67
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan kemauan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri dan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Pembangunan kesehatan ini tidak dapat dilepaskan dari pembangunan sektor kefarmasian. Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi, perkembangan di dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik 1

Tugas farmasetik dasar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan dilaksanakan untuk meningkatkan kemauan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri dan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan ini tidak dapat dilepaskan dari pembangunan sektor kefarmasian.Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi, perkembangan di dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri.Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit.2.1Rumusan Masalah1. Apa definisi sediaan semi padat (salep) ?2. Komponen-komponen apa sajakah yang terdapat dalam sediaan semi padat ?

2.2 Tujuan Penulisan1. Mampu menjelaskan pengertian sdiaan semi padat dari berbagai referensi.2. Mampu menjelaskan dan menyebutkan komponen-komponen yang ada pada sediaan semi padat.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Pengertian SalepMenurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat yang ditunjukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain, kadar bahan obat dalam salep yang obat keras atau narkotika adalah 10 %.2.2 Komponen Salep2.2.1 Bahan Obat Zat padat dan larut dalam dasar salep.Ex : Camphorae, pellidol, iodium Zat padat larut dalam air.Ex : Protargol, Colargol, Argentum nitrat, Fenol Bahan obat yang dapat larut dalam air tetapi tidak bolehdilarutkan dalam air.Ex : Hydrargyri Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep.Ex : Ichtyol, Gliserin, Marmer album Zat padat tidak larut dalam air.Ex : Acidum boricum (diambil bentuk yang pulveratum)

2.2.2 Dasar salepMenurut FI.IV dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam empat kelompok, yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalamn air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut.1. Dasar salep hidrokarbon (Salep dasar I)

a. Vaselin kining ( petrolatum)Merupakan campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat dan diperoleh dari minyak bumi. Dapat mengandung zat penstabil yang sesuai. Massa seperti lema, kekuningan hingga ember lemah, berfloresensi sangat lemah walaupun setengah melebur. Dalam lapisan tipis transparan, tidak atau hampir tidak berbau dan berasa. Melebur pada temperatur antara 30- 60 C dapat di gunakan secar tunggal atau dalam campuran dengan zat lain sebagai dasar salep.b. Vaselin putih ( white petrolatum)Merupakan campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari minyak bumi (vaselin kuning) yang hampir slurihnya dihilangkan. Dapat mengandung stabilisator yang sesuai, putih atau kekuningan pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0 C. Vaselin putih di buat dari Vaselin kuning dengan cara menghilangkan warnanya dengan asam sulfat, maka harus hati- hati dalam penggunaan untuk salep mata, karena akan terjadi iritasi mata oleh adanya kelebihan asam, jika tidak di netralkan terlebih dahulu dengan Kalium Hidroksida atau basa lain.Vaselin putih dapat menyerap air sebanyak 5% dengan penambahan surfaktan, seperti Natrium Laurysulfat atau Tween, mampu menyerap air lebih banyak, juga dengan penambahan kolesterol akan menaikkan kemampuannya untuk menyerap air.Penggunaan vaselin sebagai dasar salep mempunyai kelebihan :1. Tidak tercampur dan tidak larut dalam air2. Tidak tengik3. Tidak terkesan pada kulit4. Tidak terabsorberkelebihan vaselin juga mempunyai kekurangan yaitu, karena sukarnya tercampur ataularut dalam air, sehingga sukar di hilangkan atau di cuci bila melekat pada kulit. Oleh karena itu penggunaanya dapat kurang menyenankan. c. Salep putih ( white ointment ), merupakan campuran 50 bagian malam kuning dan 9,5 Bagian vaselin putihd. salep kuning ( yello oinment) merupakan campuran 50 bagian malam kuning dan 950 bagian vaselin kuning.e. Paraffin campuran hidrokarbon padat yang di murnikan, yang di peroleh dari minyak tanah. Hablur tembus cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau putih, tidak berasa, agak berminyak. Dapat digunakan sebagai pengeras (membuat massa jadi kaku) untuk dasar salep setengah padat yang berlemak.f. Parrafin cair campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral. Berguna untuk mencampur bahan yang tidak larut pada preparat salep dengan bahan berlemak.g. Paraffin padat dan paraffin cair jarang digunakan secara sendiri- sendiri, tetapi selalu bersama lemak- lemak lainnya, termasuk lemak padat.h. Jelene terdiri dari minyak hidrokarbon dan dalam yang tersusun demikian hingga fase cair mudah bergerak, dengan demikian terbentuk gerakan yang memudahkan difusi obat ke sekelilingnya secara lebih baik. Keuntungan salep dengan pebggunaan jelene adalah, selama dalam penyimpanan konsistensi cepat dan cukup lunak.Jelene tidak tercampur dengan pix Liquida, Kamper, Menthol, Gandapura,karena akan membuat jelene menjadi encer.i. Minyak tumbuh- tumbuhan, misalnya Oleum Sesami, Oleum Cocos, Oleum Ricini dsb.

