7
1 TENTIR GASTROINTESTINAL 2011 SUMATIF II - PART IV Riska Wahyuningtyas Fitriana Nur Rahmawati Hasna Afifah T-18 TATALAKSANA NUTRISI GANGGUAN GASTROINTESTINAL PADA ANAK Kali ini kita akan belajar bagaimana penatalaksanaan nutrisi berbagai gangguan/penyakit GI pada anak. Nah, di sini ada tiga hal mendasar dalam tatalaksana pada pasien, yaitu perhatikan obat-obatan (medikamentosa), nutrisi, Pengasuhan/ perawatan(nursing)-yang tentu saja dilakukan oleh perawat. Mengapa kita perlu memberikan penatalaksanaan nutrisi ke anak-anak? Karena seperti yang telah kita pelajari dalam modul TUMBANG dulu, anak itu masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, jika ia sakit bukan etiologi sakitnya saja yang perlu diberantas, namun juga perlu mencegah kegagalan tumbuh. Jadi, pada dasarnya tujuan penatalaksanaan ini adalah agar anak-anak tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal (alias pertumbuhannya gak ikut terganggu juga karena kesehatan GI-nya terganggu) dengan kata lain mencegah FTT (Fail To Thrive) dan juga mencegah malnutrisi (khususnya pada pasien yang ada sedang dirawat, bahaya kan udah bagus2 dikasih obat buat sakitnya, eh nutrisinya diabaikan, so alhasil pengobatannya akan sia2 belaka). Kenapa bisa begitu? Selain itu, kata dr. Aryo, jika ada anak sakit terus diobati dan nutrisinya buruk, maka penyembuhannya akan lebih lama dibandingkan dengan anak yang sakit diobati dan nutrisi terjaga dengan baik. Nah, khusus untuk kasus pediatrik atau anak-anak, perlu perawatan nutrisi khusus, di antaranya terdiri dari: 1. Penilaian status gizi dia masuk gizi normal,malnutrisi atau obesitas 2. Kebutuhan nutrisi: kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Kalau pada pasien dengan kelainan paru-paru tidak boleh diberikan karbohidrat dalam jumlah besar karena dapat meningkatkan jumlah karbondioksida dan menurunkan kemampuan untuk bernafas. 3. Penentuan: formula, rute pemberian 4. Pengawasan monitor apakah pemberian nutrisi udah tepat atau belum Ada dua jenis cara pemberian nutrisi, yang pasti temen-temen udah pada tau semua, yaitu oral/enteral dan parenteral. Oral/enteral (kata dokternya sih cara yang IKHLAS alias tidak dipaksakan) berarti nutrisinya masuk lewat GI tract, entah lewat mulut, lewat NGT, transpylorik (NDT-NasoDuodenalTube/NJT-Naso Jejunal Tube), percutaneous gastrojejunostomy (alatnya dimasukin lewat kulit,lalu dilubangin hingga masuk ke lambung dan nyampek ke jejunum)-biasanya alat ini dipasang pada pasien dengan cerebral palsy, di mana kemampuan oral motoriknya udah gak bagus lagi, bolus atau intermiten (diberi makan tiap 1 jam, misalnya), atau gak secara terus-terusan (24 jam nonstop, biasanya pada pasien yang tidak sadar). Klo parenteral berarti yang selain jalur GI, misalnya lewat intravena, intramuskular, dll.

Tentir Modul Gastrointestinal 2011 - Sumatif II Part IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tentir kedokteran

Citation preview

1

TENTIR GASTROINTESTINAL 2011

SUMATIF II - PART IV

Riska Wahyuningtyas

Fitriana Nur Rahmawati Hasna Afifah

T-18 TATALAKSANA NUTRISI GANGGUAN GASTROINTESTINAL PADA ANAK

Kali ini kita akan belajar bagaimana penatalaksanaan nutrisi berbagai gangguan/penyakit GI

pada anak. Nah, di sini ada tiga hal mendasar dalam tatalaksana pada pasien, yaitu

perhatikan obat-obatan (medikamentosa), nutrisi, Pengasuhan/

perawatan(nursing)-yang tentu saja dilakukan oleh perawat.

