20
MAKALAH PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN TEKNIK INDUSTRI (Tugas Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Sains) Awang Bagus Eka F. 08660010 Juvita Tika Wibisana 08660018 Ibni Hanafi 08660022 Edi Sudrajat 08660043 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Tugas Besar Islam Saints

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Besar Islam Saints

MAKALAH

PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN TEKNIK INDUSTRI

(Tugas Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam Sains)

Awang Bagus Eka F. 08660010

Juvita Tika Wibisana 08660018

Ibni Hanafi 08660022

Edi Sudrajat 08660043

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

Page 2: Tugas Besar Islam Saints

2012

Page 3: Tugas Besar Islam Saints

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan lingkungan yang kini dihadapi oleh umat manusia umumnya

disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kejadian alam sebagai pristiwa yang harus terjadi

sebagai sebuah proses dinamika alam itu sendiri. Kedua, sebagai akibat dari perbuatan

manusia. Kedua bentuk kejadian diatas mengakibatkan ketidak seimbangan pada ekosistem

dan ketidaknyamanan kehidupan makhluk hidup baik manusia, flora maupun fauna.

Ketidakseimbangan dan ketidak nyamanan tersebut dapat dikatakan sebagai bencana.

Penyebab yang kedua yakni manusia adalah sebuah permasalahan yang saat ini menjadi

sorotan dari para pemerhati lingkungan. Berangkat dari permasalahan tersebut dibutuhkan

adanya kajian secara terperinci dalam upaya menjaga kelanjutan ekosistem yang ditinjau

dari perspektif islam dan keilmuan teknik Industri. Perbincangan tentang “Pembangunan

Berkelanjutan” atau “suistainable development” sebenarnya bukanlah suatu hal yang baru

baik lihat secara global maupun nasional. Namun dalam pelaksanaannya masih belum

dipahami dengan baik dan oleh karenanya masih menunjukkan banyak kerancuan pada

tingkat kebijakan dan pengaturan dan mempunyai banyak gejala pada tatanan implementasi

atau pelaksana. Oleh sebab itu Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin (kasih bagi

alam semesta; surat 21 ayat 107), maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor

dan memberikan kajian bagi pengelolaan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih

bagi alam semesta tersebut. Selain tinjauan dari sisi keilmuan teknik industri sebagai sentra

keilmuan produksi atau penghasil produk diharapkan juga bisa memberikan kontribusi

dalam kajian dari dampak kegiatan produksi terhadap lingkungan.

1.2 Permasalahan

Dari latar belakang isu yang diangkat maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :

1. Bagaimana Al-Qur’an menyikapi permasalahan lingkungan?

2. Bagaimana keilmuan teknik industri dalam menyikapi pengelolaan dampak lingkungan

berkelanjutan ?

Page 4: Tugas Besar Islam Saints

1.3 Tujuan

Yang menjadikan tujuan dari penulisan makalah ini antara lain adalah :

1. Mengetahui ranah integrasi-interkoneksi pada pokok bahasan “Pengelolaan Dampak

Lingkungan Berkelanjutan dalam Perspektif Islam dan Teknik Industri”.

2. Mengetahui Model Integrasi-interkoneksi pada pokok bahasan “Pengelolaan Dampak

Lingkungan Berkelanjutan dalam Perspektif Islam dan Teknik Industri”.

Page 5: Tugas Besar Islam Saints

BAB II

DALAM PERSPEKTIF

TEKNIK INDUSTRI

2.1 Definisi AMDAL

AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat

pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. AMDAL adalah

kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha

dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan

Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) yakni pada

Pasal 15 :

Ayat (1):

Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan

dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai

dampak lingkungan hidup (AMDAL).

Ayat (2):

Ketentuan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar

dan penting terhadap Lingkungan Hidup, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), serta tata

cara penyusunan dan penilaian AMDAL, ditetapkan dengan peraturan pemerintah (PP).

Dalam sebuah perancangan perusahaan perlu adanya suatu analisis yang dilakukan

sebagai kerangka acuan atau upaya peruasahaan dalam membangun Corporate Social

Responsibility (CSR) yaitu suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki

suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham , komunitas dan

lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan dan berhubungan erat dengan

pembangunan berkelanjutan . Perusahaan dalam aktivitasnya tidak semata berdasarkan

faktor keuangan – keuntungan tapi berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk

saat ini maupun untuk jangka panjang.

