14
1. Karies Gigi Definisi Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusuka adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya minera akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang dis pembentukan asam mikrobial dari substrat sehingga timbul destruksi kompone organik yang akhirnya terjadi kavitas. Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, sedangkan kari berkembang lambat biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit lekukan pada e dan fisur bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar! kadang-kadan tua, bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan. "tiologi Ada empat faktor yang memegang peranan yaitu# a.$aktor host atau tuan rumah $aktor host meliputi faktor morfologi gigi ukuran dan bentuk gigi!, struk faktor kimia dan kristalografis. %it dan fisur pada gigi posterior sangat rentan karena sisa sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisu dalam. %ermukaan enamel yang kasar menyebabkan plak mudah melekat dan perkembangan karies gigi. b. $aktor agen atau mikroorganisme %lak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada perm yang tidak dibersihkan. %lak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadiny karies. &esaat setelah selesai menyikat gigi, akan tampak suatu lapisan tipis. Lap dinamakan plak dan berisi berbagai macam bakteri. 'akanan manis yang kita konsum membuat semacam plak di sela sela gigi berubah menjadi asam sehingga merusak gig c. $aktor substrat atau diet Diet adalah penyebab utama karies gigi, khususnya gula. $aktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonis mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. 'akanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat memudahkan terjadinya karies. d. $aktor waktu &ecara umum, karies dianggapsebagai penyakit kronispada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan (-)* bulan Lesi karies berdasarkan kedalamannya menurut + DA& terbagi menjadi ( yaitu# o Klasifikasi +nterpretasi

Tugas Gilut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas

Citation preview

1. Karies Gigi

Definisi

Karies berasal dari bahasa Latin yaitucariesyang artinya kebusukan. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas.

Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, sedangkan karies yang berkembang lambat biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada email gigi) dan fisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar) kadang-kadang berwarna tua, bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan.

Etiologi

Ada empat faktor yang memegang peranan yaitu: a.Faktor host atau tuan rumah

Faktor host meliputi faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Permukaan enamel yang kasar menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi.

b. Faktor agen atau mikroorganisme

Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Sesaat setelah selesai menyikat gigi, akan tampak suatu lapisan tipis. Lapisan ini dinamakan plak dan berisi berbagai macam bakteri. Makanan manis yang kita konsumsi akan membuat semacam plak di sela sela gigi berubah menjadi asam sehingga merusak gigi.

c. Faktor substrat atau diet

Diet adalah penyebab utama karies gigi, khususnya gula. Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Makanan yang mudah lengket dan menempel di gigi seperti permen dan coklat memudahkan terjadinya karies.

d. Faktor waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.

Lesi karies berdasarkan kedalamannya menurut ICDAS terbagi menjadi 6 yaitu:

NoKlasifikasiInterpretasi

1D1Dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi

2D2Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi

3D3Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi

4D4Lesi email lebih dalam, tampak bayangan lebih gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian Dentino Enamel Junction (DEJ)

5D5Lesi telah mencapai dentin

6D6Lesi telah mencapai pulpa

2. FluorideSenyawa fluoride adalah suatu garam fluoride yang banyak terdapat di dalam alam dapat berupa sodium fluoride, calcium fluoride, ammonium fluoride, aluminium fluoride, ammonium fluorosilikat, ammonium fluorofosfat, hexadesil ammonium fluoride, magnesium fluoride dan garam-garam lainnya. Salah satu substansi yang sering ditambahkan pada pasta gigi adalah senyawa fluoride yang berguna untuk membuat gigi lebih resisten terhadap kekeroposan atau mencegah gigi berlubang dan juga untuk mendukung remineralisasi.

Senyawa garam fluoride selain ada pada pasta gigi ternyata ada juga terkandung pada air minum terutama yang sumber airnya dari sumur dangkal atau sumur pompa tangan. Selain itu senyawa fluor juga terdapat pada air minum yang diflorinasi, makanan-makanan formula untuk bayi, sereal, jus buah, minuman bersoda, teh, minuman anggur dan bir, ikan dan makanan taut, bahkan dari peralatan masak yang berlapis teflon, garam berfluoride dan rokok.

