View
1.373
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Bab 2 Landasan Teori2.1. Latar Belakang Sejarah dan Perkembangannya 2.1.1. F.W. Taylor Dengan Pengukuran Waktunya Ini Taylor sampai saat ini dipandang sebagai seorang yang memberikan kontribusi besar dalam dunia ilmu pengetahuan, bukan hanya teknik industri, tetapi juga ilmu manajemen. Ia bekerja dipabrik baja di Amerika pada tahun 1891 sebagai seorang pengawas. Disana ia melihat para pekerja tidak berprestasi semestinya, Taylor berpendapat bahwa pekerjapekerja tersebut memberikan hasil dibawa
Citation preview
Bab 2
Landasan Teori
2.1. Latar Belakang Sejarah dan Perkembangannya
2.1.1. F.W. Taylor Dengan Pengukuran Waktunya Ini
Taylor sampai saat ini dipandang sebagai seorang yang memberikan
kontribusi besar dalam dunia ilmu pengetahuan, bukan hanya teknik
industri, tetapi juga ilmu manajemen. Ia bekerja dipabrik baja di Amerika
pada tahun 1891 sebagai seorang pengawas. Disana ia melihat para
pekerja tidak berprestasi semestinya, Taylor berpendapat bahwa pekerja-
pekerja tersebut memberikan hasil dibawah yang sebenarnya dapat
dihasilkan. Dari pengamatan-pengamatannya ia mempunyai dugaan kuat
bahwa yang menjadi penyebab terjadinya hal tersebut hal tersebut adalah
pengaturan jam kerja yang tidak baik.
Setelah meyakinkan hal ini kepada pimpinannya, Taylor mendapat izin
dan dana untuk melakukan penelitian mengenai pendapatnya, dan
penelitian itu pun dilakukan. Untuk itu, Taylor menugaskan dua orang
pekerja yang baik dan kuat yang sebelumnya diberi penjelasan bahwa
tujuan penelitian bukanlah untuk mengukur kekuatan maksimal yang
dapat dihasilkan seseorang selama hari kerja, melainkan untuk
mengetahui seberapa besar tenaga seorang pekerja harus dikeluarkan
agar pekerja tersebut dapat memberi hasil yang sebanyak-banyaknya.
Hal ini dilakukan Taylor karena ia berpendapat bahwa dengan bekerja
sekuat-kuatnya, seorang pekerja memang dapat menghasilkan sangat
banyak, tetapi ini akan cepat melelahkan dan tidak akan tahan lama.
Sebaliknya jika bekerja dengan tenaga sedikit memang akan tahan lama,
tetapi hanya sedikit pula yang dihasilkan. Dan diantara keduanya ada
sejumlah tertentu tenaga yang bila dikeluarkan akan memberi hasil yang
maksimal. Melalui dua orang pekerjanya itu Taylor berpendapat bahwa
hasil kerja sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya
waktu istirahat, dan frekuensi istirahat jadi bekerja 6 jam dan istirahat 1
jam akan berbeda hasil yang dicapainya dengan bekerja 5 jam dan
istirahat 1 jam atau 2 jam. Begitu pula akan lain hasilnya bila bekerja 6
jam dengan istirahat dua kali setengah jam. Sehubungan dengan
penerapan hasil penemuannya ini, Taylor melakukan pengukuran-
pengukuran waktu dengan menggunakan jam henti (stopwatch). Sejak
itulah pengukuran pengukuran waktu secara teliti dan ilmiah mulai
dilakukan. Mulanya untuk keperluan-keperluan tadi kemudian berkembang
pada berbagai keperluan lain seperti untuk membandingkan waktu kerja
dari berbagai cara penyelesaian dalam rangka mencapai cara terbaik, dan
untuk menentukan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan.
Dari pengukuran waktu dengan jam henti inilah berkembang cara-cara lain
seperti data waktu standar dan data waktu gerakan, disamping tersebar
luasnya penggunaan sampling pekerjaan sebagai salah satu alternatif lain
dalam pengukuran waktu. Karena peranan pengukuran penentuan waktu
bagi suatu pekerjaan sangat besar didalam sistem produksi seperti untuk
sistem upah perangsang, penjadwalan kerja dan mesin, pengaturan tata
letak pabrik, penganggaran, dan sebagainya, maka pengukuran waktu
seperti yang diawali oleh Taylor dipandang sebagai sebuah karya ilmiah
besar.
