47
1 TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGHANGAT UDARA PORTABLE UNTUK RUMAH TINGGAL Oleh : Komang Agus Indrawan NIM 0605031040 JURUSAN D III TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2009

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

  • Upload
    lamdien

  • View
    217

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

1

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

ALAT PENGHANGAT UDARA PORTABLE

UNTUK RUMAH TINGGAL

Oleh :

Komang Agus Indrawan

NIM 0605031040

JURUSAN D III TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2009

Page 2: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

2

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Perancangan Alat

Dalam merancang dan membuat alat penghangat udara

portable ini ada suatu tahapan-tahapan agar pembuatannya menjadi

lancar dan teratur. Berikut tahapan-tahapan yang dilakukan, dapat

dilihan melalui flow chart dibawah ini :

Gambar 3.1 Flow Chart Pembuatan Alat Penghangat Udara Portable

62

Page 3: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

3

Flow chart pada Gambar 3.1 diatas merupakan gambaran yang yang

dilakukan dalam pembuatan rangkaian penghangat udara fortable beserta tahapan-

tahapan yang dimulai dari awal sampai akhir. Berikut adalah penjelasannya :

1. Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan daser teori

yang berkaitan dengan alat yang akan dibuat. Hal ini dilakukan agar

memudahkan dalam tehnik perhitungan, penentuan nilai-nilai komponen

dan pengenalan-pengenalan karakteristik komponen yang akan dipakai.

2. Tahap kedua adalah tahap merancang cassing alat sesuai dengan rancangan

awal yang telah ditentukan berikut bahan, besar dan desain dari sumber

udara panas fortable tersebut.

3. Tahap ketiga merupakan tahap perancangan kontruksi dan tata letak motor

kipas penyembur panas, pemasangan dilakukan agar dapat mengisap dan

menyemburkan panas dari dan ke dalam ruangan

4. Tahap keempat merupakan perancangan sirip-sirip pembuang panas, dibuat

agar panas pada elemen pemanas dapat semaksimal mungkin

termanfaatkan, apabila belum sesuai dengan harapan untuk menghasilkan

panas dalam jangkauan 1m maka dilakukan modifikasi pada sirip-sirip

pembuang panas

5. Tahap kelima yaitu melakukan rancangan desain rangkaian beserta nilai-

nilai komponen yang terpasang berdasarkan hasil perhitungan yang didapat.

6. Tahap keenam yaitu melakukan pengumpulan komponen-komponen

elektronika yang akan dipakai dalam menyusun rangkaian yang telah

Page 4: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

4

ditentuan berdasrakan hasil perancangan.. Apabila komponen yang

dibutuhkan tidak tersedia dalam ranncangan maka pada blok yang memakai

komponen tersebut dilakukan proses modifikasi atau penggantian

komponen yang baru dan memiliki fungsi yang sama. Jika semua

komponen semua komponen tersedia di pasaran maka dapat dilanjutkan

pada tahap berikutnya.

7. Tahap ketujuh yaitu merakit komponen-komponen yang membentuk suatu

rangkaian berdasarkan suatu rangkaian berdasarkan rancangan yang dibuat

pada papan breadboard. Selanjutnya merangkai rangkain pada masing-

masing blok. Kemudian melakukan uji rangkaian pada masing-masing blok

rangkaian. Dengan memberikan catu daya DC pada rangkaian maka dapat

diketahui operasi kerja yang dihasilkan oleh masing-masing blok

rangkaian. Apabila dalam rangkaian mengalami masalah maka dilakukan

analisa kerusakan, kesalahan pengunaan atau pemasangan komponen dan

jika memungkinkan rangkaian bisa dimodifikasi atau rancangan rangkaian

diperbaiki. Apabila rangkaian sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan

maka dilakukan tahapan berikutnya.

8. Tahap kedelapan yaitu melakukan uji rangkaian pada keseluruhan blok

rangkaian yang dijadikan satu rangkaian. Apabila pada operasi kerja

rangkaian ada yang mengalami masalah maka dilakukan analisa kerusakan,

kesalahan penggunaan atau pemasangan komponen dan jika memungkinkan

rangkaian dapat dimodifikasi atau rancangan rangkaian diperbaiki. Apabila

Page 5: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

5

rangkain sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan maka dilakukan

tahap berikutnya.

9. Setelah semua rangkaian telah diuji coba maka tahap selanjutnya adalah

mendesain pola rangkaian pada papan PCB sesuai dengan pola rangkaian

yang telah mengalami uji coba. Desain pada papan PCB meliputi :

pengambaran jalur-jalur rangkaian pada aplikasi komputer yaitu pada

aplikasi diptrace dan mencetak pada plastik transparan untuk dilakukan

penyablonan pada papan PCB. Kemudian setelah selesai menyablon jalur-

jalur rangkaian pada papan PCB dilanjutkan dengan melarutkan papan PCB

tersebut kedalam larutan Feri Klorida agar didapatkan pola yang

diinginkan. Kemudian akan dilakukan pengeboran pada jalur-jalur tersebut

sesuai dengan letak kaki-kaki komponen yang akan dipasangkan.

10. Tahap kesepuluh yaitu melakukan pemasangan komponen-komponen pada

papan PCB yang telah diberikan pola dan diberi lubang untuk menempatkan

kaki-kaki komponen sesuai dengan posisi masing-masing yang telah

ditentukan dari hasil rancangan sebelumnya

11. Kemudian melakukan tes uji rangkaian kembali pada papan PCB tersebut.

Ini dilakukan apakah rangkaian yang dibuat pada papan PCB telah bekerja

dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Kalau tidak bekerja dengan

normal maka dilakukan perbaikan dan pengujian kembali. Dan bila sudah

bekerja dengan normal maka dapat dilakukan tahap berikutnya.

12. Selanjutnya pemasangan rangkaian kontrol panas pada cassing alat. Setelah

selesai maka alat sumber udara panas portable ini dinyatakan selesai.

Page 6: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

6

Setelah tahapan-tahapan yang dilakukan diatas selesai dan alat sudah

bekerja dengan normal sesuai dengan yang diharapakan maka selajutnya menuju

proses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir.

