53
TUGAS KEPERAWATAN JIWA KOMUNIKASI THERAPEUTIK DISUSUN OLEH: Maman Gustiarto 04121303053 Mayken Rahayu 04121303060 Intan Kusuma Pertiwi 04121303033 Yosyi Eka Syarianto 04121303010 Redho Vernando 04121303024 Tiara Tresia 04121303320 Dosen pembimbing : NS. Sri Maryatun, S.Kep, M.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013 KATA PENGANTAR

Teraupetik 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

data

Citation preview

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

KOMUNIKASI THERAPEUTIK

DISUSUN OLEH:

Maman Gustiarto

04121303053

Mayken Rahayu

04121303060

Intan Kusuma Pertiwi04121303033

Yosyi Eka Syarianto

04121303010

Redho Vernando

04121303024

Tiara Tresia

04121303320

Dosen pembimbing : NS. Sri Maryatun, S.Kep, M.KepPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini berisi tentang Komunikasi Theraupetik dalam Keperawatan Jiwa yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.

Dalam penyusunannya banyak kesulitan dialami penulis, diantaranya kesulitan memperoleh referensi dan landasan materi yang tepat mengenai kasus yang ada, yang akan dibahas dalam makalah ini.

Penyelesaian makalah ini belum sepenuhnya memenuhi kriteria yang baik, jadi mohon kritik dan saran yang membangun, kami terima kritik dan sarannya sebagai bentuk perbaikan. Semoga makalah ini benar-benar bisa memberi manfaat yang nyata dan kedepannya penulis bisa lebih berusaha untuk menghasilkan tugas yang memenuhi standar yang baik.

Inderalaya, July 2013

Penulis

Komunikasi Theraupetik dalam Pelayanan Keperawatan JiwaA. Pengertian

Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi pertukaran informasi, perasaan pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih. Mempengaruhi orang lain. Interaksi perawat dan pasien akan menghasilkan informasi untuk perawat tentang keadaan pasien dan pada waktu yang bersamaan perawat dapat memberikan informasi tentang cara-cara menyelesaikan masalah dengan strategi tertentu sehingga pasien terpengaruh dan mau melakukannya untuk penyelesaian masalah pasien. Jika pasien menerima dan melakukan informasi yang diberikan oleh perawat maka perilaku pasien berubah ke arah adaptif yang merupakan hasil utama tindakan perawat.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Persoalan yang mendasar dari komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan klien, sehingga dapat dikategorikan ke dalam komunikasi pribadi di antara perawat dan klien, perawat membantu dan klien menerima bantuan.B. Tujuan

1. Melakukan komunikasi secara terapeutik selama memberikan asuhan keperawatan kepada individu

2. Melakukan komunikasisecara teraupetik selama memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga.

3. Melakukan komunikasi secara teaupetuk selama memberikan asuhan keperawatan kepada kelompok.

4. Melakukan komunikasi secara teraupetik kepada masyarakat.

5. Melakukan komunikasi pada anggota tim kesehatan lain.C. Unsur-unsur komunikasi

a. Komunikator.

Komunikator atau orang yang menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan disampaikan. Sikap dari komunikator harus empati, jelas. Kejelasan kalimat dan kemudahan bahasa akan sangat mempengaruhi penerimaan pesan oleh komunikan.

b. Pesan

Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang. Lambang bahasa dinyatakan baik lisan maupun tulisan. Lambang suara berkaitan dengan intonasi suara. Lambang gerak adalah ekspresi wajah dan gerakan tubuh, sedangkan lambang warna berkaitan dengan pesan yang disampaikan melalui warna tertentu yang mempunyai makna, yang sudah diketahui secara umum, misalnya merah, kuning, dan hijau pada lampu lalu lintas.

c. Komunikan

Komunikan adalah penerima pesan. Seorang penerima pesan harus tanggap atau peka dengan pesan yang diterimanya dan harus dapat menafsirkan pesan yang diterimanya. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah persepsii komunikan terhadap pesan harus sama dengan persepsi komunikator yang menyampaikan pesan.

d. Media

Media adalah sarana atau saluran dari komunikasi. Bisa berupa media cetak, audio, visual dan audio-visual. Gangguan atau kerusakan pada media akan mempengaruhi penerimaan pesan dari komunikan.

e. Respon/umpan balik.

Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik langsung disampaikan komunikan secara verbal, yaitu dengan kalimat yang diucapkan langsung dan nonverbal melalui ekspresi wajah atau gerakan tubuh. Umpan balik secara tidak langsung dapat berupa perubahan perilaku setelah proses komunikasi berlangsung, bisa dalam waktu yang relative singkat atau bahkan memerlukan waktu cukup lama.D. Faktor yang mempengaruhi komunikasia. Situasi / suasana

Situasi / suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karena itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.

Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula. Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena perhatian orang tua tidak berfokus pada pesan yang disampaikan perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.

b. Kejelasan pesan

Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu, komunikator harus memahami pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat dimengerti komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.

