88
TUGAS AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Mata Kuliah : Al Islam Dosen : Drs. Didi Sunardi DISUSUN OLEH : Nama : Akhmad Asrofudin Jurusan : Teknik Elektro (P2K) NIM : 2012427019 1

tugas akhir semester

Embed Size (px)

DESCRIPTION

islam

Citation preview

Page 1: tugas akhir semester

TUGAS AKHIR SEMESTER

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

Mata Kuliah : Al Islam

Dosen : Drs. Didi Sunardi

DISUSUN OLEH :

Nama : Akhmad Asrofudin

Jurusan : Teknik Elektro (P2K)

NIM : 2012427019

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

1

Page 2: tugas akhir semester

Soal :

1. Jelaskan bagaimana konsep KELUARGA SAKINAH MENURUT ISLAM (pengertian sakinah mawaddah

warahmah memilih calaon pendamping, tujuan perkawinan, dan dan kewajiban suami dan istri)

2. Jelaskan bagimana pandangan islam terhadap perkawinan beda agama (pengertian, hokum

perkawinan beda agama)

3. Jelaskan bagaiaman pandangan islam tentang konsep GENDER MENURUT ISLAM (Kedudukan

laki-laki dan perempuan, relevansi tanggung jawab, pembagia tugas dan kepemimpinan)

4. Jelaskan konsep MAWARIS DALAM ISLAM (Harta waris, sebab waris mewaris, ahli waris dan

hak haknya)

5. Jelaskan bagaiama konsep SOSOAL POLITIK DAN BUDAYA DALAM ISLAM (Demokrasi dan

musyawarah, hak asasi manusia)

6. Jelaskan apa yang dimaksud WASIAT DAN HIBAH (Aturan wasiat dan hibah serta himahnya)

7. Jelaskan konsep JUAL BELI DAN UTANG PIUTANG (pengertian, syarat dan rukun, riba dan

bunga bank)

8. Jelaskan konsep MAKANAN DAN MINUMAN MENURUT ISLAM (makanan dan munuman yang

halal dan haram)

9. Jelaskan apa yang dimaksud EKONOMI ISLAM (pengertian, tujuan dan manfaat ekonomi islam,

cirri dan ruang lingkup ekonomi islam, etos kerja islami)

10. Jelaskan bagimana konsep penciptaan manusia menurut al quran (pengertian, isyarat al

quran, bayi tabung, cloning)

2

Page 3: tugas akhir semester

JAWABAN DAN URAIAN

1) KONSEP KELUARGA SAKINAH MENURUT ISLAM

Pengertian Sakinah Mawaddah Warahmah

Kata sakinah itu sendiri menurut bahasa berarti tenang atau tenteram.[1]) Dengan demikian, keluarga

sakinah berarti keluarga yang tenang atau keluarga yang tenteram. Secara historis-filologis, kalimat

hasil rangkaian tiga kata utama:

Sakiinah artinya tenang, tentram

Mawaddah artinya cinta, harapan

Rahmah artinya kasih sayang

Pengertian umum dari kalimat sakinah, mawadah wa rahmah yakni damai, tenang dan tentram dalam

rajut cinta dan kasih sayang nan sejuk dan abadi. Tiga kata utama tersebut sejatinya merupakan istilah

khas Arab-Islam yang dirujuk dari QS. Ar-Rum ayat 21. “Di antara tanda-tanda (kemahaan-Nya) adalah

Dia telah menciptakan dari jenismu (manusia) pasangan-pasangan agar kamu memperoleh sakiinah

disisinya, dan dijadikannya di antara kamu mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya dalam hal yang

demikian itu terdapat tanda-tanda (kemahaan-Nya) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum:21)

[1] Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, cet. I ( Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), hlm. 334.

Sumber : http://ilmukuilmumu.wordpress.com

Memilih Calon Pendamping

a. Kriteria Memilih Calon Istri

1. Hendaknya calon istri memiliki dasar pendidikan agama dan berakhlak baik karena wanita yang

mengerti agama akan mengetahui tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu. Sebagaimana sabda

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda :

“Perempuan itu dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya,

dan karena agamanya, lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia.”

(Muttafaqun ‘Alaihi)

Dalam hadits di atas dapat kita lihat, bagaimana beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam

menekankan pada sisi agamanya dalam memilih istri dibanding dengan harta, keturunan,

bahkan kecantikan sekalipun.

3

Page 4: tugas akhir semester

Demikian pula Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita

musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang Mukmin lebih baik dari

wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu … .” (QS. Al Baqarah : 221)

2. Hendaklah calon istri itu penyayang dan banyak anak. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah

bersabda :

Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : ” … kawinilah

perempuan penyayang dan banyak anak … .” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

Dalam memilih wanita yang banyak melahirkan anak ada dua hal yang perlu diketahui :

a. Kesehatan fisik dan penyakit-penyakit yang menghalangi dari kehamilan. Untuk mengetahui

hal itu dapat meminta bantuan kepada para spesialis. Oleh karena itu seorang wanita yang

mempunyai kesehatan yang baik dan fisik yang kuat biasanya mampu melahirkan banyak

anak, disamping dapat memikul beban rumah tangga juga dapat menunaikan kewajiban

mendidik anak serta menjalankan tugas sebagai istri secara sempurna.

b. Melihat keadaan ibunya dan saudara-saudara perempuan yang telah menikah sekiranya

mereka itu termasuk wanita-wanita yang banyak melahirkan anak maka biasanya wanita itu

pun akan seperti itu.

3. Hendaknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah

nikah. Sebab gadis itu akan memberikan sepenuh kehalusan dan kelembutannya kepada lelaki

yang pertama kali melindungi, menemui, dan mengenalinya. Lain halnya dengan janda,

kadangkala dari suami yang kedua ia tidak mendapatkan kelembutan hati yang sesungguhnya

karena adanya perbedaan yang besar antara akhlak suami yang pertama dan suami yang kedua.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjelaskan sebagian hikmah menikahi seorang gadis :

Mengutamakan orang jauh (dari kekerabatan) dalam perkawinan. Hal ini dimaksudkan untuk

keselamatan fisik anak keturunan dari penyakit-penyakit yang menular atau cacat secara

hereditas. Di samping itu juga untuk memperluas pertalian kekeluargaan dan mempererat

ikatan-ikatan sosial.

4

Page 5: tugas akhir semester

b. Kriteria Memilih Calon Suami

1. Islam

Ini adalah kriteria yang sangat penting bagi seorang Muslimah dalam memilih calon suami sebab

dengan Islamlah satu-satunya jalan yang menjadikan kita selamat dunia dan akhirat kelak.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“ … dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita Mukmin)

sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang Mukmin lebih baik dari orang musyrik

walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke Surga

dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya)

kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al Baqarah : 221)

2. Berilmu dan Baik Akhlaknya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

“Apabila kamu sekalian didatangi oleh seseorang yang Dien dan akhlaknya kamu ridhai maka

kawinkanlah ia. Jika kamu sekalian tidak melaksanakannya maka akan terjadi fitnah di muka

bumi ini dan tersebarlah kerusakan.” (HR. At Tirmidzi)

Sehubungan dengan memilih calon suami untuk anak perempuan berdasarkan ketakwaannya, Al

Hasan bin Ali rahimahullah pernah berkata pada seorang laki-laki :

“Kawinkanlah puterimu dengan laki-laki yang bertakwa sebab jika laki-laki itu mencintainya

maka dia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya maka dia tidak akan

mendzaliminya.”

Untuk dapat mengetahui agama dan akhlak calon suami, salah satunya mengamati kehidupan si

calon suami sehari-hari dengan cara bertanya kepada orang-orang dekatnya, misalnya tetangga,

sahabat, atau saudara dekatnya.

Sumber : http://gugundesign.wordpress.com/2009/03/18/kriteria-memilih-pasangan-hidup-menurut-islam/

http://pembinaanpribadi.blogspot.com

5

Page 6: tugas akhir semester

c. Tujuan Pernikahan Menurut Islam

a. Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia. Perkawinan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah

untuk memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang pernikahan). Bukan

dengan cara yang berbeda seperti sekarang ini dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur,

berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.

b. Membentengi Ahlak Manusia. Islam memandang pernikahan dan pembentukan keluarga

sebagai sarana efefktif untuk memelihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi

masyarakat dari kekacauan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Wahai para pemuda ! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka

nikahlah, karena nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji

(kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa (shaum), karena

shaum itu dapat membentengi dirinya”.

c. Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami.

d. Meningkatkan Ibadah Kepada Allah. Rumah tangga adalah salah satu peribadatan dan amal

shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain. Bahkan hubungan / bersetubuh

termasuk ibadah (sedekah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Jika kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian termasuk sedekah !. Mendengar sabda

Rasulullah para shahabat keheranan dan bertanya : “Wahai Rasulullah, seorang suami yang

memuaskan nafsu birahinya terhadap istrinya akan mendapat pahala ?” Nabi shallallahu alaihi

wa sallam menjawab : “Bagaimana menurut kalian jika mereka (para suami) bersetubuh

dengan selain istrinya, bukankah mereka berdosa .? Jawab para shahabat :”Ya, benar”. Beliau

bersabda lagi : “Begitu pula kalau mereka bersetubuh dengan istrinya (di tempat yang halal),

mereka akan memperoleh pahala !”.

e. Mencari Keturunan Yang Shalih. Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh

melainkan dengan pendidikan Islam yang benar. Allah berfirman :

“Allah telah menjadikan dari diri-diri kamu itu pasangan suami istri dan menjadikan bagimu

dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki yang baik-baik. Maka

mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?”.

d. Kewajiban dan Hak Suami Istri

Kewajiban Suami (Hak Istri)

1. Bergaul dengan istri dengan cara yang ma’ruf (baik)

Yang dimaksud di sini adalah bergaul dengan baik, tidak menyakiti, tidak menangguhkan hak

istri padahal mampu, serta menampakkan wajah manis dan ceria di hadapan istri.

6

Page 7: tugas akhir semester

Allah Ta’ala berfirman,

وه�ن� ر� وعاش�

وف� مع ر� �ال ب

“Dan bergaullah dengan mereka dengan baik.” (QS. An Nisa’: 19).

ه�ن� ل� ول �ذ�ي م�ث ه�ن� ال ي وف� عل مع ر� �ال ب

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang

ma’ruf.” (QS. Al Baqarah: 228).

2. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal dengan baik

Yang dimaksud nafkah adalah harta yang dikeluarkan oleh suami untuk istri dan anak-anaknya

berupa makanana, pakaian, tempat tinggal dan hal lainnya. Nafkah seperti ini adalah

kewajiban suami berdasarkan dalil Al Qur’an, hadits, ijma’ dan logika.

Dalil Al Qur’an, Allah Ta’ala berfirman,

اها ت آ ما �ال� إ ا ف س� ن �ه� الل ل%ف� �ك ي ال �ه� الل اه� ت آ م�م�ا ف�ق �ن ي فل ق�ه� ر�ز ه� ي عل ق�د�ر ومن �ه� عت س م�ن عة2 س ذ�و ف�ق �ن �ي ل

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang

disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan

kepadanya” (QS. Ath Tholaq: 7).

وف� مع ر� �ال ب �ه�ن� وت وك�س ق�ه�ن� ر�ز ه� ل �ود� مو ل ال وعلى

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf” (QS.

Al Baqarah: 233).

3. Meluangkan waktu untuk bercanda dengan istri tercinta

Inilah yang dicontohkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang

diceritakan oleh istri beliau, ‘Aisyahradhiyallahu ‘anha,

- حمل ت� - م�ا فل ر�ج لى� على �ه� ق ت ب فس �ه� ق ت اب فس قالت فر2 س ف�ى وسلم عليه الله صلى �ى% �ب الن مع ت ان ك �ها ن أ

قة� » ب الس� �ل ك �ت ب هذ�ه� فقال �ى قن ب فس �ه� ق ت اب س .» الل�ح م

Ia pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam safar. ‘Aisyah lantas berlomba lari

bersama beliau dan ia mengalahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala ‘Aisyah sudah

bertambah gemuk, ia berlomba lari lagi bersama Rasulshallallahu ‘alaihi wa sallam, namun

kala itu ia kalah. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ini balasan untuk

kekalahanku dahulu.” (HR. Abu Daud no. 2578 dan Ahmad 6: 264. Syaikh Al Albani mengatakan

bahwa hadits ini shahih). Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam masih menyempatkan diri untuk

bermain dan bersenda gurau dengan istrinya tercinta.

4. Menyempatkan waktu untuk mendengar curhatan istri7

Page 8: tugas akhir semester

5. Mengajarkan istri masalah agama

Adh Dhohak dan Maqotil berkata,

عنه الله نهاهم وما عليهم، الله فرض ما وعبيده، وإمائه قرابته من أهله، يعلم أن المسلم على حق

“Kewajiban bagi seorang muslim adalah mengajari keluarganya, termasuk kerabat, budak laki-

laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan dan

larangan yang Allah larang.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 59)

6. Mengajak istri dan anak untuk rajin beribadah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

�ين ن س� ر� عش اء� ن ب أ وه�م ها ي عل �وه�م واض ر�ب �ين ن س� ع� ب س اء� ن ب

أ وه�م ة� �الص�ال ب �م دك و ال أ وا م�ر�

“Perhatikanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun.

Jika mereka telah berumur 10 tahun, namun mereka enggan, pukullah mereka.” (HR. Abu Daud

no. 495. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam Irwaul Gholil 298).

ح�م � الله� ر ال ج� ل� م�ن قام ر �ي قظ فصل�ى الل ي ه� وأ ت أ ، ام ر �ن فصل�ت ت فإ ب

ضح أ ه�ها ف�ي ن ماء، وج ح�م ال الله� ور

ة� أ ل� م�ن قامت ام ر �ي قظت فصل�ت الل ي ها وأ و ج �ن فصل�ى ز بى فإ ضحت أ ه�ه� ف�ي ن ماء وج ال

“Semoga Allah merahmati seorang lelaki yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan

shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan

untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang wanita

yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan suami lalu si

suami mengerjakan shalat. Bila suaminya enggan untuk bangun, ia percikkan air di wajah

suaminya.” (HR. Abu Daud no. 1450, An Nasai no. 1610, dan Ahmad 2: 250. Syaikh Al Albani

mengatakan bahwa hadits hasan sebagaimana dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 625).

7. Tidak mempersoalkan kesalahan kecil istri

Inilah petunjuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ر آخ ها م�ن ض�ى ر �ق�ا ل خ� ها م�ن ر�ه ك �ن إ ة� م�ؤ م�ن Xم�ن م�ؤ ك ف ر ي ال

“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu

akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhoi” (HR. Muslim no.

1469). Karena istri tentu saja dalam bersikap dan kelakuan tidak bisa seratus persen perfect

sebagaimana yang suami inginkan. Bersabarlah dan tetap terus menasehati istri dengan cara

yang baik.8

Page 9: tugas akhir semester

8. Tidak memukul istri di wajah dan tidak menjelek-jelekkan istri

Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

ت� – – ي ب ال �ف�ى �ال إ ه ج�ر ت وال %ح �قب ت وال وج ه ال ض ر�ب� ت وال ت ب س ت اك و� أ ت ي س ت اك �ذا إ وها س� ك وت طع�م ت �ذا إ �ط ع�مها ت ن

أ

“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan. Engkau memberinya pakaian

sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu

di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka

nasehat) selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits

ini hasan shahih).

9. Tidak meng-hajr (pisah ranjang) dalam rangka mendidik selain di dalam rumah

Hal ini sebagaimana diterangkan dalam ayat dan hadits sebelumnya di atas. Mengenai makna

hajr di ranjang pada ayat,

�وه�ن� واض ر�ب مضاج�ع� ال ف�ي وه�ن� واه ج�ر�

“Dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka”, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di

rahimahullah mengatakan bahwa maknanya adalah tidak satu ranjang dengannya dan tidak

berhubungan intim dengan istri sampai ia sadar dari kesalahannya (Lihat Taisir Al Karimir

Rahman, 177).

Ibnul Jauzi menerangkan mengenai makna hajr di ranjang ada beberapa pendapat di kalangan

pakar tafsir:

1. Tidak berhubungan intim

2. Tidak mengajak berbicara, namun masih tetap berhubungan intim

3. Mengeluarkan kata-kata yang menyakiti istri ketika diranjang

4. Pisah ranjang (Lihat Zaadul Masiir, 2: 76).

Dan hajr boleh dilakukan di luar rumah jika ada maslahat sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi

wa sallam pernah meng-hajr istri-istrinya selama sebulan di luar rumah mereka.

10. Memberikan hak istri dalam hubungan intim

�ى آخى �ب ن – وسلم عليه الله صلى – الن ي مان ب ل ب�ى ، س داء� وأ ار ، الد�ر مان� فز ل ا س ب داء� أ ى ، الد�ر أ �م� فر أ

9

Page 10: tugas akhir semester

داء� ة� الد�ر ذ%ل ب ها فقال . م�ت �ك� ما ل ن أ خ�وك قالت ش �و أ ب داء� أ س الد�ر ي ه� ل ةX ل ا ف�ى حاج ي اء . الدن �و فج ب داء� أ الد�ر

، ع ه� فصن �ل فقال . طعام�ا ل �ن%ى قال . ك �مX فإ ا ما قال . صائ ن �ل2 أ �آك �ل حت�ى ب ك أ ل قال . ت ك م�ا . فأ ان فل ل� ك �ي الل

�و ذهب ب داء� أ ق�وم� الد�ر م قال . ي ام . ن �م� ، فن ق�وم� ذهب ث م فقال . ي م�ا . ن ان فل ر� م�ن ك ل� آخ� �ي مان� قال الل ل س

� . اآلن ق�م ا �ي ه� فقال ، فصل مان� ل ل �ن� س %ك إ ب �ر ك ل ي قgا عل ك ، ح ف س� �ن ك ول ي قgا عل �ك ، ح ه ل ك وأل ي قgا عل ، ح

ع ط� �ل� فأ ق�ه� حقj ذ�ى ك تى . ح �ى� فأ �ب ر – وسلم عليه الله صلى – الن �ك فذك ه� ذل �ى فقال ، ل �ب الله صلى – الن

مان� صدق – » وسلم عليه ل س «

Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mempersaudarakan Salman dan Abu Darda’. Suatu

saat Salman mengunjungi –saudaranya- Abu Darda’. Ketika itu Salman melihat istrinya, Ummu

Darda’, dalam keadaan tidak mengenakkan. Salman pun berkata kepada Ummu Darda’,

“Kenapa keadaanmu seperti ini?” “Saudaramu, Abu Darda’, seakan-akan ia tidak lagi

mempedulikan dunia”, jawab wanita tersebut. Abu Darda’ kemudian datang. Salman pun

membuatkan makanan untuk Abu Darda’. Salman berkata, “Makanlah”. “Maaf, saya sedang

puasa”, jawab Abu Darda’. Salman pun berkata, “Aku pun tidak akan makan sampai engkau

makan.” Lantas Abu Darda’ menyantap makanan tersebut.

Ketika malam hari tiba, Abu Darda’ pergi melaksanakan shalat malam. Salman malah berkata

pada Abu Darda’, “Tidurlah”. Abu Darda’ pun tidur. Namun kemudian ia pergi lagi untuk shalat.

Kemudian Salman berkata lagi yang sama, “Tidurlah”. Ketika sudah sampai akhir malam,

Salman berkata, “Mari kita berdua shalat.” Lantas Salman berkata lagi pada Abu Darda’,

“Sesungguhnya engkau memiliki kewajiban kepada Rabbmu. Engkau juga memiliki kewajiban

terhadap dirimu sendiri (yaitu memberi supply makanan dan mengistirahatkan badan, pen),

dan engkau pun punya kewajiban pada keluargamu (yaitu melayani istri, pen) . Maka berilah

porsi yang pas untuk masing-masing kewajiban tadi.” Abu Darda’ lantas mengadukan Salman

pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas beliau bersabda, “Salman itu benar” (HR.

Bukhari no. 968).

Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah,

suami itu wajib menyetubuhi istrinya sesuai dengan kemampuan suami dan kecukupan istri.

Inilah pendapat yang tepat, berbeda dengan pendapat sebagian ulama yang mengharuskan

suami harus menyetubuhi istrinya minimal empat bulan sekali. Namun yang tepat adalah

pendapat pertama.

11. Memberikan istri kesempatan untuk menghadiri shalat jama’ah selama keluar dengan hijab

yang sempurna dan juga memberi izin bagi istri untuk mengunjungi kerabatnya

Tidak menyebar rahasia dan aib istri

12.Berhias diri di hadapan istri sebagaimana suami menginginkan demikian pada istri

Allah Ta’ala berfirman,

10

Page 11: tugas akhir semester

ه�ن� ل� ول �ذ�ي م�ث ه�ن� ال ي وف� عل مع ر� �ال ب

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang

ma’ruf.” (QS. Al Baqarah: 228).

13.Selalu berprasangka baik dengan istri

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata,

هى و ل� ن س� ن وسلم عليه الله صلى الله� ر ق أ ط ر� ج�ل� ي ه� الر� ه ل � أ ال ي �ه�م ل و�ن خ ت و ي

م�س� أ ت ل �ه�م ي ات ر عث

“Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari

untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari

kesalahannya” (HR. Muslim no. 715).

Referensi:

1. ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, Al ‘Azhim Abadi Abu Ath Thoyyib, terbitan Darul Kutub

Al ‘Ilmiyyah, Beirut, cetakan kedua, tahun 1415 H

2. Shahih Fiqh Sunnah, Abu Malik Kamal bin As Sayid Salim, terbitan Al Maktabah At Taufiqiyah,

3: 213-215

3. Syarh Al Bukhari li Ibni Battol, Asy Syamilah

4. Taisir Al Karimir Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar

Risalah , cetakan pertama, tahun 1423 H

5. Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, terbitan Al Maktab AIslami, cetakan ketiga, 1404 H

Kewajiban Istri (Hak Suami)

1. Mentaati perintah suami

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

ول� ق�يل س� �ر �ه� ل �ه� صل�ى الل ه� الل ي �م عل ل ي^ وس اء� أ %س رX الن ي �ت�ي قال خ ره� ال س� �ذا ت ظر إ �ط�يع�ه� ن �ذا وت مر إ

�ف�ه� وال أ ال �خ ف�ي ت

ها ف س� �ها ن �ما ومال ه� ب ر ك ي

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang

paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati

11

Page 12: tugas akhir semester

suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat

suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa

hadits ini hasan shahih)

2. Berdiam di rumah dan tidaklah keluar kecuali dengan izin suami

�ولى األ �ة� �ي اه�ل ج ال رج ب ت ج ن ر� ب ت وال �ن� �ك �وت �ي ب ف�ي ن وقر

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku

seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab: 33).

3. Taat pada suami ketika diajak ke ranjang

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

�ذا ج�ل� دعا إ ه� الر� ت أ �لى ام ر ه� إ اش� ت ف�ر ب

ن فأ ج�ىء أ ها ت ت عن ة� ل �ك ئ مال �ح حت�ى ال �ص ب ت

“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka

malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR. Bukhari no. 5193 dan Muslim no.

1436).

4. Tidak mengizinkan orang lain masuk rumah kecuali dengan izin suami

Pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada haji Wada’,

“Bertakwalah kalian dalam urusan para wanita (istri-istri kalian), karena sesungguhnya kalian

mengambil mereka dengan amanah dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka

dengan kalimat Allah. Hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh mengizinkan

seorang pun yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian” (HR. Muslim no.

1218)

5. Tidak berpuasa sunnah ketika suami ada kecuali dengan izin suami

Para fuqoha telah sepakat bahwa seorang wanita tidak diperkenankan untuk melaksanakan

puasa sunnah melainkan dengan izin suaminya (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 28: 99). Dalam

hadits yang muttafaqun ‘alaih, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

ح�ل ال ة� ي أ مر �ل ن ل ص�وم أ ها ت و ج� اه�دX وز � ش �ال �ه� إ �ذ ن �إ ب

“Tidaklah halal bagi seorang wanita untuk berpuasa sedangkan suaminya ada (tidak

bepergian) kecuali dengan izin suaminya.” (HR. Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6. Tidak menginfakkan harta suami kecuali dengan izinnya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

12

Page 13: tugas akhir semester

ها و ج� ز �ذ ن� �إ ب � �ال إ ها و ج� ز ت� ي ب م�ن �ا ئ ي ش Xة أ ام ر ف�ق� �ن ت ال

“Janganlah seorang wanita menginfakkan sesuatu dari rumah suaminya kecuali dengan izin

suaminya” (HR. Tirmidzi no. 670. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)

7. Berkhidmat pada suami dan anak-anaknya

8. Menjaga kehormatan, anak dan harta suami

Allah Ta’ala berfirman,

�ه� الل حف�ظ �ما ب ب� غي �ل ل Xاتحاف�ظ Xات �ت قان �حات� فالص�ال

“Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

suaminya tidak ada” (QS. An Nisa’: 34). Ath Thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6:

692), “Wanita tersebut menjaga dirinya ketika tidak ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan

dan harta suami. Di samping itu, iawajib menjaga hak Allah dan hak selain itu.”

9. Bersyukur dengan pemberian suami

Seorang istri harus pandai-pandai berterima kasih kepada suaminya atas semua yang telah

diberikan suaminya kepadanya. Bila tidak, si istri akan berhadapan dengan ancaman neraka

Allah Ta’ala.

Seselesainya dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau ketika shalat,

ت� ي أ �ار ور م الن ر فل

� أ و م ي ال ا ك ظر� ت� قط من ي أ ر ور ث ك

�ها أ ه ل : أ .�م ل �وا قال اء %س ا الن و ل ي س� : الله�؟ ر قال

: .ن ف�ر ك ي ل ق�ي �ف ر�ه�ن� �ك �الله�؟ ب ن: ب ف�ر ك ي ر قال ي عش� ن ال ف�ر ك ، وي ان �ح س إل و ا ت ل ن ح س �لى أ �ح داه�ن� إ ، إ الد�ه ر

�م� ت ث أ ك ر �ا م�ن ئ ي ما: ش ت� قالت ي

أ ك ر ا م�ن ر� ي قط خ

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari

ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya,

“Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab,

“Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu

kufur kepada Allah?” Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan

mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri

kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak

berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat

kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907). Lihatlah bagaimana kekufuran

si wanita cuma karena melihat kekurangan suami sekali saja, padahal banyak kebaikan lainnya

yang diberi. Hujan setahun seakan-akan terhapus dengan kemarau sehari.

10. Berdandan cantik dan berhias diri di hadapan suami

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

13

Page 14: tugas akhir semester

ول� ق�يل س� �ر �ه� ل �ه� صل�ى الل ه� الل ي �م عل ل ي^ وس اء� أ %س رX الن ي �ت�ي قال خ ره� ال س� �ذا ت ظر إ �ط�يع�ه� ن �ذا وت مر إ

وال أ

�ف�ه� ال �خ ها ف�ي ت ف س� �ها ن �ما ومال ه� ب ر ك ي

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang

paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati

suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat

suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa

hadits ini hasan shahih)

11. Tidak mengungkit-ngungkit pemberian yang diinfakkan kepada suami dan anak-anaknya dari

hartanya

Allah Ta’ala berfirman,

ذى واأل من% �ال ب �م �ك صدقات ط�ل�وا �ب ت ال �وا من آ �ذ�ين ال يها

أ ا ي

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan

menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)” (QS. Al Baqarah: 264).

12. Ridho dengan yang sedikit, memiliki sifat qona’ah (merasa cukup) dan tidak membebani

suami lebih dari kemampuannya

Allah Ta’ala berfirman,

ع د ب �ه� الل ج عل� ي س اها ت آ ما �ال� إ ا ف س� ن �ه� الل ل%ف� �ك ي ال �ه� الل اه� ت آ م�م�ا ف�ق �ن ي فل ق�ه� ر�ز ه� ي عل ق�د�ر ومن �ه� عت س م�ن عة2 س ذ�و ف�ق �ن �ي ل

ا ر� �س ي ر2 ع�س

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang

disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.

Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan

kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq:

7)

13. Ketigabelas: Tidak menyakiti suami dan tidak membuatnya marah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

�ؤ ذ�ي ال ةX ت أ ها ام ر و ج ا ف�ي ز ي � الدن �ال �ه� قالت إ ت و ج ح�و ر� م�ن ز ن� ال ع�ي : ال ه� ال �ؤ ذ�ي ك�, ت ل �ما, الله� قات �ن ه�و فإ

دك ن لX ع� ي ك� دخ� �و ش� ن ي �فار�قك� أ ا ي ن ي �ل إ

“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia melainkan istrinya dari kalangan bidadari

akan berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang

suami) hanyalah tamu di sisimu; hampir saja ia akan meninggalkanmu menuju kepada kami”.

14

Page 15: tugas akhir semester

(HR. Tirmidzi no. 1174 dan Ahmad 5: 242. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini

shahih)

14. Berbuat baik kepada orang tua dan kerabat suami

15. Terus ingin hidup bersama suami dan tidak meminta untuk ditalak kecuali jika ada alasan yang

benar

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

�ة� . ن الج �حة� ائ ر ها ي عل Xام فحر س2 أ ب ما ر� غي ف�ي ق الط�ال ها و ج ز لت

أ س ة2 أ ام ر يما

أ

“Wanita mana saja yang meminta talak kepada suaminya tanpa ada alasan (yang dibenarkan

oleh syar’i), maka haram baginya mencium wangi surga.” (HR. Tirmidzi no. 1199, Abu Daud

no. 2209, Ibnu Majah no. 2055. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

16. Berkabung ketika meninggalnya suami selama 4 bulan 10 hari

Allah Ta’ala berfirman,

ر�‌ا وعش ه�ر‌2 ش أ عة ر ‌ب

أ ه�ن� نف�س� �أ ب �ص ن ر‌ب ت ي ا واج� ز

أ ذر�‌ون وي �م م�نك وف�و ن �ت ي �ذ�ين �م وال ك ي عل اح ن ج� فال ه�ن� ل ج أ غ ن ل ب �ذا فإ

مع ر�‌وف� �ال ب ه�ن� نف�س� أ ف�ي فعل ن �ير‌X ف�يما ب خ ع مل�ون ت �ما ب ه� ـ� والل

“Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri

(hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber’iddah) empat bulan sepuluh hari.

Kemudian apabila telah habis ‘iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan

mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu

perbuat.” (QS. Al Baqarah: 234)

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ا ر� وعش ه�ر2 ش أ عة ب ر

أ و ج2 ز على � �ال إ ، ال2 ي ل ث� ال ث فو ق %ت2 مي على �ح�د� ت ن أ اآلخ�ر� � و م ي وال �ه� �الل ب �ؤ م�ن� ت ة2

أ �م ر ال ح�ل ي ال

“Tidak dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk

berkabung atas kematian seseorang lebih dari tiga hari, kecuali atas kematian suaminya,

yaitu (selama) empat bulan sepuluh hari.” (HR. Bukhari no. 5334 dan Muslim no. 1491)[2]

Sumber : www.muslim .or.id

2) PERKAWINAN BEDA AGAMA

Pengertian

15

Page 16: tugas akhir semester

Yang dimaksud pernikahan beda agama dalam islam adalah apabila dalam suatu pernikahan yang

mana salah satu dari pihak pria atau wanita beragama islam, sedangkan pihak yang lain bukan

beragama selain islam.

Hukum

a. Pernikahan Wanita Muslimah dan Pria Non Muslim – Hukumnya Haram

Tentang status pernikahan wanita muslimah dan pria non muslim disebutkan dalam firman Allah

Ta’ala,

ا يها ي �ذ�ين أ �وا ال من �ذا آ �م� إ اءك ات� ج م�ؤ م�ن ات2 ال �وه�ن� م�هاج�ر ن ح� �ه� فام ت م� الل ع ل

�ه�ن� أ �يمان �إ �ن ب �م�وه�ن� فإ �م ت ات2 عل م�ؤ م�ن

ج�ع�وه�ن� فال ر �لى ت �ف�ار� إ ك ه�م ح�لy ه�ن� ال ال ح�لون ه�م وال ل ه�ن� ي ل

“Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang

beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan

mereka. Jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman, maka janganlah kamu

kembalikan mereka (wanita mukmin) kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka

(wanita mukmin) tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula

bagi mereka.” (QS. Al Mumtahanah: 10)

b. Pernikahan Pria Muslim dengan Wanita Ahli Kitab – Haram

Dalam memutuskan fatwanya, MUI menggunakan Alquran dan Hadis sebagai dasar hukum. "Dan

janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik hingga mereka ber iman (masuk Islam). Sesungguhnya

wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia menarik hatimu. Dan

janganlah kamu menikahkan wanita orangorang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) hingga

mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, meskipun ia

menarik hatimu..." (QS: al-Baqarah:221).

Selain itu, MUI juga menggunakan Alquran surat al-Maidah ayat 5 serta at Tahrim ayat 6 sebagai dalil.

Sedangkan, hadis yang dijadikan dalil adalah Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Tabrani:

"Barang siapa telah kawin, ia telah memelihara setengah bagian dari imannya, karena itu, hendaklah ia

takwa (takut) kepada Allah dalam bagian yang lain."

Ulama Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait nikah beda agama. Fatwa itu

ditetapkan dalam Muktamar ke-28 di Yogyakarta pada akhir November 1989. Ulama NU dalam

fatwanya menegaskan bahwa nikah antara dua orang yang berlainan agama di Indonesia hukumnya

tidak sah.

Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah juga telah menetapkan fatwa tentang penikahan beda

agama. Secara tegas, ulama Muhammadiyah menyatakan bahwa seorang wanita Muslim dilarang 16

Page 17: tugas akhir semester

menikah dengan pria non-Muslim. Hal itu sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 221, seperti yang telah

disebutkan di atas. "Berdasarkan ayat tersebut, laki-laki Mukmin juga dilarang nikah dengan wanita

non-Muslim dan wanita Muslim dilarang walinya untuk menikahkan dengan laki-laki non-Muslim,"

ungkap ulama Muhammadiyah dalam fatwanya.

Ulama Muhammadiyah pun menyatakan kawin beda agama juga dilarang dalam agama Nasrani.

Dalam perjanjian alam, kitab ulangan 7:3, umat Nasrani juga dilarang untuk menikah dengan yang

berbeda agama. "Dalam UU No 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 juga disebutkan bahwa: "Pernikahan

adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu."

"Jadi, kriteria sahnya perkawinan adalah hukum masing-masing agama yang dianut oleh kedua

mempelai," papar ulama Muhammadiyah dalam fatwanya. Ulama Muhammadiyah menilai pernikahan

beda agama yang dicatatkan di kantor catatan sipil tetap tak sah nikahnya secara Islam. Hal itu dinilai

sebagai sebuah perjanjian yang bersifat administratif.

Ulama Muhammadiyah memang mengakui adanya perbedaan pendapat tentang bolehnya pria

Muslim menikahi wanita nonMuslim berdasarkan surat al-Maidah ayat 5. "Namun, hendaknya pula

dilihat surat Ali Imran ayat 113, sehingga dapat direnungkan ahli kitab yang bagaimana yang dapat

dinikahi laki-laki Muslim," tutur ulama Muhammadiyah.

Dalam banyak hal, kata ulama Muhammadiyah, pernikahan wanita ahli kitab dengan pria Muslim

banyak membawa kemadharatan. "Maka, pernikahan yang demikian juga dilarang." Abdullah ibnu

Umar RA pun melarang pria Muslim menikahi wanita non-Muslim.

www.republika.co.id

3) KONSEP GENDER MENURUT ISLAM

Secara umum, Islam memandang laki-laki dan wanita dalam posisi yang sama, tanpa ada

perbedaan. Masing-masing adalah ciptaan Allah yang dibebani dengan tanggungjawab

melaksanakan ibadah kepada-Nya, menunaikan titah-titah-Nya dan menjauhi larangan-

larangan-Nya.

Dalam kacamata islam, konsep gender adalah suatu tatanan untuk menghormati, melindungi,

bahkan memuliakan wanita. Ajaran Islam yang menggambarkan konsep gender antara lain:

17

Page 18: tugas akhir semester

a. Kesetaraan dalam Kewajiban Beribadah dan Pahalanya

Hampir seluruh syariat Islam dan hukum-hukumnya berlaku untuk kaum Adam dan kaum

Hawa secara seimbang. Begitu pun dengan janji pahala dan ancaman siksaan. Tidak

dibedakan satu dengan yang lainnya. Masing-masing dari mereka memiliki kewajiban dan

hak yang sama dihadapan Allah sebagai hamba-hamba-Nya. Berikut adalah petikan ayat-

ayat al Qur`an yang menjelaskan tentang pandangan Islam dalam hal ini:

ق ت� وما ل ج�ن� خ س ال �ن �ال� واإل �د�ون� إ ع ب �ي ل

“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS.