Salah satu percobaan Taylor yang terkenal adalah percobaan menyekop
dan mengangkat bijih besi dengan berbagai sekop mulai dari yang
berkapasitas kecil sampai besar. Untuk setiap ukuran sekop, diakhir hari
kerja hasil angkutnya dicatat. Ternyata sekop dengan kapasitas 21,5 lb-
lah yang berhasil memindahkan bijih-bijih besi terbanyak dalam satu
harinya. Artinya sekop-sekop yang berukuran lebih besar atau lebih kecil
tidak menghasilkan pemindahan sebanyak itu. Secara umum jika
pekerjaan sejenis itu dibuatkan grafik yang menunjukan hubungan antara
beban kerja dan hasil kerja total maka akan terlihat seperti pada gambar
2.2.1. dibawah ini.
Gambar 2.2.1. Kurva Hasil Kerja Sebagai Fungsi Dari Beban Kerja
Setelah beban diketahui, untuk memudahkan berbagai perencanaan,
waktu pemindahan bijih besi per ton diukur dengan jam henti. Dengan
demikian baik perusahaan maupun pekerja mendapatkan kepastian waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sebenarnya Taylor tidak hanya mengembangkan pengukuran waktu atau
pemikiran dan usaha mencari pemikiran terbaik, ia pun memberikan
banyak sumbangan lain pada dunia ilmu pengetahuan dan industri seperti:
a. Pemikiran dan usaha-usaha untuk menyelesaikan berbagai masalah
secara ilmiah sebagai pengganti dari cara coba-coba bahkan tanpa
cara sama sekali seperti yang banyak dilakukan kalangan industri
pada saat itu. Dalam hubungan ini Taylor menekankan juga
pentingnya masalah-masalah yang berhubungan dengan manusia
diselesaikan secara ilmiah. Konsep yang kemudian dikenal secara
luas ini disebut scientific management, atau manajemen secara ilmiah.
b. Mengembangkan bentuk organisasi fungsional yang menuntut
pendapatnya membentuk suatu struktur yang sesuai untuk organisasi
sistem produksi atau sejenis dengan itu. Bentuk organisasi fungsional
merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk organisasi yang
banyak dikenal sekarang.
c. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi umur pahat yang
akhirnya sampai kepada suatu rumus yang sampai kini dikenal
sebagai rumus umur pahat Taylor.
Walaupun Taylor bukan seorang yang berkecimpung didunia perguruan
tinggi atau dunia penelitian dilembaga-lembaga penelitian (ia adalah
seorang praktisi) dengan penemuan-penemuannya yang tidak sedikit dan
sangat besar itu, ia dipandang sebagai salah seorang ilmuwan besar. The
father of scientific management dan the father of industrial engineering
merupakan atribut-atribut yang melekat padanya.
2.1.2. F.B. Gilbreth Dengan Studi Geraknya
Seorang lagi yang dipandang mempunyai peranan besar, khususnya
dalam pengembangan awal teknik tata cara kerja adalah Frank B.
Gilbreth. Pada mulanya ia adalah seorang kontraktor bangunan yang
berhasil di Amerika Serikat. Didalam bidang kerjanya sebagaimana halnya
Taylor ketika melihat cara para pekerjanya, dia pun melihat ketidak
efesienan gerakan-gerakan kerja menyusun batu bata.
Semakin lama Gilbreth semakin terdorong untuk mempelajari kelemahan-
kelemahan cara kerja demikian dan menginginkan mencari kemungkinan-
kemungkinan mengatasinya. Akhirnya bidang kontruksi ditinggalkannya,
dan dengan bantuan istrinya, Lilian, seorang psikolog, Gilbreth melakukan
penelitian-penelitian. Gerakan-gerakan kerja yang dilakukan pekerja
diamati dan diteliti antara lain dengan menggunakan kamera-kamera film
untuk merekamnya, kemudian mempelajari hasilnya dengan kecepatan
putar sangat lambat.
Dari penelitian-penelitian itu akhirnya Gilbreth mendapatkan suatu
prosedur untuk menganalisis gerakan kerja dan memperbaikinya.
Prosedur itu adalah membagi gerakan-gerakan kerja menjadi elemen-
elemen gerakan dasar yang merupakan bagian dari suatu gerakan.
Misalnya gerakan tangan mengambil sebuah gelas diurai menjadi elemen-
elemen menjangkau, memegang, dan mengangkat. Elemen-elemen
gerakan yang dikembangkan Gilbreth berjumlah 17 buah dan dengan
elemen-elemen inilah perbaikan gerakan dilakukan.
Sehubungan dengan ini Gilbreth mengemukakan bahwa perbaikan
gerakan lebih mungkin dilakukan pada tataran elemennya yang pada
gilirannya merupakan perbaikan gerakan itu sendiri. Peranan istrinya
dalam usaha ini cukup besar khususnya dalam memberikan perhatian
pada segi-segi psikologis yang berhubungan dengan gerakan-gerakan
kerja dan perbaikan-perbaikannya.
