20
 TUGAS MATA KULIAH EKONOMI KEUANGAN PUBLIK RENDAHNYA DAYA SERAP ANGGARAN: ANTARA RENDAHNYA KINERJA PEMERINTAH DAN BURUKNYA PENGANGGARAN Dosen : R. H. Achmadi, SE, M.Soc.Sc. dan Ir. Hania Rahma, M.Si.  Oleh: Slamet Turseno NPM. 1006741444 MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

Tugas Pasca UAS

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 1/20

TUGAS MATA KULIAH

EKONOMI KEUANGAN PUBLIK 

RENDAHNYA DAYA SERAP ANGGARAN:

ANTARA RENDAHNYA KINERJA PEMERINTAH DAN BURUKNYA

PENGANGGARAN

Dosen : R. H. Achmadi, SE, M.Soc.Sc. dan Ir. Hania Rahma, M.Si.

 

Oleh:

Slamet Turseno

NPM. 1006741444

MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS INDONESIA

Page 2: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 2/20

2011

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dalam upaya mendorong pergerakan roda perekonomian nasional,

pemerintah pusat melakukan intervensi melalui berbagai upaya dan

tindakan strategis melalui berbagai instrumen kebijakan, antara lain

melalui kebijakan belanja yang tertuang ke dalam Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN). Sebagai sebuah kebijakan anggaran, APBN

memiliki minimal tiga fungsi yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi

pendapatan, dan fungsi stabilisasi. Kebijakan belanja dalam APBN ini

akan mendorong terjadinya transaksi pasar barang dan jasa di

masyarakat yang berdampak positif secara makro ekonomi dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan

menciptakan lapangan kerja.

Fungsi APBN di atas akan berjalan efektif sebagai kebijakan yang

menggerakan sektor perekonomian jika APBN bisa direalisasikan secara

tepat sasaran dan tepat waktu, salah satu indikatornya adalah melalui

serapan anggaran yang tinggi dari kementerian/lembaga pemerintah.

Tetapi realitanya ternyata penyerapan anggaran belanja negara masih

rendah. Untuk APBN TA 2010 dari total anggaran belanja negara sebesar 

Rp1126,1 triliun di APBN-P 2010, hingga 14 Mei baru terserap sebanyak

24%.1  Bahkan sampai akhir Tahun Anggaran 2010, anggaran yang

1 http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-print-list.asp?ContentId=775

2

Page 3: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 3/20

terserap sekitar Rp 556,285 triliun dari total pagu anggaran sebanyak Rp

993,136 triliun.2 

I.2. Rumusan Permasalahan

Rendahnya serapan anggaran dapat dibaca dalam dua kemungkinan

yaitu adanya indikasi rendahnya kinerja pemerintah atau buruknya dalam

membuat perencanaan. Makalah ini mencoba menganalisis fenomena

rendahnya daya serap anggaran ini berdasarkan sistem APBN yang

berlaku di Indonesia dan berbagai variabel yang menjadi penyebabnya.

Sehingga dirumuskan permasalahannya adalah apakah rendahnya daya

serap anggaran menggambarkan kinerja pemerintah atau karena sistem

perencanaannya yang buruk. Dan faktor-faktor apakah yang

menyebabkan daya serap anggaran dalam tingkat yang rendah.

I.3. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, rumusan permasalahan

dan sistematika penulisan yang digunakan.

Bab II, Tinjauan Pustaka, menggambarkan referensi dan literatur yang

digunakan dalam melihat sistem APBN yang ada di Indonesia.

Bab III, Pembahasan, analisis dari berbagai kondisi yang ada.

Bab IV, Penutup, berupa kesimpulan dan saran.

2 http://bataviase.co.id/node/577295

3

Page 4: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 4/20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DAN STRUKTUR APBN

II.1. Pengertian Anggaran

Anggaran berasal dari kata budget  (Inggris), sebelumnya dari kata

bougette (Perancis) yang berarti ’sebuah tas kecil’. Anggaran negara

(state budget ) menurut John F. Due dalam ”Government Finance and

Economic Analysis” adalah, ”A budget in the general sense of the term, is

a financial plan for a spesific period of time. A government budget

therefore, is a statement of proposed expenditures and expected

revenues for the coming period, together with data of actual expenditures

and revenues for current and past period.”

