99
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL BUDIDAYA IKAN TAMBAK ( STUDI KASUS PRAKTEK JUAL BELI IKAN DENGAN PENUNDAHAN PENENTUAN HARGA DI DESA WARUK KEC. KARANGBINANGUN KAB. LAMONGAN) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar strata 1 Dalam ilmu syari’ah Oleh : MOH NUR ABIDIN NIM : 62311022 FAKULTAS SAYRI’AH INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2012

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

  • Upload
    ngodiep

  • View
    237

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL BUDIDAYA

IKAN TAMBAK ( STUDI KASUS PRAKTEK JUAL BELI IKAN

DENGAN PENUNDAHAN PENENTUAN HARGA

DI DESA WARUK KEC. KARANGBINANGUN

KAB. LAMONGAN)

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

Guna memperoleh gelar strata 1

Dalam ilmu syari’ah

Oleh :

MOH NUR ABIDIN NIM : 62311022

FAKULTAS SAYRI’AH

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

ii

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

iii

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

iv

MOTTO

Artinya : dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di

antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui. (S. Al-Baqarah : 188)

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

v

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain kecuali, informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 14 Juni 2012

Deklarator

MOH NUR ABIDIN NIM : 62311022

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

vi

ABSTRAK

Desa Waruk terdapat jual beli hasil budidaya ikan tambak dan praktek jual beli ikan dengan penundahan penentuan harga di desa Waruk kecamatan karangbinangun kabupaten lamongon, yang terjadi antara penjual dan pembeli, mula-mula pembeli mau menjual ikannya, setelah itu penjual mau membeli ikannya semua, tapi dengan harga masih di rahasiakan dulu karena penjual ingin menjual ikannya ke pasar lamongan, di pasar setiap hari harga bisa naik dan bisa turun karena di pasar lamongan dalam penentuan harga tidak menentu sehingga penjual tidak berani mematok harga yang pasti dan tidak bisa menentukan secara langsung. Setelah dari pasar penjual mau memberi tahu harga ikan yang dibawahnya dan membayar secara kes/kontan.

Dalam jual beli ikan hasil budidaya ikan tambak merupakan salah satu kebutuhan masyarakat desa Waruk, untuk itu para penjual dan pembeli harus tahu apa yang diperjual belikan dan saling merelakan sesuai dengan ketentuan yang di benarkan syara’ dan di sepakati, dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lainnya yang ada kaitannya dengan jual beli, dan jika syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara’. Akan tetapi dalam tradisi di desa waruk itu boleh-boleh saja karena dalam pandangan hukum islam itu termasuk bukan ketentuan yang di pakai oleh masyarakat desa Waruk, sehingga kyai di desa Waruk memiliki pendapat masing-masing dan kyai tersebut memiliki dasar-dasar yang bias membatalkan jual beli yang ada di Lamongan, akan tetapi para kyai sadar bahwa penjual dan pembeli itu saling membutuhkan antara satu sama lain. Jual beli yang ada di desa Waruk itu sah manakala jual beli yang dilakukan itu tidak ada yang dirugikan dan di sakiti, dan manakalah tidak sah jual beli yang tidak memenuhi syarat-syarat dan rukun jual beli.

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancer. Shalawat serta Salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Maka dengan terselesaikannya skripsi ini penulis telah melakukan usaha secara maksimal, sehingga usaha ini tidak akan berarti tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moral maupun bantuan spiritual. Oleh karena itu penulis merasa sangat berhutang budi atas bantuan, bimbingan saran serta kebaikan yang tidak ternilai harganya. Untuk itu selayaknya penulis mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada : 1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag, selaku rector IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. H. Imam Yahya, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN

Walisongo Semarang. 3. Drs. Moh Solek, M. A, selaku pembimbing yang senantiasa memberikan

saran dan koreksi kepada penulis. 4. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik penulis selam belajar di IAIN

Walisongo Semarang. 5. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku yang telah membimbing serta

memberikan restu dan do’a kepada penulis. 6. Semua teman-temenku yang telah banyak membantuku penulis baik

bantuan materiil maupun moral. Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapatkan

balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri, dan semoga apa

yang tertulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya para pembaca. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Semarang,…………………..

Penulis

Moh Nur Abidin

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

viii

PERSEMBAHAN

Dalam perjuangan mencari ridha Allah SWT yang tiada batas, dan

Rahmat-Nya untuk semua kehidupan, menerangi alam semesta, menggerakkan

semua yang ada dibawah kekuasaan-Nya, serta dengan penuh tetesan air mata

perjuangan kupersembahkan karya tulis “Skripsi” ini untuk orang-orang yang

selalu hadir dalam ruangan dalam waktu kehidupan, khususnya kupersembahkan

pada :

1. Ibu (almarhum) dan Ayah tercinta yang telah menuntun dan mengenalkanku

pada sebuah kehidupan dengan cinta dan kasih saying yang tak terhingga,

do’a dan ridhomu adalah nafas dalam perjalanan kehidupanku.

2. Untuk mbakku, adik-adikku dan saudaraku yang ada di rumah desa waruk

(Uswatin, Mohammad Hariyadi, Mohammad Khosi’in, Widia Astutik,

Aslikhatin Ni’mah, Ulin Zianantus Sakinah, Mohammad dan Khulukul

Adhim dst.) tersayang yang selalu memberikan motivasi dan dukungan

selama penulisan skripsi ini.

3. Buat temen-temen seperjuangan, seangkatan 2006 MUB/MUA (Fuji

Rizkiyono, Desma Khaisu Wiranata, Moh Anik, Moh Chairul Anwar,

Robiah, Nazil, Eni Musfauziyah, Istiqomah, Miftahul Jannah, Nur Hidayah,

Hendra Purnawan, Yusmanto dan Khoiruddin dst) dan masih banyak lagi

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, bersama mereka penulis jalani

hidup dalam suka maupun duka.

4. Untuk pamanku yang selalu memberikan dorongan dan semangat dalam

pembuatan skripsi ini, sehingga dapat selesai dengan lancer dan baik.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv

HALAMAN DEKLARASI ........................................................................ v

HALAMAN ABSTRAKSI ......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TEBEL ...................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D. Telaah Pustaka .................................................................. 6

E. Metode Penelitian ............................................................. 8

F. Sistematika Penulisan ....................................................... 13

BAB II : TINJAUAN UMUM JUAL BELI MENURUT HUKUM

ISLAM

A. Pengertian Jual Beli .......................................................... 14

B. Dasar-dasar Hukum Jual Beli ............................................ 16

C. Syarat dan Rukun Jual Beli ............................................... 18

BAB III : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI

HASIL BUDIDAYA IKAN TAMBAK DI DESA WARUK

KEC. KARANGBINANGUN KAB. LAMONGAN

A. Monografi dan Demografi desa Waruk Kec.

Karangbinangun Kab. Lamongan ...................................... 39

B. Praktek Jual Beli Hasil Budidaya Ikan Tambak Di Desa

Waruk Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan .................. 52

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

x

C. Istimbat Hukum Yang Di Pakai Ulama Terhadap Realita

Jual Beli hasil Budidaya Ikan Tambak Di Desa Waruk

Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan .............................. 53

BAB IV : ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI

HASIL BUDIDAYA IKAN TAMBAK DENGAN

PENUNDAHAN PENENTUAN HARGA DI DESA

WARUK KEC. KARANGBINANGUN KAB.

LAMONGAN

A. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Hasil

Budidaya Ikan Tambak ..................................................... 55

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Istimbat Jual Beli Ikan

Hasil Budidaya Ikan Tambak Dengan Penundaan

Penentuan Harga ............................................................... 71

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 83

B. Saran-saran ....................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I : Penduduk Desa Waruk Menurut Kelompok Umur Tahun

2012 ...................................................................................... 41

Tabel II : Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Waruk ..................... 42

Tabel III : Penduduk Menurut Agama Di Desa Waruk ........................... 44

Tabel III : Penduduk Menurut Agama Di Desa Waruk ........................... 44

Tabel V : Data Pendidikan Penduduk Desa Waruk Tahun 2012 ............ 45

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian

hidupnya harus bermasyarakat. Dalam hal ini Allah SWT telah menjadikan

manusia masing-masing berhajat kepada yang lain, agar mereka tolong

menolong, tukar menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan hidup

masing-masing, baik dengan jual beli, sewa menyewa, bercocok tanam,

dalam urusan diri sendiri maupun untuk kemaslahatan umum.

Keterangan di atas menjadi indikator bahwa manusia untuk memenuhi

kebutuhannya memerlukan orang lain. Salah satu kebutuhan yang

memerlukan interaksi dengan orang lain adalah akad jual beli. Peristiwa ini

terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan akibat hukum yaitu

akibat sesuatu tindakan hukum.1

Dalam hukum Islam, secara etimologi jual beli adalah menukarkan

sesuatu dengan sesuatu yang lain, sedangkan menurut syara’ ialah

menukarkan harta dengan harta.2 Syekh Muhammad ibn Qasyim al-Gazzi

menerangkan:

والبیع لغة مقابلة شیئ بشئ فدخل ما لیس بمال كخمر واماشرعافاحسن ماقیل وضة باذن شرعى اوتملیك منفعة مباحة فى تعریفھ انھ تملیك عین مالیة بمعا

1 Surojo Wignyodipuro, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Gunung Agung, 1983, Cet ke-3,

hlm. 38. 2 Syekh Zainuddin bin Abd al-Aziz al-Malibari, Fath al- Mu’in Bi Sarkh Qurrah al-

‘Uyun, Semarang: Karya Toha Putra, tth, hlm. 66.

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

2

٣ على التأبید بثمن مالى

Artinya: Jual beli itu menurut bahasanya ialah suatu bentuk akad penyerahan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Karena itu akad ini memasukkan juga segala sesuatu yang tidak berupa uang, seperti tuak. Sedangkan menurut syara’, maka pengertian jual beli yang paling benar ialah memiliki sesuatu harta (uang) dengan mengganti sesuatu atas dasar izin syara’, atau sekedar memiliki manfaatnya saja yang diperbolehkan syara’untuk selamanya, dan yang demikian itu harus dengan melalui pembayaran yang berupa uang.

Dalam kitabnya, Sayyid Sabiq merumuskan, jual beli menurut

pengertian lughawinya adalah saling menukar (pertukaran), sedang menurut

pengertian syari’at, jual beli ialah pertukaran harta atas dasar saling rela atau

memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.4 Jual beli

dibenarkan oleh al-Qur’an, as-Sunnah dan ijma umat. Landasan Qur’aninya,

firman Allah:

)٢٧٥: البقرة...( وأحل اللھ البیع وحرم الربا...Artinya: Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (al-

Baqarah: 275)5 Landasan sunnahnya sabda Rasulullah SAW. عن رفاعة ابن رافع ان النبي صلى اهللا علیھ وسلم سئل اى الكسب

رواه البزار وصححة (عمل الرجل بیده وكل بیع مبرور : اطیب؟ قال ٦ )الحاكم

Artinya: Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a. (katanya): Sesungguhnya Nabi

Muhammad SAW. pernah ditanya, manakah usaha yang paling baik? beliau menjawab : ialah amal usaha seseorang

3 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Kairo: Juz III, Maktabah Dâr al-Turas, tth, hlm. 147. 4 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Kairo: Juz III, Maktabah Dâr al-Turas, tth, hlm. 147. 5Yayasan Penyelenggara Penterjemah Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya,

Depag RI: Surabaya, 1980, hlm. 69. 6Sayyid al-Imam Muhammad Ibn Ismail al-Kahlani Al-San’ani, Subul al-Salam, Kairo:

Juz III, Dâr Ikhya’ al-Turas al-Islami, 1960, hlm. 4

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

3

dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang bersih. (HR. al-Bazzar, dan dinilai Shahih oleh al-Hakim).

Landasan ijmanya, para ulama sepakat bahwa jual beli diperbolehkan

dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan

dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik

orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya yang

sesuai.7

Jual beli itu dihalalkan, dibenarkan agama, asal memenuhi syarat-

syarat yang diperlukan. Demikian hukum ini disepakati para ahli ijma (ulama’

Mujtahidin) tak ada khilaf padanya. Memang dengan tegas-tegas al-Qur’an

menerangkan bahwa menjual itu halal, sedang riba diharamkan.8 Sejalan

dengan itu dalam jual beli ada persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya

menyangkut barang yang dijadikan objek jual beli yaitu barang yang

diakadkan harus ada ditangan si penjual, artinya barang itu ada di tempat,

diketahui dan dapat dilihat pembeli pada waktu akad itu terjadi. Hal ini

sebagaimana dinyatakan Sayyid Sabiq:

) ٤(ملكیھ العاقد لھ ) ٣(اإلنتفاع بھ ) ٢(طھارة العین ) ١: (واماالمعقود علیھ فیشترط فیھ ستة شروط ٩كون المبیع مقبوضا ) ٦(العلم بھ ) ٥(سلیمة القدرة على ت

Artinya: Adapun tentang syarat barang yang diakadkan ada enam yaitu (1) bersihnya barang. (2) dapat dimanfaatkan. (3) milik orang yang melakukan akad. (4) mampu menyerahkannya. (5) mengetahui. (6) barang yang diakadkan ada di tangan.

Dalam kaitan ini Ibnu Rusyd menjelaskan, barang-barang yang

diperjual belikan itu ada dua macam: pertama, barang yang benar-benar sudah

7 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2001, hlm. 75. 8 T.M Hasbi ash-Shiddiqi, Hukum-hukum Fiqh Islam, Tinjauan Antar Mazhab, Semarang:

PT Pustaka Rizki Putra, 2001, Cet ke-2, hlm. 328. 9Sayyid Sabiq, op.cit., hlm. 150.

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

4

jadi barang sehingga diketahui sifat dan wujudnya. Kedua, barang yang belum

jadi barang atau belum dibuat sehingga belum bisa diketahui sifat dan

wujudnya. Menurut Imam Malik dibolehkan jual beli barang yang belum jadi

barang atau belum dibuat, namun harus bisa diketahui lebih dahulu sifat

wujudnya oleh pembeli. Menurut Abu Hanifah dibolehkan jual beli barang

yang belum jadi barang atau belum dibuat, dan belum bisa diketahui lebih

dahulu sifat wujudnya oleh pembeli.10

Pandangan kedua ulama tersebut (Imam Malik dan Abu Hanifah)

berbeda dengan pandangan Imam al-Syafi'i yang tidak membolehkan jual beli

barang yang tidak tidak dapat dilihat dan tidak ada di tempat akad itu terjadi.11

Sehubungan dengan itu, menariknya tema ini adalah karena di desa

Waruk Kecamatan Karangbinangun banyak terjadi jual beli ikan dengan

penundahan penentuan harga yang belu m di buat. Dengan perkataan lain, di

desa Waruk Kecamatan Karangbinangun sudah menjadi tradisi, dalam

penjualan hasil budidaya ikan tambak penjual pada waktu itu hendak menjual

hasil budidaya ikan tambak tersebut kepada agen (pembeli), namun pembeli

bersedia memberi perkeranjang untuk mendapat barang yang di inginkan dan

tidak mau memberitahu harganya perkeranjang kepada penjual. Sebelum di

tiba di pasar lamongan dia menjual semua hasil budidaya ikan tambak tersebut

kepada pembeli lain. Dan ketika itulah pembeli/agen tersebut baru mau

mengasih tahu berapa harga ikan yang di jual kepadanya.

10 Ibnu Rusyd, Bidâyah al Mujtahid Wa Nihâyah al Muqtasid, Juz II, Beirut: Dâr Al-Jiil,

1409 H/1989, hlm. 116 – 117. 11 Al-Imam Abi Abdullah Muhammad bin Idris al-Syafi’î, Al-Umm, Juz. 3, Beirut: Dâr

al-Kutub al-Ilmiah, tth, hlm. 40.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

5

Peristiwa ini meskipun sangat mengecewakan pembeli sebagai

(agen/juragan ikan), namun tampaknya tidak ada beban rasa bersalah pada diri

penjual, bahkan ada sebagian persepsi ulama di desa tersebut yang

membolehkan perbuatan penjual tersebut.

Berdasarkan keterangan itulah yang melatar belakangi penulis memilih

tema ini dengan judul: TINJAUAN HUYKUM ISLAM TERHADAP JUAL

BELI HASIL BUDIDAYA IKAN TAMBAK (Studi Kasus Praktek Jual Beli

Ikan Dengan Penundahan Penentuan Harga di Desa Waruk Kec.

Karangbinangun Kab. Lamongan).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Praktek Jual Beli Hasil Budidaya Ikan Tambak Di Desa

Waruk Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan ?

2. Bagaimana Pandangan Hukum Islam terhadap Praktek Jual Beli Hasil

Budidaya Ikan Tambak di Desa Waruk Kec. Karangbinangun Kab.

Lamongan dengan Penundahan Penentuan Harga ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk Mengetahui Praktek Jual Beli Hasil Budidaya Ikan Tambak di Desa

Waruk Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan.

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

6

2. Untuk Mengetahui Pandangan Hukum Islam terhadap Praktek Jual Beli

Hasil Budidaya Ikan Tambak di Desa Waruk Kec. Karangbinangun Kab.

Lamongan dengan Penundahan Penentuan Harga.

D. Telaah Pustaka

Ada beberapa penelitian yang membahas persoalan jual beli namun

belum menyentuh persoalan jual beli barang seni ukir. Penelitian yang

dimaksud di antaranya sebagai berikut:

Skripsi yang berjudul: Tinjauan Hukum Islam terhadap Asas

Kebebasan Berkontrak dalam Jual Beli (Studi Analisis Terhadap Pasal 1493

KUH Perdata) yang disusun Sulistiyono. Menurut penyusun skripsi ini bahwa

asas kebebasan berkontrak dalam jual beli adalah suatu asas yang menyatakan

bahwa setiap orang pada dasarnya boleh membuat kontrak (perjanjian) jual

beli yang berisi dan macam apapun asal tidak bertentangan dengan undang-

undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Hal ini sebagaimana ditegaskan

dalam pasal 1493 KUH Perdata: Kedua belah pihak diperbolehkan dengan

persetujuan-persetujuan istimewa memperluas atau mengurangi kewajiban

yang ditetapkan oleh undang-undang ini; bahkan mereka diperbolehkan

mengadakan persetujuan bahwa si penjual tidak akan diwajibkan menanggung

sesuatu apapun.

Dalam hukum Islam, para ulama menyatakan, jual beli dengan syarat

berakibat batalnya jual beli itu. Di antara fuqaha yang berpendapat demikian

ialah Imam Syafi’i dan Abu Hanifah. Dengan demikian perjanjian jual beli

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

7

yang dibuat di luar ketentuan hukum Islam atau bertentangan dengan

ketentuan hukum Islam, maka jual belinya menjadi batal. Jadi bila misalnya

penjual meminta dikurangi kewajibannya seperti lepas tangan terhadap cacat

barang atau kerusakan barang maka perjanjian jual beli dengan syarat seperti

itu menjadi batal meskipun pembeli sepakat. Implikasinya maka bagi

produsen dan konsumen dapat menarik kembali perjanjian atau membatalkan

perjanjian jual beli, manakala menyimpang dari ketentuan hukum Islam,

apalagi jika hukum Islam melarangnya.