Adz-Dzariyat [51]: 56)

ع مل ومن �حات� م�ن ي ر2 م�ن الص�ال و ذك ثى أ �ن �ك م�ؤ م�نX وه�و أ ئ �ول ل�ون فأ د خ� �ة ي ن ج م�ون وال ال �ظ ل ا ي ق�ير� ن

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia

orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya

walau sedikitpun.” (QS. An Nisa [4]: 124)

b. Perbedaan Kodrat

Namun demikian, bukan berarti kaum laki-laki dan wanita menjadi sama dan setara dalam

segala hal. Menyetarakan keduanya dalam semua peran, kedudukan, status sosial,

pekerjaan, jenis kewajiban dan hak sama dengan melanggar kodrat. Karena, kenyataan

yang tidak dapat dipungkiri bahwa antara laki-laki dan wanita terdapat perbedaan-

perbedaan mendasar, hingga jika kita melihat keduanya dengan kasat mata sekalipun.

Secara biologis dan kemampuan fisik, laki-laki dan perempuan jelas berbeda. Begitu pun

dari sisi sifat, pemikiran-akal, kecenderungan, emosi dan potensi masing-masing juga

berbeda.

Apalagi wanita dengan tabiatnya melakukan proses reproduksi, mengandung, melahirkan,

menyusui, menstruasi, sementara laki-laki tidak. Adalah tidak adil jika kita kemudian

memaksakan suatu peran yang tidak sesuai dengan tabiat dan kecenderungan dasar dari

masing-masing jenis tersebut.

Allah berfirman menghiyakatkan perkataan istri Imran,

س ي ر� ول ثى الذ�ك �ن األ ك

18

Page 19: tugas akhir semester

“Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.” (QS. Ali Imran [3]: 36)

c. Hukum Syariat antara Laki-laki dan Wanita

Di antara ketetapan syariat yang Allah khususkan bagi laki-laki adalah soal kepemimpinan.

Allah berfirman,

جال� اء� على قو�ام�ون الر% %س �ما الن �ه� فض�ل ب ع ضه�م الل ع ض2 على ب �ما ب فق�وا وب ن �ه�م م�ن أ م وال أ

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan

sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-

laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa` [4]: 34)

Posisi strategis ini Allah berikan kepada laki-laki karena ia sesuai dengan tabiat dan kodrat

penciptaannya, sebagaimana yang telah disebutkan. Dalam rumah tangga, laki-laki adalah

pemimpin yang bertanggungjawab menjaga dan memelihara urusan orang-orang yang

berada dibawah kepemimpinannya dari para istri dan anak-anak, termasuk menjamin

pakaian, makanan dan rumah mereka.

Dengan catatan, kepemimpinan atau kekuasaan seorang laki-laki atas wanita itu bermakna

penjagaan, perhatian dan pengaturan, bukan dalam arti kesewenang-wenangan,

otoritarian dan tekanan.

Begitu pula dalam kepemimpinan pada ranah-ranah publik seperti jabatan kepala negara,

kehakiman, menejerial, atau perwalian seperti wali nikah dan yang lainnya, semua itu juga

hanya diberikan kepada laki-laki dan tidak kepada wanita.

Dalam ibadah dan ketaatan, laki-laki secara khusus dibebani kewajiban jihad, shalat jum’at

dan berjamah di masjid, disyariatkan bagi mereka adzan dan iqamah. Syariat juga

menetapkan perceraian berada di tangan laki-laki, dan bagian waris dua bagi laki-laki dan

satu untuk wanita.

Adapun hukum-hukum yang khusus untuk kaum wanita juga banyak. Baik dalam ibadat,

muamalat dan lain-lain. Bahkan sebagian para ulama menulis secara khusus buku-buku

yang berkaitan dengan hukum-hukum wanita. (Lihat Hirâsah al Fadhîlah, hal. 22)

19

Page 20: tugas akhir semester

d. Sikap Seorang Mukmin dan Mukminah

Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid rahimahullah menyimpulkan, dari perbedaan-perbedaan

hukum yang telah ditetapkan oleh Allah tersebut, maka ada tiga sikap yang harus kita

ambil:

Pertama, beriman dan menerima perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan wanita baik

secara fisik, psikis, atau hukum syar’i, serta hendaknya masing-masing merasa ridha

dengan kodrat Allah dan ketetapan-ketetapan hukum-Nya.

Kedua, tidak boleh bagi masing-masing dari laki-laki atau wanita menginginkan sesuatu

yang telah Allah khususkan bagi salah satunya dalam perbedaan-perbedaan hukum

tersebut dan mengembangkan perasaan iri satu sama lain disebabkan perbedaan-

perbedaan tersebut. Oleh karena itu Allah melarang hal itu dengan firman-Nya,

�و ا وال من ت �ه� فض�ل ما ت �ه� الل �م ب ع ضك ع ض2 على ب جال� ب �لر% ص�يبX ل �وا م�م�ا ن ب س ت اء� اك %س �لن ول

Xص�يب ن م�م�ا ن ب س ت �وا اك ل أ �ه واس �ه� م�ن الل �ن� فض ل �ه إ ان الل �ل% ك �ك ء2 ب ي �يم�ا ش عل

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian

kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian

dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa

yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An Nisa` [4]: 32)

Tentang sebab turunnya ayat ini, Mujahid menuturkan, “Ummu Salamah berkata, “Wahai

Rasulullah, mengapa laki-laki berperang sementara kami tidak? Dan mengapa kami hanya

mendapatkan setengah dari harta waris? Maka turunlah ayat ini.” (Diriwayatkan oleh al

Thabari, Imam Ahmad, Hakim dan yang lainnya)

Ketika, jika al Qur`an dengan jelas melarang untuk sekedar iri, maka apalagi mengingkari

dan menentang perbedaan-perbedaan syar’i antara laki-laki dan wanita ini dengan cara

memropagandakan isu kesetaraan gender. Hal ini tidak boleh bahkan termasuk kekufuran.

Karena ia merupakan bentuk penentangan terhadap kehendak Allah yang bersifat kauni

yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan perbedaan-perbedaan tabiat tadi,

sekaligus bentuk pengingkaran terhadap teks-teks syar’i yang bersifat qath’i dalam

pembedaan-pembedaan hukum antara keduanya. 20

Page 21: tugas akhir semester

4) Bab Waris Terlampir

5) KONSEP SOSIAL POLITIK DAN BUDAYA DALAM ISLAM

Demokrasi Dalam Islam

Demokrasi dapat dikatakan lahir dari ajaran Islam dan merupakan system politik islam yang kemudian

dipelajari dan dikembangkan oleh peradaban barat.

Pengertian Sistem Politik Islam Dalam fikih siasah disebutkan bahwa garis besar fikih siasah meliputi:

(Acep Djazuli, 2000:15)

a. Siasah dusturiyah (Tata Negara Dalam Islam)

b. Siasah Dauliyyah (Politik yang mengatur hubungan antara satu negara Islam dengan

negara Islam yang lain atau dengan Negara sekuler lainnya)

c. Siasah Maaliyah (Sistem ekonomi negara)

Prinsip-Prinsip Dasar Siasah (Politik) Dalam Islam (Siasah Dusturiyah)

a. Musyawarah

b. Pembahasan bersama

c. Tujuan bersama yakni untuk mencapai suatu keputusan

d. Keputusan itu merupakan penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi bersama

e. Keadilan,

f. Al-Musaawah atau persamaan

g. Al-Hurriyah (kemerdekaan/kebebasan)

h. Perlindungan jiwa raga dan harta masyarakat

Prinsip-Prinsip Politik Luar Negeri Dalam Islam (Siasah Dauliyyah)

Menurut Ali Anwar, ada beberapa prinsip politik luar negeri dalam Islam, yakni: (Ali Anwar, 2002: 195).

a. Saling menghormati fakta-fakta dan traktat-traktat (Q.S. 8:58; 9:4,7; 16:91; 17:34)

b. Kehormatan dan integrasi nasional (Q.S. 16:92)

c. Keadilan Universal (Internasional) (Q.S. 5:8)

d. Menjaga perdamaian abadi (Q.S. 5:61)

e. Menjaga kenetralan negara-negara lain (Q.S. 4:89,90)

f. Larangan terhadap eksploitasi para imperalis (Q.S.6:92)

g. Memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam yang hidup di negara lain(Q.S.

8:72)

21

Page 22: tugas akhir semester

h. Bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral (Q.S 60:8,9)

i. Kehormatan dalam hubungan international (Q.S.55:60)

j. Persamaan keadilan untuk para penyerang (Q.S.2:195; 16:126; 42:40).

Umat Islam Indonesia dapat menyetujui Pancasila dan UUD 45 setidak-tidaknya atas dua

pertimbangan:

a. Nilai-nilainya dibenarkan oleh ajaran agama Islam

b. Fungsinya sebagai kesepakatan antar berbagai golongan untuk mewujudkan kesatuan

politikbersama.

http://abi-aslam.blogspot.com

HAM Menurut Konsep Islam

Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab

seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah

saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas kamu." (HR.

Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi ini,

melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini.

Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap individu tanpa ada

perbedaan jenis kelamin, tidak juga perbedaan muslim dan non-muslim. Islam tidak hanya menjadikan

itu kewajiban negara, melainkan negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini.

Dari sinilah kaum muslimin di bawah Abu Bakar memerangi orang-orang yang tidak mau membayar

zakat.

Negara juga menjamin tidak ada pelanggaran terhadap hak-hak ini dari pihak individu. Sebab

pemerintah mempunyai tuga sosial yang apabila tidak dilaksanakan berarti tidak berhak untuk tetap

memerintah. Allah berfirman:

"Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukannya di muka bumi, niscaya mereka

menegakkan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah perbuatan munkar.

Dan kepada Allah-lah kembali semua urusan." (QS. 22: 4)

Jaminan Hak Pribadi

Jaminan pertama hak-hak pribadi dalam sejarah umat manusia adalah dijelaskan Al-Qur’an:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum

meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya... dst." (QS. 24: 27-28)

Dalam menjelaskan ayat ini, Ibnu Hanbal dalam Syarah Tsulatsiyah Musnad Imam Ahmad menjelaskan

bahwa orang yang melihat melalui celah-celah ointu atau melalui lubang tembok atau sejenisnya

22

Page 23: tugas akhir semester

selain membuka pintu, lalu tuan rumah melempar atau memukul hingga mencederai matanya, maka

tidak ada hukuman apapun baginya, walaupun ia mampu membayar denda.

Nash Qur’an dan Sunnah tentang HAM

Meskipun dalam Islam, hak-hak asasi manusia tidak secara khusus memiliki piagam, akan tetapi Al-

Qur’an dan As-Sunnah memusatkan perhatian pada hak-hak yang diabaikan pada bangsa lain. Nash-

nash ini sangat banyak, antara lain:

a. Dalam al-Qur’an terdapat sekitar empat puluh ayat yang berbicara mengenai paksaan dan

kebencian. Lebih dari sepuluh ayat bicara larangan memaksa, untuk menjamin kebebasan berfikir,

berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya: "Kebenaran itu datangnya dari Rabb-mu,

barangsiapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin kafir, biarlah ia

kafir." (QS. 18: 29)

b. Al-Qur’an telah mengetengahkan sikap menentang kedzaliman dan orang-orang yang berbuat

dzalim dalam sekitar tiga ratus dua puluh ayat, dan memerintahkan berbuat adil dalam lima puluh

empat ayat yang diungkapkan dengan kata-kata: ‘adl, qisth dan qishas.

c. Al-Qur’an mengajukan sekitar delapan puluh ayat tentang hidup, pemeliharaan hidup dan

penyediaan sarana hidup. Misalnya: "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan

karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi,

maka seakan-akan ia telah membunuh manusia seluruhnya." (QS. 5: 32). Juga Qur’an bicara

kehormatan dalam sekitar dua puluh ayat.

d. Al-Qur’an menjelaskan sekitar seratus lima puluh ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta

tentang persamaan dalam penciptaan. Misalnya: "... Orang yang paling mulia diantara kamu

adalah yang paling bertawa diantara kamu." (QS. 49: 13)

Rumusan HAM dalam Islam

Apa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia adalah keharusan

(dharurat) yang mana masyarakat tidak dapat hidup tanpa dengannya. Para ulama muslim

mendefinisikan masalah-masalah dalam kitab Fiqh yang disebut sebagai Ad-Dharurat Al-Khams,

dimana ditetapkan bahwa tujuan akhir syari’ah Islam adalah menjaga akal, agama, jiwa, kehormatan

dan harta benda manusia.

Islam berbeda dengan sistem lain dalam hal bahwa hak-hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh

diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang-undangnya. Tetapi semua harus mengacu

pada hukum Allah. Sampai kepada soal shadaqah tetap dipandang sebagaimana hal-hal besar lain.

Misalnya Allah melarang bershadaqah (berbuat baik) dengan hal-hal yang buruk. "Dan janganlah kamu

memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya..." (QS. 2: 267).

23

Page 24: tugas akhir semester

1. Hak-hak Alamiah

Hak-hak alamiah manusia telah diberikan kepada seluruh ummat manusia sebagai makhluk yang

diciptakan dari unsur yang sama dan dari sumber yang sama pula (lihat QS. 4: 1, QS. 3: 195).

a. Hak Hidup

Allah menjamin kehidupan, diantaranya dengan melarang pembunuhan dan meng-qishas

pembunuh (lihat QS. 5: 32, QS. 2: 179). Bahkan hak mayit pun dijaga oleh Allah. Misalnya

hadist nabi: "Apabila seseorang mengkafani mayat saudaranya, hendaklah ia mengkafani

dengan baik." Atau "Janganlah kamu mencaci-maki orang yang sudah mati. Sebab mereka

telah melewati apa yang mereka kerjakan." (Keduanya HR. Bukhari).

b. Hak Kebebasan Beragama dan Kebebasan Pribadi

Kerukunan hidup beragama bagi golongan minoritas diatur oleh prinsip umum ayat "Tidak ada

paksaan dalam beragama." (QS. 2: 256).

Sedangkan dalam masalah sipil dan kehidupan pribadi (ahwal syakhsiyah) bagi mereka diatur

syari’at Islam dengan syarat mereka bersedia menerimanya sebagai undang-undang. Firman

Allah: "Apabila mereka (orang Yahudi) datang kepadamu minta keputusan, berilah putusan

antara mereka atau biarkanlah mereka. Jika engkau biarkan mereka, maka tidak akan

mendatangkan mudharat bagimu. Jika engkau menjatuhkan putusan hukum, hendaklah

engkau putuskan dengan adil. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang adil." (QS. 5:

42). J

c. Hak Bekerja

Islam tidak hanya menempatkan bekerja sebagai hak tetapi juga kewajiban. Bekerja

merupakan kehormatan yang perlu dijamin. Nabi saw bersabda: "Tidak ada makanan yang

lebih baik yang dimakan seseorang daripada makanan yang dihasilkan dari usaha tangannya

sendiri." (HR. Bukhari). Dan Islam juga menjamin hak pekerja, seperti terlihat dalam hadist:

"Berilah pekerja itu upahnya sebelum kering keringatnya." (HR. Ibnu Majah).

2. Hak Hidup

Islam melindungi segala hak yang diperoleh manusia yang disyari’atkan oleh Allah. Diantara hak-hak

ini adalah :

a. Hak Pemilikan

Islam menjamin hak pemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk

mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya, sebagaimana firman Allah: "Dan janganlah

sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan bathil dan

janganlah kamu bawa urusan harta itu kepada hakim agar kamu dapat memakan sebagian

harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa padahal kamu mengetahuinya." (QS. 2: 24

Page 25: tugas akhir semester

188). Oleh karena itulah Islam melarang riba dan setiap upaya yang merugikan hajat manusia.

Islam juga melarang penipuan dalam perniagaan. Sabda nabi saw: "Jual beli itu dengan pilihan

selama antara penjual dan pembeli belum berpisah. Jika keduanya jujur dalam jual-beli, maka

mereka diberkahi. Tetapi jika berdusta dan menipu berkah jual-bei mereka dihapus." (HR. Al-

Khamsah)

Islam juga melarang pencabutan hak milik yang didapatkan dari usaha yang halal, kecuali

untuk kemashlahatan umum dan mewajibkan pembayaran ganti yang setimpal bagi

pemiliknya. Sabda nabi saw: "Barangsiapa mengambil hak tanah orang lain secara tidak sah,

maka dia dibenamkan ke dalam bumi lapis tujuh pada hari kiamat." Pelanggaran terhadap hak

umum lebih besar dan sanksinya akan lebih berat, karena itu berarti pelanggaran tehadap

masyarakat secara keseluruhan.

b. Hak Berkeluarga Allah menjadikan perkawinan sebagai sarana mendapatkan ketentraman. Bahkan Allah

memerintahkan para wali mengawinkan orang-orang yang bujangan di bawah perwaliannya

(QS. 24: 32). Aallah menentukan hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah yang telah diberikan

pada diri manusia dan sesuai dengan beban yang dipikul individu.

c. Hak Keamanan Dalam Islam, keamanan tercermin dalam jaminan keamanan mata pencaharian dan jaminan

keamanan jiwa serta harta benda. Firman Allah: "Allah yang telah memberi makanan kepada

mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy:

3-4).

Diantara jaminan keamanan adalah hak mendpat suaka politik. Ketika ada warga tertindas

yang mencari suaka ke negeri yang masuk wilayah Darul Islam. Dan masyarakat muslim wajib

memberi suaka dan jaminan keamanan kepada mereka bila mereka meminta. Firman Allah:

"Dan jika seorang dari kaum musyrikin minta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia

supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ke tempat yang aman

baginya." (QS. 9: 6).

d. Hak Keadilan Diantara hak setiap orang adalah hak mengikuti aturan syari’ah dan diberi putusan hukum

sesuai dengan syari’ah (QS. 4: 79). Dalam hal ini juga hak setiap orang untuk membela diri dari

tindakan tidak adil yang dia terima. Firman Allah swt: "Allah tidak menyukai ucapan yang

diucapkan terus-terang kecuali oleh orang yang dianiaya." (QS. 4: 148).