E. Tehnik Komunikasi yang efektif

a. Yakinkan apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana mengkomunikasikannya. Hal yang berkaitan dengan kejelasan pesan yang ingin disampaikan.

b. Gunakan bahasa yang jelas dan dapat dimengerti komunikan. Seringkali perawat menemui pesan yang tidak dapat berbahasa Indonesia, sedangkan perawat itu sendiri tidak dapat berbahasa seperti pasien. Dalam kondisi seperti ini, orang ketiga diperlukan untuk menjembatani proses komunikasi tersebut.

c. Gunakan media komunikasi yang tepat dan adekuat. Media tertentu tepat digunakan untuk komunikasi tertentu. Perawat yang sedang memberi penyuluhan pada satu orang pasien tidak perlu menggunakan flip chart, tetapi cukup dengan brosur atau leaflet. Sebaliknya dalam satu kegiatan penyuluhan pada 25 orang tidak cukup hanya dengan brosur saja, tetapi diperlukan media yang tepat seperti flip chart atau film.

d. Ciptakan iklim komunikasi yang baik dan tepat. Untuk berlangsungnya proses komunikasi yang efektif diperlukan suasana tenang dan tidak bising. Akan lebih baik lagi apabila disertai dengan udara yang nyaman dan tidak terlalu panas.

e. Dengarkan dengan penuh perhatian terhadap apa yang sedang diutarakan komunikan karena apa yang diutarakan komunikan adalah umpan balik terhadap pesan yang diberikan komunikator.

f.Hindarkan komunikasi yang tidak disengaja. Setiap proses komunikasi yang dijalankan hendaknya mempunyai tujuan yang jelas dan dilakukan dengan berencana.

g. Ingat bahwa komunikasi adalah proses dua arah, yaitu harus terjadi umpan balik antara komunikator dan komunikan.

h. Yakinkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak kontradiksi dengan apa yang diucapkan. Dengan kata lain ekspresi verbal harus sesuai dengan ekspresi non verbal. Hindari mengatakan saya turut berbahagia tetapi dengan ekspresi wajah yang datar dan tidak menunjukkan rasa bahagia.

F. Sikap Dalam Berkomunikasi

Sikap dalam berkomunikasi dapat ditampilkan melalui perilaku-perilaku berikut :

1. Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap-sikap lain. Misalnya : tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk pada saat bicara, tidak melipat tangan, tidak menyilangkan kaki, tidak memasukkan tangan ke kantong.2. Jarak saat berinteraksi, ruang intim sampai 50 cm, ruang pribadi 50-120 cm, dan ruang konsultasi sosial 275-365 cm. Komunikasi teraupetik pada umumnya terjadi diruang pribadi, tetapi antara pasien dengan perawat tidak dibatasi meja.3. Sentuhan, dapat digunakan dalam komunikasi teraupetik, tetapi harus dilakukan secara tenang sambil menganalisa kondisi pasien dan respons yang mungkin akan diberikan oleh pasien. Sentuhan tidak tepat untuk beberapa situasi, misalnya : terhadap pasien yang penuh curiga dan tidak percaya kepada orang lain, pasien yang merupakan korban penganiayaan. Pasien yang budayanya melarang atau membatasi sentuhan. Beberapa contoh sentuhan : bersalaman, menepuk bahu/mengangkat jempol/tepuk tangan untuk memberikan pujian, memegang tangan pasien pada saat pasien sedih dan menangis.4. Diam, dapat berguna untuk memfasilitasi pasien dalam mengekspresikan pikiran dan perasaannya. Misalnya : pada pasien menarik diri, setelah perawat mengajukan pertanyaan maka perawat diam untuk memberi kesempatan pada pasien berfikir tentang jawaban pertanyaan.5. Volume dan nada suara, mempengaruhi penyampaian pesan. Pada pasien lansia volume suara tinggi dengan nada rendah, pada pasien perilaku kekerasan, volume dan nada suara rendah tetapi tetap tegas.G. Hambatan Komunikasi Therapeutik

Dalam hal kemajuan hubungan perawat-klien terdiri dari tiga jenis utama : resistens, transferens, dan kontertransferens (Hamid, 1998). Ini timbul dari berbagai alasan dan mungkin terjadi dalam bentuk yang berbeda, tetapi semuanya menghambat komunikasi terapeutik. Perawat harus segera mengatasinya. Oleh karena itu hambatan ini menimbulkan perasaan tegang baik bagi perawat maupun bagi klien. Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas satu-persatu mengenai hambatan komunikasi terapeutik itu.1.Resisten.Resisten adalah upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab ansietas yang dialaminya. Resisten merupakan keengganan alamiah atau penghindaran verbalisasi yang dipelajari atau mengalami peristiwa yang menimbulkan masalah aspek diri seseorang. Resisten sering merupakan akibat dari ketidaksediaan klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan. Perilaku resistens biasanya diperlihatkan oleh klien selama fase kerja, karena fase ini sangat banyak berisi proses penyelesaian masalah.

2.Transferens.Transferens adalah respon tidak sadar dimana klien mengalami perasaan dan sikap terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh dalam kehidupannya di masa lalu. Sifat yang paling menonjol adalah ketidaktepatan respon klien dalam intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan pengisaran (displacement) yang maladaptif. Ada dua jenis utama reaksi bermusuhan dan tergantung.

