5
3.2 diagnosa keperawatan (NANDA) 1. pola nafas tidak efektif b.d efek langsung toksisitas 2. Gangguan pertukaran gas 3. Risiko cidera 4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3.3 perencanaan keperawatan (NOC) No Tangg al Jam No Dx Perencanaan Paraf Tujuan & kriteria hasil Intervensi Rasional 1 7 Feb rua ri 201 5 10.00 12.00 pola nafas tidak efektif b.d efek langsung toksisita s Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, menunjukkan pola nafas pasien efektif dengan kriteria hasil: 1. RR normal 14-20 x/menit 2. Pasien tampak rileks dan tidur dengan nyenyak 3. Berpartisipasi 1) Pantau tingkat, irama pernapasan & suara napas serta pola pernapasan 2) Tinggikan kepala tempat tidur 3) Dorong untuk batuk/ nafas dalam 4) Auskultasi suara napas 1. mengkaji secara berulang kali sangat penting karena kadar toksisitas mungkin berubah-ubah secara drastis. 2. Menurunkan kemungkinan aspirasi, diagfragma bagian bawah untuk menigkatkan inflasi paru.

toksik

Embed Size (px)

Citation preview

3.2 diagnosa keperawatan (NANDA)1. pola nafas tidak efektif b.d efek langsung toksisitas2. Gangguan pertukaran gas3. Risiko cidera4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh3.3 perencanaan keperawatan (NOC)NoTanggalJamNo DxPerencanaanParaf

Tujuan & kriteria hasilIntervensiRasional

17 Februari 201510.00 12.00pola nafas tidak efektif b.d efek langsung toksisitasSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, menunjukkan pola nafas pasien efektif dengan kriteria hasil: 1. RR normal 14-20 x/menit2. Pasien tampak rileks dan tidur dengan nyenyak3. Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan 1) Pantau tingkat, irama pernapasan & suara napas serta pola pernapasan2) Tinggikan kepala tempat tidur3) Dorong untuk batuk/ nafas dalam4) Auskultasi suara napas5) Berikan O2 jika dibutuhkan6) Kolaborasi untuk sinar X dada, GDA

1. mengkaji secara berulang kali sangat penting karena kadar toksisitas mungkin berubah-ubah secara drastis.2. Menurunkan kemungkinan aspirasi, diagfragma bagian bawah untuk menigkatkan inflasi paru.3. Memudahkan ekspansi paru & mobilisasi sekresi untuk mengurangi resiko atelektasis/pneumonia.4. Pasien beresiko atelektasis dihubungkan dengan hipoventilasi & pneumonia.5. Hipoksia mungkin terjadi akibat depresi pernapasan

Gangguan pertukaran gas b.d Gangguan perfusi ventilasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien menunjukkan kriteria hasil: 1. 2.

Risiko cidera

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3.4 intervensi keperawatan (NIC)NoTanggalJamImplementasiEvaluasi FormatifParaf

17 Februari 2015

7 Februari 2015

7 Februari201510.00

10.00

10.10

10.00

10.15

10.201. Mencatat perubahan dan pola nafas klien2. Mengobservasi penurunan ekspansi dinding dada3. Menanyakan pasien tentang nyeri dan tentukan karakteristik nyerinya4. Mengkaji pernyataan verbal / non verbal5. Mengkaji frekuensi, kedalaman, dan ekspansi dada6. Auskultasi buny nafas dan catat adanya bunyi nafasP : sputum berkurangQ : batuk masih berdahakR : saluran napasS :T : sputum dikeluarkan saat batuk

3.5 evaluasi keperawatan (SOAP)NoTanggal / JamJamNo. DiagnosaCatatan PerkembanganParaf

1IS : klien mengatakan dada saya masih nyeri dan sakitO : pasien terlihat meringis kesakitanA : masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intevensi

IIS : klien mengatakan saya sesak napas dan batukO : RR = 24 x/menit, aktivitas pasien lemah, terapi O2A : masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi

IIIS : klien mengatakan dada saya terasa sesak dan sakitO : RR = 24 x/menitA : masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi