Upload
sutresno-tino
View
425
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 1/13
Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 9 Maret 2012
Teknik Penyimpanan dan Penggudangan Gol : P1
Dosen : Ir. Sugiarto, M.Si
Ir. Ade Iskandar
Asisten: Famulla /F34090099
Imastia /F34090120
PENGARUH LINGKUNGAN
TERHADAP MUTU KOMODITI PERTANIAN
Oleh:
Sutresno F34100022
Nita Purwanti F34100036
Hafidzar Rohim F341000xx
2012
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 2/13
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyimpanan komoditi pertanian pada dasarnya merupakan usaha untuk
mempertahankan komoditi (panenan) tersebut dari sejak dipanen hingga saatnya
digunakan. Oleh karena itu, maka penyimpanan juga berarti upaya mempertahankan
komoditi panenan tetap dalam kondisi segar dan sekaligus masih memiliki kualitas
yang baik. Penyimpanan yang dimaksud adalah penyimpanan pada kondisi suhu
dingin dan penyimpanan pada kondisi atmosfir terkendali. Penyimpanan tersebut
diperlukan terutama bagi komoditi pertanian yang mudah mengalami kerusakan
setelah memasuki periode pasca panen, karena cara penyimpanan tersebut dapat
mengurangi laju respirasi dan metabolisme lainnya, mengurangi proses penuaan,
mengurangi kehilangan air dan pelayuan, mengurangi kerusakan akibat aktivitas
mikroba, dan mengurangi proses pertumbuhan yang tidak dikehendaki seperti
pertunasan.
Pada komoditas pertanian produk olahan dapat terjadi kerusakan yang
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tergantung tempat penyimpanannya. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi mutu produk dari komoditas ialah sinar matahari,
suhu, serta kelembaban. Semua jenis komoditas memiliki kualitas masing-masing
untuk mempertahankan faktor yang mempengaruhinya. Sehingga, setiap komoditas
atau produk dapat bertahan dalam penyimpanan dalam jangka waktu yang panjang
sesuai dengan lingkungannya.
Pada praktikum kali ini penyimpanan komoditas pertanian dilakukan di 4
kondisi berbeda yaitu kamar mandi, terpapar oleh matahari (dijemur), suhu kamar,
dan lemari es. Masing – masing tempat memberi pengaruh yang berbeda terhadapmutu komoditas yang disimpan. Pemilihan tempat penyimpanan yang baik untuk
suatu komoditas dipengaruhi oleh komponen dan sifat-sifat komoditas tersebut
B. Tujuan
Praktikum kali ini mengidentifikasi perubahan mutu komoditi pertanian
akibat pengaruh sinar matahari, kelembaban dengan suhu rendah, dan kelembaban
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 3/13
dengan suhu tinggi, serta praktikan dapat menentukan kondisi penyimpanan yang
sesuai untuk komoditi pertanian.
II. METODOLOGIA. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya pisau dan plastik
HDPE (berbentuk cup). Bahan/komoditi yang diamati pada praktikum ini
diantaranya (hanya salah satu yang digunakan setiap kelompok) minuman beraroma
dalam kemasan bening (frutang bulir), minuman beraroma dalam kemasan opaque
(fruitamin), bawang merah, minyak goreng, dan sabun.
B. Metode
Bahan yang digunakan adalah frutang bulir, fruitamin, bawang merah, minyak
goreng, dan sabun.
● Tempat Lembab dan Dingin.
● Tempat Terpapar Matahari.
Ambil sekitar 20 gram
sampel bahan.
Masukkan sampel bahan ke
dalam cup HDPE
Tutup rapat cupSimpan di tempat yang
lembab dan dingin
(kamar mandi).
Ambil sekitar 20 gram
sampel bahan.
Masukkan sampel bahan ke dalam
cup HDPE
Simpan di tempat
yangterpapar langsung
matahari (jendela)
Tutup rapat cup
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 4/13
● Tempat Lembab dan panas.
● Tempat Kering dan Dingin.
Ambil sekitar 20
gram sampel bahan.Masukkan sampel bahan ke dalam
cup HDPE
Tutup rapat cupSimpan di tempat yang
lembab dan panas (suhu
kamar).
Ambil sekitar 20
gram sampel bahan.
Simpan di tempat yang
kering dan dingin (lemari
es).