2. Dasar salep serap (Salep dasar II)Dasar salep absorbsi dapat di bedakan atas :a. Yang memungkinkan pencampuran larutan berair, basis dari pembentukan emulsi air dan minyak, misalnya, petolatum Hidrofilik dan Lanolin anhidrat.b. Yang sudah menjadi emulsi air minyak, ( dasar emulsi ) memungkinkan dapat bercampur dengan penambahan sejumlah kecil larutan berair, misalnya lanolin, dan Cold Cream.Dasar salep ini berguna sebagai emolin walaupun tidak mampu menutupi seperti yang dihasilkan dasar salep berlemak. Seperti dasar salep berlemak, dasar salep absorbsi tidak mungkin dihilanhkan dari kulita oleh pencucian air.Beberapa contoh bahan dasar salep absorbsi : Petrolatum hidrofilik, dari kolesterol, Steril Alkohol, lilin putih dan petrotalum putih. Dasar salep ini memiliki kemanpuan mengabsobsi air dengan membentuk emulsi dalam minyak. Lanolin anhidrat : zat berupa lemak yang di murnikan, diperoleh dari bulu domba yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya, dapat mengandung tidak lebih dari 0,25% air. Massa seperti lemak lengket, bau khas, dan warna kuning. Lanolin : adalah bahan setengah padat yang diperoleh dari bulu domba, merupakan emulsi air dalam minyak yang mengandung air antara 25% -30%. Penambahan air dapat di campurkan kedalam lanolin dengan pengadukan. Cold Cream ( krim pendingin) merupakan emulsi air dalam minyak, setengah padat, putih, dibuat dari lilin steril ester, lilin putih, minyak mineral, dan natrium tetrabotar. Asam lemak bebas yang terdapat dalam lilin- lilin dengan natrium tetraboraks akan membentuk sabung natrium yang berfungsi zat pengemulsi.Kream pendingin digunakan sebagai emolien dan dasar salep FarCampuran terdiri dariKolesterol30 bagian Steril putih 30 bagian Malam 80 bagian Vaselin putih 860 bagian Dasar salep ini mempunyai kemampuan mengabsorbsi air dan membentuk emulsi air dalam minyak. Unguentum Durum ( Farmakope jerman)Parafin 20 bagian Wolfet 10 bagian Paraffin liq. 50 bagian Dibuat sama dengan unguentum Molle, konsistensinya agak keras dibanding dengan unguentum Molle dan digunakan untuk salep penutup. Sangat kuat menyerap air seperti Unguentum Molle.Dasar salep ini juga berfaeda dalam farmasi untuk pencampuran larutan berair kedalam larutan berlemak, karena mudah menyerap air.3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air (salep dasar III) Dasar salep ini seperti krim, dapat diencerkan dengan air atau larutan berair. Dengan menggunakan dasar salep tipe ini, bahan obat tertentu dapat diabsorbsi lebih baik oleh kulit bila dibanding dasar salep lainnya. Dasar salep ini terdiri dari campuran :Metil paraben 0,25 bagian ( pengawet)Propil paraben 0,15 bagian ( pengawet )Natrium Laurilsulfat 10 bagian ( pengemulsi)Propilenglikon 120 bagianStearilalkohol250 bagian Vaselin putih 250 bagian Air secukupnya hingga 1.000 bagian Dasar salep ini juga disebut salep hidrofilik ( suka air) dan dapat bercampur secara baik dengan bahan obat. Dasar salep ini mempunyai kelebihan, yaitu dapat diencerkan dengan air , sehingga dapat dicuci dan tidak berbekas pada pakaian, dapat menyerap cairan- cairan dari lika/ kudis, menghilangkan rasa panas (menyejukkan kulit ) serta dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik.Pada umumnya, salep hidrofilik relatif stabil karena dipengaruhi oleh terjadinya penguapan air yang dapat merusak emulsi, itulah sebabnya obat dengan dasar salep tersebut sebaiknyadiberikan dalam wadah tertutup rapat ( tube). Selain cepat menjadi keringkarena terjadi penguapan air, juka cepat berjamur oleh adanya air, karena itu perluh ditambahkan bahan pengawet.4. Dasar salep larut dalam air (Salep dasar IV)Dasar salep yang lrut dalam air hanya mengandung komponen yang larut dalam air, seperti dasar salep yang dapat dibersihkan dengan basis yang larut dalam air dan dapat dicuci dengan air.basis yang larut dalam air hasilnya disebut Greaseless, karena tidak mengandung bahan berlemak.Dasar salep ini sangat mudah melunak dengan penambahan air, oleh karena itu, tidak efektif bila larutan air dicampurkan ke dalam bahan dasar ini.Untuk dasar salep yang dapat larut didalam air, umumnya digunakan : Campuran yang terdiri dari :25 bagian poliglikon 150040 bagian poliglikon - 4000Propilenglikon atau bgliserol secukupnya hingga 100 bagian, atau salep dasar larut dalam yang cocok. Propilengglikon oitment USP, campuran terdiri dari :40% polietilenglikon 400060% poletilenglikon 4000Campuran ini dibuat dengan peleburan atau campuran dari :400 bagian PEG 3350 (padat)600 bagian PEG 400 (cair)Untuk konsistensi salep yang lebih baik, formula dapat diubah menjadi bagian yang sama antara kedua bahan Jika 6% sampai 25% dari larutan berair dicampurkan kedalam dasar salep, penggantian 50 gran PEG 3350 dengan Alkohol Steara dalam jumlah yang sama, berguna untuk membuat produk akhir yang lebih padat. Polietileglikon adalah polimer dari etilen oksida dan air dengan rumus HOCH2(CH2OCH2)n CH2OH. Panjang rantai dapat berbeda-beda untuk mendapatkan polimer yang mempunyai piskositas bentuk fisik (padat, cair, atau setengah padat) yang diinginkan.

