27
TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA Oleh: dr. Yuliana, S.Ked, M.Biomed NIP. 197907062006042002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

Oleh:

dr. Yuliana, S.Ked, M.Biomed NIP. 197907062006042002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

i

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3 BAB III SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 24 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 25

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup yang dinamis dan selalu bergerak.

Pada dasarnya ada dua gerakan dalam kehidupan manusia, yaitu gerak yang

disadari dan gerak yang tidak disadari. Gerakan yang disadari misalnya

menendang bola. Gerakan yang tidak disadari misalnya reflex.

Gerakan yang disadari terutama dikontrol oleh tractus piramidalis

(corticopinalis). Selain tractus corticopinalis, diperlukan bantuan basal ganglia

dan cerebellum. Basal ganglia dan cerebellum berguna untuk mengatur sikap,

keseimbangan, koordinasi, kekuatan dan ketepatan.

Salah satu gerakan yang disadari adalah menendang bola pada sikap statis.

Aspek yang akan dibahas adalah biomekanika menendang bola. Aspek ini

meliputi tulang, sendi, dan otot yang berperan saat menendang bola. Hal lain yang

akan dikemukakan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan tendangan

bola serta center of gravity.

Aspek biomekanika menendang bola sangat penting bagi pemain bola.

Dengan memahami posisi menendang bola yang efektif dan efisien, maka seorang

pemain bola akan lebih mudah mencetak gol. Yang menjadi masalah adalah

kadang-kadang dihasilkan gerakan yang kurang optimal, bahkan tak jarang

menyebabkan cedera. Jika sudah mengalami cedera, maka pemain bola akan

mengurangi jadwal latihannya. Akibat yang paling buruk adalah jika cedera

1

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

2

tersebut menyangkut otot, tulang, sendi maupun ligamen yang sangat penting

sehingga pemain bola tersebut terpaksa tidak bisa bermain bola dan menghentikan

karirnya. Cedera tersebut sebenarnya bisa dihindari jika pemain memahami aspek

biomekanika menendang bola secara menyeluruh. Dengan adanya permasalahan

di atas, maka penulis ingin menguraikan aspek biomekanika menendang bola.

1.2 Masalah

Bagaimana aspek biomekanika menendang bola yang efektif dan efisien?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui aspek biomekanika menendang bola yang efektif dan

efisien

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menendang Bola

Gerakan yang paling sering dilakukan di dalam permainan sepak bola

adalah menendang bola. Menendang pada dasarnya merupakan modifikasi pola

lokomotor di mana gaya diberikan pada obyek eksternal (bola) sambil mengayun

menggunakan anggota gerak yang sedang dalam posisi bebas (non weight bearing

limbs) sehingga bola bergerak ke arah yang diinginkan (Abdalla et al, 2010). Jadi

menendang bola merupakan gerakan angular (rotatory motion). Tendangan yang

baik tergantung dari kecepatan ayunan kaki (foot), akurasi arah tendangan, yang

tergantung pada posisi hip dan kaki lainnya yang berada pada posisi terfiksir

(Hamilton et al, 2008).

Berdasarkan posisi bola, ada 2 tipe tendangan secara umum (Expert

Football, 2010), yaitu:

1. Ground kick

Untuk menghasilkan tendangan yang berkualitas diperlukan keseimbangan

dan ketenangan. Pada ground kick, bola yang akan ditendang berada di atas tanah

(posisi statis). Posisi kaki penopang sama pentingnya dengan posisi kaki yang

menendang. Kontrol tinggi tendangan dan mengatur posisi kaki juga merupakan

hal yang penting. Jika posisi kaki penopang segaris dengan bola, maka akan

diperoleh kekuatan saat menendang bola pada posisi rendah. Jika posisi kaki agak

di belakang, maka bola akan meluncur ke atas. Jika pada saat menendang bola,

3

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

4

badan diarahkan ke belakang, maka bola akan melambung ke atas. Jika saat

menendang bola, pemain membungkukkan badan, maka tendangan bola akan

rendah dan kuat. Untuk mendapatkan kekuatan maksimum, lutut kaki penendang

harus di atas atau segaris dengan bola saat kontak.

