Upload
awaluddin1490
View
233
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ismail
Citation preview
Nama : Alhidayah Wulandari
Nim : 0807025008
Bidang studi : Biologi
Tanggal : 06-12-2010
Mata Kuliah : Evolusi
Semester : V (Lima)
1. Apa yang dimaksud dengan adaptasi, beri contohnya?
Kemampuan organisme menyesuaikan diri terhadap lingkungannya disebut
adaptasi. Penyesuaian diri organisme meliputi adaptasi struktur, fisiologi,
sistem sensori, tingkah laku, reproduksi, organisasi sosial, dan koevolusi.
a. Adaptasi Struktur
Struktur tubuh organisme bergantung pada tinggi rendahnya tingkatan
organisme tersebut. Umumnya, semakin tinggi tingkatan organisme itu,
semakin kompleks struktur tubuhnya. Kompleks tidaknya struktur tubuh
organisme itu merupakan hasil adaptasi organisme tersebut terhadap
lingkungannya. Struktur tubuh setiap organisme dikendalikan oleh gen.
Jadi, sepanjang sejarah evolusinya, adaptasi terhadap lingkungannya itu
diwujudkan dalam bentuk gen yang mengendalikan sifat-sifatnya.
Burung memiliki sayap, ikan memiliki sirip dan tubuhnya pipih sehingga
mudah bergerak di dalam air; kuda memiliki kaki dengan jari tengah yang
berkembang baik, sedangkan jari-jari yang lain tereduksi sehingga dapat
berlari kencang. Semuanya itu merupakan hasil adaptasi, yang dalam
jangka panjang memunculkan struktur tubuh tertentu yang sesuai dengan
lingkungannya. Tumbuhan air juga memiliki struktur tubuh yang berbeda
dengan tumbuhan yang hidup di padang pasir. Struktur tubuh yang
demikian merupakan hasil adaptasi organisme dengan lingkungannya yang
telah berlangsung selama jutaan tahun.
b. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian kerja faal tubuh makhluk hidup
terhadap lingkungannya. Misalnya, untuk mengurangi penguapan air
1
dalam kondisi terik dan panas, tumbuhan kaktus memiliki daun kecil atau
tidak memiliki daun sama sekali;batangnya terisi air dan memiliki klorofil
untuk berfotosintesis; akarnya menyebar di bawah permukaan tanah untuk
memudahkan penyerapan air. Adaptasi fisiologi pada hewan, misalnya
burung yang dapat terbang, adalah memiliki kantong udara. Kantong udara
ini berfungsi untuk membantu menyimpan udara pernapasan pada waktu
burung terbang. Contoh yang lain adalah ikan, yang memiliki insang
sebagai organ untuk melakukan perrukaran gas oksigen dan karbon
dioksida yang terlarut dalam air. Contoh lain adalah hibernasi yang
dilakukan oleh hewan-hewan di daerah berildim dingin, misalnya tikus.
Pada musim dingin, aktivitas fisiologi tubuh hewan mamalia ini menurun
drastis, denyut jantungnya rendah, metabolismenya rendah sehingga
energi yang dikeluarkannya rendah. Jika musim dingin berakhir, hewan
tersebut akan hidup normal kembali.
c. Adaptasi Sistem Sensori
Hewan-hewan malam mengembangkan sistem sensori untuk beradaptasi
dalam mengenal lingkungannya. Ngengat gajah memiliki sepasang antena
besar yang menyerupai bulu. Pada bulu-bulu antena tersebut terdapat
ujung-ujung saraf sensori yang dapat menangkap sinyal kimia yang
dikeluarkan ngengat gajah betina. Di dalam kegelapan, kupu-kupu jantan
dapat mendatangi ngengat gajah betina yang jaraknya mencapai 12 km.
Kelelawar dapat terbang dalam kegelapan tanpa menabrak benda di
sekitarnya. Caranya, kelelawar mengeluarkan suara frekuensi tinggi
(ultrasonik) yang jika mengenai benda yang berada di dekatnya, akan
dipantulkan kembali ke telinga kelelawar. Dengan demikian, kelelawar
dapat menghindari benda-benda yang ada di sekitarnya. Seekor lebah juga
dapat mengenali benda dari warna dan aromanya karena memiliki sensori
berupa mata dan antena.
d. Adaptasi Tingkah Laku
Pernahkah kalian melihat ayam atau kucing yang sedang berkelahi? Bulu-
bulu di sekitar leher akan ditegakkan apabila ayam bertarung. Pada kucing,
2
selain bulu tubuhnya berdiri, tubuhnya juga diangkat tinggi-tinggi.