25

Page 26: tugas akhir semester

Merupakan hak setiap orang untuk meminta perlindungan kepada penguasa yang sah yang

dapat memberikan perlindungan dan membelanya dari bahaya atau kesewenang-wenangan.

Bagi penguasa muslim wajib menegakkan keadilan dan memberikan jaminan keamanan yang

cukup. Sabda nabi saw: "Pemimpin itu sebuah tameng, berperang dibaliknya dan berlindung

dengannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

e. Hak Saling Membela dan Mendukung Kesempurnaan iman diantaranya ditunjukkan dengan menyampaikan hak kepada pemiliknya

sebaik mungkin, dan saling tolong-menolong dalam membela hak dan mencegah kedzaliman.

Bahkan rasul melarang sikap mendiamkan sesama muslim, memutus hubungan relasi dan

saling berpaling muka. Sabda nabi saw: "Hak muslim terhadap muslim ada lima: menjawab

salam, menjenguk yang sakit, mengantar ke kubur, memenuhi undangan dan mendoakan bila

bersin." (HR. Bukhari).

f. Hak Keadilan dan Persamaan Allah mengutus rasulullah untuk melakukan perubahan sosial dengan mendeklarasikan

persamaan dan keadilan bagi seluruh umat manusia (lihat QS. Al-Hadid: 25, Al-A’raf: 157 dan

An-Nisa: 5). Manusia seluruhnya sama di mata hukum. Sabda nabi saw: "Seandainya Fathimah

anak Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

http://www.angelfire.com

Musyawarah Dalam Islam

Musyawarah adalah suatu kelaziman fitrah manusia dan termasuk tuntuntan stabilitas suatu

masyarakat. Musyawarah bukanlah tujuan pada asalnya, tetapi disyariatkan dalam agama Islam untuk

mewujudkan keadilan diantara manusia, dan juga untuk memilih perkara yang paling baik bagi

mereka, sebagai perwujudan tujuan-tujuan syari’at dan hukum-hukumnya, oleh karena itu

musyawarah adalah salah satu cabang dari cabang-cabang syari’at agama, mengikuti serta tunduk

pada dasar-dasar syari’at agama.

Ayat ayat tentang musyawarah

Pertama : Tentang Kewajiban Kepala Pemerintahan Untuk Bermusyawarah

“Artinya : Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian apabila kamu telah

membulatkan tekad, maka bertawakal kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertawakkal kepadaNya” [Ali-Imran : 159]

26

Page 27: tugas akhir semester

Kedua : Dalam Mensifati Berbagai Kondisi Kaum Muslimin Secara Umum Yang Senantiasa

Bermusyawarah

“Artinya : Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka” [Asy-Syuura : 38]

Bahwasanya syariat Islam telah datang dengan menetapkan asas musyawarah ini. Allah berfirman.

“Artinya : Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu” [Ali-Imran : 158]

http://almanhaj.or.id

6) WASIAT DAN HIBAH DALAM ISLAM

Wasiat

Terkadang seorang mempunyai kewajiban yang wajib dia tunaikan kepada orang lain, sementara dia

tidak tahu kapan dia akan meninggal. Karenanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan

untuk menuliskan wasiat dan memberikan batasan-batasan yang harus diperhatikan oleh setiap orang

yang berwasiat.

Pelaksanaan wasiat dianggap syah bila memenuhi syarat wasiat berikut :

a. Bagi orang yang mewasiatkan harus baligh, berakal sehat dan atas kehendak sendiri

b. Bagi orang yang menerima wasiat secara hukum jelas ada, orang diberi wasiat menerima (tidak

menolak), dan bukan merupakan ahli waris yang berhak menerima warisan dari orang yang

berwasiat kecuali memperoleh persetujuan yang lain.

c. bagi harta atau sesuatu yang diwasiatkan tidak lebih dari sepertiga dari seluruh harta yang

ditinggalkan

d. dapat berpindah milik dari seseorang kepada orang lain

e. jelas keberadaannya ketika wasiat diucapkan

f. dapat memberi manfaat secara hakiki

g. tidak bertentangan dengan hukum syara, misalnya wasiat agar membuat bangunan megah diatas

kuburannya

h. Sighat wasiat harus dapat dimengerti atau dipahami, baik dengan lisan maupun tulisan. Selain itu

penerimaan wasiat diucapkan setelah orang yang berwasiat meninggal dunia.

Dalil Dalil Tentang Wasiat

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ا ق� م� رئ� ح� لم� ام� ء� ل�ه� م�س� ي� يه ي�وصي ش� ال ل�ي�ل�ت�ي�ن ي�بيت� ف ي ت�ه� إ ك�ت�وب�ة� و�و�ص ن�د�ه� م� ع

27

Page 28: tugas akhir semester

“Tidaklah seseorang mewasiatkan suatu hak untuk seorang muslim, lalu wasiatnya belum ditunaikan

hingga dua malam, kecuali wasiatnya itu diwajibkan di sisinya”. (HR. Al-Bukhari no. 2738 dan Muslim

no. 1627)

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu dia berkata:

ل�ت� ول� ي�ا ق� س� ال� ك�ل1ه بم�الي أ�وصي الل ه ر� ل�ت� ال� ق� ط�ر� ق� الش ال� ف� ل�ت� ال� ق� ال� الث�ل�ث� ق� الث�ل�ث� ق� ف�

الث�ل�ث� ن ك� ك�ثير� و� ث�ت�ك� ت�د�ع� أ�ن� إ ر� ي�ر� أ�غ�ني�اء� و� م� أ�ن� من� خ� ون� ع�ال�ة@ ت�د�ع�ه� ف� م� في الن اس� ي�ت�ك�ف ي�ديه� أ

“Aku berkata, “Wahai Rasulullah, aku mau berwasiat untuk menyerahkan seluruh hartaku (kepada

putrid tunggalku, pent.)”. Beliau bersabda, “Tidak boleh”. Aku berkata, “Kalau setengahnya?” Beliau

bersabda, “Tidak boleh”. Aku berkata, “Kalau sepertiganya?” Beliau bersabda: “Ia sepertiganya dan

sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya

itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin lalu mengemis kepada

manusia dengan menengadahkan tangan-tangan mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 2742 dan Muslim no.

1628)

Abu Umamah Al Bahili radhiallahu anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam bersabda pada saat khutbah haji wada’:

د� الل ه� إن قG ذي ك�ل أ�ع�ط�ى ق� ه� ح� ق ال� ح� ي ة� ف� ارث� و�ص لو�

“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memberi masing-masing orang haknya, karenanya tidak ada wasiat

bagi ahli waris.” (HR. Abu Daud no. 3565, At-Tirmizi no. 2120, Ibnu Majah no. 2704, dan dinyatakan

shahih oleh Al-Albani dalam Irwa` Al-Ghalil no. 1655) Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa ada seorang

laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

ال@ أ�ن ج� ال� ر� ل ى للن بي1 ق� ل م� ع�ل�ي�ه الل ه� ص� م1ي إن و�س�ت�لت�ت� أ� ا اف� ه� س� ا ن�ف� ظ�ن�ه�

أ� د ق�ت� ت�ك�ل م�ت� ل�و� و� ت�ص�

ل� ه� ا ف� ر� ل�ه� ج�د ق�ت� إن� أ� ا ت�ص� ال� ع�ن�ه� ن�ع�م� ق�

“Ibuku meninggal dunia secara mendadak, dan aku menduga seandainya dia sempat berbicara maka

dia akan bersedekah. Apakah dia akan memperoleh pahala jika aku bersedekah untuknya (atas

namanya)?”. Beliau menjawab, “Ya”. (HR. Al-Bukhari no. 2960 dan Muslim no. 1004)

http://al-atsariyyah.com

http://kitab-fiqih.blogspot.com

Hibah

Hibah, huruf haa’ dikasrah dan baa’ difathah, adalah pemberian seseorang akan hartanya kepada

orang lain di masa hidupnya dengan cuma-cuma, tanpa imbalan.

Rukun dan Syarat Hibah

a. Pemberi hibah (wahib)

b. Penerima hibah (mauhub lahu)28

Page 29: tugas akhir semester

c. Barang yang dihibahkan (mauhub)

d. Akad (ijab kabul)

Macam – Macam Hibah

a. Hibah Barang adalah memberi harta atau barang kepada pihak lain yang mencakup materi dan nilai

manfaat harta atau barang tersebut yang pemberiannya tanpa ada tendensi (harapan) apapun.

b. Hibah manfaat yaitu memberi harta atau barang kepada pihak lain agar dimanfaatkan harta atau

barang yang dihibahkan itu, namun materi harta atau barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah.

Hibah manfaat terdiri dari hibah berwaktu (hibah muajjalah) dan hibah seumur hidup (al-amri)

Mencabut Hibah

Hibah yang dicabut, di antaranya sebagai berikut.

a. Hibah orang tua (bapak) terhadap anaknya, karena bapak melihat bahwa mencabut hibahnya itu

demi menjaga kemaslahatan anaknya.

b. Dirasakan ada unsur ketidakadilan di antara anak-anak yang menerima hibah

c. Apabial dengan adanya hibah itu ada kemungkinan menimbulkan iri hati dan fitnah dari pihak lain.

Beberapa Masalah Mengenai Hibah

a. Pemberian Orang Sakit yang Hampir Meninggal

Hukumnya adalah seperti wasiat, yaitu penerima harus bukan ahli warisnya dan dan jumlahnya

tidak lebih dari sepertiga harta. Jika penerima itu ahli waris maka hibah itu tidak sah. Jika hibah itu

lebih dari sepertiga harta maka yang dapat diberikan kepada penerima hibah (harus bukan ahli

waris) hanya sepertiga harta.

b. Penguasaan Orang Tua atas Hibah Anaknya

Jumhur ulama berpendapat bahwa seorang bapak boleh menguasai barang yang dihibahkan

kepada anaknya yang masih kacil dan berada dalam perwakilannya atau kepada anak yang sudah

dewasa, tetapi lemah akalnya. Pendapat ini di dasarkan pada kebolehan meminta kembali hibah

seseorang kepada anaknya.

c. Dorongan Melakukan Hibah

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, Beliau bersabda, “Wahai para wanita muslim, janganlah sekali-

kali seorang tetangga perempuan merasa hina memberikan kepada tetangganya yang perempuan,

walaupun sekedar ujung kuku kambing.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari V: 197 no: 2566 dan

Muslim II: 714 no: 1030).

29

Page 30: tugas akhir semester

Juga darinya (Abu Hurairah ra), bahwa Nabi saw bersabda, “Saling memberi hadiahlah di antara

kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (Hasan: Shahibul Jami’us Shaghir no: 3004 dan Irwa-ul

Ghalil 1601, Baihaqi VI: 169).

d. Menerima Hibah (Pemberian) Yang Sedikit

Dari Abu Hurairah ra dari Nabi saw, Beliau bersabda, “Kalau aku diundang untuk menghadiri

jamuan satu lengan (kambing), niscaya kuterima.” (Shahih: Shahihul Jami’ no: 5268 dan Fathul Bari

V: 199 no: 2568).

e. Hadiah Yang Tidak Boleh Ditolak

Dari ‘Azrah bin Tsabit al-Anshari, ia berkata, ”Saya pernah datang menemui Tsumamah bin

Abdullah, lalu ia memberi minyak wangi kepadaku. Ia berkata, “Adalah Anas ra tidak pernah

menolak (hadiah) minyak wangi dan dari Anas bahwa Nabi saw tidak pernah menolak (hadiah)

minyak wangi.” (Shahih: Shahihul Tirmidzi no: 2240, Fathul Bari V: 209 no: 2582 dan Tirmidzi IV: 195

no: 2941).

Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga hal yang pemberiannya tidak boleh

ditolak: (pertama) sandaran (bantal), (kedua) minyak wangi, dan (ketiga) susu.” (Hasan: Shahih

Tirmidzi no: 2241, dan Tirmidzi IV: 199 no: 2942).

f. Membalas Hibah

Dari Aisyah ra, ia berkata, “Rasulullah saw menerima hadiah dan biasa membalasnya.” (Shahih:

Fathul Bari V: 210 no: 2585, ’Aunul Ma’bud IX: 451 no: 3519 dan Tirmidzi III: 227 no: 2019).

g. Orang Yang Paling Utama Menerima Hadiah

Dari Aisyah ra, ia berkata: Saya pernah bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai

dua tetangga, lalu yang manakah yang kuberikan hadiah?” Jawab Beliau, “Yang pintunya lebih

dekat kepadamu di antara mereka berdua.” (Shahih: Fathul Bari V: 219 no: 2595 dan ’Aunul Ma’bud

XIV: 63 no: 5133).

Dari Kuraib, mantan budak Ibnu Abbas, bahwa Maimunah binti al-Harits menginformasikan

kepadanya bahwa ia (Maimunah) pernah memerdekakan seorang budak perempuan yang dihamili

tuannya tanpa seizin Nabi saw. Kemudian tatkala tiba hari yang menjadi gilirannya (Maimunah bin

al-Harits) maka ia berkata, ”Ya Rasulullah, tidaklah engkau tahu bahwa saya telah memerdekakan

budak perempuanku.” Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kalau engkau berikan ia kepada

paman-pamanmu, niscaya pahalamu lebih besar.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari V: 217 no: 2592,

Muslim II: 694 no: 999, ‘Aunul Ma’bud V: 109 no: 1674).

h. Pengharaman Sikap Mengutamakan Sebagian Anak Dalam Hal Hibah

30

Page 31: tugas akhir semester

Dari Nu’man bin Basyir ia berkata: Ayahku pernah menshadaqahkan sebagian hartanya kepadaku.

Kemudian Ibuku, ’Amrah binti Rawahah ra menyatakan, ”Aku tidak ridha (terhadap shadaqah ini)

hingga engkau mempersaksikan kepada Rasulullah saw.” Kemudian ayahku berangkat menemui

Rasulullah saw untuk mempersaksikan shadaqah yang kuterima ini kepadanya. Maka, Rasulullah

bertanya kepada ayahku: “Apakah engkau lakukan hal ini terhadap seluruh anakmu?”

Jawabnya, “Tidak.” Maka Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah dan bersikap adillah

terhadap anak-anakmu.” Kemudian ayahku kembali (pulang), lalu dia membatalkan shadaqah itu.

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah bersabda, “Maka kalau begitu janganlah engkau menjadikan

diriku sebagai saksi; karena sesungguhnya aku tidak mau menjadi saksi atas perbuatan yang

sewenang-wenang.” Dalam riwayat yang lain (lagi) disebutkan bahwa Beliau bertanya, “Apakah

kamu merasa senang apabila mereka (anak-anakmu) itu sama-sama bakti kepadamu?” Dijawab,

“Ya, tentu.” Maka Rasulullah bersabda, “Maka kalau begitu, janganlah (kamu bersikap pilih kasih).”

(Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari V: 211 no: 2587, Muslim III: 1241 1623, ’Aunul Ma’bud IX: 457 no:

3525).

i. Tidak Halal Seseorang Mengambil Kembali Pemberiannya Dan Tidak Pula Membelinya

Dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi saw bersabda, “Bagi kita tidak ada perumpamaan yang lebih buruk

(lagi) daripada orang yang mengambil kembali pemberiannya, seperti anjing yang menelan kembali

muntahnya.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul Bari V: 234 no: 2622 dan ini lafadz bagi Imam Bukhari,

Muslim III: 1240 no: 1622, ’Aunul Ma’bud IX: 454 no: 3521, Tirmidzi II: 383 no: 1316 dan Nasa’i VI:

265).

Dari Zaid bin Aslam dari bapaknya, ia bercerita: Saya pernah mendengar Umar bin Khattab ra

berkata, “Saya pernah membelikan (seseorang) perbekalan untuk jihad di jalan Allah yang

diletakkan di atas punggung kuda, lalu perbekalan tersebut dihilangkan kemudian saya bermaksud

hendak membelinya darinya, dan saya menduga ia akan menjualnya dengan harga murah.

Kemudian kutanyakan hal itu kepada Nabi saw, maka Rasulullah menjawab, “Janganlah engkau beli

barang itu, walaupun ia memberi kepadamu dengan (harga) satu dirham, maka sesungguhnya

orang yang menarik kembali shadaqahnya laksana anjing menelan muntahnya.” (Muttafaqun

’alaih: Fathul Bari III: 353 no: 1490, Muslim III: 1239 no: 1620, Nasa’i V: 108, Tirmidzi meriwayatkan

secara ringkas II: 89 no: 663 dan ’Aunul Ma’bud IV: 483 no: 1578).

Pengecualian dari ketentuan di atas adalah pemberian seorang ayah yang memberi kepada

anaknya.

Dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas ra, keduanya mengatakan hadits ini dari Nabi saw, Beliau bersabda,

“Tidak halal bagi seorang laki-laki yang memberi sesuatu kemudian memintanya kembali,

melainkan seorang ayah menarik kembali pemberian yang ia berikan kepada anaknya.” (Shahih:

Shahihul Jami’us Shaghir no: 7655, ’Aunul Ma’bud IX: 455 no: 3522, Tirmidzi II: 383 no: 1316, Nasa’i

VI: 265 dan Ibnu Majah II: 795 no: 2377).

31

Page 32: tugas akhir semester

Jika pihak diberi hadiah mengembalikannya, maka tidak mengapa pihak pemberi hadiah

mengambilnya kembali. Dari Aisyah ra, bahwa Nabi saw pernah shalat pada sehelai kain yang

bergaris-garis, lalu sekejap Beliau melihat pada garis-garisnya. Tatkala usai shalat, Beliau bersabda,

“Bawalah kain ini kepada Abi Jahm dan datangkanlah untukku kain tebal yang polos dari Abi Jahm;

karena sesungguhnya ia tadi (sempat) membuatku lalai dari shalatku.” (Muttafaqun ’alaih: Fathul

Bari I: 482 no: 373, Muslim I: 391 no: 556, ’Aunul Ma’bud III: 182 no: 901 dan Nasa’i II: 72).

Dari Sha’b bin Jatsamah al-Laitsi -ia adalah salah seorang sahabat Nabi saw-, bahwa ia pernah

memberi hadiah kepada Rasulullah saw berupa keledai liar di daerah Abwaa’ -atau di Waddan-.