Sementara itu, berdasarkan The National Committee on Governmental

Accounting (NCGA), “A budget is plan of financial operation embodying an

estimated of proposed expenditures for a given period of time and the

proposed means of financing them.”

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, anggaran negara/daerah

meliputi:

Rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan

belanja;

• Gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya

untuk pembangunan;

4

Page 5: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 5/20

• Alat pengendalian;

• Instrument politik; dan

• Disusun dalam periode tertentu.

II.2. Dasar Hukum

Perencanaan dan penyusunan anggaran di Indonesia didasarkan pada:

• UUD 1945

• UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

• UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

• UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional

• UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

• Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja

Pemerintah (RKP)

• Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

II.3. Siklus APBN

Fase-fase budget process/cycle ada 5 yaitu:

• Budget Preparation; persiapan anggaran oleh eksekutif 

(pemerintah) dan perangkat-perangkatnya. Tahap ini meliputi dua

kegiatan, yaitu perencanaan dan penganggaran.

• Legislatif Enactment; persetujuan legislatif.

5

Page 6: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 6/20

• Budget Execution; pelaksanaan APBN.

• Financial Reporting; laporan akhir tahun oleh eksekutif 

(pemerintah) kepada legislatif (DPR). Di Indonesia, pelaporan APBN

dilakukan 2 kali yaitu laporan pelaksanaan APBN semester I, dan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

• Auditing; merupakan tahap akhir dari siklus APBN, dimana

realisasi APBN diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Siklus APBN di Indonesia, menurut UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 1

Tahun 2004 disajikan dalam diagram di bawah ini:

Dilihat dari kronologis waktu, fase pertama dimulai sekitar bulan Februari

tahun berjalan untuk membahas persiapan penyusunan pagu indikatif,

RENSTRA-KL

PAGUINDIKATIF

RENJA-KL

PAGUSEMENTARA

RKA-KL

HIMPUNANRKA-KL

NOTA KEU & RAPBN

RPJM

APBN

RINCIAN

APBN

RKP

DIPA

LKPP

BAPPENAS

KEMENTERIAN/LEMBAGA

BAPPENAS+DEPKEU

KEMENTERIAN/LEMBAGA

BAPPENAS

DEP.KEUANGAN

KEMENTERIAN/LEMBAGA

DEP.KEUANGAN

DEP.KEUANGAN

PEMERINTAH+DPR

DEP.KEUANGAN

KEMENTRIAN/L+DEPKEU

PEMERINTAH+DPR

PERENCANAAN

PENGANGGARAN

PENGESAHANANGGARAN

PELAKSANAAN

PERTNGGJWB

PP

SEB

PPSE-MK 

UU

Perpr

es

UU

6

Page 7: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 7/20

Berdasarkan pagu indikatif yang disetujui Presiden, masing-masing

kementerian/lembaga menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/

Lembaga (RKAKL). Secara lengkapnya tersaji dalam diagram di bawah ini:

Pembicaraan Pendahuluan antara Pemerintah dan DPR. Tahapan ini

dimulai dengan penyampaian pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka

ekonomi makro oleh Pemerintah kepada DPR selambat-lambatnya pertengahan

Mei tahun berjalan. Pemerintah dan DPR membahas kerangka ekonomi

makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh pemerintah dalam

pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun anggaran berikutnya. Berdasarkan

kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tersebut, pemerintah

dan DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan

Pokok-pokok 

Kebijakan Fiskal dan

Kerangka Ekonomi Makro

(Pertengahan Mei)

Pagu Sementara

(Pertengahan Juni)

RAPBN

(Agustus)

APBN

(Akhir Oktober)

Rincian Anggaran

Belanja K/L

(Akhir November)

Perpres RUU & NK 

RKP

Pagu Indikatif 

(Maret)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

DIPA K/L

(31 Desember)

SIKLUS APBNSIKLUS APBN

UU

7

Page 8: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 8/20

acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam penyusunan usulan

anggaran. (Pasal 13 ayat (2) – (3) UU No. 17/2003).