Tingkah laku itu dilakukan untuk menakut-nakuti musuhnya. Ini
merupakan bentuk adaptasi hewan dalam menghadapi musuhnya. Setiap
hewan memiliki tingkah laku tersendiri dalam menghadapi musuhnya.
Setiap hewan memiliki tingkah laku khusus dalam melakukan perkawinan.
Burung merak jantan akan memamerkan ekornya yang indah untuk menarik
si betina. Burung dara jantan akan mengangguk-angguk-kan kepalanya,
berputarputar mengelilingi betinanya sambil mengeluarkan suara nyanyian
untuk memikat si betina. Semua tingkah laku itu hanya dimengerti oleh
pasangannya yang satu spesies. Tumbuhan juga ada yang mengembangkan
tingkah laku berupa gerak seluruh tubuh atau sebagian tubuhnya. Contoh
tumbuhan yang melakukan adaptasi tingkah laku adalah putri malu
(Mimosa pudica) yang akan mengatupkan daun-daunnya jika disentuh. Ini
merupakan upaya untuk menyelamatkan diri dari serangan hewan
herbivor. Tumbuhan di ruangan gelap mem-belokkan tubuhnya agar dapat
memperoleh cahaya matahari yang cukup.
e. Adaptasi Reproduksi
Ikan dan amfibi bertelur di dalam air dan fertilisasi eksternal (di luar
tubuh) berlangsung di dalam air. Pada reptilia, burung, dan mamalia,
fertilisasinya berlangsung di dalam tubuh (fertilisasi internal) setelah
melakukan kopulasi. Ikan, amfibi, reptilia, dan burung umumnya bertelur.
Telur reptilia dan telur burung dilapisi dengan kuning telur, putih telur dan
cangkang yang keras dari zat kapur. Kuning telur dan putih telur ber-guna
sebagai persediaan makanan bagi embrio yang tumbuh sedangkan
cangkang dari zat kapur berguna untuk perlindungan. Tumbuhan
melakukan adaptasi reproduksi sesuai dengan kondisi lingkungannya.
Tumbuhan yang hidup di daerah kering menghasilkan biji yang bersayap,
berbulu, dan ringan sehingga biji mudah terbawa angin. Tumbuhan karet
atau tumbuhan polong memiliki kulit biji yang kuat dan dapat
melemparkan biji sejauh beberapa meter apabila telah kering dan terkena
panas. Untuk menarik hewan, beberapa tumbuhan memiliki daging buah
3
yang manis dan harum agar bijinya tersebarkan oleh hewan (misal burung,
kelelawar, dan monyet).
f. Adaptasi Organisasi Sosial
Beberapa jenis hewan memiliki organisasi sosial, misalnya semut, rayap,
burung, singa, anjing, dan lebah. Organisasi sosial pada singa dan anjing
dilakukan pada saat menangkap mangsa. Hewan-hewan tersebut
menangkap mangsa bersama-sama. Hewan yang memiliki organisasi
sosial rapi antara lain semut, rayap, dan lebah. Mereka memiliki
pembagian tugas, misalnya ratu untuk bertelur, jantan untuk mengawini
ratu, tentara untuk melindungi, dan pekerja untuk mencari makanan.
g. Adaptasi Koevolusi
Dua spesies dapat melakukan simbiosis mutualisme atau parasitisme.
Dalam simbiosis mutualisme, dua spesies berbeda dapat mengembangkan
strukturnya (organ tertentu) sehingga terdapat bentuk yang sesuai untuk
berinteraksi, misalnya bentuk bunga tertentu yang sangat cocok untuk
lebah. Bentuk bunga telah beradaptasi sedemikian rupa sehingga apabila
ada seekor lebah yang datang untuk mengambil madu, serbuk sarinya akan
menempel dan melekat pada punggung serangga. Jika serangga ini
mengunjungi bunga lain yang sejenis, serbuk sari tersebut akan menempel
di putik. Adaptasi dengan melakukan perubahan struktur organ antara dua
spesies yang berbeda sehingga memudahkan dalam bekerja sama dikenal
sebagai adaptasi koevolusi. Beberapa parasit juga telah mengadakan
adaptasi koevolusi dengan menyesuaikan struktur tubuhnya dengan inang,
misalnya kutu memiliki mulut menusuk dan mengisap yang berguna untuk
menusuk kulit dan mengisap darah inang. Bentuk tubuh kutu sangat tipis
sehingga terhindar dari kemungkinan adanya gesekan.