Selain kegunaan yang telah dijelaskan ternyata penggunaan dan pemasukan senyawa fluoride yang berlebihan ke dalam tubuh juga mempunyai resiko buruk, yaitu diantaranya fluorisis gigi. Fluorisis gigi terjadi karena seorang anak menerima terlalu banyak senyawa fluor selama masa pembentukan gigi yaitu pada periode waktu 3 bulan sampai 8 tahun, sedangkan untuk anak berusia di atas 8 tahun sudah tidak ada resiko seperti ini.Fluorosis gigi menyebabkan gigi menjadi keras dan mudah pecah (cracking). Bentuk fluorosis yang paling ringan adalah adanya flek atau noda putih kecil-kecil yang tidak terlalu tampak, sedangkan pada kerusakan tingkat sedang dan parah akan menampakan noda coklat atau hitam, berlubang dan retak pada gigi.

Indonesia telah menetapkan bahwa jumlah senyawa fluoride yang boleh terkandung dalam pasta gigi tidak boleh lebih dari 0,15% atau 1500 ppm dihitung dari kadar total F (fluor). Sedangkan kandungan fluoride untuk pasta gigi anak-anak yaitu kurang dari 0,1% atau 1000 ppm. 3. Perjalanan Gigi Sehat sampai Pencabutan GigiGigi sehat dapat terkena karies/lubang (penjelasan pada nomor 1) ( karies email (tanpa perawatan ( karies dentin ( karies pulpa, di pulpa ada pembuluh darah dan saraf, kalau sudah terkena pulpa harus dirawat dengan perawatan saraf, kalau tidak dirawat, gigi bisa mati ( pencabutan gigi. Gigi yg sudah mati tidak bisa dirawat lagi. Selain karena gigi tidak dapat dirawat lagi, gigi harus dicabut dengan alasan gigi sudah tidak dapat direstorasi/dtumpat. 4. Inervasi Persarafan Gigi

Inervasi pada Rahang dan Gigi: nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain saraf trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.

Nervus Trigeminalis

Saraf trigeminusadalah saraf yang berperan dalam mengirimkan sensasi dari kulit bagiananterior kepala, rongga mulut dan hidung, gigi danmeninges (Lapisan otak). Saraf Trigeminus memiliki tiga divisi (mata/oftalmik, rahang atas/maksilaris dan rahang bawah/mandibula) yang selanjutnya diperlakukan sebagai saraf-saraf terpisah. Pada divisi mandibula terdapat juga serabut saraf motorik yang mensarafi otot-otot yang digunakan dalam mengunyah.Saraf Trigeminus merupakan saraf campuran dimana sebagian besar merupakan serat saraf sensoris wajah, dan sebagian yang lain merupakan serat saraf motoris dari ototmastikasi.

