Upload
indra-yudhistira
View
1.213
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Chapter II - Thesis Descriptive Research about Double bisokop TransTV
Citation preview
BAB II
KERANGKA TEORETIS
2.1 Komunikasi
Istilah komunikasi diambil dari bahasa Yunani, yaitu “Common” yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi “Shared by all alike”. Itulah
sebabnya pada prinsipnya komunikasi harus bersifar dua arah dalam rangka
pertukaran (idea) dan informasi menuju pada terbentuknya pengertian
bersama. (Kuswandi, 1996:16).
Komunikasi memiliki banyak definisi sesuai dengan persepsi ahli-ahli
komunikasi yang memberikan batasan pengertian. Seperti yang dikutip
Cherry dalam Stuart (1983), Istilah komunikasi dalam buku Pengantar Ilmu
Komunikasi berasal dari perkataan Latin Communis yang artinya membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico
yang artinya membagi. (Cangara, 2005:18).
Sedangkan dalam buku Teori Komunikasi Massa “Komunikasi
didefinisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang komunikator
menyampaikan pesan berupa lambang-lambang yang mengandung arti,
lewat saluran tertentu kepada komunikan” (Wiryanto, 2003:19).
11
12
Menurut Gamble dalam buku Communication Works (2002:06), definisi
komunikasi adalah penyampaian pesan yang disengaja atau tidak sengaja.
Dalam buku Sistem Komunikasi Indonesia juga dijelaskan, “komunikasi
adalah bagian dimensi ilmu sosial yang khusus membahas pola interaksi
antar manusia (human communication) dengan menggunakan ide atau
gagasan lewat lambang atau bunyi ujaran”. (Nurudin, 2005:11).
“Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang
dinyatakan melalui pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa sebagai alat pijaknya.” (Effendy, 2000:28).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa interaksi sosial yang terjadi
antar manusia yang disampaikan melalui lambang dan saluran tertentu dari
komunikator kepada komunikan baik yang dilakukan secara sengaja maupun
tidak sengaja.
2.1.1 Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mempertahankan hidupnya
dan berinteraksi manusia harus perlu berkomunikasi. Dalam prakteknya
komunikasi tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan interaksi tetapi juga
memiliki fungsi. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Ilmu
13
Komunikasi Teori dan Praktek menguraikan tujuan dasar komunikasi, yaitu
berikut ini: (Effendy, 2004:8):
1. Mengubah sikap (attitude change),
2. Mengubah pendapat (opinion change),
3. Mengubah perilaku (behavior change),
4. Mengubah sosial (social change).
Sedangkan, dari empat fungsi utama komunikasi itu sendiri adalah
sebagai berikut (Effendy, 2004:8):
1. Menginformasikan (to inform),
2. Mendidik (to educate),
3. Menghibur (to entertain),
4. Mempengaruhi (to influence).
Berdasarkan pengertian di atas, bila dikaitkan dengan penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa penayangan program Double Bioskop TransTV
memiliki tujuan dasar untuk menghibur.
2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi sebagai salah satu aktifitas sadar dan rutin bagi kehidupan
manusia tidak pernah dapat berdiri sendiri, melainkan selalu membutuhkan
unsur-unsur pendukung yang memiliki kaitan antara satu unsur dengan
unsur lainnya dan dapat dilihat sebagai berikut:
14
Gambar 1.1 Unsur-Unsur Komunikasi
Sumber Pesan Media Penerima Efek
Umpan Balik Lingkungan
(Sumber: Pengantar Ilmu Komunikasi, Cangara, 2005:23)
Keterangan:
a. Sumber; adalah semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber
sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar
manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga bisa juga dalam
kelompok, misalnya; partai, organisasi atau lembaga. Dalam penelitian
ini, sumbernya atau komunikator adalah stasiun televisi TRANSTV.
b. Pesan; yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya dapat berupa ilmu
pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam
penelitian ini, pesannya adalah film-film yang ditayangkan dalam Program
Double Bioskop TransTV.
c. Media; yang dimaksud disini adalah adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media bisa
bermacam-macam bentuknya, seperti misalnya alam komunikasi antar
pribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera
15
manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram
yang digolongkan sebagai media komunikasi antar pribadi. Dalam
komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menguhungkan antara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat
melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa
dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak seperti halnya surat
kabar, majalah, buku, brosur dan lain-lain. Sedangkan media elektronik
antara lain radio, film, televisi, komputer dan sebagainya. Dalam
penelitian ini, medianya adalah Televisi.
d. Penerima; adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi.