Melengkapi studi gerakan yang menganalisis gerakan melalui elemen-
elemennya, keduanya mengembangkan serangkaian prinsip perancangan
sistem kerja yang dikenal sebagai ekonomi gerakan. Prinsip-prinsip ini
dimaksudkan untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang terancang baik
sehingga memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja untuk
sejauh mungkin menghindarkan atau melambatkan datangnya kelelahan
(fatique).
2.1.3. Pengkukuran Waktu dan Studi Gerakan Sebagai Awal
Perkembangan Perancangan Sistem Kerja
Keterkaitan erat antara pengukuran waktu dan studi gerakan segera
dilihat khalayak industri waktu itu. Memang, disamping Taylor yang juga
meneliti untuk mencari kerja terbaik, Gilbreth banyak berkontak dengan
Taylor sampai Gilbreth mengembangkan sesuatu yang kemudian dikenal
sebagai studi gerakan. Dengan studi gerakan dapat diperoleh dengan
berbagai rancangan berbagai sistem kerja yang baik bagi suatu
pekerjaan, suatu hal yang juga diinginkan oleh Taylor, untuk mencari
rancangan terbaik perlu dilakukan pengukuran waktu untuk memilihnya,
yaitu untuk mencari rancangan yang membutuhkan waktu tersingkat.
Karena itu penerapan kedua temuan itu selalu dilakukan bersamaan
sebagai dua hal yang saling melengkapi. Dalam perkembangannya
kemudian keduanya dipandang suatu kesatuan yang dikenal dengan
nama time and motion study atau studi waktu dan gerakan. Istilah lain
yang di kemudian hari kerap juga digunakan untuk hal ini adalah methods
engineering.
2.1.4. Perkembangan Selanjutnya
Setelah teknik pengukuran waktu dan prinsip-prinsip dalam studi gerakan
melebur menjadi satu sebagai methods engineering yang mencerminkan
pengakuan sebagai ilmu tersendiri. Diantaranya sampling pekerjaan oleh
L.H.C. Tippet di Inggris pada tahun 1930-an, yang memungkinkan
dilakukannya pengukuran waktu bagi pekerja-pekerja tak langsung selain
bagi pekerja langsung. Data waktu baku yang merupakan perkembangan
dan penyusunan data tentang waktu-waktu kerja bagi berbagai pekerjaan
dan elemen-elemennya adalah salah satu hasil lain dari penelitian-
penelitian lainnya. Disini pengukuran waktu dan prinsip-prinsip studi
gerakan dipadu dengan metode matematika. Perkembangan lebih lanjut
dari hal ini adalah sesuatu yang dikenal dengan data waktu gerakan, yaitu
pengembangan kumpulan data waktu bagi elemen-elemen gerakan yang
distandarkan dalam suatu sistem.
Faktor sumber daya manusia pun banyak mendapat perhatian karena
sebagai bagian dari sistem kerja, SDM yang merupakan variabel hidup
dengan berbagai sifat dan kemampuannya memberi pengaruh yang
sangat besar atas keberhasilannya sistem kerja yang bersangkutan dalam
mencapai tujuannya.
2.2. Pengukuran Waktu Jam Henti
Sesuai dengan namanya, pengukuran waktu ini menggunakan jam henti
(stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini seringkali digunakan karena
merupakan cara yang paling banyak dikenal. Alasan lainnya yang
menyebabkan metode ini sering digunakan adalah kesederhanaan aturan-
aturan pengukuran yang dipakai.
2.2.1. Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Pengukuran
Untuk mendapatkan hasil yang baik yang dapat dipertanggungjawabkan,
maka tidak cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan
menggunakan jam henti, apalagi jam biasa. Banyak faktor yang harus
diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk
pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi
kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran, dan lain-lain. Dibawah ini
adalah sebagian langkah yang perlu diikuti agar maksud diatas dapat
tercapai.
2.2.1.1. Penetapan Tujuan Pengukuran
Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan
kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-
hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah peruntukkan
penggunaan hasil pengukuran, tingkat penelitian, dan tingkat keyakinan
yang diinginkan dari hasil pengukuran tersebut.
2.2.1.2. Melakukan Penelitian Pendahuluan
Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran waktu adalah memperoleh
waktu yang pantas untuk diberikan kepada pekerja dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan. Tentu suatu sistem kerja dengan kondisi yang telah ada
selama ini termasuk diantara yang dapat dicarikan waktu yang pantas
tersebut. Artinya akan didapat juga waktu yang pantas untuk
menyelesaikan pekerjaan, namun dengan kondisi yang bersangkutan itu.