Berasal dari nukleus motoris dari saraf trigeminal dibatang otak terdiri dari serabut-serabut motoris, terutama mensarafi otot-otot pengunyah. Dalam perjalanannya akar saraf ini melalui ganglion disebelah medial dari akar sensoris yang jauh lebih besar, sebelum bergabung dengan saraf mandibularis pada saat melalui foramen ovale dari os. Sphenoid. Akar sensoris saraf trigeminal yang lebih besar disebut dengan portio major nervi trigemini yang memberi penyebaran serupa dengan akar-akar saraf dorsalis dari saraf spinal. Akar-akar saraf sensoris ini akan melalui ganglion trigeminal (ganglion gasseri) dan dari sini keluar tiga cabang saraf tepi yaitu cabang optalmikus, cabang maksilaris dan cabang mandibularis.Cabang pertama yaitu saraf optalmikus berjalan melewati fissura orbitalis superior dan memberi persarafan sensorik pada kulit kepala mulai dari fissura palpebralis sampai bregma (terutama dari saraf frontalis) dan suatu cabang yang lebih kecil ke bagian atas dan medial dari dorsum nasi. Konjungtiva, kornea dan iris, mukosa dari sinus frontalis dan sebagian dari hidung, juga sebagian dari duramater dan pia-arakhnoid juga disarafi oleh serabut, saraf sensoris dari saraf ophtalmikus. Cabang kedua, yaitu saraf maksilaris memasuki fossa pterygopalatina melalui foramen maksilaris superior memberikan cabang saraf zygomatikus yang menuju ke orbita melewati fissura orbitalis inferior. Batang utamanya yaitu saraf infra orbitalis menuju ke dasar orbita melewati fissura yang sama. Sewaktu keluar dari foramen infra orbitalis, saraf ini terbagi menjadi beberapa cabang yang menyebar di permukaan maksila bagian atas dari wajah bagian lateral dari hidung dan bibir sebelah atas. Sebelum keluar dari foramen infra orbitalis, didapat beberapa cabang yang mensarafi sinus maksilaris dan gigi-gigi molar dari rahang atas, ginggiva dan mukosa mulut yang bersebelahan. Cabang yang ketiga, merupakan cabang yang terbesar yaitu saraf mandibularis. Saraf ini keluar dari rongga kepala melalui foramen ovale dari os sphenoid, selain terdiri dari akar-akar saraf motoris dari saraf trigeminal, juga membawa serabut-serabut sensoris untuk daerah buccal, ke rahang bawah dan bagian depan dari lidah, gigi mandibularis, ginggiva.

Cabang aurikulo temporalis yang memisahkan diri sejak awal, mensarafi daearah didepan dan diatas daun telinga maupun meatus akustikus eksternus dan membrana tympani. Serabut serabut sensoris untuk duramater yang merupakan cabang cabang dari ketiga bagian saraf trigeminal berperan dalam proyeksi rasa nyeri yang berasal dari intrakranial. Terdapat hubungan yang erat dari saraf trigeminal dengan saraf otonomik/simpatis, dimana ganglia siliaris berhubungan dengan saraf ophtalmikus , ganglion pterygopalatina dengan saraf maksilaris sedangkan ganglion otikus dan submaksilaris berhubungan dengan cabang mandibularisNervus sensori yang terdapat pada bagian rahang dan gigi dalam tubuh kita berasal dari suatu cabang nervus cranial yang ke-V atau dikenal juga sebagai nervus trigeminal. N.trigeminusberasaldaripermukaananterolateralpertengahanpons varoli sebagai 2 akar (radices) yaitu: Portio major: radix sensorial yang terdiri atas komponen-komponen sensorik dan portio minor: radix motorik yang terdiri atas komponen motorik.Serabut portio major n. trigeminus muncul dari sisi lateral permukaan ventral pons varoli sedangkan portio minor dari permukaan pons kira-kira 2mm- 5mm disebelah medioanterior portio major. Radik ini kemudian akan berjalan ke anterior didalam fossa crania anterior dimana berkas-berkas tersebut akan bergabung didalam ganglion semilunare gasseri (ganglion trigeminal), ganglion ini terdapat di suatu lekukan pada duramater yang dinamakan cavum trigeminus (cavum meckeli). Nervus trigeminus di lepaskan dari ganglion semilunaris dan memiliki 3 cabang nervus yaitu N. ophtalmicus,N. maxillaris dan N. mandibularis.

N. ophtalmicus terletak disebelah kaudal, N. mandibularis terletak rostral dan N. maxillaries diantara keduanya. N. ophtalmicus dan N. maxillaries bersifat sensorik, sedangkan N. mandibularis bersifat sensorik dan motorik. Kemudian meninggalkan cavum cranii melalui foramen ovale bersama-sama dengan N. mandibularisNervus Maksilaris

Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial, nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal serta molar II dan molar III.

Nervus Mandibularis

Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.

Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid, terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament periodontal.