Dalam rangka penyusunan RAPBN, berdasarkan Surat Edaran yang diterbitkan

oleh Menteri Keuangan c.q. DJA, menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna

anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggaran kementerian

negara/lembaga tahun berikutnya. Selanjutnya, rencana kerja dan anggaran

tersebut disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam pembicaraan

pendahuluan RAPBN. Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran

disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan RUU

tentang APBN tahun berikutnya. (Pasal 14 UU No. 17/2003).

Pengajuan, pembahasan dan penetapan APBN. Tahapan ini dimulai dengan

pengajuan RUU tentang APBN disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen

pendukungnya oleh pemerintah kepada DPR pada bulan Agustus tahun

sebelumnya. (Pasal 15 ayat (1) UU No. 17/2003). Selama pembahasan,

dokumen-dokumen pendukung disampaikan kepada DPR.

Pelaksanaan APBN. Setelah APBN ditetapkan, Menteri Keuangan

memberitahukan kepada semua menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan

dokumen pelaksanaan anggaran untuk masing-masing kementerian/lembaga.

Selanjutnya menteri/pimpinan lembaga menyusun dokumen pelaksanaan

anggaran untuk kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya berdasarkan

alokasi anggaran yang ditetapkan oleh Presiden. Setelah dokumen pelaksanaan

anggaran tersebut disahkan oleh Menteri Keuangan, dokumen tersebut

8

Page 9: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 9/20

kemudian disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga, kuasa bendahara

umum negara, dan BPK. (Pasal 14 ayat (1) – (5) UU No. 17/2003).

Berdasarkan dokumen pelaksanaan anggaran, kementerian/lembaga sebagai

pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melaksanakan kegiatan

sebagaimana tersebut dalam dokumen pelaksanaan anggaran. Untuk keperluan

kegiatan tersebut, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran berwenang

mengadakan ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran yang

telah ditetapkan. (Pasal 17 ayat (1) – (2) UU No. 1/2004).

Pengawasan dan Pertanggungjawaban APBN. Dalam UU No. 17/2003

ditetapkan bahwa laporan pelaksanaan APBN disampaikan berupa laporan

keuangan yang setidak-tidaknya terdiri dari Iaporan realisasi anggaran, neraca,

laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai

dengan standar akuntansi pemerintah. Laporan keuangan pemerintah yang

telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan harus disampaikan kepada

DPR selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran

yang bersangkutan.

9

Page 10: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 10/20

BAB III

PEMBAHASAN

Daya serap anggaran di hampir semua kementerian dan lembaga dalam

semester I mempengaruhi belanja pemerintah pusat secara umum yang

menunjukkan pola belanja dengan karakteristik penyerapan yang rendah di

semester pertama dan menumpuk pada akhir tahun anggaran berjalan. Pola

demikian yang terjadi di tingkat pemerintah pusat dan daerah, akan mengganggu

rencana kinerja kebijakan APBN terhadap perekonomian secara umum. Di sisi

lain, akan berdampak pula pada pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga

kerja, dan pengentasan kemiskinan yang menjadi sasaran kebijakan fiskal

secara khusus.

Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Semester I tahun

2006 sampai dengan semester I tahun 2010 didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 1

Realisasi belanja Pemerintah Pusat Semester I (Tahun 2006-2010)

TahunBelanja Pemerintah Pusat

(dalam triliun rupiah)

Realisasi Sem. I

(dalam triliun rupiah)Persentase

2006 427.6 134.3 31.00

2007 763.57 168.68 33.42

2008 989.49 218.9 31.4

2009 685.035 173.413 25.3

2010 781.5 204.7 26.2

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat pada semester I tahun 2006 mencapai

Rp134.327,1 miliar atau 31 persen dari anggaran yang ditetapkan dalam APBN.

