB)Kcal/Kg6800 – 72004Total Sulphur%0,6 – 1,05Hardgrove Grindability Index, HGI

40 – 456Coal Rank-BituminousKeterangan :1.As received (Ar), yaitu batubara yang masih mengandung kandungan air total.2.Air dried base (Adb), yaitu kondisi batubara yang telah dikeringkan tetapi masih mengandung kandungan air bawaan (inherent moisture).3.Dry base (db), yaitu kondisi batubara kering atau telah bebas dari kandungan 

Page 14: TBT

airnya.4.Dry ash free (daf), yaitu batubara yang hanya mengandung volatile matter dan fixed karbon dan bebas dari kandungan air dan kandungan abunya.5.Dry mineral matter free (dmmf), yaitu kondisi batubara yang bebas dari total moisture dan bahan anorganik dalam batubara tersebut.Sumber : Satuan Kerja Kajian Operasi dan Pelaporan, PT. BA-UPO, 2004 

E. Peralatan Penambangan1. Alat Tambang Utama (ATU)a)Double Ended Ranging Drum Shearer (DERDS)Alat ini berfungsi sebagai pemotong batubara pada coal face yang bergerak di sepanjang chain conveyor jenis Armoured Flexible Conveyor (AFC). Mesin ini juga mampu mengikis habis sisa pemotongan. Alat ini mampu turun naik, memotong, mengisi, mengangkat atau menurunkan drum sepanjang face dengan tenaga sendiri. Shearer juga dilengkapi dengan water spray untuk mengatasi debu.Untuk pemotongan Shearer menggunakan motor listrik yang bergerak naik turun dengan menggerakkan drum ke atas dan ke bawah menggunakan tenaga hidrolik pada mesin itu sendiri. Drum Sherer dapat memotong sampai ketinggian 2 meter tergantung kepada tipe alat tersebut.

Gambar 4. Shearer

b)Road Header DoscoTipe alat ini adalah MK 2A yang lebarnya 2,4 meter yang berfungsi untuk pembuatan lubang maju baik pada lapisan batu bara maupun lapisan batuan. Untuk lubang maju pada lapisan batuan digunakan Slow speed motor (970 rpm) dengan jumlah Bit (mata potong) 24 buah.Untuk pembuatan lubang maju pada lapisan batubara digunakan Fast speed motor (1.462 rpm) dengan jumlah bit (mata potong)36 buah. Alat ini memiliki tenaga hidrolik yang dihasilkan dari sebuah power pack yang terdiri dari 4 bagian pompa yang digerakkan oleh motor listrik 75 Kw.

Page 15: TBT

Gambar 5. Road header Dosco

c)Road Header Alpine MinerCara kerja Alpine miner sama dengan Dosco MK 2 A, tetapi pada front pengumpul Alpine Miner terpasang tangan – tangan pengumpul (arm loading device) yang berfungsi untuk memasukkan material galian ke dalam scrapper conveyor. Material yang telah digali terkumpul pada gathering apron selanjutnya dengan bantuan arm loading device material tersebut dimasukkan ke dalam chain conveyor yang terpasang pada Alpine Miner tersebut. Tenaga penggerak alat ini berasal dari beberapa buah motor listrik dengan jumlah keseluruhan sebesar 70 Kw. 2 buah motor listrik sebagai penggerak track kiri kanan masing – masing berkekuatan 6 Kw. 1 buah motor listrik berkekuatan 30 Kw untuk penggerak cutting head. 2 buah motor listrik masing – masing berkekuatan 11 Kw sebagai penggerak chain conveyor dan loading device. 1 buah motor listrik 6 Kw untuk penggerak pompa hidrolik.

Gambar 6. Road header Alpine Miner

d)Road Header S 220 MCara kerja alat ini hampir sama dengan Dosco. Dimana material hasil penggerusan akan diambil oleh gathering arm dan masuk ke chain conveyor. Dari chain conveyor material kemudian diteruskan ke belt conveyor. Setelah itu material dibawa keluar tambang. System penggerak RH.S.220.M ini menggunakan system hidrolik.