Dalam FI. III diuraikan macam-macam poliglikol yaitu : Poliglikol - 400 berbentuk cairan kental, jernih Poliglikol 1000 berbentuk massa seperti salep Poliglikol 1.500 berbentuk serbuk licin, putih atau potongan putih kuning gading. Poliglikon 6000 berbentuk serbuk licin.Dalam perdagangan poliglikon yang mempunyai nomor 1.000 keatas dikenal dengan nama carbowas.Salep- salep yang dibuat dengan bahan dasar salep ini lebih mudah dipakai, melekat pada kulit dan mudah dicuci dengan air dan tidak merangsang kulit. Poliglikol juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pada pembuatan suppositoria.Contoh:Unguentum Glyseril ( FN 78 ) Terbuat dari :Untuk 10 bagian salep mengandung :Amylum Manihot 1 gramGliseril 9 gram Aqua destillata hingga 10 gram Dasar salep ini dibuat dengan cara Amylum Manihot dilembabkan/ dibasahi dengan air (1/2 * beratnya ) dan setelah rata dicampur dengan Gliserol, kemudian dipanaskan diatas api langsung( api kecil/ panas rendah). Setelah terbentuk massa salep ditimbang dan dicukupkan beratnya hingga 10 gram dengan penambahan air suling atau larutan 5% Gliseril dengan air. Apabila beratnya> 10 gram, massa salep dipanaska kembali kemidian ditimbang. Unguentum Glyseril selalu dibuat segar (recenter paratus ), karena dalam penyimpanan akan kehilangan konsistensinya. Selain itu mudah berjamur, tetapi termasuk dasar salep yang mudah dicuci dengan air.Beberapa contoh dasar salep :1. Dasar salep hidrokarbon : vaselin putih ( white petrolatum =white soft farrafin ), vaselin kuning, ( yello petrolatum = yello soft parrafin ) campuran parafin dengan cera, parrafin cair, paraffin padat, minyak nabati.2. Dasar salep serap : adeps lanae, Unguentum sipleks ( cera flava, oleum sesami = 30:70) hydropilin petrotalum ( vaselinum album : cera alba: stery alkohol : kolesterol = 86:8:3:33. Dasar salep yang dapat di cucci dengan air : dasar salep emilsi tipe m/a ( seperti vanhishing cream), emusifying oitment B.P emulsifying wax, hydrophilic oitment.4. Dasar salep larut dalam air : poly ethilen glykol, ( PEG) campuran PEG, tragacanta, Gummi Arabicum

2.3Penggolongan Salep1. Penggolongan Menurut Konstitensi :

a. Unguenta, adalah salep yang mempunyai konstitensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.b. Cream, adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada 2 tipe yaitu, tipe minyak-air (M/A) dan air-minyak (A/M).c. Pasta, adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi.d. Cerata, adalah suatu salep berlemak yang mengandung lilin (waxes) dengan persentase tinggi, sehingga konsistensinya lebih keras.e. Gelones/Spumae/jelly, adalah suatu salep yang lebih halus, umumnya csirdan mengandung sedikit atau tanpa lilin, digunakan terutama pada membrane mukosa dan lemak dengan titik lebur yang rendah. Contoh, Starch Jellies (10% Amylum dengan air mendidih).

2. Penggolongan menurut Efek Terapi

a. Salep Epidermik (Salep penutup)Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan menghasilkan efek local, karena bahan obat tidak diabsopsi. Kadang-kadang ditambahkan antiseptic, adstringen untuk meredakan rangsangan. Dasar salep yang terbaik adalah senyawa hidrokarbon (Vaselin).b. Salep Endodermik, Salep dimana bahan obatnya menembus kedalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsorpsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi iritan local. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak.c. Salep Diadermik (Salep serap), Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena terabsopsi seluruhnya, misalnya pada salep yang mengandung senyawa merkuri, iodide, belladon. Dasar salep yang baik adalah Adeps Lanae dan Cacao.3. Penggolongan menurut Dasar Salep