Skripsi yang berjudul "Studi Analisis Pendapat Sayyid Sabiq Tentang

Jual Beli Jizaf'' yang dikaji oleh Tati Nurjanah, lebih memfokuslan pada

pendapat Sayyid Sabiq tentang jual beli jizaf yaitu jual beli yang

serampangan, tidak memakai timbangan atau ukuran (taksiran atau dikira-kira

saja).12

Skripsi yang berjudul "Persepsi Ulama terhadap Jual Beli Kodok di

Purwodadi Kabupaten Grobogan" yang dikaji oleh Slamet Sholikhin, lebih

memfokuskan pada pendapat ulama terhadap jual beli kodok yaitu

menjualbelikan kodok hukumnya haram, karena memakannya haram, tapi ada

kalanya Islam membolehkan terhadap sesuatu yang diharamkan, karena

mengambil manfaatnya.13

Skripsi yang berjudul "Studi Analisis Pendapat Imam Syafi'i tentang

Hukum Jual Beli Anjing dalam Kitab Al-Umm" yang dikaji oleh Fauzul

12 Tati Nurjanah, Studi Analisis Pendapat Sayyid Sabiq Tentang Jual Beli Jizaf, (Tidak

dipublikasikan. Skripsi IAIN Walisongo, 2002) 13 Slamet Sholikhin, Persepsi Ulama Terhadap Jual Beli Kodok Di Purwodadi

Kabupaten Grobogan, (Tidak dipublikasikan. Skripsi IAIN Walisongo, 2003)

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

8

Muna, lebih memfokuskan pada pendapat Imam Syafi'i tentang hukum jual

beli anjing dan memelihara anjing adalah tidak boleh, namun Imam Syafi'i

mengecualikan pada orang yang menggunakan anjing itu untuk menjaga

ternak dan untuk berburu, dan apabila telah selesai kegunaan anjing itu untuk

menjaga dan berburu maka tidak diperbolehkan memelihara anjing.14

Skripsi yang berjudul "Studi Analisis Pendapat Imam Nawawi tentang

Syarat Manfaat Benda yang Diperjualbelikan" yang ditulis oleh Sawidi, dalam

skripsi ini dijelaskan bahwa Imam Nawawi mengharuskan adanya manfaat

dalam benda yang diperjualbelikan, tetapi benda yang bermanfaat itu juga

harus suci, halal di makan, tidak menjijikkan, tidak sedikit jumlahnya dan

manfaatnya tidak di larang oleh syara.15

Sejauh penelusuran penulis belum ada yang membahas jual beli hasil

budidaya ikan tambak dalam konteksnya dengan persepsi ulama di Desa

Waruk Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan mengenai jual beli hasil

budidaya ikan tambak dan praktek jual beli ikan dengan penundahan

penentuan harga yang di buat dan diketahui sifat wujudnya.

E. Metode Penelitian

Metode penelitan bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-

langkah sistematis dan logis dalam mencari data yang berkenaan dengan

masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya

14 Fauzul Muna, Studi Analisis Pendapat Imam Syafi'i Tentang Hukum Jual Beli Anjing

Dalam Kitab Al-Umm, (Tidak dipublikasikan. Skripsi IAIN Walisongo, 2003) 15 Sawidi, Studi Analisis Pendapat Imam Nawawi Tentang Syarat Manfaat Benda Yang

Diperjualbelikan, (Tidak dipublikasikan. Skripsi IAIN Walisongo, 2003)

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

9

dicarikan cara pemecahannya. Metode penelitian dalam skripsi ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:16

Dalam usaha penulis memperoleh data yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan seputar permasalahan di atas, maka dalam penelitian

ini penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif artinya data-data

yang disajikan dalam bentuk kata, bukan dalam bentuk angka-angka.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data yang langsung yang segera diperoleh dari sumber

data oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus itu.17 Sebagai data

primer penelitian ini field research. Dalam penelitian ini data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Jadi, semua keterangan untuk

pertama kalinya dicatat oleh peneliti. Pada permulaan penelitian belum

ada data.18 Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud yaitu

wawancara dengan penjual ikan, beberapa ulama dan tokoh

masyarakat Desa Waruk Kec. Karangbinangun Kab. Lamongan

mengenai jual beli hasil jual beli ikan tambak

b. Data Sekunder

16 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1991, hlm. 24. 17 Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah, Dasar Metoda Teknik,

Edisi 7, Bandung: Tarsito, 1989, hlm. 134-163. 18 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007, hlm. 37.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

10

Yaitu data yang telah lebih dahulu dikumpulkan oleh orang

diluar diri penyelidik sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu

sesungguhnya adalah data yang asli.19 Dengan demikian data sekunder

yang relevan dengan judul di atas, di antaranya: Kitab Bidayah al-

Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, Kifayah al-Akhya,; Tafsir Ayat

Ahkam, Mazahib al-Arba'ah, I'anah al-Talibin, Subul al-Salam, Nail

al-Autar; Sahih Bukhari dan Muslim, al-Umm, al-Muwatta' dan lain-

lain.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Interview (wawancara)

Wawancara ini menggunakan snowball sampling yaitu teknik

penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama

menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu

atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman-

temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah

sampel semakin banyak.20

Wawancara atau interview adalah percakapan dengan maksud

tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu

pewawancara (interview) dan yang memberikan jawaban atas

pernyataan itu.21 Adapun pihak-pihak yang dimaksud adalah :

19 Ibid., hlm. 37 20 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabetha, 2003, hlm. 78. 21 Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2000, hlm. 135

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

11

1) Penjual hasil budidaya ikan tambak di Desa Waruk Kec.

Karangbinangun Kab. Lamongan

2) Beberapa ulama dan tokoh masyarakat Desa Waruk Kec.

Karangbinangun Kab. Lamongan

b. Observasi

Observasi adalah metode penelitian dengan pengamatan yang

dicatat dengan sistematik phenomena-phenomena yang diselidiki.22

Dalam melakukan observasi peneliti menggunakan observasi non

partisipan, dalam hal ini observer (peneliti) tidak masuk dalam obyek

penelitian, bahkan tinggal di luar, di sini peneliti tidak perlu tinggal

bersama-sama dengan orang-orang yang diobservasi (observees).

Yang menjadi titik tolak observasi adalah jual beli hasil budidaya ikan

tambak di Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun dan pembeli dari

Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun Kab. Lamongan. Sedangkan

sebagai alat observasi adalah catatan berkala. Dalam pencatatan

berkala ini peneliti tidak mencatat macam-macam kejadian khusus

melainkan hanya jangka waktu tertentu saja, menulis kesan-kesan

umum saja, selanjutnya peneliti berhenti dan pada jangka waktu

tertentu mengadakan penelitiannya kembali.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

22 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid 1, Yogyakarta: Andi, 2002, hlm. 136

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

12

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.23 Dalam hal ini penulis

menggunakan dokumentasi yang langsung diambil dari obyek

pengamatan (Desa Waruk Kec. Karangbinangun) berupa arsip desa.

4. Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis deskriptif yang menurut Lexy

J. Moleong bahwa data ini dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan

bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode

kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi

kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan, data untuk memberi gambaran

penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah

wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan

atau memo dan dokumen resmi lainnya.24

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab dan dalam satu

kesatuan yang saling mendukung dan melengkapi.

Bab pertama, berisi pendahuluan yang meliputi: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

23 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek), Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998, hlm. 237 24 Lexy J Moleong, op.cit, hlm. 6.

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

13

Bab kedua, berisi tinjauan umum jual beli menurut hukum Islam yang

meliputi pengertian jual beli, dasar hukum jual beli, syarat dan rukun jual beli,

macam-macam jual beli.

Bab ketiga berisi tinjauan hukum islam terhadap jual beli budidaya

ikan tambak di desa waruk kecamatan karangbinangun kabupaten lamongan

meliputi geografi desa waruk, praktek jual beli hasil budidaya ikan tambak di

desa waruk dan pendapat tokoh masyarakat terhadap praktek jual beli ikan.

Bab keempat berisi analisis terhadap praktek jual beli hasil budidaya

ikan tambak dan jual beli ikan dengan penundahan penentuan harga di desa

waruk kec. karangbinangun kab. lamongan yang meliputi tinjauan hukum

islam terhadap jual beli ikan hasil budidaya ikan tambak, analisis terhadap jual

beli ikan hasil budidaya ikan tambak, analisis terhadap jual beli dengan

penundahan penentuan harga.

Bab kelima berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan, saran-

saran, dan penutup.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

14

BAB II

TINJAUAN UMUM JUAL BELI MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian Jual Beli

Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-ba’i yang berarti

menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafal al-

ba’i dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya,

yakni kata asy-syira (beli). Dengan demikian, kata al-ba’i berarti jual, tetapi

sekaligus juga berarti beli.25 Menurut bahasa, jual beli berarti "menukarkan

sesuatu dengan sesuatu".26 .

Secara terminologi, para fuqaha mendefinisikan yang berbeda-beda

antara lain, sebagai berikut:

Menurut Syekh Zainuddin Ibn Abd Aziz al-Malîbary, jual beli adalah

٢٧وشرعا مقابلة مال مبال على وجه خمصوص

Artinya: menurut syara jual beli ialah menukarkan harta dengan harta

dengan cara tertentu Menurut Syekh Muhammad ibn Qâsim al-Ghazzi, 28

فأحسن ما قيل ىف تعريفة انه متليك مالية مبعاوضة باذنشرعي واما شرعا أومتليك منفعة مباحة على التأبيد بثمن مايل

25Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000, hlm. 111. 26Abd Arrahmân al-Jazirî, Kitab al-Fiqh ‘alâ al-Mazâhib al-Arba’ah, Beirut: Dâr al-Fikr,

1972, Juz III, hlm. 123 27Syekh Zainuddin Ibn Abd Aziz al-Malîbary, Fath al-Mu’în, Beirut: Dâr al-Kutub al-

Ilmiah, tth, hlm. 66 28Syekh Muhammad ibn Qâsim al-Ghazzi, Fath al-Qarîb al-Mujîb, Dâr al-Ihya al-Kitab,

al-Arabiah, Indonesia, tth, hlm. 30

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

15

Artinya: menurut syara, pengertian jual beli yang paling tepat ialah memiliki sesuatu harta (uang) dengan mengganti sesuatu atas dasar izin syara, sekedar memiliki manfaatnya saja yang diperbolehkan syara untuk selamanya yang demikian itu harus dengan melalui pembayaran yang berupa uang.

Menurut Sayyid Sabiq

البيع معناه لغة مطلق املبادلة ولفظ البيع والشرأ يطلق كل منهما املشتركة بني املعاين على مايطلق عليه االخر فهما من االلفاظ

٢٩املضادة

Artinya: Jual beli menurut pengertian lughawinya adalah saling menukar

(pertukaran), dan kata al-ba’i (jual) dan asy Syiraa (beli) dipergunakan biasanya dalam pengertian yang sama. Dua kata ini masing-masing mempunyai makna dua yang satu sama lain bertolak belakang.

Menurut pengertian syara, Sayyid Sabiq merumuskan yaitu pertukaran

harta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat

dibenarkan.30 Sementara menurut Ibrahim Muhammad al-Jamal, jual beli

ialah tukar menukar harta secara suka sama suka atau memindahkan milik

dengan mendapat pertukaran menurut cara yang diizinkan agama.31

Sedangkan Imam Taqi al-Din mendefinisikan jual beli adalah saling tukar

harta, saling menerima, dapat dikelola (tasharruf) dengan ijab dan kabul,

dengan cara yang sesuai dengan syara.32

Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa pengertian jual

beli ialah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai

29Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Kairo: Maktabah Dar al-Turas, tth, Juz III, hlm. 147. 30Ibid 31Ibrahim Muhammad al-Jamal, Fiqh al-Mar’ah al-Muslimah, Terj. Anshori Umar

Sitanggal, “Fiqih Wanita”, Semarang: CV Asy-Syifa, 1986, hlm. 490. 32Imam Taqi al-Din Abu Bakr ibn Muhammad Al-Hussaini, Kifâyah Al Akhyâr, Beirut:

Dâr al-Kutub al-Ilmiah, tth, Juz, I, hlm. 239.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

16

nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-

benda dan pihak lain sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah

dibenarkan syara' dan disepakati.

Jual beli dalam perspektif hukum Islam harus sesuai dengan ketetapan

hukum ialah memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun dan hal-hal

lainnya yang ada kaitannya dengan jual beli, maka bila syarat-syarat dan

rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syara'. Yang

dimaksud dengan benda dapat mencakup pada pengertian barang dan uang,

sedangkan sifat benda tersebut harus dapat dinilai, yakni benda-benda yang

berharga dan dapat dibenarkan penggunaannya menurut syara', benda itu

adakalanya bergerak (bisa dipindahkan) dan adakalanya tetap (tidak dapat

dipindahkan), ada benda yang dapat dibagi-bagi, adakalanya tidak dapat

dibagi-bagi, harta yang ada perumpamaannya (mitsli) dan tak ada yang

menyerupainya (qimi) dan yang lain-lainnya, penggunaan harta tersebut

dibolehkan sepanjang tidak dilarang syara'.33

B. Dasar Hukum Jual Beli

Jual-beli disyariatkan berdasarkan Al-Qur'an, sunnah, dan ijma', yakni:

1. Al-Qur'an

a. Al-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 275

)٢٧٥: البقرة(وأحل الله البيع وحرم الربا

33Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 69.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

17

Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba (QS. Al-Baqarah : 275).34

b. Al-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 282

متعايبا إذا توهدأش٢٨٢: البقرة(و( Artinya: Dan persaksikanlah apabila kamu berjual-beli. (QS. Al-

Baqarah: 282).35

c. Al-Qur'an, surat An-Nisa'ayat 29

إال أن ت نكماض مرن تة عارج٢٩: النساء(كون ت( Artinya: Kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan suka sama

suka. (QS. An-Nisa': 29).36

2. Al-Sunnah, di antaranya:

a. Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh HR. Bajjar

عن رفاعة بن رافع أن النبى صلى الله عليه وسلم سئل أى الكسب ٣٧) رواه البزار (أطيب؟ قال عمل الرجل بيده وكل بيع مبرور

Artinya: Rifa'ah bin Rafi', sesungguhnya Nabi SAW. ditanya tentang

mata pencaharian yang paling baik. Nabi SAW menjawab: seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap jual-beli yang mabrur. (HR. Bajjar).

Maksud mabrur dalam hadis di atas adalah jual-beli yang terhindar dari

usaha tipu-menipu dan merugikan orang lain,

b. Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh HR. Baihaqi dan Ibnu Majjah

34Yayasan Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya:

DEPAG RI, 1978, hlm. 69. 35Ibid., hlm. 70. 36Ibid., hlm. 122. 37Muhammad bin Ismail al-Kahlani as-San'ani, Subul as-Salam, Kairo: Syirkah Maktabah

Mustafa al-Babi al-Halabi, 1950, hlm. 4.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

18

عيا البمإن لمسو هليلى الله عص هنه عاجابن مان وبح ناب جرأخو ٣٨) رواه البيهقى وابن ماجه(عن تراض

Artinya: Dan dikeluarkan dari Ibnu Hibban dan Ibnu Majah bahwa Nabi SAW, sesungguhnya jual-beli harus dipastikan harus saling meridai." (HR. Baihaqi dan Ibnu Majjah).

3. Ijma'

Ulama telah sepakat bahwa jual-beli diperbolehkan dengan alasan

bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya, tanpa

bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik orang lain

yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya yang

sesuai.39

C. Syarat dan Rukun Jual Beli

Dalam melaksanakan suatu perikatan, terdapat rukun dan syarat yang

harus dipenuhi. Untuk memperjelas syarat dan rukun jual beli maka lebih

dahulu dikemukakan pengertian syarat dan rukun baik dari segi etimologi

maupun terminologi. Secara etimologi, dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, rukun adalah "yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu

pekerjaan,"40 sedangkan syarat adalah "ketentuan (peraturan, petunjuk) yang

harus diindahkan dan dilakukan."41 Menurut Satria Effendi M. Zein, bahwa

38Ibid., 39Sayyid Sabiq, op.cit., hlm. 147. 40Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2004, hlm. 966. 41Ibid., hlm. 1114.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

19

menurut bahasa, syarat adalah sesuatu yang menghendaki adanya sesuatu

yang lain atau sebagai tanda,42 melazimkan sesuatu.43

Secara terminologi, yang dimaksud dengan syarat adalah segala sesuatu

yang tergantung adanya hukum dengan adanya sesuatu tersebut, dan tidak

adanya sesuatu itu mengakibatkan tidak ada pula hukum, namun dengan

adanya sesuatu itu tidak mesti pula adanya hukum.44 Hal ini sebagaimana

dikemukakan Abd al-Wahhab Khalaf, syarat adalah sesuatu yang keberadaan

suatu hukum tergantung pada keberadaan sesuatu itu, dan dari ketiadaan

sesuatu itu diperoleh ketetapan ketiadaan hukum tersebut. Yang dimaksudkan

adalah keberadaan secara syara’, yang menimbulkan efeknya.45 Hal senada

dikemukakan Muhammad Abu Zahrah, asy-syarth (syarat) adalah sesuatu

yang menjadi tempat bergantung wujudnya hukum. Tidak adanya syarat

berarti pasti tidak adanya hukum, tetapi wujudnya syarath tidak pasti

wujudnya hukum.46 Sedangkan rukun, dalam terminologi fikih, adalah sesuatu

yang dianggap menentukan suatu disiplin tertentu, di mana ia merupakan

bagian integral dari disiplin itu sendiri. Atau dengan kata lain rukun adalah

penyempurna sesuatu, di mana ia merupakan bagian dari sesuatu itu.47

Sebagai contoh, rukuk dan sujud adalah rukun shalat. la merupakan

bagian dari shalat itu sendiri. Jika tidak ada rukuk dan sujud dalam shalat,

maka shalat itu batal, tidak sah. Salah satu syarat shalat adalah wudhu. Wudhu

42Satria Effendi M. Zein, Ushul Fiqh, Jakarta: Prenada Media, 2005, hlm. 64 43Kamal Muchtar, Ushul Fiqh, Jilid 1, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995, hlm. 34 44Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004,

hlm. 50 45Abd al-Wahhab Khalaf, ‘Ilm Usul al-Fiqh, Kuwait: Dâr al-Qalam, 1978, hlm. 118. 46Muhammad Abu Zahrah, Usul al-Fiqh, Cairo: Dâr al-Fikr al-‘Arabi, 1958, hlm. 59. 47Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia, Yogyakarta: Pilar

Media, 2006, hlm. 25.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

20

merupakan bagian di luar shalat, tetapi dengan tidak adanya wudhu, shalat

menjadi tidak sah. Rukun jual beli ada tiga, yaitu aqid (penjual dan pembeli),

ma'qud alaih (obyek akad), shigat (lafaz ijab kabul).