3.Kontertransferens.Yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan oleh klien. Konterrtransferens merujuk pada respon emosional spesifik oleh perawat terhadap klien yang tidak tepat dalam isi maupun konteks hubungan terapeutik atau ketidaktepatan dalam intensitas emosi. Reaksi ini biasanya berbentuk salah satu dari tiga jenis reaksi sangat mencintai, reaksi sangat bermusuhan atau membenci dan reaksi sangat cemas sering kali digunakan sebagai respon terhadap resisten klien. Untuk mengatasi hambatan komunikasi terapeutik, perawat harus siap untuk mengungkapkan perasaan emosional yang sangat kuat dalam konteks hubungan perawat-klien (Hamid, 1998). Awalnya, perawat harus mempunyai pengetahuan tentang hambatan komunikasi terapeutik dan mengenali perilaku yang menunjukkan adanya hambatan tersebut. Latar belakang perilaku digali baik klien atau perawat bertanggung jawab terhadap hambatan terapeutik dan dampak negative pada proses terapeutik.

H. Penerapan komunikasi teraupetik1. Penerapan komunikasi teraupetik pada individu

a. Tahap pra interaksi

Sebelum bertemu dengan pasien saudara perlu mengevaluasi diri tentang kemampuan yang saudar miliki. Jika saudara merasa tidak siap maka saudara perlu mambasca kembali, diskusi dengan teman atau kelompok. Jika saudara telah siap, maka saudara membuat rencana interaksi. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pada tahan ini yaitu : evaluasi diri, penetapan perkembangan interaksi dan rencana interaksi. Evaluasi diri

Beberapa pertanyaan yang dapat membantu saudara mengevaluasi diri :

Apa pengetahuan yang saya miliki tentang keperawatan jiwa ?

Apa yang saya ketahui tentang latar sosial budaya pasien ?

Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan pasien ?

Bagaimana respon saya selanjutnya jika pasien diam, menolak, marah, atau inkoheren ?

Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan pasien ?

Apakah ada kegagalan saya berinteraksi dengan pasien ?

Jika ada, lakukan koreksi dengan cara membaca cara-cara berhubungan dengan pasien. Konsultasi dengan tutor, diskusi dengan teman sekelompok ?

Bagaimana tingkat kecemasan saya ?

Jika cemas ringan, laksanakan interaksi.

Jika cemas sedang sampai berat, konsultasikan denga tutor dan tunda kontak dengan pasien sampai saudara dapat mengatasi kecemasan.

Penetapan perkembangan interaksi dengan pasien

Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan untuk menetapkan tehap perkembangan interaksi dengan pasien.

Apakah saat ini pertemuan/kontak pertama ?

Apakah pertemuan lanjutan ?

Apakah tujuan pertemuan ini ? pengkajian / observasi / pemantauan / tindakan keperawatan / terminasi ?

Apa tindakan yang saya akan lakukan ?

Bagaimana cara melakukannya ?

Setelah saudara tetapkan status interaksi yang akan dilaksananakan, maka saudara perlu membuat rencana interaksi.

Rencana interaksi

Siapkan rencana percakapan yang akan saudara lakukan pada saat berinteraksi dengan pasien.

Tehnik komunikasi apa yang akan saudara ucapkan, kaitkan dengantujuan saudara melakukan interaksi dengan pasien. Hal ini berhubungan dengan tahapan interaksi yang akan dilakukan.

Tehnik observasi apa yang perlu saudara lakukan selama berhubungan dengan pasien.

Apa langkah-langkah tindakan keperawatan yang akan saudara lakukan sesuaikan.

b. Tahap perkenalan

Perkenalan merupakan kegiatan yang saudara lakukan saat pertama kali bertemu atau kontak dengan pasien. Hal hal yang perlu dilakukan adalah :

Memberi salam

Assalamualaikum / selamat pagi / siang / sore / malam atau sesuai dengan latar belakang sosial budaya spiritual pasien, disertai dengan mengulurkan tangan untuk jabatan tangan. Pasien gangguna jiwa mungkin tidak menjawab salam dan ulurkan tangan saudara.

Memperkenalkan diri perawat

Perkanalkan Nama saya suster ranti, saya senang dipanggil ranti Menanyakan nama pasien

Nama bapak/ibu/saudara siapa ? senang dipanggil apa? Mengevaluasi kondisi pasien

Bagaimana perasaan ibu saat ini ? atau ada keluhan yang inginibu ceritakan dengan saya ?

Menyepakati kontak / pertemuan

Kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan topik tindakan yang akan dilakukan serta ketersediaan apsien untuk bercakap-cakap, temoat bercakap-cakap, lama percakapan.1) Topik/tindakan/kegiatanyang dilakukan untuk menanyakan kesediaan pasien : Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang (sesuaikan dengan keluhan atau perasaan pasien saat ini. Jika pasien tampak ragu perawat dapat menambahkan). Saya akan membantu (nama pasien) untuk menyelesaikan masalah yang.. hadapi.

Kita akan bersama sama menyelesaikan masalah yang hadapi.Pada umumnya focus percakapan awal adalah pengkajian keluhan utama. Kemudian hal hal yang berkaitan dengan keluhan utama.2 ) Tempat Di mana kita duduk ?

Bagaimana kalau kita duduk di sana? ( sebutkan ) Ayo kita duduk di sana ! ( sebutkan )3 ) waktu

Mau berapa lama kita bercakap cakap? Bagaiman kalau 10 menit ?