Penerima juga biasa disebut dengan berbagai macam istilah seperti;
khalayak, sasaran komunikasi atau dalam bahasa inggris disebut
audience atau receiver. Dalam penelitian ini, yang menjadi penerima
adalah Pemirsa Televisi.
e. Umpan Balik atau (Tanggapan Balik); Ada yang beranggapan bahwa
umpan balik sebenarnya adalah satu bentuk daripada pengaruh yang
berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga
berasal dari unsur lain seperti pesan dari media, meski pesan belum
sampai pada penerima. Tanggapan balik dalam penelitian ini adalah
Persepsi dari Pemirsa Televisi.
f. Lingkungan atau (situasi); adalah faktor-faktor tertentu yang dapat
mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas
16
empat macam, yaitu lingkungan fisik, sosial, budaya dan psikologis.
Faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini adalah Lingkungan Fisik
yaitu daerah Suburban (daerah pinggiran).
e. Efek (Pengaruh); adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam
proses komunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dari
penerima meliputi perubahan pengetahuan, sikap, pendapat, maupun
perilaku. Dalam penelitian ini, efek atau pengaruhnya adalah Pandangan
Pemirsa Televisi.
2.1.3 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan
sekunder. Menurut Effendy pembagian dua tahap proses komunikasi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Proses Komunikasi Primer
Proses komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebaginya
yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan
komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa adalah yang paling banyak
dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang
mampu menerjermahkan pikiran seseorang kepada orang lain. (Effendy,
2004:11).
17
2. Proses Komunikasi Sekunder
Proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang
komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya
karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh
atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teletex, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan
dalam berkomunikasi. (Effendy, 2004:16-17).
Dalam penelitian ini, komunikator yaitu TRANSTV menggunakan
proses komunikasi sekunder melalui sarana media kedua yaitu televisi dalam
menayangkan Program Double Bioskop TransTV kepada komunikan yaitu
pemirsa sebagai sasarannya.
2.1.4 Model Komunikasi
Seperti yang dikutip oleh Cangara dalam Book, bahwa “model adalah
suatu gambaran yang sistematis dan abstrak, dimana menggambarkan
potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah
proses”. (Cangara, 2005:37).
Dalam permasalahan yang akan penulis coba untuk teliti, dilakukan
penelitian yang menerapkan model komunikasi Uses and Gratification. Model
18
komunikasi ini, tertarik tidak hanya pada apa yang dilakukan media pada diri
seseorang tetapi juga ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap
media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media dalam
memenuhi kebutuhannya.
Gambar 1.2 Model Uses and Gratification
Faktor Sosial Psikologis
Menimbulkan (1)
Konsekuensi lain yang tidak
Diinginkan (7)
Kebutuhan yang
Melahirkan (2)
Harapan-harapan
Terhadap Media Massa atau
Sumber lain
Yang Mengarah
Pada (3-4)
Berbagai Pola
Penghadapan Media
(5)
(Sumber: Komunikasi Massa, Ardianto, 2005:72)
Menghasilkan Gratifikaasi Kebutuhan
(6)
Model ini, meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologi dan
sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-
sumber lain yang dapat menimbulkan pemenuhan kebutuhan.
“Model Uses and Gratification memandang individu sebagai makhluk
suprarasional dan sangat selektif. Dalam model ini terjadi pergeseran
perhatian, dari proses pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan.”
(Rakhmat, 2003:204-206).
19
Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah
pemirsa sudah dapat terpenuhi akan kebutuhan hiburannya sehari-hari
melalui Program Double Bioskop TransTV. Dan melalui model ini,
diharapkan juga dapat diketahui apakah film-film serta acara-acara
pendukung yang ditayangkan dalam Program Double Bioskop TransTV
sudah bisa menjadi sebuah wadah media hiburan yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan pemirsa televisi.