Masukkan sampel bahan ke dalam
cup HDPE
Tutup rapat cup
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 5/13
III. PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
[Terlampir]
B. Pembahasan
Penyimpanan suatu komoditas pertanian merupakan suatau cara untuk
memperpanjang daya simpan komoditas tersebut setelah pemanenan dilakukan.
Begitu pun dengan komoditas pertanian produk olahan, penyimpanan dilakukan
sebelum produk tersebut dijual ke pasaran. Dalam hal ini tentunya komoditastersebut tidak disimpan seadanya tanpa memperhitungkan perubahan mutu dari
komoditas tersebut selama penyimpanan. Penyimpanan yang sesuai tentunya sangat
diperlukan, dengan melihat karakter dari setiap komoditas tersebut serta dalam
lingkungan seperti apa komoditas tersebut sesuai untuk disimpan. Oleh karena itu
agar penyimpanan tersebut berjalan baik maka dalam penyimpanan diperlukan
pengetahuan terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penyimpanan tersebut seperti kelembaban udara, suhu, komposisi atmosfir (udara),
dan kualitas bahan yang disimpan.
Kelembaban lingkungan atau ruangan dapat mempengaruhi kecepatan
kerusakan hasil-hasil pertanian pangan. Kelembaban ruangan selain berkorelasi
dengan suhu ruangan, juga berkorelasi dengan tumbuh tidaknya mikrobia tertentu
yang akan merusak bahan pangan tersebut. Kelembaban ruangan tidak lain adalah
jumlah uap air yang terdapat di dalam ruangan. Semakin tinggi kelembaban (udara)
ruangan, semakin memungkinkan tumbuh dan berkembangnya mikrobia dan proses
biokimiawi di dalam bahan semakin cepat. Suhu ruangan yang tinggi dapat
menyebabkan terjadinya pengeluaran air dari dalam bahan pangan dan uap air yang
keluar tersebut apabila tidak dikeluarkan dari dalam ruangan akan dapat
mengakibatkan suhu ruangan semakin tinggi, sehingga akan lebih mempercepat
proses biokimiawi di dalam bahan. Oleh sebab itu, ventilasi udara diperlukan agar
kelembaban udara tidak meningkat.
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 6/13
Suhu dalam penyimpanan seharusnya dipertahankan agar tidak terjadi
kenaikan dan penurunan. Biasanya dalam penyimpanan dingin, suhu dipertahankan
berkisar antara 10°C sampai dengan 20°C. Penyimpanan yang mendekati titik beku
mungkin saja diperlukan interval suhu yang lebih sempit. Suhu di bawah optimum
akan menyebabkan pembekuan atau terjadinya chilling injury, sedangkan suhu di
atas optimum akan menyebabkan umur simpan menjadi lebih singkat. Fluktuasi
suhu yang luas dapat terjadi bilamana dalam penyimpanan terjadi kondensasi yang
ditandai adanya air pada permukaan komoditi simpanan. Kondisi ini juga
menandakan bahwa telah terjadi kehilangan air yang cepat pada komoditi
bersangkutan. Persyaratan suhu penyimpanan untuk berbagai jenis komoditi sangat
berlainan satu dengan lainnya. Suhu yang lebih rendah dari suhu optimum biasanya
akan dapat mengakibatkan terjadinya pengembunan pada permukaan komoditi.
Bilamana hal ini terjadi, maka dapat menyebabkan pengkeriputan dan berkurangnya
kualitas akibat cepatnya proses penuaan (Syarief dan Halid,1993).
Menurut Pantastico (1973), pada dasarnya semua pengujian dilakukan
dengan cara melakukan penyimpanan bahan dan komoditi pertanian pada tempat
yang telah ditentukan. Penyimpanan yang baik adalah penyimpanan pada kondisi
suhu dingin dan penyimpanan pada kondisi atmosfir terkendali. Penyimpanan
tersebut diperlukan terutama bagi komoditi hortikultura yang mudah mengalami
kerusakan setelah memasuki periode pasca panen, karena cara penyimpanan
tersebut dapat mengurangi laju respirasi, metabolisme, mengurangi proses penuaan,
mengurangi kehilangan air dan pelayuan, mengurangi kerusakan akibat aktivitas
mikroba, dan mengurangi proses pertumbuhan yang tidak dikehendaki seperti
pertunasan.