1. aqid (penjual dan pembeli) yang dalam hal ini dua atau beberapa orang

melakukan akad, adapun syarat-syarat bagi orang yang melakukan akad

ialah:

a. Baligh berakal agar tidak mudah ditipu orang maka batal akad anak

kecil, orang gila dan orang bodoh, sebab mereka tidak pandai

mengendalikan harta, oleh karena itu anak kecil, orang gila, dan orang

bodoh tidak boleh menjual harta sekalipun miliknya, Allah berfirman:

الكمواء أمفهوا الستؤال ت٥: النساء...( و( Artinya: Dan janganlah kamu berikan hartamu kepada orang-

orang yang bodoh (al-Nisa: 5).

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa harta tidak boleh

diserahkan kepada orang bodoh, 'illat larangan tersebut ialah karena

orang bodoh tidak cakap dalam mengendalikan harta, orang gila dan

anak kecil juga tidak cakap dalam mengelola harta, maka orang gila

dan anak kecil juga tidak sah melakukan ijab dan kabul.48

b. Beragama Islam, syarat ini khusus untuk pembeli saja dalam benda-

benda tertentu, seperti seseorang dilarang menjual hambanya yang

beragama Islam, sebab besar kemungkinan pembeli tersebut akan

merendahkan abid yang beragama Islam, sedangkan Allah melarang

48Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001, hlm. 75

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

21

orang-orang mukmin memberi jalan kepada orang kafir untuk

merendahkan mukmin,49 firman-Nya;

: النساء...( ولن يجعل الله للكافرين على المؤمنني سبيال...١٤١(

Artinya: Dan Allah sekali-kali tidak memberi jalan bagi orang kafir untuk menghina orang mukmin" (al-Nisa: 141).

2. Ma'qud alaih (obyek akad). Syarat-syarat benda yang menjadi obyek akad

ialah:

a. Suci atau mungkin untuk disucikan, maka tidak sah penjualan benda-

benda najis seperti anjing, babi dan yang lainnya, Rasulullah SAW.

bersabda:

حدثناقتبة حدثنا الليث عن يزيد بن اىب حبيب هن عطاء بن اىب م يقول ان اهللا حرم بيع .انه مسع رسول اهللا ص: رباح عن جابر

اخلمروامليتة واخلرتيرواالصنام فقيل يارسول اهللا ارايت شحوم امليتة فانه يطلى به السقن ويدهب ا اجللودويستصبح ا الناس فقال هو

م عند ذلك قاتل اهللا اليهود ان اهللا ملا .قال رسول اهللا صحرم مث ٥٠حرم سحومهامجلوه مث باعوا

Artinya: Dari Yaziz bin Abi Habib dari Ata bin Abi Rubah dari Jabir bin Abdillah ra, sesungguhnya dia pernah mendengar Nabi SAW bersabda: sesungguhnya Allah mengharamkan menjual khamr, bangkai, babi dan patung berhala. Ditanyakan: ya Rasulullah, bagaimana pendapat anda tentang

49Ibid, hlm. 76. 50Al-Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn al-Mugirah ibn Bardizbah al-

Bukhari, Sahih al-Bukhari, juz 2, Beirut Libanon: Dar al-Fikr, 1410 H/1990 M, hlm. 29.

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

22

lemak bangkai karena ia dipergunakan untuk mengecat perahu, meminyaki kulit-kulit dan dijadikan penerangan oleh manusia? Beliau menjawab: ia adalah haram. Kemudian Rasulullah SAW bersabda saat itu: mudah-mudahan Allah memusuhi orang-orang Yahudi. Sesungguhnya ketika Allah mengharamkan lemak bangkai, mereka malahan mencairkannya lalu mereka jual kemudian mereka makan harganya (HR.Bukhari).

Menurut riwayat lain dari Nabi dinyatakan "kecuali anjing untuk

berburu" boleh diperjualbelikan. Menurut Syafi'iyah bahwa sebab

keharaman arak, bangkai, anjing, dan babi karena najis, berhala bukan

karena najis tapi karena tidak ada manfaatnya, menurut Syara', batu

berhala bila dipecah-pecah menjadi batu biasa boleh dijual, sebab dapat

digunakan untuk membangun gedung atau yang lainnya. Abu Hurairah,

Thawus dan Mujahid berpendapat bahwa kucing haram diperdagangkan

alasannya Hadits shahih yang melarangnya, jumhur ulama

membolehkannya selama kucing tersebut bermanfaat, larangan dalam

Hadits shahih dianggap sebagai tanzih (makruh tanzih).51

b. Memberi manfaat menurut Syara', maka dilarang jual beli benda-benda

yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut Syara', seperti menjual

babi, cecak dan yang lainnya.

c. Jangan dikaitkan atau digantungkan kepada hal-hal lain, seperti; jika

ayahku pergi kujual motor ini kepadamu.

d. Tidak dibatasi waktunya, seperti perkataan saya jual motor ini kepada

Tuan selama satu tahun, maka penjualan tersebut tidak sah, sebab jual

51Hendi Suhendi, op. cit, 72.

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

23

beli adalah salah satu sebab pemilikan secara penuh yang tidak dibatasi

apa pun kecuali ketentuan syara'.

e. Dapat diserahkan dengan cepat maupun lambat, tidak sah menjual

binatang yang sudah lari dan tidak dapat ditangkap lagi, barang-barang

yang sudah hilang atau barang yang sulit diperoleh kembali karena

samar, seperti seekor ikan jatuh ke kolam, maka tidak diketahui dengan

pasti sebab dalam kolam tersebut terdapat ikan-ikan yang sama.

f. Milik sendiri, tidaklah sah menjual barang orang lain dengan tidak

seizin pemiliknya atau barang-barang yang baru akan menjadi

miliknya.52

g. Diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus dapat diketahui

banyaknya, beratnya, takarannya, atau ukuran-ukuran yang lainnya,

maka tidaklah sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu

pihak.

Ditinjau dari segi benda yang dijadikan obyek jual beli dapat

dikemukakan pendapat Imam Taqiyuddin bahwa jual beli dibagi menjadi

tiga bentuk: ketiga bentuk jual beli sebagai berikut: 1) jual beli benda yang

kelihatan 2) jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam janji dan 3) jual

beli benda yang tidak ada.53

Jual beli benda yang kelihatan ialah pada waktu melakukan akad

jual beli benda atau barang yang diperjualbelikan ada di depan penjual dan

52Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Membahas Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002, hlm. 72-73 53Imam Taqiyuddin Abubakar ibn Muhammad Al-Hussaini, Kifayat Al Akhyar Fii Halli

Ghayatil Ikhtishar, Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiah, tth, hlm. 329.

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

24

pembeli, hal ini lazim dilakukan masyarakat banyak, seperti membeli

beras di pasar dan boleh dilakukan.

Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah jual

beli salam (pesanan). Menurut kebiasaan para pedagang, salam adalah

untuk jual beli yang tidak tunai (kontan), salam pada awalnya berarti

meminjamkan barang atau sesuatu yang seimbang dengan harga tertentu,

maksudnya ialah perjanjian sesuatu yang penyerahan barang-barangnya

ditangguhkan hingga masa tertentu, sebagai imbalan harga yang telah

ditetapkan ketika akad.

Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat ialah jual

beli yang dilarang oleh agama Islam, karena barangnya tidak tentu atau

masih gelap, sehingga dikhawatirkan barang tersebut diperoleh dari curian

atau barang titipan yang akibatnya dapat menimbulkan kerugian salah satu

pihak.

3. Shigat (lafaz ijab kabul)

Ijab dan kabul terdiri dari qaulun (perkataan) dan fi'lun

(perbuatan). Qaulun dapat dilakukan dengan lafal sharih (kata-kata yang

jelas) dan lafal kinayah (kata kiasan/sindiran).

Lafal sharih ialah sighat jual beli yang tidak mengandung makna

selain dari jual beli. Misalnya: بعتك ھذه السلعة بكذا (saya menjual

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

25

kepadamu ini barang dengan harga sekian), dan kemudian dijawab

54.(saya membelinya dari kamu dengan harga sekian) استریتھا منك بكذا

Lafal kinayah ialah lafal yang di samping menunjukkan makna

jual beli juga dapat menunjukkan kepada arti selain jual beli. Misalnya

perkataan si penjual اعطیتك ھذا الثوب بذالك الثوب (saya memberi kamu

baju ini dengan baju itu) atau تلك الدبة بتلك اعطیتك (saya memberi kamu

binatang itu dengan itu). Lafal (اعطیتك) tersebut dapat mengandung

makna "jual beli" dan makna "pinjam meminjam." Apabila lafal tersebut

dimaksudkan jual beli, niat tersebut sah. Apabila lafal kinayah tersebut

disertai penyebutan harga, maka lafal kinayah tersebut menjadi lafal

sharih. Misalnya: وھبتك ھذه الدار بمائة دینار (saya beri kamu rumah ini

dengan uang pengganti seratus dinar). Lafal الھبھ di atas apabila tidak disertai

penyebutan harga, maka menunjukkan makna hibah, tetapi jika disertai

penyebutan harga seperti di atas maka menunjukkan makna jual beli.

Demikian juga setiap lafal yang mempunyai makna tamlik apabila disertai

penyebutan harga, maka lafal tersebut menjafi lafal yang sharih.55

Adapun shighat berupa fi'lun (perbuatan) adalah berwujud serah

terima yaitu menerima dan menyerahkan dengan tanpa disertai sesuatu

perkataan pun. Misalnya: seseorang membeli sesuatu barang yang

harganya sudah dia ketahui, kemudian ia (pembeli) menerimanya dari

54Abd al-Rahman al-Jaziri, op. cit, hlm. 325 55Ibid, hlm. 326

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

26

penjual dan dia (pembeli) menyerahkan harganya kepada penjual, maka

dia (pembeli) sudah dinyatakan memiliki barang tersebut karena dia

(pembeli) telah menerimanya. Sama juga barang itu sedikit (barang kecil)

seperti roti, telur dan yang sejenis menurut adat dibelinya dengan sendiri-

sendiri, maupun berupa barang yang banyak (besar) seperti baju yang

berharga.56

Shighat berupa fi'lun (perbuatan) merupakan cara lain untuk

membentuk 'akad dan paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, sorang pembeli menyerahkan sejumlah uang; kemudian penjual

menyerahkan barang kepada pembeli. Cara ini disebut jual beli dengan

saling menyerahkan harga dan barang atau disebut juga mu'athah.

Demikian pula ketika seseorang naik bus menuju ke suatu tempat; tanpa

kata-kata atau ucapan (sighat) penumpang tersebut langsung menyerahkan

uang seharga karcis sesuai dengan jarak yang ditempuh.

Sewa menyewa ini disebut juga dengan mu'athah. Selanjutnya,

dalam dunia modern sekarang ini, 'akad jual beli dapat terjadi secara

otomatis dengan menggunakan mesin. Dengan memasukkan uang ke

mesin, maka akan keluar barang sesuai dengan jumlah uang yang

dimasukkan. Demikian juga, pembelian barang dengan menggunakan

credit card (kartu kredit), transaksi dengan pihak bank melalui mesin

otomatis, dan sebagainya. Perlu dicatat bahwa yang terpenting dalam cara

56Ibid, hlm. 319

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

27

mu'athah ini, untuk menumbuhkan akad maka jangan sampai terjadi

pengecohan atau penipuan.

Segala sesuatu harus diketahui secara jelas; atau transparan. Suatu

'akad dipandang berakhir apabila telah tercapai tujuannya. Dalam 'akad

jual beli, misalnya, 'akad dipandang telah berakhir apabila barang telah

berpindah milik kepada pembeli dan harganya telah menjadi milik

sipenjual. Sedangkan 'akad dalam pegadaian dan kafalah (pertanggungan)

dianggap telah berakhir apabila utang telah dibayar.57

Rukun yang pokok dalam akad (perjanjian) jual-beli itu adalah

ijab-kabul yaitu ucapan penyerahan hak milik di satu pihak dan ucapan

penerimaan di pihak lain. Adanya ijab-kabul dalam transaksi ini

merupakan indikasi adanya saling ridha dari pihak-pihak yang

mengadakan transaksi.

Transaksi berlangsung secara hukum bila padanya telah terdapat

saling ridha yang menjadi kriteria utama dan sahnya suatu transaksi.

Namun suka saling ridha itu merupakan perasaan yang berada pada bagian

dalam dari manusia, yang tidak mungkin diketahui orang lain. Oleh

karenanya diperlukan suatu indikasi yang jelas yang menunjukkan adanya

perasaan dalam tentang saling ridha itu. Para ulama terdahulu menetapkan

ijab-kabul itu sebagai suatu indikasi.58

57Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam),

Yogyakarta: UII Press, 2000, hlm. 65. 58Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta: Kencana, 2003, hlm. 195

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

28

اال اليفترقن اثنان: عن ايب هريرة رضي اهللا عنه عن النيب صلعم قال ٥٩ عن تراض

Artinya: “Dari Abi Hurairah ra. dari Nabi SAW. bersabda: janganlah dua orang yang jual beli berpisah, sebelum saling meridhai" (Riwayat Abu Daud danTirmidzi).

Ijab-kabul adalah salah satu bentuk indikasi yang meyakinkan

tentang adanya rasa suka sama suka. Bila pada waktu ini dapat

menemukan cara lain yang dapat ditempatkan sebagai indikasi seperti

saling mengangguk atau saling menanda tangani suatu dokumen, maka

yang demikian telah memenuhi unsur suatu transaksi. Umpamanya

transaksi jual-beli di supermarket, pembeli telah menyerahkan uang dan

penjual melalui petugasnya di counter telah memberikan slip tanda terima,

sahlah jual-beli itu.60

Dalam literatur fiqih muamalah terdapat pengertian ijab dan kabul

dengan berbagai rumusan yang bervariasi namun intinya sama. Misalnya

dalam buku fiqih muamalah susunan Hendi Suhendi dijelaskan bahwa ijab

adalah permulaan penjelasan yang keluar dari salah seorang yang berakad

sebagai gambaran kehendaknya dalam mengadakan akad, sedangkan kabul

ialah perkataan yang keluar dari pihak berakad pula, yang diucapkan

setelah adanya ijab.61 Menurut madzhab Hanafi, ijab ialah sesuatu yang

keluar pertama kali dari salah satu dari dua orang yang mengadakan akad.

59Al-Imam Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’as al-Azdi as-Sijistani, Sunan Abi Daud,

Kairo: Tijarriyah Kubra, 1354 H/1935 M, hlm. 324. 60Ibid 61Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 47.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

29

Baik dari si penjual, seperti ucapan: “saya menjual kepadamu barang ini”

maupun dari si pembeli, seperti ucapan: “saya membeli barang ini dengan

harga seribu”, kemudian si penjual menjawab: “barang itu aku jual

kepadamu”. Sedangkan “kaul” ialah sesuatu yang keluar kedua (sesudah

ijab).62

Dalam buku Etika Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam,

terdapat penjelasan, dalam akad jual beli, ijab adalah ucapan yang diucapkan

oleh penjual, sedangkan kabul adalah ucapan setuju dan rela yang berasal dari

pembeli.63 Rachmat Syafe’i dengan mengutip ulama Hanafiyah dalam redaksi

yang berbeda dengan di atas mengatakan: ijab adalah penetapan perbuatan

tertentu yang menunjukkan keridaan yang diucapkan oleh orang pertama,

baik yang menyerahkan maupun yang menerima, sedangkan kabul adalah

orang yang berkata setelah orang yang mengucapkan ijab, yang menunjukkan

keridaan atas ucapan orang pertama.64

Dari rumusan-rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa ijab adalah

suatu pernyataan janji atau penawaran dari pihak pertama untuk melakukan

atau tidak melakukan sesuatu. Kabul adalah suatu pernyataan menerima dari

pihak kedua atas penawaran yang dilakukan oleh pihak pertama.

Dalam hubungannya dengan ijab kabul, bahwa syarat-syarat sah ijab

kabul ialah:

62Abd al-Rahman al-Jaziri,, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiah, tth, hlm. 320. 63Muhammad Alimin, Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam,

Yogyakarta: BPFE, 2004, hlm. 155. 64Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2004, hlm. 45.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

30

1. Jangan ada yang memisahkan, janganlah pembeli diam saja setelah penjual

menyatakan ijab dan sebaliknya.

2. Jangan diselangi dengan kata-kata lain antara ijab dan kabul.

3. Beragama Islam,

Syarat beragama Islam khusus untuk pembeli saja dalam benda-

benda tertentu, seperti seseorang dilarang menjual hambanya yang

beragama Islam kepada pembeli yang tidak beragama Islam, sebab besar

kemungkinan pembeli tersebut akan merendahkan abid yang beragama

Islam, sedangkan Allah melarang orang-orang mukmin memberi jalan

kepada orang kafir untuk merendahkan mukmin.

Menurut fuqaha Hanafiyah terdapat empat macam syarat yang harus

jual beli.65

Fuqaha Malikiyah merumuskan tiga macam syarat jual beli: berkaitan

dengan 'aqid, berkaitan dengan sighat dan syarat yang berkaitan dengan

obyek jual beli. Syarat yang berkaitan dengan 'aqid: (a) mumayyiz, (b) cakap

hukum, (c) berakal sehat, (d) pemilik barang.

Syarat yang berkaitan dengan shigat: (a) dilaksanakan dalam satu

majlis, (b) antara ijab dan kabul tidak terputus. Syarat yang berkaitan dengan

obyeknya: (a) tidak dilarang oleh syara', (b) suci, (c) bermanfaat, (d)

diketahui oleh 'aqid, (e) dapat diserahterimakan.66

Menurut mazhab Syafi'iyah, syarat yang berkaitan dengan 'aqid: (a)

al-rusyd, yakni baligh, berakal dan cakap hukum, (b) tidak dipaksa, (c) Islam,

65Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, Juz, IV, Beirut: Dar al-Fkr, 1989, hlm. 149

66Ibid, hlm. 387 – 388.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

31

dalam hal jual beli Mushaf dan kitab Hadis, (d) tidak kafir harbi dalam hal

jual beli peralatan perang. Fuqaha Syafi'iyah merumuskan dua kelompok

persyaratan: yang berkaitan dengan ijab-kabul dan yang berkaitan dengan

obyek jual beli.

Syarat yang berkaitan dengan ijab-kabul atau shigat akad:

1. Berupa percakapan dua pihak (khithobah)

2. Pihak pertama menyatakan barang dan harganya

3. Kabul dinyatakan oleh pihak kedua (mukhathab)

4. Antara ijab dan kabul tidak terputus dengan percakapan lain,

5. Kalimat kabul tidak berubah dengan kabul yang baru

6. Terdapat kesesuaian antara ijab dan kabul

7. Shighat akad tidak digantungkan dengan sesuatu yang lain

8. Tidak dibatasi dalam periode waktu tertentu

Syarat yang berkaitan dengan obyek jual-beli:

1. Harus suci

2. Dapat diserah-terimakan

3. Dapat dimanfaatkan secara syara'

4. Hak milik sendiri atau milik orang lain dengan kuasa atasnya

5. Berupa materi dan sifat-sifatnya dapat dinyatakan secara jelas.67

Fuqaha Hambali merumuskan dua kategori persyaratan: yang berkaitan

dengan 'aqid (para pihak) dan yang berkaitan dengan shighat, dan yang

berkaitan dengan obyek jual-beli. Syarat yang berkaitan dengan para pihak:

67Ibid., hlm. 389 – 393.