Kemudian lanjutkan pada tahap kerja yaitu pengkajian lanjut (focus) pada keluhan utama disertai dengan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang di alami pasien.c. Tahap orientasiTahap orientasi di laksanakan pada awal pertemuan kedua dan seterusnya. Tujuan tahap orientasi adalah mengevaluasi kondisi pasien, memvalidasi rencana yang telah perawat buat sesuai dengan keadaan pasien saat ini dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan bersama pasien.1) Memberi salam Assalamualaikum / selamat pagi / siang / sore / malam tuti.2) Memvalidasi dan mengevaluasi keadaan pasien

Bagaimana perasaan tuti hari ini? Atau coba tuti ceritakan perasaannya hari ini! Adakah hal yang terjadi selama kita tidak bertemu? Coba ceritakan. Apakah tuti sudah mencoba cara cara yang telah kita bicarakan kemarin ( sebut cara yang telah di bahas pada pertemuan sebelumnya)3) Menyepakati kontrak/ pertemuanSetiap berinteraksi dengan pasien kaitkan dengan kontrak pada pertemuan sebelumnya.

3.1. Topik/tindakan/kegiatan Sesuai dengan janji kita yang telah lalu kita akan bertemu hari ini jam (sebutkan sesuai perjanjian). Atau Tuti masih ingat apa yang akan kita bicarakan / lakukan sekarang? Atau Bagaimana kalau sekarang kita latihan (sebutkan sesuai rencana).

Contoh: baiklah sekarang kita akan bicara tentang cara berkenalan dengan orang lain/cara mengungkapkan rasa marah/cara melakukan kebersihan diri (dan lain- lain sesuai dengan masalah pasien).3.2. Tempat

Mau duduk dimana? Bagaimana kalau disana?

3.3 Waktu Mau berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit?d. Tahap kerjaTahap keraj merupakan inti hubungan perawat pasien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan di capai.Contoh komunikasi untuk tindakan melatih mengontrol halusinasi:

Ada beberapa cara untuk mencegah suara suara agar tidak mengganggu tuti. Salah satu adalah menghardik atau tidak mempedulikan suara suara itu, caranya katakana pergi, jangan ganggu saya, saya tidak mau dengar. Coba tuti lakukan (jika pasien dapat melakukan berikan pujian). bagus, tuti sudah dapat melakukannya. Coba lakukan lagi!. bagus sekali!e. Tahap terminasiTahap terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien. Terminasi dibagi 2 yaitu : terminasi sementara dan terminasi akhir.1. Terminasi sementaraTerminasi sementara adalah akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien. Saat terminasi sementara perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang telah ditentukan, misalnya: satu atau dua hari berikutnya. Pada terminasi perawat hasil tindakan yang telah dilakukan melakukan evaluasi terhadap hasil tindakan yang telah dilakukan pada tahap kerja berupa evaluasi subyektif dan obyektif, memberikan anjuran pada pasien (tindak lanjut) terhadap tindakan yang telah dilakukan dan membuat perjanjian (kontrak) untuk pertemuan berikutnya. Contoh komunikasi :

1.1. Evaluasi hasil

Evaluasi subyektif : Bagaimana perasaan Tuti setelah latihan ini ? Evaluasi obyektif :

Coba Tuti sebutkan hal hal yang sudah kita bicarakan tadi ! Tuti tadi telah bagus melakukannya

1.2. Tindak lanjut Bagaimana kalau mulai saat ini Tuti coba lakukan cara tadi untuk mencegah suara suara. Tuti mau coba latih ? pada jam berapa ? kita buatkan jadwalnya ? (buat jadwal harian pasien untuk latihan dan melakukannya pada saat suara suara datang).1.3. Kontrak yang akan datang Waktu : kapan kita bertemu lagi ?Bagaimana kalau dua hari lagi? Topik : apa saja yang akan kita bicarakan nanti ?Bagaimana kalau kita bicara tentang cara lain untuk mencegah suara suara ?

Tempat : kita akan bertemu di sini lagi. Sampai jumpa. Assalamualaikum.

2. Terminasi akhir

Terminasi akhir terjadi jika pasien dan keluarganya telah mampu menyelesaikan masalahnya.Contoh komunikasi :

2.1. Evaluasi hasil Evaluasi subyektif :

Bagaimana perasaan Tuti setelah kita bercakap cakap beberapa kali. Evaluasi obyektif :

Coba sebutkan apa saja yang telah Tuti dapatkan selama saya berkunjung ke rumah Tuti ? Saya melihat tuti sudah dapat melakukan . (sebutkan sesuai hasil observasi pada tiap diagnose keperawatan).2.2. Tindak lanjut

Apa rencana kegiatan Tuti selanjutnya ?

Apa yang perlu Tuti lakukan kalau suara suara itu datang lagi ? Jadi jadwal yang telah kita buat, laksanakan terus ya !

2.3. Eksplorasi perasaan

Saya akan datang sebulan sekali, tidak tiap minggu lagi. Bagaimana perasaan Tuti ? sudah siap kan ?2.4. Hal yang sama dengan 1, 2, 3 dilakukan pada keluarga.