a. Salep hidrofobik, yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak, misalnya campura dari lemak-lemak, minyak lemak, malam (cera) yang tidak tercuci dengan air.b. Salep hidrofilik, yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau seperti dasar hidrofobik tetapi konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o, antara lain campuran sterol dan petrolatum.2.4Kegunaan/Khasiat1.Pembawa (vehicle) subtansi obat untuk pengobatan kulit2.Pelumnas (emollient) pada kulit3.Pelindung (protective) untuk mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan yang merangsang kulit.2.5Keuntungan/Kerugian1. Dasar salep Hidrokarbon (salep dasar I)a. Keuntungan/kelebihan : Tidak berbau tengik Tidak mongering pada penyimpanan Tidak terkesan pada kulitb. Kerugian : Sukar dihilangkan atau dibersihkan dengan air.2. Dasar salep serap (salep dasar II)a. Keuntungan /kelebihan : Melembutkan kulitb. Kerugian/kekurangan : Sukar dibersihkan dengan air.3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan Air (salep dasar III)a. Keuntungan/kelebihan : Dapat dibersihkan dengan air Dapat menyerap cairan luka/kudis Menyejukkan kulit Dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetikb. Kerugian/kekurangan : Cepat mongering pada penyimpanan Mudah berjamur4. Dasar salep larut dalam air (salep dasar IV)a. Keuntungan/kelebihan : Mudah dicuci dengan airb. Kerugian/kekurangan : Mudah kehilangan konsistensi Mudah berjamur

2.6Macam-Macam Sediaan Semi Padat1. Pastae (pasta) Menurut FI. IV, pasta adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topical. Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal yang mengandung air, misalnya pasta Natrium Karboksimetilselulose. Kelompok lain adalah pasta berlemak misalnya pasta Zink Oksida, merupakan salep padat, kaku, yang tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.Bahan dasar pasta yang sering di gunakan adalah : vaselin , lanolin, adeps lanae, ungt, simplex, minyak lemak dan parafin liq. Yang sudah atau belum tercampur dengan sabun.Kelompok pertama di buat dari gel fase tunggal nmengandung air misalnya pasta Na-karboksimetilselulosa.Kelompok lain adalah pasta berlemak misalnya pasta Zn- Oksida, merupakan salep yang padat, kaku , tidak meleleh pada suhu tubuh, berfungsi sebagai bahan pelindung pada bagian yang di olesi.Pasta gigi di gunakan untuk pelekat pada selaput lendir agar memporoleh efek lokal (misalnya pasta gigi triamsinolom asetonida) Pasta hamamilidis saponata / hazelina snow (C.M.N) sebetulnya bukan termasuk pasta tetapi krim. Komposisi Formula Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun. BasisMacam-macam Basis Pasta : 1.Basis HidrokarbonKarakteristik :- Tidak diabsorpsi oleh kulit- Inert- Tidak tercampurkan dengan air- Daya absorbs air rendah- Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air & meningkatkan hidrasi sehingga meningkatkan abbsorbsi obat melalui kulit. 2. Basis AbsorpsiKarakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air danlarutancair.- Non emulsi co : wool fat, wool alcohol, Bees wax, kolesterol.- Emulsi A/M co : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.3. Larut Aircontoh : PEG Cara pembuatan pastaBahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampurdanhomogen. Pembuatan pasta baik dalam ukuran besar maupun kecil dibuatdenganduametode:(1) PencampuranKomponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai.(2) peleburan.Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan melebur bersama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.a.Pasta BerlemakPasta berlemak adalah salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat( serbuk). Sebagai bahan dasar di gunakan vaselin, paraffin cair. Bahan tidak berlemak seperti Glycerin, mucilago atau sabung dan digunakan untu antiseptik atau pelindung kulit. Pasta ini cenderung untuk menyerap sekresi, seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi lebih renda dari salep. Oleh karena itu, pasta di gunakan untuk lesih akut yang cenderung membentuk kerak, menggelembung atau mengeluarkan cairan.Pasta gigi digunakan untuk pelekat pada selaput lendir untuk memporoleh efek lokal, misalnya pasta gigi triamsinolon Asetonida.Pemakaian pasta dengan cara mengoleskan terlebih dahulu pada kain kasa, penyimpanan dalam wadah tertutup baik, wadah tertutup rapat, atau dalam tube. Pembuatan pasta pada umumnya, bahan dasar yang berbentuk setengah padat sebaiknya di cairkan terlebih dahulu kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih mudah bercamp[ur dan homogen.Contoh- contoh resep pasta : Acidi Salycilici Zincoxydi pasta ( FN. 78) pasta ZynncioxYdi Salicylata( ph. Bld ed v)