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

32

1. Al-Rusyd (baligh dan berakal sehat) kecuali dalam jual-beli barang-barang

yang ringan

2. Ada kerelaan

Syarat yang berkaitan dengan shighat

1. Berlangsung dalam satu majlis

2. Antara ijab dan kabul tidak terputus

3. Akadnya tidak dibatasi dengan periode waktu tertentu

Syarat yang berkaitan dengan obyek

1. Berupa mal (harta)

2. Harta tersebut milik para pihak

3. Dapat diserahterimakan

4. Dinyatakan secara jelas oleh para pihak

5. Harga dinyatakan secara jelas

6. Tidak ada halangan syara.68

Seluruh fuqaha sepakat bahwasanya jual beli bangkai, khamer dan

babi adalah batal atau tidak sah. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam Sabda

Rasullullah SAW.

حدثنا قتيبة حدثنا الليث عن يزيد بن أبي حبيب عن عطاء بن أبي رباح يه عن جابر بن عبدالله رضي الله عنه أنه سمع رسول الله صلى الله عل

ةتيالمر ومالخ عيب مرح ولهسرو ح إن اللهالفت امكة عبم وهقول وي لمسووالخنزير والأصنام فقيل يا رسول الله أرأيت شحوم الميتة فإنها يطلى بها

68Ibid., hlm. 393 – 397.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

33

نهديو فنالس امرح وفقال لا ه اسا النبه بحصتسيو لودا الجرواه (به ٦٩) البخاري

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami dari Qutaibah dari al-Laits dari Yazid bin Abi Habib dari 'Atha' bin Abi Rabah dari Jabir bin 'Abdullah ra telah mendengar Rasulullah Saw. Bersabda: tahun pembukaan di Makkah: sesungguhnya Allah mengharamkan jual-beli khamer (minuman keras), bangkai, babi dan berhala" Kemudian seseorang bertanya: "Bagaimana tentang lemak bangkai, karena banyak yang menggunakannya sebagai pelapis perahu dan, meminyaki kulit dan untuk bahan bakar lampu?" Rasulullah SAW. menjawab: "Tidak boleh, semua itu adalah haram". (H.R. al-Bukhari)

Mengenai benda-benda najis selain yang dinyatakan di dalam hadis di

atas fuqaha berselisih pandangan. Menurut Mazhab Hanafiyah dan

Dhahiriyah, benda najis yang bermanfaat selain yang dinyatakan dalam hadis

di atas, boleh diperjualbelikan sepanjang tidak untuk dimakan sah

diperjualbelikan, seperti kotoran ternak. Kaidah umum yang populer dalam

mazhab ini adalah:

٧٠ان كل مافية منفعة حتل شرعا فإن بيعه جيوز

Artinya: Segala sesuatu yang mengandung manfaat yang dihalalkan oleh syara' boleh dijual-belikan.

Dalam Kitab al-Fiqh ‘alâ al-Mazâhib al-Arba’ah, mazhab Hanafi

menegaskan:

جيوز بيع الدهن املتنجس واالنتفاع به ىف غري األكل كما : لواقا –احلنفية جيوز بيع العذرة املخلوطة بالتراب واالنتفاع ا وبيع الزبل وإن كان جنس

69Al-Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn al-Mugirah ibn Bardizbah al-

Bukhari, Sahih al-Bukhari, Juz 3, Beirut Libanon: Dar al-Fikr, 1410 H/1990 M, hlm. 35. 70Muhammad bin Ismail al-Kahlani as-San'ani, Subul as-Salam, Jilid III, Cairo: Syirkah

Maktabah Mustafa al-Babi al-Halabi, 1950, hlm. 17.

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

34

العني وإمنا الذي مينعونه بيع امليتة وجلدها قبل الدبغ وبيع اخلرتير وبيع ٧١ اخلمر

Artinya: Mereka berkata: Boleh menjualbelikan minyak yang terkena najis

dan memanfaatkannya selain untuk makan. Sebagaimana boleh memperjualbelikan kotoran yang tercampur dengan debu dan memanfaatkannya dan kotoran binatang atau pupuk meskipun dia najis barangnya. Bahwasanya yang mereka larang adalah memperjual belikan bangkai, kulit bangkai sebelum disamak, babi dan arak.

D. Macam-Macam Jual Beli

1. Jual Beli Benda yang Kelihatan

Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi. Ditinjau dari segi

hukumnya, jual beli ada dua macam, jual beli yang sah menurut hukum

dan batal menurut hukum, dari segi obyek jual beli, dan dari segi pelaku

jual beli. Ditinjau dari segi benda yang dijadikan obyek jual beli dapat

dikemukakan pendapat Imam Taqiyuddin72 bahwa jual beli dibagi menjadi

tiga bentuk: 1) jual beli benda yang kelihatan 2) jual beli yang disebutkan

sifat-sifatnya dalam janji dan 3) jual beli benda yang tidak ada.

Jual beli benda yang kelihatan ialah pada waktu melakukan akad

jual beli benda atau barang yang diperjualbelikan ada di depan penjual dan

pembeli, hal ini lazim dilakukan masyarakat banyak, seperti membeli

beras di pasar dan boleh dilakukan.

71Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, Juz 2, Beirut: Dar al-Fikr,

1972, hlm. 137. 72 Imam Taqiyuddin Abubakar ibn Muhammad Al-Hussaini, Kifayat Al Akhyar Fii Halli

Ghayatil Ikhtishar, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, tth, hlm. 329.

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

35

Jual beli itu dihalalkan, dibenarkan agama, asal memenuhi syarat-

syarat yang diperlukan. Demikian hukum ini disepakati para ahli ijma

(ulama’ Mujtahidin) tak ada khilaf padanya. Memang dengan tegas-tegas

al-Qur’an menerangkan bahwa menjual itu halal, sedang riba

diharamkan.73 Sejalan dengan itu dalam jual beli ada persyaratan yang

harus dipenuhi, di antaranya menyangkut barang yang dijadikan objek jual

beli yaitu barang yang diakadkan harus ada di tangan si penjual, artinya

barang itu ada di tempat, diketahui dan dapat dilihat pembeli pada waktu

akad itu terjadi. Hal ini sebagaimana dinyatakan Sayyid Sabiq:

) ٢(طهارة العني ) ١: (وامااملعقود عليه فيشترط فيه ستة شروطالعلم به ) ٥(القدرة على تسليمة ) ٤(ملكيه العاقد له ) ٣(إلنتفاع به ا ٧٤ املبيع مقبوضا كون) ٦(

Artinya: Adapun tentang syarat barang yang diakadkan ada enam yaitu (1) bersihnya barang. (2) dapat dimanfaatkan. (3) milik orang yang melakukan akad. (4) mampu menyerahkannya. (5) mengetahui. (6) barang yang diakadkan ada di tangan.

2. Jual Beli yang Disebutkan Sifat-Sifatnya dalam Janji

Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah jual

beli salam (pesanan). Menurut kebiasaan para pedagang, salam adalah

untuk jual beli yang tidak tunai (kontan), salam pada awalnya berarti

meminjamkan barang atau sesuatu yang seimbang dengan harga tertentu,

maksudnya ialah perjanjian sesuatu yang penyerahan barang-barangnya

73T.M Hasbi ash-Shiddiqi, Hukum-hukum Fiqh Islam, Tinjauan Antar Mazhab,

Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2001, Cet ke-2, hlm. 328. 74Sayyid Sabiq, op.cit., hlm. 150

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

36

ditangguhkan hingga masa tertentu, sebagai imbalan harga yang telah

ditetapkan ketika akad.

Dasar hukum jual beli salam dapat dilihat dalam hadis sebagai

berikut:

عن نجيح أبي ابن عن سفيان حدثنا النفيلي محمد بن الله عبد حدثنادبع ن اللهري بكث نال أبي عهنن المن عاس اببضي عقـال عنه اهللا ر

كيل في فليسلف شيئ في أسلف من وسلم عليه الله صلى الله رسول ٧٥)ماجة ابن رواه( معلوم أجل إلى معلوم ووزن معلوم

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami dari Abdullah bin Muhammad

al-Nufaily dari Sufyan dari Ibnu Abi Najih dari Abdullah bin Kasir dari Abi al-Minhal dari Ibnu Abbas ra. Telah berkata Rasulullah Saw: jika kamu melakukan jual beli salam, maka lakukanlah dalam ukuran tertentu, timbangan tertentu, dan waktu tertentu. (HR Ibn Majah).

Dalam salam berlaku semua syarat jual beli dan syarat-syarat

tambahannya ialah:

1. Ketika melakukan akad salam disebutkan sifat-sifatnya yang mungkin

dijangkau oleh pembeli, baik berupa barang yang dapat ditakar,

ditimbang maupun diukur.

2. Dalam akad harus disebutkan segala sesuatu yang bisa mempertinggi

dan memperendah harga barang itu, umpamanya benda tersebut

berupa kapas, sebutkanlah jenis kapas saclarides nomor satu, nomor

75Al-Imam Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid ibnu Majah al-Qazwini, hadis No. 2065

dalam CD program Mausu'ah Hadis al-Syarif, 1991-1997, VCR II, Global Islamic Software Company).

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

37

dua dan seterusnya, kalau kain, maka sebutkanlah jenis kainnya, pada

intinya sebutkanlah semua identitasnya yang dikenal oleh orang-orang

yang ahli di bidang ini, yang menyangkut kualitas barang tersebut.

3. Barang yang akan diserahkan hendaknya barang-barang yang biasa

didapatkan di pasar.

4. Harga hendaknya dipegang di tempat akad berlangsung.76

3. Jual Beli Benda yang Tidak ada

Menurut Abu Bakr al-Jazairi, seorang muslim tidak boleh menjual

sesuatu yang tidak ada padanya atau sesuatu yang belum dimilikinya,

karena hal tersebut menyakiti pembeli yang tidak mendapatkan barang

yang dimilikinya.77

Dalam kaitan ini Ibnu Rusyd menjelaskan, barang-barang yang

diperjual belikan itu ada dua macam: pertama, barang yang benar-benar

ada dan dapat dilihat, ini tidak ada perbedaan pendapat. Kedua, barang

yang tidak hadir (gaib) atau tidak dapat dilihat dan tidak ada di tempat

akad itu terjadi, maka untuk hal ini terjadi perbedaan pendapat di antara

para ulama. Menurut Imam Malik dibolehkan jual beli barang yang tidak

hadir (gaib) atau tidak dapat dilihat dan tidak ada di tempat akad itu

terjadi, demikian pula pendapat Abu Hanifah. Namun demikian dalam

pandangan Malik bahwa barang itu harus disebutkan sifatnya, sedangkan

dalam pandangan Abu Hanifah tidak menyebutkan sifatnya pun boleh.78

76Hendi Suhendi, op.cit., hlm. 76. 77Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim: Kitab Aqa'id wa Adab wa Ahlaq wa

Ibadah wa Mua'amalah, Kairo: Maktabah Dar al-Turas, 2004, hlm. 297. 78Ibnu Rusyd, Bidâyah al Mujtahid Wa Nihâyah al Muqtasid, Juz II, Beirut: Dâr Al-Jiil,

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

38

Pandangan kedua ulama tersebut (Imam Malik dan Abu Hanifah)

berbeda dengan pandangan Imam al-Syafi'i yang tidak membolehkan jual

beli barang yang tidak hadir (gaib) atau tidak dapat dilihat dan tidak ada di

tempat akad itu terjadi.

Menurut Sayyid Sabiq, boleh menjualbelikan barang yang pada

waktu dilakukannya akad tidak ada di tempat, dengan syarat kriteria

barang tersebut terperinci dengan jelas. Jika ternyata sesuai dengan

informasi, jual beli menjadi sah, dan jika ternyata berbeda, pihak yang

tidak menyaksikan (salah satu pihak yang melakukan akad) boleh

memilih: menerima atau tidak. Tak ada bedanya dalam hal ini, baik

pembeli maupun penjual.79

1409 H/1989, hlm. 116 – 117.

79Sayyid Sabiq, op.cit., hlm. 155.

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

39

BAB III

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL

BUDIDAYA IKAN TAMBAK DI DESA WARUK KEC.

KARANGBINANGUN KAB. LAMONGAN

A. Monografi dan Demografi Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun

Kabupaten Lamongan

1. Monografi Desa Waruk

Desa Waruk adalah termasuk salah satu di antara desa-desa yang

berada di wilayah kecamatan Karangbinangun yang letaknya kurang lebih

5 kilo meter dari Ibukota Kabupaten Lamongan.

Adapun batas-batas desa Waruk yaitu:

a. Sebelah utara dibatasi dengan ladang/sawah/tambak

b. Sebelah selatan dibatasi Dusun Pudi Wetan

c. Sebelah barat dibatasi Dusun Wedeng

d. Sebelah timur dibatasi Dusun Wates

Luas tanah desa Waruk ialah 274 ha. Kondisi tanahnya cukup

subur untuk bercocok tanam, beternak. Desa Waruk terletak di sebelah

utara kota Lamongan, termasuk daerah dataran rendah, yang apabila

musim hujan tiba, semua wilayah sawah dan tambak menjadi tergenang air

hingga mencapai 2 meter, namun apabila musim kemarau dating,

perlahan-lahan air tersebut menyusut hingga habis, kemudian para petani

dapat bercocok tanam.

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

40

Pada musim kemarau masyarakat desa Waruk mengunakan saluran

air (sungai) untuk mengairi sawahnya yang terdapat tanam padi dengan

cara mendeselnya (menggunakan alat tehnik mesin pompa air) dan dipakai

untuk menyirami tanaman yang sedang kekeringan.

Untuk kebutuhannya sehari-hari, pada mulanya masyarakat

kesulitan air di musim kemarau, namun sekarang karena sudah ada sumur

artetis, sehingga kebutuhan masyarakat terdapat air bersih sudah tercukupi.

Dalam Dokumen Rencana Pembangunan Desa dijelaskan bahwa

masalah tenaga kerja merupakan persoalan yang paling sering dibicarakan

dalam setiap rembuk desa dan masih dicarikan jalan keluarnya oleh aparat

desa. Tinggihnya pertumbuhan penduduk desa Waruk dan terbatasnya

lapangan pekerjaan yang tersedia menyebabkan semakin banyaknya

pengangguran di Desa Waruk.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dikemukakan data tentang

mata pencarian penduduk Desa Waruk dimulai dari usia 10 tahun ke atas.

Namun sebelumnya, akan didahului dengan data penduduk berdasarkan

kelompok umur sebagai berikut :

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

41

TABEL I

PENDUDUK DESA WARUK

MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 201280

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0 –4 th

5-9 th

10-14 th

15-19 th

20-24

25-29 th

30-39

40-49 th

50-50

60 +

39

40

45

36

56

28

72

50

38

46

30

34

37

30

43

25

67

60

46

50

69

74

82

66

99

53

139

110

84

96

450 422 872

Berdasarkan pada tabel di atas dapat di simpulkan bahwa

penduduk desa Waruk dapat kelompokkan menjadi 4 (empat) golongan:

1. Golongan anak berumur 0-14 tahun berjumlah 225 jiwa

2. Golongan anak muda berumur 15-19 tahun berjumlah 66 jiwa

3. Golongan setengah tua berumur 20-39 tahun berjumlah 291 jiwa

4. Golongan tua berumur 40-60 tahun berjumlah 290 jiwa

Sedangkan penduduk desa Waruk apabila ditinjau dari segi mata

pencaharian adalah terdiri dari berbagai macam pekerjaan, sebagaimana

terinci dalam tabel di bawah ini:

80Data Dari buku Monografi desa Waruk Bulan Maret 2012

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

42

TABEL II

DATA MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA WARUK 81

No Mata Pencaharian Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Wiraswasta

Tani/tambak

Buruh tani/buruh tambak

Pertambangan/galian

Industri kecil/rumah tangga

Bangunan dan kontruksi

Perdagangan

Angkutan dan jasa

Pegawai negeri

TNI/POLRI

Pensiunan/purnawirawan

Pengusaha

Lain-lain

65

300

250

-

57

8

34

15

3

-

-

2

132

Tabel tersebut di atas memperlihatkan komposisi mata pencaharian

penduduk desa Waruk pada tahun 2012, lapangan pekerjaan jual beli hasil

budidaya ikan tambak sudah dominan jika dibandingkan dengan tenaga

lapangan pekerjaan lainnya.

2. Kondisi Sosial Masyarakat yang Berkaitan dengan Ekonomi, Budaya

dan Keagamaan

a. Ditinjau dari Aspek Ekonomi

Pada era 1970’an, masyarakat Desa Waruk tergolong

masyarakat yang miskin atau dapat disebut sebagai desa miskin.

81Data Dari buku Monografi desa Waruk Maret 2012

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

43

Masyarakat hanya bias bertani dengan bercocok tanam satu kali

selama satu tahun pada musim kemarau, yang biasanya mulai

bercocok tanam sekitar bulan Juli-Oktober saja. Mengingat daerah

tersebut termasuk daerah dataran rendah, yang apabila dating musim

hujan semua lahan pertanian menjadi tergenang air hingga mencapai

ketinggian 2 meter dan baru asat/meyurut/terkikis habis pada waktu

musim panas.

Masyarakat Desa Waruk mayoritas pencariannya sebagai tani

tambak air tawar atau budidaya ikan tawar. Ikan yang dibudidayakan

terdiri dari ikan bandeng, udang windu, udang panama, ikan lele,

gurami, ikan kakap, ikan mas/tombro, ikan bader, nila dan mujaher.

Penduduk desa Waruk berdasarkan hasil registrasi penduduk

tahun 2012 berjumlah 5.772 penduduk, mayoritas masyarakat

beragama islam, dan memiliki beraneka ragam pekerjaan namun

sebagian besar di bidang tani tambak hasil budidaya ikan tambak.

b. Ditinjau dari Aspek Agama

Dalam bidang agama masyarakat Desa Waruk adalah

mayoritas beragama Islam. Hal itu dapat dilihat pada catatan buku

monografi desa Waruk yang merupakan data jumlah penduduk

pemeluk agama, yaitu sebagai berikut:

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

44

TABEL IV

PENDUDUK MENURUT AGAMA DI DESA WARUK 82

No Agama Jumlah

1

2

3

4

5

Islam

Katholik

Kristen Protestan

Budha

Hindu

872

-

-

-

-

Selanjutnya untuk menampung kegiatan bagi para penganut

agama dan kepercayaan di desa Waruk tersedia 6 sarana tempat

peribadatan. Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL V

BANYAKNYA TEMPAT IBADAH DI DESA WARUK 201283

No Nama Tempat Ibadah Jumlah

1

2

3

4

5

Masjid

Mushalla

Gereja

Wihara

Pura

1

4

-

-

-

Jumlah 5

Tempat peribadatan tersebut setiap tahun mengalami

perubahan, yaitu semakin banyak anak-anak ke mesjid dan mushalla.