Pembusukan atau kontaminasi mikroorganisme pada buah merupakan
kerusakan fisik. Pada buah yang terkena kontaminasi bakteri saat proses penyimpan
dalam keadaan suhu rendah, tinggi atau stabil dapat menunjang pertumbuhan
bakteri. Selain itu proses metabolisme juga dapat mempengaruhi terjadinya
kebusukan karena respirasi yang berlebihan. Menurut Syarief dan Halid (1993),
pada dasarnya mikroba perusak bahan pangan adalah bakteri, kapang dan khamir.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ketiga jenis mikroba tersebut
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 7/13
berbeda satu sama lain, di antaranya adalah aktivitas air (Aw) bahan pangan, suhu
penyimpanan dan suhu pengolahan, ketersediaan oksigen, pH bahan pangan dan
kandungan zat gizi bahan pangan. Faktor lingkungan fisik tersebut apabila berada
pada kondisi optimal makan pertumbuhan mikroba akan berlangsung baik (Kalie,
1992).
Pada proses penyimpanan yang sangat panjang bahan komoditi dapat
menimbulkan bau/aroma yang tidak sedap seperti bau tengik. Istilah ketengikan ini
digunakan pada semua lemak atau minyak yang berbau tidak enak. Kalau lemak
dibiarkan pada suhu kamar dalam waktu singkat segera berbau tengik. Dua macam
reaksi utama yang menyebabkannya yaitu hidrolisis dan oksidasi. Ketengikan
hidrolitik terutama ditemukan pada mentega karena mengandung banyak asam berat
molekul rendah seperti asam butirat dan asam kapoat keduanya berbau merangsang.
Bila bahan disimpan pada keadaan kelembaban dan panas maka mudah
terhidrolisis pada ikatan ester, dan membebaskan asam yang mudah menguap dan
gliserol. Mikroorganisme yang ada di udara memberikan enzim lipase yang
mempercepat proses ini. Proses menjadi tengik tersebut dapat dicegah atau
diperlambat dengan menyimpan dengan wadah tertutup dan dalam
lemari pendingin. Ketengikan oksidatif terjadi jika trigliserida yang mengandung
asam lemak tak jenuh. Reaksinya cukup kompleks, tetapi juga diduga pembentukan
hidroksiperoksida yang diikuti oleh terputusnya ikatan rangkap dan membebaskan
asam berantai pendek yang merangsang (Tarigan, 1983).
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan beberapa produk dan komoditi
pertanian dengan perlakuan berbeda di berbagai tempat yaitu di tempat lembab dan
dingin seperti pada kamar mandi, perlakuan terpapar sinar matahari seperti pada
ruang terbuka, di tempat lembab dan panas yaitu perlakuan pada suhu ruang, danditempat kering dan dingin seperti dalam kulkas.
Produk pertama yang diamati adalah sabun. Sabun merupakan suatu produk
yang dihasilkan dari reaksi kimia saponifikasi antara fatty acid dan alkali. Fatty
acid adalah lemak yang diperoleh dari lemak hewani atau nabati. Selain lemak
nabati atau hewani komponen penyusun sabun, antara lain EDTA (Ethylenediamine
tetraacetic acid) berfungsi sebagai antioksidan dan mencegah sabun bersifat tengik,
Ethanol (ethyl alcohol ) berfungsi sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 8/13
transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak, Asam stearat
untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa, NaOH untuk menetralisir asam,
dan gliserin sebagai pelembab (Hennie 2007).
Produk selanjutnya yaitu minuman olahan seperti frutang bulir dan
fruitamin. Produk ini merupakan produk yang komposisinya hampir 90% adalah air
dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi.
Selain itu, dalam praktikum ini juga diamati komoditas pertanian yaitu
bawang merah. Bawang merupakan salah satu produk pertanian yang penting dalam
sayuran dan buah. Bawang cepat sekali mengalami pembusukan yang disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu pembusukan oleh bakteri atau jamur, perubahan kegiatan
enzim dan penyimpanan serta pengangkutan bawang segar yang kurang baik. Untuk
mempertahankan mutu bawang agar bertahan lebih lama setelah panen, bawang
disimpan dengan cara pengeringan. Hal ini bertujuan untuk untuk mengurangi kadar
air pada bawang sehingga pembusukan dapat teratasi.