5. Kategori Antibiotik dan AnalgetikAntibiotik

Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri. Golongan antibiotic berdasarkan struktur kimiawinya antara lain: Penisilin (Penicillins) Sefalosporin (Cephalosporins) Aminoglikosida (Aminoglycosides) Makrolid (Macrolides) Sulfonamida (Sulfonamides) Fluoroquinolones Tetrasiklin (Tetracyclines) Polipeptida (PolypeptidesKlasifkasi FDA tentang obat yang mempunyai efek terhadap janin. Pada tahun 1979, FDA merekomendasikan 5 kategori obat yang memerlukan perhatian khusus terhadap kemungkinan efek terhadap janin.

A ( Obat yang sudah pernah diujikan pada manusia hamil dan terbukti tidak ada risiko terhadap janin dalam rahim. Obat golongan ini aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil (vitamin)

B ( Obat yang sudah diujikan pada binatang dan terbukti ada atau tidak ada efek terhadap janin dalam rahim akan tetapi belum pernah terbukti pada manusia. Obat golongan ini bila diperlukan dapat diberikan pada ibu hamil (Penicillin).

C ( Obat yang pernah diujikan pada binatang atau manusia akan tetapi dengan hasil yang kurang memadai. Meskipun sudah dujikan pada binatang terbukti ada efek terhadap janin akan tetapi pada manusia belum ada bukti yang kuat. Obat golongan ini boleh diberikan pada ibu hamil apabila keuntungannya lebih besar disbanding efeknya terhadap janin (Kloramfenicol, Rifampisin, PAS, INH).

D ( Obat yang sudah dibuktikan mempunyai risiko terhadap janin manusia. Obat golongan ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi ibu hamil. Terpaksa diberikan apabila dipertimbangkan untuk menyelamatkan jiwa ibu (Streptomisin, Tetrasiklin, Kanamisin).

X ( Obat yang sudah jelas terbukti ada risiko pada janin manusia dan kerugian dari obat ini jauh lebih besar daripada manfaatnya bila diberikan pada ibu hamil, sehingga tidak dibenarkan untuk diberikan pada ibu hamil atau yang tersangka hamil

Analgetik

Pada kasus penanganan nyeri orofasial, kasus-kasus emergensi yang disertai rasa nyeri ataupun terdapat potensi nyeri setelah dilakukannya perawatan, maka analgesik diberikan untuk meredakan rasa nyeri tersebut. Idealnya, analgesik haruslah aman, tidak memiliki efek samping, tidak invasif, penggunaannya sederhana dan onset serta offset yang cepat. Analgesik yang paling sering digunakan pada masa kehamilan yaitu asetaminofen (kategori B) dapat diberikan pada setiap trimester kehamilan. Analgesik golongan opium tertentu seperti oksikodon, morfin, kodein atau propoksifen digunakan secara hati-hati dan hanya jika diindikasikan. Penggunaan analgesik opium yang berkelanjutan dan dosis yang tinggi akan berakibat retardasi pertumbuhan dan perkembangan, risiko janin menderita cacat kongenital mutipel seperti cacat jantung dan celah bibir atau palatum serta ketergantungan fisik.

Pada sebagian analgesik golongan opium kategori B pada akhir trimester ketiga kehamilan menjadi kategori C/D, seperti kodein, hidrokodon dan oksikodon dikontraindikasikan pada trimester ketiga karena dapat menyebabkan neonatal respiratory depression dan ketergantungan opium. Meperidin (Demerol) dianjurkan penggunaannya pada rasa nyeri yang sangat parah.

Aspirin (kategori C) harus dihindari pemakaiannya karena dapat menyebabkan komplikasi persalinan dan perdarahan pasca melahirkan pada ibu. Anti-inflamasi nonsteroid (AINS) hanya diberikan pada masa kehamilan jika diindikasikan. AINS diberikan secara intermiten dengan dosis efektif yang paling rendah pada masa kehamilan. Pada minggu ke-6 hingga minggu ke-8 prepartum, penggunaan AINS sudah harus dihentikan. Aspirin dan AINS mempunyai mekanisme lazim menghambat sintesa prostaglandin yang dapat menyebabkan konstriksi duktus arteriosus pada janin yang mengakibatkan hipertensi pulmoner pada janin.

Berikut ini analgesik yang aman dan tidak aman diresepkan selama masa kehamilan berdasarkan FDA.

