Tugas ISO

Embed Size (px)

Citation preview

Perbedaan secara umum antara ISO 9001: 2000 , HACCP, dan ISO 22000:2005 Perbedaan Model Sistem Lingkup Pengendalian ISO 9001 : 2000 Model Jaminan proses secara global Mencakup ke system manajemen secara global tidak termasuk persyaratan teknis General. Dapat diterapkan oleh setiap jenis industri HACCP Analisa Resiko Tidak mencakup ke pengendalian system manajemen tetapi hanya ke persyaratan teknis saja Spesifik. Hanya diterapkan untuk industri pangan ( tidak termasuk pengendalian di industri pangan) Sertifikat HACCP ISO 22000 :2005 Model Jaminan proses dan analisa resiko Mencakup pengendalian terhadap system manajemen dan terhadap persyaratan teknis Spesifik. Diterapkan di semua industry pangan dan pakan ternak yang terkait dengan industry pangan Sertifikat ISO 22000:2005 sudah termasuk di dalamnya ISO 9001 dan HACCP Lebih murah karena hanya satu kali sertifikasi sudah mencakup system ISO 9001 dan HACCP Waktu, tenaga dan biaya lebih murah karena system ISO 9001 dan HACCP sudah terintegrasi

Penerapan

Sertifikasi

Sertifikasi ISO 9001:2000

Biaya

Pemeliharaan

Lebih mahal jika diwajibkan sertifikasi untuk ISO 9001 dan HACCP (2 kali sertifikasi ) Memakan waktu, tenaga dan biaya lebih besar jika diwajibkan untuk pemisahan sertifikasi antara ISO 9001 dan HACCP.

Lebih mahal jika diwajibkan sertifikasi untuk ISO 9001 dan HACCP ( 2 kali sertifikasi ) Memakan waktu, tenaga dan biaya lebih besar jika diwajibkan untuk pemisahan sertifikasi antara ISO 9001 dan HACCP.

Perbedaan ISO 22000 : 2005 dengan ISO 9001 ISO 22000:2005 Sistem manajemen keamanan pangan Penggabungan 4 unsur kunci yaitu PPD (program persyaratan Dasar), HACCP, Sistem Manajemen ISO 9001, dan komunikasi interaktif Persyaratan ISO 2200 dimaksudkan untuk Menetapkan karakteristik dari sebuah manajemen yang dirancang untuk melaksanakan analisis bahaya, desain rencana HACCP, mengidentifikasi program persyaratan dasar (PRP), memilih program persyaratan dasar operasional Klausul 4 berhubungan dengan system manajemen keamanan pangan yang terdiri dari persyaratan umum, dan persyaratan dokumentasi yang terdiri dari cakupan dokumentasi system

ISO 9001:2000 Sistem Manajemen Mutu Penerapan dari system manajemen yang menggunkan konsep perencanaan, implementasi, pengecekan, dan improvement Persyaratan ISO 9001 dimaksudkan untuk penerapan dan perbaikan berkesinambungan system serta pencegahan ketidaksesuaian / penyimpangan guna memenuhi persyaratan pelanggan untuk mencapai kepuasan pelanggan Klausul 4 berhubungan dengan system manajemen mutu yang meliputi persyaratan umum, persyaratan dokumentasi, pengendalian dokumen, pengendalian catatan.