82Data Dari buku Monografi desa Waruk Maret 2012 83Data Dari buku Monografi desa Waruk Maret 2012

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

45

c. Ditinjau dari Aspek Pendidikan

Penduduk Desa Waruk ditinjau dari segi pendidikannya terdiri

dari beberapa tingkat, sebagaimana dalam tabel berikut ini:

TABEL VI

DATA PENDIDIKAN PENDUDUK

DESAWARUK TAHUN 201284

No Jenis Pendidikan Jumlah

1

2

3

4

5

6

Tidak sekolah

Belum tamat SD

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat SLTA

Sarjana

97

75

200

-

126

5

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Desa

Waruk, apabila ditinjau dari pendidikannya, maka terlihat bahwa

jumlah yang tamat SD lebih besar yaitu 200 dibandingkan dengan

yang lainnya. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan dapat

digunakan sebagai acuan lebih meningkatkan taraf pendidikan

masyarakat Desa Waruk.

d. Ditinjau dari aspek Sosial Budaya

Desa Waruk termasuk desa di daerah pelosok dan mayoritas

mata pencaharian penduduknya adalah jual beli hasil budidaya ikan

tambak, wiraswasta, petani dan tukang, memiliki jarak tempuh yang

84Data Dari buku Monografi desa Waruk Maret 2012

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

46

relatif jauh dari pusat pemerintahan. Namun kondisi desa ini ditunjang

dengan sarana dan prasarana kegiatan masyarakat pedesaan pada

umumnya, dan memiliki kehidupan sosial budaya yang sangat kental.

Hal ini yang membedakan antara kondisi sosial masyarakat desa

dengan masyarakat kota pada umumnya, yang terkenal dengan

individualistik dan hedonis yang merupakan corak terhadap

masyarakat kota.85

Di Desa Waruk, nilai-nilai budaya, tata dan pembinaan

hubungan antar masyarakat yang terjalin di lingkungan masyarakatnya

masih merupakan warisan nilai budaya, tata dan pembinaan hubungan

nenek moyang yang luhur. Di samping itu masih kuatnya tepo selero

(tenggang rasa) dengan sesama manusia terlebih tetangga di sekitarnya

serta lebih mengutamakan asas persaudaraan di atas kepentingan

pribadi yang menjadi bukti nyata keberlangsungan nilai-nilai sosial

asli masyarakat jawa.86

Keberhasilan dalam melestarikan dan penerapan nilai-nilai

sosial budaya tersebut karena adanya usaha-usaha masyarakat untuk

tetap menjaga persatuan dan persaudaraan melalui kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan yang secara langsung maupun tidak langsung

mengharuskan masyarakat yang terlibat untuk terus saling

berhubungan dan berinteraksi dalam bentuk persaudaraan. Kegiatan-

85Hasil Wawancara dengan Bapak Hartono, selaku tokoh masyarakat Desa Waruk,

wawancara dilakukan tgl. 25 Maret 2012. 86Hasil Wawancara dengan Bapak Sumiyono, selaku tokoh masyarakat Desa Waruk,

wawancara dilakukan tgl. 26 Maret 2012.

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

47

kegiatan kemasyarakatan itu dapat dibedakan secara kelompok umur

dan tujuannya antara lain adalah sebagai berikut:

a. Perkumpulan secara arisan kelompok bapak-bapak yang diadakan

setiap RT. Dalam perkumpulan ini sangat sering dibahas tentang

segala yang bersangkutan dengan kehidupan dan kebutuhan

masyarakat ditingkat RT untuk kemudian dicari solusi secara

bersama-sama.

b. Perkumpulan Ibu-ibu PKK secara rutin, kelompok ibu-ibu yang

terdiri dari arisan RT dan perkumpulan arisan dasawisma.

Perkumpulan dan arisan ibu-ibu dilaksanakan ditingkat RT,

memiliki fungsi dan manfaat seperti pada perkumpulan arisan

bapak-bapak. Perkumpulan arisan dasawisma dan ibu-ibu PKK

diadakan di tingkat RW. Perkumpulan PKK memiliki fungsi untuk

meningkatkan kemampuan dan peran serta yang positif bagi ibu-

ibu dalam keluarga. Sedangkan arisan dasawisma merupakan

arisan kelompok yang lebih cenderung berorientasi pada nilai

ekonomi, meskipun di dalamnya juga terdapat nilai-nilai sosial

budaya juga.

c. Perkumpulan remaja yang ada disetiap RT/RW dan kelurahan.

Perkumpulan remaja atau lebih dikenal dengan nama lain Karang

Taruna merupakan pertemuan yang dibentuk dan diadakan bagi

kalangan remaja dengan tujuan antara lain :

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

48

(1). Untuk menjaga persatuan dan memupuk rasa persatuan antar

remaja.

(2). Sebagai sarana pelatihan remaja untuk mengeluarkan pendapat

serta terbiasa untuk memecahkan masalah dengan jalan

musyawarah.

(3). Sarana pelatihan berorganisasi dan hidup bermasyarakat bagi

remaja.

(4). Sebagai sarana transformasi segala informasi dari pemerintah

kelurahan yang perlu diketahui oleh para remaja di Desa

Waruk kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan.

(5). Sebagai sarana untuk mengembangkan minat dan bakat para

remaja yang nantinya akan bermanfaat bagi remaja pada usia

selanjutnya sebagai penerus keberlangsungan kehidupan

bermasyarakat di Desa Waruk.87

Sedangkan kegiatan-kegiatan ritual yang masih membudaya di

tengah-tengah masyarakat adalah:

1) Upacara perkawinan. Sebelum diadakan upacara perkawinan

biasanya terlebih dahulu diadakan upacara peminangan (tukar

cincin menurut adat jawa), yang sebelumnya didahului dengan

permintaan dari utusan calon mempelai laki-laki atau orang tuanya

sendiri terhadap calon mempelai perempuan. Kemudian akan

dilanjutkan ke jenjang peresmian perkawinan yang diisi dengan

87Hasil Wawancara dengan Bapak Abdu Somad M Hum, selaku Kepala Desa Waruk,

wawancara dilakukan tgl. 26 Maret 2012 di Balai Desa Waruk.

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

49

kegiatan yang Islami seperti Tahlilan dan Yasinan yang bertujuan

untuk keselamatan kedua mempelai, dengan dihadiri oleh seluruh

sanak keluarga, tetangga maupun para sesepuh setempat.

2) Upacara anak dalam kandungan. Dalam upacara mi meliputi

beberapa tahap, di antaranya adalah: acara Anak Dalam

Kandungan a). Ngepati, yaitu suatu upacara yang di adakan pada

waktu anak dalam kandungan berumur kurang lebih 4 bulan,

karena dalam masa 4 bulan ini, menurut kepercayaan umat Islam

malaikat mulai meniupkan roh kepada sang janin. b) Mitoni atau

Tingkepan, yaitu upacara yang di adakan pada waktu anak dalam

kandungan berumur kurang lebih 7 (tujuh) bulan dan upacara ini

dilaksanakan pada waktu malam hari, yang dihadiri oleh sanak

keluarga, tetangga, para sesepuh serta para tokoh agama guna

membaca surat Taubat

3) Upacara Kelahiran Anak (Babaran atau Brokohan) Upacara ini

dilaksanakan ketika sang anak berusia 7 hari dari hari

kelahirannya , yaitu berupa selamatan yang biasa disebut dengan

istilah "Brokohan". Upacara ini diisi dengan pembacaan kitab Al

Barjanzi. Kemudian jika anak itu laki-laki maka harus

menyembelih dua ekor kambing sedangkan untuk anak perempuan

hanya satu ekor kambing.

4) Upacara Tudem/anak mulai jalan. Selama anak mulai lahir dan

belum bisa berjalan, setiap hari kelahirannya (selapanan,

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

50

tigalapan, limalapan. tujuhlapan dan sembilanlapan) biasanya

diadakan selamatan berupa nasi gungan dan lauk-pauk sekedamya

untuk dibagikan kepada tetangga terdekat. Sedangkan ketika sang

anak berusia 7 bulan akan diadakan selamatan lebih besar lagi.

5) Upacara Khitanan/Tetakan. Upacara ini diadakan terutama bagi

anak laki-laki. Upacara mi biasanya diadakan secara sederhana

atau besar-besaran, tergantung pada kemampuan ekonomi

keluarga. Namun kalau hanya mempunyai anak tunggal/ontang-

anting, kepercayaan dari orang jawa adalah anak tersebut harus di

"Ruwat" dengan menanggap wayang kulit yang isi ceritanya

menceritakan Batara Kala dengan memberi sesaji berupa

tumpengan atau panggang daging agar tidak dimakan rembulan.

6) Selamatan menurut Penanggalan (Kalender Jawa). Di antara

kalender-kalender umat Islam yang biasanya dilakukan selamatan

antara lain: 1 Syura, 10 Syura untuk menghormati Hasan dan

Husein cucu Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Maulud (Robi'ul

Awal) untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW,

tanggal 27 Rajab untuk memperingati Isra' dan Mi'raj Nabi

Muhammad SAW, tanggal 29 Ruwah (dugderan), 17 Ramadhan

(memperingati Nuzul Qur'an), 21, 23, 27 dan 29 maleman, 1

Syawal (hari raya Idul Fitri), 7 Syawal (katupatan) biasanya

diramaikan dengan membuat ketupat dan digunakan untuk

selamatan di mushala terdekat dan dibulan Apit bagi masyarakat

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

51

mengadakan upacara sedekah bumi dan kepala desa menanggap

gong/wayang sebagai syarat untuk mengingatkan warga

masyarakat desa untuk masak-masak. Setelah magrib menyiapkan

sebagian untuk selametan di mushala terdekat dan begitu juga

dibulan 10 Besar (Hari Raya Idul Qurban), masyarakat yang

dianggap mampu dianjurkan untuk berkorban.88

Keterangan dari ibu Nur Azizah:

Menurut saya, jual beli ikan hasil budidaya ikan tambak

masyarakat Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun memang bagus

tapi yaitu kadang mengecewakan saya, janji yang sudah disepakati,

namun kenyataan barang baru jadi setelah melewati beberapa hari

kemudian. Nah inikan bikin kita ega enak dengan pemwesan barang

langganan saya. Ya saya harap cobalah tepati janji.89

B. Praktek Jual Beli Ikan Hasil Budidaya Ikan Tambak di Desa Waruk

Kecamatan Karangbinangun

Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun terkenal dengan jual beli

ikan dan dikenal tidak hanya di dalam Desa Waruk tetapi sudah sampai ke

luar Jawa Timur. Di dalam negeri untuk pulau Jawa, banyak orang yang tahu

bahwa jual beli ikan di Desa Waruk itu sangat memuaskan bagi orang yang

membelinya. Karena itu tidak aneh kalau misalnya di luar Jawa Timur seperti

88Hasil Wawancara dengan Bapak Hartono, Selaku pembeli atau pelanggan hasil

budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl. 26 Januari 2012. 89Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya

ikan tambak, wawancara dilakukan tgl. 26 Maret 2012.

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

52

Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor dan sebagainya

sengaja datang ke Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun sekedar untuk

membeli ikan yang sangat berkualitas dan membedakan dari ikan lainnya.

Demikian pula di manca negara, jual beli ikan sering dipamerkan dalam

pameran terbesar bersama para pedagang yang terkenal dari berbagai Negara.

Sehingga tidak heran jika jual beli ikan di Desa Waruk Kecamatan

Karangbinangun ini diekspor ke luar negeri.

Sebabnya terkenal dalam jual beli ikan yang sangat memuaskan

pelanggan karena kualitas, harganya mudah terjangkau, dan jual belinya

mampu bersaing dengan jual beli ikan yang lainnya. Dari segi kualitasnya,

barang tersebut tidak diragukan lagi karena mempunyai kualitas dalam jangka

waktu yang sangat lama dengan kondisi yang sangat bagus dan selalu

terjamin mutunya.

Jika dibandingkan dengan penjual hasil budidaya ikan tambak di

daerah lain maka sangat jauh. Demikian pula masyarakat selalu

menyesuaikan dengan kebutuhan yang di inginkan oleh konsumen. Para

penjual ikan hasil budidaya ikan tambak di Desa Waruk Kecamatan

Karangbinangun Kabupaten Lamongan senantiasa memantau bersaing dan

menduduki peringkat utama dalam sistem jual beli.

Di dalam proses jual beli terdapat suatu fenomena yang unik yaitu

manakala seseorang hendak membeli ikan hasil budidaya ikan tambak di

Desa Waruk itu tidak bisa langsung seketika itu dalam waktu yang sangat

singkat untuk mendapatkan yang sesuai dengan pesanannya melainkan

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

53

konsumen atau pembeli harus lebih dahulu memesannya. Sebelum ikan itu

diterima oleh penjual, maka pembeli harus lebih dahulu memberikan

perjanjian bahwa pembelian harus dilakukan dengan sejelas-jelasnya dan

dengan jumlah harga yang di sepakati. Barang tersebut pada dasarnya sudah

ada dan diketahui sifat wujudnya, namun pembeli sudah percaya dengan

penjual untuk menjual ikannya di pasar Lamongan.

Keunikannya pada saat waktu yang sudah ditentukan tiba dan pembeli

hendak mengambil barang tersebut ternyata barang yang sudah dimiliki sudah

di jual kepada pembeli lain. Pembeli tersebut anehnya tidak merasa kecewa

dan jera bahkan pembeli bersedia bersabar untuk memberikan ikan hasil

budidaya ikan tambak. Tradisi ini sudah berlangsung demikian lama dan

hampir semua pembeli tahu terhadap tradisi yang demikian.

C. Istimbat Hukum yang Dipakai Ulama terhadap Realita Jual Beli Ikan

Hasil Budidaya Ikan Tambak di Desa Waruk Kecamatan

Karangbinangun

Tanggapan ulama yaitu menurut K.H. Abdullah bahwa jual beli

seperti itu mengandung tipu muslihat karena membohongi dan mungkin

membuat kecewa pembeli.90 Ulama dari Desa Waruk yaitu K. Kasman

menganggap persoalan jual beli semacam itu sebagai jual beli yang haram

mutlak. Artinya apapun alasannya penjual tetap berdosa karena itu menurut

kyai tersebut, tidak mampu memenuhi janjinya, maka sebaiknya jangan janji

90Wawancara dengan K.H. Abdullah (ulama NU), tanggal 25 Maret 2012

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

54

karena janji itu adalah hutang yang jika tidak dibayar di dunia maka di akhirat

akan ditagih.91 Kedua kelompok ulama ini pada prinsipnya menggunakan

istinbath hukum yang sama yaitu hadis riwayat Muslim dari Yahya bin Yahya

ath-Tamimiy.

حدثنا يحيى بن يحيى التميمي عن نافع عن ابن عمرقال قلت يا رسـول عيألني البسل يجيني الرأتي الله سا لـيم بعفقال لا ت ها أبيعي مدنع سلي

كدن٩٢)رواه مسلم(ع

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Yahya ath-Tamimiy dari Nafi' dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah Saw telah bersabda: datang seorang laki-laki yang menanyakan tentang jual beli yang tidak ada padanya pada waktu menjual, kemudian Rasulullah menjawab: janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu. (HR. Muslim).

Adapun ulama NU yaitu Mohammad Makrus menggunakan istimbat

hukum yaitu hadis yang berbunyi:

ـنع ـعيا البمإن لمسو هليلى الله عص هنه عاجابن مان وبح ناب جرأخو ٩٣) رواه البيهقى وابن ماجه(تراض

Artinya: Dan dikeluarkan dari Ibnu Hibban dan Ibnu Majah bahwa Nabi SAW, sesungguhnya jual-beli harus dipastikan harus saling meridai." (HR. Baihaqi dan Ibnu Majjah).

91Wawancara dengan K. Kasman tanggal 26 Maret 2012 92Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi,, hadis No. 1087

dalam CD program Mausu'ah Hadis al-Syarif, 1991-1997, VCR II, Global Islamic Software Company). Hlm. 120

93Wawancara dengan Mohammad Makrus pada tanggal 26 Maret 2012

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

55

BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL BUDIDAYA

IKAN TAMBAK DENGAN PENUNDAHAN PENENTUAN HARGA DI

DESA WARUK KEC. KARANGBINANGUN KAB. LAMONGAN

A. Analisis Hukum Islam terhadap Praktek Jual Beli Hasil Budidaya Ikan

Tambak

Di desa Waruk Kecamatan Karangbinangun Kabupaten Lamongan

mayoritas bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani tanaman padi

maupun sebagai petani tambak ikan air tawar di lahan yang sama, dengan kata

lain lahan tersebut difungsikan untuk dua jenis usaha, yaitu tambak dan

pertanian padi. Dan ada juga sebagian masyarakat yang bekerja disektor home

industri, pedagang dan pegawai, namun jumlahnya tidak banyak.

Perfungsian lahan menjadi dua wilayah atau lahan pertanian Desa

Waruk terletak di dataran rendah, sehingga apabila musim hujan tiba semua

lahan tergenang air, menjadi rawa-rawa, namun apabila musim panas tiba air

surut dan habis, sehingga masyarakat mulai bercocok tanam padi, musim

bercocok tanam padi biasanya terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan

Nopember setiap tahunnya, kemudian apabila masuk musim penghujan pada

bulan Desember hingga Juni setiap tahunnya, masyarakat mulai mengubah

lahan pertanian menjadi lahan tambak, dengan cara memperbaiki tanggul

kemudian setelah tanggul selesai diperbaiki, masyarakat mulai menebar

benih/benur ikan, yang terdiri dari ikan bandeng, ikan nila, ikan emas, ikan

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

56

bader, udang windu, udang panami, dan lain-lainnya menurut selera dan

keinginan masyarakat masing-masing.

Sistem pergantian pengunaan lahan pertanian dari lahan untuk

bercocok tanam ke lahan perikanan/tambak mulai dirintis pada tahun 1970 an,

dimanan sebelum tambak air tawar ditemukan, masyarakat di Desa Waruk

hanya bisa panen padi satu kali dalam satu tahun, itupun baru dinikmati

apabila tidak gagal panen, namun setelah ditemukan tambak air tawar,

masyarakat Desa Waruk dapat panen 3 kali dalam satu tahun, satu kali panen

padi dan dua kali panen ikan, bahkan bisa lebih tiga kali panen.

Pertumbuhan ikan di area tambak selang-seling, dengan arti lain

tambak setelah ditanami padi ditebar benih ikan, pertumbuhan ikannya sangat

maksimal, karena bekas tanaman padi seperti jerami itu menjadi makanan

ikan, sehingga masyarakat tidak membutuhkan tambahan makanan ikan,

makanan tambahan tersebut baru diberikan ketika usia ikan rata-rata sudah 1

tahun atau 2 bulan, tergantung jenis ikan yang dikelolahnya.

