2
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS RSUDDr. SAYIDIMAN, KABUPATEN MAGETAN JAWA TIMUR 2013 – 2015 Tetanus Neonatorum 1. Pengertian (Definisi) Infeksi yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang terjadi pada neonatus 2. Anamnesis 1. Persalinan yang kurang higienis terutama yang ditolong oleh tenaga nonmedis yang tidak terlatih. 2. Perawatan tali pusat yang tidak higienis, pemberian dan penambahan suatu zat pada tali pusat. 3. Bayi sadar, sering mengalami kekakuan (spasme), terutama bila terangsang atau tersentuh. 4. Bayi malas minum. 3. Pemeriksaan Fisik 1. Bayi sadar, terjadi spasme otot berulang.Mulut mencucu seperti mulut ikan (carper mouth). 2. Trimus (mulut sukar dibuka). 3. Perut teraba keras (perut papan). 4. Opistotonus (ada sela antara punggung bayi dengan alas, saat bayi ditidurkan). 5. Tali pusat biasanya kotor dan berbau. 6. Anggota gerak spastik (boxing position). 4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis 2. Sesuai pemeriksaan fisik 5. Diagnosis Kerja Tetanus Neonatorum 6. Diagnosis Banding 1. Meningitis 2. Ensefalitis 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Pungsi lumbal 2. Pemeriksaan darah rutin, preparat darah hapus atau kultur dan sensitivitas. 8. Terapi 1. Diazepam 10 mg/kg/hari secara IV dalam 24 jam atau dengan bolus IV setiap 3-6 jam (dengan dosis 0,1-0,2 mg/kg per kali pemberian), maksimum 40 mg/kg/hari. 2. Human tetanus immunoglobulin 500 U IM atau antitoksin tetanus (equine serum) 5000 U IM 3. Metronidazol 30 mg/kg /hari dengan interval setiap enam jam (oral/parenteral) selama 7-10 25

Tetanus Neonatorum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tetanus neonatorum

Citation preview

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATA LAKSANA KASUSRSUDDr. SAYIDIMAN, KABUPATEN MAGETANJAWA TIMUR2013 2015

Tetanus Neonatorum

1. Pengertian (Definisi)Infeksi yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang terjadi pada neonatus

2. Anamnesis1. Persalinan yang kurang higienis terutama yang ditolong oleh tenaga nonmedis yang tidak terlatih.2. Perawatan tali pusat yang tidak higienis, pemberian dan penambahan suatu zat pada tali pusat.3. Bayi sadar, sering mengalami kekakuan (spasme), terutama bila terangsang atau tersentuh.4. Bayi malas minum.

3. Pemeriksaan Fisik1. Bayi sadar, terjadi spasme otot berulang.Mulut mencucu seperti mulut ikan (carper mouth).2. Trimus (mulut sukar dibuka).3. Perut teraba keras (perut papan).4. Opistotonus (ada sela antara punggung bayi dengan alas, saat bayi ditidurkan).5. Tali pusat biasanya kotor dan berbau.6. Anggota gerak spastik (boxing position).

4. Kriteria Diagnosis1. Sesuai kriteria anamnesis2. Sesuai pemeriksaan fisik

5. Diagnosis KerjaTetanus Neonatorum

6. Diagnosis Banding1. Meningitis 2. Ensefalitis

7. Pemeriksaan Penunjang1. Pungsi lumbal2. Pemeriksaan darah rutin, preparat darah hapus atau kultur dan sensitivitas.

8. Terapi1. Diazepam 10 mg/kg/hari secara IV dalam 24 jam atau dengan bolus IV setiap 3-6 jam (dengan dosis 0,1-0,2 mg/kg per kali pemberian), maksimum 40 mg/kg/hari.2. Human tetanus immunoglobulin 500 U IM atau antitoksin tetanus (equine serum) 5000 U IM3. Metronidazol 30 mg/kg /hari dengan interval setiap enam jam (oral/parenteral) selama 7-10 hari. Atau4. Penisilin procain 100.000 U/kg IV dosis tunggal selama 7-10 hari.

9. Edukasi(Hospital Health Promotion)1. Pelaksanaan Pelayanan Neonatal Esensial, terutama pemotongan tali pusat dengan alat steril.2. Perawatan pascanatal, tidak mengoles atau menabur sesuatu yang tidak higienis pada tali pusat.3. Bila sudah terjadi infeksi tali pusat, diberikan pengobatan yang tepat dengan antibiotik lokal dan sistemik (bila diperlukan). Pilih antibiotika yang efektif terhadapStaphylococcus aureus dan Escherichia coli.

10. PrognosisAd vitam : dubia ad bonamAd sanationam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens

12. Tingkat Rekomendasi

13. Penelaah Kritis

14. Indikator Medis

15. Kepustakaana. PPM 2010 IDAI

26