10

Page 11: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 11/20

Hal ini sebagaimana tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran LKPP

Semester I Tahun 2006 sebagai berikut:

(dalam triliun rupiah)

Semester I TA 2006Anggaran Realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah 625,2 236,6Belanja Negara 647,7 237,9Belanja Pemerintah Pusat 427,6 134,3Belanja untuk Daerah 220,1 103,6Defisit Anggaran 22,4 1,3Pembiayaan Neto 22,4 11,6SILPA -

-

Sedangkan Realisasi Belanja Negara pada Semester I TA 2007 adalah sebesar 

Rp275,84 triliun atau mencapai 36,12 persen dari anggarannya. Jumlah realisasi

Belanja Negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar 

Rp168,68 triliun atau 33,42 persen dari anggarannya, dan realisasi Transfer 

untuk Daerah sebesar Rp107,16 triliun atau 41,41 persen dari anggarannya. Hal

ini dapat dilihat dalam Ringkasan Laporan Realisasi APBN Semester I TA 2007

dan 2006 sebagai berikut:

(dalam triliun rupiah)Anggaran Semester I TA

2007Realisasi

Semester ITA 2006Realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah 723.06 295.12 495.22Belanja Negara 763,57 275,84 237,92Belanja Pemerintah Pusat 504,78 168,68 134,33Belanja untuk Daerah 258,79 107,16 103,59Surplus (Defisit) Anggaran (40,51) 19,28 (1,36)Pembiayaan Neto 40,51 11,78 23,80SILPA (SIKPA) - 31,07 10,31

11

Page 12: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 12/20

Dalam Total realisasi Belanja Negara Semester I Tahun 2008 adalah sebesar 

Rp326,4 triliun, Realisasi Belanja Pemerintah Pusat pada Semester I Tahun

2008 adalah sebesar Rp218,9 triliun atau mencapai 31,4 persen dari yang

dianggarkan. Meskipun terjadi peningkatan besaran realisasi anggaran

dibanding Semester I tahun sebelumnya tetapi secara persentase terjadi

penurunan realisasi anggaran belanja pemerintah pusat.

Selanjutnya dalam realisasi anggaran belanja pemerintah pusat sampai dengan

akhir Mei 2009 baru mencapai Rp173.413,5 miliar, yang berarti menyerap 24,2

persen dari pagu anggaran belanja pemerintah pusat yang ditetapkan dalam

APBN 2009, atau 25,3 persen dari pagu anggaran belanja pemerintah pusat

dalam dokumen stimulus fiskal APBN 2009 sebesar Rp685.035,5 miliar.

Tren rendahnya daya serap anggaran masih terjadi sampai Semester I Tahun

2010. Realisasi anggaran belanja pemerintah pusat Semester I Tahun 2010 baru

mencapai Rp781,5 triliun, yang berarti baru menyerap 26,2 persen dari pagu

anggaran belanja pemerintah pusat yang ditetapkan dalam APBN 2010.

Pertanyaannya adalah kenapa penyerapan anggaran dari tahun ke tahun sejak

reformasi keuangan negara dilakukan justru selalu menimbulkan permasalahan

lambatnya dalam penyerapan APBN. Berdasarkan kajian di lapangan dan

kondisi yang penulis rasakan sendiri sebagai salah satu pegawai instansi

pemerintah, ada beberapa sebab yang mempunyai kemungkinan menjadi faktor 

yang dapat mempengaruhi keterlambatan dalam penyerapan APBN, khususnya

oleh kementerian negara/lembaga, antara lain:

Proses Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)

12

Page 13: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 13/20

Permasalahan yang sering timbul pada proses pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa yang berdampak pada rendahnya daya serap anggaran

adalah sebagai berikut : (i) spesifikasi teknis barang/jasa tidak ada/tidak jelas;

(ii) perencanaan pemilihan sumber dana yang tidak tepat (antara PHLN

dengan Rupiah murni); (iii) biaya di lapangan tidak sesuai dengan Standar 

Biaya Umum dan Standar Biaya Khusus (mengakibatkan terbatasnya peserta

lelang, pelelangan ulang, menjadi temuan auditor); (iv) banyaknya sanggahan

dalam proses lelang; (v) banyaknya pengaduan LSM ke Polri dan Kejaksaan;

