Upload
achmad-rifdatul-hisan
View
484
Download
71
Embed Size (px)
Citation preview
------------------------------------------------ 1 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
HIMPUNAN
Pendahuluan
Bahan ajar ini, pembahasannya dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama menyajikan dasar-dasar himpunan yang berisi tentang Pengertian
Himpunan, Macam-macam Himpunan, Diagram Venn dan Relasi Antar
Himpunan. Bagian kedua membicarakan Operasi Himpunan.
Materi bahan ajar ini sangat berguna, karena baik di SLTP maupun di
SMA materi ini banyak dibahas. Bahan ajar ini merupakan perluasan dan
pendalaman materi yang telah anda pelajari, sehingga dapat anda pergunakan
dalam mengajar atau dalam kehidupan sehari-hari lainya.
Setelah mempelajari bahan ajar ini secara umum anda diharapkan
mengetahui dasar-dasar himpunan dan mampu menggunakannya sebagai
pengembangan materi himpunan yang telah anda ketahui. Kemudian secara
khusus, setelah mempelajari bahan ajar ini anda dapat:
a. Menyebutkan pengertian himpunan dalam matematika.
b. Menyatakan keanggotaan suatu himpunan.
c. Menyatakan himpunan dengan cara menulis himpunan.
d. Membedakan macam-macam himpunan.
e. Membedakan relasi antar himpuinan.
f. Menyatakan himpunan dengan diagram Venn.
------------------------------------------------ 2 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
PENGERTIAN HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-
lambang yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang
merupakan anggota himpunan dan mana bukan anggota himpunan.
Perhatikan objek yang berada di sekeliling kita, misal ada sekelompok
mahasiswa yang sedang belajar di kelas A, setumpuk buku yang berada di atas
meja belajar, sehimpunan kursi di dalam kelas A, sekawanan itik berbaris menuju
sawah, sederetan mobil yang antri karena macet dan sebagainya, semuanya
merupakan contoh himpunan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita amati semua objek yang berada disekeliling kita yang dijadikan
contoh di atas, dapat didefinisikan dengan jelas dan dapat dibedakan mana
anggota himpunan tersebut dan mana yang bukan.
Himpunan makanan yang lezat, himpunan gadis yang cantik dan
himpunan bunga yang indah adalah contoh himpunan yang tidak dapat
didefinisikan dengan jelas. Lezatnya makanan, cantiknya gadis dan indahnya
bunga bagi setiap orang relatif. Lezatnya suatu hidangan bagi seseorang atau
sekelompok orang belum tentu lezat bagi orang lain atau sekelompok orang
lainya.
Demikian juga indahnya sekuntum bunga bagi seseorang belum tentu
indah bagi orang lain. Bagi A yang indah adalah mawar merah bagi B yang indah
adalah melati. Jadi relatif bagi setiap orang.
Benda atau objek yang termasuk dalam himpunan disebut anggota atau
elemen atau unsur himpunan tersebut. Umumnya penulisan himpunan
menggunakan huruf kapital A, B, C dan seterusnya, dan anggota himpunan ditulis
dengan huruf kecil.
Cara Menyatakan Himpunan dan Keanggotaanya
Seperti telah disebutkan di atas himpunan diberi nama atau dinyatakan
dengan huruf kapital. Sedangkan anggotanya dinyatakan dengan huruf kecil.
Anggota himpunan ditulis di antara kurung kurawal, anggota satu dengan yang
------------------------------------------------ 3 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
lainya dipisahkan dengan tanda koma. Dengan kata lain dituliskan dengan cara
pendaftaran (roster method).
Selain itu himpunan dapat pula dinyatakan dengan sifat keanggotaan (ruler
method).
a. Dengan Cara Pendaftaran (Roster Method)
Cara menyatakan himpunan dengan menuliskan semua anggotanya selain
disebut pendaftaran juga disebut cara tabulasi.
Objek yang tidak didaftar berarti objek bukan anggota himpunan tersebut.
Apabila anggota himpunan tersebut tidak banyak, semua anggotanya dapat ditulis.
Namun, bila himpunan itu mempunyai anggota yang banyak dan anggotanya
memiliki keteraturan, untuk menuliskanya dapat diwakili dengan tiga titik”...”.
Contoh 1 : Nyatakan himpunan berikut dengan Cara Pendaftaran.
A = himpunan bilangan asli
B = himpunan bilangan ganjil kurang dari 30.
C = himpunan bilangan bulat.
D = himpunan bilangan prima kuran dari 10.
E = himpunan hari dalam sepekan.
Jawab:
A = ,...3,2,1
B = 29,...,5,3,1
C = ,...2,1,0,1,2,3...,
D = 7,5,3,2
E = .,,,,,, MingguSabtuJumatKamisRabuSelasaSenin
Keterangan:
1) Himpunan A, B, dan C adalah himpunan yang anggotanya banyak, dan
penulisanya dua kali tiga titik “…”.
2) Himpunan D dan E anggotanya dapat ditulis semua karena anggotanya sedikit.
------------------------------------------------ 4 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
b. Dengan Sifat keanggotaan (Ruler Method)
Cara menyatakan himpunan dengan menuliskan sifat keanggotaanya, cara
ini juga disebut pencirian. Cara ini dengan menuliskan syarat yang harus dipenuhi
oleh anggota himpunan itu. Objek atau elemen yang memenuhi syarat himpunan
itu adalah anggotanya.
Dalam penulisan cara ini anggota himpunan menggunakan variabel,
misalnya x dan syarat keanggotanya misalnya P(x). P(x) berarti himpunan tersebut
bersifat P. Himpunan tersebut ditulis A= )(xPx ;” ” garis tegak dibaca
”sedemikian sehingga”. Cara membaca himpunan tersebut adalah A himpunan
semua x sedekian sehingga x mempunyai sifat P. A = )(xPx selain disebut cara
menyatakan himpunan dengan sifat keanggotaan juga disebut notasi pembentuk
himpunan.
Contoh 2: Nyatakan himpunan berikut dengan notasi pembentukan himpunan.