2.2.1.3. Memilih Operator
Operator akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang
begitu saja yang diambil dari tempat kerja. Orang ini harus memenuhi
beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran berjalan dengan baik dan
dapat diandalkan hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan
normal dan dapat diajak bekerja sama. Jika jumlah pekerja yang tersedia
ditempat kerja yang bersangkutan banyak dan kemampuan mereka
dibandingkan akan terlihat perbedaan diantaranya dari yang
berkemampuan rendah sampai tinggi.
Umumnya kemampuan akan berdistribusi seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 2.2.2. terlihat bahwa orang-orang yang berkemampuan rendah
dan berkemampuan tinggi jumlahnya sedikit.
Gambar 2.2.2. Distribusi Kemampuan Pekerja
2.2.1.4. Melatih Operator
Walaupun operator yang baik telah dapat, kadang-kadang pelatihan
masih diperlukan bagi operator tersebut terutama jika kondisi dan cara
kerja yang dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator.
Hal ini terjadi jika yang akan diukur adalah sistem kerja baru sehingga
operator tidak berpengalaman menjalankannya. Pada Gambar 2.2.3
menunjukkan pengembangan penguasaan pekerjaan oleh operator sejak
mulai mengenalnya sampai terbiasa. Lengkungan pada gambar tersebut
dikenal sebagai lengkungan belajar (learning curve).
Gambar 2.2.3. Kurva Belajar
2.2.1.5. Mengurai Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan
Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan, yang merupakan
gerakan bagian dari pekerjaan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah
yang diukurnya. Waktu siklusnya adalah jumlah dari waktu setiap elemen
ini. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produk sejak
bahan baku mulai diproses ditempat kerja yang bersangkutan.
Gambar 2.2.4. Komponen Sebuah Bollpoint
2.2.1.6. Menyiapkan Perlengkapan
Setelah kelima langkah diatas dijalankan dengan baik, tibalah sekarang
pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran, yaitu menyiapkan
perlengkapan yang diperlukan. Hal-hal tersebut adalah:
a. Jam Henti.
b. Lembaran-lembaran pengamatan.
c. Pena atau pensil.
d. Papan pengamatan.
Gambar 2.2.5. Jam Henti Biasa
Gambar 2.2.6. Jam Henti Berjarum Dua
2.3. Gerakan-Gerakan Yang Diuraikan Oleh Gilbreth
Suatu pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi gerakan dasar, yang
oleh Gilbreth diuraikan ke dalam 17 therblig itu, suatu pekerjaan
mempunyai uraian yang berbeda-beda bila dibandingkan dengan
pekerjaan yang lainnya. Hal ini tergantung dari jenis pekerjaannya, suatu
pekerjaan mungkin dapat diuraikan ke dalam enam therblig, sedangkan
untuk pekerjaan yang lain mungkin hanya dapat diuraikan ke dalam empat
therblig, suatu therblig bisa saja diperlukan lebih dari satu kali bagi suatu
pekerjaan.
Kemampuan yang baik untuk menguraikan suatu pekerjaan ke dalam
therblig-therblig sangat diperlukan, karena dengan demikian akan
memudahkan dalam analisisnya, selanjutnya dapat diketahui dengan baik
pula gerakan-gerakan yang dapat menghemat waktu kerja, atau gerakan
yang sebetulnya tidak diperlukan tapi masih dilakukan oleh pekerja. Oleh
Gilbreth setiap therblig dinyatakan dalam lambang-lambang tertentu.
2.3.1. Mencari (Search)
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk
menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata.
Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir
bila objek sudah ditemukan. Untuk therblig ini tujuan analisisnya adalah
sedapat mungkin menghilangkannya. Mencari merupakan gerakan yang
tidak efektif dan dapat masih dihindarkan misalnya dengan menyimpan
peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap sehingga proses
mencari dapat dihilangkan.
Tujuan lain dari analisis gerakan ini adalah untuk memudahkan seorang
pekerja baru dapat dengan cepat menyesuaikan dirinya, terutama dalam
pengenalan tempat-tempat peralatan dan bahan yang akan dipergunakan
dalam pekerjaannya. Untuk mengurangi atau menghilangkan waktu
mencari, seorang perancang kerja harus memperhatikan beberapa
pertanyaan berikut ini:
Sudah jelaskah ciri-ciri objek yang akan diambil? Suatu objek akan
lebih mudah dikenal bila mempunyai ciri-ciri yang jelas, misalnya
dengan pemasangan label atau warna-warna tertentu diharapkan
akan memudahkan pencarian objek tersebut.