Dalam kurun waktu 2 bulan, petani tambak di Desa Waruk sudah dapat

mirik/(panen ikan) untuk jenis udang windu dan udang panami, namun untuk

jenis ikan bandeng danikan-ikan yang lain baru dapat dipenen ketika usia ikan

mencapai 3-4 bulan.

Musim panen adalah musim yang sangat dinanti-nantikan oleh petani

tambak. Musim panen bersifat fleksibel artinya dapat dipanen kapan saja, pada

masa ikan kecil dengan dijual ikan hidup-hidup, atau ikan sedang, dan atau

ikan bear. Dengan demikian musim panen dapat dilakukan kapan saja

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

57

tergantung keinginan petani tambak.

Haisil panen ikan dijual oleh petani tambak kepada para tengkulak atau

bakul dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : pertama, setelah ikan

tertangkap, kemudian diorganisir sesuai dengan jenis ikannya dan besar

kecilnya pun dikelompok-kelompokan, kedua ikan dimasukan ke dalam

keranjang setelah itu ikan ditimbang, ketiga ikan dibawah ke pasar oleh

pembeli tanpa terlebih dahulu ada kesepakatan harga antara pemilik ikan

dengan tengkulak, keempat setelak ikan terjual dipasar kemudian pedagang

baru memberikan atau menentukan harga yang diberikan atau menentukan

harga yang diberikan kepada pemilik ikan. Kondisi yang demikian sudah

menjadi tradisi beberapa tahun belakangan ini.94

Para pemilik ikan tidak sependapat dengan sistem jual beli yang

harganya menunggu setelah ikan tersebut laku dijual oleh tengkulak, mereka

masih ragu-ragu dan belum ada kepastian harga ikan yang dijual belikan.

Hanya saja mereka tidak kuasa untuk menolak sistem tersebut, walaupun

sebenarnya mereka tidak setuju, ketidak beranian itu muncul karena

merekaterikat dengan modal yang diberikan pembeli kepada petani tambak,

seperti pemberian benur, pemberian pupuk, pemberian pakan dan lain

sebagainya. Kondisi yang demikian itu membuat para petani mengikuti apa

saja yang dikehendaki oleh pembeli.

Peristiwa ini meskipun sangat mengecewakan pembeli, namun

tampaknya tidak ada beban rasa bersalah pada diri penjual, karena dengan

94Wawancara dengan Muslimin pada tanggal 26 Maret 2012

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

58

sistem jual beli yang demikian itu pembeli ikan tidak akanpernah menderita

kerugian, dan selalu untung, karena harga yang diberikan kepada pemilik ikan

adalah harga jual dipasar setelah dikurangi biaya akomodasi atau biaya

transportasi, biaya angkut barang dan ditambah laba/keuntungan untuk

pembeli.

Berdasarkan hasil wawancara bahwa beberapa ulama dan kyai di Desa

Waruk, yang pada asasnya mereka mengatakan tidak sependapat dengan

sistem jual beli yang ada. Diantara ulama dimaksud adalah menurut K. Hasan

Qomari bahwa jual beli seperti itu mengandung tipu muslihat karena

membohongi dan mungkin membuat kecewa pembeli.95 Pendapat ini juga

diperkuat oleh Mohammad Makrus, bahkan beliau menyamakan jual beli yang

demikian itu sama dengan jual beli terhadap barang yang diketahui sifat dan

wujudnya sehingga diharamkan. Keharoman itu terwujud karena pembeli

merasa dibohongi dan di sakiti dan sakit hati, akan tetapi jika pembeli

menerima kenyataan itu dan memakluminya karena memang itu sudah

menjadi tradisi penjualan hasil budidaya ikan tambak di Desa Waruk maka

jual beli itu boleh saja.96 Sedangkan Bapak K. Kasman menganggap persoalan

jual beli semacam itu sebagai jual beli yang haram mutlak. Artinya apapun

alasannya penjual tetap berdosa karena itu menurut kyai tersebut kalau

memang perjanjian jual beli tidak mampu memenuhi janjinya, maka sebaiknya

jangan janji karena janji itu adalah hutang yang jika tidak dibayar di dunia

95 Wawancara dengan Bapak K. Hasan Qomari pada tanggal 25 Maret 2012, jam 16:30 96Wawancara dengan Bapak Mohammad Makrus pada tanggal 25 Maret 2012, jam 19:15

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

59

maka di akhirat akan ditagih.97

Sistem jual beli yang tidak ditentukan berapa harga suatu barang

termasuk jual beli yang tidak sah dan dilarang, karena hal itu tidak memenuhi

syarat dan rukun jual beli sebagaimana telah disepakati oleh para ulam.

Untuk itu perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Jual Beli yang Dilarang dan Tidak Sah

a. Barang yang dihukumkan najis oleh agama, seperti anjing, babi,

berhala, bangkai dan khamar, Rasulullah SAW. bersabda:

قتبة حدثنا اللیث عن یزید ابى حبیب عن عطأ ابى رباح حدثنا م قال ان اهللا ورسولھ حرم .عن جابررضي اهللا رسول اهللا ص

٩٨بیع الخمروالمیتة والخنزیرواالصنام

Artinya: Dari Jabir RA, Rasulullah SAW. bersabda; sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan menjual arak, bangkai, babi dan berhala" (Riwayat Bukhari dan Muslim).

b. Jual beli sesuatu yang tidak ada. Para ulama fiqh sepakat menyatakan

jual beli seperti ini tidak sah/batil. Misalnya, memperjual belikan

buah-buahan yang putiknya pun belum muncul di pohonnya sekalipun

di perut ibunya telah ada.99

c. Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut induknya, jual

beli seperti ini dilarang, karena barangnya belum ada dan tidak

tampak.

d. Jual beli dengan muhaqalah, haqalah mempunyai arti tanah, sawah

97Wawancara dengan K.Kasman Ulama, pada tanggal 24 Maret 2012, jam 16:00 98Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Sahih Muslim,

Mesir: Tijariah Kubra, tth, hlm. 354. 99Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000, hlm. 122.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

60

dan kebun, maksud muhaqalah di sini ialah menjual tanam-tanaman

yang masih di ladang atau di sawah, hal ini dilarang agama, sebab ada

persangkaan riba di dalamnya.

e. Jual beli dengan mukhadharah, yaitu menjual buah-buahan yang

belum pantas untuk dipanen, seperti menjual rambutan yang masih

hijau, mangga yang masih kecil-kecil dan yang lainnya. Hal ini

dilarang karena barang tersebut masih samar, dalam artian mungkin

saja buah tersebut jatuh tertiup angin kencang atau yang lainnya,

sebelum diambil oleh si pembelinya.

f. Jual beli dengan mulamasah, yaitu jual beli secara sentuh menyentuh,

misalkan seseorang menyentuh sehelai kain dengan tangannya di

waktu malam atau siang hari, maka orang yang menyentuh berarti

telah membeli kain tersebut. Hal ini dilarang karena mengandung

tipuan dan kemungkinan akan menimbulkan kerugian bagi salah satu

pihak.

g. Jual beli dengan munabadzah, yaitu jual beli secara lempar melempar,

seperti seseorang berkata; "lemparkanlah kepadaku apa yang ada

padamu, nanti kulemparkan pula kepadamu apa yang ada padaku",

setelah terjadi lempar-melempar, maka terjadilah jual beli, hal ini

dilarang karena mengandung tipuan dan tidak ada ijab dan kabul.

h. Jual beli dengan muzabanah, yaitu menjual buah yang basah dengan

buah yang kering, seperti menjual padi kering dengan bayaran padi

basah, sedangkan ukurannya dengan dikilo, maka akan merugikan

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

61

pemilik padi kering. Hal ini dilarang oleh Rasulullah SAW.

i. Menentukan dua harga untuk satu barang yang diperjualbelikan,

menurut Syafi'i penjualan seperti ini mengandung dua arti, yang

pertama seperti seseorang berkata, "kujual buku ini seharga $ 10,-

dengan tunai atau $ 15,- dengan cara hutang". Arti kedua ialah seperti

seseorang berkata, "aku jual buku ini padamu dengan syarat kamu

harus menjual tasmu padaku".

j. Jual beli dengan syarat (iwadh majhul), jual beli seperti ini, hampir

sama dengan jual beli dengan menentukan dua harga, hanya saja di

sini dianggap sebagai syarat, seperti seseorang berkata, "aku jual

rumahku yang jelek ini kepadamu dengan syarat kamu mau menjual

mobilmu padaku", lebih jelasnya jual beli ini sama dengan jual beli

dengan dua harga arti yang kedua menurut al-Syafi'i.

k. Jual beli gharar, yaitu jual beli yang samar sehingga kemungkinan

adanya penipuan, seperti penjualan ikan yang masih di kolam atau

menjual kacang tanah yang atasnya kelihatan bagus tapi di bawahnya

jelek. Penjualan seperti ini dilarang.

2. Jual beli Barang yang Dilarang, Tetapi Sah

Ada beberapa macam jual beli yang dilarang oleh agama tetapi sah

hukumnya, namun orang yang melakukannya mendapat dosa. Jual beli

tersebut antara lain:

a. Menemui orang-orang desa sebelum mereka masuk ke pasar, untuk

membeli benda-bendanya dengan harga yang semurah-murahnya,

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

62

sebelum mereka tahu harga pasaran, kemudian ia jual dengan harga

yang setinggi-tingginya. Perbuatan ini sering terjadi di pasar-pasar

yang berlokasi di daerah perbatasan antara kota dan kampung. Akan

tetapi apabila orang kampung sudah mengetahui harga pasaran, jual

beli seperti ini tidak apa-apa.

b. Menawar barang yang sedang ditawar oleh orang lain, seperti

seseorang berkata, "tolaklah harga tawarannya itu, nanti aku yang

membeli dengan harga yang lebih mahal". Hal ini dilarang karena akan

menyakitkan orang lain.

c. Jual beli dengan Najasyi, ialah seseorang menambah atau melebihi.

harga temannya, dengan maksud memancing-mancing orang, agar

orang itu mau membeli barang kawannya, hal ini dilarang agama.

d. Menjual di atas penjualan orang lain, umpamanya seseorang berkata:

"Kembalikan saja barang itu kepada penjualnya, nanti barangku saja

kau beli dengan harga yang lebih murah dari itu.100

Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi. Ditinjau dari segi

hukumnya, jual beli ada dua macam, jual beli yang sah menurut hukum dan

batal menurut hukum; dari segi obyek jual beli; dan dari segi pelaku jual beli.

Merugikan dan menghancurkan harta benda seseorang tidak

diperbolehkan, seperti yang dijelaskan oleh Muhammad Syarbini Khatib

bahwa penjualan bawang merah dan wortel serta yang lainnya yang berada di

dalam tanah adalah batal, sebab hal tersebut adalah perbuatan gharar.101

100Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 82. 101Ibid., hlm. 76-77

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

63

Ditinjau dari segi pelaku akad (subyek) jual beli terbagi tiga bagian,

dengan lisan, dengan perantara dan dengan perbuatan. Akad jual beli yang

dilakukan dengan lisan adalah akad yang dilakukan oleh kebanyakan orang,

bagi orang bisu diganti dengan isyarat, isyarat merupakan pembawaan alami

dalam menampakkan kehendak, yang dipandang dalam akad adalah maksud

atau kehendak dan pengertian, bukan pembicaraan dan pernyataan.102

Apabila memperhatikan landasan dari jual beli, maka jual beli

dibenarkan oleh al-Qur’an, as-Sunnah dan ijma umat. Landasan Qur’aninya,

firman Allah:

)٢٧٥: البقرة...( وأحل اللھ البیع وحرم الربا... Artinya: Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (al-

Baqarah: 275)103 Landasan sunnahnya sabda Rasulullah SAW.

ي صلى اهللا علیھ وسلم سئل اى الكسب عن رفاعة ابن رافع ان النبرواه البزار وصححة (عمل الرجل بیده وكل بیع مبرور : اطیب؟ قال

١٠٤ )الحاكمArtinya: Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a. (katanya): Sesungguhnya Nabi

Muhammad SAW. pernah ditanyai, manakah usaha yang paling baik? beliau menjawab : ialah amal usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang bersih. (HR. al-Bazzar, dan dinilai Shahih oleh al-Hakim).

Landasan ijmanya, para ulama sepakat bahwa jual beli diperbolehkan

dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan

102Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Kairo: Maktabah Dar al-Turas, tth, Juz III, hlm. 127 103Yayasan Penyelenggara Penterjemah Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya,

Depag RI: Surabaya, 1980, hlm. 69. 104Sayyid al-Imam Muhammad Ibn Ismail al-Kahlani Al-San’ani, Subul al-Salam, Kairo:

Juz III, Dâr Ikhya’ al-Turas al-Islami, 1960, hlm. 4

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

64

dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang

milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti dengan barang lainnya

yang sesuai.105

Jual beli itu dihalalkan, dibenarkan agama, asal memenuhi syarat-

syarat yang diperlukan. Demikian hukum ini disepakati para ahli ijma (ulama’

Mujtahidin) tak ada khilaf padanya. Memang dengan tegas-tegas al-Qur’an

menerangkan bahwa menjual itu halal; sedang riba diharamkan.106 Sejalan

dengan itu dalam jual beli ada persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya

menyangkut barang yang dijadikan objek jual beli yaitu barang yang

diakadkan harus ada ditangan si penjual, artinya barang itu ada di tempat,

diketahui dan dapat dilihat pembeli pada waktu akad itu terjadi. Hal ini

sebagaimana dinyatakan Sayyid Sabiq bahwa syarat barang yang diakadkan

ada enam yaitu (1) bersihnya barang. (2) dapat dimanfaatkan. (3) milik orang

yang melakukan akad. (4) mampu menyerahkannya. (5) mengetahui. (6)

barang yang diakadkan ada di tangan.107

Dalam kaitan ini, Ibnu Rusyd menjelaskan, barang-barang yang

diperjualbelikan itu ada dua macam: pertama, barang yang benar-benar sudah

jadi barang sehingga diketahui sifat dan wujudnya. Kedua, barang yang

belum jadi barang atau belum dibuat sehingga belum bisa diketahui sifat dan

wujudnya. Menurut Imam Malik dibolehkan jual beli barang yang belum jadi

barang atau belum dibuat, namun harus bisa diketahui lebih dahulu sifat

105Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, Bandung: CV.Pustaka Setia, 2001, hlm. 75. 106T.M Hasbi ash-Shiddiqi, Hukum-hukum Fiqh Islam, Tinjauan Antar Mazhab,

Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2001, Cet ke-2, hlm. 328. 107Sayyid Sabiq, op.cit., hlm. 150.

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

65

wujudnya oleh pembeli. Menurut Abu Hanifah dibolehkan jual beli barang

yang belum jadi barang atau belum dibuat, dan belum bisa diketahui lebih

dahulu sifat wujudnya oleh pembeli.108

Pandangan kedua ulama tersebut (Imam Malik dan Abu Hanifah)

berbeda dengan pandangan Imam al-Syafi'i yang tidak membolehkan jual beli

barang yang tidak tidak dapat dilihat dan tidak ada di tempat akad itu

terjadi.109

Dari pendapat para imam maka tampaknya lebih tepat pendapat atau

tanggapan ulama yaitu menurut K.H. Abdullah bahwa jual beli seperti itu

mengandung tipu muslihat karena membohongi dan mungkin membuat

kecewa pembeli.110 Alasan dikatakan lebih tepat karena pendapat ini sesuai

dengan pandangan Imam al-Syafi'i.

Menurut Abu Bakr al-Jazairi, seorang muslim tidak boleh menjual

sesuatu yang tidak ada padanya atau sesuatu yang belum dimilikinya, karena

hal tersebut menyakiti pembeli yang tidak mendapatkan barang yang

dimilikinya.111

Dalam kaitan ini Ibnu Rusyd menjelaskan, barang-barang yang

diperjual belikan itu ada dua macam: pertama, barang yang benar-benar ada

dan dapat dilihat, ini tidak ada perbedaan pendapat. Kedua, barang yang tidak

hadir (gaib) atau tidak dapat dilihat dan tidak ada di tempat akad itu terjadi,

108Ibnu Rusyd, Bidâyah al Mujtahid Wa Nihâyah al Muqtasid, Juz II, Beirut: Dâr Al-Jiil,

1409 H/1989, hlm. 116 – 117. 109Al-Imam Abi Abdullah Muhammad bin Idris al-Syafi’î, Al-Umm, Juz. 3, Beirut: Dâr

al-Kutub al-Ilmiah, tth, hlm. 40. 110Wawancara dengan K.H. Abdullah (ulama NU), tanggal 5 Januari 2009 111Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim: Kitab Aqa'id wa Adab wa Ahlaq wa

Ibadah wa Mua'amalah, Kairo: Maktabah Dar al-Turas, 2004, hlm. 297.

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

66

maka untuk hal ini terjadi perbedaan pendapat di antara para ulama. Menurut

Imam Malik dibolehkan jual beli barang yang tidak hadir (gaib) atau tidak

dapat dilihat dan tidak ada di tempat akad itu terjadi, demikian pula pendapat

Abu Hanifah. Namun demikian dalam pandangan Malik bahwa barang itu

harus disebutkan sifatnya, sedangkan dalam pandangan Abu Hanifah tidak

menyebutkan sifatnya pun boleh.112

Kemudian si pembeli dibolehkan melakukan khiyar (pilihan) sesudah

meihatnya. Jika suka, ia boleh meneruskan pembeliannya. Dan jika tidak

suka, ia boleh menolaknya. Begitu pula pendapatnya terhadap barang yang

dijual berdasarkan sifat-sifat tertentu dengan syarat dilakukan khiyar ru'yah

(pilihan sesudah melihat) meskipun barang tersebut ternyata sesuai dengan

sifat-sifat yang disebutkan itu.

Menurut Malik, jika barang tersebut ternyata sesuai dengan sifat-

sifatnya, maka jual beli itu terjadi. Sedang Syafi'i berpendapat bahwa jual beli

pada dua keadaan tersebut sama sekali tidak dibolehkan. Diriwayatkan dalam

mazhab Maliki bahwa menjual barang yang gaib tanpa menyebutkan sifat-

sifatnya dengan syarat dilakukan khiyar ru'yah, itu dibolehkan. Pendapat ini

tertuang dalam kitab al-Mudawanah. Tetapi pendapat ini ditentang oleh

Abdul Wahhab. Abdul Wahhab mengatakan, "Pendapat itu berlawanan

dengan dasar-dasar aturan kami."