manajemen keamanan pangan , pengendalian dokumen serta pengendalian rekaman. Klausul 5 berhubungan dengan tanggung jawab manajemen yang mencakup komitmen manajemen , kebijakan keamanan pangan, perencanaan system manajemen keamanan pangan, tanggung jawab dan wewenang, ketua tim keamanan pangan, komunikasi, kesiapan dan tanggap darurat, dan kaji ulang manajemen baik masukan maupun keluaran kaji ulang. Klausul 6 berhubungan dengan manajemen sumber daya meliputi ketentuan tentang sumber daya, sumber daya manusia ( umum dan kompetensi, kesadarn dan pelatihan) ,Infrastruktur, dan lingkungan kerja. Klausul 7 berhubungan dengan perencanaan dan realisasi produk yang aman yang meliputi perencanaan dan realisasi secara umum, program persyaratan dasar, langkah awal untuk analisa bahaya ( dengan membentuk tim keamanan pangan, identifikasi karakteristik produk) maksud penggunaan, Diagram alir, tahap proses dan tindakan pengendalian,analisa bahaya, pengembangan PPD operasional, Pengembangan rencana Titik Kendali Kritis (TKK), Sistem pemantauan TKK, Perencanaan verifikasi, system kemamputelusuran, dan pengendalian ketidaksesuaian. Klausul 8 berhubungan dengan validasi, verifikasi, dan perbaikan SMKP . Klausul 5 berhubungan dengan tanggung jawab manajemen yang berhubungan dengan komitmen manajemen, focus kepada pelanggan, kebijakan mutu, perencanaan, persyaratan dokumentasi, tanggung jawab , wewenang dan komunikasi, review manajemen.

Klausul 6 berhubungan dengan manajemen sumber daya yang meliputi, sumber daya manusia, infrastruktur, lingkungan kerja,

Klausul 7 berhubungan dengan realisasi produk yang meliputi perencanaan realisasi produk, proses-proses yang berkaitan dengan pelanggan, perencanaan dan pengembangan, pembelian, ketentuan tentang produksi dan pelayanan, pengendalian peralatan monitoring dan pengukuran

Sertifikasi bertujuan untuk perbaikan system manajemen keamanan pangan

Klausul 8 berhubungan dengan pengukuran, analisis, dan perbaikan yang meliputi persyaratan umum, monitoring dan pengukuran, pengendalian produk yang tidak sesuai, pengendalian produk yang tidak sesuai Sertifikasi bertujuan untuk perbaikan system manajemen mutu

Perbedaan ISO 22000 dengan HACCP ISO 22000:2005 adalah suatu system yang dikembangakan dan dipercaya efektif untuk mencegah bahaya keamanan pangan yang di dalamnya tercakup tentang HACCP dan Sistem manajemen ISO 9001 sedangkan HACCP merupakan system pengendalian mutu yang bersifat pencegahan. Suatu metode untuk memastikan keamanan pangan melalui identifikasi dan pemantauan dari titik kendali kritis selama produksi dan proses.

HACCP HACCP merupakan alat, cara, metode , system untuk mengidentifikasi, mengevaaluasi, dan mengendalikan bahaya yang penting bagi keamanan pangan. Mekanisme kerja system HACCP adalah mengidetifikasi sumber-sumber bahaya yang berpotensi mencemari (proaktif). Melakukan tindakan pencegahan bahaya (preventif). Memantau penngendalian bahaya untuk memastikan efektifitas ( efektif) dan verifikasi efektivitas keseluruhan system. Tujuan penerapan HACCP adalah untuk mencegah dan mengendalikan keberadaaan bahaya (Hazard) dalam bahan pangan sehingga aman untuk dikonsumsi Prinsip-prinsip HACCP Prinsip 1 : Adakan analisi bahaya Prinsip 2 : Tentukan titik-titik kendali kritis, TKK Prinsip 3 : Tetapkan batas-batas kritis Prinsip 4 : Tetapkan system untuk memantau pengendalian TKK Prinsip 5 : Tetapkan tindakan koreksi yang akan diambil apabila pemantauan menunjukkan bahwa TKK tertentu tidak terkendali Prinsip 6 : Tetapkan prosedur verifikasi untuk memastikan bahwa system HACCP bekerja secara efektif Prinsip 7 : tetapkan dokumentasi yang berkaitan dengan semua prosedur dan catatan yang sesuai dengan prinsip HACCP dan penerapannya. HACCP merupakan system manajemen keamanan pangan yang memiliki aspek kelayakan dasar yaitu GMP, SSOP, dan CCP yang merupakan prosedur umum yang berkaitan dengan suatu persyaratan dasar HACCP GMP ( Good Manifacturing Practices ) adalah cara atau teknik berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan. Secara umum peraturan GMP terdiri atas 1. design dan konstruksi higienis untuk pengolahan produk pangan 2. design dan konstruksi higienis untuk peralatan yang digunakan dalam pengolahan 3. pemebersihan dan desinfeksi peralatan 4. pemilihan bahan baku dan kondisi yang baik, peralatan 5. higienitas pekerja 6. dokumentasi yang tepat Tujuan penerapan GMP dalam indutri pangan secara spesifik adalah memebrikan prinsip-prinsip dasar makanan yang diterapkan dalam memproduksi makanan sepanjang rantai dan jalur makanan ( dimulai dari produk primer hingga produk siap konsumsi), selain itu mengarahkan industry agar dapat memenuhi berbagai persyaratan produksi, dan karyawan. SSOP ( Sanitation Standart Operating Procedure) adalah prosedur pelaksanaan sanitasi standar yang harus dipenuhi oleh suatu unit pengolahan ikan untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah. SSOP harus mencakup semua aspek sanitasi di unit pengolahan termasuk personil dan harus menguraikan perhatian atau pemantauan perusahaan setiap hari sebelum, selama dan sesudah proses dilakukan. Praktek sanitasi meliputi : 1. Pembersihan 2. Pengolahan limbah 3. Hygiene pekerja SSOP merupaka aplikasi dari GMP. Proses dilakukan dalam kondisi dan cara saniter. 8 aspek SSSOP 1. Keamanan air proses produksi