Kala itu Beliau sedang berihram, lalu Beliau menolaknya. Sha’b berkata, “Ketika Beliau melihat (rasa

kesal) di wajahku karena Beliau mengembalikan hadiahku kepadaku,” maka Beliau bersabda, “Kami

benar-benar tidak layak menolak hadiahmu, namun kami dalam keadaan berihram.” (Muttafaqun

’alaih: Fathul Bari IV: 31 no: 1825, Muslim II: 850 no: 1193, Tirmidzi II: 170 no: 851, Ibnu Majah II:

1032 no: 3090 dan Nasa’i V: 183).

Hikmah Hibah

Adapaun hikmah dari perbuatan hibah adalah :

a. menumbuhkan rasa kasih sayang di antara sesame

b. menumbuhkan sikap saling tolong-menolong

c. dapat mempererat tali silahturahmi

d. menghindarkan diri dari berbagai malapetaka.

http://alislamu.com

www.pondokg$ul.blogspot.com

7) JUAL BELI DAN HUTANG PIUTANG DALAM ISLAM

Jual Beli

Jual beli adalah suatu kegiatan tukar menukar barang dengan barang lain dengan tata cara tertentu.

Termasuk dalam hal ini adalah jasa dan juga penggunaan alat tukar seperti uang.

Rukun Jual Beli

a. Ada penjual dan pembeli yang keduanya harus berakal sehat, atas kemauan sendiri, dewasa/baligh

dan tidak mubadzir alias tidak sedang boros.

b. Ada barang atau jasa yang diperjualbelikan dan barang penukar seperti uang, dinar emas, dirham

perak, barang atau jasa. Untuk barang yang tidak terlihat karena mungkin di tempat lain namanya

salam.

32

Page 33: tugas akhir semester

c. Ada ijab qabul yaitu adalah ucapan transaksi antara yang menjual dan yang membeli (penjual dan

pembeli).

Hal-Hal Terlarang / Larangan Dalam Jual Beli

a. Membeli barang di atas harga pasaran

b. Membeli barang yang sudah dibeli atau dipesan orang lain.

c. Memjual atau membeli barang dengan cara mengecoh/menipu (bohong).

d. Menimbun barang yang dijual agar harga naik karena dibutuhkan masyarakat.

e. Menghambat orang lain mengetahui harga pasar agar membeli barangnya.

f. Menyakiti penjual atau pembeli untuk melakukan transaksi.

g. Menyembunyikan cacat barang kepada pembeli.

h. Menjual barang dengan cara kredit dengan imbalan bunga yang ditetapkan.

i. Menjual atau membeli barang haram.

j. Jual beli tujuan buruk seperti untuk merusak ketentraman umum, menyempitkan gerakan pasar,

mencelakai para pesaing, dan lain-lain.

Hukum-Hukum Jual Beli

a. Haram

Jual beli haram hukumnya jika tidak memenuhi syarat/rukun jual beli atau melakukan larangan jual

beli.

b. Mubah

Jual beli secara umum hukumnya adalah mubah.

c. Wajib

Jual beli menjadi wajib hukumnya tergantung situasi dan kondisi, yaitu seperti menjual harta anak

yatim dalam keadaaan terpaksa.

Kesempatan Meneruskan/Membatalkan Jual Beli (Khiyar)

Arti definisi/pengertian Khiyar adalah kesempatan baik penjual maupun pembeli untuk memilih

melanjutkan atau menghentikan jual beli. Jenis atau macam-macam khiyar yaitu :

a. Khiyar majlis adalah pilihan menghantikan atau melanjutkan jual beli ketika penjual maupun

pembeli masih di tempat yang sama.

b. Khiyar syarat adalah syarat tertentu untuk melanjutkan jual beli seperti pembeli mensyaratkan

garansi.

c. Khiyar aibi adalah pembeli boleh membatalkan transaksi yang telah disepakati jika terdapat cacat

pada barang yang dibeli.

33

Page 34: tugas akhir semester

Jual Beli Barang Tidak Terlihat (Salam)

Arti definisi/pengertian Salam adalah penjual menjual sesuatu yang tidal terlihat / tidak di tempat,

hanya ditentukan dengan sifat danbarang dalam tanggungan penjual.

Rukun Salam sama seperti jual beli pada umumnya.

1. Pembayaran dilakukan di muka pada majelis akad.

2. Penjual hutang barang pada si pembeli sesuai dengan kesepakatan.

3. Brang yang disalam jelas spesifikasinya baik bentuk, takaran, jumlah, dan sebagainya.

http://organisasi.org

Hutang Piutang

Hutang piutang (Arab, الدين او القرض )adalah suatu transaksi di mana seseorang meminjam harta

benda kepada orang lain dengan janji akan dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan. Hutang

termasuk muamalah (transaksi) antara manusia yang cukup mendapat perhatian dalam Islam karena

ada unsur ekonomi dan hak individu yang dalam Islam sangat dihormati

Pengertian hutang adalah memberikan sesuatu--yang memiliki nilai-- yang menjadi hak milik pemberi

pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai perjanjian dengan jumlah

yang sama. Contoh, A meminjam emas 10 gram pada B. Maka B wajib mengembalikan utang tersebut

pada A sebanyak 10 gram emas atau uang senilai itu pada waktu yang telah ditentukan.

Dalil Seputar Hutang Piutang

a. Quran Surat Al-Baqarah 2:282

ن أ Xب� ات ك ب أ ي وال ‌ عد ل� �ال ب Xب� ات ك �م ك ن ي ب �ب ت ك ي ول �وه�‌ �ب ت مgىفاك م�س جل2

أ ى} �ل إ ن2 �دي ب �م ت ن داي ت �ذا إ �وا آمن �ذ�ين ال يها أ ا �ي �

�ذ�ي ال ان ك �ن فإ �ا‌ ئ ي ه�ش م�ن خس ب ي وال �ه� ب ر �ه الل �ق� ت ي ول حق^ ال ه� ي عل �ذ�ي ال �م ل�ل� ي ول �ب ت ك ي فل �ه�‌ �مه�الل عل ما ك �ب ت ك �ي �

م�ن ضو ن ر ت م�م�ن ان� ت أ وام ر Xج�ل فر ن� ي ل ج� ر ا �ون ك ي م ل �ن فإ ‌ �م �ك ال م�ن ر�ج ن� ه�يدي ش ه�د�وا ش ت واس ‌ عد ل� �ال �يه�ب ول �م ل�ل ي فل ه�و �م�ل� ي ن

أ ط�يع� ت س ي ال و أ ضع�يف�ا و

أ ف�يه�ا س حق^ ال ه� ي �عل �

�وه� �ب ت ك ت ن أ م�وا

أ س ت وال ماد�ع�وا‌ �ذا إ الشهداء� ب أ ي وال ى}‌ خ ر

� �ح داه�مااأل إ %ر �ذك فت �ح داه�ما إ ض�ل� ت ن أ �الشهداء� �

ة� ر� را ت ر� ك�و ر ن� ر�� ر��ا ت�� � ك�و� را ن� ر ر��ا ر�� ى� ر� �ن ر�� �ر ت� �ر ر�ا ر�� ت!ل ك" رو ن# ر�� �ر ت$ �ل ر !� ر% ن& ت' ك) ر( ن# ر�� ن* ك� ت! ىر+ � ت$ تل ر, ر�� ى� ر! ت�� ة�� ت.ي ر/ �ن ر�� ة�� ت0ي ر1

�ن وإ ‌Xه�يد ش وال Xب� ات ك �ضار� ي وال ‌ �م ع ت اي ب �ذات إ ه�د�وا ش وأ �وها‌ �ب ت ك ت ال�

أ Xاح ن ج� �م ك ي عل س ي فل �م ك ن ي ب ها ون �د�ير� ت ة� �حاض�ر � �

Xيم� عل ي ء2 ش �ل% �ك ب �ه� والل �ه�‌ �م�الل %م�ك �عل وي ‌�ه �ق�واالل وات ‌ �م �ك فس�وقXب �ه� �ن فإ �وا ف عل �ت � � Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak secara tunai untuk

waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara

kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana

Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu

mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan

34

Page 35: tugas akhir semester

janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah

akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah

walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang

lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang

perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang

mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka

dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas

waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian

dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu), kecuali jika

mu´amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi

kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah

penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya

hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

b. Hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi

Artinya: Nasib seorang mukmin tergantung pada hutangnya sampai ia melunasinya.

c. Hadits riwayat Muslim

Artinya: Mati di jalan Allah (mati syahid) menebus segala sesuatu kecuali hutang.

d. Hadits riwayat Bukhari

Artinya: Aku adalah paling utamanya orang beriman. Barang siapa yang mati dan punya hutang

maka wajib melunasi. Barangsiapa yang meninggalkan harta maka hutang itu dikenakan pada ahli

warisnya.

Wajib Membayar Hutang

Dari dalil Quran dan hadis seputar hutang di atas, jelaslah bahwa membayar atau melunasi hutang

wajib hukumnya. Bahkan setelah yang punya hutang mati tetap wajib membayar hutang dan

kewajiban itu menjadi kewajiban ahli warisnya.

Keutamaan (Fadhilah) Memberi Hutang

a. Hadits riwayat Muslim

ر2 م�ع س� على ر س� ي ومن امة� ق�ي ال � و م ي ب� �ر ك م�ن ة� ب �ر ك ه� عن �ه� الل ف�س ن ا ي الدن ب� �ر ك م�ن ة� ب �ر ك م�ؤ م�ن2 عن ف�س ن من

ما د� عب ال عو ن� ف�ى �ه� والل ة� واآلخ�ر ا ي الدن ف�ى �ه� الل ه� ر ت س �م�ا ل م�س ر ت س ومن ة� واآلخ�ر ا ي الدن ف�ى ه� ي عل �ه� الل ر س� ي

يه� خ� أ عو ن� ف�ى د� عب ال ان ك

Artinya: Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah

akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang

35

Page 36: tugas akhir semester

yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa

menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan

senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebtu menolong saudaranya.

Sabar Dalam Menagih Hutang

Orang yang menghutangi hendaknya berhati-hati dalam memberi pinjaman agar tidak kecewa di

kemudian hari. Pertama, harus dilihat dulu rekam jejak (track record) orang yang hendak berhutang.

Kedua, lakukan transaksi hutang piutang secara tertulis seperti perintah dalam QS Al-Baqarah 2:282.

Apabila dua hal di atas sudah dipenuhi dan ternyata yang berhutang tidak melunasi hutang sesuai

janjinya, maka penghutang hendaknya bersabar dan memberi perpanjangan masa pembayaran

hutang.

a. Berdasarkan QS Al-Baqarah 2:280

�ن ان وإ ة2 ذ�و ك ر ةX ع�س ظ�ر �لى فن ة2 إ ر س ن مي صد�ق�وا وأ رX ت ي �م خ ك �ن ل �م إ ت �ن م�ون ك ع ل تArtinya:Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia

berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui.

b. Hadits Riwayat Muslim

ظر من ن ا أ ر� و م�ع س�

ه� وضع أ �ه� عن ظل �ه� أ %ه� ف�ى الل ظ�ل

Artinya: Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk

melunasi hutang atau bahkan membebaskan utangnya, maka dia akan mendapat naungan Allah.

c. Hadits Riwayat Bukhari

ان رX ك اج� �ن� ت �داي �اس ي �ذا ، الن ى فإ أ ا ر ر� �ه قال م�ع س� ان ي �ف�ت وا ل اوز� ج ه� ت عل� ، عن �ه ل ن الل اوز أ ج ت �ا ي اوز ، عن ج �ه� فت ه� الل عنArtinya: Dulu ada seorang pedagang biasa memberikan pinjaman kepada orang-orang. Ketika

melihat ada yang kesulitan, dia berkata pada budaknya: Maafkanlah dia (artinya bebaskan

utangnya). Semoga Allah memberi ampunan pada kita. Semoga Allah pun memberi ampunan

padanya.

Hutang Untuk Keperluan Mendesak (Darurat)

Walaupun berhutang itu boleh (mubah), namun hendaknya dilakukan untuk kebutuhan yang penting

dan mendesak karena ada bahaya apabila tidak mampu membayar hutang. Jangan hutang untuk

kebutuhan konsumtif seperti memperbarui mobil atau mengganti perabot rumah yang masih cukup

baik, dll.

36

Page 37: tugas akhir semester

Nabi memerintahkan agar kita hidup penuh syukur dengan cara melihat ke bawah bukan ke atas:

�م ك ي عل �ه� الل �ع مة ن وا در� ز ت ال ن أ ج در�

أ فه�و ، �م فو قك ه�و من �لى إ وا ظ�ر� ن ت وال �م ك م�ن فل س أ من �لى إ وا ظ�ر� ان

Artinya: Lihatlah kepada orang yang lebih rendah darimu (taraf ekonominya). Jangan melihat orang

yang lebih tinggi darimu. Hal itu lebih baik agar kamu tidak melupakan nikmat (anugerah) Allah

padamu.

http://www.alkhoirot.net

Keutamaan Pedagang yang Menghutangkan Dagangannya.

Islam memuji pedagang yang menjual barang kepada pembeli yang tidak mampu membayar tunai, lalu

memberi tempo, membolehkan pembelinya berhutang. Islam menjanjikan pedagang itu berpotensi

masuk surga, sebagaimana hadits Rasulullah saw: “Bahwasanya ada seseorang yang meninggal dunia

lalu dia masuk surga, dan ditanyakanlah kepadanya, ‘amal apakah yang dahulu kamu kerjakan?’ Ia

menjawab, ‘Sesungguhnya dahulu saya berjualan. Saya memberi tempo (piutang) kepada orang yang

dalam kesulitan, dan saya memaafkan terhadap mata uang atau uang.” (HR. Muslim)

Menurut ulama pensyarah hadits, kata-kata “memaafkan terhadap mata uang atau uang” di situ

adalah, bahwa yang bersangkutan memberikan kemurahan kepada pengutang dalam membayar

hutangnya. Bila terdapat sedikit kekurangan pembayaran dari yang semestinya, kekurangan itu di

abaikan dengan hati lapang.

Keutamaan Bagi Pemberi Pinjaman

“Siapa yang memberi pinjaman atas kesusahan orang lain, maka dia ditempatkan di bawah naungan

singgasana Allah pada hari kiamat.” (HR. Thabrani, Ibnu Majah, Baihaqi)

“Siapa meminjamkan (harta) kepada orang lain, maka pahala shadaqah akan terus mengalir kepadanya

setiap hari dengan jumlah sebanyak yang dipinjamkan, sampai pinjaman tersebut dikembalikan.” (HR.

Muslim, Ahmad, Ibnu Majah).

"Dua kali memberikan pinjaman, sama derajatnya dengan sekali memberi shadaqah." (HR. Bukhari,

Muslim, Thabrani, Baihaqi).

37

Page 38: tugas akhir semester

“Siapa yang ingin diselamatkan oleh Allah dari kesulitan-kesulitan hari kiamat, maka hendaklah ia

mempermudah urusan seseorang atau hendaklah ia membebaskan hutangnya.” (HR. Muslim)

Hutang dapat Membahayakan Akhlaq

Sebaliknya, Islam menyuruh pembeli menghindari hutang semaksimal mungkin jika ia mampu membeli

dengan tunai. Karena hutang, menurut sabda Rasulullah SAW, " Berhati-hatilah kamu dalam

berhutang, sesungguhya hutang itu mendatangkan kerisauan di malam hari dan kehinaan di siang

hari." (HR. Al-Baihaqi). Hutang juga dapat membahayakan akhlaq seseorang, sabda Rasulullah,

“Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka dia sering berkata lantas berdusta, dan berjanji

lantas memungkiri.” (HR. Bukhari).

Ancaman bagi Peminjam yang Lalai

Ruh seorang mukmin yang meninggal dunia akan terus menggantung selama hutangnnya belum

dilunasi. ( HR.Turmudzi ). Bila ada orang yang masuk surga karena piutang, kelak akan ada juga orang

yang kehabisan amal baik dan akan masuk neraka karena lalai membayar hutang. Sabda Rasulullah

SAW: “Barangsiapa (yang berhutang) di dalam hatinya tidak ada niat untuk membayar hutangnya,

maka pahala kebaikannya akan dialihkan kepada yang memberi piutang. Jika masih belum terpenuhi,

maka dosa-dosa yang memberi piutang akan dialihkan kepada orang yang berhutang.” (HR. Baihaqi,

Thabrani, Hakim).

Rasulullah pernah menolak menshalatkan jenazah seseorang yang diketahui masih meninggalkan

hutang dan tidak meninggalkan harta untuk membayarnya. Sabda Rasulullah, “Akan diampuni orang

yang mati syahid semua dosanya, kecuali hutangnya.” (HR. Muslim).

Adab Hutang Piutang dalam Islam

a. Hutang piutang ditujukan untuk kebaikan.

b. Agama Islam membolehkan adanya hutang-piutang, untuk tujuan kebaikan. Tidak dibenarkan

meminjam atau memberi pinjaman untuk keperluan maksiat. (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah,

Hakim)

c. Pentingnya Bukti Tertulis dalam Hutang Piutang

Firman Allah SWT

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah (jual-beli, hutang piutang, sewa

menyewa) tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan

hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis

enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan

hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan / membacakan (apa yang akan ditulis itu), dan

38

Page 39: tugas akhir semester

hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada

hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia

sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur… " (Al-

Baqarah:282)

d. Hadirkan Saksi

"..Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada

dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu

ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu

enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang

itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi

Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.

(Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di

antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah

apabila kamu berjual beli…" (Al-Baqarah:282)

e. Jangan Saling Menyulitkan

Islam melarang kita saling menyulitkan muamalah hutang piutang atau pun berbuat kecurangan

"…dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian),

maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah;

Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al-Baqarah:282)

f. Pengembalian Hutang Tidak Boleh Diakadkan Lebih dari Dana Pinjaman.

Pembayaran hutang tidak boleh melebihi jumlah pinjaman. Selisih pembayaran dari pinjaman dan

pengembalian adalah riba. Jika pinjam uang sejuta, kembalinya pun sejuta, tidak boleh lebih.