Penyusunan UUPLH dimaksudkan dengan tujuan :

1. Karena lingkungan hidup indonesia sebagai karunia dan rahmat tuhan yang maha esa

kepada rakyat dan bangsa merupakan ruang atau tempat tinggal bagi kehidupan kita

Page 6: Tugas Besar Islam Saints

2. Dalam rangka mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan

manusia, perlu dilakukan dengan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan,

dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.

3. Perlu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan

kemampuan lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang.

4. Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup yang berwawasan lingkungan harus

didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran masyarakat dan

perkembangan ling-kungan global serta hukum internasional.

2.2 IPTEK (Produksi) Bersih

Suatu konsep alternatif bagi sistem industri/produksi yang mencegah terjadinya

pencemaran, menghilangkan limbah dan produk berbahaya, dan mengurangi penggunaan

dan pembuangan bahan mentah, air dan energi. Keseluruhan sistem industri “dari hulu ke

hilir” diyakinkan untuk tidak merusak lingkungan. Mempertimbangkan perbaikan dalam hal:

1. Seleksi bahan mentah, ekstraksi dan pemrosesan.

2. Konseptualisasi produk, rancangan dan perakitan.

3. Transportasi materi pada setiap tahapan

4. Penggunaan dalam skala industri dan rumah tangga.

5. Pemasukan kembali produk ke dalam sistem industri atau ke lingkungan bila tidak lagi

digunakan.

Teknologi ini bersifat: proaktif, preventif, terpadu dan kontinu (“dari hulu ke hilir”). Biaya

eksternalitas di-internalisasi (dimasukkan ke dalam biaya industri/produksi).

Gambar 2.1 Usulan prioritas untuk mengatasi masalah penggunaan

materi dan limbah padat yang dihasilkan (Sumber: Miller 2000)

Page 7: Tugas Besar Islam Saints

BAB III

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi memang diperlukan, akan tetapi itu saja

tidak cukup. Masih diperlukan agama untuk terlibat dalam upaya keluar dari masalah

lingkungan. Mary Evelyn Tucker, seorang Guru Besar Agama dari Bucknel University,

mengatakan bahwa agama mempunyai lima resep dasar untuk mengurangi kerusakan alam

dengan cara yang lunak yaitu dengan cara pendekatan religius. Resep agama dalam

penyelamatan lingkungan itu adalah;

1. Reference, yaitu keyakinan yang dimiliki oleh para penganut agama yang dapat

diperoleh dari teks kitab suci dan kepercayaannya,

2. Respect,berupa nilai-nilai yang ditanamkan kepada pemeluknya untuk menghargai

sesama makhluk hidup,

3. Restrain, agama mengajarkan kepada para pemeluknya untuk mampu mengelola dan

mengontrol sesuatu supaya penggunaannya tidak mubazir,

4. Redistribution, agama mengajarkan kepada umatnya untuk mengembangkan kesalehan

social berupa kemampuan untuk menyebarkan kekayaan, kegembiraan, dan

kebersamaan melalui langkah kedermawanan kepada sesama makhluk Tuhan, dan

5. Responsibility, agama mengajarkan bahwa hidup didunia ini ada tanggung jawab kepada

pencipta dan tanggung jawab dalam merawat kondisi lingkungan.1

3.1 Pandangan Islam tentang lingkungan hidup

Sesuai dengan motto sebagai agama yang rahmatan lil alamin (kasih bagi alam semesta;

surat 21 ayat 107), maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan

lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut.2 Selain melarang

membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga

lingkungan yang bersih, karena kebersihan merupakan bagian hidup masyarakat Islam

seperti diutarakan oleh nabi Muhammad SAW dengan hadistnya yang berbunyi:

“Kebersihan merupakan bagian dari iman”. Nabi Muhammad SAW juga melarang manusia

untuk membuang air seni ke dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan di dalam

1 Fachruddin Mangun Wijaya (2005), Agama Mengatasi Krisis Lingkungan, dalam majalah Tropika.

Vol. 9, No. 3-4, Juli-Desember, pp. 8-9.