6. Obat KumurObat kumur merupakan cairan yang dapat membantu memberikan kesegaran mulut dan nafas serta menghilangkan dan membersihkan mulut dari organisme penyebab yang dianggap sebagai pencetus kelainan atau penyakit di dalam mulut. Obat kumur bermanfaat untuk menghilangkan bau mulut (halitosis), menghambat dan mengurangi pembentukan plak bakteri, mencegah gingivitis, sebagai bahan profilaksis sesudah tindakan bedah, dan lain-lain.

Pemakaian obat kumur dapat memberikan efek samping berupa diskolorasi pada gigi dan lidah, deskuamasi mukosa mulut, mukositis, erythema multiforme, hingga meningkatnya resiko kanker mulut. Untuk menghindari efek samping akibat pemakaian obat kumur, maka konsumen harus mematuhi aturan pakai yang tercantum dalam setiap kemasan obat kumur.Kandungan obat kumur lainnya antara lain :

Antimikroba, sebagai contoh:cetylpyridinium chloride,chlorhexidine, sanguinarine,phenolic compounds. Obat kumur dengan jenis ini membantu untuk mengurangi jumlah bakteri yang berada didalam rongga mulut.

Deodorizing dan oxidizing agents, sebagai contoh: sodium bicarbonatedanchlorine dioxide, kandungan bahan jenis ini membantu menutupi dan menetralkan bau mulut.

Oxygenating agents, sebagai contoh:hydrogen peroxide. Membantu untuk membunuh kuman anaerob yang tidak senang dengan oksigen , bahan ini memberikan oksigenasi pada tempat yang terdapat kuman antioksigen tersebut.

Fluoride. Memperkuat dan mencegah kerusakan gigi.

Astringents, sebagai contoh:citric acid,zinc chloride. Bahan ini memberikan rasa yang enak dan mengerutkan jaringan rongga mulut.

Bahan penghilang nyeri, seperti anodynes. Obat kumur ini memberikan penghilang nyeri bila diaplikasikan pada mulut.

Buffering agents.Bahan ini menghilangkan nyeri pada jaringan lunak rongga mulut dan memecah lapisan yang terbentuk pada rongga mulut.

Antitartar, seperti zinc citrate agents. Menghilangkan tartar yang terbentuk didalam rongga mulut.Bahan yang bersifat tidak aktif berfungsi untuk melarutkan bahan aktif yang tersebut diatas dan mempertahankan kandungan bahan aktifnya, sebagai contoh alkohol, sebagaian besar obat kumur mengandung alkohol ini sebagai bahan yang tidak aktif.

Smoker's mouthwashes,obat kumur untuk perokok akan memecah dan menghilangkan stain tembahan atau juga tembakaunya sendiri yang menempel pada gigi.

Obat kumur biasanya juga bersamaan dengan campuran bahan glycerin (oil), dan bahan yang mengandung garam sodium lauryl sulfate and sodium benzoate didalam alkohol dan cairan yang berbahan dasar air.

Beberapa obat kumur mengandungbaking sodasebagai bahan abrasive alamiah untuk menghilangkan stain.

7. Pengertian mengenai:

a. White Spot

Definisi

Karies adalah kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin. Proses karies ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Proses ini ditandai timbulnya white spot pada permukaan gigi. White spot merupakan bercak putih pada permukaan gigi.

Etiologi dan patofisiologi

Karies sering dimulai pada pit dan fisur, interproksimal gigi, dan bagian servikal gigi. Karies dimulai dari lapisan enamel atau sementum, dan menyebar ke dalam lapisan gigi. Perkembangan karies dimulai dengan tanda-tanda dini seperti bercak putih (white spot), dan demineralisasi opak pada permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena terjadi pelepasan ion kalsium dan fosfat dari prisma enamel.