2.2 Komunikasi Massa
“Komunikasi massa adalah penyampaian pesan melalui ke banyak
orang dalam waktu yang bersamaan”. (Gamble, 2002:09).
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner, yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan
melalui media massa pada sejumlah besar orang”. (Ardianto, 2005:03).
“Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat
mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi”.
(Wiryanto, 2003:01).
Menurut Cangara (2005:36), “Komunikasi massa juga merupakan
proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber
20
yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat
yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film”.
“Komunikasi mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari
seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang)
lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti
surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio atau televisi”. (Mulyana,
2001:61).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan seperti yang dijelaskan
oleh Mulyana (2001:75), bahwa Komunikasi Massa (mass communication)
adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat
kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola suatu lembaga
atau orang yang dilembagakan, yang ditunjukan kepada sejumlah besar
orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen.
2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa
Willbur Schramm dalam Wiryanto (2003:10) menyatakan:
“Komunikasi massa berfungsi sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Komunikasi massa men-decode lingkungan sekitar dan mengawasi timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan efek-efek dari hiburan. Komunikasi massa juga menginterpretasikan hal-hal yang di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada anggota-anggota masyarakat”.
21
Menurut Charles R. Wright terdapat empat fungsi komunikasi massa,
antara lain (Wiryanto, 2003:11-12):
1. Surveillance; menunjuk pada fungsi pengumpulan dan penyebaran
informasi mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar
maupun di dalam masyarakat.
2. Correlation; meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut
lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian.
3. Transmission; menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi,
nilai-nilai, dan norma-norma sosial budaya atau bisa diidentifikasikan
sebagai fungsi pendidikan.
4. Entertainment; menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang
dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek
tertentu.
Berdasarkan pengertian fungsi komunikasi massa di atas, bila dikaitkan
dengan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fungsi penayangan program
Double Bioskop TransTV semata-mata bersifat entertainment yaitu untuk
memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.
2.2.2 Media Komunikasi Massa
Apa yang dimaksud dengan media komunikasi massa atau media
massa? Effendy (2000:313) menjelaskan, media massa adalah media yang
memiliki ciri khas yakni berkemampuan memikat perhatian khalayak secara
22
serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous), yakni pers, radio,
televisi, dan film.
“Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan
dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi”. (Cangara,
2005:122).
Media Massa secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu (Sendjaja, 2007:59):
1. Media massa cetak meliputi surat kabar, majalah, tabloid dan bulletin.
2. Media massa elektronik mencakup media massa audio (suara) seperti
radio dan media massa visual (gambar) yaitu televisi dan film.
Menurut Cangara (2005:122), media massa memiliki beberapa
karakteristik antara lain:
1. Bersifat melembagakan, artinya pihak mengelola media terdiri banyak
orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada
penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadi dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun
terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan
tertunda.
23
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan
jarak, karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan,
dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada
saat yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat
kabar dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan
dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
Pembahasan dalam penelitian ini adalah mengenai Program Double
Bioskop TransTV pada sebuah media elektronik. Oleh karena itu, media
yang digunakan adalah media televisi.
2.3 Tinjauan Konsep
2.3.1 Persepsi
Menurut Mulyana (2001:167) mengartikan persepsi sebagai inti
komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang
identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi.
Desideranto dalam Psikologi Komunikasi, mengartikan persepsi
sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi
memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan
24
persepsi dengan sensasi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi.
Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya
melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi dan memori.
(Rakhmat, 2003:51).
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
2.3.2.1 Sensasi
Rakhmat (2003:49) menjelaskan, sensasi berasal dari kata “sense”,
yang artinya alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Merupakan proses menangkap stimuli dan tahap paling awal
dalam penerimaan informasi.
Mulyana (2001:168) menjelaskan, “sensasi merujuk pada pesan yang
dikirim ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan
pengecapan”.
Dapat disimpukan bahwa sensasi merupakan sesuatu yang dirasakan
oleh panca indera. Bila dikaitkan dalam topik penelitian ini, maka sensasinya
yaitu keasyikan yang dirasakan pemirsa pada saat atau setelah menonton
Program Double Bioskop TransTV.