2. Volleys

Volley maksudnya menendang bola yang melambung, hal paling penting

adalah keseimbangan. Pemain bola harus memposisikan dirinya pada jarak yang

tepat dengan bola. Jadi volleys tidak boleh dilakukan jika jarak bola terlalu dekat

atau terlalu jauh.

Yang dibahas pada paper ini adalah posisi tendangan ground kick.

Gambar 2.1

Rangkaian Gerakan Menendang bola (volley)

(Hamilton et al, 2008)

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

5

Menurut Expert Football (2010), ada beberapa variasi posisi kaki yang

menendang bola, antara lain:

1. Inside of the foot (push pass)

Kaki yang menopang berat badan diletakkan sekitar 10 cm dari bola, dengan

posisi jari kaki mengarah ke bola. Posisi ankle yang menendang harus

perpendicular (tegak lurus) dengan kaki penopang. Hasil akhirnya bola akan

berputar dengan lembut, tidak meloncat.

Gambar 2.2

Inside of the Foot (Push Pass) (Expert Football, 2010)

2. Outside of the foot

Jari kaki membentuk sudut 15-30 derajat di luar target dan kaki bagian lateral

menendang bola.

Gambar 2.3

Outside the Foot (Expert Football, 2010)

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

6

3. Instep drive

Kaki penopang ditaruh segaris dengan bola dan jari kaki diarahkan ke target.

Ayunkan kaki dan jangan ada waktu jeda antara retraksi dan ekstensi kaki.

Akselerasi kaki saat menyentuh bola (anggap tidak ada bola). Jari kaki dan ankle

yang menendang harus stretched dan locked. Supaya tendangan tetap rendah,

tendanglah bola pada bidang ekuator atau sedikit di atasnya. Bungkukkan badan

ke depan dan pertahankan posisi shoulder di atas bola. Tendang bola dengan

bagian medial sepatu dan follow through sesuai arah target

Gambar 2.4

Instep drive (Expert Football, 2010)

4. Inside curve

Tendang bola dengan bagian superior jempol kaki. Bola ditendang pada bagian

bawah (bukan di tengah), sehingga bola bisa berputar.

Gambar 2.5

Inside curve (Expert Football, 2010)

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

7

5. Outside curve

Jika menendang bola dengan kaki kanan, maka kaki penopang ditaruh di sisi kiri

bola, dan sebaliknya. Jari kaki penopang ditujukan pada target atau sedikit di luar

sudut. Tendang bola ke arah medial dan diikuti dengan follow through.

Gambar 2.6

Outside curve (Expert Football, 2010)

6. Chip

Posisi jari kaki yang menendang ditujukan pada bola. Tendang bola dari arah

bawah dengan ujung kaki, sehingga bola berputar ke atas.

Gambar 2.7

Chip (Expert Football, 2010)

Di antara berbagai variasi posisi kaki yang menendang bola tersebut, yang

paling sering dipilih adalah instep drive, karena menghasilkan kekuatan

maksimum pada tendangan bola yang statis (stationery ball) dan merupakan

gerakan multiplanar (frontal, sagital, dan transversal) (Goktepe et al, 2008).

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

8

2.2 Aspek Neurokinesiologi Menendang Bola

Menendang bola yang efektif tergantung pada kecepatan, jarak, arah,

posisi bola, dan posisi kaki (Wells, 1971). Instep dikatakan dapat menghasilkan

kekuatan maksimum pada tendangan bola yang statis (stationery ball) (Goktepe et

al, 2008). Dari sudut pandang mekanika, instep kick adalah gerakan multiplanar

(frontal, sagital, dan transversal). Rangkaian gerakan menendang tersebut bukan

semata-mata tergantung pada kekuatan otot ekstremitas bawah, namun juga

dibantu oleh trunk dan ekstremitas atas (Barfield, 2002).

Pergerakan menendang dikontrol oleh pemain. Organ sensoris dan

tendon/otot memberikan informasi ke sistem saraf pusat mengenai pergerakannya.