3.1.1 Perancangan dan Pembuatan Konstruksi dan Desain Alat

Dalam perancangan dan pembuatan konstruksi dan desain alat penghangat

udara portable agar dalam pembuatannya dapat berjalan dengan baik dan lancar

maka susunan perancangan mengikuti tahapan-tahapan berikut ini. Tahapan-

tahapan pembuatan konstruksi dan desain alat dapat dijelaskan dengan tahapan-

tahapan di bawah ini :

1. Perancangan Konstruksi Sirip-Sirip Pembuang Panas

2. Perancangan Konstruksi Elemen Pemanas

3. Perancangan Kontruksi Penyangga Motor Kipas

4. Perancangan Cassing Alat

Page 7: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

7

3.1.1.1 Perancangan Konstruksi Sirip-Sirip Pembuang Panas

Perancangan sirip-sirip pembuang panas dibuat dari bahan plat

seng berbentuk persegi panjang dengan tiga buah celah sebagai

perekat pada elemen pemanas. Dimensi sirip-sirip pemanas dapat dilihat

pada Gambar 3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2. (A) Bentuk Sirip-Sirip Tampak Samping. (B) Bentuk Sirip-Sirip

Tampak Depan

Page 8: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

8

3.1.1.2 Perancangan Elemen Pemanas

Perancangan elemen pemanas dibuat dari bahan plat aluminium

dan aluminium block serta penyambungan menggunakan bahan paku

rivet. Elemen pemanas yang digunakan merupakan elemen pemanas

dari setrika listrik dengan daya 300 W sebanyak tiga buah disusun secara

paralel. Elemen pemanas direkatkan ke dalam aluminium blok dan

selanjutnya disatukan dengan plat aluminium pada bagian atas dan

bawah menggunakan paku rivet. Bentuk dan ukuran untuk perancangan

elemen pemanas dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini.

Page 9: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

9

Gambar 3.3. Perancangan Konstruksi Elemen Pemanas

Elemen pemanas setrika yang sebelumnya berbentuk V dibentuk

menjadi lurus dengan bantuan ragum, dijepit dan diluruskan secara pelan

dan hati-hati untuk menghindari terputusnya tahanan di dalamnya.

Penyusunan elemen pemanas tersebut diawali dengan memasang

pemanas setrika ke dalam aluminium block untuk memperbesar bidang

pemuaian panas. Dalam perancangan ini untuk mempercepat

pemuaian panas ditambahkan plat aluminium dengan ukuran 7cm x

30cm. Seperti yang terlihat pada Gambar 3.4 dibawah ini.

Gambar 3.4 Bentuk dan Ukuran Elemen Pemanas yang Telah Jadi

Guna menghasilkan panas yang lebih besar maka diperlukan elemen tiga

bauh elemen pemanas yang disusun secara parallel. Elemen pemanas dengan

susunan seperti ini dapat dilepas sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, bila

ingin mengurangi beban daya yang terlalu besar. Dapat dilepas satu atau dua buah

Page 10: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

10

elemen pemanas dengan melepas pada pegangan di bagian penyangga sirip-sirip

pemanas.

Gambar 3.5 Susunan Elemen Pemanas Secara Parallel

Pemasangan elemen pemanas pada sirip-sirip pembuang panas dilakukan

dengan menempel pada aluminium plat dengan bantuan paku rivet. Pemasangan

sirip-sirip pembuang panas haruslah benar-benar rapat dengan elemen pemanas

hal ini bertujan agar panas dari elemen pemanas dapat menyebar secara sempurna

ke semua bidang pemuaian. Jumlah sirip yang terpasang dalam perancangan ini

hanya mencukupi 22 lapis saja. Apabila ingin memperoleh panas yang berlebih

pemasangan sirip-sirip pemanas haruslah ditambah. Gambar 4.5 di bawah ini

merupakan cara pemasangan sirip-sirip pembuang panas.

Page 11: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

11

Gambar 3.6 Perancangan Konstruksi dari Elemen Pemanas dan Sirip-sirip Pemanas

3.1.1.3 Perancangan Kontruksi Penyangga Motor Kipas

Page 12: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

12

Perancangan kontruksi penyangga motor kipas dibuat dari bahan

aluminium block berbentuk balok dengan ukuran yang telah diperhitungkan yaitu

10cm x 11cm x 22 cm. Penyambungan menggunakan bahan paku rivet, dengan

siku segitiga sebagai penguat konstruksi. Motor kipas berada pada bagian dalam

konstruksi agar nantinya semburan udara dapat melewati motor kipas sehingga

motor mendapat pendinginan secara sempurna. Daun kipas diambil dari daun

kipas kipas angin listrik dengan menyesuaikan bentuk dan diameter daun kipas

berdiameter 30cm, agar dapat mengisap dan menghembuskan udara secara

maksimal. Perancangan konstruksi motor kipas dapat dilihat pada Gambar 3.7

bawah ini.

Gambar 3.7. (A) Tampak Depan Konstruksi Penyangga Motor Kipas. (B) Tampak

Samping Konstruksi Penyangga Motor Kipas

Page 13: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

13

Dalam perancangan dan pembuatan alat penghangat udara portable ini

motor yang digunakan sebagai penyembur udara panas digunakan jenis motor

induksi empat kutub dengan Permanent Split Capasitor (PSC) motor atau motor

dengan run kapasitor dengan tiga kecepatan (speed) yaitu hight medium dan low

seperti Gambar dibawah ini, bentuknya seperti motor kipas yang dipergunakan

pada kipas angin duduk. Pada PSC motor ditambahkan run kapasitor yang

dihubungka seri dengan kumparan pembantu secara permanen

3.1.1.4 Perancangan Cassing Alat

Perancangan cassing alat dibuat dari bahan aluminium block dan papan

triplek berlapis (whiteboard) dengan penyambungan berbahan rivet dan baut.

Dimensi cassing berukuran 40cm x 35cm x 25cm. Bentuk menyerupai box yang

dapat dipisah, tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang

menancap pada bagian sudut. Bagian samping papan whiteboard dapat dilepas

dengan mengangkat ke atas dari penyangga. Bagian depan merupakan saluran

udara tekan dan bagian belakang merupakan saluran udara hisap dan peletakan

panel.

Page 14: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

14

Gambar 3.8. Perancangan Konstruksi Cassing Bagian Atas dan Depan

Gambar 3.9. Perancangan Cassing Bagian Alas dan Bagian Belakang

Page 15: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

15

Dalam perancanaan cassing alat penghangat udara portable dirancang agar

udara yang masuk ke dalam ruang pemanas dibuang sepenuhnya melewati sirip-

sirip pembuang panas menuju bagian depan alat. Untuk menghindari timbulnya

panas ke cassing maka ditambahkan sebuah bahan penahan panas (isolasi) terbuat

dari bahan glass woll yang biasanya digunakan untuk mengisolasi kompresor pada

AC (Air Conditioning).