Contoh komunikasi pada individu ( fase orientasi, kerja dan terminasi ) Tahap orientasi

assalamualaikum ( sambil mengulurkan tangan kearah pasien) bagaimana perasaan Tuti hari ini? Apakah tadi malam masih mendengar suara suara? ( kemudian saudara dapat melanjutkan pembicaraan dengan membuat kontrak kepada pasien ) baiklah, karena Tuti masih mendengar suara suara tersebut, sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu ( ucapkan kalimat ini kepada pasien ) , kita akan membicarakan tentang cara untuk menghilangkan atau mengurangi suara suara yang Tuti dengar. Kita akan bercakap cakap sekitar setengah jam. Bagaimana Tut? ( sepakati tempat untuk berbicara dengan pasien ) di mana kita duduk ? Tahap kerja: penjelasan tentang cara mengontrol halusinasi:

dua hari yang lalu kita sudah membahas tentang suara suara yang sering Tuti dengar, suara tersebut sering muncul di siang hari, dan menurut Tuti suara tersebut menakutkan sehingga Tuti ingin tahu bagaimana cara menghilangkannya. Sekarang kita coba belajar cara cara tersebut. Nah, jika Tuti mendengar suara suara lagi, maka ada beberapa cara yang dapat Tuti lakukan,cara yang pertama adalah dengan mengusir suara itu (saudara ucapkan sambil peragakan caranya di depan Tuti untuk memperagakan kembali cara tersebut); cara yang kedua Tuti dapat mengajak orang lain bercakap cakap, misalnya bapak, ibu, atau kakak Tuti; cara yang ketiga adalah dengan sibuk melakukan kegiatan di siang hari, misalnya menjahit dan menyulam; cara yang keempat Tuti minum obat yang telah diberikan oleh dokter secara teratur. Ada pertanyaan Tut? Ada yang kurang jelas? Tahap terminasi : bagaimana perasaan Tuti setelah kita belajar cara untuk mengurangi suara suara ? coba Tuti sebutkan kembali apa saja cara yang bisa dilakukan untuk membantu Tuti. Nah, mulai saat ini jika suara suara itu muncul lagi, Tuti dapat mencoba beberapa cara tersebut. Baiklah Tut, tiga hari lagi saya akan datang, kita akan membahas tentang kegiatan yang dapat tuti lakukan di rumah agar waktu tuti dapat terisi. Kira kira jam berapa tut ? saya permisi dulu.. assalamualaikum 2. Penerapan komunikasi terapeutik pada keluargaBerikut ini adalah penjelasan tentang prinsip dan tehnik komunikasi pada saat perawat melakukan interaksi dengan keluarga. Interaksi dengan keluarga atau pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga juga di lakukan secara bertahap, meliputi tahap: Permulaan hubungan perawat keluarga Pendidikan kesehatan tentang keterampilan keluarga merawat pasien Penerapan cara merawat pasien; Peran keluarga merawat pasien di rumah masyarakat ( follow up care ).Uraian tentang tahap atau langkah-langkah pendidikan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Permulaan hubungan perawat-keluarga di rumah

Interaksi perawat-keluarga dimulai dengan perkenalan, membina hubungan saling percaya dan dilanjutkan dengan pengajian pengalaman keluarga dalam merawat pasien sehingga dapat ditetapkan pendidikan kesehatan keluarga.Sp 2 : Percakapan membina hubungan saling percaya dengan keluargaa. Perkenalan

selamat pgi Tuti ? saya perawat puskesmas yang akan merawat anak Bapak/Ibu Nama saya, senang dipanggil Nama bapak/ibu siapa ?

Senang dipanggil apa? (pertahankan kontak mata, senyum dengan ramah, duduk berhadapan agak menyamping). untuk melakukan perawatan kepada anak bapak/ibu (misalnya namanya Tuti) Tuti maka saya akan datang beberapa kali ke rumah bapak /ibu. Selain bertemu dengan Tuti saya juga akan bertemu dengan anggota keluarga yang lain. Semua yang ada dirumah ini sebaiknya tahu bagaimana cara merawat Tuti, bahkan kalau ada keluarga yang rumahnya tidak jauh dari rumah bapak/ibu , ia juga dapat melihat dan belajar cara merawat tuti. Nah, oleh karena itu nanti setiap kali saya datang, sedapat mungkin semua anggota keluarga bias ikut mendengarkan apa yang saya sampaikan. (selanjutnya saudara mengevaluasi keadaan keluarga dan tindakan yang sudah dilakukan keluarga, serta mulai melakukan pengkajian terhadap keluarga). apa yang bapak/ibu rasakan sebagai kendala saat menghadapi Tuti selama dirumah?O yaapalagi bapak/ibu?bagaimana dengan perilakunya ?adakah yang membuat bapak/ibu susah/binggung ? apa yang sudah bapak/ibu lakukan selama ini untuk menghadapi Tuti ? (dengarkan ungkapan keluarga dengan penuh perhatian).

Pertemuan diakhiri dengan terminasi sementara

baiklah saya akan membantu bapak/ibu dalam merwat tuti selama dirumah. Kita akan berlati bersama cara mengatasi masalah yang salami ini bapak/ibu alami dalam merawat tuti. Untuk itu seminggu sekali saya akan kemari untuk bercakap-cakap dengan tuti, bapak/ibu dan anggota keluarga yang lain. Bagaimana bapak/ibu ? setuju ? assalamualaikum wr.wb.

b. Keterampilan keluarga merawat pasien

Pada tahap ini pertemuan dilaksanakan dengan metode ceramah, Tanya jawab simulasi tentang cara merawat anggota keluarga yang sakit.Sp 3 : Percakapan memberikan penjelasan kepada keluarga tentang cara merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasiTahapan orientasi: assalamualaikum (kemudian saudara duduk di tempat yang disediakan oleh keluarga). sesuai dengan janji saya kemarin (ucapkan kalimat ini kepada keluarga pasien), saya akan memberi penjelasan tentang suara-suara yang didengar anak bapak/ibu dan cara merawatnya kita akan bercakap-cakap sekitar 1 jm. Bagaimanabapak/ibu?