R/ Acidum Salycilicum0,2Zinci Okxydum2,5Amylum Triciti2,5Vaselinum flavum ad 10m.f.pastacara pembuatan :1. ZnO digeris dalam lumpang panas, ayak dengan ayakan No. 100. 2. Acid. Salycil dilarutkan dengan Etanol, keringkan dengan Amylum Triciti, kemudian tambahkan ZnO yang sudah di ayak, dan gerus hingga rata.3. Lebur Vselin favum di atas penangas air, tuang hasil leburang sekaligus ke dalam canmpurang serbuk dalam lumpang, aduk hingga di peroleh pasta yang homogen. Zinci pasta ( FN 78) pasta Zinci Oxydi ( ph. Bld. Ed. V)R/Zinci Oxydum2,5Amylum Triciti2,5Vaselinum flafum hingga 10 m.f. pastacara pembuatan :1. Lebur vaselinum flavum 2. Gerus ZnO dalam lumpang panas, di ayak, kemudian masukkan ke dalam lumpang, tambahkan Amylum Triciti dan gerus sampai rata.3. Tuang leburan Vaselin flafum kedalam campuran serbuk, dan aduk hingga homogan.b.Pasta keringpasta kering adalah pasta bebas lemak mengandung kurang lebih 60% zat padat ( serbuk ).Pada pembuatan pasta ini akan terjadi kesulitan bila dalam resep terdapat Ichthammolum atau Tumelommanium, karena dengan zat tersebut pasta akan menjadi encer.Pada penyimpanan pasta kering sebaiknya di tempatkan dalam wadah yang kedap agar konsistensinya tidak berubah.Contoh resep pasta kering :R/Bentonit 1Sulphur praecipit 2Zinci Oxydum 10Talcum 10Ichthammolum 0,5Glyserin Aqua aa5 m.f. pasta

cara mengerjakan :Bentonit di campur dengan serbuk obat lainnya, kemudian tambahkan cairan yang tersedia.c.Pasta PendinginJenis pasta ini merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan nama salep tiga darah.R/Zinci Oxydi Olei OlivaeCalcii Hydroxidi Solution aa 10 m.f. ungt.cara pembuatan : 1. ZnO digerus dalam lumpang panas, diayak dengan ayakan No 100, masukkan ke lumpang. 2. Tambahkan Aqua Calcis dan campur hingga rata. 3. Terakhir tambahkan Ol. Olivae sekaligus, aduk hingga di peroleh massa salep yang homogen.

2 Cremores (Krim)Menurut FI.IV krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan obat terlalut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat atau mempunyai konsistensi relative cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air.Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alcohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air yang lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemakaian obat melalui vaginal.Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim (tipe krim) yang dikehendaki. Ada 2 tipe krim, yaitu : Krim tipe minyak-air (m/a) Krim tipe air-minyak (a/m)Untuk krim tipe a/m digunakan bahan sabun polivalen, seperti Spaan, Adeps Lanae, Kolesterol, dan Cera. Sedangkan untuk krim tipe m/a digunakan bahan sabun monovalen, seperti Trietanolamin, Natrium Stearat, Kalium Stearat dan Ammonium Stearat. Selain itu dapat juga dipakai Tween, Natrium Laurylsulfas, kuning telur, Gelatinum, Caseinum,CMC, dan Emulgidum.Kestabilan krim akan terganggu atau rusak jika system campurannya terganggu terutama bila terjadi perubahan suhu, perubahan komposisi pada salah satu fase secara berlebihan, atau zat pengemulsinya tidak tercampurnya satu sama lain.Pengenceran krim hanaya dapat dilakukan jika dianngap cocok dan dilakukan dengan aseptic, serta harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet untuk krim, umumnya digunakan Metil Paraben (Nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,8% atau Propil Paraben (NIpasol) dengan kadar 0,2-0,5 %Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube di tempat sejuk, dan penandaan pada etiket harus tertera obat luarPembuatan krim adalah dengan melebur bagian berlemak diatas penangas air, kemudian ditambahakan air dan zat pengemulsi yang juga dalam keadaan panas, aduk sampai terjadi suatu campuran yang berbentuk krim.Contoh-contoh resep krim :R/ Acid. Stearic 15 Cera alba 2 Vaselin album 8 TEA 1,5 Propilengkol 8 Aqua dest 65,6 m.f.ungtCara pembuatan :1. Lebur cera alba bersama Vaselin dan Acidum Stearicum2. TEA dan Propilengkol dilarutkan dalam air panas3. Aduk kedua campuran dalam keadaan panas, hingga terbentuk krim

R/ Bentonit 20 Gliserin 10 Aqua dest 70 m.f.ungt.Cara pembuatan :Taburkan Bentonit dalam campuran Aua dest. Dan Gliserin hangat, biarkan sampai bentonit mengembang (Bentonit dapt mengembang sampai hampir 12x volume bila ditambah air.2.1 Kelebihan sediaan krim :1. Mudah menyebar rata2. Praktis3. Mudah dibersihkan atau dicuci4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat5. Tidak lengket terutama tipe m/a6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m7. Digunakan sebagai kosmetik8. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.2.2 ekurangan sediaan krim1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas2. Mudah pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan3.Gel (jelly)Gel merupakan system semipadat yang terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan pertikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai system dua fase (misalnya Gel Alumunium Hidrosida). Dalam system dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relative besar, massa gel kadang disebut magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan. Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal ini teryera pada etiket.Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedenikian hingga tidak terlihat adanya ikatan anatara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari gom alam (misalnya Tragakan). Walaupun gel-gel mengandung air, etanol, dan minyak dapat juga digunakan sebagai fase pembawa. Contoh, minyak mineral dapat dikombinasikan dengan resin polietilena untuk membentuk dasar salep berminyak.Gel dapat huga digunakan untuk obat yang diberikan secara topical atau dimasukan dalam lubang tubuh, contoh Voltaren gel, Bioplacenton. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, bermulut lebar, terlindung dari cahaya dan di tempat yang sejuk.Keuntungan dan kerugian menurut Lachman, 1994 :1. Keuntungan sediaan gelUntuk hidrogel: efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan sediaan yang jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik, kemampuan penyebarannya pada kulit baik.2. Kekurangan sediaan gelUntuk hidrogel: harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.