Sudah tetapkah tempatnya? Objek yang sudah ditempatkan secara
tetap akan memudahkan pencariannya, hal ini kadang-kadang dapat
menghilangkan gerakan mencari karena bila objek sudah tertentu
tempatnya, tangan dengan sendirinya akan langsung mengambil
objek tanpa harus mencari-carinya terlebih dahulu.
Dapatkah dipakai tempat objek yang tembus pandang? Dengan
tempat yang tembus pandang, objek akan terlihat dengan jelas
sekalipun dilihat dari luar. Dengan demikian akan memudahkan dalam
pencariannya.
Apakah susunan tata letak kerja yang tepat yang sudah ada
merupakan yang terbaik untuk mengurangi gerakan mencari? Bila
susunan tempat kerja dirancang sedemikian rupa sehingga gerakan
mencari tidak menimbulkan frekuensi gerakan mata yang tinggi, maka
susunan tempat kerja tersebut telah memenuhi syarat untuk
menghemat waktu kerja.
Apakah kebutuhan akan cahaya sudah terpenuhi? Cahaya
merupakan faktor yang sangat penting dalam gerakan mencari karena
menentukan terlihat atau tidaknya objek dengan jelas. Bila objek yang
dicari berukuran kecil, cahaya yang diperlukan akan semakin banyak.
2.3.2. Memilih (Select)
Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang
tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan
untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan
mata mulai memilih, dan berakhir bila objek sudah ditemukan. Batas
antara mulai memilih dan akhir dari mencari agak sulit untuk di tentukan
karena ada pembauran pekerjaan antara dua gerakan tersebut, yaitu
gerakan yang dilakukan oleh mata. Gerakan memilih merupakan gerakan
yang tidak efektif sehingga sedapat mungkin elemen gerakan ini harus di
hindari. Contoh dari elemen gerakan memilih adalah gerakan yang
diperlukan untuk memilih pulpen dari wadahnya bila pada wadah tersebut
terdapat pula pensil dan bollpoint-bollpoint lain yang satu sama lain
tercampur secara tak beraturan.
Pertanyan-pertanyaan berikut ini dapat dipakai sebagai pedoman untuk
mengurangi atau menghilangkan elemen gerakan memilih.
Apakah objek-objek yang berbeda ditempatkan pada tempat yang
sama? Gerakan memilih dapat dihilangkan bila objek sudah tidak
tercampur lagi. Hal ini dapat dimungkinkan dengan hanya
menempatkan satu jenis objek pada satu tempat yang terpisah
Dapatkah permukaan wadah diperluas? Makin luas permukaan wadah
akan makin memudahkan pemilihan karena tangan akan lebih leluasa
bergerak dan memudahkan mata membantu pelaksanaan elemen
gerakan ini.
Dapatkah dipakai wadah yang tembus pandang? Selain berguna
untuk memudahkan mencari, tempat yang tembus pandang juga akan
memudahkan elemen gerakan memilih, hal ini terjadi karena objek
dapat dilihat dari luar meskipun objek yang dipilih berada dibawah
dalam suatu tumpukan.
2.3.3. Memegang (Grasp)
Therblig ini adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului
oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa.
Therblig ini merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan
meskipun sulit untuk dihilangkan dalam beberapa keadaan masih dapat
diperbaiki.
Untuk memperbaiki elemen gerakan memegang, beberapa pertanyaan
bawah ini dapat dipakai sebagai pedoman:
Dapatkah beberapa objek dipegang sekaligus? Jika hal ini
memungkinkan, berarti waktu yang diperlukan untuk elemen gerak per
objek akan menjadi kecil sehingga akan diperoleh penghematan
waktu kerja.
Dapatkah objek tersebut digelincirkan? Bila objek tersebut dapat
digelincirkan, tangan tidak usah secara penuh membawanya ke
tempat kerja selanjutnya sehingga memegang lebih bersifat kontak-
kontak antara tangan dengan objek dari pada memegang
sepenuhnya.
Dapatkah bibir tempat penyimpanan dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat memudahkan gerakan ini? Permukaan bibir yang
landai memungkinkan pemegang yang mudah dibandingkan bila
tempat penyimpanan tidak mempunyai bibir landai.
Dapatkah objek yang akan dipegang diletakan sedemikian rupa
sehingga memudahkan usaha pemegangan? Letak yang teratur
memungkinkan pemegang lebih mudah dibandingkan dengan objek
yang berserakan. Hal ini lebih terasa bila objek yang akan dipegang
berbentuk tajam pada salah satu ujungnya seperti jarum atau paku,
sehingga selain menyulitkan pemegangan juga akan ada rasa
kekhawatiran tertusuk bila objek tersebut diletakkan berdiri dengan
ujung tajam dibawah atau diletakkan dengan ujung tajam searah
antara satu objek dengan objek yang lainnya.