3.1.2 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian

Dalam pembuatan dan perancangan alat sumber udara panas potrable

dalam pengontrolan elemen pemanas dan pensaklaran kecepatan perputaran motor

kipas secara clouse loop dibuat rangkaian saklar suhu ON/OFF. Agar dalam

pembuatannya teratur dan sesuai dengan yang diharapkan maka dikerjakan sesuai

dengan tahapan-tahapan berikut ini :

1. Perancangan Rangkaian Tegangan Simetris ( 0V ).

2. Perancangan Rangkaian Pembagi Tegangan ( Vref )

3. Perancangan Rangkaian Sensor Suhu ( Vin )

4. Perancangan Rangkaian Penyangga/Buffer

5. Perancangan Rangkaian Penguat Selisih/Komparator

6. Rancangan Rangkaian Penguat Non-Inverting

7. Perancangan Rangkaian Driver Ralay

8. Perancangan Rangkaian Catu Daya 12V DC

Page 16: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

16

Kalau digambarkan secara keseluruhan sesuai dengan tahapan-tahapan di atas

maka dapat dilihat pada Gambar 3.4 di bawah ini.

Gambar 3.10. Blok Rangkaian Kontrol Alat Penghangat Udara

Dari Gambar 3.10 di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat dua

masukan yang akan memasuki komparator yaitu pembagi tegangan dan

sinyal fedback dari sensor suhu. Dalam rangkaian komparator terdapat

istilah tegangan referensi (Vref) dan tegangan input ( Vin ) atau

tegangan masukan. Pembagi tegangan sebagai tegangan referensi (

Vref ) dan sinyal feedback dari sensor suhu LM35 DZ sebagai tegangan

input-an ( Vin ). Besarnya tegangan input-an dapat berubah-ubah

sejalan dengan berubahnya suhu yang disensor oleh LM35 DZ. Dengan

adanya dua masukan yang menuju komparator, maka komparator akan

merespon dan akan bekerja untuk memproses dua masukan tersebut

untuk melakukan proses perbandingan dengan hasil error. Error dapat

berpolaritas negatif ( - ) atau berpolaritas positif ( + ), untuk

mengakibatkan transistor sebagai saklar berada pada titik saturasi/jenuh

Page 17: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

17

error yang dirancang sebelum dikuatkan oleh penguat non-inverting

adalah sebesar +0.07V

Hasil dari perbandingan/error selanjutnya masuk ke blok rangkaian

penguat non-inverting dengan penguatan sebesar 11 kali menjadi

sebesar +0,77V hal ini dilakukan karena hasil Vout dari perbandingan

rangkain penguat selisih/komparator kecil/tidak mampu membuat

transistor sebagai saklar mencapai titik saturasi sehingga berpengaruh

nanti terhadap sensitifitas kinerja rangkaian kontrol ON/OFF. Selanjutnya

output dari penguat non-inverting dengan polaritas positif (+) sebesar

+0,77V akan membuat transistor yang difungsikan sebagai switching

mencapai titik saturasi/jenuh. Akibat dari titik saturasi transistor tersebut

relay yang difungsikan sebagai saklar akan aktif, arus yang mengalir ke

elemen pemanas akan terputus/berhenti menghasilkan panas.

Selanjutnya apabila Vref lebih besar dari Vin LM35 DZ, Vout dari rangkaian

penguat selisih/komparator akan berpotensial negatif (-) atau kurang dari

batas error yang dirancang yaitu +0,082V bahkan berpotensial negatif (-).

Transistor yang difungsikan sebagai switching tidak mencapai titik

saturasi/tersumbat, relay akan terbuka kontakknya elemen pemanas

akan terlaliri arus listrik kembali dan bekerja menghasilkan panas

Dalam perancangan kontrol alat penghangat udara portable

keseluruhan akan terdapat tiga rangkaian penguat selisih/komparator

dangan satu Vinput-an. Satu diantaranya digunakan untuk kontrol

ON/OFF elemen pemanas dan dua lagi digunakan untuk pensaklaran

kecepatan motor kipas. Pensaklaran kecepatan motor kipas sesuai

Page 18: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

18

dengan set-point yang telah ditentukan merupakan kombinasi dari

empat buah relay dengan dua buah transistor C9014 yaitu Q1 dan Q2

yang masing-masing mengontak dua buah relay. Prinsif kerja untuk

menggerakkan transistor sebagai saklar mencapai titik saturasi sama

dengan kontrol ON/OFF elemen pemanas. Penguat selisih/komparator

dengan error sebesar +0,07 akan mengakibatkan transistor mencapai titik

saturasi. Untuk pensaklaran kecepatan medium akan aktif jika kaki basis

transistor ke-2 (Q2) tersulut oleh error sebesar +0,07V dari rangkaian

penguat selisih/komparator ke-2, yang sebelumya dikuatkan oleh

rangkaian penguat non-inverting menjadi +0,77V. Error tersebut

merupakan hasil perbandingan terhadap Vin LM35 DZ dengan Vref

tetapan yang diberikan sebesar 0,330V mewakili suhu 33ºC. Sedangkan

untuk pensaklaran kecepatan high akan aktif jika kaki basis transistor ke-3

(Q3) tersulut oleh error sebesar +0,07V dari rangkaian penguat

selisih/komparator ke-3 yang sebelumya dikuatkan terlebih dahulu oleh

rangkaian penguat non-inverting menjadi +0,77V. Error tersebut

merupakan hasil perbandingan terhadap Vin LM35 DZ dengan Vref

tetapan yang diberikan sebesar 0,370V mewakili suhu 37ºC

3.1.2.2 Blok Rangkaian Tegangan Simetris

Rangkaian tegangan simetris berfungsi mengubah tegangan catu daya

tunggal menjadi tegangan catu daya simetris yaitu plus ( + ), nol ( massa/ground )

dan min ( - ). IC Op-Amp memerlukan catu daya simetris untuk dapat bekerja.

Page 19: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

19

VVxKxK

K

VsxRxR

RV

VVxKxK

K

VsxRxR

RV

6121010

10

2122

6121010

10

2111

=WW

W=

=

=WW

W=

=

Gambar 3.11 di bawah ini merupakan gambar rancangan rangkaian tegangan

simetris.

Gambar 3.11 Rangkaian Catu Daya Simetris

Untuk memperoleh catu daya simetris dari catu daya tunggal 12V maka

digunakan dua buah resistor pembagi tegangan R1 dan R2 masing masing

nilainya sebesar 10K sehingga diperoleh tegangan yang sama 6V. Dapat dihitung

dengan persamaan (2-7) seperti di bawah ini

Page 20: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

20

Pada titik pertemuan kedua resistor dihubungkan suatu rangkaian

penyangga agar tegangan tidak drop/turun karena pembebanan oleh blok

rangkaian berikutnya. Karakteristik dari penyangga adalah tegangan input dan

tegangan output sama besar. Titik keluaran dari Op-Amp tersebut di atas akan

menjadi ground ( 0V ) pada rangkaian Op-Amp selanjutnya.

