17
PENDAHULUAN Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi, dengan gejala utama demam, gangguan saluran pencernaan, serta gangguan susunan saraf pusat / kesadaran. Demam tifoid pada anak umumnya bersifat ringan dan mempunyai potensial sembuh spontan, namun demam tifoid yang berat / dengan komplikasi harus di tangani secara adekuat. 1 Angka kejadian demam tifoid di seluruh dunia tidak diketahui dan sukar untuk diperkirakan dengan tepat oleh karena gambaran klinis seringkali di kaburkan oleh gejala demam penyakit lain. Di Indonesia demam tifoid merupakan penyakit endemik yang berkaitan dengan lingkungan dan sanitasi yang buruk dengan angka kejadian yang masih sangat tinggi. 1,2 Diagnosis dini adalah suatu hal yang penting disamping tindakan pencegahannya. Diagnosis demam tifoid

Tifoid

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tifoid

PENDAHULUAN

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman

Salmonella Typhi, dengan gejala utama demam, gangguan saluran pencernaan, serta

gangguan susunan saraf pusat / kesadaran. Demam tifoid pada anak umumnya

bersifat ringan dan mempunyai potensial sembuh spontan, namun demam tifoid yang

berat / dengan komplikasi harus di tangani secara adekuat.1

Angka kejadian demam tifoid di seluruh dunia tidak diketahui dan sukar

untuk diperkirakan dengan tepat oleh karena gambaran klinis seringkali di kaburkan

oleh gejala demam penyakit lain. Di Indonesia demam tifoid merupakan penyakit

endemik yang berkaitan dengan lingkungan dan sanitasi yang buruk dengan angka

kejadian yang masih sangat tinggi.1,2

Diagnosis dini adalah suatu hal yang penting disamping tindakan

pencegahannya. Diagnosis demam tifoid dibuat berdasarkan gejala dan tanda klinis,

pemeriksaan darah lengkap dan uji serologis widal. Diagnosis pasti ditegakkan

dengan biakan untuk menemukan kuman penyebab. Berikut ini kasus demam tifoid

yang terjadi di RSUD Undata Palu pada tanggal 11 Desember 2013. 1

Page 2: Tifoid

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. AP

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 1 tahun 8 bulan

Agama : Islam

Tanggal masuk : 11 Desember 2013

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Demam

Rieayat Penyakit Sekarang :

Pasien laki-laki usia 1 tahun 8 bulan masuk RS dengan keluhan demam naik

turun yang di alami selama 2 minggu. Demam di alami setiap hari. Kejang tidak

ada, mimisan tidak ada, batuk tidak ada, sesak tidak ada, sakit perut sejak 2 hari

sebelum masuk RS, muntah tidak ada, Buang Air Besar dan Buang Air Kecil

biasa. Nafsu makan menurun sejak sakit

Riwayat Penyakit Sebelumnya :

Pasien biasanya demam namun tidak pernah lama seperti saat ini.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga pasien yang menderita hal serupa

Riwayat Imunisasi :

Imunisasi dasar lengkap

Page 3: Tifoid

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum: Sakit Sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Status Gizi : Gizi Baik

Berat Badan : 9 kg

Tinggi Badan : 79 cm

Tanda Vital

Tekanan Darah : 90/60 mmHg Suhu : 37,6°C

Denyut Nadi : 112 x/menit Respirasi : 28 x/menit

Kepala : Normocepal

Mata : Anemis -/-, Ikterik -/-

Lidah Kotor dengan pinggiran eritema (+)

Tonsil T1-T1 Tidak hiperemis

Otorhea -/-

Rinorhea -/-

Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening -/-

Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)

Page 4: Tifoid

Thorax

Paru :

Inspeksi : Normothoraks, Simetris kiri = kanan Retraksi -/-

Palpasi : Taktil Vocal Fremitus kesan normal kiri = kanan

Perkusi : Sonor +/+

Auskultasi : Bunyi Pernapasan : Bronkovesikuler +/+ Rhonki -/-,

Wheezing -/-

Jantung :