(vi) kurangnya sosialisasi mekanisme pengadaan barang dan jasa; (vii)

kurangnya panitia pengadaan yang bersertifikat; (viii) ketidakharmonisan

peraturan perundang-undangan terkait perencanaan, pelaksanaan dan

pencairan anggaran antara APBN dan APBD; (ix) masalah

pengadaan/pembebasan lahan/tanah; (xi) tidak seimbangnya risiko pekerjaan

dengan imbalan yang diterima oleh pejabat pelaksana pengadaan; (xii) dan

kehati-hatian pejabat pengadaan barang dan jasa mengambil tindakan.Sejak

diterbitkannya Keppres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, proses pengadaan barang dan jasa

seakan menjadi momok bagi para pengguna barang/jasa, panitia pengadaan,

maupun pejabat pengadaan. Ketakutan unsur-unsur yang terlibat dalam

proses PBJ kepada aparat pengawasan seperti BPK, Itjen, BPKP, dan lebih-

lebih terhadap KPK, disinyalir menjadi penyebab terhambatnya proses tender 

pengadaan. Mereka lebih memilih bersifat hati-hati, ragu-ragu, dan bahkan

13

Page 14: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 14/20

menunggu. Ketakutan itu pula yang menyebabkan banyak pejabat yang

enggan ditunjuk menjadi pemimpin proyek atau panitia pengadaan.

Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan Proses Revisi

Perencanaan anggaran yang tidak matang sering menyebabkan anggaran

belanja harus direvisi. Bahkan dalam pengajuan penyusunan anggaran yang

tidak disertai dokumen pendukung yang memadai, seperti Term of Reference

(TOR), Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan lain-lain, menyebabkan

anggaran yang diajukan diberi tanda bintang. Padahal, revisi dan

“penghilangan” anggaran bertanda bintang memerlukan proses yang

memakan waktu. Lebih parah lagi apabila revisi anggaran dilakukan

beberapa kali, sehingga berakibat proses penyerapan belanja terhambat.

Ketatnya jadwal yang disediakan dalam penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran Kegiatan K/L sering memicu perencanaan kebut semalam atau

duplikat kegiatan tahun sebelumnya yang seringkali memerlukan banyak

penyesuaian.

c. Kurangnya rencana penyerapan anggaran belanja yang

terjadwal dengan baik

Rencana penyerapan anggaran memang telah dicantumkan dalam DIPA

tetapi terkadang hal itu hanya formalitas saja, dimana setiap pagu belanja

berdasarkan kegiatan dan sub kegiatan cukup dibagi dengan dua belas

bulan. Tentu ini tidak mencerminkan rencana penyerapan anggaran yang

sesungguhnya, mengingat volume dan besaran pencairan dana setiap bulan

tidaklah sama, kecuali untuk pengeluaran tertentu misalnya belanja gaji. Jika

14

Page 15: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 15/20

tidak ada rencana penyerapan dana yang terukur, akan menyebabkan satker 

tidak mempunyai pedoman yang tepat kapan anggaran belanja seharusnya

digunakan atau direalisasikan.

Terhadap permasalahan penyerapan anggaran belanja pemerintah pusat yang

rendah di semester I selama ini, maka perlu upaya perbaikan yang dilakukan

pemerintah untuk dapat mempercepat penyerapan belanja pemerintah pusat ke

depan.

a. Menghimbau K/L untuk segera menyelesaikan masalah internal dalam

pelaksanaan anggaran. Hal ini mengingat daya serap belanja pemerintah

pusat yang rendah secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi internal di

kementerian dan lembaga sehingga pemerintah pusat perlu mengawal di level

ini untuk mengantisipasi persoalan internal terkait penyerapan anggaran di

kementerian dan lembaga.

b. Kementerian Keuangan melakukan komunikasi aktif dengan K/L untuk

membantu proses penyelesaian pelaksanaan anggaran, terutama dalam hal :

- Melengkapi dokumen anggaran untuk menghapus tanda bintang.

- Melengkapi dokumen untuk revisi anggaran.