Tahap kerja: penjelasan tentang halusinasi (jelaskan dengan alat bantu/media: lembar balik/leatflet). minggu lalu kita sudah membahas masalah bapak/ibu hadapi dalam merawat tuti yaitu bicarabicara sendiri (halusinasi). Saya akan jelaskan tentang suara-suara itu yang disebut halusinasi, apa saja gejala yang muncul, waktu dan situasi yang membuat halusinasinya muncul, dan apa akibatnya jika halusinasi itu tidak ditangani (lihat modul halusinasi). Nah, jika tuti terlihat bicara atau ngomong sendiri, maka ada beberapa cara yang bapak/ibu dapat lakukan untuk membantu tuti, cara yang pertama adalah dengan mengingatkan tuti untuk mengusir suara itu (saudara ucapkan sambil peragakan caranya didepan keluarga serta minta keluarga untuk memperagakan kembali cara tersebut); cara yang kedua bapak/ibu dapat mengajak tuti bercakap-cakap: cara yang ketiga ajak tuti untuk melakukan kegiatan, misalnya menjahit dan menyulam, tuti kan hobi menjahit dan menyulam; cara yang keempat bapak/ibu dapat membantu tuti untuk secara teratur minum obat yang telah diberikan oleh dokter. Ada pertanyakan bapak/ibu? Ada yang kurang jelas? (secara lengkap lihat modul halusinasi).Tahap terminasi: bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita belajar cara untuk membantu tuti? Coba bapak/ibu sebutkan kembali apa saja cara yang bias dilakukan untuk membantu tuti. Nah, mulai saat ini jika muncul halusinasi pada tuti, bapak/ibu dapat mencoba beberapa cara tersebut, dan minggu depan kita akan praktekkan langsung ke tuti. Kira-kira jam berapa bapak/ibu? Saya permisi dulu..Assalamualaikum

c. Penerapan cara merawat pasien

Pada tahap ini pertemuan dilaksanakan dengan melibatkan keluarga tentang cara merawat pasien dirumah. Metode yang paling banyak digunakan adalah demonstrasi dan redemonstrasi.Sp 4 : Komunikasi mengajarkan keluarga menerapakan cara merawat pasienPada tahap ini percakapan dilakukan dengan keluarga dn pasien.Tahap Orientasi: Assalamualaikum bapak/ibu (kemudian saudara duduk ditempat yang disediakan oleh keluarga). sesuai dengan janji kita kemarin (ucapkan kalimat ini kepada keluarga pasien), kita akan mempraktekkan tentang cara-cara mengontrol halusinasi yang telah kita diskusikan kemarin kepada Tuti. Kita akan melakukannya sekitar setengah jam. Bagaimana, bapak/ibu?

Tahap kerja: Nah, coba bapak/ibu lihat prilaku tuti saat ini. Tuti terlihat asyik bicara dan ngomong sendiri kan? Sekarang kita praktekkan cara kemaren yaitu mengajar tuti untuk bicara (perawat mengajar bapak/ibu mendekati Tuti, lalu perawat menegur Tuti dan mengajak bicara serta melibatkan kelarga dalam pembicaraan). Tuti, suster lihat Tuti lagi asyik ngobrol ? ngobrol dengan siapa ? bagaimana kalau kita ngobrol sama-sama dengan bapak ibu agar suara-suara itu tidak menggangu tuti lagi. ( selanjutnya perawat, tuti dan keluarga ngobrol bersama-sama). Bagaimana tuti, suara-suaranya hilang? Tuti bias ceritakan ke bapak/ibu apa saja cara yang telah tuti pelajari untuk mengontrol suara-suara? Nah, nanti kalau suster tidak ada bapak/ibu yang akan membantu tutiTahap terminasi: bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita praktekkan cara membantu Tuti untuk mengontrol halusinasi ? tadi saya lihat bapak/ibu sudah dapat mengajar Tuti ngobrol sehingga tuti tidak terganggu dengan halusinasinya. Nah, mulai saat ini jika muncul halusinasi pada Tuti, bapak/ibu dapat mencoba cara tersebut dan dua hari lagi kita praktekkan cara-cara lain. Saya permisi dulu..Assalamualaikumd. Peran keluarga merawat pasien di rumah-masyarakat (follow up care). Jika pasien dan keluarga telah mempunyai kemampuan merawat pasien secara mandiri maka perlu dibuat jadwal kunjungan rumah secara periodic misalnya setiap bulan untuk mengevaluasi kondisi dan kemampuan pasien serta keluarga.

Sp 5 : Komunikasi mengajarkan keluarga untuk merawat pasien dirumah-masyarakat (follow-up care)Tahap orientasi: Asallamualaikum sesuai dengan janji kita bulan lalu hari ini kita akan mendiskusikan cara-cara yang sudah bapak/ibu lakukan untuk membantu Tuti. Kita akan bercakap-cakap sekitar setengah jam. Bagamana, bapak/ibu?

Tahap kerja: Nah, coba bapak/ibu ceritakan apakah cara-cara yang telah kita latih masih terus dilakukannya? Bagaimana hasilnya (jika keluarga tidak mempunyai masalah berikan pujian, jika ada masalah bantu keluarga untuk menyelesaikannya). Adakah perilaku-perilaku Tuti yang ingin bapak/ibu diskusikan ? (jika tidak ada berikan pujian, jika ada bantu keluarga mengatasinya) Apakah obatnya masih ada ? Teraturkan meminumnya?Tahap terminasi: Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bercakap-cakap ? Bagus! Bapak/ibu sudah mampu melakukan banyak hal untuk merawat Tuti. Diteruskn ya.. agar kekambuhan dapat dicegah. Jangan lupa ingatkan titi untuk minum obat secara teratur. Kalau ada perilaku Tuti tidk seperti biasannya segera hubungi saya di puskesmas. Bulan depan saya akan dating lagi untuk melihat perkembangan Tuti. Saya permisi dulu.. Assalamualaikum. 3. Penerapan komunikasi teraupeutik pada kelompokTujuan dari komunikasi kelompok adalah Membantu anggota kelompok berinteraksi dengan orang lain.

Membantu anggota kelompok merubah perilaku.

Penggunaan komunikasi kelompok pada keperawatan jiwa adalah pada saat perawat memberikan pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien/keluarga pasien ataupun pada kelompok penduduk (support groups)

Sp 6 : Percakapan pada kelompok kelurga pasien Seseorang perawat puskesmas sedang melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan pada sekelompok pasien yang mengalami masalah halusinasi (kelompok pasien yang sudah mengenal halusinasi dan sudah balajar cara mengontrol halusinasi). Tujuan pertemuan kelompok berbagi pengalaman tentang penerapan cara mengontrol halusinasi.Tahap Orientasi : Assalamualaikum. selamat siang saudara-saudara sekalian. Bagaimana perasaan saudara-saudara pada hari ini ? seperti janji kita minggu lalu, hari ini kita bertemu untuk membhas tentang pengalaman saudara menggunakan cara mengontrol suara-suara. Kita akan bercakap-cakap selama 45 menit disini.

Tahap kerja : Baiklah saudara sekalian, sekarang masing-masing orang untuk diminta untuk menceritakan pengalaman menggunakan cara-cara mengontrol halusinasi yang telah dipelajari. Siapa yang mau menyampaikan, kegiatannya ?(kalau tidak ada pasien yang mau menyampaikn, dibuat bergiliran).Apa cara yang telahtuti gunakan ? bagaimana hasilnya ?Bagus..! (semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya). Ya bagus sekali, Semua sudah mencoba untuk menyampaikan pendapatnya. Jadi kegiatan - kegiatan tadi bias saudara-saudara dilakukan jika suara-suara itu munculTahap Terminasi : Bagaimana perasaan saudara-saudara setelah kita diskusi ? Apa pendapat saudara-saudara terhadap hasil diskusi kita hari ini ?

Empat cara mengontrol halusinasi dapat saudara gunakan terus agar suara-suara itu tidak menggangu lagi. Kita bertemu lagi di balai desa ini minggu depan di hari dan jam yang sama untuk membicarakan aktivitas sehari-hari yang dapat anda lakukan dirumah. Assalamualaikum. Selamat siang.4. Peneraapan komunikasi teraupeutik pada masyarakat

Komunikasi massa merupakan interaksi dengan kelompok besar, yaitu lebih dari 12 orang. Tujuan komunikasi massa adalah untik member pendidikan kesehatan pada sekelompok besar orang tentang topic kesehatan dengan tujuan untuk mempengaruhi masyarakat tersebut dan mereka dapat mengadopsi Perilaku sehat tersebut. Umumnya topik yang diambil terkait dengan pencegahan dan peningkatan kesehatan jiwa.

Berikut ini adalah beberapa langkah untuk melakukan komunikasi masal :

a. Pilihlah topik yang menarik untuk disampaikan pada pendengar yang bersangkutan sesuai kebutuhannya.

b. Susunlah hal-hal garis besar yang ingin disampaikan ( mulai dari kata pengantar, isi, dan kesimpulan).

c. Gunakan suara yang jelas dan gunakan tape recorder jika memang dibutuhkan atau jika memungkinkan gunakan video recorder untuk umoan balik.

d. Jangan terlalu mencemaskan tentang sikap tubuh, namun berkonsentrasilah pada isi pesan yang disampaikan.

e. Gunakan atau buatlah cacatan dalam 1 lembar kertas sebagai panduan sehingga tidak menyita waktu untuk melihat catatan dan punya kesempatan untuk menatap/melihat para pendengar peserta.

f. Jangan gunakan kata bahasa yang vulgar kecuali ada alasan yang jelas dan sadar dengan konsenkuensi negatif yang mungkin terjadi.

g. Gunakan pakain yang pantas yang dapat mendukung penampilan sipemberi pesan namun jangan sampai mencolok sehingga membuat perhatian beralih.Metode yang digunakan pada komunikasi masal

1. Brainstroming/curah pendapat

Berikesempatan setiap peserta untuk mengungkapkan ide-ide dan menduskusikan dalam bentuk kelompok besar.