Silang pendapat ini berangkat dari pertanyaan, apakah minimnya

pengetahuan terhadap kondisi barang dagangan yang disebabkan

112Ibnu Rusyd, Bidâyah al Mujtahid Wa Nihâyah al Muqtasid, Juz II, Beirut: Dâr Al-Jiil,

1409 H/1989, hlm. 116 – 117.

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

67

ketidakpekaan indera itu masuk dalam kategori "ketidaktahuan yang

berpengaruh terhadap kelangsungan proses jual beli, karena dianggap

penipuan atau itu tidak berpengaruh? Atau hal itu termasuk penipuan yang

dapat dimaafkan?" Syafi'i menganggapnya sebagai penipuan besar. Sedang

Malik menganggapnya sebagai penipuan kecil. Sedangkan Abu Hanifah

berpendapat, jika si pembeli mempunyai 'khiyar ru'yah, berarti tidak ada

penipuan meski ru'yah itu sendiri tidak terjadi.

Menurut Malik, ketidaktahuan yang terkait dengan keadaan sifat

barang berpengaruh pada terjadinya jual beli. Malik berpendapat bahwa sifat-

sifat tersebut berfungsi sebagai ganti penyaksian (penglihatan dengan mata)

karena kegaiban (ketiadaan) barang yang dijual, atau karena adanya kesulitan

dalam membeberkannya dan kekhawatiran akan terjadinya kerusakan jika

pembeberan diulang-ulang. Karena itu, Malik membolehkan penjualan yang

didasarkan atas keterangan sifat-sifatnya. Selanjutnya, ia tidak membolehkan

penjualan pedang dalam sarungnya atau kain yang berlipat hingga dilihat isi

sarungnya atau dibeber lipatannya.

Menurut Sayyid Sabiq, boleh menjualbelikan barang yang pada waktu

dilakukannya akad tidak ada di tempat, dengan syarat kriteria barang tersebut

terperinci dengan jelas. Jika ternyata sesuai dengan informasi, jual beli

menjadi sah, dan jika ternyata berbeda, pihak yang tidak menyaksikan (salah

satu pihak yang melakukan akad) boleh memilih: menerima atau tidak. Tak

ada bedanya dalam hal ini, baik pembeli maupun penjual.113

113Sayyid Sabiq, op.cit., hlm. 155.

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

68

Pandangan kedua ulama tersebut berbeda dengan pandangan Imam al-

Syafi'i yang tidak membolehkan jual beli barang yang tidak hadir (gaib) atau

tidak dapat dilihat dan tidak ada di tempat akad itu terjadi.

Pendapat Imam al-Syafi'i tersebut dapat dilihat dalam kitabnya al-

Umm:

ا ھ غائب دا ل ل عب ن الرج ل م اع الرج ھ اهللا وإذا ب افعي رحم ال الش قو بذھب دینا لھ على آخر أو غائبة عنھ ببلد فالبی ذلك ل ال وك ع باطل ق

ى ة عل ر بحوال ى اآلخ ھ ویرض باعھ عبدا ودفعھ إلیھ إال أن یدفعھ إلیدھا رجل فإما أن یبیعھ إیاه ویقول خذ ذھبي الغائبة على أنھ إن لم یجفالمشتري ضامن لھا فالبیع باطل ألن ھذا أجل غیر معلوم وبیع بغیر

ا فاشترى منھ مدة ومحوال في ذمة أخرى قال الشافعي ومن أتى حائكھ ده ألن ثوبا على منسجھ قد بقي منھ بعضھ فال خیر فیھ نقده أو لم ینقفة ا وال ص ین یراھ ع ع ذا ال بی وب وھ ال یدري كیف یخرج باقي الث

١١٤مضمونةArtinya: "Apabila seseorang menjual kepada seseorang hambanya yang jauh,

dengan emas sebagai hutang baginya atas orang lain. Atau budak wanita yang jauh dari padanya di suatu negeri. Maka penjualan itu batal. Seperti demikian juga, kalau dijualnya seorang budak dan diserahkannya budak itu kepada si pembeli. Kecuali bahwa diserahkannya budak itu kepadanya dan yang penghabisan ini setuju dengan dipindahkan (di-hawalah-kan) kepada orang lain. Adapun bahwa dijualnya budak itu kepada orang tersebut dan orang itu mengatakan : "Ambillah emas saya yang jauh itu, dengan syarat kalau tidak diperolehnya emas itu, maka si pembeli menjamin baginya. Maka penjualan itu batal. Karena ini adalah tangguhan yang tidak diketahui dan penjualan dengan tidak berwaktu. Dan yang dipindahkan itu dalam tanggungan yang lain. Siapa yang datang sebagai tukang jahit, lalu ia membeli dari orang itu kain pada tenunannya, yang masih tinggal sebahagiannya. Maka tiada kebajikan padanya, ia tunaikan atau tidak ia tunaikan harganya.

114Al-Imam Abi Abdullah Muhammad bin Idris al-Syafi’î, Al-Umm, Juz. 3, Beirut: Dâr

al-Kutub al-Ilmiah, tth, hlm. 40.

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

69

Karena ia tidak tahu, bagaimana ia mengeluarkan sisa kain, dan ini bukan penjualan benda yang dilihatnya dari tiada sifat yang terjamin".

Dengan memperhatikan pendapat-pendapat tersebut, maka penulis

berpendapat bahwa jual beli barang yang tidak ada di tempat bisa dilarang

bisa juga dibolehkan. Dilarang manakala informasi yang diberikan pada

waktu akad berbeda dengan kenyataan setelah suatu barang itu ditunjukkan

sehingga pembeli menjadi kecewa. Jika misalnya dalam praktek terjadi

kondisi yang selalu mengecewakan pembeli maka menurut penulis sebaiknya

jual beli ini dilarang. Jul beli yang hanya mengecewakan pembeli maka jual

beli ini menunjukkan tidak adanya unsur saling meridloi, hal ini jelas bahwa

Islam sangat melarang jual beli yang hanya terpaksa, karena dalam Islam

bahwa jual beli itu harus aling meridlai. Hal in i sebagaimana Hadist Nabi

yang diriwayatkan oleh HR. Baihaqi dan Ibnu Majjah

وأخرج ابن حبان وابن ماجھ عنھ صلى اللھ علیھ وسلم إنما البیع عن ١١٥ )رواه البیھقى وابن ماجھ(تراض

Artinya: Dan dikeluarkan dari Ibnu Hibban dan Ibnu Majah bahwa Nabi

SAW, sesungguhnya jual-beli harus dipastikan harus saling meridai." (HR. Baihaqi dan Ibnu Majjah).

Akan tetapi manakala dalam praktek sehari-hari misalnya antara

informasi pada waktu akad sesuai dengan realita pada waktu dikemudian hari

barang itu diserahkan maka jual beli yang demikian sebaiknya dibolehkan.

Meskipun mungkin saja penyerahan barang itu sedikit terlambat, namun jika

115Muhammad bin Ismail al-Kahlani as-San'ani, Subul as-Salam, Kairo: Syirkah

Maktabah Mustafa al-Babi al-Halabi, 1950, hlm. 4

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

70

memang ada unsur ketidak sengajaan maka pembeli pun dapat

memakluminya.

الیفترقن : عن ابي ھریرة رضي اهللا عنھ عن النبي صلعم قال ١١٦ اثنان اال عن تراض

Artinya: “Dari Abi Hurairah ra. dari Nabi SAW. bersabda: janganlah dua

orang yang jual beli berpisah, sebelum saling meridhai" (Riwayat Abu Daud danTirmidzi).

Apabila dihubungkan dengan praktek jual beli saat ini, penulis

melihat bahwa banyak jual barang yang tidak ada di tempat misalnya penjual

hanya menampilkan barang yang sejenis tetapi yang diinginkan pembeli

belum bisa dilihat tetapi kemudian pembeli menyerahkan sejumlah uang

secara tunai. Di kemudian hari setelah barang pesanan pembeli itu

ditunjukkan pada pembeli maka pembeli akan menerima bila sesuai dengan

pesanan. Jika tidak sesuai dengan pesanan pembeli maka pembeli boleh

mengklaim dan membatalkan jual beli itu.

Dalam prakteknya sistem jual beli seperti ini tampaknya sering

disepakati pembeli meskipun di antaranya ada juga pembeli yang kecewa

tetapi kasus kecewanya pembeli terbilang sangat sedikit karena itu tadi yaitu

pembeli bisa mengklaim, dan apabila penjual melakukan kecurangan maka

untuk di era modern ini penjual yang demikian tidak akan bertahan lama dan

harus siap gulung tikar.

Meskipun demikian bahwa dalam prakteknya, jual beli seni ukir di

Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun dapat dikatakan suatu realita yang

116Ibid., hlm. 324.

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

71

masih bisa diterima oleh para pembeli, karena pembeli menyadari bahwa

barang seni ukir hasil karya Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun

mempunyai kualitas yang baik dengan mode atau model yang selalu

mengikuti perkembangan pasar serta selera konsumen. Karena itu jarang

sekali konsumen yang melakukan klaim atas penundaan jadinya barang seni

ukir tersebut. Dengan kata lain, konsumen merasa puas dengan hasilnya

meskipun ada pula beberapa kelemahan, khususnya sering terjadinya

keterlambatan pesanan barang yang dijanjikan, namun pembeli dapat

memaklumi karena masih dalam batas yang bisa dimengerti dan ditolerir

semua pihak.

B. Analisis Hukum Islam terhadap Istinbath Hukum Jual Beli Hasil

Budidaya Ikan Tambak Dengan Penundahan Pennetuan Harga

Untuk mengetahui hokum jual beli hasil budidaya ikan tambak dengan

penundahan penentuan harga di Desa Waruk perlu kiranya dikemukakan hasil

penelitian lapangan yang telah dilakukan. Bahwa menurut Kyai/ulama yaitu

K.Hasan Qomari bahwa jual beli dengan penundahan penentuan harga adalah

tidak diperkenankan seperti yang terjadi selam ini di Desa Waruk, karena hal

itu mengandung tipu muslihat, karena membohongi dan mungkin membuat

kecewa pembeli.117

Pendapat tersebut juga di dukung oleh K Kasman dia mengatakan

117Wawancara dengan K.Hasan Qomari (ulama NU), tanggal 26 Maret 2012

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

72

bahwa persoalan jual beli semacam itu dianggap sebagai jual beli yang haram

mutlak. Artinya apapun alasanya penjual tetap berdosa karena itu menurut

Kyai tersebut kalau memang ada perjanjian jual beli ikan antara petani tambak

dengan pembeli, kemudian petaninya tidak mampu memenuhi kesepakatan

perjanjian maka sebaiknya petani tidak boleh diperlakukan tidak adil dengan

cara hasil pertanian tambaknya dibeli dengan tanpa menentukan harganya.118

Bapak K. Hasan Qomari dan K. Kasman dalam menentukan hukum

jual beli ikan dengan penundahan penentuan harga sampai jual beli terlaksana,

ada pihak ketiga. Ulama ini pada prinsipnya menggunakan istimbat pada hadis

Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Yahya bin

Yahya ath-Tamimiy, sebagai berikut :

ت ال قل ن عمرق ن اب افع ع حدثنا یحیى بن یحیى التمیمي عن نھ ا أبیع دي م یس عن ع ل ألني البی یا رسول اللھ یأتیني الرجل یس

١١٩)رواه مسلم(بع ما لیس عندك فقال لا ت Artinya: Telah mengabarkan kepada kami dari Yahya bin Yahya ath-

Tamimiy dari Nafi' dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah Saw telah bersabda: datang seorang laki-laki yang menanyakan tentang jual beli yang tidak ada padanya pada waktu menjual, kemudian Rasulullah menjawab: janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu. (HR. Muslim).

Hadis tersebut sebenarnya secara teks menerangkan tentang jual beli

barang yang tidak diketahui jenisnya, ukurannya dan bentuknya, sehingga

menjadi objek jual beli mejadi kabur/tidak jelas. Penelitian tidak adanya objek

118Wawancara dengan K. kasman (ulama NU) tanggal 26 Maret 2012 119Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi,, hadis No. 1087

dalam CD program Mausu'ah Hadis al-Syarif, 1991-1997, VCR II, Global Islamic Software Company).

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

73

jual beli yang jelas tersebut juga mengandung makna adanya ketidak jelasan

dalam menentukan harga barang yang dijual belikan, sehingga menurut

mereka hal itu termasuk jual beli yang dilarang.

Pendapat diatas berbeda dengan kyai Mohammad Makrus, dia

mengatakan bahwa hal yang terpenting dalam muamalah adalah saling ridha,

saling merelakan satu dengan lainnya, antara penjual dan pembeli saling

ikhlas, artinya penjual mau melepaskan barang yang akan dibeli dan pembeli

siap membeli barang dan membayar barang tersebut sesuai dengan keinginan

penjual. Dalam menentukan hokum jual beli yang demikian ini beliau

mendasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :

ا لم إنم ھ وس ھ علی لى الل ھ ص ھ عن ن ماج وأخرج ابن حبان واب ١٢٠) رواه البیھقى وابن ماجھ(البیع عن تراض

Artinya: Dan dikeluarkan dari Ibnu Hibban dan Ibnu Majah bahwa Nabi

SAW, sesungguhnya jual-beli harus dipastikan harus saling meridai." (HR. Baihaqi dan Ibnu Majjah).

Dengan melihat dasar hukum yang digunakan ulama/kyai di Desa

Waruk tersebut di atas yaitu K. Kasman, menulis setuju dengan pengambilan

dalil-dalil yang dipakai tersebut. Alasannya hadis tersebut sudah jelas isinya.

Sedangkan hadis yang digunakan ulama Kyai Mohammad Makrus itu sifatnya

umum sehingga tidak tepat dijadikan sandaran hukum untuk menyikapi tradisi

jual beli hasil budidaya ikan tambak, dimanan harganya, jual belinya ditunda

hingga barang tersebut terjual kepada pihak ketiga di Desa Waruk Kec.

120Ibid., Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, hadis No.

1087

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

74

Karangbinangun Kab. Lamongan.

Untuk menentukan kriteria atau kualitas hadis yang digunakan

ulama/kyai tersebut di atas, maka dapat dilakukan melalui metode takhrij.

Secara etimologis, takhrij berasal dari kharraja yang berarti tampak

atau jelas.121 Dapat juga berarti mengeluarkan sesuatu dari sesuatu tempat.122

Sedangkan secara terminologi, takhrij adalah menunjukkan tempat hadis pada

sumber aslinya yang mengeluarkan hadis tersebut dengan sanadnya dan

menjelaskan derajatnya ketika diperlukan.123

Dapat juga dikatakan, takhrij berarti mengembalikan (menelusuri

kembali ke asalnya) hadis-hadis yang terdapat di dalam berbagai kitab yang

tidak memakai sanad kepada kitab-kitab musnad, baik disertai dengan

pembicaraan tentang status hadis-hadis tersebut dan segi Shahih atau Dha'if,

ditolak atau diterima, dan penjelasan tentang kemungkinan illat yang ada

padanya, atau hanya sekedar mengembalikannya kepada kitab-kitab asal

(sumbernya).124

Al-Thahhan sebagaimana dikutip Nawir Yuslem setelah menyebutkan

beberapa macam pengertian takhrij di kalangan Ulama Hadis,

menyimpulkannya sebagai berikut: takhrij yaitu menunjukkan atau

mengemukakan letak asal Hadist pada sumber-sumbernya yang asli yang

didalamnya dikemukakan Hadist itu secara lengkap dengan sanad-nya masing-

121Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi, Metode Takhrij Hadits, Alih bahasa: Said Agil Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar, Semarang: Dina Utama, 1994, hlm. 2.

122T.M. Hasbi al-Shiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 1990, hlm. 194.

123Syeikh Manna' al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadits, Terj. Mifdhol Abdurrahman, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005, hlm. 189.

124 Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 2001, hlm. 393.

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

75

masing, kemudian, manakala .diperlukan, dijelaskan kualitas Hadist yang

bersangkutan.

Yang dimaksud dengan menunjukkan letak hadis dalam definisi di

atas, adalah menyebutkan berbagai kitab yang di dalamnya terdapat Hadis

tersebut. Seperti, Hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari di dalam kitab

Shahih-nya, atau oleh Al-Thabrani di dalam Mu'jam-nya, atau oleh Al-Thabari

di dalam Tafsir-nya, atau kitab-kitab sejenis yang memuat Hadis tersebut.125

Dalam hubungannya dengan jual beli barang yang tidak ada di tempat,

ulama NU dan ulama dari pesantren (kyai pesantren) menggunakan dasar

istinbat hukum yaitu: hadis riwayat Muslim dari Yahya bin Yahya ath-

Tamimiy dari Nafi'. Atas dasar ini, maka penulis mentahrij hadis di atas

dengan menempuh prosedur sebagai berikut:

1. Jalur Muslim

a. Tokoh ini lahir pada 204 H. Keramahannya kepada orang lain telah

membuat dirinya sebagai seorang pedagang yang sukses. Ia dikenal

sebagai dermawan Naisabur. Seperti pada umumnya ulama lain, ia

belajar semenjak kecil, tahun 218 H. Pelajaran dimulai dari kampung

halamannya di hadapan para Syeikh di sana. Hampir semua negeri pusat

kajian hadis tidak luput dari persinggahannya, seperti, Irak (Bagdad),

Hijaz, Mesir, Syam, dan lain-lain. Imam Muslim wafat pada 26 Rajab

261 H) di dekat Naisabur. Banyak ulama ditemui untuk periwayatan

hadis, seperti Imam Ahmad ibn Hanbal, Ishaq ibn Rahawaih (guru al-

125Ibid, hlm. 394.

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

76

Bukhari juga) dan lain-lain. Di antara mereka al-Bukhari lah yang paling

berpengaruh terhadap dirinya dalam metodologi penelitian hadisnya.

Demikian juga. Imam Muslim mempunyai banyak murid terkenal,

seperti. Imam al-Turmudzi, Ibn Khuzaimah, Abdurrahman ibn Abi

Hatim.

Kitab Shahih Muslim

Ada lebih dari dua puluh buku telah ditulis oleh Imam Muslim.

Yang terkenal adalah Shahih Muslim itu sendiri, nama singkat dari judul

aslinya. Di dalam kitabnya ini termuat 3.030 hadis (tidak termasuk di

dalamnya yang ditulis berulang-ulang). Jumlah hadis seluruhnya ada

lebih kurang 10.000 buah.

Dengan sebutan Shahih Muslim, penulisnya bermaksud

menjamin bahwa semua hadis yang terkandung di dalamnya shahih.