Dapatkah permukaan wadah ditumpulkan? Rasa kekhawatiran yang
sama seperti diatas akan timbul bila permukaan depan (bibir) dari
tempat penyimpanan mempunyai ketajaman sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa sakit pada persentuhan dengan bagian
lengan. Apalagi bila dapat melukai tangan. Secara berkelanjutan hal
ini dapat menimbulkan efek psikologi yang merugikan bagi para
pekerja.
Dapatkah permukaan wadah dirancang sedemikian rupa agar
memudahkan pemegang objek yang akan diletakan? Satu cara yang
dapat menjadikan hal seperti diatas adalah dengan memberi alas
lunak untuk memudahkan pemegang objek yang berbentuk pipih.
Dapatkah dipakai peralatan untuk membantu memegang objek? Bila
ada peralatan yang dapat dipakai untuk mengganti fungsi lengan
dalam memegang, perbaikan akan diperoleh untuk elemen gerakan ini
karena dengan demikian kerja kerja badan dapat dikurangi sehingga
datangnya kelelahan dapat ditunda lebih lama lagi. Salah satu alat
yang dapat dipakai untuk mencapai hal diatas adalah peralatan yang
memakai prinsip magnet.
2.3.4. Menjangkau (Reach)
Pengertian menjangkau dalam therblig adalah gerakan tangan berpindah
tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek.
Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas (release) dan diikuti
oleh gerakan memegang. Therblig ini dimulai pada saat tangan mulai
berpindah dan berakhir bila tangan sudah berhenti.
Waktu yang dipergunakan untuk menjangkau, tergantung pada jarak dari
pergerakan tangan dan dari tipe menjangkaunya. Tentang tipe-tipe dari
gerakan menjangkau akan dibahas pada bab data waktu gerak. Seperti
juga memegang, menjangkau sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan
dari siklus kerja yang masih mungkin adalah pengurangan dari waktu
gerakan ini.
2.3.5. Membawa (Move)
Elemen gerakan membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan,
hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan
membawa biasanya didahului oleh memegang dan di lanjutkan oleh
melepas atau dapat juga oleh pengarahan (positioning).
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat dipakai sebagai pedoman untuk
memperbaiki gerakan menjangkau dan membawa:
Dapatkah jarak tempuh dikurangi? Penyusunan tata letak bahan
sangat berpengaruh pada jarak tempuh ini. Harus diusahakan agar
objek yang paling sering dipakai diletakan paling dekat. Dari beberapa
penelitian di labaratorium perancangan sistem kerja dan ergonomi
departemen teknik industri ITB, jelas terbukti bahwa dalam kondisi
yang berlainan pun jarak yang lebih jauh memerlukan gerak waktu
yang lebih banyak. Hal ini sesuai pula dengan data-data yang
diperoleh pada data waktu gerak.
Apakah cara yang terbaik sudah dipakai? Membawa objek dapat
dilakukan dengan beberapa cara yang berbeda-beda, baik dilakukan
dengan tangan maupun dilakukan dengan tangan maupun dilakukan
dengan peralatan seperti: ban berjalan, penjepit, dan lain-lain. Masing-
masing cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pemilihan salah satu cara di atas harus dilakukan dengan penelitian
yang seksama.
Apakah anggota badan yang di gerakan sudah tepat? Dengan hanya
menggerakan anggota badan yang diperlukan, diharapkan tidak akan
terjadi pemborosan tenaga serta pemborosan dalam waktu.
Dapatkah waktu dikurangi dengan mengangkut per unit menjadi
kecil?. Hal ini memenuhi keinginan untuk menurunkan waktu gerak.
Dapatkah perubahan arah gerak dihindari? Perubahan arah gerak
mengakibatkan pertambahan jarak yang sekaligus harus dilakukan
oleh tangan, dengan demikian waktu gerak pun akan bertambah.
Selain itu ada pula faktor kelambatan yang diakibatkan oleh
perubahan arah gerak ini.
Dapatkah objek yang akan dipindahkan itu digelincirkan? Bila objek
dapat bergerak sendiri atau bergelincir, tenaga yang sedianya akan
pakai untuk membawa dapat disimpan. Dengan demikian terjadi
penghematan tenaga, dalam hal ini tenaga hanya dipakai untuk
memberi dorongan agar objek dapat menggelincir. Untuk mendorong
dapat dirancang beberapa cara, misalnya dengan cara langsung
mendorong objek atau dapat pula dengan memanfaatkan kemampuan
pegas untuk melakukannya.