2 Sofyan, Agus.2010. Pengelolaan Lingkungan Yang Terpadu Menurut Ajaran Islam .

Page 8: Tugas Besar Islam Saints

liang (tempat hidup) binatang. Larangan tersebut dapat dimanifestasikan lebih lanjut

sebagai larangan Islam dalam membuang sampah atau produk-produk berbahaya ke dalam

lingkungan yang kemungkinan besar akan merusak atau menurunkan mutu lingkungan

tersebut. Islam mengajak manusia untuk secara aktif mengelola lingkungan tersebut,

misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya. Hal ini sesuai dengan filsafah Islam

yang umumnya bersifat lebih suka mencegah (preventive) perbuatan atau kejadian yang

buruk ketimbang mengobati (curative) kejadian atau perbuatan buruk yang terjadi. Namun,

Islam juga tidak berpangku tangan apabila telah terjadi suatu kejadian buruk atau kejahatan

seperti misalnya tertuang dalam hukum agama (syar’i) yang mengatur hukuman bagi

pelanggar aturan.

Sebenarnya kalau kita mau membuka kenbali Al-Quran, tampak jelas bahwa bencana

alam dan krisis lingkungan hidup adalah kebanyakan akibat dari ulah manusia. Kerusakan

lingkungan telah lama disinyalir dalam Al-Quran. Dalam sebuah ayat Allah berfirman;

41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan

manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). QS. Ar-Rumm [30]; 41

Al-Quran ketika membahas alam atau berbicara masalah lingkungan, menggunakan

beberapa term, yaitu al-‘alamin (seluruh spesies atau makhluk) disebut sebanyak 71 kali, al-

sama’ (ruang dan waktu) disebut sebanyak 387 kali (210 bentuk jamak dan 177 bentuk

tunggal), al-ardl (bumi) disebut sebanyak 463 kali, dan al-bi’ah (lingkungan) disebut

sebanyak 15 kali.

Kata al-bi’ah yang bermakna lingkungan terdapat dalam QS Ali-Imran[3]:21, QS Al-

A’raaf[7]:74, QS Yunus[10]:93, QS Yusuf[12]:56, QS An-Nahl[16]:41, dan QS Al

'Ankabuut [29]:58. Penggunaan Al-Quran dalam ayat-ayat ini tidak berkonotasi pada

lingkungan ruang kehidupan khususnya bagi spesies manusia saja. Jadi, saat berbicara

masalah alam yang dimaksud Al-Quran bukan hanya lingkungan hidup manusia, melainkan

alam seluruh spesies (makhluk) baik yang ada di bumi maupun di ruang angkasa, bahkan

yang ada di luar angkasa.3

Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk terbaik diantara semua ciptaan

Tuhan dan berani memegang tanggung jawab mengelola bumi maka semua yang ada

3 http://gerakanindonesiahijau.blogspot.com/2010/09/pandangan-islam-terhadap-lingkungan.html

Page 9: Tugas Besar Islam Saints

dibumi diserahkan oleh manusia. Oleh karena itu manusia diangkat menjadi khalifah

dimuka bumi. Dalam QS. Al Baqoroh :30

30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku

hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau

hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya

dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan

mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui."

Sebagai makhluk yang terbaik, manusia diberikan beberapa kelebihan diantara

makhluk cintaan-Nya, yaitu kemuliyaan, diberikan fasilitas di daratan dan dilautan,

mendapatkan rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang sempurna dibandingkan

makhluk lainnya, serta diberikan kekuasan dan kelebihan atas makhluk lainnya4

Bumi dan semua isi yang berada didalamnya dicitakan oleh Allah untuk manusia,

segala apa yang manusia inginkan berupa apa saja yang ada dilangit dan bumi, daratan dan

lautan serta sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan buah-

buahan, binatang melata dan binatang ternak.

Sebagai khalifah dimuka bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya dan

diperintahkan berbuat kebajikan dan dilarang berbuat kerusakan. Selain konsep berbuat

kebajikan terhadap lingungan yang disajikan Al-Qur’an seperti yang dipaparkan diatas,

Rasullulah SAW membrikan teladan untk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari.