Gambar .7 RH.S.220.M

2.Alat penunjang Tambang (APT)Merupakan peralatan yang di gunakan untuk menjamin kelangsungan dari kegiatan penambangan tersebut. Adapun jenis peralatan penunjang tambang yang di gunakan adalah :

a) Powered Roof SupportPower Roof Support(PRS) berfungsi sebagai penyangga atap dari suatu lubang buka yang biasanya digunakan pada front penambangan. Kemampuan alat ini menahan beban adalah 325 ton dan bekerja dengan system hidrolik. Alat ini merupakan pengaman pada saat melakukan penambangan menggunakan Shearer dengan menggunakan metode

Page 16: TBT

ambrukan. Pelaksanaan ambrukan atap (caving) dilakukan dengan cara memajukan PRS sehingga terjadi ruang pada bagian belakang PRS. Karena dipengaruhi gaya gravitasi atap akan ambruk dengan sendirinya.

Gambar 8. Power Roof Support (PRS)

b)PompaMerupakan perlatan yang digunakan untuk memindahkan zat cair atau fluida yang ada dilubang tambang pada lokasi-lokasi tertentu keluar mulut tambang. Jenis-jenis pompa yang digunakan adalah:Pompa sentrifugalPompa summersiblePompa tegak atau vertical

c)Chain ConveyorChain conveyor merupakan alat penunjang tambang yang menggunakan rantai bergerak pada sisi kiri dan kanan di dalam talangan. Dimana pada rantai tersebut dipasang Scrapper bar. Jika rantai bergerak maka material yang ada di atas rantai tersebut akan terbawa oleh tarikan Scrapper bar. 

Gambar 9. Chain Conveyor

d)Belt conveyorBelt conveyor merupakan alat untuk mengangkut material yang telah ditambang dengan menggunakan sabuk (belt). Sabuk tersebut dipasang pada suatu struktur yang dimasukkan ke dalam ke dalam unit penggerak (drive unit) sehingga bergerak pada struktur yang telah terpasang di sepanjang lokasi yang telah ditentukan.

Gambar 10. Belt Conveyor

e)Mesin anginUntuk menyuplai uadar segar ke dalam permuka kerja digunakan mesin angin dengan daya 50 HP yang terletak di mulut lubang persiapan penambangan di depan slope I. Mesin angin ini menggunakan pipa flat lay diameter 75 cm dan 60 cm.f) KompresorDalam proses pembuatan lubang maju di slope II dibutuhkan pemboran dan

Page 17: TBT

peledakan untuk membantu proses pembuatan lubang maju. Untuk melakukan pemboran pada lubang pembuatan maju alat bor yang digunakan mengunakan tenaga angin yang berasal dari kompresor karena jenis mesin bor yang digunakan adalah rotary jack hammer (mesin bor Furukawa). Tekanan angin yang dibutuhkan minimal 6 bar.g)Hoist Hoist merupakan peralatan yang berfungsi untuk menarik alat transportasi yang membawa kebutuhan material maupun peralatan penambangan dari mulut lubang ke dalam lubang tambang. Tipe – tipe hoist antara lain :1)Endless2)Pickross

Gambar 11. hoist tipe Endless

F. Tenaga KerjaTABEL 3. RENCANA KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERSIAPAN PENAMBANGAN SIGALUT (OMBILIN III) TAHUN : 2006

BAGIANDASAR TENAGABULAN RATA – RATAJUMLAH KEBUT MANSHIFJML HK 300 KEBUT MANSHIFRENCANA KEBUT MANSHIF

25 HARI KERJA

GILIR

Page 18: TBT

1234

NOSIAPNAM (OMBILIN III)

1RH S.220 M (BATU)

Supervisor 12525005015.0002 orang / hari

Operator ATU(RH)

Page 19: TBT

12525005015.0002 orang / hari

Juru Sangga250500010030.0004 orang / hari

Rodian Ban12525005015.0002 orang / hari

Operator Belt Pengiring250500010030.0004 orang / hari

Page 20: TBT

Juru Ledak00000000.0000 orang / hari

Operator Kompresor00000000.0000 orang / hari

JUMLAH717517500350105.00014 orang / hari2DOSCO 3 (BATU)

Page 21: TBT

Supervisor 12525005015.0002 orang / hari

Operator ATU(RH)12525005015.0002 orang / hari

Juru Sangga250500010030.0004 orang / hari

Rodian Ban12525005015.000

Page 22: TBT

2 orang / hari

Operator Belt Pengiring250500010030.0004 orang / hari

Juru Ledak12525005015.0002 orang / hari

Operator Kompresor12525005015.0002 orang / hari

JUMLAH922522500450

Page 23: TBT

135.00018 orang / hari3PENGAWAS :