2.3.6. Memegang Untuk Memakai (Hold)
Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa
menggerakan objek yang dipegang. Perbedaannya dengan memegang
terdahulu adalah pada perlakuan terhadap objek. Pada memegang
pemegangan dilanjutkan dengan gerakan membawa, sedangkan
memegang untuk memakai tidak demikian. Therblig ini merupakan
gerakan yang tidak efektif, dengan demikian sedapat mungkin harus
dihilangkan atau paling tidak dikurangi. Gerakan ini sering di jumpai pada
pekerjaan perakitan, satu tangan memegang untuk memakai dan dan satu
tangan lgi melakukan pekerjaanmemasang. Salah satu contoh therblig ini
dapat dilihat, yakni tangan kita melakukan elemen gerakan memegang
untuk memakai sedangkan tangan kanan melakukan gerakan memakai
(use).
Salah contoh lain adalah pada waktu melaksanakan pekerjaan menjahit
buah kancing pada baju. Tangan kiri tidak bergerak memegang kancing
sedangkan tangan kanan bekerja menggerak-gerakan jarum. Dalam hal
ini tangan kiri melakukan elemen gerak memegang untuk memakai. Untuk
melakukan perbaikan sehubungan dengan therblig ini.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dipakai sebagai pedoman:
Dapatkah pemegang dilakukan oleh peralatan? Menggantikan tangan
dengan peralatan terbuka memungkinkan peningkatan produktivitas
kerja karena tangan yang semula dipakai untuk memegang sekarang
dapat melakukan pekerjaan yang lain. Salah satu alat yang bisa
dipakai untuk memegang adalah catok atau ragum merupakan satu
peralatan dari perkakas pembantu (jig). Peralatan lain yang juga dapat
dipakai untuk memegang adalah alat-alat yang memakai prinsip
magnet, gesekan dan lain-lainnya.
Dapatkah diusahakan penyangga tangan? Bila keadaan tidak
mengizinkan untuk memakai peralatan sebagai alat pemegang harus
diusahakan agar tangan yang memegang tidak cepat mengalami
kelelahan.
2.3.7. Melepas (Release)
Elemen gerak melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek
yang dipegangnya. Bila dibandingkan dengan therblig lainnya, gerakan
melepas merupakan gerakan gerakan yang relatif lebih singkat. Therblig
ini mulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari objek dan
berakhir bila seluruh jarinya sudah tidak menyentuh objek lagi. Gerakan ini
biasanya didahului oleh gerakan mengangkut atau dapat pula gerakan
mengarahkan dan biasanya diikuti gerakan menjangkau.
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat dipelajari untuk dijadikan
petunjuk dalam memperbaiki gerakan melepas:
Dapatkah gerakan ini dilakukan bersamaan dengan gerakan
membawa? Dalam beberapa keadaan melepas dapat disatukan pada
gerakan membawa. Jadi disini objek dibawa sekaligus dilepas
sehingga dengan demikian untuk melepas dapat dihilangkan. Apakah
tempat objek setelah dilepas telah dirancang dengan baik? Bila faktor
kehati-hatian untuk melepas dapat dihilangkan, waktu yang diperlukan
untuk therblig ini akan menjadi lebih singkat. Hal ini tercapai misalnya
dengan memberi landasan yang lunak pada tempat objek setelah
dilepas, sehingga dengan demikian pekerja tidak usah terlalu berhati-
hati untuk melepaskan objek yang dipegangnya.
Apakah setelah mmelepas beban tangan atau alt angkut sudah dalam
mkeadaan yang dioperasikan kembali? Bila keadaan tangan sufah
siap untuk melakukan gerakan selanjutnya, berarti kelambatan (idle)
diantara tiap gerakan dapat dihindari.
Dapatkah peralatan dipakai untuk melepas? Fungsi tangan untuk
dapat diganti oleh suatu alat misalnya dengan pelontar mekanis.
Dengan demikian tangan dapat mengerjakan pekerjaan yang lain,
sehingga diharapkan produktivitas kerja akan meningkat.
2.3.8. Mengarahkan (Position)
Therblig ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu
lokasi tertentu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan
mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit (assembling). Gerakan ini
dimulai sejak tangan mengendalikan objek misalnya memutar, menggeser
ketempat yang diinginkan, dan berakhir pada saat gerakan merakit atau
memakai dimulai.
Waktu untuk mengarahkan sering diperbaiki dengan memperhatikan
pertanyaan pertanyaan sebagai berikut:
Apakah pengarahan diperlukan? Untuk objek-objek yang tidak
memerlukan pengarahan, misalnya karena boleh diletakkan secara
tidak beraturan, proses pengarahan sebaiknya dihilangkan kerena
dengan tidak adanya elemen ini maka elemen gerak membawa akan
menjadi lebih singkat.