Disamping itu Rasullulah melarang merusak lingkungan, mulai dari perbuatan yang

sangat kecil dan remeh seperti melarang membungan kotoran (manusia) dibawah pohon

yang sedang berbuah dan dialiran sungai, melarang membuang kotoran ditengah jalan atau

ditempat orang berteduh.

Rasullulah juga sangat peduli terhadap kelestarian satwa, sebagai mana diceritakan

dalam hadist riwayat Abu Daud. Rasullulah pernah menenggur salah satu sahabatnya yang

pada saat perjalanan, mereka mengambil anak burung yang berada disarangnya. Karena

anak burung tersebut dibawa oleh salah seorang dari rombongan Rasullulah tersebut, maka

4 Restianingsih,nurmawati,.et.al.2011.Pengelolaan lingkungan dalam perspektif islam. Yogyakarta : UIN SUKA.

Page 10: Tugas Besar Islam Saints

sang induk terpaksa mengikuti terus kemana rombongan tersebut berjalan. Melihat yang

demikian, Rasullulah lalu menegur sahabatnya tersebut dengan mengatakan “siapakah yang

telah menyusahkan induk burung ini dan mengambil anaknya? Kembalikan anak-anak

burung tersebut kepada induknya!”.

3.2 Kewajiban Umat Islam dan Upaya Pemerintah dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Dalam berinteraksi dan mengelola alam serta lingkungan hidup itu, manusia

mengemban tiga amanat dari Allah. Pertama, Al-intifa’. Allah mempersilahkan kepada

umat manusia untuk mengambil manfaat dan mendayagunakan hasil alam yang dapat

digunakan dalam perindustrian dengan sebaik-baiknya dengan kemakmuran dan

kemaslahatan. Kedua, Al-I’tibar. Manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan

menggali rahasia dibalik ciptaan Allah seraya dapat mengambil pelajaran dari berbagai

kejadian dan peristiwa alam. Dalam hal ini sebagai makhluk ciptaan-Nya apabila kita

melakukan pekerjaan dibidang industri maka kita harus memperhatikan lingkungan sekitar

sehingga kita dapat membantu menanggulangi polusi/pencemaran lingkungan. Ketiga, Al-

islab. Manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan memelihara kelestarian itu.

Dengan semangat mengemban dan melaksanakan amanat diatas, yaitu menjaga,

memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dialam semesta ini, termasuk

sumber daya hutan. Departemen Perindustrian mencoba dan merangkul semua pihak untuk

berperan secara bersama-sama dalam penanggulangan pencemaran lingkungan. Peran serta

para pelaku industri dalam kegiatan penanggulangan dan perbaikan lingkungan hidup akan

menjadi bagian dari proses pendidikan serta dalam rangka mensukseskan pengelolaan

dampak lingkungan khususnya pada dampak perindustrian.

Page 11: Tugas Besar Islam Saints

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Ranah Integrasi-interkoneksi

Dari pembahasan berkaitan dengan pengelolaan dampak lingkungan berkelanjutan

yang ditinjau dari perspektif kelmuan teknik industri dan studi keislaman diperoleh suatu

ranah integrasi-interkoneksi antara keduanya yaitu pada ranah materi yakni bentuk integrasi

nilai-nilai kebenaran universal dalam keilmuan teknik Industri dan nilai nilai keislaman ke

dalam disiplin ilmu lingkungan berkelanjutan. Nabi Muhammad SAW juga melarang

manusia untuk membuang air seni ke dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan

di dalam liang (tempat hidup) binatang. Larangan tersebut dapat dimanifestasikan lebih

lanjut sebagai larangan Islam dalam membuang sampah atau produk-produk berbahaya ke

dalam lingkungan yang kemungkinan besar akan merusak atau menurunkan mutu

lingkungan tersebut. Hal ini terlihat pada konsep Corporate Social Responsibility yang

menegaskan bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab

terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham , komunitas dan lingkungan. Tanggung

jawab Lingkungan dalam hal ini adalah bagaimana upaya perusahaan(manufaktur) untuk

bisa mengelola hasil buangan/limbah produksi.