Apabila si peminjam melebihkan uang pengembalian (tanpa perjanjian sebelumnya atau paksaan)

maka kelebihannya itu menjadi hadiah sebagaimana sabda Rasulullah SAW, " Boleh ada kelebihan

pembayaran, berubah menjadi hadiah, asal tidak diakadkan sebelumnya." (HR. Bukhari, Muslim,

Abdur Razak). Selain itu, kita pun dilarang memberikan syarat macam-macam kepada peminjam,

"Jangan ada syarat lain dalam utang-piutang kecuali (waktu) pembayarannya." (HR. Ahmad, Nasa’i).

g. Pemberi Pinjaman Dibolehkan Untuk Meminta Jaminan

" Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak

memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang

berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang

dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang

menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Baqarah:283)

39

Page 40: tugas akhir semester

h. Sebaiknya memberi tempo pembayaran kepada yang meminjam agar ada kemudahan untuk

membayar. (HR. Muslim, Ahmad).

"Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia

berkelapangan.." (Al-Baqarah:280)

i. Jangan menagih sebelum waktu pembayaran yang sudah ditentukan. (HR. Ahmad)

j. Hendaknya menagih dengan sikap yang lembut penuh maaf. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi). Boleh

menyuruh orang lain untuk menagih utang, tetapi terlebih dahulu diberi nasihat agar bersikap baik,

lembut dan penuh pemaaf kepada orang yang akan ditagih. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Hakim).

Alloh akan memberikan kasih sayangnya kepada orang yang bermurah hati ketika menagih utang.

(HR. Bukhori).

k. Sebaiknya memaafkan orang yang berutang apabila ditagih belum mampu membayar karena Alloh

akan memaafkan si piutang di hadapan-Nya nanti. (HR. Bukhori dan Muslim)

l. Menyedekahkan hutang terhadap orang yang menemui kesulitan / kesukaran mengembalikannya,

itu lebih baik.

"… Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui." (Al-Baqarah:280)

Adab bagi Peminjam

a. Sebaik-baik orang adalah yang mudah dalam membayar hutang (tidak menunda-nunda). (HR.

Bukhari, Nasa’i, Ibnu Majah, Tirmidzi).

b. Yang berhutang hendaknya berniat sungguh-sungguh untuk membayar. (HR. Bukhari, Muslim)

c. Menunda-nunda hutang padahal mampu adalah kezaliman. (HR. Thabrani, Abu Dawud).

d. Barangsiapa menunda-nunda pembayaran hutang, padahal ia mampu membayarnya, maka

bertambah satu dosa baginya setiap hari. (HR. Baihaqi).

e. Bagi yang memiliki hutang dan ia belum mampu membayarnya, dianjurkan banyak-banyak berdoa

kepada Allah agar dibebaskan dari utang, serta banyak-banyak membaca surat Ali Imran ayat 26.

(HR. Baihaqi)

f. Disunnahkan agar segera mengucapkan tahmid (Alhamdulillah) setelah dapat membayar utang. (HR

Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ahmad).

- (Ali Athwa/SHW) – Majalah Suara Hidayatullah edisi 10/XV/Dzulqa’dah-Dzulhijjah 1423.

http://cahayailmu.info

40

Page 41: tugas akhir semester

Riba

Di bidang transaksi ekonomi, Islam melarang keras praktik riba. Secara etimologis (lughawi) riba (الربا)

adalah isim maqshur, berasal dari rabaa yarbuu. Asal arti kata riba adalah ziyadah yakni tambahan atau

kelebihan.

Secara terminologis (istilah) riba adalah setiap kelebihan antara nilai barang yang diberikan dengan

nilai-tandingnya (nilai barang yang diterimakan). (Lihat Ibnul Arabi dalam القرأن أحكام ).

Macam-Macam Riba Dalam Islam

Ada dua macam jenis riba yaitu riba al-fadhl ( الفضل ربا ) dan riba al-nasi'ah ( النسيئة ربا ).

Riba al-Fadhl disebut juga dengan riba jual beli adalah penambahan dalam jual-beli barang yang

sejenis. Riba ini terjadi apabila seseorang menjual sesuatu dengan sejenisnya dengan tambahan,

seperti menjual emas dengan emas, mata uang dirham dengan dirham, gandum dengan gandum dan

seterusnya.

hadits riwayat Bukhari dan Muslim berikut:

Bilal datang kepada Rasulullah SAW dengan membawa korma kualitas Barni (baik). Lalu Rasulullah

SAW bertanya kepadanya, "Dari mana kurma itu ?". Ia menjawab , "Kami punya kurma yang buruk lalu

kami tukar bdli dua liter dengan satu liter". Maka Rasulullah bersabda: "Masya Allah, itu juga adalah

perbuatan riba. Jangan kau lakukan. Jika kamu mau membeli, juallah dahulu kurmamu itu kemudian

kamu beli kurma yang kamu inginkan.

Riba an-Nasi'ah disebut juga riba hutang piutang adalah kelebihan (bunga) yang dikenakan pada orang

yang berhutang oleh yang menghutangi pada awal transaksi atau karena penundaan pembayaran

hutang.

Riba nasi'ah ada dua jenis sebagai berikut:

1. A meminjamkan/menghutangkan uang atau benda berharga lain pada B. Bentuknya ada dua:

(a) A menetapkan tambahan (bunga) pada awal transaksi.

(b) A tidak menetapkan bunga di awal transaksi, akan tetap saat B tidak mampu melunasi hutang

pada saat yang ditentukan, maka A membolehkan pembayaran ditunda asal dengan bunga.

2. A membeli emas atau perak pada B dengan menunda penerimaannya/tidak langsung saling

terima.

Perbedaan khasnya, riba nasi'ah adalah jual beli barang yang sama jenisnya tapi tidak secara kontan.

Sedangkan riba fadhl adalah jual beli barang dengan kelebihan atau hutang piutang dengan bunga.41

Page 42: tugas akhir semester

Ulama sepakat atas keharaman riba nasi'ah. Sementara terjadi ikhtilaf (beda pendapat) atas

keharaman riba fadhl, tapi mayoritas mengharamkannya.

Hukum Riba Dalam Islam

Hukum riba adalah haram dan termasuk dari dosa besar karena akan menyebabkan kesengsaraan

kaum dhuafa, menzalimi orang miskin, eksploitasi si kaya pada si miskin, menutup pintu sedekah dan

kebajikan serta membunuh rasa empati antar manusia yang berbeda strata sosial ekonominya.

Dalil Haramnya Riba

a. Al-Baqarah 2:278

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang

belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.

b. Al-Baqarah 2:279

Artinya: Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa

Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka

bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

c. Hadits sahih riwayat Muslim:

Artinya: Nabi Muhammad Rasulullah melaknat pemakan, wakil, penulis dan dua saksi transaksi

riba.

d. Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim (mutafaq alaih):

Artinya: Jauhilah tujuh dosa besar. Apa itu ya Rasulullah. Nabi menjawab: syirik, sihir, membunuh,

memakan riba, makan harta anak yatim, lari saat perang, menuduh zina pada perempuan

muslimah bersuami.

Pendapat Yang Mengharamkan Bank Konvensional

Jumhur (mayoritas) ulama mengharamkan bank konvensional karena adanya praktek bunga bank yang

secara prinsip sama persis dengan riba. Baik itu bunga pinjaman, bunga tabungan atau bunga deposito.

Praktik Perbankan Yang Diharamkan

Praktik perbankan konvensional yang haram adalah

a. menerima tabungan dengan imbalan bunga, yang kemudian dipakai untuk dana kredit perbankan

dengan bunga berlipat.

b. memberikan kredit dengan bunga yang ditentukan

c. segala praktik hutang piutang yang mensyaratkan bunga.

d. Bagi ulama yang mengharamkan sistem perbankan nasional, bunga bank adalah riba. Dan karena

itu haram.

42

Page 43: tugas akhir semester

Praktik Bank Konvensional Yang Halal

Namun demikian, pendapat yang mengharamkan tidak menafikan adanya sejumlah layanan

perbankan yang halal seperti:

a. layanan transfer uang dari satu tempat ke tempat lain dengan ongkos pengiriman;

b. menerbitkan kartu ATM;

c. menyewakan lemari besi;

d. mempermudah hubungan antarnegara.

Ulama Dan Lembaga Yang Mengharamkan Bank Konvensional

a. Pertemuan 150 Ulama’ terkemuka dalam konferensi Penelitian Islam di bulan Muharram 1385 H,

atau Mei 1965 di Kairo, Mesir menyepakati secara aklamasi bahwa segala keuntungan atas

berbagai macam pinjaman semua merupakan praktek riba yang diharamkan termasuk bunga bank.

b. Majma’al Fiqh al-Islamy, Negara-negara OKI yang diselenggarakan di Jeddah pada tanggal 10-16

Rabi’ul Awal 1406 H/22 Desember 1985;

c. Majma’ Fiqh Rabithah al’Alam al-Islamy, Keputusan 6 Sidang IX yang diselenggarakan di Makkah,

12-19 Rajab 1406

d. Keputusan Dar It-Itfa, Kerajaan Saudi Arabia, 1979;

e. Keputusan Supreme Shariah Court, Pakistan, 22 Desember 1999;

f. Majma’ul Buhuts al-Islamyyah, di Al-Azhar, Mesir, 1965.

g. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tahun 2000 yang menyatakan

bahwa bunga bank tidak sesuai dengan syari’ah.

h. Keputusan Sidang Lajnah Tarjih Muhammadiyah tahun 1968 di Sidoarjo menyatakan bahwa sistem

perbankan konvensional tidak sesuai dengan kaidah Islam.

i. Keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU tahun 1992 di Bandar Lampung.

j. Keputusan Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia tentang Fatwa Bunga (interest/fa’idah), tanggal

22 Syawal 1424/16 Desember 2003.

k. Keputusan Rapat Komisi Fatwa MUI, tanggal 11 Dzulqa’idah 1424/03 Januari 2004, 28 Dzulqa’idah

1424/17 Januari 2004, dan 05 Dzulhijah 1424/24 Januari 2004.

Pendapat Halalnya Bank Konvensional

Beberapa alasan para ulama ahli fiqih yang menghalalkan bank konvensional adalah

a. bunga bank bukanlah riba yang dilarang seperti yang disebut dalam Quran dan hadits

b. riba adalah bunga yang berlipat ganda; sedang bunga pinjaman bank tidaklah demikian.

43

Page 44: tugas akhir semester

Ulama Dan Lembaga Yang Menghalalkan Bank Konvensional

a. Syekh Al-Azhar Sayyid Muhammad Thanthawi menilai bunga bank bukan riba dan halal.

b. Ibrahim Abdullah an-Nashir. dalam buku Sikap Syariah Islam terhadap Perbankan

c. Keputusan Majma al-Buhust al-Islamiyah 2002 membahas soal bank konvensional.

d. A.Hasan Bangil, tokoh Persatuan Islam (PERSIS), secara tegas menyatakan bunga bank itu halal.

e. Dr.Alwi Shihab dalam wawancaranya dengan Metro TV berpendapat bunga bank bukanlah riba

dan karena itu halal.

Alsan Ulama Dan Lembaga Yang Menghalalkan Bank Konvensional

a. Menurut Sayyid Muhammad Thanthawi bank konvensional/deposito itu halal dalam berbagai

bentuknya walau dengan penentuan bunga terlebih dahulu. Menurutnya, di samping penentuan

tersebut menghalangi adanya perselisihan atau penipuan di kemudian hari, juga karena penetuan

bunga dilakukan setelah perhitungan yang teliti, dan terlaksana antara nasabah dengan bank atas

dasar kerelaan mereka.

b. Dr. Ibrahim Abdullah an-Nashir mengatakan, “Perkataan yang benar bahwa tidak mungkin ada

kekuatan Islam tanpa ditopang dengan kekuatan perekonomian, dan tidak ada kekuatan

perekonomian tanpa ditopang perbankan, sedangkan tidak ada perbankan tanpa riba. Ia juga

mengatakan, “Sistem ekonomi perbankan ini memiliki perbedaan yang jelas dengan amal-amal

ribawi yang dilarang Al-Qur’an yang Mulia. Karena bunga bank adalah muamalah baru, yang

hukumnya tidak tunduk terhadap nash-nash yang pasti yang terdapat dalam Al-Qur’an tentang

pengharaman riba.”

c. Isi keputusan Majma al-Buhust al-Islamiyah 2002:

"Mereka yang bertransaksi dengan atau bank-bank konvensional dan menyerahkan harta dan

tabungan mereka kepada bank agar menjadi wakil mereka dalam menginvestasikannya dalam

berbagai kegiatan yang dibenarkan, dengan imbalan keuntungan yang diberikan kepada mereka

serta ditetapkan terlebih dahulu pada waktu-waktu yang disepakati bersama orang-orang yang

bertransaksi dengannya atas harta-harta itu, maka transaksi dalam bentuk ini adalah halal tanpa

syubhat (kesamaran), karena tidak ada teks keagamaan di dalam Alquran atau dari Sunnah Nabi

yang melarang transaksi di mana ditetapkan keuntungan atau bunga terlebih dahulu, selama

kedua belah pihak rela dengan bentuk transaksi tersebut."

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta di antara kamu

dengan jalan yang batil. Tetapi (hendaklah) dengan perniagaan yang berdasar kerelaan di antara

kamu. (QS. an-Nisa': 29).

44

Page 45: tugas akhir semester

Kesimpulannya, penetapan keuntungan terlebih dahulu bagi mereka yang menginvestasikan harta

mereka melalui bank-bank atau selain bank adalah halal dan tanpa syubhat dalam transaksi itu. Ini

termasuk dalam persoalan "Al-Mashalih Al-Mursalah", bukannya termasuk persoalan aqidah atau

ibadat-ibadat yang tidak boleh dilakukan atas perubahan atau penggantian.

d. Kata A. Hasan Bangil bunga bank itu halal. karena tidak ada unsur lipat gandanya.

Kesimpulan Hukum Bank Konvensional Dalam Islam

Mayoritas ulama (jumhur) sepakat bahwa praktik bunga yang ada di perbankan konvensional adalah

sama dengan riba dan karena itu haram. Walaupun ada sejumlah layanan perbankan yang tidak

mengandung unsur bunga dan karena itu halal. Namun demikian, ada sejumlah ulama yang

menganggap bahwa bunga bank bukanlah riba dan karena itu halal hukumnya.

Bagi seorang muslim yang taat dan berada dalam kondisi yang ideal dan berada dalam posisi yang

dapat memilih, tentunya akan lebih baik kalau berusaha menjauhi praktik bank konvensional yang

diharamkan. Namun, apabila terpaksa, Anda dapat memanfaatkan segala layanan bank konvensional

karena ada sebagian ulama yang menghalalkannya.

http://www.alkhoirot.net

8) MAKANAN DAN MINUMAN MENURUT ISLAM

Pada prinsipnya semua makanan dan minuman yang asd di dunia ini halal semua untuk dimakan dan

diminum kecuali ada larangan dari Allah yaitu yang terdapat dalam Al Qur’an dan yang terdapat dalam

hadist Nabi Muhammad SAW.

Makanan Yang Dihalalkan Allah SWT

Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan kecuali ada larangan dari Allah

SWT dan Nabi Muhammad SAW untuk dimakan. Agama Islam menganjurkan kepada pemeluknya

untuk memakan makanan yang halal dan baik. Makanan “halal” maksudnya makanan yang diperoleh

dari usaha yang diridhai Allah. Sedangkan makanan yang baik adalah yang bermanfaat bagi tubuh,

atau makanan bergizi.

Makanan halal dari segi jenis ada tiga :

a. Berupa hewan yang ada di darat maupun di laut, seperti kelinci, ayam, kambing, sapi, burung,

ikan.

b. Berupa nabati (tumbuhan) seperti padi, buah-buahan, sayur-sayuran dan lain-lain.

c. Berupa hasil bumi yang lain seperti garam semua.

45

Page 46: tugas akhir semester

Makanan yang halal dari usaha yang diperolehnya, yaitu :

a. Halal makanan dari hasil bekerja yang diperoleh dari usaha yang lain seperti bekerja sebagai buruh,

petani, pegawai, tukang, sopir, dll.

b. Halal makanan dari mengemis yang diberikan secara ikhlas, namun pekerjaan itu halal , tetapi

dibenci Allah seperti pengamen.

c. Halal makanan dari hasil sedekah, zakat, infak, hadiah, tasyakuran, walimah, warisan, wasiat, dll.

d. Halal makanan dari rampasan perang yaitu makanan yang didapat dalam peperangan (ghoniyah).

Minuman Yang Dihalalkan

Segala jenis minuman apa saja yang ada di dunia ini halal untuk diminum kecuali ada larangan yang

mengharamkan dari Allah dan Nabi Muhammad SAW.

Minuman halal menurut jenisnya ada tiga, yaitu :

a. Halal minuman yang dihasilkan oleh hewani seperti susu sapi, madu, minyak samin, dll.

b. Halal minuman yang dihasilkan oleh tumbuhan seperti jice wortel, juice jeruk, juice anggur, juice

tomat, juice avokad, dll.

Manfaat Makanan Dan Minuman Dihalalkan

Diantara beberapa manfaat menggunakan makanan dan minuman halal, yaitu :

a. Membawa ketenangan hidup dalam kegiatan sehari-hari,

b. dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani,

c. Mendapat perlindungan dari Allah SWT,

d. Mendapatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT,

e. Tercermin kepribadian yang jujur dalam hidupnya dan sikap apa adanya,

f. Rezeki yang diperolehnya membawa barokah dunia akhirat.

Pengertian Makanan dan Minuman Haram

Banyak terjadi salah sangka dari masyarakat bahwa menjari rezeki yang haram saja sulit, apalagi yang

halal. Hal itu malah memicu banyak kesalahapahaman tentang halal dan haram suatu rezeki. Akhirnya,

banyak masyarakat menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki, padahal belum tentu halal. Kita

sebagai orang bertaqwa hendaknya menghindari hal itu dengan banyak mempelajari Al Qur’an dan

Hadist tentang pengertian halal dan haram.

Makanan Yang Diharamkan

Makanan yang diharamkan agama, yaitu makanan dan minuman yang diharamkan di dalam Al Qur’an

dan Al Hadist, bila tidak terdapat petunjuk yang melarang, berarti halal.

46

Page 47: tugas akhir semester

Haramnya makanan secara garis besar dapat dibagi dua macam :

a. Haram aini, ditinjau dari sifat benda seperti daging babi, darang, dan bangkai. Haram karena sifat

tersebut, ada tiga :

Berupa hewani yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari hewan seperti daging babi,

anjing, ulat, buaya, darah hewan itu, nanah dll.