Modifikasi melalui latihan akan mengubah gerakan saat diperlukan. Internal

feedback (umpan balik internal) berasal dari:

1. Internal loop - nerve ending pada kulit memberikan informasi saat kaki

menyentuh bola

2. Reseptor kinestetik pada sendi mengontrol sudut yang dibentuk oleh sendi

(range of movement)

3. Muscle spindle mengatur perubahan panjang otot

4. Apparatus golgi mengatur tegangan tendon

Sistem umpan balik internal secara konstan mengirim informasi ke sistem

saraf pusat kembali dan memberitahu pemain sepak bola, apakah perlu

melakukan strategi khusus supaya bisa menang. Dengan demikian, dapat

dirumuskan sebagai berikut: skill = kekuatan x percepatan x akurasi x

tujuan yang efisien dan efektif. Jadi pemain bola bisa berhasil menendang

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

9

jika dilakukan dengan kecepatan tinggi, tingkat akurasi tinggi,

menggunakan kekuatan penuh, serta mengarah pada outcome yang positif

(UK Football Coaching Network, 2010).

UK football coaching network (2010) menyatakan ada beberapa faktor

yang mempengaruhi keberhasilan dalam bermain bola. Faktor-faktor tersebut

dapat dijabarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2.8

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menendang Bola

(UK football coaching network, 2010)

Ketrampilan individual Pass (melempar bola), menerima,

dribble,shielding (melindungi diri), shooting (mencetak gol), heading,

tackling, intercepting

Gerakan dasar Lari (ke depan, ke belakang, menyamping) Mengubah arah, stop, dribble, loncat, tangkap

Football

performance

Kemampuan sensometrik (panca indra: penglihatan, pendengaran, raba), somatosensoris (kulit dan proprioseptif) Reflex

Kemampuan psikologi Motivasi, kewaspadaan, konsentrasi, persisten, percaya diri, kreativitas, kecemasan

Keadaan fisik Umur, berat badan, tinggi badan, kecepatan, daya tahan, kekuatan, keseimbangan, ketangkasan, fleksibilitas, koordinasi, kontrol saraf

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

10

2.3 Aspek Biomekanika Menendang Bola

Unsur biomekanika yang terkait dengan gerakan menendang bola adalah

kekuatan, kecepatan, gaya, sistem energi dan hormonal. Yang berperan penting

pada sepak bola adalah kekuatan. Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan otot.

Otot yang kuat misalnya quadriceps femoris dan gluteus maximus. Power output

yang dihasilkan quadriceps sekitar 100 watts selama beberapa menit (Seiler,

2005). Gaya terkuat pada ankle yang dihasilkan saat instep kicking adalah 9866,4

N pada rata-rata kecepatan 15.952 m/detik (Ismail et al, 2010). Energi yang

dipakai saat menendang bola adalah dominan aerob (Fox, 1979). ATP sebagai

sumber energi yang bisa segera dipakai, karena sekali menendang bola hanya

memerlukan waktu 5 detik (Robergs and Roberts, 1997). Pada saat berolahraga,

kadar epinefrin, kortisol dan glukagon meningkat karena peningkatan aktivitas

fisik akan meningkatkan metabolisme dan kebutuhan glukosa. Kadar hormon

insulin akan menurun (Strauss, 1979).

Kecepatan tendangan yang efektif menurut Braybrook adalah 30 m/detik,

dan biasanya dicapai pada teknik tendangan instep. Terjadi peningkatan kecepatan

(percepatan) minimal 4 kali lipat dari kecepatan hip 5 m/detik sampai kecepatan

bola melambung (30m/detik). Kecepatan knee 7 m/detik dan kecepatan ankle 15

m/detik. Percepatan ini untuk mentransfer energi kinetik. Jadi menendang bola

memerlukan interaksi kontrol neuromuskular dan waktu (percepatan) (Braybrook,

2010). Makin cepat kecepatan ayunan kaki sebelum menyentuh bola, maka waktu

kontak bola dan kaki akan semakin pendek, sehingga menghasilkan kecepatan

bola yang semakin tinggi (Kellis et al, 2004; Nunome et al, 2006).