Manager 00000000 orang / hari

Ass. Manager 125000257.5001 orang / hari

Adm & Juru Computer125000

Page 24: TBT

257.5001 orang / hari

Juru Gudang125000257.5001 orang / hari

JUMLAH3750007522.5003 orang / hari

JUMLAH OMBILIN III19475000875262.50035 orang / hari

Tebel 4. Kapasitas Dan Umur Tambang

REALISASI PRODUKSI BATUBARA UPO

Page 25: TBT

TAHUN 1892 S/D 2005

TAHUNPRODUKSI (ton)TAHUNPRODUKSI (ton)189248,000.00 194924,535.00 189347,833.00 195056,386.00 189472,452.00 195148,870.00 1895107,943.00 195267,018.00 1896126,284.00 195359,815.00 1897142,850.00 195478,622.00 1898149,434.00 195589,954.00 1899181,225.00 

Page 26: TBT

195675,318.00 1900196,207.00 195790,912.00 1901198,074.00 195859,357.00 1902180,702.00 195937,791.00 1903201,292.00 196077,606.00 1904207,280.00 1961103,709.00 1905221,416.00 196289,911.00 1906277,097.00 1963110,037.00 1907300,999.00 196497,202.00 1908314,065.00 196591,756.00 1909

Page 27: TBT

339,694.00 1966100,501.00 1910387,522.00 196766,487.00 1911406,395.00 196868,853.00 1912407,452.00 196969,282.00 1913411,017.00 197077,285.00 1914443,140.00 197189,730.00 1915453,141.00 197287,970.00 1916505,366.00 197381,840.00 1917508,226.00 197478,804.00 1918504,201.00 197576,094.00 

Page 28: TBT

1919510,821.00 197660,151.00 1920567,142.00 197781,020.00 1921602,853.00 197887,115.00 1922544,022.00 197992,318.00 1923508,374.00 1980142,829.00 1924606,423.00 1981241,829.00 192553,328.00 1982302,571.00 1926488,482.00 1983325,662.00 1927504,014.00 1984583,580.00 1928507,179.00 1985

Page 29: TBT

770,751.88 1929582,252.00 1986710,149.25 1930424,212.00 1987506,176.75 1931507,545.00 1988558,807.18 1932347,170.00 1989610,390.61 1933396,658.00 1990650,589.49 1934835,321.00 1991517,229.00 1935376,684.00 1992884,467.94 1936400,990.00 19931,026,068.46 1937463,317.00 19941,059,138.24 1938516,825.00 

Page 30: TBT

19951,201,846.11 1939509,743.00 19961,102,905.45 1940577,616.00 19971,107,561.53 1941537,733.00 1998806,616.89 1942301,221.00 19991,091,346.80 1943228,724.00 2000736,738.31 194492,878.00 2001560,894.67 194575,780.00 2002357,900.14 194650,324.00 200313,031.34 194749,728.00 200418,607.58 1948

Page 31: TBT

40,947.00 200514,509.78 Kom19,547,613.00 Kom18,278,447.40 Total37,826,060.40 Note : Realisasi produksi tahun 2005 Perenc. Tambangberdasarkan data per, 15 Desember 2005.

BAB IIIPERENCANAAN

A.Landasan Teori1.Availability Index atau Mechanical AvailabilityMerupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat yang sedang digunakan. Persamaannya adalah sebagai berikut :

Dimana : W = Working hours atau jumlah jam kerja alatR = repair hours atau jumlah jam perbaikanW adalah waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat yang dalam kondisi dapat dioperasikan atau tidak rusak. Waktu ini meliputi pula hambatan yang terjadi pada saat operasi berlangsung.R adalah waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena menganggu saat perbaikan dan penyediaan suku cadang (spare part) serta waktu untuk perawatan preventif.2.Physical Availibility atau Operational AvailibilityMerupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang digunakan. Persamaannya adalah :

Dimana :

Page 32: TBT

S = standby hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapatdigunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaansiap operasiW + R + S = scheduled hpurs atau jumlah seluruh jam jalan dimana alatdijadwalkan untuk beroperasiPhysical Availibility pada umumnya lebih besar daripada Availibility Index. Tingkat efesiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka Physical Availibility mendekati angka Availability Index.3.Use of AvailibilityMenunjukkan persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan. Persamaannya sebagai berikut :

Angka use of availability biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu alat yang tidak rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menunjukkan seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan.4.Effective UtilizationMenunjukkan persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk kerja produktif. Effective Utilization sebenarnya sama dengan efesiensi kerja. Persamaannya sebagai berikut :