A = uoiea ,,,,
B = .,,,,,, MingguSabtuJumatKamisRabuSelasaSenin
C = 2,1,0,1,2,3
D. = 7,5,3,2
Jawab:
A = alfabethiduphuruf
B = ggusedalamharinamaxx min
C = bulatbilanganxxx ,34
D = primabilanganxxx ,10
Keanggotaan Suatu Himpunan
Dalam matematika lambang anggota adalah ” ”, sedangkan bukan
anggota dilambangkan dengan ””. Anggota himpunan A = uoiea ,,,, adalah
a, i, u, e, o dan b, c, d bukan anggota A. Dengan demikian penulisan di atas dapat
------------------------------------------------ 5 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
dinyatakan dengan a A, e A, i A, o A, u A.Tetapi b A, c A, dan
d A.
Himpunan B = primabilanganxxx ,10 .Jadi 2 B, 5 B, 7 B.
Tetapi 1 B, 9 B. Dan bila anda menemukan statu himpunan P = ba,
berarti a P dan b P. b anggota P yang berbentuk himpunan.
Banyaknya Anggota Statu Himpunan
Banyaknya anggota suatu himpunan dinamakan juga bilangan kardinal dan
diberi lambang “n”. Jika A adalah suatu himpunan, maka banyaknya anggota dari
himpunan A ditulis n(A).
Contoh 3: Berapakah bilangan kardinal dari himpunan di bawah ini?
A = fedcba ,,,,,
B = ganjilbilanganxxx ,15
C = aslibilanganxx
D = primabilanganxx
Jawab:
A = fedcba ,,,,, , maka kardinal A adalah n(A) = 6
B = ganjilbilanganxxx ,15 = 13,11,9,7,5,3,1 maka bilangan kardinal B
adalah n(B) = 7
C = aslibilanganxx , berarti juga C = ,...3,2,1 , maka bilangan kardinal C
adalah n(C) = ~.
D = primabilanganxx , berarti juga D = ,...7,5,3,2 , maka bilangan kardinal
D adalah n(D) = ~.
Himpunan C dan D adalah himpunan yang tidak dapat ditentukan banyak
anggotanya. ”~” melambangkan bilangan kardinal tak terhingga.
------------------------------------------------ 6 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Macam-macam Himpunan
Himpunan Kosong
Himpunan A dikatakan himpunan kosong bila bilangan kardinal dari
himpunan A = 0 atau n(A) = 0. Himpunan kosong dinotasikan dengan (phi) atau
. Jadi apabila A = aslibilanganxx ,1 , maka A = atau A = dan n(A)
= 0.
Perhatikan contoh di bawah ini!
1. B = bulatbilanganxxx ,02
2. C = aslibilanganxxx ,21
3. D = 1xdannegatifbilanganxx
4. E = dan F =
Contoh 1, 2 dan 3 merupakan contoh himpunan yang tidak memiliki
anggota atau n(B) = n(C) = n(D) = 0. Tetapi contoh 4, himpunan E dan F bukan
contoh himpunan kosong, karena E memiliki anggota yaitu “0” dan F juga
memiliki anggota yaitu .
Himpunan Semesta
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan U (Universum) yang
berarti himpunan yang memuat semua anggota yang dibicarakan atau kata lainya
himpunan dari objek yang sedang dibicarakan. Biasanya hinpunan semesta
ditetapkan sebelum kita membicarakan suatu himpunan dengan demikian seluruh
himpunan lain dalam pembicaraan tersebut merupakan bagian dari himpunan
pembicaraan.
Contoh 5:
a. Apabila kita membicarakan himpunan A 7,5,3,2 maka yang dapat menjadi
himpunan semesta adalah:
------------------------------------------------ 7 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
U = cacahbilanganxx ,
U = primabilanganxx ,
U = positifbulatbilanganxx atau himpunan lain yang memuat A.
b. Apabila kita membicarakn himpunan B =
UNGFMIPAAkelasMatematikaSwanitamahasiswaxx 1 , maka yang
menjadi himpunan semestanya adalah :
U = UNGFMIPAMatematikaSwanitaMahasiswaxx 1
U = UNGFMIPAMatematikaMahasiswaxx
U = UNGMahasiswaxx
Himpunan Berhingga
Himpunan A berhingga apabila A memiliki anggota himpunan tertentu
atau n(A) = a, a bilangan cacah. Dengan perkataan lain, himpunan berhingga
adalah himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan dengan suatu
bilangan cacah.
Contoh 6:
a. A = karena n(A) = 0, 0 bilangan cacah.
b. B = 75,...3,2,1 n(B) = 75, 75 bilangan cacah.
c. C = ggusedalamharinamaxx min n(C0 = 7, 7 bilangan cacah.
Himpunan Tak Berhingga
Himpunan A disebut himpunan tak berhingga apabila tidak memenuhi
syarat himpunan berhingga. Himpunan A apabila anggota-anggotanya sedang
dihitung, maka proses perhitunganya tidak akan berakhir. Dengan perkataan lain
himpunan A, n banyak anggotanya tidak dapat ditentukan/ditulis dengan bilangan
cacah.
------------------------------------------------ 8 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Contoh 7:
Q= ,...4,3,2,1
Apabila kita menghitung anggota himpunan Q, maka proses perhitungan
anggota Q tidak akan berakhir. Jadi Q adalah himpunan tak berhingga dan n(Q) =
~.
Himpunan Terbilang
Himpunan A dikatakan himpunan terbilang bila anggota himpunan A
tersebut dapat ditunjukkan atau dihitung satu persatu.
Contoh 8:
a. A = 3,2,1
Himpunan A di atas merupakan contoh himpunan terbilang sebab dapat
dihitung satu persatu, sekaligus contoh himpunan terhingga sebab n(A) = 3.
b. B = ...3,2,1
Himpunan B di atas merupakan contoh himpunan terbilang, tetapi juga
merupakan contoh himpunan tak hingga sebab n(B) = ~.
Himpunan Tak Terbilang
Himpunan A dikatakan tak terbilang bila anggota himpunan A tersebut
tidak dapat dihitung satu persatu.
Contoh 9:
R = realbilanganxxx ,32
Himpunan R merupakan contoh himpunan tak terbilang, karena anggotanya
tak dapat dihitung satu persatu. Himpunan R juga merupakan himpunan tak
berhingga, karena n(R) = ~.
Himpunan Terbatas
Himpunan A dikatakan himpunan terbatas bila himpunan A mempunyai
batas di sebelah kiri saja disebut himpunan terbatas kiri. Dan jika himpunan
tersebut hanya mempunyai batas sebelah kanan disebut himpunan terbatas kanan.
------------------------------------------------ 9 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Batas sebelah kiri juga disebut batas bawah sedangkan batas sebelah kanan
disebut batas atas.
Contoh 10:
a. P = 3,2,1,0 , mempunyai batas bawah 0 dan batas atas 4.
b. Q = Rxxx ,30 , mempunyai batas bawah 0 dan batas atas 3.
Tetapi 0 R dan 3 Q.
Khusus untuk himpunan tak terbatas yang semesta pembicaraanya
bilangan real penulisan himpunanya dapat menggunakan notasi interval.
Contoh
a. A = 50 xx dapat ditulis 5,0
b. B = 50 xx dapat ditulis 5,0
c. C = 50 xx dapat ditulis 5,0
d. D = 50 xx dapat ditulis (0,5)
Himpunan Tak Terbatas
Himpunan A dikatakan himpunan tak terbatas bila himpunan tersebut
tidak memiliki batas.
Contoh 12
R = Rxxx ~,~
Simpulan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-
lambang yang mempunyai arti yang dapat didefinisikan dengan jelas mana yang
merupakan anggota himpunan dan mana yang bukan anggota himpunan.
Menuliskan himpunan ada dua cara yaitu cara pendaftaran dan cara
perincian.
------------------------------------------------ 10 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Banyaknya anggota dari suatu himpunan biasanya juga disebut bilangan
kardinal himpunan tersebut.
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota dan
himpunan yang memuat anggota himpunan yang sedang dibicarakan disebut
himpunan semesta.
Himpunan berhingga adalah himpunan yang bilangan kardinalnya dapat
dinyatakan dengan bilangan cacah, sedangkan bilangan tak berhingga adalah
bilangan yang tak memenuhi syarat pada himpunan berhingga.
Himpunan terbilang himpunan yang dapat ditunjukkan atau dihitung satu
persatu, sedangkan himpunan tak terbilang adalah sebaliknya.
Latihan
Untuk lebih memantapkan pemahaman anda mengenai materi kegiatan
belajar yang telah anda pelajari kerjakalah latihan berikut dengan seksama:
1) Berikan lima contoh himpunan dalam kehidupan sehari-hari!
2) Tuliskan contoh-contoh dari nomor 1 ke dalam notaso pembentuk himpunan.
3) Tuliskan tiga contoh himpunan, kemudian periksalah apakah himpunan
tersebut himpunan berhingga, tak hingga, terbilang, tak terbilang, terbatas,
atau tak terbatas!
------------------------------------------------ 11 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
RELASI ANTAR-HIMPUNAN
Diagram Venn
Istilah diagram Venn berasal dari seorang ahli bangsa Inggris yang
menjadi tokoh logika matematika, yaitu John Venn (1834-1923). Ia menulis buku
simbolik logic dalam analisisnya menggunakan banyak diagram khususnya
diagram lingkaran, diagram tersebut kini dikenal nama diagram Venn.
Biasanya himpunan semesta digambarkan sebagai daerah persegi panjang
dan suatu himpunan bagian dari himpunan semesta ditunjukkan dengan daerah
kurva tertutup sederhana. Anggota-anggota suatu himpunan ditunjukkan dengan
noktah-noktah sedangkan anggotanya cukup banyak maka noktah sebagai wakil-
wakil anggota himpunan tidak perlu ditulis.
Contoh 1
a. Apabila U = aslibilanganxxx ,61 dan A = 4,3 , maka diagram
Vennnya ádalah
U
Apabila U = cacahbilanganxx , A = aslibilanganxxx ,61
B = 6,5,4 , maka anggota U tidak perlu dituliskan.
A
.6
.2
.5
.3
.4
------------------------------------------------ 12 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Diagram vennnya adalah
U
Relasi Antar-Himpunan
Coba perhatikan dan amati contoh-contoh sebelumnya. Ternyata ada yang
mempunyai anggota yang sama, ada himpunan berada dalam himpunan yang lain
dan ada pula himpunan yang tidak beranggota. Ini semua menunjukkan bahwa
antara dua himpunan ada hubungan atau relasi.
1. Himpunan Bagian
Himpunan bagian dinotasikan dengan “ ”. Himpunan A disebut
himpunan bagia dari himpunan B, jika setiap A menjadi anggota A menjadi
anggota B yang dinyatakan dengan A B, selain itu juga dapat disebut A
tercakup dalam B atau juga kita dapat menggunakan istilah B mencakup A atau B
yang dilambangkan B A.
Bila kita temukan suatu himpunan A yang menjadi anggota A juga, maka
kita katakan bahwa A merupakan himpunan bagian dari A sendiri. Himpunan
seperti ini disebut himpunan bagian tidak murni.
Himpunan A dikatakan himpunan bagian murni dari himpunan B apabila
paling sedikit ada satu unsur dari B yang tidak menjadi anggota himpunan A,
kalau tidak demikian maka dinamakan himpunan bagian tidak murni.
A B
.1
.3
.2
.4 .6
.5
------------------------------------------------ 13 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Contoh 2
a. Diagram Venn himpunan bagian murni
U
b. Diagram Venn himpunan bagian tidak murni
U
Jadi A himpunan bagian sejati dari B jika dan hanya jika A B dan A B.
Sifat-sifat Rotasi Himpunan Bagian
1. Refleksif A A
2. Tak simetris A B B A tetapi bila A B dan B A maka A = B
3. Transitif, A B, dan B A maka A C.
N
C
C
B A A
A = B
B
A
------------------------------------------------ 14 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Dari uraian di atas dapat ditarik kesepakatan bahwa:
1. Setiap himpunan adalah himpunan bagian dari himpunan itu sendiri.
2. Himpunan kosong adalah himpunan bagian dari setiap himpunan.
3. Banyaknya himpunan bagian dari suatu himpunan adalah 2n, n adalah bilangan
kardinal himpunan itu.
Dari himpunan-himpunan bagian itu dapat dibuat himpunan bagian baru
yang disebut himpunan kuasa, yang dilambangkan dengan 2A, A adalah
himpunan.
Jadi himpunan kuasa dari himpunan A dengan lambang 2A
adalah
himpunan baru yang anggota-anggotanya terdiri dari semua himpunan yang
menjadi himpunan bagian dari himpunan A.
Contoh 3.
a. A = 4,3,2,1
B = 2,1 , maka
B A karena semua anggota B merupakan anggota A.
Diagram Venn
U
B A
b. Tentukan himpunan kuasa dari himpunan Q = 2,1,0 .
Jawab:
Himpunan bagian dari Q adalah , 0 , 1 , 2 , ,1,0 , 2,0 , 2,1 , 3,2,1
2Q
= 3,2,1,2,1,2,0,1,0,2,1,0,
A
.3
.4
B .1
.2
------------------------------------------------ 15 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
2. Himpuanan berpotongan
Himpunan berpotongan dinotasikan dengan ” ”. Dua himpunan A dan B
dikatakan berpotongan jika ada anggota A saja, ada anggota B saja dan ada
anggota sekutu A dan B.
Contoh 4.
A = 6,5,4,3,2,1
B = 8,6,4,2 , maka A B
Diagram Venn
U Keterangan:
- ada anggota A saja yaitu 1,3,5
- ada anggota B saja yaitu 8
- ada anggota sekutu A dan B
yaitu
2,4,6
A B
3. Himpunan Lepas
Himpunan lepas dinotasikan dengan “ ” . Dua himpunan A dan B
dikatakan saling lepas atau saling asing bila A dan b tidak mempunyai anggota
persekutuan.
Contoh 5.
A = 7,5,3,1 dan B = 8,6,4,2 , maka A B.
A B
.1
.3
.5
.2
.4 .8
.6
------------------------------------------------ 16 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Diagram Vennnya
A B
4. Himpunan Sama
Himpunan sama dinotasikan dengan “=”. Dua himpunan A sama dengan B
jira setiap unsur A juga menjadi unsur B, dan sebaliknya, setiap unsur B juga
menjadi unsur A.
Contoh 6.
A = aslibilanganxxx ,7
B = 6,5,4,3,2,1
Jelas, A = B karena setiap unsur A juga unsur B dan sebaliknya setiap unsur B
juga unsur A.
Sifat-sifat Himpunan Sama
1. Refleksif, A = A
2. Simetris, A = B dan B = A
3. Transitif, A = B, B = C, maka A = C
4. Himpunan Setara /Ekuivalen
Himpunan setara dinotasikan “~”. Dua himpunan A dan B disebut setara
“A~B” jira bilangan kardinalhimpunan B atau n(A) = n(B).
Dengan kata lain jira setiap anggota dari A dapat dipasangkan satu-satu
keanggota B, dan sebaliknya, atau antara anggota A dan B dapat
dikorespondensikan satu-satu.
A
.5
.3
.7
.2 .4
.6
.8
------------------------------------------------ 17 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Contoh 7.
Jika A = dcba ,,, dan B = srqp ,,, , maka A ~ B, dan jelas n(A) = n(B) yaitu
4.
Diagram Vennnya
A B
A~ B
Rangkuman
Himpunan A disebut himpunan bagian dari himpunan B ditulis A B
bila setiap unsur A juga merupakan unsur himpunan B.
Himpunan A adalah himpunan bagian murni dari B, bila paling sedikit ada
satu unsur dari B yang tidak menjadi anggota himpunan A, kalau tidak demikian
maka himpunan bagian tersebut tidak murni.
Himpunan kuasa dari himpunan A dengan lambang 2A adalah himpunan
baru yang anggota-anggotanya terdiri dari semua himpunan yang menjadi
himpunan bagian dari himpunan A.
Dua himpunan A dan B disebut berpotongan dengan lambang A B, bila
ada anggota A saja, ada anggota B saja dan ada anggota A dan B.
Himpunan A disebut lepas dari himpunan B yang dilambangkan A B,
bila tidak ada anggota sekutu antara A dan B.
Himpunan A disebut sama dengan himpunan B bila setiap unsur A juga
menjadi unsur himpunan B, sebaliknya setiap unsur B juga menjadi unsur
himpunan A.
Dua himpunan Adan B disebut setara yang dilambangkan dengan A ~ B,
bila n(A) = n(B).
.a
.b
.c
.d
.p
.q
.r
.s
------------------------------------------------ 18 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Latihan
1) Tentukanlah A = 11,9,7,5,3,1 .Tentukan himpunan bagian A yang
anggotanya:
a. kelipatan 3
b. merupakan bilangan kuadrat
c. merupakan bilangan prima
2) Tentukan relasi antara himpunan-himpunan berikut
a. A = 150,...,106,104,102
B = 50,...6,4,2
b. P = ukil ,,,
Q = iluk ,,,
3) A B
Dari diagram Venn di atas, tentukanlah relasi dari himpunan-himpunan
a. A dengan B
b. B dengan C
c. C dengan D
d. A dengan C
4) Jika A = ba, , tentukanlah himpunan bagian murni dari himpunan A.
5) Jika P = baa ,, , tentukanlah himpunan bagian dari P.
D
C
------------------------------------------------ 19 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
HIMPUNAN (LANJUTAN)
Pendahuluan
Bagian kedua ini merupakan bahan ajar kelanjutan bagian pertama.
Materinya membahas dasar-dasar himpunan yang berisi tentang operasi himpunan
yaitu gabungan himpunan, irisan himpunan, selisih himpunan, penjumlahan
himpunan, hasil kali dan komplemen himpunan.
Bahan ajar ini seperti halnya bagian pertama, materinya bukan hal baru
lagi bagi anda, di samping telah pernah anda peroleh ketika anda mengikuti
pendidikan di SMA. Dalam bahan ajar ini pembahasanya diperluas dan
diperdalam sehingga dapat diperguanakan dalam mata kuliah lain dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Setelah mempelajari bahan ajar ini secara umum anda diharapkan dapat
mengoperasikan antara dua himpunan atau lebih, serta mampu menggunakanya
dalam matematika, mata kuliah lain dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian, secara khusus anda diharapkan dapat
a. Menggunakan sifat-sifat gabungan dalam menyelesaikan soal himpunan.
b. Menggunakan sifat-sifat irisan dalam menyelesaikan soal himpunan.
c. Menggunakan sifat-sifat komplemen himpunan untuk menyelesaikan soal
d. Menentukan selisih dua himpunan yang diketahui
e. Membutuhkan jumlah dua himpunan
f. Menggunakan diagram Venn untuk menyelesaikan soal-soal himpunan
g. Mengguanakan bilangan kardinal dalam mengoperasikan himpunan
------------------------------------------------ 20 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
OPERASI HIMPUNAN 1
Dalam pelajaran aljabar yang pernah kita kenal operasi hitung seperti
penjumlahan perkalian, pengurangan pembagian, operasi itu membentuk bilangan
baru dari bilangan yang diketahui.Demikian juga dengan operasi
himpunan.Pengertian operasi pada himpunan tidak berbeda dengan operasi pada
bilangan.
Operasi pada himpunan adalah cara membentuk himpunan baru dari
himpunan-himpunan yang diketahui. Operasinya ada yang berbentuk uner dan ada
yang berbentuk biner. Operasi uner, bila himpunan baru tersebut dari satu
himpunan yang diketahui dan operasi biner bila himpunan baru diperoleh dari dua
himpunan.
Gabungan Himpunan
Gabungan dua himpunan A dan B yang dilambangkan dengan ”A B”
adalah himpunan baru yang anggota-anggotanya terdiri dari semua anggota A atau
anggota B atau anggota kedua-duanya. ”A B” dibaca A gabungan B atau
gabungan A dan B.
Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan maka A B =
BdanAxatauBxatauAxx , dan jika dinyatakan dengan diagram
Venn maka daerah yang diarsir merupakan daerah A gabungan.
Diagram Venn A B
A B
------------------------------------------------ 21 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Contoh 1.
Jika A = cba ,,
B = edc ,,
Maka A B = dcba ,,,,
Diagram Vennnya
A B
Contoh 2.
Jika A = 4,3,2,1 dan
B = 6,5,4,3,2,1 berarti A B
Maka A B = 6,5,4,3,2,1 = B
Diagram Vennnya
Gambar 2
A B A B = B
A B
Contoh 3.
Jika A = 3,2,1 dan B = 6,5,4 , maka A B = 6,5,4,3,2,1
A B
a
b
d
c
e
.B
.A
.5
.6
.2
.3 .1
.4
------------------------------------------------ 22 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Diagram Vennnya
A B
Contoh 4.
Jika A = cba ,, , maka A A = cba ,,
Demikian juga A = cba ,,
Jadi A A = A dan A = A
Contoh 5.
Jika A = cba ,, dan U = edcba ,,,,
Maka A U = edcba ,,,,
Jadi A U = U
Irisan Himpunan
Irisan himpunan A dan B, yang dilambangkan dengan ”A B” adalah
himpunan baru yang anggotanya terdiri dari anggota himpunan A dan anggota
himpunan B, atau dengan kata lain anggotanya adalah anggota sekutu A dan B.
”A B” dibaca ”A irisan B” atau ”irisan A dan B”.
A B
.1
.2
.3
.4
.5
.6
------------------------------------------------ 23 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Jika dinyatakan dengan dengan diagram Venn, irisan himpunan A dan B
ditunjukkan dengan daerah yang diarsir.
A B
Contoh 6.
Jika A = 3,2,1 dan B = 6,5,4,3 , maka A B = 3 .
Diagram Venn
Contoh 7.
Jika A = cba ,, dan B = fed ,, , maka A B =
Diagram Venn
A B
A B
A B
.1
.2
.4
.5
.3
.6
A B
.a
.b
.c
.d
.e
.f
------------------------------------------------ 24 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Irisan A dan B tidak ada , hubungan antara A dan B adalah himpunan
lepas, yang berarti A B A B =
Contoh 8.
Jika A = 5,4,3,2,1 dan B = 8aslibilanganxx
Maka A B = 5,4,3,2,1 = A
Diagram Venn
Ternyata A merupakan bagian B sehingga A B = A
Contoh 9.
Jika A = uia ,, maka A A = uia ,, = A dan bila A = , berarti tidak
ada anggotanya. Jadi A A = A dan A = .
Contoh 10.
Jika U = 5,4,3,2,1 dan A = 3,2,1 maka A S = 3,2,1
U = himpunan semesta. Jadi A U = A.
B
A
.6
.7 .2
.3 .1
.4 .5
------------------------------------------------ 25 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Komplemen Himpunan
Komplemen himpunan A ádalah himpunan semua eleven yang menjadi
anggota U dan tidak menjadi anggota A. Dengan perkataan lain bahwa bahwa
komplemen dari himpunan A ádalah himpunan baru yang anggota-anggotanya
terdiri anggota bukan A. Komplemen dari statu himpunan A dilambangkan
dengan “A” atau “A’” dibaca bukan A atau komplemen A. Jika dinyatakan
dengan notasi pembentuk himpunan maka A = A’ = Axdanxx atau
Axx .
Apabila dinyatakan dengan diagram Venn, komplemen A ditunjukkan dengan
daerah yang diarsir.
U
Perhatikan A’ ada diluar A.
Jadi A A’, sehingga A A’ = dan A A’ = U
Contoh 11.
Diketahui U = 10cacahbilanganxx
A = 7,5,3,1 dan B = 6,5,4
Tunjukkan bahwa :
a) (A B)’ = A’ B’
b) (A B)’ = A’ B’ dengan menggunakan diagram Venn
A’
A
------------------------------------------------ 26 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Jawab:
Diketahui:
a) A = 7,5,3,1 dan B = 6,5,4 maka A’ = 9,8,6,4,2,0 A’ B’ = 9,8,2,0
B’ = 9,8,7,3,2,1,0
A B = 7,6,5,4,3,1 (A B)’ = 9,8,2,0
Jadi (A B)’ = A’ B’
Dengan Diagram Venn
(A B)’ = A’ B’
Daerah yang diarsir Daerah yang diarsir tegak menunjukkan
Mendatar menunjukkan (A B)’ B’ yang diarsir mendatar menunjukkan
A’ . Daerah yang arsir datar dan tegak
menunjukkan A’ B’
Jadi daerah yang ditunjukkan (A B)’ = daerah yang ditunjuk oleh A’ B’.
b) (A’ B’) = 5 (A B)’ = 9,8,7,6,5,4,3,2,1,0
A’ B’ = 9,8,7,6,5,4,3,2,1,0
Jadi (A B)’ = A’ B’
A B
A B .0
.2
.6 .9
.3
.1
.7
.4
.5
.6
.3
.1
.7
.4
.5
.6
------------------------------------------------ 27 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Dengan diagram Venn
(A B)’ = A’ B’
Gambar sébelah kiri menyajikan daerah yang diarsir mendatar sebagai (A B)’.
Sedangkan gambar sebelah kanan, daerah yang diarsir mendatar sebagai A’ dan
daerah yang diarsir tegak sebagai B’. Daerah yang diarsir tegak dan mendatar
merupakan daerah A’ B’. Jadi daerah yang ditunjukkan (A B)’ sama dengan
yang ditunjukkan A’ B’.
Rangkuman
Operasi himpunan ádalah satu cara membentuk himpunan baru dari
himpunan-himpunan yang diketahui.
Gabungan dua himpunan A dan B yang dilambangkan dengan A B,
dibaca A gabungan B, atau gabungan A dan B hádala himpunan baru yang
anggota-anggotanya terdiri dari semua anggota A atau anggota B. Dalam notasi
pembentuk himpunan ditulis A B = BdanAxatauBxatauAxx
Irisan dua himpunan A dan B dilambangkan dengan A B, dibaca A
irisan B atau A irisan A dan B hádala himpunan baru yang anggota-anggotanya
terdiri dari anggota himpunan A dan anggota himpunan B. Dalam notasi
pembentuk himpunan ditulis A B = BxdanAxx
Komplemen himpunan A ádalah himpunan semua anggota yang menjadi
unsur A, dilambangkan dengan “A” atau A’, dalam A = AxdanUxx atau
Axx .
A B
A B .0
.2
.6 .9
.3
.1
.7
.4
.5
.6
.3
.1
.7
.4
.5
.6
------------------------------------------------ 28 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman anda, tentang operasi himpunan pada
kegiatan belajar ini, kerjakan latihan di bawah ini.
1) Gambarlah dengan arsir daerah di bawah ini.
a. 4),( xyx 2),( yyx
b. 2),( xyx 2),( yyx
2) Jika U = 7,6,5,4,3,2,1
A = 3,2,1 , B = 6,5,4 , C = 5,3,1 , dan D = 6,4,2
Tentukanlah:
a. A C
b. A D
c. (C D)’
d. (C D)’
3). Jika P = 2dibagihabisbilanganxx
Q = 3dibagihabisbilanganxx
R = 6dibagihabisbilanganxx
Tunjukkan bahwa R = P Q
------------------------------------------------ 29 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
OPERASI HIMPUNAN II
Selisih Himpunan
Selisih antara dua himpunan A dan B dilambangkan dengan A-B adalah
himpunan semua anggota yang menjadi anggota A dan tidak menjadi anggota B.
Dengan perkataan lain himpunan baru yang anggota-anggotanya terdiri dari
anggota A dan yang tidak menjadi anggota himpunan B.Demikian pula sebaliknya
B – A berarti bahwa semua anggota yang unsure B dan tidak menjadi unsur A.
Jika dinyatakan dengan rotasi pembentuk himpunan maka:
A – B = BxdanAxx
B – A = AxdanBxx
Dan bila dinyatakan dengan diagram Venn, maka daerah yang diarsir
merupakan hasil selisih kedua himpunan tersebut.
A –B B – A
Contoh 1
Diketahui A = 17danprimabilanganxx
B = 10danaslibilanganxx
Maka A – B = 13 , dan B – A = 9,8,6,4,1
A B
A B
------------------------------------------------ 30 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Dengan diagram Venn
A – B B – A
Terlihat dari diagram di atas, apabila A B maka A – B = A dan B – A = B.
Contoh 2.
Diketahui A = 5,3,1 , B = 9,8,7,6
Maka A – B = 5,3,1 = A
B – A = 9,8,7,6 = B
Dengan diagram Venn
A – B B – A
Terlihat dari diagram di atas, apabila A B maka A – B = 5,4
A B
A B
.1
.2
.3
.6
.7
.8 .9
.1
.2
.3
.6 .8
.7
.9
------------------------------------------------ 31 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Contoh 3.
Jika A = 5,4,3,2,1 dan B = 3,2,1 maka A – B = 5,4
B – A = , karena tidak ada anggotanya atau semua anggota B merupakan
anggota A.
Contoh 4.
Jika A 5,4,3,2,1 , maka A – A = dan A - = A
Jumlah Himpunan
Jumlah antara dua himpunan A dan B dilambangkan dengan A + B ádalah
himpunan unsur-unsur himpunan yang menjadi anggota A atau B dan bukan
anggota sekutu A dan B.
Jika dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan, maka, A + B =
BAxdanBxAxx , atau A + B = (A B) – (A B).
Dan bila dinyatakan dengan diagram Venn, maka daerah yang diarsir
merupakan hasil jumlah himpunan A dan B.
A + B = (A B) – (A B)
A
------------------------------------------------ 32 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Contoh 5.
Diketahui: A = dcba ,,, , B = fedcb ,,,, dan C hfec ,,, , menunjukkan:
a) A + B = (A B) – (A B)
= fedcba ,,,,, - dcb ,,
= fea ,,
b) (A + B) = A + (B + C)
A + B = fea ,, (A + B) + C = hgfca ,,,,
C = hgec ,,,
B + C = hgfdb ,.,, A + (B + C) = hgfca ,,,,
A = dcba ,,,
Jadi (A + B) + C = A + (B + C)
Perkalian Himpunan
Perkalian himpunan A dan B yang dilambangkan dengan A x B hádala
himpunan semua pasangan berurutan (x,y) dengan x A dan y B. x urutan
pertama dan y urutan kedua. Hasil kali A dan B biasanya disebut produk Cartesius
atau hasil kali Cartesius.