Mengapa kita perlu memberikan penatalaksanaan nutrisi ke anak-anak? Karena seperti

yang telah kita pelajari dalam modul TUMBANG dulu, anak itu masih dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan, jika ia sakit bukan etiologi sakitnya saja yang perlu

diberantas, namun juga perlu mencegah kegagalan tumbuh. Jadi, pada dasarnya tujuan

penatalaksanaan ini adalah agar anak-anak tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan

optimal (alias pertumbuhannya gak ikut terganggu juga karena kesehatan GI-nya

terganggu) dengan kata lain mencegah FTT (Fail To Thrive) dan juga mencegah malnutrisi

(khususnya pada pasien yang ada sedang dirawat, bahaya kan udah bagus2 dikasih obat

buat sakitnya, eh nutrisinya diabaikan, so alhasil pengobatannya akan sia2 belaka). Kenapa

bisa begitu? Selain itu, kata dr. Aryo, jika ada anak sakit terus diobati dan nutrisinya buruk,

maka penyembuhannya akan lebih lama dibandingkan dengan anak yang sakit diobati dan

nutrisi terjaga dengan baik.

Nah, khusus untuk kasus pediatrik atau anak-anak, perlu perawatan nutrisi khusus, di

antaranya terdiri dari:

1. Penilaian status gizi dia masuk gizi normal,malnutrisi atau obesitas

2. Kebutuhan nutrisi: kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral. Kalau pada

pasien dengan kelainan paru-paru tidak boleh diberikan karbohidrat dalam jumlah

besar karena dapat meningkatkan jumlah karbondioksida dan menurunkan

kemampuan untuk bernafas.

3. Penentuan: formula, rute pemberian

4. Pengawasan monitor apakah pemberian nutrisi udah tepat atau belum

Ada dua jenis cara pemberian nutrisi, yang pasti temen-temen udah pada tau semua, yaitu

oral/enteral dan parenteral. Oral/enteral (kata dokternya sih cara yang IKHLAS alias

tidak dipaksakan) berarti nutrisinya masuk lewat GI tract, entah lewat mulut, lewat NGT,

transpylorik (NDT-NasoDuodenalTube/NJT-Naso Jejunal Tube), percutaneous

gastrojejunostomy (alatnya dimasukin lewat kulit,lalu dilubangin hingga masuk ke lambung

dan nyampek ke jejunum)-biasanya alat ini dipasang pada pasien dengan cerebral palsy, di

mana kemampuan oral motoriknya udah gak bagus lagi, bolus atau intermiten (diberi

makan tiap 1 jam, misalnya), atau gak secara terus-terusan (24 jam nonstop, biasanya

pada pasien yang tidak sadar). Klo parenteral berarti yang selain jalur GI, misalnya lewat

intravena, intramuskular, dll.

2

Untuk gambar gastrostomi ada di slide 9 yah.,,,,

Lalu, nutrisi apa saja yang bisa masuk lewat jalur enteral maupun parenteral?

Kalau nutrisi enteral ya sama saja kayak makanan yang bisa dimakan orang dewasa

(solid food-makanan padat), ditambah ASI, susu formula (macam-macamnya:

standard formula untuk bayi usia 0-8 bulan, follow up untuk bayi usia 6-12 bulan,

growing up untuk bayi usia lebih dari 12 bulan). Ada juga formula khusus yang

ditujukkan bagi anak yang tidak cukup bulan (lahir prematur), hypoallergic, hanya

mengandung kedelai, rendah/bebas laktosa, modular (hanya mengandung 1 makronutrien,

misal hanya karbohidrat saja, protein saja), high density (misalnya pediasure, dimana

dalam 1 cc mengandung 1 kalori). Sedangkan untuk nutrisi parenteral, ia harus dalam

bentuk khusus dulu baru bisa digunakan, seperti protein dalam bentuk asam amino,

karbohidrat dalam bentuk dekstrosa, lemak dalam bentuk emulsi lemak, vitamin dalam

bentuk multivitamin intravena, dan mineral dalam bentuk elektrolit dan trace

elements.

Dalam pemberian nutrisi secara parenteral, lalu kapan kita pake vena perifer atau vena

sentral?

Pake vena sentral (misal.vene jugularis atau cubiti) jika umurnya bayi udah lebih

dari 2 minggu, osmolaritasnya > 960, dan terdapat restriksi cairan. Retensi cairan juga

diperlukan pada bayi dengan penyakit jantung.

Pake vena perifer jika umurnya < 2 minggu, osmolaritasnya 600-800, dan tidak

terdapat restriksi cairan

Sebelumnya perlu kita ingat kembali dasar pemberian makanan pada bayi berdasarkan

usianya:

Umur (bulan) Makanan

0-6 ASI/susu formula

6-12 ASI/susu formula

Makanan setengah padat & padat

>12 ASI/susu formula

Makanan padat/makanan keluarga

1. Muntah

Pada kasus muntah hijau, bayi harus diperlalukan seperti kasus obstruksi sampai terbukti

bukan obstruksi. Tapi kalau ternyata bukan muntah karena obstruksi, tatalaksananya,

antara lain:

1. Pemberian makanan dalam jumlah kecil tetapi sering (misalnya jadi separuh porsi

sebelumnya)

2. Pemilihan makanan menurut umur anak (maksudnya jika umurnya < 6 bulan ya tetep

dikasih ASI saja, 8 bulan tetap makan seperti biasanya pake ASI/susu formula

ditambah makanan setengah padat, intinya tidak ada menu makan yang dirubah).

3. NGT (naso gastric tube) terkadang dibutuhkan, untuk pemberian:

a. Susu formula

b. Makanan cair

NGT ini hanya digunakan JIKA pemberian secara enteral gagal. Ingat hindari

penggunaan jalur parenteral sebisa mungkin.

2. Diare Akut

Manajemen diet bergantung pada umur dan riwayat diet pasien

Praktik pemberian makanan pada bayi tetap (tidak diganti menunya)

o 0-6 bulan: ASI/susu formula

o 6-12 bulan: ASI/susu formula, makanan setengah padat & padat

o >12 bulan: makanan padat/keluarga

Gambar Naso Gatric Tube (NGT) Biasanya pada bayi (terutama bayi prematur) gak dipasang NGT untuk memberi nutrisi, soalnya lubang hidungnya masih kecil, dikhawatirkan

terjadi sesak nafas, oleh karenanya digunakan OGT (Oral

gastric tube) pada bayi2 ini. Namun, sebenarnya

dibandingkan OGT, NGT lebih bagus karena dapat difiksasi

lebih mudah.

Gambar Naso Duodenal Tube(NDT)

Dalam pemasangan alat ini tidak semudah NGT, dimana

perlu panduan alat USG pada saat memasangnya dalam tubuh pasien. Tapi,

keunggulannya alat ini bisa dipake lama sekitar 1 bulan, sementara NGT hanya boleh dipake paling tidak 3-5 hari, dan kemudian harus ganti

dengan alat yang baru.

3

Namun, jika terdapat dehidrasi langkah awal adalah rehidrasi secepatnya atau nggak

kasih obat diare anjuran WHO yaitu zink.

Berikut ini penatalaksaan nutrisi Diare akut berdasarkan usia dan diet:

Bayi 0-6 Bulan: Tidak Dehidrasi, Dehidrasi Ringan-Sedang

Teruskan ASI

ORS (oral rehydration solution)

Bayi 0-6 Bulan dengan Susu Formula: Tidak Dehidrasi, Dehidrasi Ringan-Sedang

Teruskan susu formula

ORS

Susu formula yang diencerkan tidak memberikan manfaat

Bayi 0-6 Bulan dengan Susu Formula: Dehidrasi Berat

IVFD

Teruskan susu formula

ORS

Susu formula yang diencerkan tidak memberikan manfaat

Formula bebas laktosa (Pada dehidrasi berat sering sekali disertai intoleransi

laktosa, oleh karenanya sementara diberi formula bebas laktosa selama kurang

lebih 2 minggu untuk mengistirahatkan villi)

Bayi 6-12 Bulan

Teruskan ASI/susu formula

ORS

Makanan setengah padat/padat

Bayi 6-12 Bulan: Tidak Dehidrasi, Dehidrasi Ringan-Sedang

Teruskan ASI/susu formula

ORS

Makanan setengah padat/padat sebaiknya diteruskan

Maknaan tinggi karbohidrat sederhana sebaiknya dihindari

Diet sangat spesifik seperti BRAT (bananas, rice, apple sauce & toast) biasanya

dianjurkandi Amerika. Banana dianjurkan karena mengandung kalium yang

dapat menurunkan risiko kembung, mengandung serat dan pectin, dimana pectin

ini dapat mengentalkan feses.

Bayi 6-12 Bulan: Dehidrasi Berat

IVFD

Teruskan ASI/susu formula (bebas laktosa)

ORS

Makanan seteangah padat/padat sebaiknya dilanjutkan

Makanan tinggi karbohidrat sederhana sebaiknya dihindari

Diet sangat spesifik seperti BRAT (bananas, rice, apple sauce & toast) biasanya

dianjurkan

Anak-anak Di Atas 1 Tahun

Teruskan ASI/susu formula

ORS

Makanan padat sebaiknya dilanjutkan

Makanan tinggi gula sederhana sebaiknya dihindari

Diet sangat spesifik seperti BRAT (bananas, rice, apple sauce & toast) biasanya

dianjurkan

3. Diare Kronik

Prinsip penatalaksanaan nutrisi pada diare kronik:

Bayi dengan diare yang sulit diatasi berisiko malnutrisi dan sebaiknya melakukan

skrining nutrisi untuk mengidentifikasi siapa saja yang membutuhkan permeriksaan

nutrisi formal dengan pengembangan perencanaan pengawasan nutrisi

Diare kronik > 2mgg pemberian nutrisi tidak bisa sama bila sudah ada sindroma

malabsorpsi (malabsorbsi lemak, protein, maupun karbohidrat) tidak bisa kasih

makanan biasa lagi, harus kasih yang gampang dicerna. Lemak dalam bentuk MCT –

trigliserida rantai pendek, protein dalam bentuk protein hidrolisa, dan karbohidrat

dalam bentuk maltodekstrosa.

Usahakan enteral dulu. Kalau villi sudah habis atau atrofi sehingga enzim pencernaan

sudah tidak ada digunakan MCT (Medium Chain Triglyceride), protein hidrolisa

(dipeptida pendek, asam amino), karbohidrat yang tidak perlu enzim (maltodekstosa-

CHO sederhana yg sudah diproduksi janin usia 3 minggu).

Formula enteral yang tinggi lemak dan tinggi MCT (Medium Chain Triglyceride),

sebaiknya diberikan untuk anak-anak dengan diare yang sulit diatasi yang mengalami

intoleransi karbohidrat

Pemberian Nutrisi parenteral sebaiknya diberikan untuk anak-anak dengan diare

yang sulit diatasi yang tidak dapat mempertahankan status nutrisi normal dengan

asupan oral dan enteral

Gunakan infus 2 minggu supaya usus istirahat dulu vili tumbuh enzimnya ada

lag.

Jika penatalaksanaan enteral gagal mengindikasikan harus dirawat dan diberi nutrisi

parenteral.

Anjuran pake Bubur daging ayam karena mudah diserap/ dicerna. Urutan daging

yang mudah dicerna/diserap: ayam, ikan, daging sapi. Daging sapi paling susah

dicerna.

4. Diare pada Anak yang Mengalami Malnutrisi Berat

Diare persisten yang terjadi setiap hari selama minimal 14 hari

Pengaturan pemberian makanan sama dengan pengaturan pemberian makanan untuk

anak dengan malnutrisi berat

ASI sebaiknya dilanjutkan sesering dan selama anak tersebut mau

4

Intoleransi susu jarang ketika pengaturan pemberian makanan yang dianjurkan untuk

malnutrisi di-follow up

Jika terjadi intoleransi laktosa, ganti susu hewan dengan formula bebas laktosa

Profil saluran cerna mirip dengan anak diare kronik. Kalau diare kronik lama2 bisa jadi

gizi buruk. Diare kronik sama gizi buruk mana dulu bisa diketahui dari anamnesis.

Kalau gizi buruk biasanya dari keluarga tidak mampu yg kemudian mengalami infeksi.

Formula Diet untuk Malnutrisi Berat

Formula di dalam tabel di atas dibuat oleh WHO. F-75 merupakan terapi inisiasi dimana

mengandung bahan makanan yang rendah laktosa dan bersifat isoosmolar. Formula 75

berarti terdapat 75 kalori/cc. Sedangkan F-100 (Formula 100) diberikan jika keadaan

bayi sudah stabil dan pemberian ini bersifat hiperosmoler.

5. KONSTIPASI

Terapi lini pertama intervensi cairan dan makanan

Makanan tinggi serat sangat direkomendasikan

AAP : 0.5 g/kgBW

Toilet training posisi yg benar adalah duduk karena otot gluteal akan relaks

merangsang sensasi ingin BAB dan relaksasi otot perianal (kurang lebih 10-15 menit

setiap abis makan). Di Indonesia banyak yang BAB jongkok angka hemoroid di

indonesia tinggi. Kaki juga tidak boleh ngegantung saat duduk.

Penelitian ribuan bayi konstipasi dg kolonoskopi 90% tdk ditemukan apa2

(anorganik), 10% hirschprung/gangguan otot, divertikulum, tulang ekor ke atas

(organik). Jadi penyebabnya adalah kebiasaan makan (tdk byk makan serat), kurang

minum, toilet training yang belum maksimal.

Serat yang paling efektif adalah: wheat bran (sejenis kulit gandum), buah, sayur, oat,

jagung, kedelai

Sumber serat diet yang baik adalah:

buah : apel, apricot, blueberries, kurma, pear, kismis, strawberry, alpukat

sayur: buncis, brokoli

sereal, jeli, puding

Kalau diare kan dianjurkan makan pisang karena banyak mengandung kalium dan

pektin (mengeraskan).

6. NYERI ABDOMEN

Jika disebabkan karena Intoleransi laktosa diet bebas laktosa.

Jika disebabkan karena konstripasi diet tinggi serat

7. PERDARAHAN GI

Kalau terjadi perdarahan dalam traktus GI jangan sekali-sekali memberikan

makanan lewat oral karena karbohidrat misalnya dapat memicu bakteri sehingga

dpt memprovokasi terjadinya infeksi

Susu formula atau makanan cair baru boleh mulai diberikan setelah perdarahan

mereda. Kemudian volume ditingkatkan secara bertahap.

8. GERD

GERD masukknya isi gaster ke lambung, biasanya memiliki gejala atau komplikasi

berupa: muntah, penurunan BB, disfagia, esofagitis, masalah pernapasan.

Bagaimana penatalaksanaannya?

1. Intervensi diet

Dengan memberikan makanan yang kental (tujuannya agar makanan tidak lagi

dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga tidak mudah kembali ke esofagus,

biasanya dikentalkan dengan tepung beras/tepung jagung) dan frekuensi

pemberian makan rendah.

14 RCT (Randomised Controlled Trial): membahas kontroversi penggunaan

formula kental dan formula standard. Hasil yang ada menunjukkan bahwa terdapat

regurgitas dan muntah, iritabilitas, menangis, disfagia, dan gejala regurgitas

berupa iritabilitas, batuk, rasa tercekik, dan mudah bangun di malam hari.

Makanan kental hanya sedikit efektif pada GERD yang terjadi pada anak yang

sehat

2. Memposisikan

3. Obat-obatan

4. Pembedahan/operasi

KONSEP PENATALAKSANAAN NUTRISI:

Selalu beri makan secara enteral/oral sebisa mungkin dan cegah pemberian secara

parenteral semaksimal mungkin karena apa? Jika terlalu lama puasa (gak digunakan

jalur oral/enteralnya-nya) dapat mempersulit bayi ketika akan makan secara

oral/enteral setelah sembuh disebabkan enzim2, hormon2 sudah banyak yang

keenakan istirahat. Jadinya pas mau dikasih makan secara normal, dia gak siap

memproses atau mencerna.

5

Demikian tentir kali ini. Mohon maaf jika ada kekurangan dalam menginterpretasikan. Saya

sangat mengharapkan saran dan masukan demi hasil yang lebih baik di kemudian hari.

Semoga bermanfaat dan sukses ujiannya.....amiin ^_^

[Riska Wahyuningtyas]

T-22 PEMERIKSAAN DAN PENATALAKSANAAN DISFAGIA

Disfagia itu artinya kesulitan makan (kalo pada anak-anak) atau gangguan menelan (pada

dewasa). Di tentir ini kita akan membahas tentang semua hal tentang disfagia,

epidemiologi, pendekatan multidisiplin dan komplikasinya.

KNOWLEDGE

Disfagia bisa terjadi pada berbagai macam gangguan antara lain stroke, gangguan N.IX, X,

dan XII, kasus trauma kepala, tumor gaster, bahkan tumor kepala.

POPULASI

Populasi di sini maksudnya lebih ke epidemiologinya sih. Ternyata disfagia ini bisa timbul

pada berbagai macam kelainan, mulai dari Oral & Oropharyngeal cancer, Laryngeal

cancer, kelainan neurologi (Stroke,TBI, CP), sampe kelainan degenerative

(Parkinson, ALS, Myasthenia Gravis etc).

Insiden

Ternyata 74,6% dari 55 pasien CP (Cerebral Palsy) mengalami disfagia, dan penyebab

terbanyaknya adalah disfungsi oromotor (penurunan fungsi lidah, rahang) dan kontrol

postural yang buruk. Bukan cuma CP, 34,7% dari 206 pasien stroke juga mengalami

disfagia.

Trus apa sih makna klinis disfagia pada pasien stroke? Jadi disfagia adalah variabel

penting buat memprediksi kematian dan disabilitas dari pasien. Makanya nanti kalo kita

dapet pasien stroke penting tuh buat ngecek ada disfagia atau ga.

PENDEKATAN MULTIDISIPLIN

Nah untuk menangani disfagia ini kita membutuhkan pendekatan multidisiplin, maksudnya

adalah kerjasama dari berbagai bidang. Antara lain dari neurologi, THT, Gizi, dan tentu saja

rehab medik. Contohnya untuk proses makan aja, ternyata kan ada aspek sarafnya, trus

THT, dll.

Proses Menelan

Udah pada tau lah ya fasenya apa aja (yang ada tiga itu lho). Nah komponen-komponen

yang termasuk di dalamnya adalah:

Dorongan bolus dari mulut ke faring penutupan jalur napas pembukaan sphincter

atas esofagus propulsi dinding faringeal dan dasar lidah yang akan mendorong bolus

melalui faring dan kemudian ke esofagus.

KOMPLIKASI

Bila tidak ditangani ternyata disfagia itu bisa bikin repot juga karena menyebabkan

aspirasi yang bisa berujung ke infeksi dada, malnutrisi, dehidrasi, dan dapat

memperlama masa perawatan di rumah sakit. Ujung-ujung komplikasi di atas bisa

menyebabkan kematian.

Aspirasi

Di atas ada gambar tipe aspirasi. Aspirasi itu ada tiga, ada yang sebelum menelan,

selama menelan, dan setelah menelan. Kalau yang (A) gara-gara penurunan kontrol

lidah jadinya terjadi aspirasi sebelum menelan, yang (B) karena ga ada respon menelan, ya

udah jadinya masuk ke aspirasi sebelum menelan, yang (C) karena penurunan penutupan

laringeal jadi aspirasi selama menelan, terakhir (D) karena adanya penumpukan makanan

akibat kelainan menelan jadinya masuk ke aspirasi setelah menelan.

Jadi dapat kita simpulkan penyebab aspirasi itu ada tiga :

- Penurunan penutupan laringeal

- Penurunan atau bahkan tidak ada respon menelan

- Penumpukan makanan pada sinus piriformis (recessus piriformis, itu lho yang

ada di praktikum anat)

6

TANDA DISFAGIA

Gimana biar kita tau ada difsfagia atau ga? Ada beberapa tanda ni :

- Dysarthric speech, bahasa awamnya sih pelo (ada gangguan di fase oral akibat

kelainan di nervus XII)

- Voice (hoarse or breathy) suaranya ga jelas gitu

- Excessive drooling ngiler (sialorrhea), soalnya bibirnya ga mengatup

sempurna, ada masalah di ototnya)

- Sering batuk, keselek makanan, dan sputum (ada riak, batuk tapi ga bisa keluar)

- Lama makan, penurunan BB yang ga jelas, mengunyah dengan sekuat

tenaga

- Mulut susah membuat bolus (soalnya lidahnya kaku, ga sinkron)

- Nyeri atau obstruksi selama menelan

EVALUASI

Misalnya udah ada disfagia nih, kita kan mau melakukan tatalaksana, ada beberapa hal

yang mesti kita perhatikan :

- Orientasi (pasiennya harus sadar, soalnya kan kita bakal nyuruh2 dia misal buat nelen),

bahasa, persepsi visuo-motor

- Kontrol motorik (kemampuan buat bergerak)

- Postur tubuh (kesegarisan kepala, leher, badan dan ekstremitas), ga mungkin kan kita

makan dengan lancar kalo posisi kepalanya miring

- Kualitas pernapasan

- Refleks batuk dan perlindungan jalan napas (supaya ga aspirasi)

- Ekspresi otot wajah

- Otot-otot untuk mengunyah

- Gigi

- Otot lidah

- Refleks oral primitif (refleks gigit dan tongue thrust)

- Artikulasi

- Diadochokinetic tasks disuruh nyebutin pa, ta, ka

- Otot laringeal ekstrinsik

- Penutupan palatopharyngeal

- Kualitas suara (kualitas, pitch, sama intensitas)

TEKNIK PEMERIKSAAN

Berikut alat-alat yang digunakan untuk memeriksa disfagia, ada USG, Videofluoroscopy,

Flexible Endoscopic Evaluation of Swallowing (FEES), Scintigraphy, dan Pharangeal

Manometry. Nah yang dari awal kuliah ditekenin sama dokternya itu yang FEES. FEES ini

nih yang paling sering dipake di Indonesia, karena ga invasif namun butuh kerjasama

dari pasien. Sebenernya yang paling bagus itu yang videofluoroscopy (dipake di luar

negeri), sayangnya invasif karena pake barium.

TUJUAN

Tujuan kita meriksa trus menatalaksana disfagia ini antara lain:

- Mencegah aspirasi

- Menjaga asupan nutrisi yang adekuat

- Mengembalikan kemampuan makan lewat oral sampe pada tingkat yang teraman

- Meningkatkan kontrol motorik pada satiap fase menelan melalui normalisasi

tonus dan memfasilitasi pergerakan yang berkualitas (abstrak banget, tapi

ngerti lah ya maksudnya)

MANAJEMEN

Manajemennya antara lain :

1. Tipe manajemen nutrisi

Bisa oral atau non-oral, tergantung kondisi pasien. Kalau yang non-oral bisa lewat NGT

atau gastrotomi, jejenostomi. Perlu diinget ni mengenai penggunaan NGT jangan lama-

lama soalnya bisa menyebabkan NGT syndrome (sakit dada, paresis, otalgia,

odinophagia), selain itu bikin otot-otot menelan jadi melemah (soalnya ga digunain).