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

11

Secara umum, langkah-langkah gerakan menendang bola dapat diuraikan

sebagai berikut: kaki yang menopang diletakkan sedikit di belakang bola. Kaki

penendang diayunkan ke belakang dan lutut difleksikan. Ayunan tungkai

menyebabkan aksi-reaksi pada lengan yang berlawanan (hukum ketiga Newton:

jika bagian badan tertentu menghasilkan gaya pada bagian badan yang lainnya,

maka akan timbul dua gaya (force), yaitu gaya yang searah dan gaya yang

berlawanan, dengan besar yang sama) (Braybrook, 2010). Hal ini dikenal dengan

istilah hukum aksi reaksi (Strauss, 1979). Ayunan tungkai diikuti dengan rotasi

pelvis di sekitar axis vertikal (kaki penopang) dan paha kaki penendang terus

melaju ke arah depan, sementara lutut tetap ekstensi. Saat akan menyentuh bola,

gerakan paha melambat.

Untuk analisis secara mendetail, gerakan menendang dibagi menjadi enam

tahap (Biomechanics of Soccer, 2010):

1) Approach

2) Plant-foot forces

3) Swing-limb loading

4) Hip flexion and knee extension

5) Foot contact

6) Follow-through.

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

12

Gambar 2.9

Approach dan follow through

(Biomechanics of Soccer , 2010)

Gambar 2.10

Rangkaian Gerakan Menendang Bola

(Abdalla et al, 2010)

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

13

1. Approach

Ancang-ancang sebelum menendang bola yang paling baik yang akan

menghasilkan tendangan yang kuat adalah dengan sudut diagonal. Isokawa and

Lees menyatakan bahwa sudut 45 derajat memberikan kecepatan tendangan yang

paling tinggi dibandingkan dengan sudut 15 sampai dengan 30 derajat

(Biomechanics of Soccer, 2010). Menurut Braybrook (2010), sudut approach

memiliki tiga keuntungan. Pertama sudut tersebut memberikan kesempatan pada

leg untuk bisa berada pada posisi miring terhadap frontal plane terhadap bola saat

kaki penopang sedikit fleksi. Alasan kedua adalah memberikan jarak yang optimal

antara bola dan kaki, sehingga gerakan kaki lebih bisa dikontrol saat menendang

bola. Ketiga, pada saat terjadi ayunan kaki dari lateral plane ke medial plane,

pelvis akan mengalami rotasi transversal (vertical axis), dan frontal (aksis

anterior-posterior), diikuti dengan membungkuknya badan. Dampak keterlibatan

multiplanar adalah terjadinya aksi reaksi yang lebih besar sesuai hukum ketiga

Newton (Braybrook, 2010).

Bagian yang ikut terlibat dalam approach adalah: kepala, trunk dan hip.

Kepala harus melihat jalan dan bola, tubuh untuk menjaga keseimbangan, dan

extremitas superior untuk rotasi dan stabilisasi. Sendi yang terlibat yaitu

atlantoaxis joint untuk rotasi kepala ke kanan (jika kaki kanan yang digunakan

untuk menendang bola). Prime mover adalah sternocleidomastoid dan posterior

spinal muscles. Antagonis yaitu anterior dan posterior spinal muscle. Stabilizer

yaitu flexor, extensor thoracic, lumbar spine serta subclavius. Range of movement

(ROM) optimum sekitar 700-800 (Hamilton et al, 2008).

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

14

Posisi trunk yaitu rotasi ke kanan, sehingga thoracolumbal spine akan

rotasi ke kanan. Prime mover adalah erector spinae, internal oblique, dan

iliocostalis thoracis. Antagonis yaitu anterior dan posterior spinal muscle.

Stabilizer yaitu internal dan external oblique abdominal muscles. Range of

movement (ROM) optimum sekitar 700-800 (Hamilton et al, 2008).

Posisi hip joint yaitu rotasi eksternal dan ekstensi. Prime mover adalah

gluteus maximus, adductor magnus, dan harmstrings. Antagonis yaitu gluteus

medius. Stabilizer yaitu abdominal muscles dan extensor lumbar spine. ROM

optimum untuk rotasi eksternal sekitar 400-500, sedangkan untuk ekstensi sekitar

300 (Hamilton et al, 2008).

