5
SI-3241 PERANCANGAN PERKERASAN JALAN TUGAS-III Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SI-3241 Perancangan Perkerasan Jalan Oleh Revan Purnama Gunawan 15013122 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Temperature Susceptibility dan Hubungannya dengan Viskositas Aspal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perancangan Perkerasan Jalan

Citation preview

Page 1: Temperature Susceptibility dan Hubungannya dengan Viskositas Aspal

SI-3241 PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

TUGAS-III

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SI-3241 Perancangan Perkerasan Jalan

Oleh

Revan Purnama Gunawan 15013122

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BANDUNG

2015

Page 2: Temperature Susceptibility dan Hubungannya dengan Viskositas Aspal

Temperature Susceptibility dan Hubungannya dengan Viskositas Aspal

(Bitumen)

Semua bitumen memiliki sifat termoplastis, dimana bitumen akan melunak jika

dipanaskan dan mengeras jika didinginkan. Sifat ini disebut dengan bitumen

temperature susceptibility yang erat kaitannya dengan viskositas bitumen. Dengan

berubahnya temperatur maka viskositas bitumen juga akan berubah dan merupakan

salah satu aset yang paling berharga dari sifat-sifat bitumen. Semakin tinggi temperatur

maka bitumen akan memiliki viskositas yang semakin rendah sedangkan jika semakin

rendah temperatur maka viskositas bitumen akan semakin tinggi.

Sifat temperature susceptibility juga memepengaruhi parameter penetrasi pada

aspal yang menunjukkan mutu suatu aspal. Bisa dilihat dari grafik berikut ini,

Grafik ini menunjukkan hubungan yang linier antara kenaikan log Penetrasi

dengan kenaikan temperatur. Penetrasi adalah ukuran mutu aspal yang didapat dari nilai

seberapa jauh jarum penetrasi dapat menembus permukaan aspal dalam waktu 5 detik

dengan beban 100 gram. Dari grafik diatas, semakin naik temperatur maka akan

Page 3: Temperature Susceptibility dan Hubungannya dengan Viskositas Aspal

semakin dalam jarum menembus permukaan aspal. Artinya semakin naik temperatur

maka aspal akan semakin lembek.

Dalam hubungannya dengan indeks penetrasi, indeks ini adalah suatu parameter

yang mengkuantifikasi respon dari bitumen dari berbagai temperatur yang berbeda.

Bitumen yang memiliki nilai penetrasi yang tinggi digunakan untuk cold climates dan

yang nilai penetrasi rendah digunakan untuk warm climates.

Dari grafik diatas juga menunjukan secara jelas bahwa temperatura susceptibility

ini mempengaruhi sifat viskositas dari bitumen/binder Viskositas adalah kemampuan

suatu zat untuk dapat mengalir.

Temperature susceptibility dari bitumen ini sangatlah penting untuk diperhatikan

dalam proses perkerasan jalan karena sifat ini dapat mengindikasikan temperature

berapa yang cocok untuk proses pencampuran agregat dengat binder dan temperature

berapa yang cocok untuk proses pemadatan campuran pada alas jalan (roadbed).

Sangat vitalnya temperature susceptibility ini bagi binder karena binder harus berada

dalam keadaan cukup cair agar dapat melapisi partikel-partikel agregat dalam proses

pencampuran dan memungkinan partikel-partikel ini untuk bergerak melewati satu sama

lain dalam proses pemadatan. Kemudian binder itu harus cukup viscous dalam

Page 4: Temperature Susceptibility dan Hubungannya dengan Viskositas Aspal

temperature udara normal agar bisa menahan agregat dalam tempat dalam perkerasan.

Temperature susceptibility ini juga bervariasi diantara binder-binder dari sumber

minyak yang berbeda bahkan jika binder tersebut memiliki grade yang sama.

Referensi: