Terapi Dan Komplikasi Katarak Hipermatur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

katarak hipermatur

Citation preview

KOMPLIKASI KATARAK

KOMPLIKASI KATARAK

Komplikasi katarak senilis dapat terjadi akibat proses katarak iu sendiri maupun akibat tindakan operasi, yaitu :

-. Glaukoma

-. Uveitis

-. Katarak sekunder

-. Dislokasi lensa

-. Kebutaan

Katarak bisa menyebabkan penyakit mata lainya seperti glukoma, banyaknya penyerapan air sehingga lensa mata menjadi cembung akibat terjadinya penumkan air mata. Tekanan tinggi akan merusak syaraf mata. Gejala-gejalanya mata merah, pusing disertai mual-mual, dan munta-muntah.(www.sriwijaya post.com)

Tindakan bedah pada katarak dilakukan bila telah ada indikasi bedah pada katarak senil, seperti katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari walapun katarak belum matur, katarak matur, karena apabila telah menjadi hipermatur akan menimbulkan penyulit katarak hipermatur (uveitis atau glaukoma) dan katarak telah telah menimbulkkan penyulit seperti katarak intumesen yang menimbulkkan glaukoma. (www.infomata.com)

Komplikasi dari katarak yang dibiarkan memang tidak sedikit. Di antaranya bisa menjadi glaukoma, selain itu juga bisa timbul cairan toksin yang dapat menyerang syaraf mata. Efek paling menakutkan dari katarak adalah kebutaan hingga penderitanya hanya dapat merasakan persepsi cahaya. Penurunan derajat katarak yang dialami setiap orang juga berbeda-beda tergantung struktur mata yang dimilikinya. Ada seseorang berusia 50 tahun saat menderita katarak cepat sekali menjadi buta, namun ada pula pasien berusia 70 tahun yang relatif lambat menjadi buta.(www.pikiranrakyat.com)Pada perjalanan katarak penyulit yang tersering adalah glaukoma yang terjadi karena poses :-. Fakotopik

Berdasarkan kedudukan lensa, iris terdorong ke depan, sudut COA dangkal, aliran COA tak lancar sedang produksi terus berlanjut sehungga tekanan meninggi dan menimbulkan glaukoma

-. Fakolitik

Lensa yang keruh, jika kapsulnya rusak, substansi lensa yang keluar akan diresorbsi oleh serbukan fagosit atau makrofag yang banyak di COA dan menyebabkan glaukoma. Selain itu penyumbatan juga dapat terjadi oleh substansi lensa sendiri yang menumpuk di sudut COA terutama bagian kapsul lensa.

-. Fakotoksik

Substansi lensa di COA merupakan zat yang toksis bagi mata (protein asing) sehingga terjadi reaksi alergi dan timbullah uveitis. Uveitis ini dapat menimbulkan glaukoma.

THERAPY dari KOMPLIKASI KATARAK :

Komplikasi yang disebabkan oleh prose katarak itu sendiri ( glaukoma, uveitis, kebutaan) dapat dicegah dengan dilakukannya proses operasi.Dikenal tiga jenis operasi katarak: 1. Operasi katarak intrakapsuler (ICCE): katarak secara keseluruhan, termasuk kapsul lensa dikeluarkan secara utuh. Cara ini sudah banyak ditinggalkan karena banyaknya komplikasi termasuk vitreus prolaps, di samping pasien masih harus memakai kacamata afakia yang tebal. 2. Operasi katarak ekstrakapsuler (ECCE): tindakan pembedahan pada lensa katarak, di mana dilakukan pengeluaran isis lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa atau korteks lensa dapat keluar melalui robekan terebut. Teknik ini bisa dikerjakan pada semua stadium katarak kecuali pada luksasio lentis. Memungkinkan diberi lensa tanam (IOL) untuk pemulihan visus. Komplikasi lebih jarang timbul durante operasi dibanding ICCE. 3. Phaco emulsification (PE): teknik operasi ini tidak berbeda jauh dengan cara ECCE, tetapi nucleus lensa diambil dengan alat khusus (emulsifier). Dibanding ECCE, maka irisan luka operasi lebih kecil sehingga setelah diberi IOL rehabilitasi visus lebih cepat, di samping itu penyulit pascabedah lebih sedikit ditemukan. Cara ini belum sangat populer disebabkan alat phaco emulsifier yang masih sangat mahal.(www.sinarharapan.com)

Katarak sekunder terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal, paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari setelah EKEK. Katarak sekunder merupakan fibrin sesudah suatu operasi katarak ekstra kapsuler atau sesudah suatu trauma yang memecah lensa. Pengobatan katarak sekunder adalah pembedahan seperti disisio katarak sekunder, kapsulotomi, membranektomi atau mengeluarkan seluruh membran keruh. Sedangkan bentuk lain yang merupakan proliferasi epitel lensa pada katarak sekunder berupa mutiara Elsching dan cincin Soemmering yang mungkin akan menghilag dalam beberapa tahun oleh karena pecah dindingnya.(Ilmu Penyakit Mata - Prof. Dr. H. Sidarta Ilyas, SpM)

Pada dislokasi lensa (subluksasi lensa : dislokasi lensa yang partial, luksasi lensa : dislokasi lensa yang total), kalau tidak ada tanda-tanda iritasi, biarkn saja. Hanya diberikan koreksi dengan lensa untuk memperbaiki visus. Koreksi visus tergantung mana yang paling kuat,yang hipermetrop ataukah yang miop. Jika timbul penyulit glaukoma atau uveitis, baru dikeluarkan pengeluaran lensa bila penyulitnya dapat diatasi. Kalau lensa masuk ke depan, pengeluaran melalui insisi kornea. Harus dijaga supaya lensa jangan sampai melesat ke dalam badan kaca. (Ilmu Penyakit Mata dr. Nana Wijana, SpM)KATARAK HIPERMATUR

Katarak Senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Katarak Senil juga katarak yang berkaitan dengan usia, merupakan jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular. Nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru. Katarak jenis cortical terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Posterior subcapsular merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun. Penyebabnya sampai sekarang tidak deketahui secara pasti. Berdasarkan kekeruhan pada lensa maka katarak senil dibedakan atas :

Katarak Insipien adalah katarak berupa bercak-bercak seperti baji dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior atau posterior. Kekeruhan ini mula-mulanya tampak bila pupil dilebarkan sedangkan pada stadium lanjut puncak baji dapat tampak pada pupil normal. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa.

Katarak Imatur adalah kekeruhan yang belum mengenai seluruh lapisan lensa, sehingga masih ditemukan bagian-bagian yang jernih. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi. Pencembungan lensa ini akan menyebabkan bilik depan mata akan menjadi lebih dangkal dan dapat memberikan penyulit glaukoma. Hal ini disebut katarak intumesen.

Katarak Matur adalah kekeruhan yang telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini biasanya terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh.

Katarak Hipermatur adalah katarak yang terjadi akibatkorteks yang mencair sehingga masa lensa ini dapat keluar melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka nukleus "tenggelam" kearah bawah (jam 6)(katarak morgagni). Lensa akan mengeriput. Akibat masa lensa yang keluar kedalam bilik mata depan maka dapat timbul penyulit berupa uveitis fakotoksik atau galukoma fakolitik. (www.infomata.com)Hipermatur: kekeruhan lensa menyeluruh disertai dengan kalsifikasi lensa, komplikasi margagnian katarak, subluksasi lensa, visus 1/300 persepsi warna (+) atau (-), iritis (+), glaucoma sekunder. Indikasi absolut segera dioperasi bila persepsi warna masih (+) walaupun pra-operasi visus kurang baik. Bila visus 0/persepsi warna (-): operasi katarak tidak dianjurkan karena visus akan tetap nol. (www.sinar harapan.com)

Pada katarak hipermatur (sangat lanjut), air telah keluar dari lensa. Katarat dapat menyebabkan komplikasi pada tahap katarak mengalami pembengkakan dan pencairan.Jika penanganannya tidak terlambat, masih dapat menentukan arah datangnya cahaya, sesungguhnya penyakit ini bisa diselesaikan dengan cara operasi. Kasus ini akan menjadi persoalan serius jika penderita sudah tidak dapat menentukan lagi dari mana arah datangnya cahaya. Pada kondisi ini, kebutaan tampaknya tak bisa terhindarkan meski sudah dioperasi. Buta menurut standar kesehatan adalah kekuatan melihat seseorang sudah tidak jelas lagi. Dengan demikian penderita katarak sebetulnya sudah tidak bisa mandiri. Artinya mereka tidak bisa lagi berjalan sendiri, mencari nafkah sendiri, yang pada akhirnya akan bergantung pada orang lain (www.sriwijaya post.com)

Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair.Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.Tidak diketahui kenapa katarak senile pada orang tertentu berbentuk korteks anterior dengan celah air, nucleus, dan korteks supkapsular posterior. (www.geocities.com)

Beberapa hal yang menyebabkan Katarak menjadi cepat matang, sangat tergantung subyektif masing-masing orang, banyak faktor, diantaranya adalah terkena paparan sinar matahari terus menerus, asap rokok, nikotin, alkohol, serta adanya trauma terkena pukulan atau benturan pada bola mata, baik langsung maupun tidak langsung.Katarak Insipien / penthil, masih sedikit, gejalanya hanya sedikit kabur, hal ini disebabkan karena sering ganti ukuran kacamata.

Katarak Immatur / kemampo, besar, keras, dan berair, kalau besar sekali dapat menutup saluran Trabekulum sehingga terjadi Glaukoma.

Katarak Matur / matang.

Katarak Hipermatur / bosok.

(www.kiatsehat.com)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas Sidarta. Katarak dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. Edisi ke-2. Cetakan ke-2. 2003.

2. Vaughan Daniel, et al. Katarak Senil dalam Oftalmologi Umum. Widya Medika. Cetakan I. 2000.

3. Wijana Nana. Katarak dalam Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ke-3.1983.