Berupa nabati (tumbuhan), yaitu haramnya suatu makanan yang berasal dari tumbuhan seperti

kecubung, ganja, buah, serta daun beracun. Minuman buah aren, candu, morfin, air tape yang

telah bertuak berasalkan ubi, anggur yang menjadi tuak dan jenis lainnya yang dimakan banyak

kerugiannya.

Benda yang berasal dari perut bumi, apabila dimakan orang tersebut, akan mati atau

membahayakan dirinya, seperti timah, gas bumi. Solar, bensin, minyak tanah, dan lainnya.

b. Haram sababi, ditinjau dari hasil usaha yang tidak dihalalkan olah agama. Haram sababi

banyak macamnya, yaitu :

Makanan haram yang diperoleh dari usaha dengan cara dhalim, seperti mencuri,

korupsi, menipu, merampok, dll.

Makanan haram yang diperoleh dari hasil judi, undian harapan, taruhan, menang togel,

dll.

Hasil haram karena menjual makanan dan minuman haram seperti daging babi, , miras,

kemudian dibelikan makanan dan minuman.

Hasil haram karena telah membungakan dengan riba, yaitu menggandakan uang.

Hasil memakan harta anak yatim dengan boros / tidak benar.

Minuman Yang Diharamkan

Pada prinsipnya segala minuman apa saja halal untuk diminum selama tidak ada ayat Al

Qur”an dan Hadist yang mengharamkannya. Bila haram, namun masih dikonsumsi dan

dilakukan, maka niscaya tidak barokah, malah membuat penyakit di badan.

Minuman yang haram secara garis besar, yakni :

a. Berupa hewani yang haramnya suatu minuman dari hewan, seperti darah sapi, darah

kerbau, bahkan darah untuk obat seperti darah ular, darah anjing, dan lain-lain.

b. Berupa nabati atau tumbuhan seperti tuak dari buah aren, candu, morfin, air tape bertuak

dari bahan ubi, anggur telah bertuak, dan lain sebagainya.

47

Page 48: tugas akhir semester

c. Berupa berasal dari perut bumi yaitu : haram diminum sepeti solar, bensin, spiritus, dan

lainnya yang membahayakan.

Mudlarat Makanan dan Minuman Haram

Ada beberapa mudlarat lainnya, yaitu :

a. Doa yang dilakukan oleh pengkonsumsi makanan dan minuman haram, tidak mustajabah

(maqbul).

b. Uangnya banyak, namun tidak barokah, diakibatkan karena syetan mengarahkannya

kepada kemaksiatan dengan uang itu.

c. Rezeki yang haram tidak barokah dan hidupnnya tidak tenang.

d. Nama baik, kepercaan, dan martabatnya jatuh bila ketahuan.

e. Berdosa, karena telaha malanggar aturan Allah

f. Merusak secara jasmani dan rohani kita.

http://firmanazka.blogspot.com

9) EKONOMI ISLAM

Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur

berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun

iman dan rukun Islam.

Tujuan Ekonomi Islam

Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa

Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, yaitu:

a. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan

lingkungannya.

b. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan di

bidang hukum dan muamalah.

c. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa maslahah yang

menjad puncak sasaran di atas mencaku p lima jaminan dasar:

keselamatan keyakinan agama ( al din)

kesalamatan jiwa (al nafs)

keselamatan akal (al aql)

keselamatan keluarga dan keturunan (al nasl)

keselamatan harta benda (al mal)48

Page 49: tugas akhir semester

Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:

a. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada manusia.

b. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.

c. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.

d. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang saja.

e. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk

kepentingan banyak orang.

f. Seorang mulsim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.

g. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)

h. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

Sumber: Buku Saku Lembaga Bisnis Syariah yang diterbitkan oleh Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah.

http://islampeace.clubdiscussion.net

Ruang Lingkup Dan Ideologi Ekonomi Islam

Terdapat kesamaan antara sistem Ekonomi Islam dengan sistem Ekonomi Konvensional, diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Sama-sama memiliki anggapan yang sama bahwa “Ekonomi” di dalam suatu negara itu

merupakan hal yang sangat penting.

b. Sama-sama memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang

sejahtera.

Namun karena kedua sistem ekonomi tersebut berasal dari ideologi yang berbeda, maka terdapat

perbedaan diantara keduanya. Perbedaan itu dapat dipaparkan sebagai berikut :

Sistem Ekonomi Konvensional memandang manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk

sosial yang dalam menjalankan kegiatan ekonomi bertujuan untuk mencari keuntungan, meskipun

dalam pelaksanakannya menggunakan niat, komoditas serta cara yang salah, tetap sah asalkan tidak

melanggar Undang-Undang.

Sedangakan Sistem Ekonomi Islam memandang manusia sebagai makhluk individu, sosial dan religius,

sehingga dalam pelaksanaannya baik dalam hal niat, komoditas dan caranya harus memperhatikan

kaidah-kaidah dan sesuai/ bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah.

Menurut Syaikh Yusuf Qordawi, ada 4 karakteristik dalam Ekonomi Islam. Antara lain :

49

Page 50: tugas akhir semester

a. Ciri Berketuhanan

Maksud dari ciri berketuhanan adalah bahwa Ekonomi Islam meyakini bahwa manusia diciptakan

oleh Allah untuk menjadi khalifah dengan bekerja dan beraktivitas sesuai dengan AturanNya. Dan

untuk menjalankan itu semua manusia diberi akal, qalbu, panca indera. Dan dalam pelaksanaannya

manusia kelak akan dimintai pertanggungjawabannya pada yaumul hisab.

Adapun ayat-ayat yang menjelaskan tentang ciri ketuhanan antara lain sebagai berikut :

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 30 :

ح ن� ون الد%ماء ف�ك� س وي ف�يها د� �ف س� ي من ف�يها ج عل� ت أ �وا قال �يفة� ل خ ر ض�

األ ف�ي Xاع�لج %ي �ن إ ة� �ك ئ مال �ل ل بك ر قال �ذ وإ

قال لك �قد%س� ون �حم د�ك ب %ح� ب �س م�ون ن ع ل ت ال ما م� ع ل أ %ي �ن إ

Artinya :

“Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan

seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di

bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami

senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Rabb berfirman:

Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. 2:30)

b. Ciri Kemanusiaan

Maksud dari ciri Kemanusiaan adalah bahwa Ekonomi Islam meyakini bahwa manusia diciptakan

oleh Allah sebagai khalifah di bertindak sebagai subyek dan obyek.

Adapun ayat-ayat yang menjelaskan tentang ciri kemanusiaan, adalah sebagai berikut:

Q.S Al Baqaraah ayat 22

�ذ�ي �م� جعل ال ك ض ل ر � األ اشا ماء ف�ر اء والس� �ن ل ب نز ماء� م�ن وأ ج ماء� الس� خ ر

�ه� فأ ات� م�ن ب �مر � الث قا �م ر�ز �ك ل فال

�وا ج عل {ه� ت �ل � ل ندادا �م أ نت م�ون وأ ع ل ت

Artinya :

“Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia

menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan

sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal

kamu mengetahui.” (QS. 2:22)

c. Ciri Etika

Maksud dari ciri Etika adalah bahwa Ekonomi Islam meyakini bahwa untuk menciptakan

kesejahteraan manusia mempunyai cara atau aturan yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits

serta tidak boleh melanggar kedua sumber tersebut.

Al A’raf ayat 85.

50

Page 51: tugas akhir semester

�لى ن وإ اه�م مد ي خ � أ با عي ا قال ش� � ي قو م �د�وا {ه اع ب ك�م ما الل ه2 م%ن ل ـ �ل ه� إ ر� ك�م قد غي اءت ةX ج %ن ي �م م%ن ب %ك ب ر� و ف�وا

فأ

ل ي ك ان ال م�يز وال وال وا خس� ب �اس ت اءه�م الن ي ش أ وال د�وا �ف س� ض� ف�ي ت ر

ع د األ ها ب ح� �ص ال �م إ �ك رX ذل ي �م خ �ك �ن ل �م إ �نت ك

�ين مؤ م�ن

Artinya :

“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: Hai

kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang

kepadamu bukti yang nyata dari Rabbmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangannya, dan

janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya. Yang demikian

itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.” (QS. 7:85)

d. Ciri Sikap Pertengahan

Maksud dari ciri sikap pertengahan adalah bahwa dalam dalam menjalankan kegiatan ekonomi

tidak boleh berlebih-lebihan dahn tidak menghendaki kekurangan.

Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Q.S Al Qasas ayat 77.

غ� ت اك ف�يما واب �ه� آت ة الد�ار الل خ�ر نس وال اآل ك ت ص�يب ا م�ن ن ي ح س�ن الدن ما وأ ن ك ح س �ه� أ ك الل ي �ل غ� وال إ ب اد ت فس ف�ي ال

ض� ر �ن� األ �ه إ �ح�ب ال الل د�ين ي م�ف س� ال

Artinya :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,

dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenimatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat

kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan.” (QS. 28:77)

Beberapa ekonom memberikan penegasan bahwa ruang lingkup dari ekonomi islam adalah

masyarakt muslim dan Negara muslim itu sendiri. Ruang lingkup ekonomi islam yang tampaknya

menjadi administrasi kekurangan sumber sumber daya manusia dipandang dari konsepsi etik

kesejahteraan dalam islam. Oleh karena itu, ekonomi islam tidak hanya hal hal non material yang

tunduk kepada larangan islam tentang konsumsi dan produksi

http://almaratusshalihah.wordpress.com

http://putracenter.net/2009/01/22/definisi-ekonomi-dalam-islam-menurut-para-ahli/http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pengertian-ekonomi-syariah/http://www.masbied.com/search/pengertian-dan-ruang-lingkup-ekonomi-syariahhttp://kjksmadani.wordpress.com/2009/01/30/pengertian-tujuan-dan-prinsip-ekonomi-islam/

Etos Kerja Muslim

Nilai-nilai etos dan etika kerja seorang muslim itulah yang kemudian perlu kita bicarakan.51

Page 52: tugas akhir semester

1. Selalu Melakukan Perhitungan dan Perencanaan.

Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt juga menegaskan keharusan melakukan perencanaan yang matang,

Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan

bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS

59:18).

2. Menghargai Waktu.

Manakala perputaran waktu terabaikan dari aktivitas kerja yang shaleh, maka kerugian akan

dialami seseorang, Allah berfirman yang artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-

benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh (QS 103:1-3).

3. Selalu Ingin Yang Terbaik.

Seorang muslim selalu dituntut untuk meraih yang terbaik, ilmu yang banyak harus terus

diperbanyak, prestasi yang tinggi harus disempurnakan dan begitulah seterusnya. Allah berfirman

yang artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-

sungguh urusan yang lain (QS 94:7).

4. Hemat.

etos kerja seorang muslim membuat dia sangat efisien dan jauh dari prilaku boros, tidak hanya

dalam masalah harta, tapi juga waktu, tenaga, sumber daya, fasilitas dan sebagainya, Allah

berfirman: Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros, sesungguhnya

pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu sangat ingkar kepada Tuhannya (QS

17:26-27).

5. Fastabikul Khairat.

Keharusan kita berlomba-lomba dalam kebajikan dikemukakan Allah dalam Al-Qur’an yang artinya:

Dan tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-

lombalah kamu (dalam berbuat) kebajikan. Dimana saja kamu berada pasti Allah akan

mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu (QS 2:148).

6. Bersikap Mandiri.

Kemandirian sikap kadangkala harus dimulai dari kemandirian ekonomi, hal ini apabila seseorang

kehidupan ekonomi ditunjang oleh pihak lain, maka dia tidak bisa leluasa menunjukkan sikapnya,

apalagi bila sikap itu bertentangan dengan keinginan yang memberikan tunjangan ekonomi.

Kemandirian ekonomi ini dicontohkan oleh sahabat Abdurrahman bin Auf yang tidak mau diberi

setengah harta dari Sa’ad bin Rabi di Madinah.

http://www.mindemangan.sch.id

52

Page 53: tugas akhir semester

Aspek Pekerjaan dalam Islam

Aspek pekerjaan dalam Islam meliputi empat hal yaitu :

a. Memenuhi kebutuhan sendiri

Islam sangat menekankan kemandirian bagi pengikutnya. Seorang muslim harus mampu hidup dari

hasil keringatnya sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Hal ini diantaranya tercermin dalah

hadist berikut :

Dari Abu Abdillah yaitu az-Zubair bin al-Awwam r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Niscayalah jikalau seseorang dari engkau semua itu mengambil tali-talinya – untuk mengikat – lalu

ia datang di gunung, kemudian ia datang kembali – di negerinya – dengan membawa sebongkokan

kayu bakar di atas punggungnya, lalu menjualnya,kemudian dengan cara sedemikian itu Allah

menahan wajahnya – yakni dicukupi kebutuhannya, maka hal yang semacam itu adalah lebih baik

baginya daripada meminta-minta sesuatu pada orang-orang, baik mereka itu suka memberinya

atau menolaknya.” (Riwayat Bukhari)

b. Memenuhi kebutuhan keluarga

Bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya adalah kewajian bagi

seorang muslim, hal ini bisa dilihat dari hadist berikut :

Rasulullah saw bersabada, “Cukuplah seseorang dianggap berdosa jika ia menelantarkan orang-

orang yang menjadi tanggung jawabnya”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan al-Hakim)

Menginfaqkan harta bagi keluarga adalah hal yang harus diutamakan, baru kemudian pada

lingkungan terdekat, dan kemudian lingkungan yang lebih luas.

c. Kepentingan seluruh makhluk

Pekerjaan yang dilakukan seseorang bisa menjadi sebuah amal jariyah baginya, sebagaimana

disebutkan dalam hadist berikut :

Dari Anas, Rasulullah saw bersabda, “tidaklah seorang mukmin menanam tanaman, atau menabur

benih, lalu burung atau manusia atau hewan pun makan darinya kecuali pasti bernilai sedekah

baginya. (HR Bukhari)

d. Bekerja sebagai wujud penghargaan terhadap pekerjaan itu sendiri

Islam sangat menghargai pekerjaan, bahkan seandainya kiamat sudah dekat dan kita yakin tidak

akan pernah menikmati hasil dari pekerjaan kita, kita tetap diperintahkan untuk bekerja sebagai

wujud penghargaan terhadap pekerjaan itu sendiri. Hal ini bisa dilihat dari hadist berikut :

Dari Anas RA, dari Rasulullah saw, beliau bersabda, “Jika hari kiamat terjadi, sedang di tanganmu

terdapat bibit tanaman, jika ia bisa duduk hingga dapat menanamnya, maka tanamlah. (HR

Bukhari / Kitab Adab al-Mufrad)

53

Page 54: tugas akhir semester

e. Larangan Meminta-Minta

Hadits Abdullah bin Umar, ia mengatakan : Rasulullah saw bersabda, “Senantiasa seseorang

meminta-minta hingga ia datang pada ghari kiamat, sedang di hidungnya tidak terdapat daging

sedikit pun. (HR Bukhari).

Sungguh, meminta-minta tidaklah dibenarkan kecuali bagi 3 orang, orang miskin yang sangat

membutuhkan atau orang yang berutang banyak atau orang yang terbebani oleh kewajiban diat.

Kualitas Etik Kerja

Berikut ini adalah kualitas etik kerja yang terpenting untuk dihayati :

a. Ash Sholah (baik dan bermanfaat)

Islam hanya memerintahkan atau menganjurkan pekerjaan yang baik dan bermanfaat bagi

kemanusiaan, agar setiap pekerjaan mampu memberi nilai tambah dan mengangkat derajat

manusia baik secara individu maupun kelompok. “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-

derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya.” (al-An’am: 132)

b. Al Itqon (Kemantapan atau perfectness)

Kualitas kerja yang itqan atau perfect merupakan sifat pekerjaan Tuhan (baca: Rabbani), kemudian

menjadi kualitas pekerjaan yang islami (an-Naml: 88). Rahmat Allah telah dijanjikan bagi setiap

orang yang bekerja secara itqan, yakni mencapai standar ideal secara teknis. Untuk itu, diperlukan

dukungan pengetahuan dan skill yang optimal.

c. Al Ihsan (Melakukan yang terbaik atau lebih baik lagi)

Kualitas ihsan mempunyai dua makna dan memberikan dua pesan, yaitu sebagai berikut.

Pertama, ihsan berarti ‘yang terbaik’ dari yang dapat dilakukan. Dengan makna pertama ini, maka

pengertian ihsan sama dengan ‘itqan’. Pesan yang dikandungnya ialah agar setiap muslim

mempunyai komitmen terhadap dirinya untuk berbuat yang terbaik dalam segala hal yang ia

kerjakan.

Kedua ihsan mempunyai makna ‘lebih baik’ dari prestasi atau kualitas pekerjaan sebelumnya.

Makna ini memberi pesan peningkatan yang terus-menerus, seiring dengan bertambahnya

pengetahuan, pengalaman, waktu, dan sumber daya lainnya. Adalah suatu kerugian jika prestasi

kerja hari ini menurun dari hari kemarin, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits Nabi saw.

Keharusan berbuat yang lebih baik juga berlaku ketika seorang muslim membalas jasa atau

kebaikan orang lain. Bahkan, idealnya ia tetap berbuat yang lebih baik, hatta ketika membalas

keburukan orang lain (Fusshilat :34, dan an Naml: 125)

d. Al Mujahadah (Kerja keras dan optimal)

54

Page 55: tugas akhir semester

Dalam banyak ayatnya, Al-Qur’an meletakkan kulaitas mujahadah dalam bekerja pada konteks

manfaatnya, yaitu untuk kebaikan manusia sendiri, dan agar nilai guna dari hasil kerjanya semakin

bertambah. (Ali Imran: 142, al-Maidah: 35, al-Hajj: 77, al-Furqan: 25, dan al-Ankabut: 69).

Mujahadah dalam maknanya yang luas seperti yang didefinisikan oleh Ulama adalah ”istifragh ma

fil wus’i”, yakni mengerahkan segenap daya dan kemampuan yang ada dalam merealisasikan setiap

pekerjaan yang baik. Dapat juga diartikan sebagai mobilisasi serta optimalisasi sumber daya. Sebab,

sesungguhnya Allah SWT telah menyediakan fasilitas segala sumber daya yang diperlukan melalui

hukum ‘taskhir’, yakni menundukkan seluruh isi langit dan bumi untuk manusia (Ibrahim: 32-33).