Dimana :W + R + S = total hour available atau scheduled hours (jumlah jamyang tersedia)

B.PerencanaanKemajuan pembuatan lubang maju oleh Dosco MK-24 pada Februari 2006AT = 3 jamCT = 85 menitMA = 50%Kemajuan lubang = = = 1,059 m/shift x 2 shift / hari= 2,118 m/hari x 20 hari/bulan= 42,353 m/blnBAB IVPEMBAHASAN

A.Realisasi di Lapangan

Page 33: TBT

TABEL 5. AVAILABLE TIME PEMBUATAN LUBANG MAJU DOSCO MK-2A (DC-02)TanggalA (jam)B (menit)C (menit)D (menit)E (menit)F (menit)G (menit)H (menit)01.02.0602.02.0603.02.0606.02.0607.02.0608.02.0609.02.0610.02.0613.02.0614.02.0615.02.0616.02.0617.02.0620.02.0621.02.0622.02.0623.02.0624.02.0627.02.0628.02.067.007.007.007.007.007.007.007.00

Page 34: TBT

7.007.007.007.007.007.007.007.007.007.007.007.0020--18--20--21--19--23--22-60535550454854

Page 35: TBT

475255384050524945394350472825242426252824252526282524242623292524211917192020

Page 36: TBT

211920222120221821232424232587101212131012914891010121110131210140130153150145

Page 37: TBT

15215516014315015417016516814516015816617014714.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.0014.00Jumlah

143972

Page 38: TBT

5084192123081

Rata-rata7.007.1548.625.420.9510.6154.0514.00

Keterangan :A = waktu tiba di emplacement Sawahlunto ( WIB )B = waktu senam pagi dan safety talk ( menit )C = waktu rapat koordinasi pembagian kerja dan persiapan masuk ke dalamlubang ( menit )D = waktu perjalanan menuju front dan transport material ( menit )E = waktu perjalanan dari front kerja menuju ke luar lubang ( menit )F = waktu pembuatan laporan hasil pekerjaan ( menit )G = waktu istirahat, sholat/ ibadah, maka, dan persiapan pulang ( menit )H = waktu meninggalkan emplacement Sawahlunto ( WIB )Available time ( AT ) = ( H – A ) – ( B + C + D + E + F + G )= ( 420 ) menit – ( 266,75 ) menit= 153,25 menit= 2,554 jam= 2 jam 33,25 menitTABEL 6. OPERATION DELAY TIME DOSCO MK-2ANoTMHCHLRRHHLL12

Page 39: TBT

3456789101112131415161718192015----13----17---57--10--

Page 40: TBT

322825--10512--15-7-1012-14---------------------

Page 41: TBT

---------------------5----5-----10------

Page 42: TBT

5Jumlah 67170--25Rata-rata3.358.5--1.25Keterangan :TM = waktu transportasi materialHC = waktu hambatan conveyorHL = waktu hambatan listrikRRH = waktu rawatan roadheaderHLL = waktu hambatan lain-lainTotal hambatan ( ODT ) = TM + HC + HC + HL + RRH + HLL= 3,35 + 8,5 + 0 + 0 + 1,25= 13,1 menitJadi, Operation Time ( OT ) = AT – ODT= 153,25 menit – 13,1 menit= 140,15 menit= 2,3358 jamTABEL 7. SIKLUS OPERASI DOSCO MK-2ASiklus Operasi Pembuatan LBU( menit )NoGMAPYGP.VP.ARP.BCP.MR123

Page 43: TBT

4567891011121314151617181920-547162-56606970-627568-5870656266--26

Page 44: TBT

3327-28292526-252729-2725283027-----20--------18-------

Page 45: TBT

--10-------15--------94--------92---------88

Page 46: TBT

-10--------12---------Jumlah968412382527422Rata-rata48,420,61,91,2513,71,1

Keterangan :GMA = waktu gali, muat, angkutPYG = waktu pemasangan penyanggaan

Page 47: TBT

P.V = waktu perpanjangan pipa ventilasiP.AR = waktu perpanjangan pipa airP.BC = waktu perpanjangan belt conveyorP.MR = waktu perpanjangan monorelTotal Siklus Operasi = GMA + PYG + P.V + P.AR + P.BC + P.Mr= 48,4 + 20,6 + 1,9 + 1,25 + 13,7 + 1,1= 86,95 menitJadi kemajuan pembuatan lubang maju oleh Dosco MK-2A pada Februari 2006 di lapangan adalah :AT = 2,554 jamCT = 86,95 menitMA =35 %Kemajuan lubang = = = 0,529 m/shift x 2 shift / hari= 1,058 m/hari x 20 hari/bulan= 21,16 m/bln