25
2.3.2.2 Atensi
Rakhmat (2003:52), menjelaskan bahwa “atensi terjadi apabila kita
mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera dan mengesampingkan
masukan-masukan melalui alat indera yang lain.” Selanjutnya Kenneth E.
Anderson menjelaskan, “atensi merupakan proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli
lainnya melemah”. (Rakhmat, 2003:52).
Mulyana (2001:180-181) menjelaskan, atensi dipengaruhi oleh faktor-
faktor internal, yaitu: faktor biologis seperti (lapar, haus dan sebagainya),
faktor fisiologis seperti (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit, lelah,
penglihatan dan pendengaran kurang sempuna, cacat tubuh dan
sebagainya), faktor sosial budaya seperti (gender, agama, tingkat
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, status sosial, pengalaman
masa lalu, kebiasaan), bahkan faktor psikologis seperti (kemauan, keinginan,
motivasi, pengharapan dan sebagainya). Semakin besar aspek-aspek
tersebut secara antar individu, maka semakin besar pula persepsi mereka
mengenai realitas.
“Atensi seseorang pada suatu objek juga dipengaruhi oleh faktor
eksternal, yakni atribusi-atribusi objek yang dipersepsi seperti gerakan,
intensitas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi”.
(Mulyana, 2001:183).
26
Dapat disimpukan bahwa atensi merupakan bentuk pemusatan
perhatian terhadap suatu objek yang dilakukan oleh panca indera yang
dipengaruhi faktor internal maupun eksternal. Bila dikaitkan dalam topik
penelitian ini, maka atensinya yaitu minat pemirsa yang muncul terhadap
Program Double Bioskop TransTV.
2.3.2.3 Memori
Memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik
persepsi (dengan menyediakan kerangka tujuan) maupun berfikir. Menurut
Rakhmat (2003:54), “memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang
menyebabkan organisme merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya”.
Selanjutnya secara singkat Schlessinger dan Grove dalam Psikologi
Komunikasi menjelaskan bahwa “memori melewati 3 (tiga) proses yaitu:
perekam, penyimpanan, dan pemanggilan.” (Rakhmat, 2003:54).
Dapat disimpulkan bahwa, Memori merupakan proses merekam fakta-
fakta baik yang sedang maupun yang telah terjadi terhadap suatu objek. Bila
dikaitkan dengan topik penelitian ini, maka memorinya yaitu ingatan pemirsa
yang muncul terhadap Program Double Bioskop TransTV.
27
“Secara umum persepsi dipengaruhi oleh asumsi (seiring dalam kondisi
tidak sadar), harapan budaya, kebutuhan, suasana hati, dan perilaku. Jenis
dorongan yang sama juga muncul ketika orang menanggapi pesan-pesan
komunikasi massa”. (Severin & Tankard, 2005:89).
Selain itu Rakmat (2003:55), juga menjelaskan faktor-faktor yang
menentukan persepsi antara lain: kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-
hal lain yang termasuk apa yang kita sebut faktor-faktor personal.
2.4 Pemirsa
John Hartley mengartikan pemirsa televisi sebagai konsepsi (construct)
imajiner dari wacana-wacana yang mengelilingi dan melembagakan praktek
siaran dalam latar belakang (setting) tertentu. (Kittley, 2001:77-78)
Selanjutnya Kittley (2001:78) menjelaskan dalam pengertian diskursif,
pemirsa televisi adalah suatu proyeksi untuk suatu lembaga atas
keanekaragaman tanpa batas dari praktek-praktek menonton yang nyata dari
individu-individu dan kelompok-kelompok.
Pemirsa televisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemirsa
atau warga di Perumahan Gunung Putri Permai, RW.09, Kec. Gunung Putri,
Bogor yang menyempatkan diri untuk menyaksikan Program Double Bioskop
TransTV.
28
2.5 Program
Pengertian program menurut Effendy (1989:287), program adalah
“rancangan penyiaran produksi siaran radio atau televisi”.
2.6 Televisi
Pengertian televisi menurut Effendy (1989:361) terdiri dari istilah “tele”
yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang berarti penglihatan. Segi “jauh”nya
diusahakan oleh prinsip radio dan segi “penglihatan” nya oleh gambar.
