tipus 4.docx

Embed Size (px)

Citation preview

2.1 Material Safety Data SheetCuSO4 (Tembaga (II) Sulfat) merupakan kristal berwarna biru, tidak berbau, dan memiliki densitas 2.2840g/cm3. Sensitif terhadap air dan berbahaya jika tertelan, dapat menyebabkan gangguan pencernaan, iritasi saluran pernafasan dengan luka bakar, iritasi mata dan kulit serta luka bakar. Apabila kontak dengan mata, segera siram mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah dan segera dapatkan bantuan medis. Jika kontak dengan kulit, dapatkan bantuan medis segera, kemudian siram kulit dengan banyak air dan sabun dan Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Untuk penyimpanan CuSO4, Simpan dalam wadah tertutup rapat, di daerah sejuk dan kering, berventilasi baik jauh dari zat-zat yang tidak kompatibel dan lindungi dari kelembaban. Amonia (NH3) berupa cairan yang tidak berwarna yang memiliki berat molekul 58.179. Amonia sangat basa dan bereaksi dengan semua jaringan tubuh (korosif). Amonium jika terhirup sangat merusak jaringan selaput lendir dan saluran pernapasan bagian atas. Gejala yang mungkin terjadi termasuk batuk, mengi, laringitis, sesak napas, sakit kepala, mual, dan muntah. Apabila Kontak dengan mata Dapat menyebabkan kabur penglihatan, kemerahan, rasa sakit, luka bakar parah jaringan dan kerusakan mata. Untuk mengatasi jika amonium terhirup, cari udara segar, Jika pingsan, diberikan pernafasan buatan dan dapatkan penanganan medis segera. Jika Kontak dengan mata Segera siram mata dengan banyak air selama setidaknya 15 menit, dan mengangkat atas dan bawah kelopak mata. Natrium hidroksida (NaOH) berupa padatan berwarna putih dan tidak berbau. Bersifat korosif, dapat menyebabkan mata dan kulit luka bakar, iritasi pada pernapasan dan iritasi saluran pencernaan. Tumpahan atau kebocoran NaOH disapu dan dibuang ke dalam pembuangan limbah wadah. Asam fosfat (H3PO4) berupa cairan kental berwarna. Asam fosfat dapat menyebabkan iritasi pernafasan dengan luka bakar, iritasi saluran pencernaan, iritasi kulit dan luka bakar, menyebabkan sianosis (kebiruan perubahan warna kulit karena kekurangan oksigenasi darah). Berbahaya jika dihirup. Apabila terjadi kontak dengan mata dapatkan bantuan medis segera, jangan biarkan korban untuk menggosok atau menjaga mata tertutup (Anonim, 2014).