2. Plant foot forces

Ketika menendang bola, ada hubungan langsung antara arah kaki yang

terfiksir dan arah bola melayang. Posisi yang optimal untuk terfiksirnya foot

untuk arah yang akurat adalah perpendicular (tegak lurus) terhadap garis yang

ditarik melalui pusat bola untuk tendangan langsung. Hay menjelaskan posisi

ideal mediallateral dari foot yang terfiksir sejauh 5 sampai dengan 10 sentimeter

dari sisi kiri bola (dengan asumsi kaki kanan yang menendang bola). Barfield

menjelaskan bahwa jika jarak antara foot yang terfiksir dan bola lebih dari 10

sentimeter, maka hal ini akan menyebabkan arah tendangan bola tidak optimal

dan terjadi ketidakseimbangan posisi penendang bola itu sendiri (Biomechanics of

Soccer, 2010).

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

15

Posisi foot adalah plantarfleksi, abduksi, dan eversi (Goktepe et al, 2008).

ROM optimum saat plantarfleksi adalah 500. Yang bekerja sebagai prime mover

(agonis) adalah peroneus longus, neutralizer (antagonis): tibialis posterior,

sinergis: peroneus brevis, flexor digitorum longus, dan flexor hallucis longus

(Hamilton et al, 2008).

3. Swing-limb loading

Pada fase ini, pemain bola akan mengangkat lengan yang berlawanan dengan kaki

yang menendang bola untuk menjaga keseimbangan badan (Biomechanics of

Soccer, 2010). Gerakan yang dilakukan adalah hiperekstensi shoulder joint

dengan ROM optimum 500. Prime mover-nya adalah posterior deltoid, latissimus

dorsi, dan teres major. Antagonis posterior deltoid, latissimus dorsi, dan teres

major. Stabilizers yaitu levator, trapezius dan rhomboid untuk menstabilkan

scapula, sedangkan erector spinae untuk menstabilkan vertebra (Hamilton et al,

2008).

4. Hip flexion and knee extension

Ada hubungan linear antara kecepatan ayunan kaki dan kecepatan bola.

Kecepatan ayunan kaki merupakan kombinasi rotasi hip, kekuatan fleksi hip dan

quadriceps. Pada akhir swing phase, hamstrings sangat aktif untuk memperlambat

leg secara eksentrik (Biomechanics of Soccer, 2010).

Saat terjadi hip flexion, maka prime mover adalah tensor fascia lata,

sartorius, dan iliopsoas. Sebagai antagonis adalah tensor fascia lata dan pectineus.

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

16

Stabilizers yaitu abdominal muscles dan lumbar spine extensor untuk

menstabilkan pelvis. ROM optimal yaitu 1100 (Hamilton et al, 2008).

Saat terjadi knee extension, maka prime mover adalah quadriceps femoris.

Sebagai antagonis adalah vastus lateralis dan vastus medialis. Stabilizers yaitu hip

extensors. ROM optimal yaitu 1800 (Hamilton et al, 2008).

5. Foot contact with the ball

Posisi foot saat menendang bola sangat penting untuk suksesnya tendangan.

Berdasarkan berbagai penelitian yang ada, foot mengadakan kontak dengan bola

selama 6-16 miliseconds (Biomechanics of Soccer, 2010). Posisi foot adalah

plantarfleksi, abduksi, dan eversi selama kontak dengan bola (Goktepe et al,

2008). ROM optimum saat plantarfleksi adalah 500. Yang bekerja sebagai prime

mover (agonis) adalah peroneus longus, neutralizer (antagonis): tibialis posterior,

sinergis: peroneus brevis, flexor digitorum longus, dan flexor hallucis longus

(Hamilton et al, 2008).

6. Follow through

Tujuan follow-through adalah menjaga agar foot kontak dengan bola untuk

waktu yang lebih panjang dan mencegah injuri. Pada semua gerakan balistic,

waktu kontak yang lebih lama akan memaksimalkan transfer momentum pada

bola dan akan meningkatkan kecepatannya. Badan melindungi dirinya dari cedera

dengan secara bertahap menghilangkan gaya elastis dan kinetik dengan mengayun

dan menendang bola (Biomechanics of Soccer, 2010).

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

17

Gerakan yang terlibat saat follow through adalah fleksi knee joint dan

abduksi, ekstensi, dan rotasi eksternal hip joint. Pada saat fleksi knee joint, yang

bekerja sebagai prime mover adalah harmstrings (biceps femoris, semitendinosus,

semimembranosus), sartorius, dan gracilis. Sebagai antagonis yaitu popliteus dan

stabilizers yaitu hip flexors. ROM optimum adalah 1500 (Hamilton et al, 2008).