Apakah objek yang akan dipegang telah diletakkan sedemikian rupa
sehingga memudahkan pengarahan? Bila objek telah diletakkan untuk
memudahkan pengarahan, gerakan pengarahan tidak memerlukan
gerak yang banyak. Diperolehlah pengematan waktu karena
berkurangnya waktu pengarahan.
Dapatkah dipakai peraltan sebagai penuntun objek yang akan
ditempatkan? Dengan mengikuti suatu penuntun diharapkan waktu
untuk mengarahkan dapat dikurangi. Yang dimaksud dengan
penuntun disini adalah bentuk peralatan yang termasuk pada
perkakas pembantu (jig).
2.3.9. Mengarahkan Sementara (Pre Position)
Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak pada suatu tempat
sementara. Tujuan dari penempatan sementara ini adalah untuk
memudahkan pemegangan apabila objek tersebut akan ditangani kembali.
Dengan demikian untuk siklus kerja berikutnya elemen gerak
mengarahkan diharapkan berkurang. Hasil ini terjadi karena objek yang
akan dipegang sudah diposisikan sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pemakaian selanjutnya.
Therblig ini sering terjadi bersama dengan therblig yang lain seperti
mengangkut dan melepas. Untuk jelasnya ikutilah uraian gerak dari
seseorang yang akan menulis, dimulai dari menjangkau untuk mengambil
pulpen sampai mengembalikan pulpen ke tempat semula (tempat pulpen
yang disebut pen holder).
Dari uraian tersebut dapat dibedakan antara therblig mengarahkan
dengan therblig mengarahkan sementara. Setelah pengarahan
sementara, pulpen terletak dengan psisi berdiri (pada pemegang pulpen)
sedemikian rupa sehingga memudahkan pemegangan selanjutnya bila
pulpen tersebut akan dipakai kembali. Bila pulpen tersebut dibawa setelah
dipakai dan disimpan pada tempat pulpen dengan meletakkannya begitu
saja mendatar pada meja, yang terjadi bukan mengarahkan sementara
tetapi mengarahkan. Alasannya karena peletakan yang demikian tidak
akan memudahkan pemegangan kembali seperti yang diinginkan oleh
pengarahan sementara.
2.3.10. Pemeriksaan (Inspect)
Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui
apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat
berupa gerakan melihat seperti untuk memeriksa warna, meraba seperti
memeriksa permukaan, mencium, mendengarkan, dan kadang-kadang
merasa dengan lidah. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan
membandingkan antara objek dan suatu standar. Banyak atau sedikitnya
waktu yang diperlukan untuk memeriksa, tergantung pada kecepatan
operator untuk menyimpulkan ada tidaknya perbedaan antara objek
dengan standar yang dibandingkan. Pemeriksaan dalam therblig ini dapat
berupa pemeriksaan kualitas seperti baik atau buruknya objek yang
ditentukan oleh warnanya, dapat pula berupa pemeriksaan kuantitas,
misalnya jika cacat tidaknya ditentukan jumlah cacatnya.
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat dipelajari untuk memperbaiki
elemen gerakan ini:
Dapatkah gerakan ini dilakukan sekaligus dengan therblig yang lain?
Dengan adanya kombinasi operasi antar pemeriksa dengan gerak
yang lain, waktu bagi pemeriksaan secara terpisah dapat dihindari.
Apakah penambahan cahaya dapat mempercepat pemeriksaan?
Untuk pemeriksaan, terutama yang dilakukan oleh mata, cahaya
memainkan peran yang sangat penting apalagi untuk objek-objek
yang berukuran kecil atau tanda-tanda cacat yang cukup kecil.
Apakah jarak objek yang diperiksa sudah tepat dari mata operator?
Jarak penglihatan manusia sangat terbatas kemampuannya. Jarak
yang lebih dekat atau lebih jauh dari jarak optimal bagi seseorang
akan mengakibatkan ketidak jelasan pengelihatan bagi orang
tersebut, dan ada saat akan mengakibatkan kerusakan pada mata.
Apakah dapat dipakai peralatan untuk membantu atau menggantikan
bagian tubuh dalam pemeriksaan? Peralatan elektronik maupun
mekanik dapat dipakai sebagai alat pemeriksa, misalnya lampu
polarisasi, dan lain-lain yang pada umumnya berproduktivitas lebih
tinggi dibandingkan bila mempergunakan mata biasa. Alat lain yang
dapat membantu pemeriksaan adalah kaca mata, diantaranya untuk
mengurangi efek dari silau, ataupun untuk memperjelas objek.