2. Kondisi kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan termasuk peralatan, sarung tangan, dan seragam produksi 3. Pencegahan kontaminasi silang dari objek yang tidak saniter 4. Penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi, cuci tangan, dan toilet 5. Perlindungan bahan pangan, kemasan untuk produk akhir dan bahan yang kontak dengan bahan pangan dari cemaran fisik, kimia , dan biologis 6. Pelabelan dan penyimpanan 7. Kontrol kesehatan pekerja 8. Pencegahan hama pabrik CCP ( Critical Control Point) atau Titik Kendali Kritis Tahap, prosedur dimana pengendalian dapat dilakukan dan bahaya keamanan pangan dapat dicegah, dihilangkan atau dikurangi sampai dengan batas yang dapat diterima. Objek yang berperan dalam penentuan CCP adalah bahan mentah pada proses produksi dan pemeliharaan, lokasi/kondisi/lingkungan praktek kerja, serta prosedur atau tahap proses termasuk penerimaan atau penanganan bahan, formulasi atau komposisi, pengolahan, pengemasan, distribusi / transportasi, penjualan dan konsumsi. Langkah-langkah untuk menetukan batas kritis untuk tiap ccp pada proses adalah sebagai berikut : 1. Menentukan komponen kritis dari CCP dan pada level berapakah CCP akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan 2. Membuat pohon keputusan / decision tree tahapan proses Diagram Alir Proses Produksi SosisTempat Penerimaan 1. Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Penunjang Daging ayam yang datang dari RPA (Rumah Pemotongan Ayam) disortasi kemudian disimpan dalam ruang penyimpanan beku dengan 0 suhu penyimpanan 1 C. 2. Penggilingan Daging ayam yang akan digiling terlebih dahulu direndam dengan klorin 50ppm selama 15 menit, lalu direndam dengan air es dan dihancurkan. 3. Pencampuran Semua bahan dicampur dibowl cutter dengan suhu tidak boleh lebih dari 0 16 C selama 30 menit 4. Pengemulsian 0 Suhu adonan dijaga agar tetap rendah antara 10-18 C, lama pengemulsian 45 menit 5. Pengisian Selongsong Sosis Pengisian selongsong sosis ini menggunakan casing sintetik dengan alat 0 stuffer. Suhu selama proses stuffing ini antara 16 C. Ruang Produksi 6. Penggantungan Penyusunan sosis yang telah dicetak ke troli-troli dan siap untuk dimasak -------------------------------------------------------------------------------------------Ruang Asap 7. Pengeringan, Pengasapan, Pemasakan dan Exhausting Pengeringan mengurangi kadar air dan agar produk tidak terjadi heat 0 shock, suhu yang digunakan 60 C menggunakan smoked house