Pada saat abduksi, ekstensi, dan rotasi eksternal hip joint, yang bekerja

sebagai prime mover gluteus maximus, neutralizer adductor magnus, dan

stabilizer yaitu abdominal muscle, quadrates lumborum, dan spinal extensors.

ROM optimum adalah 400-500 untuk abduksi dan rotasi, serta 200-300 untuk

ekstensi (Hamilton et al, 2008).

Gambar 2.11

Otot utama yang berkontraksi saat menendang bola

(Abdalla et al, 2010)

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

18

Gambar 2.12

Axis rotasi pada hip (Abdalla et al, 2010)

Gambar 2.13

Axis rotasi pada knee (Abdalla et al, 2010)

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

19

Gambar 2.14

Axis rotasi pada ankle (Abdalla et al, 2010)

2.4 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Tendangan Bola

Menurut Wells (1971) dan Hamilton et al (2008), ada 2 faktor utama yang

mempengaruhi kecepatan bola, antara lain: kecepatan ancang-ancang menendang

bola dan kecepatan tendangan itu sendiri. Kecepatan tendangan tergantung

kekuatan tendangan, kekuatan tendangan ditentukan jarak ancang-ancang

menendang (backswing) dan kontraksi otot. Jarak backswing ditentukan range of

motion sendi saat menendang bola. Obyek yang ditendang pada pusat gravitasinya

(center of gravity) akan menghasilkan pergerakan linear, sedangkan yang

ditendang di luat pusat gravitasi akan menghasilkan gerakan melambung

(berbentuk kurva) (Hamilton et al, 2008)

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

20

Gambar 2.15

Rangkaian gerakan menendang bola yang direkam dengan kamera

(Payton and Bartlett, 2008)

2.5 Center of Gravity

Center of gravity (COG) adalah suatu titik keseimbangan di mana tubuh

berada dalam keadaan seimbang dan tidak berotasi. Normal ada pada sepertiga

bagian atas sacrum pada posisi berdiri yang normal. Namun, saat bergerak, maka

COG akan ikut berpindah (Piscopo and Baley, 1981). Di bawah ini diuraikan

COG pemain bola saat posisi approach, yaitu mengambil ancang-ancang saat

akan menendang bola.

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

21

Gambar 2.16

Approach (Biomechanics of Soccer , 2010)

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

22

Gambar 2.17

Center of gravity pada posisi approach

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

23

Tabel 2.1

Worksheet untuk mencari center of gravity

Body segment Proportion of Body Weight

x value

x products

y value y products

1. Trunk 0,486 7,8 3,79 10,5 5,10 2. Head and neck 0,079 8 0,63 14 1,34 3. Right thigh 0,097 5,4 0,52 7,3 0,71

4. Right lower leg 0,045 3,8 0,17 6,2 0,28 5. Right foot 0,024 2,6 0,04 6,4 0,09

6. Left thigh 0,097 8,7 0,84 7 0,68 7. Left lower leg 0,045 8,2 0,37 3,7 0,16 8. Left foot 0,014 8,7 0,12 1,3 0,02 9. Right upper arm 0,027 5,5 0,15 11,3 0,31 10.Right lower arm 0,014 4 0,06 9,4 0,13 11.Right hand 0,006 3 0,02 8 0,11 12.Left upper arm 0,027 9,6 0,26 11,7 0,32 13.Left lower arm 0,014 10,8 0,15 10,8 0,15 14.Left hand 0,006 11,5 0,07 10,5 0,06 x-y resultants (product total)

7,2 9,5

x coordinate = 7,2

y coordinate = 9,5

Jadi COG pemain bola di atas adalah (7,2; 9,5) supaya berada pada posisi

seimbang dan stabil.

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

24

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

Menendang bola pada dasarnya merupakan gerakan yang disadari dan

bersifat statis. Gerakan menendang bola dibagi dalam enam tahap yaitu approach,

plant foot force, swing loading, knee and hip extension, foot contact, serta follow

through. Pada setiap gerakan ada otot, tulang, dan sendi yang berperanan penting.

Yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan center of gravity. Pemain

bola pada saat menendang, haruslah menjaga agar center of gravity tidak terlalu

bergeser jauh dari dari titik keseimbangan, yaitu sepertiga bagian atas sacrum

(promontorium). Jika keenam langkah menendang bola dan center of gravity bisa

dicapai dengan efektif dan efisien, maka pemain bola akan mampu menghasilkan

prestasi yang baik dan menghindari cedera.

3.2 Saran

Tulisan ini diharapkan bisa dijadikan bahan masukan untuk aspek

biomekanika menendang bola, namun masih perlu dilengkapi keterangan yang

lebih detail mengenai arah, gerak linear, dan kekuatan menendang bola.

24

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA ASPEK NEUROKINESIOLOGI MENENDANG BOLA

25

DAFTAR PUSTAKA

Abdalla, Z., Elmi, A., Jenket, E., Morales, A., Sergeldin, S., Sutera, J., Weeks, K.

2010. Kinesiology of Atletic Movement: Kicking. [cited 2010 April 21]. Available from: URL: htpp:/www.cnhs.edu/documents/kicking.ppt.

Barfield, W.R. 2002. Kinematic instep Kicking Differences between Elite Female and Male Soccer Players. Journal of Sports Science and Medicine. 1: 72-79.

Biomechanics of Soccer: The soccer-style-kick - a slow motion commentary on one of the most common sporting actions in the world. 2010. [cited 2010 April 9]. Available at: URL: htpp://www.sportsinjurybulletin.com/archive/ biomechanics-soccer.htm.

Braybrook, S. 2010. Kicking for success. Free-Flow Motion. [cited 2010 April 9]. Available from: http://sportales.com/soccer/soccer-and-goalkeeping/

Expert Football. 2010. [cited 2010 April 8]. Available from: URL: http://www.expertfootball.com/training/kicking.php

Fox, E.L. 1979. Sport Physiology. Philadelphia: WB Saunders Company. p. 7-11. Goktepe, A., Karabork, H., AK, E., Cicek, S., Korkusuz, F. 2008. Kinematic

Analysis of Penalty Kick in Soccer. J.Fac.Eng.Arch.Selcuk Univ. 23(3): 45-49.

Hamilton, N., Weimar, W., Luttgens, K. 2008. Kinesiology Scientific Basis of Human Motion. 11th edition. International edition. Singapore: Mc Graw Hill. p. 179-209, 273, 385.

Ismail, A.R., Mansor, M.R.A., Ali, M.F.M., Jaafar, S., Makhtar, N.K. 2010. Biomechanical Analysis of Ankle Force: A Case Study for Instep Kicking. American Journal of Applied Science 7 (3): 323-330.

Nunome, H., Lake, M., Georgakis, A., Stergioulas, L.K. 2006. Impact phase kinematics of instep kicking in soccer. J Sport Sci., 24: 11-22.

Kellis, E., Katis, A., and Gissis, I. 2004. Knee biomechanics of the support leg in soccer kicks from three angles of approach. J. Med. Sci. Sport Exerc 36: 1017-1028.

Payton, C.J., Bartlett, R.M. 2008. Biomechanical Evaluation of Movement in Sport and Exercise. The British Association of Sport and Exercise Sciences Guidelines. London: Routledge.

Piscopo, J., Baley, J.A. 1981. Kinesiology. The Science of Movement. New York: John Wiley and Sons.

Roberg, R.A., Roberts, S.O. 1997. Exercise Physiology. Exercise, performance, and clinical application. Baltimore: Mosby. p. 64.

Seiler, S. 2005. Efficiency, Economy and Endurance Performance. Strauss, R.H. 1979. Sports Medicine and Physiology. Philadelphia: WB Saunders

Company. p. 147-164. UK Football Coaching Network. 2010. [cited 2010 April 8]. Available from:

URL: http://ukfootballcoachingnetwork.co.uk/Sessions/Biomechanics%20of %20Football.pdf

Wells, K.F. 1971. Kinesiology. The Scientific Basis of Human Motion. 5th edition. Philadelphia: WB Saunders Company.

25