4.2 Model Integrasi-interkoneksi

Dari 3 macam model integrasi-interkoneksi, kasus diatas merupakan model

konfirmatif (klarifikatif) yakni disiplin keilmuan islam memberikan penegasan terhadap

keilmuan teknik industry kaitannya dengan pengetahuan lingkungan sebagai upaya

pengelolaan dampak lingkungan berkelanjutan. Dapat dilihat bahwa Suatu konsep IPTEK

produksi bersih yaitu alternatif bagi sistem industri/produksi yang mencegah terjadinya

pencemaran, menghilangkan limbah dan produk berbahaya, dan mengurangi penggunaan

dan pembuangan bahan mentah, air dan energy yang bersifat: proaktif, preventive, terpadu

dan kontinu. Hal ini dipertegas dengan filsafah Islam yang umumnya bersifat lebih suka

mencegah (preventive) perbuatan atau kejadian yang buruk ketimbang mengobati (curative)

kejadian atau perbuatan buruk yang terjadi. Selain itu, penyusunan UUPLH dimaksudkan

dengan tujuan mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan

manusia, perlu dilakukan dengan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan,

dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan. Yang

dipertegas oleh amanat dari Allah kepada manusia yang Ketiga,yakni Al-islab. Manusia

diwajibkan untuk terus menjaga dan memelihara kelestarian itu.

Page 12: Tugas Besar Islam Saints

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari permasalahan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan dampak lingkungan berkelanjutan yang ditinjau dari perspektif kelmuan

teknik industri dan studi keislaman diperoleh suatu ranah integrasi-interkoneksi antara

keduanya yaitu pada ranah materi yakni bentuk integrasi nilai-nilai kebenaran universal

dalam keilmuan teknik Industri dan nilai nilai keislaman ke dalam disiplin ilmu

lingkungan berkelanjutan.

2. Model integrasi-interkoneksi, kasus diatas merupakan model konfirmatif (klarifikatif)

yakni disiplin keilmuan islam memberikan penegasan terhadap keilmuan teknik industry

kaitannya dengan pengetahuan lingkungan sebagai upaya pengelolaan dampak

lingkungan berkelanjutan.

5.2 Saran

1. Untuk kajian selanjutnya mungkin dikaitkan dengan keilmuan lain yang sejalan dengan

pengelolaan dampak lingkungan berkelanjutan.

Page 13: Tugas Besar Islam Saints

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, DR. H.2003. Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sumber Daya

Alam Indonesia.Jakarta : Departemen Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia RI.

Ahsin Sakho Muhammad. 2004. Fiqih Lingkungan (Fiqh al-Bi’ab). Jakarta; INFORM

Ali Yafie. 1997. Islam dan Lingkungan Hidup. Jakarta; Yayasan Swarna Bhumy

Departemen Kehutanan. 1999. Pembangunan Hutan Berkelanjutan Cerminan Iman dan Taqwa.

Jakarta; Departemen Kehutanan dan Perkebunan

Ngadiono. 2002. 35 Tahun Pengelolaan Hutan Indonesia Refleksi dan Prospek. Bogor; Yayasan

Adi Sanggoro.

Restianingsih,nurmawati,.et.al.2011.Pengelolaan lingkungan dalam perspektif islam. Yogyakarta : UIN SUKA.

Anggoro, Bambang.2009. Handout Perundang-Undangan Lingkungan Hidup

Page 14: Tugas Besar Islam Saints

Daftar Biodata Kelompok

Nama : Awang Bagus Eka Febrianto

Alamat : Jl. Kusuma RT/RW 01/01 Ds. Plosojenar, kec. Kauman, Kab. Ponorogo,

Jawa Timur.

Alamat Jogja : Jl. Ori I 06/02 Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

HP : +6285233905733

Nama : Edi Sudrajat

Alamat : Perumnas Bumi Trimulyo Permai Blok I, Jetis, Bantul, Yogyakarta.

HP : +6285643844848

Nama : Ibni Hanafi

Alamat : Gatak Rejo, Drono, Ngawen, Klaten 57456.

Alamat Jogja : Wisma Apem Jl. Bimo Kurdo Sapen, Gondokusuman, Demangan,

Yogyakarta.

HP : +6287839964640

Nama : Juvita Tika Wibisana

Alamat : Jk. Solo km11 Juwangen 08/02 No. 40, Purwomartani, Kalasan, Sleman,

Yokyakarta 55571.

HP : +6287838682838