“Televisi adalah panduan radio (broadcast) dan film (moving picture)
para penonton dirumah-rumah tidak mungkin menangkap siaran televisi,
kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan mungkin dapat melihat gambar-
gambar yang bergerak pada layar pesawat televisi, jika tidak ada unsur film.”
(Effendy, 2000:174).
Menurut Skormis, “televisi merupakan gabungan dari media dengar
yang bisa bersifat politis, bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan
maupun gabungan dari ketiga unsur yang telah disebutkan tadi.
Penyampaian pesan juga seolah-olah langsung antara komunikator dengan
komunikan. Informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena jelas
terdengar secara audio dan terlihat secara visual”. (Kuswandi, 1996:8).
29
2.6.1 Karakteristik Televisi
Seperti yang dikutip Ardianto (2005:128), televisi memiliki beberapa
karakteristik:
1. Audio Visual; memberikan gambaran lengkap tentang pesan,
2. Think in Picture; merumuskan pesan dalam gambar,
3. Pemirsa yang heterogen,
4. Durasi pengoperasian lebih kompleks,
5. Adanya waktu tayang, dan
6. Metode penyajian.
2.6.2 Fungsi Televisi
Ada 4 (empat) macam fungsi dari televisi, menurut Ardianto (2005:128),
antara lain:
1. Fungsi memberi informasi
2. Fungsi mendidik
3. Fungsi menghibur
4. Fungsi membujuk
Fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi, karena tujuan
utama media bagi khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh
hiburan dan memperoleh informasi.
30
Selanjutnya, Ardianto (2005:128) menjelaskan selain menyiarkan
program acara. Televisi haruslah menayangkan program acara yang dapat
mendidik dan mempengaruhi khalayak agar tidak dapat merusak etika moral
khalayak itu sendiri yang menonton program tersebut.
2.6.3 Macam-Macam Program Televisi
Seperti yang dikutip Soeriawidjaya (2002:38-39), dijelaskan macam-
macam program televisi antara lain:
1. Commercials and other interruptions: program yang diletakkan diantara
regular programs dan regular interruptions yang memiliki beberapa
bentuk, yaitu;
a. Commercials: iklan komersil dalam bentuk promosi barang dan
jasa yang ditayangkan dalam televisi.
b. Public Service Announcement: iklan gratis, iklan tentang layanan
kepada masyarakat tentang acara-acara budaya hingga
penyuluhan kesehatan dan keadaan darurat.
c. Program Promotion: merupakan bentuk in-house advertising
dimana stasiun televisi mengiklankan program yang ditayangkan
dalam jaringan televisinya.
2. Entertainment program: program hiburan yang sebagian besar muncul
secara setiap hari, mingguan ataupun sesering mungkin. Dalam
kategori ini termasuk beberapa program, antara lain:
31
a. Drama: acara fiksi yang ditayangkan oleh televisi dalam bentuk
cerita drama hingga cerita detektif yang memiliki karakter dan plot
cerita yang serupa dengan cerita aslinya.
b. Action Adventure Programs: acara yang memiliki elemen aksi kuat
yang mengisahkan jalan cerita antara orang baik melawan orang
jahat.
c. Situation Comedies (Sitcom): acara yang bersifat humor dimana
memiliki jejak kelemahan dan kegiatan dari karakter peran yang
dimainkan.
d. Variety Show: format acara dengan berbagai macam pertunjukan
musik, komedi, dan hiburan lainnya. Biasanya terdapat pembawa
acara yang memperkenalkan serta berinteraksi dengan bintang
tamu selama acara berlangsung didalamnya.
e. Talk Show: acara yang menyerupai variety show, tetapi terfokus
kepada sebuah pembicaraan antara bintang tamu yang
berinteraksi dengan pembawa acara.
f. Personality and Game Shows: acara yang berkarakteristik dimana
pembawa acaranya bersaing dengan peserta yang telah dipilih
sebelumnya.
g. Soap Operas: jenis dari acara drama yang bermulai dari bertahun-
tahun yang lalu dari program radio yang ceritanya diadaptasi
menjadi cerita televisi.