3.1.2.3 Blok Perancangan Rangkaian Pembagi Tegangan ( Vref )

Dalam perancangan tegangan referensi yang presisi dapat dilihat pada

Gambar 3.13 di bawah ini

Gambar 3.12 Aplikasi Penggunaan IC TL 431 Sebagai Regulator Tegangan

(Sumber : Datasheet IC TL 431 +2.5V Precision Voltage References)

Page 21: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

21

V

xV

KKKxV

RRRxVinVout

617.1

647.05.2

2.22.12.25.2

212

=

=

W+WW

=

+=

Gambar 3.13 Pembagi Tegangan Sebagai Tegangan Referensi

Dari Gambar 3.13 di atas untuk memperoleh tegangan referensi yang

presisi digunakan TL431 sesuai dengan datasheet (+2.5V precision voltage

reference) berfungsi sebagai regulator dengan output +2.5V. alasan digunakannya

TL431 ini adalah agar nantinya tegangan maksimal output-nya tidak melebihi

tegangan +2,5 V sehingga membandingkan dengan tagangan output LM35 DZ

tidak terlalu jauh. Trimpot 2.2K (VR1) dan R3 1.2K membentuk rangkaian

pembagi tegangan yang akan menentukan harga tegangan refrensi (Vref) 0V/0ºC -

1,62V/162ºC. R4 ditentukan nilainya sebesar 1K. R4 ini digunakan untuk

membatasi arus langsung melalui IC TL431 sesuai dengan datasheet. Melalui

persamaan ( 2-7 ) maka dapat diperoleh Vout maksimal dari pembagi tegangan

adalah sebesar :

Page 22: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

22

TmVVout .10=

VataumVxmVVout

35,03503510

==

VataumVxmVVout

4,04004010

==

3.1.2.4 Blok Perancangan Rangkaian Sensor Suhu LM35 DZ

Sebagai sensor temperatur digunakan IC LM35 DZ yang telah dikalibrasi

langsung dalam oC. Tegangan keluarannya (VOut) akan mengalami perubahan 10

mV untuk setiap perubahan temperatur 1ºC. Memenuhi persamaan 2.3. dengan T

adalah temperatur yang dideteksi dalam derajat cecius.

Untuk memurnikan Vout LM35 DZ maka dipasang pada pin 1 dan pin 2 sebuah

kapasitor milar (C1) 0,1μF. Persamaan untuk memperoleh hasil perhitungan dapat

menggunakan persamaan di bawah ini :

Misal pada suhu 35ºC, output dari LM35 DZ pada pin 2 dapat dihitung

sebesar :

Dan misalnya pada suhu 40ºC, maka output keluarannya :

Page 23: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

23

Gambar 3.14. Rangkaian Sensor Suhu LM35 DZ

3.1.2.5 Blok Perancangan Rangkaian Penyangga/Buffer

Penyangga mempunyai penguatan hampir satu dan impedansi masukan

yang sangat tinggi dengan keluaran impedansi rendah sehingga penyangga ini

hanya menyajikan beban ringan kepada rangkaian peka. Penyangga ini akan

menerima input-an/masukan dari rangkaian pembagi tegangan yang menjadi

tegangan referensi mewakili suhu. Dalam rangkaian ini digunakan IC LM324

yang memiliki empat buah rangkaian Op-Amp.

Page 24: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

24

VinVout =

VV

VinVout

35,035,0 =

=

Gambar 3.15. Konfigurasi Masing-Masing Op-Amp Pada LM324

Tujuan dari penyangga ini adalah agar tegangan tidak drop/turun karena

pembebanan oleh blok rangkaian berikutnya yaitu pada rangkaian pembagi

tegangan dan memberikan arus pendorong yang cukup bagi beban. Tegangan

keluarannya adalah sama dengan masukan. Penyangga ini mempunyai umpan

balik negatif 100% karena keluarannya disambungkan kembali langsung dengan

masukan yang membalikkan.. Rangkaian buffer dapat dilihat pada Gambar 4.16

Op-Amp IC LM324 di bawah.

Gambar 3.16. Rangkaian Penyangga/Buffer

Sesuai dengan persamaan (2-28) yang menyatakan bahwa tegangan

keluaran dari rangkaian penyangga adalah sama besar dengan tegangan masuakan

Misal Vin yang masuk ke rangkaian buffer dari pembagi tegangan Vref

adalah sebesar 0,35V maka Vout yang keluar dari rangkaian buffer adalah sebesar

0,35V juga.

Page 25: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

25

3.1.2.6 Blok Perancangan Rangkaian Penguat Selisih/Komparator

Rangkaian penguat selisih ini bertujuan untuk membandingkan kedua

masukan (V1) output dari sensor suhu LM35 DZ dan (V2) output dari rangkaian

pembagi tegangan. Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian penguat selisih

.

Gambar 3.17. Rangkaian Penguat Selisih/Komparator

Rangkaian penguat selisih berfungsi membandingkan kedua

masukan VRef dan VLM35 DZ yang terlihat pada Gambar 3.17di atas.

Misalkan tegangan masukan VLM35 DZ 0,35V dan masukan Vref diberi

tegangan acuan/referensi lebih tinggi dari 0,35V, yaitu 0,36V maka

keluaran dari penguat selisih berpotensial negatif (-). Sedangkan apabila

masuakan dari VLM35 DZ tegangannya 0,36V dan masukan VRef diberi

tegangan lebih rendah dari 0,36V, yaitu 0,35V maka keluaran dari

penguat selisih berpotensial positif (+). Jika masuakan dari keduanya

Page 26: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

26

( )

)(1,010.01,0

10100)35,036,0(

1

235

+==

WW

-=

-=

positifyaPolaritasnV

KKVV

RRVrefVinV DZLMOut

( )

( )3

443

3

221

RRVVV

Atau

RRVVV

Out

Out

-=

-=

sama (VRef = VLM35DZ) keluaran tegangan dari penguat selisih adalah 0V.

Keluaran/error dari penguat selisih dirancang agar mampu

menggerakkan transistor sebagai saklar adalah sebesar +0,07V Sesuai

dengan persamaan (2-27) maka didapat perhitungan sebagai berikut.

Dengan anggapan bahwa, R1 = R3 dan R2 = R4

Tegangan keluaran dari penguat selisih/komparator dapat dihitung dengan

persamaan (2-27), yaitu :

Apabila,

Vref = 0,35 V

VLM35 DZ = 0,36 V

Apabila,

Vref = 0,35V

VLM35 DZ = 0,35V

Page 27: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

27

( )

V

KKVV

RRVrefVinV DZLMOut

010.0

10100)35,035,0(

1

235

==

WW

-=

-=

( )

)(1,010.01,0

10100)35,034,0(

1

235

--=-=

WW

-=

-=

positifyaPolaritasnV

KKV

RRVrefVinV DZLMOut

Apabila,

Vref = 0,35V

VLM35 DZ = 0,34V

3.1.2.7 Blok Perancangan Rangkaian Penguat Non-Inverting

Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting

hanya perbedaannya adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan non-

inverting. Hasil tegangan output non-inverting ini akan selalu positif. Apabila

isyarat positif (+) yang masuk pada penguat non-inverting, maka keluaran akan

berpolaritas positif (+) juga.