Jika ditulis dengan notasi pembentuk himpunan maka A x B = yx, x
A dan y B .
Hasil kali himpunan A dan B tidak dapat dinyatakan dengan diagram
Venn, tetapi dinyatakan dengan diagram Cartesius.
Contoh 6.
Jika A = 2,1 dan B = 6,5,4 maka:
A x B = 4,1 , 5,1 , 6,1 , 4,2 , 5,2 , 6,2
B x A = 1,4 , 2,4 , 1,5 , 2,5 , 1,6 , 2,6
Kalau anda perhatikan, dari jalaban atau hasil kali di atas terlihat bahwa urutan
(x,y) menunjukkan bahwa A x B B x A. Dan perlu diketahui juga bahwa (x,y)
(y,x).
------------------------------------------------ 33 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Contoh 7.
Diketahui A = 1,0 , B = yx, .
Tentukan: a. A x A; b. B x B; c. A x B dan d. B x A.
Jawab:
a. A x A = 0,0 , 1,0 , 0,1 , 1,1
b. B x B = xx, , yx, , xy, , yy,
c. A x B = x,0 , y,0 , x,1 , y,1
d. B x A = 0,x , 1,x , 0,y , 1,y
Contoh 8.
Diketahui: A = 1,0 , B = 2,1 dan C = yx,
Tentukan:
a. A x (B C) = (A x B) (A x C)
b. A x (B C) = (A x B ) (A x C)
c. A x (B – C) = (A x B) – (A x C)
Jawab:
a. A x (B C) = (A x B) (A x C)
B C = yx,,2,1
A x (B C) = 1,0 , 2,0 , x,0 , y,0 , 1,1 , 2,1 , x,1 , y,1
…….(1)
(A x B) = 1,0 , 2,0 , 1,1 , 2,1
(A x C) = x,0 , y,0 , x,1 , y,1
(A x B) (A x C) = 1,0 , 2,0 , 1,1 , 2,1 , x,0 , y,0 , x,1 , y,1 …..
(2)
(1) = (2), jadi A x (B C) = (Ax B) (A x C)
b. A x (B C) = (A x B ) (A x C)
(A C ) = A x (B C) =
…….(1)
------------------------------------------------ 34 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
(A x B) = 1,0 , 2,0 , 1,1 , 2,1
(A x B) (A x C) = ………(2)
(A x C) = x,0 , y,0 , x,1 , y,1
(1) = (2)
Jadi A x (B C) = (A x B) (A x C)
Untuk menunjukkan A x (B – C) = (A x B) – (A x C), coba kerjakan sendiri
sebagai latihan.
Dalil-dalil Operasi Himpunan
Dari pembahasan kegiatan relajar I, mengenai Operasi Gabungan, Irisan
dan Komplemen serta bahasan Kegiatan Relajar 2 mengenai istilah himpunan
dapat disimpulkan bahwa berlaku dalia-dalil berikut ini.
1. Dalil keidentikan terhadap gabungan
A = A
A U = U
2. Dalil keidentikan terhadap irisan
A =
A U = A
3. Dalil kesamakuatan terhadap gabungan dan irisan
A A = A
A A = A
4. Dalil komplemen
A A’ = U
A A’ =
5. Dalil komutatif terhadap gabungan dan irisan
A B = B A
A B = B B
6. Dalil De Morgan
(A B)’ = A’ B’
(A B)’ = A’ B’
------------------------------------------------ 35 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
7. Dalil asosiatif terhadap gabungan dan irisan
A (B C) = (A B) C
A (B C) = (A B) C
8. Dalil distributif
A (B C) = (A B) (A C)
A (B C) = (A B) (A C)
9. Dalil kesamaan selisih dan irisan
A – B = A B’
Dalil-dalil di atas dapat dibuktikan kebenaranya, pembuktianya dengan
beberapa cara, diantaranya dengan:
1. syarat keanggotaan
2. diagram Venn
3. daftar keanggotan
Contoh 9.
Buktikan (A B)’ dan A’ B’ dengan cara
a. syarat keanggotaan
b. diagram Venn
c. daftar keanggotan
Bukti:
Cara a.
1) Misal x (A B)’ berarti (A B)
Jadi x A atau x A’
x B atau x B’
x A’ atau x B’ berarti x A’ B’
2) Misal x A’ B’ berarti x A’ atau x B’ atau x A’ B’
Jadi x A’ atau x A.
x (A B)
x B’ atau x B
------------------------------------------------ 36 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
x (A B) berarti x (A B)’
Jadi A’ B’ (A B’), dari 1) dan 2) menunjukkan bahwa (A B’)
A’ B’ A’ B’ (A B’).
Jadi terbukti bahwa (A B)’ = A’ B’
Cara b.
(A B)’ A’ B’
Gambar 1. (A B)’ Gambar 2. A’ B’
Cara b) gambar 1) daerah yang gelap menunjukkan (A B)’, gambar
2) daerah yang diarsir mendatar menunjukkan A’ dan daerah yang diarsir tegak
menunjukkan B’. Jadi daerah yang diarsir baik tegak maupun mendatar
menunjukkan daerah A’ B’. Sehingga dinyatakan bahwa (A B)’ = A’ B’.
Cara c.
A B A’ B’ A B (A B)’ A’ B’
1 2 3 4 5 6 7
Coba anda perhatikan daftar 6 dan 7, ternyata daftar 6 = 7 . Jadi
terbukti bahwa (A B)’ = A’ B’.
Daftar keanggotaan yang kita gunakan untuk menjawab cara c) di atas
sebenarnya diperoleh dari analogi tabel kebenaran pada logika elementer. Nilai
benar yang kita tulis B dan nilai salah kita tulis S, pada daftar keanggotaan
------------------------------------------------ 37 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
dianalogikan B menjadi dan S menjadi . Sehingga diperoleh dari dasar
gabungan, irisan, selisih dan komplemen seperti berikut.
Gabungan Irisan
A B A B A B A B
Selisih Komplemen
A B A - B A A’
Contoh 10.
Buktikan bahwa A – B = A B’, dengan daftar keanggotaan.