Meminta atau memberikesempatan pada setiap anggota untuk mengidentifikasi isu dan mencari solusi.SP 7 : Komunikasi dalam melakukan komunikasi masal dengan menggunakan metode braisntoming.

Tahap Orientasi : asslamulaikum. Selamat malam pabak-bapak dan ibu-ibu. Hari ini selama 1 jam kita akan membahas tentang pengalaman Bpk/Ibu selama ini dalam mengasuh anak setelah bencana yang lalu.Tahap Kerja : baiklah Bpk/Ibu, sekarang saya persilahkan untuk menyampaikan perilaku anak-anak selama ini yang muncul ditempat penampungan (peserta diberikesempatan untuk menyampaikan).Baiklah Bpk/Ibu, semua sudah menyampaikan apa yang dialami. Sekarang Bpk/Ibu dapat menyampaikan pengalaman cara-cara untuk mengatasinya (semua peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan). Baikalah Bpk/Ibu kita telah bicara tentang perilaku anak-anak kita dan cara-cara yang dilakukan untuk mengatasinya.

Tahap Terminasi : Bagaimana kalau minggu depan kita bicara tentang cara-cara yang terbaik dengan merawat anak kita dengan prilaku-prilaku tertentu agar anak-anak kita dapat berkemabang dengan baik. Bagai mana pendapak Bpk/Ibu tentang diskusi kita hari ini(minggu depan gunakan metode cermah).2. Prigram komunitas

Program ini dapat dilakukan melalui pendekatan individu atau kelompok dengan perencanaan yang sistematis.

3. Demonstrasi

Saudara dapat menggunkan metode demonstrasi dengan komunikasi massa agar pembelajaran terjadi lebih efektif. Metode ini membantu peserta mngerti sesuatau secara visual, karena peserta dapat melihat dan mencoba secra langsung apa yang saudara berikan.

4. Metode ceramah

Metode ini digunakan saat saudara menyampaikan presentasi secara verbal (tatap muka). Jika saudara menjadi penceramah maka saudara harus mempunyai pengalamn dengan materi yang diberikan. Saudara harus merasa nyaman dan punya kemampuan dalam berbicara, mempberikan penekananan pada point penting dengan cara-cara kreatif dan menarik. Saudara dapat mengkombinasikan dengan media untuk meningkatkan kemmpuan pembelajaran. Kempampuan dan agaya komunkasi saudara akan mempengaruhi pertisipasi peserta. Janagn lupa untuk membatasi umpan balik dari peserta karena waktu yang terbatas.

5. Roel play Saudara dapat menggunakan metode role play (bermain oeran) karena metode ini efektif untuk mempengaruhi sikap dan opini masyarakat. Metode ini memungkinkan saudara untuk mengembangkan kemampuan peserta dalam menyelesaikan masalah dan berfikir secara kritis. Upayakan supaya saudara dapat meningkatkat parsisipasi perserta karena kadang-kadang beberapa anggota kemungkinan tidak mau terlihat dalam aktifitas. Penggunaan metode ini biasanya dikombinikasikan dengan metode lain, misalnya cermah, diskusi.

Media yang digunakan pada komunikasi masa :

1. media cetak

a. Booklet : menyamoaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku/gambar.b. Leaflet : menyampaikan pesan melalui lembar yang dilipat

c. Flyer (selembar) seperti liflet tapi tidak dilipat

d. Flip chart (lembar balik)

e. Rubrik (tulisan pada surat kabar atau majalah).

f. Poster : ditempel ditembok/ tempat umum.

g. Foto yang menggunakan informasi kesehatan.2. Media elektronik

a. Televisi : sandiwara, sinetron, diskusi,ceramah, kuis, cerdas cermat

b. Radio : tanya jawab, ceramah, sandiwara, radio spot.

3. Media papan (bill board)Dalam melaksanakan tugas saudara punya kemampuan untuk menyampaikankondisi pasien kepada anggota tim kesehatan yang lain, msalnya dokter, perawat di komunitas (CHN), pekerja sosial. Kerjasama dengan tim lain jika pasien perlu dirujuk.

Latihan 8 : Komunikasi perawat CMHN merujuk kepada perawat di psikiatri RSU.

:asslamulikum..saya..dari puskesmas..pagi ini akan merujuk pasien yang bernama....Kondisi pasien saat ini masih menglami halusisnasi dengan perilaku kekerasan. Telah dilakukan konsultasi dengan dokter puskesmas dan tim kesehatan jiwa masyarakat dan pasien telah mendapatkan terapi pengobatan oral yaitu cpz 3x100mg. THP 3x2mgdan Hp 3x5 mg. Namun keadaan pasien saat ini masih belum ada perbaikanehingga kami perlu merujuk pasien ini ke unit psikiatri RSU untuk mendapatkan perawatan intensive. Pasien elah kami latih mengontrol halusinasinya tetpai belum ada perkembangan.

Ini berkas pasien beserta resumenya. Nanti jika ada sesuatu yang kami tindaklanjuti kami siap untuk membantu. Jika keadaan pasien telah menmungkikan pulang segera beri tahu kami agar kami dapat melanjutkan perawatannya dirumah. Terimakasih . asslamulaikum wr.wb (sambil tandatangan).