4.Linimenta (obat gosok/olesan)Linimentum adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai sifat rubefasien, melemaskan otot atau menghangatkan dan digunakan sebagai obat luar.Linimentum analgetik dioleskan pada kulit menggunakan kain flannel panas atau bahan lain yang cocok, sedang linimentum yang menghangatkan dioleskan pada kulit sambil memijat dan mengurut.Penyimpanan dalam botol berwarna dan bermulut kecil, ditempat yang sejuk. Pada etiket juga tertera obat luar. Linimentum tidak digunakan untuk kulit yang luka atau lecet.Cara pembuatan liniment :a. Mencampurkan seperti pada pembuatan salep, contoh Linimen Gondopuro.b. Terjadi penyabunan, contoh linimen Amoniak dan Lotio Benzylis Benzoatis.c. Terbentuk emulsi, contoh peruviani Emulsum I dan II.Contoh-contoh resep linimentum : Methylis Salicylatis Linimentum (FN,78)R/Methylis Salicylas25 mlMenthol4 gOl. Eucalypti10 mlOl. Arachidis ad 100 mlm.f.lin. Ammoniae Linimentum (FN.78)R/Ammonia20 mlAcid. Oleinicum 1 mlOl. Arachidis ad 100 mlm.f.lin.4.1Keuntungan Linimenta :1. Zat yang ditambahkan padanyadiresorbsi lebih cepat2. Mudah dicuci dan sangat baik untuk pemakaian pada kulit yang lembut. 3. Penetrasi lebih baik dari sediaan salep4.2 Macam-Macam Linimenta :1. Campuran lemak padat dengan lemak lunak2. Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara penyabunan)3. Linimentum dengan Balsamun Peruvianum Ol. Terebinthinae4. Linimentum dengan minyak (harus memakai gom)5. Emulsi yang digunakan sebagai liniment, yaitu Emulsum Benzylis Benzoatus6. Linimentum Chloroform (dengan cara pencampuran biasa

5.Oculenta (Unguenta Ophthalmica/Salep Mata)Salep mata adalah salep steril yang digunakan pada mata. Pada pembuatannya bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau serbuk steril termikronisasi pada dasar salep steril, hasil akhir dimasukkan secara aseptic kedalam tube steril. Bahan obat dan dasar salep disterilkan dengan cara yang cocok. Tube disterilkan dalam autoklaf pada suhu 115-116 C, selama tidak kurang dari 30 menit.Sebagai dasar salep sering digunakan basis salep Oculentum simplex, atau dasar salep lainnya, seperti campuran sama banyak Carbowax 400 dengan Carbowax 4000.Persyaratan salep mata :1. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan dan memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu pengamatan.2. Bahan obat yang ditambahkan kedalam dasar salep berbentuk larutan atau serbuk halus.3. Harus bebas dari partikel kasar dan memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada uji salep mata.4. Wadah halus steril, baik pada waktu pengisian maupun penutupan dan wadah harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilisasi pada pemakaian pertama.Penyimpanan salep mata adalah dalam tube steril dan ditempat sejuk, serta pada etiket harus tertera salep mata.Contoh dasar salep mata : Oculentum SimplexR/Cetyl Alkohol2,5Adeps Lanae6Vaselin51,5Paraffin liq. Ad100 m.f.ocul.

Occulenta yang ada dalam FI Edisi III:1. Bacitracini Occulentum2. Chloramphenicoli Occulantum3. Hydrocortisoni Acetas Occulantum4. Sulfacitamini Natrici OcculantumOcculenta yang resepnya tercantum dalam Formularium Nasional, antara lain: Bacitracini Occulantum Chlorapenicoli Occulantum cHLorapenicoly hydrochloridum Occulantum chlortetracyclini Occulantum Hydrocortyconi OcculantumYang perluh di perhatikan pada occulantum ini ialah: jika mengandum sublimat harus di perhatikan takaran maksimum (TM-nya) karena sublimat mempunyai TM khusus untuk mata. HgO yang di pakai biasanya HgO flavum yang tentunya lebih halus.