Ruang Produksi

Pengasapan untuk menghasilkan warna dan flavor yang diharapkan, 0 suhu 65 C menggunakan smoked house Pemasakan untuk mematangkan produk dan suhu pusat produk yang 0 diinginkan 80-83 C dan exhausting menggunakan smoked house --------------------------------------------------------------------------------------------Ruang Penyemprotan 8. Penyemprotan Air 0 Air Untuk menurunkan suhu produk hingga 38-40 C agar produk tidak heat shock -------------------------------------------------------------------------------------------Ruang Pendinginan 9. Pendinginan 0 Dimasukkan di cooling room dengan suhu 5-10 C, suhu produk yang 0 diinginkan 7-10 C selama 5 menit -------------------------------------------------------------------------------------------Ruang Pengemasan 10. Pengemasan Plastik Pengisian sosis kedalam kemasan 11. Perekatan Vakum Menggunakan vacum pack 12. Pedeteksian Logam (Metal Detector) Batas minimal Fe 0,1mm dan Stainless steel (SUS) 2,5 mm Ruang Pengemasan 13. Pengemasan Karton Box (Sealer box) Memasukkan finish good kedalam Karton box Gudang Dingin 14. Penyimpanan Dingin Finished good disimpan diwarehouse cold storage dengan suhu (o o 22 C) untuk menjaga suhu pusat produk tetap -18 C untuk meminimalkan reaksi kerusakan pada produk ---------------------------------------------------------------------------------------------Anteroom 15. Pre Loading Jika terdapat loading, produk akan dikeluarkan dari cold stroge dan dicek oleh bagian Quality Control (QC) sebelum loading produk. --------------------------------------------------------------------------------------------Tempat Pemuatan 16. Loading (pendistribusian finish good dengan menggunakan mobil 0 pengangkut, suhu mobil pengangkut (-10 C)

Identifikasi CCP pada tahap proses produksiAlur proses Bahaya Potensial yang Nyata Kategori Bahaya Q1 Apakah ada upaya pencegahan pada tahap tersebut atau tahap berikutnya terhadap bahaya yang diidentifikasi *) Jika TIDAK = bukan CCP dan perlu ada modifikasi ttg. Alur tahap dan produknya *) Jika YA= Lanjutkan ke Q2 Apakah tahap ini mengeliminasi mereduksi kemungkinan terjadinya bahaya pada tingkat yang dapat diterima *) Jika YA = CCP *) jika TIDAK = Lanjutkan ke Q3 Q3 Apakah akibat bahaya dapat terjadi melewati batas yang dapat diterima , atau dapat meningkat sampai pada batas yang tidak dapat diterima *) Jika TIDAK = bukan CCP *) Jika YA = Q4 Apakah tahap selanjutnya dapat mengeliminasi Bahaya yang diidentifikasi atau mereduksi kemungkinan terjadinya pada batas yang dapat diterima *) Jika YA = Bukan CCP *) Jika TIDAK =CCP

Q2 Penggilingan Penggorengan Fisik : Benda asing Biologis : Pertumbuhan bakteri patogen Biologis : Pembekuan mikroba pathogen psikrofilik dapat terjadi Fisik : kontaminasi logam (Fe:>)mm dia, SUS :> 2.0 mm dia) karena ketidakefektifan dari alat pendeteksi logam Biologis :Pertumbuhan mikroba petogen psikrofilik dapat terjadi Keamanan makanan Keamanan makanan Keamanan makanan

Lanjut ke Q4

Pembekuan

Pendeteksian Logam dengan metal detector

Keamanan makanan

Penyimpanan beku

Keamanan pangan