Jawab:
A B B’ A - B A B’
Terlihat pula kolom 4 dan 5, nilai keanggotaanya sama. Jadi terbukti
bahwa A – B = A B’. Untuk dalil-dalil yang lain, coba anda buktikan sebagai
latihan, gunakan cara-cara yang mudah menurut anda.
Bilangan Kardinal dan Oprasi Gabungan
Pada modul pertama telah kita pelajari bilangan kardinal statu
himpunan. Jika himpunan tersebut hádala A maka bilangan kardinalnya hádala
------------------------------------------------ 38 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
n(A). Misal A = p , maka n(A) = 1, A = q maka n(A) =1 atau n(P) = n ( q ) =
1; n( qp, ) = n( qp, ) = n( rq, ) = 2’ n( rqp ,, = 3.
Sekarang bagaimana dengan bilangan kardinal untuk gabungan dua
himpunan A dan B, n(A B)? Tentu kita tidap dapat langsung menentukan
bilangan kardinalnya, karena A B anggota-anggotanya mungkin anggota
kedua-duanya. Dengan perkataan lain, untuk menghitung n(A) ditambah n(B)
kemudian dikurangi n(A B).
Jadi n (A B) = n(A) + n(B) – n(A B)
Contoh 11.
Diketahui A = srqp ,,, dan B = srq ,,
Tentukan n(A B)
Jawab:
n(A B) = n (A) + n(B) – n(A B)
n(A) = 4, n(B) = 3, n(A B) = 3
Jadi n(A B) = 4 + 3 -3 = 4
Contoh 12:
Diketahui A = ba, dan Q = dc,
Tentukan n(A B)
Jawab:
n(A) = 2, n(Q) =2, n(P Q) = 0
n(A B) = 2 + 2 – 0 =4
Dari contoh 12, P Q menyebabkan n(P Q) = n(P) + n(Q).
Setelah anda mengetahui bilangan cardinal untuk gabungan dua
himpunan n(A B), bagaimana dengan bilangan kardinal untuk gabungan tiga
himpunan misal n(A B C)?
Dengan menggunakan rumusan n(A B) kita juga dapat menentukan
n(A B C). Coba perhatikan uraian berikut:
Misal: B C = 0, sehingga n(A B C) = n(A D )
------------------------------------------------ 39 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
n(A D) = n(A) + n(D) – n(A D) ………(1)
Jadi n(A B C) = n(A) + n(B C) – n (A (B C)
n(B C) dan n(A (B C) perlu diuraikan kembali.
n(A B) = n(B) + n(C) – n(B C) ……..(2)
n((A (B C) = n(A B) (A C), misal A B = P dan (A C) = Q
maka
n(B C) (A C) = n(P Q)
Jadi n(P Q) = n(P) + n(Q) – n(P Q)
Karena P = (A B) dan Q = (A C) maka
n(P Q) = n(A B) + n(A C) – n(A B A C))
Jadi n(A B C) = n(A B) + n(A C) + n (A B C)) ………(3)
Dari persamaan bilangan kardinal (2) dan (3) dimasukkan ke
persamaanbilangan kardinal (1). Suku yang diperoleh:
n((A (B C) = n(A) + CBnCnBn ()()( - n(A B) + n(A C) –
n(A B C).
Jadi n(A (B C) = n(A) + n(B) + n(C) – n(B C) - n(A B) + n((A C) +
n(A B C)
Contoh 13.
Diketahui : A = sqp ,, , B = rqp ,, , C = sq,
Tentukan: n(A (B C)
Jawab:
n(A (B C) = n(A) + n(B) + n(C) – n(B C) - n(A B) + n((A C) + n(A
B C)
n(A) =3, n(B) = 3, n(C) =2, n(A B) = 2, n((A C) = 2, n(B C) = 1,
n(A B C) = 1
Jadi n(A (B C) = 3 + 3 + 2 – 2 -1 + 1 = 4
Rangkuman
------------------------------------------------ 40 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
Selisih himpunan A dan B dinotasikan dengan:
A – B = BxdanAxx
B – A = AxdanBxx
Jumlah himpunan A dan B dinotasikan dengan:
A + B = BAxdanBxAxx ,
Perkalian dua himpunan A dan B dinotasikan dengan:
A x B = yx, x A dan y B .
Dalia-Dalil operasi himpunan:
1. Dalil keidentikan terhadap gabungan
A = A
A U = U
2. Dalil keidentikan terhadap irisan
A =
A U = A
3. Dalil kesamakuatan terhadap gabungan dan irisan
A A = A
A A = A
4. Dalil komplemen
A A’ = U
A A’ =
5. Dalil komutatif terhadap gabungan dan irisan
A B = B A
A B = B B
6. Dalil De Morgan
(A B)’ = A’ B’
(A B)’ = A’ B’
7. Dalil asosiatif terhadap gabungan dan irisan
A (B C) = (A B) C
A (B C) = (A B) C
8. Dalil distributif
------------------------------------------------ 41 Bahan ajar Teori Himpunan/ ted_M
A (B C) = (A B) (A C)
A (B C) = (A B) (A C)
Latihan:
Agar anda lebih memahami kegiatan belajar belajar ini, kerjakanlah
latihan berikut ini!
1) Jika P = 15 xbulatbilanganxx
Q = 41 xbulatbilanganxx
Tentukan P –Q dan Q – P!
2) Dari 200 penduduk kampung Anjar ternyata
90 orang suka gado-gado
95 orang suka rujuk
80 orang suka peces
40 orang suka gado-gado dan rujuk
30 orang suka gado-gado dan peces
20 orang suka rujak dan peces
10 orang suka gado-gado, rujak, peces
Tentukanlah:
a. Banyaknya penduduk yang tidak suka ketiga-ketiganya.
b. Banyaknya penduduk yang suka gado-gado saja.
c. Banyaknya penduduk yang tidak suka gado-gado tetapi suka rujak dan
pecel
3) Jika A = srqp ,,, , B = utsr ,,, , C = vtrp ,,,
Tentukan: A + (B C)
(A + B) C)
4) Jika A = ba, , B = qp, , dan C = tsp ,,
Tentukan A x (B – C)
5) Buktikan dengan daftar keanggotaan bahwa A – (A’- B) = A (A B)