Dari hasil pengamatan selama 2 minggu untuk masing – masing komoditi,
maka dapat ditentukan lingkungan yang baik saat penyimpanan untuk komoditi
tersebut. Hal ini tentunya dengan mempertimbangkan dan menganalisa berbagai
parameter pengujian seperti perubahan warna, perubahan kekeruhan, perubahan
bobot, kadar air, perubahan bau, perubahan penampakkan permukaan, terjadinya
pertumbuhan, perubahan tekstur, perkembangan mikroorganisme, adanya deformasi
bentuk, serta perubahan lainnya.
Warna merupakan penampakan fisik pada suatu produk dan komoditas
pertanian. Warna juga kerap menjadi indikator kesegaran suatu komoditas terutama buah dan sayuran. Pada praktikum ini, semua produk hampir mengalami perubahan
warna. Untuk komoditi sabun perubahan warna yang paling signifikan adalah yang
disimpan dilingkunganyang terpapar matahari. Hal ini disebabkan adanya
perubahan komponen kimia pada sabun tersebut akibat adanya radiasi sinar
matahari yang menembus bagian sabun. Pada komoditi minysk goreng perubahan
warna yang signifikan adalah pada lingkungan lembab dan dingin serta kering dan
dingin. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan warna minyak yang semakin
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 9/13
memudar. Untuk komoditi bawang merah perubahan warna yang signifikan adalah
pada lingkungan lembab dan dingin serta kering dan dingin. Namun seharusnya
bawang yang disimpan pada lingkungan yang kering dan dingin dapat lebih
bertahan dari perubahan warna tersebut. Berbeda dengan komoditas frutang dan
fruitamin, perubahn warna yang terjadi secara signifikan untuk frutang adalah pada
lingkungan yang terpapar matahari, sedangkan pada fruitamin adalah pada
lingkungan lembab dan panas. Hal ini berbeda karena pada frutang bulir memakai
kemasan transparan, sedangkan fruitamin digunakan kemasan opaque sehingga
lebih tahan terhadap paparan sinar matahari.
Perubahan kedua yang diamati adalah kekeruhan. Kekeruhan adalah jumlah
butir-butir zat yang tergenang dalam dalam suatu zat. Pada praktikum ini, minyak
yang disimpan di lingkungan lembab dan dingin serta kering dan dingin berubah
dari bening menjadi keruh. Hal ini desebabkan karena adanya reaksi dengan
lingkungan sekitar yang terbuka.
Perubahan ketiga yang diamati adalah bobot. Bobot suatu komoditi dan
produk sangat dipengaruhi oleh jumlah air yang tersimpan dalam bahan tersebut.
Pada percobaan ini semua komoditi dan produk mengalami perubahan bobot. Bobot
bahan yang disimpan di kamar mandi, lemari es, dan suhu ruang tidak mengalami
perubahan secara signifikan, sedangkan pada paparan matahari, bobot banyak
berkurang. Hal ini dikarenakan sinar matahari dapat menguapkan kandungan air
yang tersimpan dalam komoditi ataupun produk yang disimpan.
Parameter keempat yang diamati adalah kadar air. Kadar air adalah
persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat
basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah
mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air
berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, didapat hasil bahwa kadar air tertinggi terdapat pada frutang dan
fruitmain, sedangkan kadar air terndah adalah pada minyak goreng.
Perubahan yang selanjutnya adalah adanya perubahan terkstur. Bawang
pada tempat lembab dingin dan terpapar matahari mengalami pembusukan. Minyak
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 10/13
menjadi padat halus karena membeku dalam kulkas. Bawang dalam kulkas menjadi
mengering. Disamping itu, pada komoditi bawang dan frutang terdapat perumbuhan
mikroorganisme ketika disimpan di lingkungan yang terpapar matahari serta lembab
dan panas.