Pada keadaan ini permukaan gigi masih terlihat utuh, namun terlihat garis putih di bagian servikal vestibulum dan palatal gigi insisivus. White spot ini ditemukan pada area yang mudah tertimbun plak seperti permukaan gigi incisivus maksila, area pit dan fissur serta dibawah kontak point diantara gigi geligi. Pada tahapan ini, lesi yang terbentuk masih bersifat reversibel dan dapat diatasi dengan penjagaan oral hygiene yang baik, aplikasi fluor, dan perubahan diet.

b. Karies EmailDefinisi

Karies yang sudah mengenai lapisan email gigi.

Etiologi dan patofisiologi

Jika pada karies ini dibiarkan saja maka kuman atau mikroorganisme yang terselip pada email gigi akan terus memproduksi asam sehingga lama-kelamaan kerusakan ini akan masuk mengenai dentin.

Manifestasi klinis

Pada karies ini belum dirasakan apapun, sehingga pasien kadang mengabaikannya, walaupun pada beberapa pasien dapat merasa sedikit ngilu pada gigi yang berlubang.

Tindakan

Penumpatan (penambalan) dengan fissure sealant.

c. Karies DentinDefinisi

Karies yang sudah mengenai lapisan yang lebih dalam lagi yaitu dentin gigi.

Manifestasi klinis

Biasanya pasien sudah merasakan ngilu atau nyeri pada gigi yang berlubang, terutama apabila terkena rangsangan dingin .

Tindakan

Penumpatan (penambalan) segera agar tidak menjalar lebih jauh ke bagian gigi yang lebih dalam. Dapat dilakukan penumpatan berupa komposit, GI atau amalgam.

d. Karies PulpaDefinisi

Karies yang sudah mencapai bagian pulpa yang berisi pembuluh darah, persarafan, dan pembuluh limfe.

Etiologi dan patofisiologi

Karies pulpa terjadi dari karies yang tidak segera dilakuakn perawatan atau penumpatan.

Manifestasi klinis

Pasien akan merasakan ngilu atau sakit yang luar biasa apabila terkena rangsangan, dan biasanya juga menimbulkan keluhan seperti sakit kepala, pegal pada leher dan punggung. Terkadang juga pasien tidak dapat menentukan gigi mana yang terasa sakit.

Tindakan

Tidak dapat dilakukan penumpatan secara langsung karena diharuskan dirawat dengan Perawatan Saluran Akar (PSA).

e. Iritasi PulpaDefinisi

Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami kerusakan sampai batas dentino enamel junction

Pemeriksaan Objektif

Terlihat karies yang kecil

Dengan sonde : tidak memberi reaksi, tetapi kadang-kadang terasa sedikit

Tes thermis : dengan chlor etil terasa ngilu, bila rangsang dihilangkan biasanya rasa ngilu juga hilang

Manifestasi klinis

Kadang-kadang ngilu bila makan/ minum dingin,manis, asam dan bila sikat gigi

Rasa ngilu akan hilang bila rangsangan dihilangkan

Tindakan

Dilakukan penumpatan sesuai indikasinya.

f. Hiperemis PulpaDefinisi

Hiperemis pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hiperemis pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan, terjadi sirkulasi darah bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam pulpa. Pulpa terdiri dari saluran pembuluh darah, saraf, dan saluran limfe.

Pemeriksaan Objektif

Terlihat karies media atau propunda

Bila di tes dengan chlor etil terasa ngilu

Ditest dengan sonde kadang terasa ngilu,kadang tidak

Perkusi tidak menunjukan reaksiManifestasi klinis

Terasa ngilu jika terkena makanan/ minuman manis,asam panas dan dingin.

Makanan / minuman dingin lebih ngilu daripada makanan / minuman panas

Kadang-kadang sakit kalau kemasukan makanan

Tindakan

Bila ada karies media ditambal sesuai indikasinya, bila mahkota cukup baik.

Bila karies propunda dilakukan pulpa capping, bila mahkotanya baik.g. Pulpitis ReversibleDefinisi

Pulpitis reversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yang disebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak teinflamasi setelah stimuli ditiadakan.Manifestasi klinis

Pulpitis reversible ada yang simtomatik dan asimtomatik.- Simtomatik: rasa sakit tajam yang hanya sebentar, disebabkan oleh makanan,

minuman dan udara dingin. Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan.

- Asimtomatik: dapat disebabkan oleh karies yang baru mulai dan normal kembali

setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.Patologi

Pulpitis reversible dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan sampai sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat, seperti misalnya karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut.h. Pulpitis IrreversibleDefinisi

Pulpitis irreversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten dapat simtomatik maupun asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimuli noksius. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam dan tetap ada setelah stimuli dihilangkan.Manifestasi klinis

Pada tingkat awal, suatu paroksisme (serangan hebat) rasa sakit dapat disebabkan oleh:- Perubahan suhu yang drastis (terutama dingin)- Makanan manis atau asam- Pekanan makanan ke dalam kavitas atau pengisapan oleh lidah atau pipiGambaran rasa sakitnya adalah menusuk, tajam menusuk atau menyentak-nyentak.Patologi

Disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama seperti karies. Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Venula pascakapiler menjadi padat dan mempengaruhi sirkulasi di dalam pulpa, serta dapat mengakibatkan nekrosis. Daerah nekrotik ini menarik leukosit PMN dengan kemotaktik dan memulai reaksi inflamasi akut. Terjadi fagositosis oleh PMN pada daerah nekrosis. Setelah itu PMN yang masa hidupnya pendek, mati dan melepaskan enzim lisosomal. Enzim ini menyebabkan lisis beberapa stroma pulpa dan bersama debris seluler PMN yang mati membentuk eksudat purulen (nanah).

Reaksi ini menghasilkan mikroabses (pulpitis akut). Pulpa memproteksi dengan membatasi daerah mikroabses dengan jaringan penghubung fibrus. Di pusat abses tidak dijumpai mikroorganisme karena aktivitas fagositik PMN. Bila proses karies berlanjut dan menembus pulpa akan terjadi ulserasi (pulpitis ulseratif kronis) yang cairannya keluar melalui pembukaan karies ke dalam kavitas mulut dan mengurangi tekanan intrapulpal dan rasa sakit. Secara histologis terlihat suatu daerah fibroblas yang berproliferasi membentuk dinding lesi, dimana mungkin terdapat massa mengapur. Daerah di luar abses atau ulserasi mungkin normal atau mungkin mengalami perubahan inflamatori. i. Nekrose PulpaDefinisi

Nekrosis adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya tergantung pada apakah sebagian atau seluruh pulpa telibat. Disebabkan oleh bakteri, trauma dan iritasi.Manifestasi klinis

Gigi yang terlihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit. Sering, diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati. Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkan karena translusensi normal yang jelek, tetapi kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabu-abuan atau kecoklat-coklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasa dipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan secara kebetulan, karena gigi macam itu adalah asimtomatik dan radiograf adalah nondiagnosis. Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya serabut saraf vital yang melalui jaringan inflamasi di dekatnya.Patologi

Jaringan pulpa nekrotik, debris selular dan mikroorganisme mungkin terlihat di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal atau menunjukkan sedikit inflamasi yang dijumpai pada ligamen periodontal. Pulpa nekrosis dapat terjadi dari lanjutan pulpitis irreversible.8. Trepanasi

Tujuan trepanasi adalah menciptakan drainase melalui saluran akar atau melalui tulang untuk mengalirkan secret luka serta unutk mengurangi rasa sakit. Jika timbul abses alveolar akut, berarti infeksi telah meluas dari saluran akar melaui periodontal apikalis sampai ke dalam tulang periapeks. Nanah atau pus dikelilingi oleh tulang pada apeks gigi dan tidak dapat mengalir keluar. Pada stadium ini belum tampak suatu pembengkakan. Perasaan sangat nyeri terutama bila ditekan sehingga untuk menghilangkannya perlu segera dilakukan drainase.

Untuk itu dapat digunakan dua acara:a. Trepanasi melalui saluran akar

Usaha awal untuk memperoleh drainase adalah membuka saluran akar lebar-lebar sampai melewati foramen apikalis dan saluran akar dibiarkan terbuka beberapa hari supaya secret dapat mengalir keluar. Ke dalam kavum pulpa dimasukkan kapas yang longgar agar sisa makanan tidak menutup jalan drainase. Setiap hari kapas diganti dan saluran dibersihkan dengan larutan garam fisiologis atau NaCl 5% bila secret pus tidak ada lagi.