2.7 Pembuatan Sediaan Semi Padat1. Ketentuan umum cara pembuatan salepa.Peraturan Salep PertamaZat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan pemanasan.

b.Peraturan Salep KeduaBahan-bahan yang dapt larut dalam air, jika tidak ada peraturan-peraturan lain dilarutkan terlebih dahulu kedalam air, asalkan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.c.Peraturan Salep KetigaBahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air. Harus diserbuk terlebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak No.60.d.Peraturan Salep KeempatSalep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin.Bahan-bahan yang ikut dilebur, penimbangannya harus dilebihkan 10-20 % untuk mencegah kekurangan bobotnya.2. Pembuatan Salep Ditinjau dari Zat Berkhasiat Utamanya 2.1 Zat berkhasiat bentuk padat yang larut dalam dasar salepa. camphorae kamfer dileburkan bersama dasar salep dalam wadah tertutup (bila tidak melampaui daya larutnya) kamfer dilarutkan dalam Aethanol 95% atau Eter, kemudian diaduk dengan dasar salep bila dalam resep terdapat minyak-minyak lemak, maka kamfer dilarutkan dalam minyak lemak tersebut bila kamfer diberikan bersama Menthol, Asam Salisil, Phenol atau zat lainnya yang dapat mencair jika dicampur degan zat-zat tersebut agar mencair, kemudian ditambahkan dasar salep.b. PellidolPellidol larut 3% dalam vaselin dan 7% dalam minyak lemak, maka pellidol dilarutkan bersama dasar salep yang dicairkan. Bila dasar salep disaring maka pellidol juga ikut disaring, dan perlu diingat jumlah pellidol juga harus dilebihkan sebanyak 10%-20%. Jika jumlahnya melebihi daya larutannya, maka pellidol digerus dengan dasar salep yang sudah dicairkan.c. Iodium1. Bila memenuhi kelarutan dikerjakan seperti Camphora (dilebur bersama dasar salep dalam wadah yang tertutup rapat )2. Dilarutkan dalam etanol 95%, kemudian tambahkan dasar salep.3. Dilarutkan dalam larutan pekat KI atau NaI (contoh, Unuentum Iodii)2.2 Zat berkhasiat berbentuk padat yang larut dalam air1. Portargol (argentums Proteinatum ) Protargol dilarutkan dengan jalan menaburkan kedalam air, kemudian didiamkan ditempat gelap selama 15 menit Bila dalam resep terdapat Gliserol, maka terlebih dahulu digerus bersama Gliserin kemudian ditambahkan air, dan Protargol akan larut (Gliserol mempercepat daya larut protargol dalam air).2. Collargol (Aengentum Colloidale)Collargol dikerjakan sama dengan protargol, dilarutkan dalam air jumlahnya 1/3 kalinya.3. Argenti NitrasArgenti NItras sangat mudah larut dalam air, tetapi jika dilarutkan dalam air akan meninggalkan beka hitam pada kulit karena memmbentuk Ag2O. oleh karena itu, AgNO3 tidak dilarutkan dalam air, kecuali pada salep obat wasir.4. Phenolum Phenolu mudah larut dalam air, tetapi dalam salep tidak dilarutkan karena kerjanya merangsang, juga tidak boleh diganti dengan Phenolum Liuefactum (campuran Fenol dengan air 77-81,5%). Jadi dikerjakan seperti Camphora dalam salep.Ada beberapa bahan obat dalam salp yang tidak boleh dilarutkan, yaitu Argenti Nitras, Phenolum, Pyrogalol, Chrysarobin, Zinci Sulfas, Antibiotika, Oleum lecoris Aselli, Hydragyri Bichloridum dan Stibii et Kalii Tartras2.3 Zat berkhasiat berbentuk padat yang tidak larut dalam airUmumnya bahan obat berbentuk padat yangtidak larut dalam air, harus digerus halus sebelum dicampur dengan dasar salep. Hal yang perlu diperhatikan dalam meracik beberapa bahan obat padat, yaiu : Belerang, tidak boleh diayak Acidum Boricum, diambil yang bentuk serbuk (pulveratum) Zinci Oxydum, terlebih dahulu digerus dalam lumpang panas, kemudian diayak dengan pengayak numor 100.2.4 Zat berkhasiat berupa cairan1. AirTerjadi reaksiContoh : Aua Calcis dengan minyak-minyak lemak akan terjadi penyabunanCara pengerjaan : Air diteteskan sedikit demi sedikit. Air dikocok dalam botol bersama minyak lemak, kemudian dicampur dengan bahan-bahan lainnya.Tidak terjadi reaksiCara pengerjaan : Dalam jumlah sedikit, air diteteskan terakhir sedikit-demi sedikit sampai semuanya terserap oleh dasar salep. Dalam jumlah banyak, air diuapkanatau diambil bahan berkhasiatnya dan jumlah airnya diganti dengan dasar salep2. Alcohol Cara pengerjaan :1. Untuk sediaan yang tahan panas Contoh : Tinc, Ratanhiae, dipanaskan diatas penangas airsampai sekental sirup (1/3 beratnya), dan ehilangan beratnya diganti dengan dasar salep.2. Tidak tahan panas Untuk sediaan berupa larutan bahan-bahan obat dalam alcohol, maka sediaan dibuat baru dengan mengambil bagian-bagiannya. Contoh, Tinctura Iodii. Untuk sediaan yang tidak bias dibuat baru, diteteskan terakhir sedikit-demi sedikit.Perlu diperhatikan bahwa kehilangan berat pelarut harus diganti dengan dasar salep, karena pertimbangan konsentrasi bahan obat. Bila dasar salep lebih dari satu macam, maka pengganti kekurangan berat diperhitunggkan menurut perbandingan dasar salep dalam resep.3. Cairan kentalContoh : glyserin, Balsamum Peruvianum, Ichthyol, Pix Lithanthracis, Pix liquada, Oleum Cadini, Kresot.Cara pengerjaan :Umumnya dimasukkan terakhir dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit kedalam dasar salep.