2. Waktu memulai terapi dan tipenya

Bisa berupa latihan atau kompensasi, dan diberikan secara langsung atau tidak

langsung

3. Menentukan startegi terapi spesifik yang diberikan

Manajemen Rehab Medik

Yang di atas tadi kan lebih ke terapi nutrisi, sekarang ke manajemen rehabnya :

1. Terapi kognitif

2. Modifikasi makanan

a. Tekstur

b. Posisi/postur

c. Rute makanan

d. Pengawasan/supervisi caregiver (pengurus) si pasien juga harus diajarin

manajemennya biar bisa ngawasi pasien

e. Manajemen sekresi latihan batuk yang efektif, latihan pernapasan dan

kebugaran

3. Stimulasi sensoris

Di daerah faringnya dikasih sensasi dingin, tujuannya buat melatih pengecapannya

4. Modulasi refleks menelan

5. Latihan terapeutik

Ga cuma mulut aja yang dilatih, tapi juga postur dll. Soalnya postur juga berperan kan

supaya bisa menelan dengan baik

6. Compensatory swallowing manuevers

Diajarin tips-trik menelan gitu. Jadi pasien dibimbing tiap langkah untuk menelan,

karena cara supaya bisa nelen itu beda-beda, tergantung kelainannya di mana. Nanti

dijelasin lebih lanjut.

7

Nothing By Mouth

Kapan sih pasien itu ga boleh makan lewat mulut? Yaitu pada pasien yang punya risiko

tinggi terjadi aspirasi. Hal tersebut bisa terjadi kalau :

- Tingkat kesadarannya menurun

- Tingkat responsi terhadap stimulasi menurun

- Hilangnya respon menelan dan batuk

- Kesulitan menahan sekresi sering keselek dan batuk

- Kualitas bicara menurun karena ada makanan menumpuk

- Penurunan yang signifikan pada kekuatan gerakan mulut, faring, dan laring

- Ga bisa mempertahankan posisi badan dan kepala yang adekuat kalo ga

dibantu

CARA MENELAN (MANUVER)

Manuver Masalah yang timbul saat melakukan langkah menelan

SUPRAGLOTIK Nelennya lama pada kondisi fase faringeal, penurunan atau keterlambatan

penutupan vocal fold

SUPER-

SUPRAGLOTIK

Penurunan penutupan jalur nafas, jadi lebih bener2 bisa nelen kalo sal.nafas

tertutup

EFFORTFUL Penurunan pergerakan ke posterior dari dasar lidah

MENDELSOHN Penurunan pergerakan laringeal dan kurangnya koordinasi otot2 menelan. Jadi

pada mendelson ini bisa nelen kalo si pasien tarik nafas dulu-dibatukin-baru nelen.

PILIHAN MAKANAN UNTUK DIET PADA DISFAGIA

Berikut hal-hal penting dalam memilih tipe makanan yang akan diberikan pada pasien

disfagia adalah :

1. Konsistensi dan tekstur makanan harus sama

2. Densitas dan volume yang cukup

3. Dijaga agar tetap kohesive

4. Tetap ada rasa dan disesuaikan suhunya (jangan kepanasan atau terlalu dingin)

5. Jika darurat, makanannya gampang disedot atau dibuang

POSTUR TUBUH

Kelainan Menelan Postur yang dianjurkan

Transit di mulut kurang efisien Agak mendongak

Terlambat dalam memicu proses menelan dari faring Agak nunduk

penutupan laryngeal Agak nunduk

kontraksi pharyngeal Agak nunduk; (head rotated to damaged side)

kontraksi pharyngeal Berbaring pada satu sisi

Paresis pharyngeal unilateral Head rotated to damaged side

Disfungsi cricopharyngeal Head rotated

KONSISTENSI MAKANAN

Food Consistencies Disorders for Which These Foods Are

Most Appropriate

Thin liquids

Oral tongue dysfunction

tounge base retraction

pharyngeal wall contraction

laryngeal elevation

cricopharyngeal opening

Thickened Liquids Oral tongue dysfunction

Delayed pharyngeal swallow

Purees and thick foods, including thickened liquids

Delayed pharyngeal swallow

laryngeal closure the entrance

laryngeal closure throughout

[Fitriana Nur Rahmawati & Hasna Afifah]