2.2 Pengertian KesetimbanganKesetimbangan kimia merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak mengalami perubahan selama bertambahnya waktu reaksi. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis bukan bersifat statis, yang artinya reaksi terus berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama antara kecepatan pembentukan hasil reaksi dengan kecepatan penguraian hasil reaksi. Jika suatu reaksi kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan, maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga tidak terjadi perubahan dalam sistem kesetimbangan dan seolah-olah reaksi tersebut berhenti. Namun, kesetimbangan kimia tersebut pada dasarnya tidak berhenti, karena kecepatan pembentukan hasil reaksi sama dengan kecepatan penguraian hasil reaksi. Setelah tercapai keadaan setimbang, konsentrasi reaktan dan hasil reaksi tetap, konsentrasi reaktan tidak akan pernah mencapai nol pada saat kapanpun, dan konsentrasi hasil reaksi tidak akan bertambah. Molekul-molekul reaktan berubah menjadi produk secara terus-menerus dan molekulmolekul produk berubah menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama, sehingga laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri. Jika pada keadaan setimbang hanya dihasilkan sedikit hasil reaksi, sehingga jumlah reaktan dalam sistem kesetimbangan masih besar, maka dikatakan posisi kesetimbangan sangat ke kiri. Apabila posisi kesetimbangannya jauh ke kanan (ke arah hasil reaksi), maka hampir semua reaktan diubah menjadi hasil reaktan. Kesetimbangan kimia melibatkan beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan dan produk. Persamaan reaksi kesetimbangan kimia dapat dituliskan dengan menggunakan panah bolak-balik, yang menyatakan bahwa reaksi berlangsung dua arah (reversible). Awal proses reversible, reaksi berlangsung maju ke arah pembentukan produk, kemudian setelah beberapa molekul produk terbentuk, proses balik mulai berlangsung yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk. Setiap reaksi kimia akan mempunyai posisi kesetimbangannya sendiri yang dipengaruhi oleh energi bebas zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Berdasarkan fase zat-zat yang terlibat dalam reaksi, kesetimbangan kimia dibedakan menjadi kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama dalam bentuk gas atau larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua zat-zat yang ada dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang berbeda dalam bentuk padat-gas, padat-larutan. Zat padat dan zat cair murni selalu mempunyai massa jenis tetap, tidak tergantung pada jumlah zat padat atau zat cairnya. Perbandingan jumlah zat padat dan cair dengan volumenya dalam kesetimbangan heterogen selalu tetap, sehingga konsentrasi padatan dan cairan relatif konstan dalam kesetimbangan kimia, maka tidak disertakan dalam persamaan konstanta kesetimbangan kimia (Zulkarnaen, 2004).Kesetimbangan dapat berubah bila mendapat gangguan dari luar. Perubahan itu menuju ke arah tercapainya kesetimbangan baru. Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier mengatakan bahwa jika reaksi kimia yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi tersebut akan melakukan reaksi sebagai respon dengan suatu pergeseran tertentu untuk mencapai kesetimbangan yang baru. Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar dikenal dengan pergeseran kesetimbangan. Misalnya, peningkatan konsentrasi salah satu reaktan atau produk akan menyebabkan kesetimbangan itu bergeser dan berusaha untuk mengurangi konsentrasi zat yang meningkat itu. Jika kalor di tambahkan ke dalam sistem, kesetimbangan akan bereaksi untuk mengurangi aksi itu dengan menggunakan dari sebagain kalor tambahan tersebut dalam reaksi penguraian. Peningkatan tekanan akan menggeser kesetimbangan untuk mengurangi jumlah mol total yang ada. Kesetimbangan kimia mengalami beberapa perubahan dalam reaksinya. Termasuk didalamnya terbentuk endapan dalam suatu larutan yang direaksikan. Keadaan kesetimbangan ditentukan oleh konstanta kesetimbangan untuk reaksi. Hubungan antara konstanta kesetimbangan dengan persamaan reaksi disebut hukum kesetimbangan. Konstanta kesetimbangan konsentrasi adalah hasil perkalian antara zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian konsentrasi zat pereaksi dan masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Salah satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia adalah memprediksi arah reaksi. Untuk mempelajari kecenderungan arah reaksi, digunakan besaran Qc, yaitu hasil perkalian konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awal reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Jika nilai Qc dibandingkan dengan nilai Kc, terdapat tiga kemungkinan hubungan yang terjadi yaitu jika Qc < Kc, sistem reaksi reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya, reaksi cenderung ke arah produk (ke kanan). Jika Qc = Kc, berarti sistem berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah reaktan maupun produk sama. Jika Qc > Kc, berarti sistem reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan. Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya, reaksi cenderung ke arah reaktan atau ke kiri. Semua senyawa ionik merupakan elektronik kuat, tetapi daya larutnya tidak sama. Namun, senyawa yang tidak dapat larut bahkan dapat melarut dalam jumlah tertentu. Salah satu penggunaan yang berguna dari hasil kali kelarutan adalah untuk meramalkan apakah pengendapan akan terjadi apabila kedua larutan dicampur. Dalam larutan jenuh air garam, hasil kali ion sama dengan Ksp. Jika dua larutan ion-ion dari garam dicampurkan dan ternyata hasil kali ion melebihi Ksp, maka pengendapan pun akan terjadi (Syukri,1999).2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi posisi kesetimbangan antara lain:1. Perubahan konsentrasiJika dalam sistemkesetimbangan ditambahkanlebih banyakreaktan atau produk, reaksi akan bergeserke arah yang berlawanandengan arah komponen yang ditambahkan. Sebaliknya, jika sebagian reaktan atau produkdikurangi, maka reaksi akan bergeserke arah yang dikurangiuntuk menggantikannya.2. Perubahan suhuPengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan yaitu apabila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Bila suatu reaksi kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm). Temperatur berubah maka harga Kc juga akan berubah.3. Perubahan tekanan dan volumePengaruh tekanan atau volume, jika tekanan diperbesar atau volume dikurangi, reaksi kesetimbangan bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih kecil sedangkan jika tekanan diturunkan atau volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser ke arah zat yang memiliki jumlah koefisien lebih besar. Meskipun penambahan zat inert (zat yang tidak bereaksi) ke dalam sistem kesetimbangan gas menyebabkan kenaikan tekanan, tetapi tidak memengaruhi jumlah mol komponen kesetimbangan. Karena itu, kenaikan tekanan karena penambahan gas inert tidak memengaruhi posisi kesetimbangan, sehingga tekanan parsial atau konsentrasi masing-masing komponen kesetimbangan tidak berubah.4. Peranan KatalisatorKatalisator adalah zat yang dapat digunakan untuk mempercepat reaksi, yaitu dengan menurunkan energi pengaktifan. Sesuai dengan fungsinya mempercepat reaksi maka akan mempercepat tercapainya proses kesetimbangan, dengan cara mempercepat reaksi maju dan reaksi balik sama besar. Jika kecepatan reaksi maju=kecepatan reaksi balik maka katalis berhenti berfungsi (Andy, 2009).

Andy. 2009. Pre-College Chemistry. Indonesia: Pakar Raya.

Anonim. 2014. CuSO4. MSDS CuSO4 (Tembaga (II) Sulfat pentahydrate) - Mbingboo29. diakses 30 Maret 2014.

Anonim. 2014. H3PO4. http://avogadro.chem.iastate.edu/msds/h3po4.htm. diakses 30 Maret 2014.

Anonim. 2014. NaOH. http://avogadro.chem.iastate.edu/msds/naoh.htm. diakses 30 Maret 2014.

Anonim. 2014. NH3. http://www.chem.tamu.edu/class/majors/msdsfiles/msdsammonia.htm. diakses 30 Maret 2014.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.

Zulkarnaen, A. K. 2004. Ilmu Kimia Jilid II. Jakarta : Departmen Kesehatan RI.

Tim Kimia Dasar. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Jember: Universitas Jember.