Menurut penelitian para ulama, persyaratan yang ditetapkan Imam

Muslim bagi shahihnya suatu hadis pada dasarnya sama dengan

persyaratan yang ditetapkan oleh Al-Bukhari. Ibnu Shalah mengatakan

bahwa persyaratan Muslim dalam kitab shahihnya adalah:

1. Hadis itu bersambung sanadnya,

2. Diriwayatkan oleh orang kepercayaan (tsiqat), dari generasi

permulaan hingga akhir,

3. Terhindar dari syudzudz dan 'illat.

Persyaratan ini pun dipergunakan oleh Imam al-Bukhari. Hanya,

apa yang dimaksud dengan "bersambung sanadnya", ada sedikit

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

77

perbedaan antara kedua tokoh ini.126

b. Yahya bin Yahya ath-Tamimiy

Disebutkan oleh al-Asqalani bahwa ia hanya meriwayatkan hadis

kepada A'masy, dan menerima hadis dari Ibn 'Abbas, itu pun hanya

tentang kisah wafatnya Ali ibn Abi Thalib. Agaknya, bukan ini orang

yang dimaksud dalam sanad. Yang tepat adalah Yahya bin Yahya ath-

Tamimiy. Tidak ada informasi dari al-Asqalani, kapan ia lahir dan kapan

pula ia wafat. Beberapa shahabat disebut oleh al-Asqalani sebagai

penyalur hadis kepadanya, termasuk Abu Sa'id al-Khudri. 'Ummarah ibn

Ghaziyyah juga disebut sebagai salah seorang penerima hadis dari

Yahya ini. Dengan demikian persambungan sanad ke atas dan ke bawah

telah terjadi.

Tidak banyak komentar ulama terhadap tokoh ini. Ibn Ishaq, al-

Nasa'i dan Ibn Kharrasy memujinya kendati tidak luar biasa dengan nilai

tsiqah, begitu juga Ibn Hibban. Komentar lain tidak ada. Maka, tidak

ada pertentangan antara penilaian 'adil dan cacatnya. Dengan demikian,

hadisnya tergolong shahih.

c. Nafi'

Nama lengkapnya adalah Nafi' Abu 'Abd Allah al-Madani, dan

dia adalah Mawla Ibn 'Umar. Masa hidupnya. Dia meninggal dunia

pada tahun 117 H. Abu Ubaid mengatakan bahwa Nafi' meninggal pada

tahun 119 H, dan pendapat ini didukung oleh Ibn 'Uyaynah dan Ahmad

126Muh Zuhri, Hadis Nabi Telaah Historis dan Metodologis, Yogyakarta: tiara Wacana

Yogya, 2003, hlm. 171-172.

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

78

ibn Hanbal. Pendapat lain mengatakan, dan didukung oleh Abu 'Umar

al-Thorir, .bahwa Nafi' meninggal pada tahun 120 H. Berkata Ahmad

ibn Shalih al-Miishri, bahwa Nafi' adalah seorang hafiz, jelas

keadaannya, dan dia lebih tua dari Ikrimah di kalangan penduduk

Madinah. Menurut Al-Khalil, Nafi' adalah salah seorang imam dari

Tabi'in di kota Madinah. Dari segi ilmu, telah disepakati bahwa riwayat

adalah Shahih, dari tidak didapati adanya kesalahan dalam seluruh

riwayatnya.

Gurunya. Nafi' berguru dan menerima Hadis dari sejumlah

ulama', di antaranya 'Abd Allah ibn 'Umar sebagai maualanya, Abu

Hurairah, Abu Lubabah ibn Abd al-Mundzir, Abu.Sa'id al-Khudri,

Aisyah dan lainnya.

Pernyataan para kritikus hadis tentang diri Nafi', di antaranya:

1. Ibn Sa'd mengatakan, bahwa Nafi' adalah seorang yang tsiqat dan

banyak meriwayatkan hadis. Al-Bukhari mengatakan, bahwa Ashahh

al-Asaniid adalah Malik dari Nafi' Ibnu Umar.

2. Berkata Basyar ibn 'Amr dari Malik, "Apabila aku mendengar sebuah

hasdis dari Nafi ibnu Umar, maka aku tidak perlu mendengarkannya

lagi dari yang lainnya"

3. Al-'Ajali Madini, Ibu Kharasy, dan al-Nasa'i mengatakan bahwa Nafi'

adalah seorang yang tsiqat

Para kritikus Hadis menyatakan bahwa Nafi' adalah seorang yang

tsiqat, bagian dari ashahh al-asanid (yaitu Malik dari Nafi' dari Ibn

Page 90: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

79

'Umar), maka dengan demikian pernyataan Nafi' bahwa dia telah

menerima riwayat Hadis dari 'Abd Allah ibn 'Umar dapat dipercaya; dan

karenanya dapat kita katakan bahwa sanad antara dia dengan Ibn 'Umar

adalah bersambung.127

Setelah menelaah sanad hadis, maka kriteria kesahihan sanad hadis

yaitu di antara syarat qabul (diterimanya) suatu hadis adalah berhubungan

erat dengan sanad hadis tersebut yaitu (1) Sanad-nya bersambung; (2)

bersifat adil; (3) dhabit.128

Adapun kriteria kesahihan matan hadis dapat dijelaskan sebagai

berikut: kriteria kesahihan matan hadis menurut muhadditsin tampaknya

beragam. Perbedaan tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan latar

belakang, keahlian alat bantu, dan persoalan, serta masyarakat yang

dihadapi oleh mereka. Salah satu versi tentang kriteria kesahihan matan

hadis adalah seperti yang dikemukakan oleh Al-Khatib Al-Bagdadi (w.

463 H/1072 M) bahwa suatu matan hadis dapat dinyatakan maqbul

(diterima) sebagai matan hadis yang sahih apabila memenuhi unsur-unsur

sebagai berikut:129

1. Tidak bertentangan dengan akal sehat,

2. Tidak bertentangan dengan hukum Al-Qur'an yang telah muhkam

(ketentuan hukum yang telah tetap),

3. Tidak bertentangan dengan hadis mutawatir,

127Nawir Yuslem, op.cit., hlm. 429. 128Ibid.,, hlm. 160. 129Bustamin dan M. Isa Salam, Metodologi Kritik Hadis, Jakarta: PT Raja Grapindo

Persada, 2004, hlm. 62.

Page 91: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

80

4. Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan

ulama masa lalu (ulama salaf),

5. Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti, dan

6. Tidak bertentangan dengan hadis ahad yang kualitas kesahihannya

lebih kuat.130

Tolok ukur yang dikemukakan di atas, hendaknya tidak satupun matan

hadis yang bertentangan dengannya. Sekiranya ada, maka matan hadis

tersebut tidak dapat dikatakan matan hadis yang sahih.

Ibn Al-Jawzi (w. 597 H/1210 M) memberikan tolok ukur kesahihan

matan secara singkat, yaitu setiap hadis yang bertentangan dengan akal

ataupun berlawanan dengan ketentuan pokok agama, pasti hadis tersebut

tergolong hadis mawdhu', karena Nabi Muhammad Saw. tidak mungkin

menetapkan sesuatu yang bertentangan dengan akal sehat, demikian pula

terhadap ketentuan pokok agama, seperti menyangkut aqidah dan ibadah.131

Salah Al-Din Al-Adabi mengambil jalan tengah dari dua pendapat di

atas, ia mengatakan bahwa kriteria kesahihan matan ada empat:

1. Tidak bertentangan dengan petunjuk Al-Qur'an,

2. Tidak bertentangan dengan hadis yang lebih kuat,

3. Tidak bertentangan dengan akal sehat, indera, sejarah, dan

4. Susunan pernyataannya menunjukkan ciri-ciri sabda kenabian.

Kalau disimpulkan, definisi kesahihan matan hadis menurut mereka,

adalah sebagai berikut: pertama, sanadnya sahih (penentuan kesahihan sanad

130M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1992, hlm. 126.

131Bustamin dan M. Isa Salam, op.cit., hlm. 63.

Page 92: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

81

hadis didahului dengan kegiatan takhrij al-hadits dan dilanjutkan dengan

kegiatan penelitian sanad hadis), kedua, tidak bertentangan dengan hadis

mutawatir atau hadis ahad yang sahih, ketiga, tidak bertentangan dengan

petunjuk Al-Qur'an, keempat, sejalan dengan alur akal sehat, kelima, tidak

bertentangan dengan sejarah, dan keenam, susunan pernyataannya

menunjukkan ciri-ciri kenabian. Definisi kesahihan matan hadis di atas

sekaligus menjadi langkah-langkah penelitian matan hadis.132

Apabila memperhatikan kriteria kesahihan matan hadis seperti telah

diterangkan di atas, maka matan hadis yang dijadikan istinbat hukum oleh

ulama NU dan ulama pesantren tidak bertentangan dengan kriteria yang

diajukan oleh Salah Al-Din Al-Adabi. Matan hadis juga tidak bertentangan

dengan Al-Qur’an. Kriteria kesahihan matan yang dijelaskan Salah Al-Din

Al-Adabi di atas adalah kriteria yang umum untuk digunakan pada sanad hadis

manapun. Dalam hal ini penulis akan mencoba untuk menerapkannya untuk

mengkaji kesahihan matan hadis yang digunakan oleh ulama Nu dan ulama

pesantren

Matan hadis yang digunakan sebagai istinbat hukum oleh ulama Nu

dan ulama pesantren, tidak mengalami pertentangan jika diukur dari parameter

akal (rasio) karena Nabi Saw memerintahkan sesuatu hal yang bisa diterima

oleh akal pikiran manusia.

Disamping itu, tidak ada nas Al-Qur’an maupun hadis yang isinya

bertentangan dengan matan hadis di atas, sehingga hadis tersebut dijadikan

132Ibid, hlm. 63 – 64.

Page 93: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

82

pedoman oleh ulama Nu dan ulama pesantren. Dengan demikian hadis yang

dijadikan istinbat hukum ulama Nu dan ulama pesantren masuk dalam kriteria

hadis sahih.

Dari sudut konteks jual beli saat ini maka apabila dihubungkan dengan

praktek jual beli di era modern dan globalisasi ini, penulis melihat bahwa

banyak jual barang yang tidak ada di tempat misalnya penjual hanya

menampilkan barang yang sejenis tetapi yang diinginkan pembeli belum bisa

dilihat tetapi kemudian pembeli menyerahkan sejumlah uang secara tunai. Di

kemudian hari setelah barang pesanan pembeli itu ditunjukkan pada pembeli

maka pembeli akan menerima bila sesuai dengan pesanan. Jika tidak sesuai

dengan pesanan pembeli maka pembeli boleh mengklaim dan membatalkan

jual beli itu.

Page 94: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memperhatikan uraian bab pertama sampai bab kelima, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Praktek jual beli ikan hasil budidaya ikan tambak di Desa Waruk Kec.

Karangbinangun Kab. Lamongan di lakukan dengan cara para pedagang

datang ke lokasi dimana masyarakat petani tambaksedang panen ikan,

kemudian ikannya dibeli dengan terlebih dahulu dipilah-pilah sesuai

dengan jenis ikan dan besar-kecilnya ikan, kemudian ikan ditimbang

bersama-sama, setelah itu ikan di bawah oleh pembeli untuk dijual kepada

pihak ketiga, setelah itu ikan terjual baru kemudian pembeli menentukan

harga terhadap petani tambak.

2. Dalam pandangan hukum islam jual beli ikan di desa Waruk itu

diperbolehkan karena tidak ada yang merasa dirugikan oleh penjual dan

pembeli, mereka saling merelakan satu sama lain dalam jual beli tersebut

tidak ada unsur-unsur syarat-syarat dan rukun jual beli. Sedangkan

menurut hukum Islam yang dipakai ulama Desa Waruk Kecamatan

Karangbinangun Kabupaten Lamongan dalam menentukan hukum jual

beli dengan penundahan penentuan harga ikan hasil budidaya ikan tambak

di dasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang melarang jual beli

terhadap barang yang tidak jelas dan tidak dapat digunakan oleh semua

Page 95: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

84

orang, karena barang tersebut tidak kelihatan atau tidak ada kejelasannya,

hadis ini didasarkan pada hadis Nabi yang menyatakan keutamaan

keabsahan jual beli itu di dasarkan pada saling merelakan.

B. Saran-saran

Apabila jual beli hasil budidaya ikan tambak, masyarakat Desa Waruk

ingin tetap mengikuti apa yang tertera di dalam masyarakat tersebut sehingga

tidak ada persaingan dengan penjual ikan yang ada di daerah lain. Hasilnya

akan mengagumkan, harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan, karena jual

beli ikan itu kebutuhan oleh semua masyarakat Desa Waruk. Hendaknya para

penjual ikan hasil budidaya ikan tambak mentaati apa yang sudah di

syari’atkan islam karena jika ingin jual beli itu berkah maka harus menjauhi

unsur-unsur yang dapat merusak sahnya jual beli. Berdasarkan hal tersebut,

hendaknya para masyarakat di Desa Waruk Kecamatan Karangbinangun

Kabupaten Lamongan bias melaksanakan dengan baik karena jual beli yang

sah itu sesuai dengan syari’at islam.

Page 96: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mahdi, Abu Muhammad bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi. Metode Takhrij Hadis, Ali bahasa, Said Agil Munawwar dan Ahmad Rifqi Muchtar, Semarang, Dinau Utama, 1994

Abi Abdullah, Al-Imam Muhammad ibn Idris al-SYafi’I, Al-Umm, Juz 3, Beirut, Dar al-Kutub, al-Imah tth

Abu Zahra, Muhammad, Ushul Fiqh, Cairo, dar al-Fikr al-A’rabi, 1958

al-Imam, Sayyid Muhammad ibn Ismail al-Kahlani Al-San’ani, Subul al-Salam, Kairo, Juz III, Dar Ikhya’ al-Turas al-Islami, 1960

Alimin, Muhammad, Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta, BPFE, 2004

Al-jaziri, Abd Arrahman, Kitab Al-Fiqih Ala Al-Mazahib Al-Arba’ah, Beirut: Dar al-Fikr, 1972, juz III

Al-Rahman al-Jaziri, Abd, Kitab al-Fiqh a’ala al-Madzahib al-Arba’ah, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiah, tth

Anshori, Abdul Ghofur, Hukum dan Praktik Perwakafan di Indonesia, Yogyakarta, Pilar Media, 2006

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek ), Jakarta: PT . Rineka cipta,1998

Basyir, Ahamad Azhar, Asas-asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam), Yogyakarta, UII Press, 2000

Bustami dan M. Isa Salam, Metodologi Kritik Hadis, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2004

Effendi, Satria M. zein , Ushul Fiqh , jakarata : prenada media ,2005

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research , jilid 1Yogyakarta : Andi, 2002

Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalah, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2000

Page 97: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

Hasbi, T.M ash-shiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Semarang, Pustak Rizki Putra, 1990

___________, Hukum-hukum fiqh islam, tinjauan antar mazhab, semarang: PT Pustaka rizki putra,2001,Cet ke-2

Hasil Wawancara dengan Bapak Abdul Shomad M Hum, selaku Kepala Desa Waruk, wawancara dilakukan pada tanggal 25 Maret 2012

Ismail, M. Syuhudi, Metodelogi Penelitian Hadis, Jakarta, Bulan Bintang, 1992

Ismail, Muhammad bin al-Kahlani as-San’ani, Subul as-Salam, Jilid III, Kairo, Syirkah Maktabah Mustafa al-Babi al-Halabi, 1950

Jabir al-Jaziri, Abu Bakar, Minhaj al-Muslim, Kitab Aqa’id wa Adab wa Ahlaq wa Ibadah wa Mua’amalah, kairo, Maktabah Dar al-Turas, 2004

Khalaf, Abd al-Wahhab, Ilm Usul al-Fiqh, Kuwait, Dar al-Qalam, 1978

Koto, Alaiddin, ILmu Fiqh dan Ushul Fiqh, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2004

Manna’, Syekh al-Qathhan, Pengantar studi Ilmu Hadis, terjemahan Mifdhol Abdurrahman, Jakarta, Pustaka al-Kautsar, 2005

Moelong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2000

Mohammad, Syekh ibn qasim al-ghazzi,fath al-qorib al-mujib,Dar Al-Ihya Al-Kitab, Al-Arabiyah,Indonesia,tth

Muchtar, Kamal, Ushul Fiqh, Jilid 1, Yogyakarta, PT Dana Bhakti Wakaf, 1995

Muhammad, al-jamal Ibrahim, Fiqh Al-Mar’ah Al-Muslimah, terj. Anshori Umar Sitanggal, ” Fiqih Wanita”,semarang:CV Asy-syifa,1986

Muna, Fauzul, Studi Analisis Pendapat Imam Syafi’i tentang hukum jual beli anjing dalam kitab al-umm,(Tidak di publikasikan . skripsi IAIN Walisongo,2003 )

Nawawi, Hadari ,metode penelitihan bidang sosial ,Yogyakarta : Gajah mada University press , 1991

Nurjannah, Tati, studi analisis pendapat sayyid sabiq tentang jual beli jizaf , (tidak dipublikasikan , skripsi IAIN Walisongo , 2002

Page 98: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

Rusyd, Ibnu, Bidayah al Mujtahid Wa Nihaya al Muqtasid , juz II , Beirut: Dar Al-jilid , 1409 H/1989

Sabiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, Kairo, Maktabah, Dar al-Turas, tth, Juz III

Syafe’I, Rachmat , Fiqih Muamalah , bandung: CV .Pustaka setia,2001

_______, Fiqih Muamalah, Bandung, Pustaka Setia, 2004

Sawidi, Studi Analisis pendapat imam nawawi tentang syarat manfaat benda yang di perjualbelikan , (tidak di publikasikan .skripsi IAIN Walisongo , 2003

Sholikhin, Slamet, persepsi ulama terhadap jual beli kodok di purwodadi kabupaten grobogan,(Tidak di publikasikan. Skripsi IAIN Walisongo, 2003)

Suhendi, Fiqqh Muamalah, Membahas Ekonomi Islam, Jakarata, PT Raja Grafindo Persada, 2002

Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003

Sunggono, Bambang ,Metodologi Penelitihan Hukum ,Jakarta :PT Raja grafindo persada ,2007

Surahmad, Winarso ,pengantar penelitian-penelitian ilmiah, Dasar Metode Teknik ,Edisi 7, Bandung : Tarsio ,1989

Syarifuddin, Amir, Garis-garis besar Fiah, Jakarta, Kencana, 2003

Taqi al-Din, Imam Abu Bakr ibn Muhammad al-Hussaini, Kifayah al Akhyar, Beirut: Dar al- kutub al-ilmiah,tth,juz I

Wignyodiputro, Surojo, pengantar ilmu hukum ,Jakarta:Gunung Agung ,1983,Cet ke-3

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Pentafsir al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, Surabaya, 1980

Yuslem, Nawir, Ulumul HAdis, Jakarta, Mutiara Sumber Widya, 2001

Zainuddin, Syekh bin abd al-aziz al-malibari, fath al-mu’in bi sarkh qurrah al-uyun, Semarang, karya toha putra,1996

Zuhri, Muh, Hadis Nabi Telaah Historis dan Metodologis, Yogyakarta, tiara wacana Yogyakarta, 2003.

Page 99: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/135/jtptiain--mohnu... · atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak ... menjual

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Moh Nur Abidin

Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 07 Pebruari 1987

Alamat Asal : Desa Waruk RT. 007 RW. 004 Kec. Karangbinangun

Kab. Lamongan

Pendidikan :

SDN Negeri Waruk Lulus tahun 1999

MTsN Negeri Denanyar Jombang Lulus tahun 2002

MA Futuhiyyah Mrangen Demak Lulus tahun 2006

Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2006

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang,

Moh Nur Abidin