2. Apa yang dimaksud dengan mimikri? Apa macam-macamnya dan
jelaskan?
Mimikri berarti kesukaan melindungi, dan mimikri merupakan salah satu
bentuk perilaku atau rupa yang pertama kali tumbuh pada sejumlah hewan,
4
khususnya serangga, di mana spesies tersebut menyerupai spesies lain dalam
hal perilaku maupun rupa. Biasanya mimikri menyerupai suatu spesies sebagai
salah satu cara menghindari bahaya, misalnya bila berhadapan dengan
predator. Salah satu contohnya adalah lalat bunga, yang banyak dari
spesiesnya menyerupai tawon. Istilah ini jangan dikelirukan dengan
kamuflase, di mana seseorang bertindak terhadap bahaya dari spesies hewan
lain yang mencari mangsa di lingkungan sekitarnya. Mimikri juga ada pada
ikan yang hidup di beting.
Tumbuhan tertentu juga menumbuhkan biji yang berfungsi untuk melawan, di
mana biji tersebut menyerupai biji lain yang kaya akan nutrien. Dengan cara
itulah, bibit ditumbuhkan.
Di alam, setiap kelebihan yang dimiliki akan meningkatkan kemampuan
hewan untuk bertahan hidup. Fakta sederhana ini membuat semua jenis hewan
mengembangkan kemampuan adaptasi khusus yang membantu mereka untuk
menemukan makanan dan menjaga mereka dari para predator. Salah satu dari
kemampuan adaptasi yang paling banyak dimiliki adalah kamuflase. Suatu
kemampuan agar terlihat menyerupai lingkungan sekitar atau membuat diri
mereka menyerupai sesuatu yang berbahaya dan tidak menarik untuk
memperdayai predator.
Kamuflase warna (coloring camouflage) adalah kamuflase yang paling umum
dimiliki oleh hewan. Lebih sedikit lagi hewan yang dapat merubah warna
tubuh berbeda untuk menyesuaikan dengan warna sekitarnya.
Prinsip dasar kamuflase adalah perubahan warna menyerupai keadaan sekitar.
Tentu saja keadaan lingkungan sekitar hewan berubah dari waktu ke waktu.
Banyak hewan yang mempunyai kemampuan special beradaptasi yang
memungkinkan mereka melakukan perubahan warna mengikuti perubahan
warna lingkungan sekitar.
Mekanisme Perubahan Warna Hewan
Mekanisme perubahan warna terjadi melalui dua mekanisme umum. Secara
kimia dengan Biochrome dan fisika melalui struktur fisik mikroskopik kulit
atau bulu..
5
Biochrome adalah pigment alami mikroskopik pada tubuh hewan yang
memproduksi warna secara kimia. Zat-zat kimia tersebut bersifat mengabsorb
beberapa warna dan merefleksikan warna lainnya. Warna yang terlihat
merupakan kombinasi dari semua panjang gelombang visible yang
direfleksikan pigment kimia itu.
Selain itu hewan juga dapat memproduksi warna melalui struktur fisika
microskopik. Prinsipnya, struktuk ini berfungsi sebagai prisma yang
merefraksikan dan mendifraksikan cahaya sehingga kombinasi warna akan
tercipta membentuk warna tertentu. Beruang kutub contohnya. Mereka
sebenarnya memiliki kulit berwarna hitam. Namun nampak putih karena
mereka mempunyai bulu rambut translucent. Ketika cahaya jatuh pada bulu,
cahaya akan sedikit dibengkokkan. Hal ini memantulkan cahaya ke sekitarnya.
Sebagian ada yang sampai di kulit, sebagian lagi dipantulkan keluar,
menghasilkan warna putih.
Pada beberapa hewan, dua tipe pewarnaan tersebut digabungkan. Misalnya
pada reptile, amphibi, dan ikan dengan warna hijau. Biasanya mereka
mempunyai lapisan kulit dengan pigment kuning dan lapisan kulit yang
memecah cahaya untuk merefleksikan warna biru. Bersama-sama kombinasi
ini menghasilkan warna hijau.
Kedua pewarnaan kimia dan fisika ini diturunkan secara genetic. Di alam liar,
hewan yang berkamuflase paling mirip dengan alam sekitar dapat mengelabui
para predator, dan hidup lebih lama.
Perubahan Warna Pada Burung dan Mamalia
Hanya sebagian kecil hewan yang dapat merubah warna tubuhnya dengan
cepat dan seketika. Hewan-hewan ini biasanya jenis reptile, amphibi, dan ikan.
Sementara hewan lain seperti burung dan mamalia perlu waktu lama dalam
merubah warna tubuhnya menyerupai keadaan sekitar.
Misalnya dalam mengantisipasi perubahan besar yang terjadi karena
pergantian musim. Perubahan musim menyebabkan perubahan lingkungan
yang signifikan. Terutama di negara yang mengalami empat musim berbeda.
6
Pada musim semi dan musim panas, habitat mamalia penuh warna hijau dan
coklat. Sementara saat musim gugur dan musim dingin, semua permukaan
tanah terutupi salju yang putih.
Warna coklat mendominasi nuansa kayu musim panas, sehingga hewan yang
memiliki warna kontras sangat mudah terlihat dan mudah menjadi target
pemangsa. Banyak burung dan mamalia menyiasati hal ini dengan
memproduksi bulu-bulu baru dengan warna yang berbeda. Pada kebanyakan
kasus, perubahan jumlah cahaya matahari atau perubahan temperature akan
menginisiasi reaksi hormonal yang menyebabkan hewan memproduksi
biochrome berbeda.
Bulu-bulu pada hewan seperti rambut dan kuku pada manusia, mereka
sesungguhnya jaringan sel mati. Sehingga karena bulu-bulu tersebut adalah
sel-sel mati, maka hewan tidak dapat mengatur komposisinya.
Konsekuensinya burung dan mamalia harus memproduksi seluruh bulu-bulu
baru dengan warna baru. Sehingga pada akhirnya hewan tersebut mempunyai
penampilan bulu yang sama sekali berbeda dengan warna sebelumnya.
Perubahan Warna Pada Reptil, Amphibi, dan Ikan
Pada kebanyakan reptile, amphibi, dan ikan warna tubuh ditentukan oleh
biochrome yang terdapat dalam sel hidup. Biochrome bisa terdapat di dalam
sel pada permukaan kulit atau pada bagian yang lebih dalam, di sebut
chromatophores.
Beberapa hewan, seperti pada spesies ikan sotong, dapat memanipulasi
chromatophores mereka untuk merubah warna seluruh kulit mereka. Hewan
memiliki sekumpulan chromatophores, setiap chromatophores mengandung
satu single pigment. Individual chromatophores dikelilingi oleh otot-otot
lingkar yang dapat mengerut (kontraksi) dan meregang. Ketika ikan sotong
mengerutkan otot, seluruh pigment akan mengalir ke permukaan
chromatophore. Sel-sel di bagian atas akan mengembang membentuk
lingkaran besar. Jika otot-otot dalam keadaan rileks, sel kembali ke bentuk
semula berupa lingkaran kecil yang sulit di lihat. Dengan melakukan
konstraksi pada semua chromatophores dengan pigment tertentu, dan
7
merelaks-kan otot yang lain dengan pigment berbeda, hewan dapat merubah
secara keseluruhan warna pada tubuh mereka.
Ikan sotong dengan kemampuan ini dapat membuat warna dangan range yang
lebar dan corak ynag menarik. Dengan mengamati pola warna dari latar
lingkungan dan meregangkan kombinasi yang tepat dari chromatophore,
hewan dapat menyatu menyerupai keadaan warna alam sekitar. Ikan sotong
juga menggunakan kemampuan merubah warna tubuh ini untuk
berkomunikasi dengan sesamanya.
Perubah warna yang sangat terkenal, chameleon (bunglon), merubah warna
kulitnya dengan mekanisme yang sama. Perubahan dimulai ketika mata
mengamati lingkungan sekitar. Respon dari mata kemudian disampaikan ke
otak, dan otak menggerakkan otot-otot chromatophore sehingga merubah
warna kulit tubuh menyerupai sekitarnya.
Tapi perubahan warna kulit demi tujuan untuk kamuflase. Beberapa species
Chameleon merubah warna kulitnya lebih karena perubahan mood. Bukan
karena mereka bergerak ke lingkungan dengan nuansa warna yang berbeda.
Perubahan mood, seperti terkejut, stress, takut, birahi, diekspresikan dengan
perubahan warna kulit tubuhnya.
8