2.5 Zat berkhasiat berupa extractum1) Extractum siccum (Ekstrak Kering)Pada umumnya ekstrak kering larut dalam air, jadi dilarutkan dalam air dan jumlah air yang digunakan dikurangi dasar salep.2) Ekstractum liquidum (Ekstrak cair)Ekstrak cair dikerjakan seperti pada cairan alcohol.3) Ekstractum Spissum (Ekstrak kental)Ekstrak kental terlebih dahulu diencerkan dengan sedikit (beberapa tetes) air atau etanol.

2.6 Lain-lain1. NaphtholumNaphtholum dapat larut dalam Sapo Kalinus, jika tidak ada Sapo Kalinus dikerjakan seperti kamfer.2. BentonitBentonit adalah serbuk halus dari senyawa Aluminium Silikat yang dapat mengikat air, atau dengan air membentuk massa seperti salep.Cara pengerjaan :Bentonit ditaburkan kedalam air hangat sedikit demi sedikit, biarkan terendam selama kurang lebih 1 jam, kemudian diaduk rata.Salep bentonit dengan air tidak tahan lama. Oleh kaena itu, perlu ditambahkan lemak agar air tidak memisah.

3. Pembuatan Salep dengan Bahan yang Ditambahkan TerakhirBeberapa salep dengan obat yang ditambahkan terakhir kedalam massa salep yaitu : Ichthyol, sebab jika ditambahkan pada massa salep yang panas atau digerus terlalu lama dapat terjadi pemisahan. Balsam-balsam dan minyak atsiri, balsam merupakan campuran dari dammar dan minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya, sedangkan minyak atsiri akan menguap. Air, berfungsi sebagai pendingin da untuk mencegah permukaan mortar menjadi licin. Glycerin, tidak dapat bercampur dengan dasar salep yang sedang mencair, oleh karena itu ditambahkan ke dasar salep dalam keadaan dingin, dan cara penambahan dilakukan sedikit demi sedikit, sebab Glycerin tidak mudah diserap oleh dasar salep.

4. Pembuatan Salep Dengan Cara MeleburBahan dasar salep berbeda-beda konsistensinya. Dasar salep sering juga terbuat dari dua bahan atau lebih yang konsistensinya berbeda. Untuk mendapatkan suatu massa dasar salep yang baik dicampurkan bahan-bahan sebagai berikut, misalnya cara dengan minyak lemak, meskipun titik leburnya berbeda jauh dapat dilebur dalam perbandingan-perbandingan tertentu sehingga diperoleh massa yang baik.Umumnya hampir semua bahan dilebur dalam cawan penguap diatas tangas air, sebagai pengadukkaca atau spatel kayu. Banyak juga dari bahan-bahan yang dilebur tersebut kurang bersih, maka disaring dengan kain kada pada saat bahan panas dan tentunya berkurang beratnya sehingga bahan-bahan yang dilebur dilebihkan timbangannya sebesar 10-20%.Contoh resep : Unguentum Leniens (FN78)R/ Cetaceum12,5 Cera Alba12 Paraffin liq.56 Natrii Tetrabora0,5 Aqua dest.19 mlm.f.ungt.cara pengerjaan : Lebur Cera alba dan paraffin liq. Larutkan Natrii Tetrabora dalam air panas. Gedung kedua campuran dalam keadaan panas, aduk hingga homogen.

2.8Persyaratan Sediaan Semi PadatDalam FN,78 salep harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompayibilitas,tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar.2. Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen.3. Mudah dipakai/digunakan.4. Menggunakan dasar salep yang cocok.5. Bahan obat dapat didistribusikan secara merata.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanSediaan farmasi semi padat meliputi salep, pasta, emulsi krim, gel, dan busa yang kaku. Sifatumum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yangcukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Pelekatan ini disebabkan oleh sifatrheologis plastik sediaan ini, yang memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknyadan melekat sebagai lapisan tipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dariluar, yang mengakibatkan bentuk sediaan semi padat ini akan rusak bentuknya dan mengalir.Sediaan semi padat digunakan pada kulit, dimana umumnya sediaan tersebut berfungsisebagai pembawa pada obat-obat topikal, sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut pelindungatau pembalut penyumbat (okulsif). Sejumlah kecil bentuk sediaan semipadat topikal inidigunakan pada membran mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan buccal (di bawah lidah),mukosa vagina, membran uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung, kornea

3.2 SaranAlat dan bahan yang akan digunakan harus disiapkan terlebih dahulu, agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar.

3