B.Perbandingan antara Rencana dan Realisasi1. Perencanaan kemajuan pembuatan lubang maju oleh Dosco MK-24 pada Februari 2006AT = 3 jamCT = 85 menitMA = 50%Kemajuan lubang = = = 1,059 m/shift x 2 shift / hari= 2,118 m/hari x 20 hari/bulan= 42,353 m/bln

2. Realisasi kemajuan pembuatan lubang maju oleh Dosco MK-2A pada Februari 2006 di lapangan adalah :AT = 2,554 jamCT = 86,95 menitMA =35 %Kemajuan lubang = = 

Page 48: TBT

= 0,529 m/shift x 2 shift / hari= 1,058 m/hari x 20 hari/bulan= 21,16 m/bln

C.Kendala dalam Operasi DoscoPada pembuatan lubang maju tambang bawah tanah di LBU didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi kemajuan lubang maju sehingga menyebabkan waktu kerja aktif berkurang :Adapun beberapa hambatan yang mempengaruhi kemajuan pembuatan lubang maju tersebut dapat berupa :a.Hambatan peralatan roadheadel dan jalur belt conveyor yang panjang1)Hambatan mekanik, yaitu segala macam kerusakan mesin atau peralatan tambang yang mendukung kegiatan persiapan (development) sehingga mengakibatkan tidak adanya operasi. Contoh : kerusakan pada Alpine Miner–50, Dosco MK-2A, dan belt conveyor yang jumlahnya banyak. 2)Hambatan listrik, yaitu segala kerusakan listrik (listrik padam) yang timbul baik dari sisi internal (PLN) maupun dari sisi internal tambang bawah tanah Ombilin sehingga waktu operasi menjadi tertundab.Hambatan operasional, yaitu segala bentuk kegiatan yang dapat menghambat kegiatan operasi yang sudah direncanakan sehingga kegiatan operasi yang direncanakan tersebut menjadi tertundac.Hambatan sumber daya manusia (pekerja), yaitu keterampilan dan kemampuan yang dimiliki para pekerja dalam melakukan kegiatan operasi. Semakin baik keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pekerja, maka kegiatan operasi akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana.

D.Upaya untuk mengatasi kendala operasi1.Menekan waktu terbuang semaksimal mungkin a.Waktu persiapanb.Waktu harus masuk lubangc.Waktu perjalanan menuju frontd.Waktu untuk keluar lubang2.Memberikan pengarahan dan rencana kerja/ hari, pencapaian target / hari3.Pemeriksaan berkala pada mesin, mengganti suku cadang tepat pada waktunya untuk menghindari seringnya terjadi kerusakan.

Page 49: TBT

BAB VPENUTUP

A.KesimpulanDari hasil pengamatan di lapangan, maka penulis dapat mangambil kesimpulan yaitu :1.Untuk membuat lubang maju pada lubang persiapan penambangan, PT.BA UPO memakai alat salah satunya Road Header Dosco MK-2A.2.Untuk alat transportasi material,dipakai Belt Conveyor.3.Karena adanya hambatan alam berbagai hal, maka pembuatan lubang maju tersebut tidak dapat terealisasi sesuai rencana.4.Efekitfitas dan produktifitaskerja pada pembuatan lubang maju tersebut masih rendah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya waktu yang terbuang dan kondisi peralatan yang kurang baik.

B. Saran1.Menginat kondisi mesin yang sudah tua, maka perlu dilakukn penjadwalan terhadap perawatan dan pemeriksaan secara berkala agar kegiatan development tidak terhambat.2.Dalam melakukan transport material di luar tambang hendaknya dilakukan secara terjadwal, sehingga tidak mengganggu operasi pembuatan lubang maju (development)3.Agar rencana pembuatan lubang maju dapat terealisasi sepenuhnya, diperlukan peningkatan disiplin para pekerja.

Page 50: TBT

DAFTAR PUSTAKA

1.Yanto Indonesianto, “Pemindahan Tanah Mekanis”, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, 20012.L. J. Thomas, “An Introduction To Mining”, Hicks Smith & Sons Pty Ltd, Sydney, 19733.-------------, “ Sumber Informasi dan Data Perusahaan yang Diizinkan untuk Dibaca”, PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Penambangan Ombilin.

Diposkan oleh taufik Hidayat   di 21.31