Page 28: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

28

÷øö

çèæ +

=5

65R

RRVinVout

1110

10010

=

+=

+=

KKK

RinRfRinAV

Gambar 4.18. Rangkaian Penguat Non-Inverting

Penguatan (VOut) dari penguat non-inverting ini adalah 11kali dari input-

annya karena R6 yang digunakan adalah sebesar 100KΩ sedangkan untuk R5

digunakan 10KΩ. Sesuai dengan persamaan (2-25) berikut ini

Perhitungan tegangan keluaran penguat non-inverting sesuai dengan

persamaan (2-26) adalah sebagai berikut

Apabila Vin = +0,1V, maka keluaran dari penguat non-inverting mengikuti

persamaan berikut ini :

Page 29: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

29

VV

KKKV

RRRVinVout

1,111.1,0

10100101,0

565

+=+=

÷øö

çèæ

WW+W

+=

÷øö

çèæ +

=

VV

KKKV

RRRVinVout

1,111.1,0

10100101,0

565

-=-=

÷øö

çèæ

WW+W

-=

÷øö

çèæ +

=

VV

KKKV

RRRVinVout

011.0

10100100

565

==

÷øö

çèæ

WW+W

=

÷øö

çèæ +

=

Sedangkan apabila Vin = -0,1V, maka :

Dan apabila Vin = 0V, maka :

3.1.2.7 Blok Perancangan Rangkaian Driver Relay

Rangkaian saklar elektronik akan memproses keluaran/error dari penguat

non-inverting apakah berlogika nol atau berlogika satu, error yang dirancang agar

transistor mencapai titik saturasi adalah sebesar +0,07V atau sebesar +0,77V

setelah dikuatkan oleh penguat non-inverting. Tegangan sebesar +0,77V yang

nantinya masuk ke kaki basis dan mengakibatkan transistor sebagai saklar

mencapai titik saturasi. Atau dengan kata lain apabila keluaran dari penguat non-

Page 30: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

30

inverting berlogika satu maka transistor akan aktif. Begitu sebaliknya apabila

keluaran dari penguat non-inverting berlogika nol maka transistor tidak akan aktif.

Blok rangkaian saklar elektronik mendapat sumber tegangan dari catu daya

berupa tegangan dan arus searah. Saat transistor sebagai saklar, maka transistor

mengalirkan dan menghentikan arus secara elektronik. Yang mengendalikan arus

itu mengalir atau berhenti adalah kaki basis. Apabila basis mendapat tegangan ≥

+0,7V maka basis aktif dan mengalirkan arus melalui kaki kolektor menuju kaki

emitor. Rangkaian driver relay (penggerak relay) terdiri dari satu buah transistor,

transistor difingsikan sebagai swicth yang bekerja untuk mengaktifkan relay

Gambar 3.19. Rangkaian Penggerak Relay

Apabila basis transistor diberikan tegangan ≥+0,7V maka arus mengalir

melalui kaki basis dan membuat transistor aktif. Karena aktif, maka mengalir arus

IE = IB + IC menuju negatif dan membuat relay aktif. Kalau relay aktif, maka dari

kondisi kontaknya terbuka kemudian tuas kontaknya ditarik dan menutup

sehingga arus terputus atau mengalir ke beban.

Page 31: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

31

CElayCC VVV += Re

Pada Gambar 3.19 di atas relay dipasang pada kaki kolektor transistor,

sehingga besarnya arus kolektor (IC) sama dengan arus relay (IRelay) (IC = IRelay).

Relay tersebut memiliki resistansi sebesar 400Ω dan nilai tegangannya sebesar

12V. Dengan demikian besarnya IRelay dapat dicari dengan persamaan (2.17)

berikut.

Diketahui :

Resistansi Relay (Ohm) = 400Ω

Tegangan Relay = 12V

mAVrelayI

relayRrelayVrelayI

relayIIC

3040012

=W

=

=

=

Dari persamaan diatas didapat nilai IRelay sebesar 30mA. Agar mampu

mengantarkan arus sebesar 30mA, maka IC harus ≥ IRelay. Untuk itu transistor yang

digunakan sebagai penggerak relay yaitu transistor dengan tipe C9014, sebab

kemampuan maksimum hantar arus (IC) dari transistor tersebut adalah 100mA,

sehingga transistor aman untuk megantarkan arus relay sebesar 30mA

Di samping itu, dengan mengamati supply relay bekerja pada tegangan

nominal 12V dengan tegangan sumber 12V, maka :

Page 32: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

32

dc

CB

IIb

=

mAmAI B 3030

30=

W=-

=

=-

=®+=

+=

KmA

VVR

RmAVV

IresistorIVRxresistorIV

VresistorVV

B

BES

83,186,0

7,012

.6,07,012

7,012

Jadi dari persamaan (2.21) untuk mendapat tegangan relay nominal 12V

dengan sumber tegangan 12V dalam keadaan saturasi, maka VCE harus sama

dengan nol. Kondisi VCE = 0 adalah menyatakan transistor dalam kondisi

konduksi/menghantar (ON). Sehingga untuk membuat tansistor mengantar, maka

dibutuhkan arus basis (IB) yang dapat ditentukan dengan persamaan (2-19).berikut

ini.

Diketahui :

βdc transistor C9014 = 50

Karena,

IC = IR IC = 30 mA

Maka,

Setelah nilai arus basis (IB) diketahui, maka dapat ditentukan tahanan basis

yang dipasang pada transistor tersebut adalah

Page 33: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

33

Karena dipasaran tidak ada nilai resistor yang sesuai dengan perhitungan

maka digunakan resistor 10KΩ dan karena beban inductor bersifat induktif, maka

diperlukan dioda. Kegunaan dioda tersebut adalah untuk menghubung singkat

tegangan induksi yang biasanya muncul disaat saklar dalam keadaan off, sehingga

dapat menghindarkan kerusakan pada transistor. Relay 12V dengan tahanan

sebesar 400Ω di paralel dengan dioda rectifier 1N4002.

3.1.2.8 Blok Perancangan Rangkaian Catu Daya 12V DC

Rangkaian catu daya berfungsi untuk memberikan daya kepada masing-

masing rangkaian sehingga sistem beroprasi secara normal. Rangkaian catu daya

bermacam-macam tergantung dari tingkat kestabilan yang diinginkan dan

tegangan keluaran yang dibutuhkan untuk mengoprasikan suatu rangkaian.