Bermujahadah atau bekerja dengan semangat jihad (ruhul jihad) menjadi kewajiban setiap muslim

dalam rangka tawakkal sebelum menyerahkan (tafwidh) hasil akhirnya pada keputusan Allah (Ali

Imran: 159, Hud: 133).

e. Tanafus dan Ta’awun (Kompetisi dan tolong menolong)

Al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyerukan persaingan dalam kualitas amal solih. Pesan

persaingan ini kita dapati dalam beberapa ungkapan Qur’ani yang bersifat “amar” atau perintah.

Ada perintah “fastabiqul khairat” (maka, berlomba-lombalah kamu sekalian dalam kebaikan) (al-

Baqarah: 108).

f. Mencermati Nilai Waktu

Jika kita melihat mengenai kaitan waktu dan prestasi kerja, maka ada baiknya dikutip petikan surat

Khalifah Umar bin Khatthab kepada Gubernur Abu Musa al-Asy’ari ra, sebagaimana dituturkan

oleh Abu Ubaid, ”Amma ba’du. Ketahuilah, sesungguhnya kekuatan itu terletak pada prestasi kerja.

Oleh karena itu, janganlah engkau tangguhkan pekerjaan hari ini hingga esok, karena pekerjaanmu

akan menumpuk, sehingga kamu tidak tahu lagi mana yang harus dikerjakan, dan akhirnya semua

terbengkalai.” (Kitab al-Amwal, 10)

http://www.masjidalamanah.com

10) PROSES KEJADIAN MANUSIA MENURUT AL-QURAN

Al quran sebagai kitab yang ilmiah dan dapat dibuktikan secara ilmu pengetahuan dalam isinya juga

menjelaskan bagamana proses terbentuknya manusia di dalam rahim wanita. Yang mana keterangan

al quran ini telah dibuktikan kebenaranya oleh dunia medis.

Berikut rangkuman proses pembentukan manusia menurut al quran

1. NUTFAH

iaitu peringkat pertama bermula selepas persenyawaan atau minggu pertama. Ianya bermula

setelah berlakunya percampuran air mani

Maksud firman Allah dalam surah al-Insan : 2

55

Page 56: tugas akhir semester

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia daripada setitis air mani yang bercampur yang

Kami (hendak mengujinya dengan perintah dan larangan), kerana itu Kami jadikan dia mendengar

dan melihat "

Menurut Ibn Jurair al-Tabari, asal perkataan nutfah ialah nutf ertinya air yang sedikit yang terdapat

di dalam sesuatu bekas samada telaga, tabung dan sebagainya. Sementara perkataan amsyaj

berasal daripada perkataan masyj yang bererti percampuran

2. ALAQAH : Peringkat pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu pertama / hari ketujuh. Pada

hari yang ketujuh telor yang sudah disenyawakan itu akan tertanam di dinding rahim (qarar

makin). Selepas itu Kami mengubah nutfah menjadi alaqah.

Firman Allah yang bermaksud "Kemudian Kami mengubah nutfah menjadi alaqah" al-Mukminun :

14

Kebanyakan ahli tafsir menafsirkan alaqah dengan makna segumpal darah. Ini mungkin dibuat

berasaskan pandangan mata kasar. Alaqah sebenarnya suatu benda yang amat seni yang diliputi

oleh darah. Selain itu alaqah mempunyai beberapa maksud :

sesuatu yang bergantung atau melekat

pacat atau lintah

suatu buku atau ketulan darah

Peringkat alaqah adalah peringkat pada minggu pertama hingga minggu ketiga did alam rahim.

3. MUDGHAH

Pembentukan mudghah dikatakan berlaku pada minggu keempat. Perkataan mudghah disebut

sebanyak dua kali di dalam al-Quran iaitu surah al-Hajj ayat 5 dan surah al-Mukminun ayat 14

Firman Allah yang bermaksud "lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging" al-

Mukminun : 14

Diperingkat ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan anggota-anggota yang

lain. Selain itu sistem pernafasan bayi sudah terbentuk.Vilus yang tertanam di dalam otot-otot ibu

kini mempunyai saluran darahnya sendiri. Jantung bayi pula mula berdengup. Untuk perkembangan

seterusnya, darah mula mengalir dengan lebih banyak lagi kesitu bagi membekalkan oksigen dan

pemakanan yang secukupnya. Menjelang tujuh minggu sistem pernafasan bayi mula berfungsi

sendiri.

4. IZAM DAN LAHM

Pada peringkat ini iaitu minggu kelima, keenam dan ketujuh ialah peringkat pembentukan tulang

yang mendahului pembentukan oto-otot. Apabila tulang belulang telah dibentuk, otot-otot akan

56

Page 57: tugas akhir semester

membungkus rangka tersebut. Firman Allah yang bermaksud : "Lalu Kami mengubahkan pula

mudghah itu menjadi izam da kemudiannya Kami membalutkan Izam dengan daging"al-Mukminun

: 14

Kemudian pada minggu ketujuh terbentuk pula satu sistem yang kompleks. Pada tahap ini perut

dan usus , seluruh saraf, otak dan tulang belakang mula terbentuk. Serentak dengan itu sistem

pernafasan dan saluran pernafasan dari mulut ke hidung dan juga ke pau-paru mula kelihatan.

Begitu juga dengan organ pembiakan, kalenjar, hati, buah penggang, pundi air kencing dan lain-lain

terbentuk dengan lebih sempurna lagi. Kaki dan tangan juga mula tumbuh. Begitu juga mata,

telinga dan mulut semakin sempurna. Pada minggu kelapan semuanya telah sempurna dan

lengkap.

5. NASY'AH KHALQAN AKHAR

Pada peringkat ini iaitu menjelang minggu kelapan , beberapa perubahan lagi berlaku. Perubahan

pada tahap ini bukan lagi embrio tetapi sudah masuk ke peringkat janin.Pada bulan ketiga, semua

tulang janin telah terbentuk dengan sempurnanya Kuku-kukunya pun mula tumbuh. Pada bulan

keempat, pembentukan uri menjadi cukup lengkap menyebabkan baki pranatel bayi dalam

kandungan hanya untuk menyempurnakan semua anggota yang sudah wujud. Walaupun

perubahan tetap berlaku tetapi perubahannya hanya pada ukuran bayi sahaja.

6. NAFKHUR-RUH

Iaitu peringkat peniupan roh. Para ulamak Islam menyatakan bilakah roh ditiupkan ke dalam jasad

yang sedang berkembang? Mereka hanya sepakat mengatakan peniupan roh ini berlaku selepas

empat puluh hari dan selepas terbentuknya organ-organ tubuh termasuklah organ seks. Nilai

kehidupan mereka telah pun bermula sejak di alam rahim lagi. Ketika di alam rahim perkembangan

mereka bukanlah proses perkembangan fizikal semata-mata tetapi telahpun mempunyai

hubungan dengan Allah s.w.t melalui ikatan kesaksian sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di

dalam al-Quran surah al-A'raf : 172. Dengan ini entiti roh dan jasad saling bantu membantu untuk

meningkatkan martabat dan kejadian insan disisi Allah s.w.t

http://lailizah.tripod.com

Bayi Tabung Dalam Islam

Teknologi ini telah dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada 1977. Hingga kini, banyak pasangan

yang kesulitan memperoleh anak, mencoba menggunakan teknologi bayi tabung.

Bayi tabung dikenal dengan istilah pembuahan in vitro atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai in

vitro fertilisation. Ini adalah sebuah teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Bayi

57

Page 58: tugas akhir semester

tabung adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak

berhasil.

Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari

ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Lalu bagaimanakah hukum bayi

tabung dalam pandangan Islam? Dua tahun sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di Tanah Air

telah menetapkan fatwa tentang bayi tabung/inseminasi buatan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma dan

ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Sebab, ini termasuk ikhtiar yang

berdasarkan kaidah-kaidah agama.

Namun, para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri yang

dititipkan di rahim perempuan lain. "Itu hukumnya haram," papar MUI dalam fatwanya. Apa pasal?

Para ulama menegaskan, di kemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam

kaitannya dengan warisan.

Para ulama MUI dalam fatwanya juga memutuskan, bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari

suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram. "Sebab, hal ini akan menimbulkan masalah yang

pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan," tulis fatwa itu.

Lalu bagaimana dengan proses bayi tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan

suami-istri yang sah? MUI dalam fatwanya secara tegas menyatakan hal tersebut hukumnya haram.

Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin antarlawan jenis di luar penikahan yang sah

alias zina.

Hukum Bayi Tabung

Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah ini dalam forum Munas Alim

Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. keputusan yang ditetapkan ulama NU terkait masalah bayi

tabung:

Pertama, apabila mani yang ditabung dan dimasukan ke dalam rahim wanita tersebut ternyata bukan

mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram.

Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,

"Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan perbuatan

seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) di dalam rahim perempuan yang tidak halal

baginya."

58

Page 59: tugas akhir semester

Kedua, apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak

muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan

dengan cara yang tidak dilarang oleh syara'," papar ulama NU dalam fatwa itu.

Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul

Akhyar II/113. "Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani)

dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana

yang diperbolehkan untuk bersenang-senang." Ketiga, apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri

dan cara mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukan ke dalam rahim istri sendiri, maka

hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).

Meski tak secara khusus membahas bayi tabung, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah juga

telah menetapkan fatwa terkait boleh tidak nya menitipkan sperma suami-istri di rahim istri kedua.

Dalam fatwanya, Majelis Tarjih dan Tajdid mengung kapkan, berdasarkan ijitihad jama'i yang dilakukan

para ahli fikih dari berbagai pelosok dunia Islam, termasuk dari Indonesia yang diwakili Mu

hammadiyah, hukum inseminasi buat an seperti itu termasuk yang dilarang.

"Hal itu disebut dalam ketetapan yang keempat dari sidang periode ke tiga dari Majmaul Fiqhil Islamy

dengan judul Athfaalul Anaabib (Bayi Tabung)," papar fatwa Majelis Tarjih PP Muhammadiyah.

Rumusannya, "cara kelima inseminasi itu dilakukan di luar kandungan antara dua biji suami-istri,

kemudian ditanamkan pada rahim istri yang lain (dari suami itu) ... hal itu dilarang menurut hukum

Syara'." Sebagai ajaran yang sempurna, Islam selalu mampu menjawab berbagai masalah yang terjadi

di dunia modern saat ini.

http://www.republika.co.id

Kloning Dalam Perspektif Hukum Islam

Definisi kloning adalah pembiakkan dengan teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang

sama dengan induknya. Istilah loning atau klonasi berasal dari kata clone (bahasa Greek) atau klona,

yang secara harfiah berarti potongan/pangkasan tanaman. Dalam hal ini tanam-tanaman baru yang

persis sama dengan tanaman induk dihasilkan lewat penanaman potongan tanaman yang diambil dari

suatu pertemuan tanaman jantan dan betina.

Melihat asal bahasa yang digunakan, dapat dimengerti bahwa praktek perbanyakan tanaman lewat

penampangan potongan/pangkasan tanaman telah lama dikenal manusia. Karena tidak adanya

keterlibatan jenis kelamin, maka yang dimaksud dengan klonasi adalah suatu metode atau cara

59

Page 60: tugas akhir semester

perbanyakan makhluk hidup (atau reproduksi) secara aseksual. Hasil perbanyakan lewat cara semacam

ini disebut klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme yang dimiliki genotipus

yang identik.

Kloning terhadap manusia adalah merupakan bentuk intervensi hasil rekayasa manusia. Kloning adalah

teknik memproduksi duplikat yang identik secara genetis dari suatu organisme. Klon adalah keturunan

aseksual dari individu tunggal.

Kloning manusia hanya membutuhkan pengambilan sel somatis (sel tubuh), bukan sel reproduktif

(seperti sel telur atau sperma) dari seseorang, kemudian DNA dari sel itu diambil dan ditransfer ke

dalam sel telur seseorang wanita yang belum dibuahi, yang sudah dihapus semua karakteristik

genetisnya dengan cara membuang inti sel (yakni DNA) yang ada dalam sel telur itu. Kemudian, arus

listrik dialirkan pada sel telur itu untuk mengelabuinya agar merasa telah dibuahi, sehingga ia mulai

membelah. Sel yang sudah dibuahi ini kemudian ditanam ke dalam rahim seorang wanita yang

ditugaskan sebagai ibu pengandung. Bayi yang dilahirkan secara genetis akan sama dengan genetika

orang yang mendonorkan sel somatis tersebut.

Manfaat Kloning

Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia, khususnya di bidang medis.

Beberapa di antara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai berikut:

a. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak.

b. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi

pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.

c. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak,

misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti

jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau

mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari

akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil kloning.

d. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel.

Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada

sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita

pelajari dari kloning.

e. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit

keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat

kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau

60

Page 61: tugas akhir semester

tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah

kecantikan.

Dampak Kloning

Perdebatan tentang kloning dikalangan ilmuwan barat terus terjadi, bahkan dalam hal kloning

binatang sekalipun, apalagi dalam hal kloning manusia. Kelompok kontra kloning diwakili oleh George

Annos (seorang pengacara kesehatan di universitas Boston) dan pdt. Russel E. Saltzman (pendeta

gereja lutheran). menurut George Annos, kloning akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan, antara

lain :

Merusak peradaban manusia.

Memperlakukan manusia sebagai objek.

Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh

pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil

kloning.

Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok

lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang

tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan.

Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan

menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu

kemustahilan ketika manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena

keunggulan mereka dalam berbagai bidang.

Hukum Kloning dalam perspektif hukum Islam

Kloning terhadap tumbuh-tumbuhan atau hewan asalkan memiliki daya guna (bermanfaat) bagi

kehidupan manusia maka hukumnya mubah/halal. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa segala

sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan untuk kesejahteraan manusia, kloning terhadap hewan atau

tumbuhan jika memiliki daya guna bagi kehidupan manusia maka hukumnya mubah/boleh dalilnya :

Q.S. Al-Baqoroh:29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia

berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala

sesuatu.

Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan beberapa ulama’ dapat di ketahui mafsadat dari kloning

lebih banyak daripada maslahatnya. oleh karna itu, praktek kloning manusia bertentangan dengan

hukum islam dengan demikian kloning manusia dalam islam hukumnya haram. Dalil-dalil keharaman.:

Q.S. An-Najm:45-46.

45. Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.

61

Page 62: tugas akhir semester

46. Dari air mani, apabila dipancarkan.

Disini menyatakan bahwa logika syari’at Islam dengan nash-nashnya yang mutlak, kaidah-kaidahnya

yang menyeluruh, dan berbagai tujuan umumnya, melarang praktik kloning pada manusia. Karena jika

kloning ini dilakukan pada manusia, maka akan mengakibatkan berbagai kerusakan sebagai berikut.

a. Hilangnya hukum variasi di alam raya.

b. Kerancuan hubungan antara orang yang di kloning dengan orang hasil kloningannya.

c. Kemungkinan kerusakan lainnya seperti terjangkit penyakit.

d. Kloning bertentangan dengan sunnah untuk berpasang-pasangan.

Pertimbangan Teologi

Dalam hal ini al-Qur’an megisyaratkan adanya intervensi manusia didalam proses produksi

manusia.Sebagaimana termaktub dalam firmanNya Q.S.al-Mukminun ayat 13-14 :

13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan

segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami

bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha

sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.

Ayat ini mengisyaratkan unsur manusia ada tiga yaitu; unsur jasad (jasadiyah), unsur nyawa (nafs), dan

Unsur ruh (ruh). Bahwa asal penciptaan Manusia (Adam) dari Tanah. Pada manusia biasa melalui

proses reproduksi yaitu memerlukan laki-laki dan perempuan, namun jika dilihat kembali proses

kloning yang tidak lagi membutuhkan laki-laki dan perempuan untuk menciptakan suatu generasi baru,

maka hal ini sangat bertentangan dengan ayat tersbut diatas.

Pertimbangan Etika

Dari sudut pertimbangan moral bahwa berbagai macam riset atau penelitian hendaknya selalu

dikaitkan dengan Tuhan, karena riset dengan tujuan apapun tanpa dikaitkan dengan Tuhan tentu akan

menimbulkan resiko, meskipun manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah, namun dalam

mengekpresikan dan mengaktualisasikan kebesaran kreatifitasnya tersebut seyogyanya tetap mengacu

pada pertimbangan moral dalam agama.

Pertimbangan Hukum

62

Page 63: tugas akhir semester

Dari beragam pertimbangan mungkin pertimbangan hokum inilah yang secara tegas memberikan

putusan, khususnya dari para ulama’ fiqh yang akan menolak mengenai praktek kloning manusia selain

memakai dua landasan pertimbangan di atas. Larangan ini muncul karena alasan adanya kekhawatiran

tingginya frekuensi mutasi pada gen produk kloning sehingga akan menimbulkan efek buruk pada

kemudian hari dari segi pembiayaan yang sangat mahal dan juga dari sudut pandang ushul fiqh bahwa

jika sesuatu itu lebih banyak madharat-nya dari pada manfaatnya maka sesuatu itu perlu ditolak.

Dalam masalah ini terdapat beberapa pendapat ulama tentang kloning manusia diantaranya;

Muhammad Quraish Shihab mengatakan, tidak pernah memisahkan ketetapan-ketetapan hukumnya

dari moral sehingga dalam kasus kloning walaupun dalam segi aqidah tidak melanggar wilayah qodrat

Illahi, namun karena dari moral teknologi kloning dapat mengantar kepada perpecahan manusia

karena larangan lahir dari aspek ini. Munawar Ahmad Anas mengatakan bahwa paradigma al-Qur’an

menolak kloning seluruh siklus kehidupan mulai dari kehidupan hingga kematian, adalah tindakan

Illahiyah. Manusia adalah agen yang diberi amanah oleh Tuhan, karena itu penggandaan manusia

semata-mata tak diperlukan (suatu tindakan yang mubadzir).

DR. Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, Gema Insani, Jakarta, 2002

Ahmad Ta’rifin, M.A, Ilmu Alamiah Dasar, STAIN Press, Pekalongan, 2010

http://dolite.blogspot.com/2009/11/hukum-kloning-dalam-perspektif-agama.html

http://blog.uin-malang.ac.id/rizkialfajri/2010/08/27/kloning-dalam-perspektif-islam/

http://adehumaidi.com/knowledge/teknologi-kloning

63