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Iktus kordis teraba pada midclavicula sinistra SIC5

Perkusi : Batas Jantung :

Atas : Parasternal

sinistra SIC2

Kanan : Parasternal

dextra SIC4

Page 5: Tifoid

Kiri : Midclavicula

sinistra SIC5

Auskultasi : Bunyi Jantung I&II murni regular, Bunyi tambahan (-)

Abdomen :

Inspeksi : Kesan Datar

Auskultasi : Peristaltik (+) Kesan Normal

Perkusi : Timpani

Palpasi : Nyeri tekan (+) regio epigastrium,

organomegali (-)

Genitalia : Tidak ada kelainan, telah disirkumsisi.

Ekstremitas Atas : Akral hangat +/+, Udem -/-

Ekstermitas Bawah : Akral hangat +/+, Udem -/-

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab. Darah Rutin :

WBC : 28,6 x 109/L

HB : 11,5 g/dL

HCT : 35,5 %

Page 6: Tifoid

PLT : 351 x 109/L

V. RESUME

Pasien laki-laki usia 1 tahun 8 bulan masuk RS dengan keluhan demam naik

turun yang di alami selama 2 minggu. Demam di alami setiap hari. sakit perut

sejak 2 hari sebelum masuk RS,

Pada pemeriksaan fisis di dapatkan tekanan darah : 90/60 mmHg, suhu :

37,6°C, denyut nadi : 112 x/menit, dan respirasi : 28 x/menit. Pemeriksaan pada

kepala menunjukkan adanya lidah kotor dengan pinggiran eritema. Pada

pemeriksaan abdomen, didapatkan adanya nyeri tekan pada epigastrium. Hasil

lab menunjukkan adanya peningkatan leukosit sebesar 28,6 x 109/L

VI. MANAJEMEN

Diagnosis : Susp. Demam tifoid

Diagnosis Banding : Malaria

Terapi :

- IVFD RL 12 tpm

- Injeksi Ceftriaxon 200 mg/12 Jam/IV

- Injeksi Dexametason ½ ampul IV

- PCT Syr 3x1 cth

Page 7: Tifoid

VII. ANJURAN

- Tes Widal

- DDR

VIII. FOLLOW UP

12 Desember 2013

S : Demam tidak ada, sakit perut tidak ada, BAB dan BAK biasa

O : TD : 90/60 mmHg

N : 110 kali/menit

S : 36,5°C

R : 32 kali/menit

A : Susp. Demam Tifoid

P :

- IVFD RL 12 tpm

- PCT Syr 3x1 cth (jika demam)

- Anjuran : Tes Widal dan DDR

13 Desember 2013

S : Demam tidak ada, sakit perut tidak ada, BAB dan BAK biasa

O : TD : 90/60 mmHg

Page 8: Tifoid

N : 118 kali/menit

S : 36,5°C

R : 30 kali/menit

Hasil Lab :

Tes Widal:

- Salmonella Typhii (O) : + 1/320

- Salmonella Typhii (H) : + 1/80

- Salmonella Para A (AH) : (-)

- Salmonella Para B (BH) : + 1/320

A : Demam Tifoid

P :

- IVFD RL 12 tpm

- Chloramfenicol 4 x 450 mg

- PCT Syr 3x1 cth (jika demam)

14 Desember 2013

S : Tidak ada keluhan

O : TD : 90/50 mmHg

N : 124 kali/menit

S : 36,5°C

R : 34 kali/menit

A : Demam Tifoid

Page 9: Tifoid

P :

- IVFD RL 12 tpm

- Chloramfenicol 4 x 450 mg

- PCT Syr 3x1 cth (jika demam)

Page 10: Tifoid

DISKUSI

Diagnosis demam tifoid ditetapkan berdasar atas anamnesis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang. Keluhan utama adalah badan panas sudah 1 minggu atau

lebih. Panas makin hari makin tinggi, terutama pada sore atau malam hari, biasa

disertai menggigau dan kejang. Anak mungkin mengeluh sakit perut disertai diare

dan muntah. Pada kasus ini, pasien mengalami demam setiap hari selama 2 minggu,

lidah kotor dengan pinggiran eritema, disertai dengan sakit perut yang merupakan

gejala dari demam tifoid. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan

leukositosis sebesar 28,6 x 109/L yang menandakan adanya infeksi bakterial.3

Cara penularan Salmonella typhi pada umumnya melalui makanan atau

minuman yang terkontaminasi. Untuk menimbulkan infeksi diperlukan inokulum

sebanyak 105 - 109 kuman S.typhi. Setelah masuk secara fekal-oral lalu masuk ke

sistem pencernaan. Kuman lalu melewati lambung dan melekat pada jonjot ileum lalu

menembus epitel usus dan melewati plak Peyer. Kuman diangkut ke kelenjar getah

bening usus dan di situ memperbanyak diri di dalam sel mononukleus, kemudian sel

monosit yang mengandung kuman melalui saluran kelenjar limfe mesenterik, dan

selanjutnya duktus limfatik kuman mencapai aliran darah dan terjadilah bakteremia

pertama yang berlangsung singkat. Kuman mengikuti peredaran darah dan mencapai

Page 11: Tifoid

jaringan retikuloendotelial di berbagai organ, yaitu hati, kandung empedu, limpa,

sumsum tulang, ginjal, paru, susunan saraf, dan lain-lain. Di dinding kandung

empedu kuman berkembang dalam jumlah yang sangat banyak, kemudian bersama

empedu disalurkan ke usus.1,3,4

Salah satu pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan pada demam tifoid

adalah uji widal, yaitu pemeriksaan serologi terhadap antigen O, H, dan Vi dari

salmonella.. Salmonela mempunyai antigen O (somatik), adalah komponen dinding

sel dari lipopolisakarida yang stabil pada panas, dan antigen H (flageum) adalah

protein yang labil terhadap panas. Selain itu terdapat antigen Vi yaitu polisakarida

kapsul. Nilai normal dari uji widal adalah ≤ 1/40. Pada pasien ini didapatkan

kenaikan titer yaitu 1/320 pada titer O Salmonella typhi, 1/80 pada titer H Salmonella

typhi, dan 1/320 pada titer AB Salmonella Paratyphi. Hal ini menandakan bahwa

pasien terinfeksi bakteri Salmonella Typhi atau terkena penyakit demam tifoid.3,4,5

Pada pasien ini diberikan penanganan berupa pemberian chloramfenicol yang

merupakan baku emas (gold standar) pada penanganan demam tifoid. Dosis yang

diberikan adalah 50mg/kg bb/ hari per os, 75 mg/kg bb/hari secara intravena, dalam 4

kali pemberian. Chloramphenicol cepat mensterilkan darah dan pada umumnya dalam

7 hari suhu menjadi normal, dan pemberian diteruskan selama 14 hari atau sampai 5-

7 hari bebas panas. Bila perlu dapat diberikan cefixime 20 mg/kgbb/hari per os dalam

2 dosis untuk 8 hari, ceftriaxon 50 mg.kg bb/ hari intramuscular untuk 5 hari, dan

ofloxacin 15 mg/kg bb/ hari per os selama 2 hari. Selain itu diberikan pengobatan

Page 12: Tifoid

simtomatik yaitu paracetamol dengan dosis 10 – 15 mg/ kg bb/ hari diberikan

sebanyak 3-4 kali sehari.1,3,4

Prognosis pada pasien ini adalah bonam karena tidak di dapatkan komplikasi

yang berat. Dengan pengobatan yang tepat dan teratur, pasien dapat kembali

beraktivitas seperti semula. Pasien juga diharapkan untuk tidak lagi makan

sembarangan untuk menghindari infeksi salmonella kembali.3,4,5

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Tifoid

Behrman. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta.

Rampengan, 2008, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Widagdo, 2012, Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak dengan Demam, Sagung

Seto, Jakarta.

Widagdo, 2011, Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi pada Anak, Sagung Seto,

Jakarta.

Mansjoer A. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius

FK UI. 2000. 432-3