Dengan menggunakan IC Regulator (IC penstabil tegangan) maka bentuk dari

rangkaian catu yang dibuat akan sederhana, murah dan tegangan keluaran yang

dihasilkan akan tetap konstan trgantung dari IC regulator yang dipilih dan

digunakan. Gambar 4.21 di bawah ini menunjukkan rancangan catu daya 12V

Page 34: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

34

Gambar 3.20 Rangkaian Rancangan Catu Daya12V DC

Prinsip kerja dari rangkaian catu daya DC di atas adalah tegangan PLN

220 volt AC diturunkan (step down) terlebih dahulu menjadi tegangan rendah

dengan bantuan trafo penurun tegangan sehingga menjadi 12V AC, karena

rangkaian membutuhkan tegangan searah maka gelombang tegangan keluaran dari

trafo skunder disearahkan dengan penggunaan dioda jembatan penyearah. Bentuk

gelombang yang disearahkan tersebut masih belum merupakan gelombang

tegangan DC murni sehingga pemasangan kapasitor elektrolit (C1) 2200μF 25V

secara paralel tersebut membantu menyaring tegangan yang masuk sehingga dapat

menghasilkan gelombang DC yang konstan. Karena rangkaian disupply oleh

tegangan 12V DC. Maka terminal keluaran pada capasitor (C1) dihubungkan

dengan IC regulator 7812. Untuk meningkatkan kestabilan tegangan keluaran

maka pada keluaran IC regulator ditambahkan dengan kapasitor (C2) 1000 μF

16V. Dan sebagai indikator aktif atau tidaknya rangkaian dipasang LED dengan

tahanan sebesar 1K. Dengan perhitungn sebagai berikut

Page 35: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

35

W=

=

-=

-=

K

mAV

mAVV

IVVsR

1

1010

10212

2

Diketahui tegangn sumber (Vs) = 12V, arus yang diberikan untuk LED

adalah sebesar 10mA dan tegangan yang diberikan agar LED bekerja normal

adalah sebesar 2V. Dengan menggunakan persamaan (2-14) maka diketahui :

Sehingga,

3.1.2.9 Perancangan Pensaklaran Kecepatan

Motor Kipas

Pensaklaran kecepatan motor kipas sesuai dengan set-point yang

telah ditentukan merupakan kombinasi dari empat buah relay dengan

dua buah transistor C9014 Q1 dan Q2 yang masing-masing terhubung

dengan dua buah relay. Prinsif kerja untuk menggerakkan transistor

sebagai saklar mencapai titik saturasi sama dengan kontrol ON/OFF

elemen pemanas, penguat selisih/komparator dengan error sebesar

+0,082 akan mengakibatkan transistor mencapai titik saturasi. Kombinasi

dari relay untuk pensaklaran kecepatan kipas telihat pada Gambar 3.21.

Page 36: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

36

Gambar 3.21 Kombinasi Ralay Sebagai Pensaklaran Kecepatan

Motor Kipas

Untuk pensaklaran kecepatan medium akan aktif jika penggerak

transistor ke-2 (Q2) tersulut oleh error sebesar +0,082V dari rangkaian

penguat selisih/komparator ke-2, yang sebelumya dikuatkan oleh

Page 37: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

37

rangkaian penguat non-inverting menjadi +0,92V. Error tersebut

merupakan hasil perbandingan terhadap Vin LM35 DZ dengan Vref

tetapan yang diberikan sebesar 0,330V mewakili suhu 33ºC. Sedangkan

untuk pensaklaran kecepatan high akan aktif jika penggerak transistor ke-

3 (Q3) tersulut oleh error sebesar +0,082V dari rangkaian penguat

selisih/komparator ke-3 yang sebelumya dikuatkan terlebih dahulu oleh

rangkaian penguat non-inverting menjadi +0,92V. Error tersebut

merupakan hasil perbandingan terhadap Vin LM35 DZ dengan Vref

tetapan yang diberikan sebesar 0,370V mewakili suhu 37ºC

3.1.2.10 Prinsif Kerja Rangkaian Kontrol Elemen Pemanas Dan Pensaklaran

Kecepatan Motor Kipas Alat Penghangat Udara Portable

Secara keseluruhan prinsif kerja rangkaian kontrol pemanas dan

pensaklaran kecepatan motor kipas pada alat prnghangat udara

portable dimulai saat suhu dalam jarak maksimal 100cm dari sumber

panas terukur oleh sensor LM 35 DZ pada suhu tertentu. Suhu pada jarak

maksimal 100cm disensor oleh LM35 DZ yang disuplai daya +12V diberi

dari rangkaian kontrol pemanas dan pensaklaran motor kipas. Dengan

disensornya suhu oleh sensor suhu LM 35 DZ maka dari pin ke-2 dari sensor

suhu LM35 DZ sebagai Vout/tegangan keluaran akan mengalami

perubahan 10 mV untuk setiap perubahan temperatur 1ºC. Memenuhi

persamaan ( 2-3 ) dengan T adalah temperatur yang dideteksi dalam

derajat celcius. Untuk memurnikan Vout LM35 DZ maka dipasang pada

Page 38: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

38

pin 1 dan pin 2 sebuah kapasitor milar (C1) 0,1μF. Misal saat suhu yang

disensor oleh sensor suhu LM35 DZ adalah sebesar 35ºC maka Vout dari

pin ke-2 sensor suhu LM35 DZ adalah sebesar 0,359V menurut pengukuran,

sedangkan menurut perhitungan adalah sebesar 0,35V hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu pengkalibrasian alat yang tidak tepat dan

nilai komponen yang digunakan memiliki toleransi yang cukup besar.

Vout dari sensor suhu LM35 DZ ini akan menjadi Vin dalam rangkaian

penguat selisih/komparator nantinya. Untuk tegangan referensi agar

menghasilkan tegangan yang presisi digunakan TL431 sesuai dengan

datasheet (+2.5V precision voltage reference) berfungsi sebagai regulator

dengan output +2.5V. Alasan digunakannya TL431 ini adalah agar

nantinya tegangan maksimal output-nya tidak melebihi tegangan +2,5 V

sehingga membandingkan dengan tagangan output LM35 DZ tidak

terlalu jauh. Trimpot 2.2K (VR1) dan R3 1.2K membentuk rangkaian

pembagi tegangan yang akan menentukan harga tegangan refrensi

(Vref) 0V - 1,62V. R4 ditentukan nilainya sebesar 1K. R4 ini digunakan untuk

membatasi arus langsung melalui IC TL431 sesuai dengan datasheet.

Melalui persamaan ( 2-7 ) dalam perhitungan maka dapat diperoleh Vout

maksimal dari pembagi tegangan adalah sebesar 1,617 V apabila

dinyatakan dalam temperatur maka tegangan maksimal 1,617 V

menyatakan suhu 162ºC. Sebelum digunakan sebagai tegangan referensi

(Vref) Vout dari pembagi tegangan tadi masuk ke rangkaian

penyangga/buffer. Tujuan dari penyangga/buffer ini adalah agar

tegangan tidak drop/turun karena pembebanan pada blok rangkaian

sebelumya yaitu pada rangkaian pembagi tegangan.. Penyangga ini

Page 39: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

39

mempunyai umpan balik negatif 100% karena keluarannya

disambungkan kembali langsung dengan masukan yang membalikkan

sehingga tegangan keluarannya adalah sama dengan masukan. Output

dari rangkaian penyangga yaitu pada pin ke-8 akan menjadi Vref dalam

rangkaian penguat selisih nantinya. Rangkaian penguat

selisih/komparator pada IC LM324 pada Op-Amp B akan pelakukan

perbadingan terhadap V1 dan V2 yang masuk ke dalam kedua input-

annya. Dalam perancangan rangkaian ini Vout dari rangkaian

penyangga (Vref) terhubung dengan masukan membalik/inverting (-)

pada komparator, sedangkan untuk Vout dari LM35 DZ (Vin) terhubung

dengan masukan tak-membalik/non-inverting (+) pada rangkaian

penguat selisih/komparator. Rangkaian penguat selisih/komparator

berfungsi membandingkan kedua masukan VRef dan VLM35 DZ sehingga

timbul error dari perbandingan tersebut. Error ini dapat berpotensial

negatif atau positif, misalkan tegangan masukan VLM35DZ 0,35V dan

masukan VRef diberi tegangan acuan/referensi lebih tinggi dari 0,35V,

yaitu 0,36V maka keluaran dari penguat selisih berpotensial negatif ( - ).

Sedangkan apabila masuakan dari VLM35 DZ tegangannya 0,36V dan

masukan VRef diberi tegangan lebih rendah dari 0,36V, yaitu 0,35V maka

keluaran dari penguat selisih berpotensial positif ( + ). Jika masuakan dari

keduanya sama (VRef = VLM35DZ) keluaran tegangan dari penguat selisih

adalah 0V. Error yang dirancang agar dapat menggerakkan transistor

sebagai saklar adalah sebesar +0,07V, sebelum nantinya dikuatkan

sebesar 11kali oleh rangkaian penguat non-inverting.

Page 40: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

40

Hasil dari perbandingan/error selanjutnya masuk ke blok rangkaian

penguat non-inverting dengan penguatan sebesar 11 kali hal ini

dilakukan karena hasil Vout dari perbandingan rangkain penguat

selisih/komparator kecil/tidak mampu membuat transistor sebagai saklar

mencapai titik saturasi sehingga berpengaruh nanti terhadap sensitifitas

kinerja rangkaian kontrol ON/OFF. Selanjutnya output dari penguat non-

inverting dengan polaritas positif (+) sebesar +0,77V akan membuat

transistor yang difungsikan sebagai switching mencapai titik

saturasi/jenuh. Akibat dari titik saturasi transistor tersebut relay yang

difungsikan sebagai saklar akan aktif, arus yang mengalir ke elemen

pemanas akan terputus/berhenti menghasilkan panas dan kecepatan

motor kipas akan berada pada salah satu dari tiga kecepatan.

Selanjutnya apabila Vref lebih besar dari Vin LM35 DZ, Vout dari rangkaian

penguat selisih/komparator akan berpotensial negatif (-) atau kurang dari

batas error yang dirancang yaitu +0,07V bahkan berpotensial negatif (-).

Transistor yang difungsikan sebagai switching tidak mencapai titik

saturasi/tersumbat relay akan terbuka kontakknya, elemen pemanas

akan terlaliri arus listrik kembali dan bekerja menghasilkan panas

Dalam perancangan kontrol alat penghangat udara portable

keseluruhan akan terdapat tiga rangkaian penguat selisih/komparator

dangan satu Vinput-an. Satu diantaranya digunakan untuk kontrol

ON/OFF elemen pemanas dan dua lagi digunakan untuk pensaklaran

kecepatan motor kipas. Pensaklaran kecepatan motor kipas sesuai

dengan set-point yang telah ditentukan merupakan kombinasi dari

empat buah relay dengan dua buah transistor C9014 yaitu Q1 dan Q2

Page 41: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

41

yang masing-masing mengontak dua buah relay. Prinsif kerja untuk

menggerakkan transistor sebagai saklar mencapai titik saturasi sama

dengan kontrol ON/OFF elemen pemanas, penguat selisih/komparator

dengan error sebesar +0,07 akan mengakibatkan transistor mencapai titik

saturasi. Untuk pensaklaran kecepatan medium akan aktif jika penggerak

transistor ke-2 (Q2) tersulut oleh error sebesar +0,07V dari rangkaian

penguat selisih ke-2, yang sebelumya dikuatkan oleh rangkaian penguat

non-inverting menjadi +0,77V. Error tersebut merupakan hasil

perbandingan terhadap Vin LM35 DZ dengan Vref tetapan yang

diberikan sebesar 0,330V mewakili suhu 33ºC. Sedangkan untuk

pensaklaran kecepatan high akan aktif jika penggerak transistor ke-3 (Q3)

tersulut oleh error sebesar +0,07V dari rangkaian penguat selisih ke-3 yang

sebelumya dikuatkan terlebih dahulu oleh rangkaian penguat non-

inverting menjadi +0,77V. error tersebut merupakan hasil perbandingan

terhadap Vin LM35 DZ dengan Vref tetapan yang diberikan sebesar

0,370V mewakili suhu 37ºC

3.1.2.10 Perancangan Penggunaan Alat Penghangat Udara Portable

Page 42: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

42

Gambar 3.23 Ilustrasi Penggunaan Alat Sumber Udara Panas Portable

Dalam Gambar 3.23 di atas terlihat ilustrasi penggunaan alat

penghangat udara portable. Sebagai batasan penggunaan alat hanya

dapat dipakai pada ruangan yang memiliki volume tidak terlalu besar.

Dapat di gunakan di ruang tidur rumah tinggal maksimal berukuran 3m x

3m x 3m, pengaruh udara luar diperkecil. Jarak maksimal hembusan

udara hangat pada alat ini adalah berjarak 1m, letak sensor LM35 DZ

berada maksimal berjarak 1m mendatar dari alat penghangat udara.

3.3 Lokasi Penelitian

Sebelumnya penulis melakukan survey ke daerah pemukiman

penduduk yang menggunakan penghangat udara primitif berupa

pembakaran kayu bakar. Tempat yang dijadikan survey yaitu di daerah

Buleleng. Beberapa di dareah ini merupakan daerah yang memiliki

temperatur udara yang relatif rendah saat musim dingin dan hujan

datang. Daerah Buleleng yang penulis kunjungi yaitu Desa Gitgit dan

Lemukih. Dalam melakukan tahap perancangan, pembuatan dan

pengujian alat penghangat udara portable ini dilakukan di Lab Jurusan

Teknik Elektro Universitas Pendidikan Ganesha.

Page 43: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

43

3.4 Subyek Penelitian

Subyek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian yang

dibutuhkan dalam pembuatan Tugas Akhir adalah beruapa alat

penghangat udara portable. Dilakukan pengontrolan terhadap kerja

elemen pemanas (ON/OFF) dan pensaklaran kecepatan putar motor

kipas dalam mengasilkan udara hangat dalam jangkauan maksimal 1m

secara close loop .

3.5 Instrumen Penelitian

Adapun peralatan yang digunakan saat melakukan penelitian dapat dilihat

pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Nama dan Jumlah Instrumen yang Digunakan dalam Proses Penelitian

No Nama Alat Jumlah Fungsi

1 Termometer digital 1 buah Mengukur besaran suhu yang terbacadari semburan udara hangat alat

2 Multitester Digital 3 buah Mengukur besaran tegangan yangterdapat pada titik-titik pengukuran

3 Multitester Analog 1 buah Mengukur besaran tegangan yangterdapat pada titik-titik pengukuran

Page 44: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

44

4 Kalkulator 1 buah Membantu dalam proses perhitungan

5 Stopwacth 1 buah Membantu dalam proses pengukuranwaktu

Sedangkan peralatan-peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatan alat penghangat udara ini dapat dilihat pada tabel 4.2 dan Tabel 4.3

sebagai berikut :

Tabel 3.2. Daftar Nama dan Fungsi Peralatan Pembuatan Alat

No Nama Alat Fungsi Jumlah

1 Gunting Seng Untuk memotong logam-logam tipis 1 buah

2 Palu Besi Untuk membuat rata benda kerja 1 buah

3 Ragum Untuk penjepit dan pemipih benda kerja 1 buah

4 Rivet Untuk memasang paku rivet 1 buah

5 Gergaji besi Untuk Memotong benda kerja 1 buah

6 Bor dan matabor

Untuk membuat lubang atau rongga 1 buah

7 Gerinda listrik Untuk membuat rata permukaan bendakerja

1 buah

8 Kikir Besi(pipih, bulat,persegi )

Untuk membuat rata permukaan bendakerja

3 buah

9 Meteran danpenggaris

Untuk mengukur panjang atau lebar bendakerja

1 buah

10 Soder listrik Untuk mematri pemasangan komponen 1 buah

11 Tang(kombinasi,cucut, potong )

Untuk memotong, mengerat benda kerja 3 buah

12 Obeng (-) (+) Untuk Pengerat baut 2 buah

Page 45: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

45

Tabel 3.3. Daftar Nama Bahan-bahan Pembuatan Alat

No Nama Bahan Jumlah/Ukuran

1 Aluminium blok 1,5cm x 1,5cm

Aluminium blok 2cm x 0,5cm

Lis aluminium ( L ) 1cm x 1cm

Lis aluminium ( U ) 1cm x 0,5cm

Siku aluminium 1,5cm x 1,5cm

Siku aluminium 2cm x 0,5cm

5 meter

3 meter

3 meter

3 meter

8 buah

8 buah

2 Plat Aluminium 40cm x 30cm

3 Plat Seng 50cm x100cm

4 Triplaks double whiteboard 1 m x 1m

5 Karet penyangga 1m

6 Elemen Pemanas Setrika 300Watt 3 buah

7 Motor kipas 4 kutub 1 buah

8 Blade pan/baling-baling kipas 1buah

9 Kabel 3 jenis Secukupnya

10 Timah Secukupnya

11 Komponen-komponen elektronika daya (dalamrangkaian terlampir)

Secukupnya

12 Baut mur Secukupnya

13 Paku rivet/paku tembak Secukupnya

14 Baut ulir Secukupnya

15 Glasswool Secukupnya

16 Plaster aluminium Secukupnya

Page 46: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

46

17 Skun kabel Secukupnya

18 Doubletip Secukupnya

19 Papan PCB dan pelarut Secukupnya

20 Soket Kabel 1 buah

3.6 Pengumpulan Data

Apabila hasil perancangan dan pembuatan telah sesuai dengan tahapan-

tahapan yang ditetapkan sebelumya maka, rangkaian kontrol pada alat penghangat

udara portable dilakukan pengujian perblok. Dilakukan pencatatan dan

pengumpulan data, yaitu melakukan pengukuran-pengukuran tegangan dari tiap-

tiap blok rangkaian dengan menggunakan alat ukur multitester digital. Apabila

hasil pengujian rangkaian perblok rangkaian kontrol telah sesuai dengan yang

ditentukan melaui perancangan perhitungan sebelumnya maka proses uji alat

secara keseluruhan dilakukan. Data-data yang diambil dari pengumpulan data

untuk pengujian alat meliputi besaran tegangan pada titik-titik pengujian, waktu

yang diperlukan untuk mencapai derajad suatu suhu, suhu yang dihasilkan oleh

alat penghangat dalam waktu tertentu serta kondisi elemen pemanas dan posisi

kecepatan kipas dalam suhu tertentu. Setelah diperoleh data melalui pengukuran-

pengukuran dan pengamatan maka data yang didapat kemudian dilakukan analisa

data.

3.7 Analisa Data

Data-data yang diambil dalam pengumpulan data sebelumnya terdiri dari

data hasil pengamatan dan pengukuran pada setiap rancangan, baik dari rancangan

Page 47: TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN · PDF fileproses tahapan akhir yaitu pembuatan laporan Tugas Akhir. ... tutup bagian atas dapat dilepas dengan melepas baut yang menancap pada

47

konstruksi dan desain maupun data-data tentang pengujian rangkaian kontrol

elemen pemanas dan pensaklaran kecepatan kipas pada setiap blok rangkaian

penunjang. Apabila telah sesuai dengan perancangan sebelumya dengan batas

toleransi yang ditetapkan maka dilakukan pengujian alat secara keseluruhan.

Pengujian alat secara keseluruhan dimulai dengan memberikan set-point sebesar

0,300V s/d 0,400V. Waktu pencapain suatu titik suhu, kondisi dari elemen

pemanas serta posisi kecepatan motor kipas tercatat dalam sebuah tabel yang

disajikan secara jelas. Untuk melengkapi dan memperjelas dalam pembacaan tabel

maka dibuat suatu grafik hubungan antara suhu dengan waktu yang diperlukan

untuk mencapai suatu titik suhu dalam pengujian alat. Selanjutnya dilakukan

pembahasan melalui tabel dan grafik yang dibuat.