Dalam hal ini, dianjurkan tera alternative dengan pemberian preparat antibiotik kortikosteroid (pasta Ledermix) dan menutup saluran saluran dengan oksida seng eugenol. Setelah rasa sakit berkurang dan drainase telah berhenti, saluran akar dipreparasi dengan sempurna dan diisi dengan bahan pengisi saluran akar.b. Trepanasi melalui tulang

Trepanasi ini dikenal dengan nama fistula apikal. Teknik:

i. Berikan anestesi lokal

ii. Insisi (dalam bentuk semilunar panjangnya kira-kira 20 mm) di sekitar daerah batas mukogingival dimana terletak apeks, dilakukan dengan bantuan rontgen. Perforasi dengan fistulator melalui mukosa dan tulang tidak dianjurkan karena lokasi apeks tidak dapat ditentukan dengan tepat dan luka yang disebabkan sobekan akan meninggalkan bekas

iii. Pengambilan tulang alveolar langsung di atas apeks dan pus mengalir keluariv. Kuretase dengan kuret secara hati-hati pada apeks dan irigasi dengan larutan fisiologis

v. Lakukan penjahitan (kira-kira 2 jahitan)

vi. Masukkan sebuah pita kasa ke bawah selaput lendir

vii. Berikan analgetik dan antibiotikFistulasi apikal sebagai penangan darurat dapat dianjurkan pada abses alveolar akut atau infeksi periapeks akut yang disebabkan pengisisan saluran akar yang tidak sempurna atau pengisian yang berlebihan.

Pada beberapa buku tertentu, fistulasi apikal digambarkan sebagai prosedur sederhana yang berlangsung hanya beberpa menit saja. Dalam hal ini sering tidak diperhatikan kalau justru gigi depan jarang sekali memerlukan fistulasi apikal karena gigi ini dapat ditangani secara endodontic tanpa kesulitan. Dengan demikian, cara penanggulangan ini terutama dilakukan pada gigi belakang yang apeksnya tidak selalu mudah ditentukan lokasinya. Struktur anatomis seperti sinus maksilaris, kanalis mandibularis, foramen mentalis sering terletak di daerah yang dekat denga apeks, sementara akar palatal gigi posterior atas berada di tempat yang sulit dicapai. Dengan bantuan foto rontgen yang tepat, sedapat mungkin tanpa perubahan bentuk serta ukuran yang benar, letak apeks dapat diketahui dengan tepat.

Hal tersebut menjadi alasan untuk selalu dibuat flap mukoperiosteal fistula apikal. Namun, jika lokasi apeks sukar ditemukan tulang dibor sedikit, sebuah kare 2 mm dimasukkan ke dalam lekukan, kemudian dilakukan foto rontgen sebagai pengontrol. Prosedur ini sangat memudahkan usaha untuk menemukan apeks. Akan tetapi perlu diingat bahwa fistulasi apikal bukan merupakan suatu perawatan akhir karena walaupun telah dilakukan drainase pus, penyakit utama yang merupakan sumber infeksi pada salurran akar belum diatasi. Setelah gejala rasa sakit berkurang, saluran akar harus ditangai menurut prosedur yang tepat. Jika hal ini tidak mungkin dilakukan karena pemblokiran saluran, ujung akar harus direseksi dan dilakuakn pengisian saluran akar secara retrograde untuk menutup rapat saluran ke jaringan periapeks. Tindakan ini dapat dilakuakan selama kunjunga yang sama, tetapi dapat juga dilakukan setelah 2-3 minggu. Fistula apikal tidak merangsang penyembubhan granuloma, tetapi berfungai untuk menciptakan drainase dan mengendalikan rasa sakit dan tindakan ini hanya merupakan tindakan darurat. Hal ini diindikasikan pada infeksi apikal akut yang diikuti dengan rasa sakit.