32
h. Children’s Program: bentuk acara mulai dari program pendidikan
hingga kartun animasi yang terdapat kekerasan didalamnya.
i. Movies: acara dimana televisi menayangkan film layar lebar
secara luas.
j. Specials: program acara singkat yang bukan bagian dari jaringan
acara program tetap.
k. Sport and Special Events: merupakan bentuk siaran untuk sebuah
potongan besar acara dari durasi televisi.
l. Docudramas: merupakan bentuk turunan acara yang
mengkisahkan cerita fiksi sejarah yang tak memihak. Biasanya
merupakan khayalan nyata dari potongan cerita masa kini dari
masyarakat.
m. Miniseries: bagian dari banyak acara yang dimana dipecah
menjadi beberapa tayangan program sore, dan menjadi acara
penting yang memiliki daya saing rating.
3. Other Programs: merupakan bentuk acara terutama yang berinformasi
dan berpengaruh, seperti;
a. News and Public Afairs: termasuk acara berita jaringan dan berita
lokal, acara publik yang penting dalam jangkauan khusus, acara
dokumenter dan berita khusus, acara dialog tetap yang
mewawancarai tokoh masyarakat dalam bentuk pertanyaan
jurnalistik.
33
b. Religious Programs: mulai dari pelayanan agama secara
elektronik hingga dialog agama dan pelayanan tempat ibadah
lokal.
c. Cultural and Educational Programs: termasuk acara budaya dan
pendidikan bagi anak secara praktis yang ditayangkan televisi.
Dari beberapa macam kategori program televisi diatas, Double Bioskop
TransTV dapat dikategorikan sebagai program Movie dimana acara ini
menayangkan film-film layar lebar seperti yang diputar di bioskop.
2.7 Movie
Movie jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia disebut Film, definisi
“film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar,
tetapi dalam pengertian arti luas bisa juga termasuk yang disiarkan televisi”.
(Cangara, 2005:126)
Oleh karena itu, sejak televisi menyajikan film-film seperti yang diputar
bioskop, terdapat kecenderungan penonton lebih senang menonton dirumah,
karena selain lebih praktis juga tidak perlu membayar.
2.8 Rating dan Share
Rating adalah sistem yang digunakan untuk mengukur banyaknya
jumlah penonton tayangan televisi. Rating dihitung berdasarkan persentase
34
jumlah penonton (audience) suatu program acara dibandingkan populasi
total atau populasi tertentu yang didefinisikan dalam satu periode waktu.
(Dominick, 2002:317)
Sementara, Share adalah persentase perbandingan antara jumlah
penonton atau target penonton (audience) pada satuan waktu tertentu di
suatu stasiun televisi terhadap total pemirsa di semua stasiun televisi. Jadi,
semakin tinggi rating dan share sebuah program, berarti semakin banyak
pemirsa yang menonton tayangan televisi tersebut dan akhirnya semakin
banyak menarik pemasang iklan. (Dominick, 2002:318)
Rating dan share disusun berdasarkan survei kepemirsaan televisi atau
dikenal dengan TV Audience Measurement (TAM). Di Indonesia sejauh ini
baru AGB Nielsen Media Research Indonesia (NMR) yang melakukan
penelitian untuk mengukur khalayak (audience) sebuah program. Khalayak
survei diambil menggunakan metode stratified random dan dikontrol
berdasarkan beberapa karakteristik kunci pada rumah tangga yang memiliki
televisi. Dimana setiap responden yang terpilih, dibekali alat peoplemeter
yang selain mendeteksi frekuensi TV yang sedang menyala, juga memonitor
siapa yang menonton, serta handset (seperti remote control) yang telah
diprogram.
35
Pada umumnya, stasiun TV memakai rating dan share untuk
menentukan strategi-strategi program mereka. Mereka bisa melihat bukan
hanya performa dari programnya sendiri dan stasiun TV secara keseluruhan,
tetapi juga terhadap stasiun TV pesaingnya. Adapun kota-kota yang
termasuk dalam survei AGB Nielsen Media Research Indonesia (NMR)
antara lain; Jabotabek (Greater Jakarta), Bandung, Semarang, Surabaya,
Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar (sejak Juli 2004).
(www.perspektifbaru.com).