Berdasarkan percobaan tersebut dapat dilihat bahwa kondisi penyimpanan
yang baik dari setiap komoditas adalah berbeda – beda. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap uji yang telah dilakukan di atas sangatlah penting mengingat setiap jenis
produk dan komoditas memiliki karakteristik yang berbeda sehingga perlakuan
penyimpanannya pun berbeda. Namun hampir semua produk olahan disarankan
untuk disimpan pada suhu ruang sedangkan komoditi sperti sayur adalah pada
lingkungan kering dan dingin seperti lemari es. Hal ini dikarenakan selain kering
dan sedikit terkena cahaya matahari, juga terhindar dari kerusakan produk akibat
mikroorganisme dan penampakan dari produk tersebut. Sehingga mutu produk
masih dapat dipertahankan
Untuk komoditi sabun cocok disimpan pada lembab dan dingin, yaitu pada
suhu kamar. Hal ini sesuai dengan sifat dari sabun yang merupakan turunan dari
lemak. Menurut Jellinek (1970), penyimpanan sabun berbeda dari penyimpanan
komoditi lainnya. Biasanya sabun lebih tahan terhadap tempat yang lembab. Oleh
karena itu penyimpanan sabun cukup disimpan ditempat yang tidak terlalu panas.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan bawang. Dari hasil
percobaan diperoleh bahwa pada hari keempat penyimpanan bawang mulai
membusuk dan warnanyapun berubah. Perubahan disetiap tempat hampir sama
setiap harinya. Akan tetapi tempat yang lebih baik digunakan untuk menyimpan
bawang yaitu pada suhu rendah seperti lemari es. Hal ini dapat mencegah timbulnya
bakteri dan pembentukan spora sehingga akan mempertahankan mutu bawang
dalam waktu yang lama.
Dengan kondisi lingkungan yang dingin tapi kering untuk produk seperti
fruitamin dan frutang adalah yang terbaik sebagai tempat penyimpanan karena
dapat lebih mempertahankan mutu produk dengan kondisi yang dingin dapat
menjaga kualitas bobot produk tersebut dan dengan kondisi kering dapat menjaga
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 11/13
kualitas penampakan dan kerusakan akibat mikroorganisme. Sedangkan untuk
komoditi minyak goreng cocok disimpan pada lingkungan yang lembab dan panas.
Hal ini karena minyak merupakan bahan yang terbuat dari lemak. Jika disimpan
pada lingkunga yang dingin maka akan membeku sehingga akan mempengaruhi
mutu produk.
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 12/13
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kondisi penyimpanan yang sesuai untuk suatu komoditi harus sesuai
dengan sifat – sifat dari komoditi tersebut. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan
mutu dan kualitas produk agar dapat bertahan lebih lama. Penyimpanan yang baik
adalah penyimpana pada suhu dan atmosfir yang terkendali. Penyimpanan yang
tidak baik dapat memyebabkan perubahan warna, kekeruhan, bobot, kadar air, bau,
penampakan, adanya pertumbuhan, dan tekstur. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penyimpanan meliputi suhu, kelembaban udara, komposisi atmosfir
(udara), dan kualitas bahan yang disimpan.Satu lingkungan akan memberi efek yang berbeda pada komoditas yang berlainan karena setiap komoditas memiliki
daya tahan terhadap keadaan lingkungan yang berbeda. Secara umum, tempat
penyimpanan yang baik adalah tempat yang bingin dan kering. Kondisi ini dapat
mengurangi laju penguapan air dari dalam komoditas dan produk, serta dapat
menghambat terjadinya pembusukan. Sehingga komoditas dapat segar dan tahan
lebih lama.
B. Saran
Dalam praktikum Teknologi Penyimpanan dan Penggudangan kami
menyarankan agar alat – alat yang digunakan dalam praktikum sebaiknya tersedia
dengan cukup sehingga tidak ada pengamatan yang dibawa pulang. Hal ini
bertujuan agar data yang dihasilkan lebih akurat.
5/16/2018 tppmutu - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tppmutu 13/13
DAFTAR PUSTAKA
Hennie. 2007. Saponifikasi dan Proses Pembuatan Sabun.
http://soapmakersdiary.wordpress.com/2007/04/03/fakta-tentang-handmade-
natural-soap/ [14 Maret 2010]
Jellinek,J.S.1970. Formulation and Function of Cosmetics. Translated from the
German by G.L Fenton Wiley-Interscience. A Division of John Wiley and
Son,Inc.
Kalie, Moehd. Baga .1997. Alpukat: Budidaya dan Pemanfaatannya .Yogyakarta:
Kanisius.
Pantastico, Er. B., T.K. Chattopadhyay, and Subramanyam, 1973. Storage and
Operation on Commercial Storage, in Pantastico, Er. B. (Ed). Postharvest
Physiology, Handling, and Utilization of Tropical and Sub-Tropical Fruits and
Vegetables. The Avi Publishing Company. Inc., Connecticut. Pantastico, Er.
B., A.K. Matto
Syarief, Rizal dan Hariyadi Halid. 1993.Teknologi Penyimpanan Pangan. Jakarta:
Arcan
Tarigan, Ponis. 1983. Kimia Organik Bahan Makanan. Bandung: Penerbit Alumni.