- Monitoring seluruh proses pelaksanaan kegiatan terkait dengan

penyerapan belanja K/L .

- Memberikan ijin bagi kontrak kegiatan tahun jamak yang menjadi prioritas

sejalan dengan prinsip kehati-hatian.

15

Page 16: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 16/20

- Melakukan revisi PMK Nomor 69/PMK.02/2010 untuk lebih

mempermudah proses revisi anggaran K/L.

c. Sedangkan untuk Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah (LKPP), didorong untuk meningkatkan sosialisasi kepada seluruh

K/L dan Pemda mengenai mekanisme pengadaan barang dan jasa yang

selama ini menjadi kendala bagi para pengelola anggaran. Sedangkan yang

terkait dengan SK KPA, PPK, pejabat penerbit SPM, dan Bendahara

Pengeluaran, diusulkan untuk diberlakukan lebih dari 1 tahun, sehingga pada

tahun anggaran berjalan sudah dapat melakukan proses perencanaan dan

pelelangan.

Dalam jangka menengah perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang

komprehensif, diantaranya :

1. Penetapan KPA, PPK, pejabat penerbit SPM dan Bendahara

Pengeluaran bersamaan dengan penerbitan DIPA (awal Januari).

2. Meningkatkan kapasitas SDM terkait pengelolaan anggaran serta

pengadaan barang dan jasa.

3. Penyusunan perencanaan anggaran yang lebih baik.

4. Meminimalkan pemblokiran anggaran.

5. Mempercepat proses revisi anggaran.

6. Penyempurnaan Keppres No.80/2003 dan revisinya, guna

mempermudah dan mempercepat proses pengadaan barang dan jasa,

16

Page 17: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 17/20

termasuk menghilangkan persyaratan sertifikasi bagi pejabat pengadaan

barang dan jasa (LKPP).

7. Penyusunan regulasi mengenai mekanisme revisi dokumen

anggaran agar lebih diarahkan dalam perspektif jangka panjang, tidak

bersifat Ad Hoq untuk satu tahun anggaran

8. Mempercepat penyusunan RKA-KL secara on-line 

9. Pada tahun berjalan, perlu dialokasikan anggaran untuk proses

pengadaan barang dan jasa tahun anggaran berikutnya

10. Mengarahkan K/L untuk tidak menggunakan dana PHLN untuk

kegiatan-kegiatan prioritas

11. Harmonisasi regulasi penyusunan dokumen perencanaan dan

pelaksanaan anggaran, serta pengadaan barang dan jasa, agar dapat

sejalan dan konsisten.

12. Penyusunan regulasi perencanaan dan pelaksanaan anggaran

harus dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaan selama ini.

13. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilakukan secara terpadu

dalam K/L yang sama.

14. Upaya peningkatan daya serap anggaran harus tetap menjaga aspek

kualitas dan akuntabilitas dari belanja, termasuk pencapaian LKPP yang

wajar tanpa pengecualian (WTP).

17

Page 18: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 18/20

BAB IV

PENUTUP

Belanja pemerintah pusat memainkan peranan yang sangat penting dalam

pencapaian tujuan nasional, terutama dalam meningkatkan dan memelihara

kesejahteraan rakyat. Hal ini terutama karena besaran dan komposisi anggaran

belanja pemerintah pusat dalam operasi fiskal pemerintah mempunyai dampak

yang signifikan pada permintaan agregat dan output  nasional, serta

mempengaruhi alokasi sumberdaya dalam perekonomian. Selain itu, peranan

penting anggaran belanja pemerintah pusat dalam perekonomian, sebagai salah

satu perangkat kebijakan fiskal, juga berkaitan dengan ketiga fungsi utama

18

Page 19: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 19/20

anggaran belanja pemerintah, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi

stabilisasi.

Oleh karena itu, rendahnya daya serap anggaran terutama pada semester I

dari tahun anggaran berjalan jelas menyisakan persoalan yang tidak ringan bagiproduktivitas perekonomian secara makro maupun mikro. Persoalan tersebut

hendaknya menjadi perhatian pemegang kebijakan dalam menetapkan sistem

dan konsep APBN yang mudah diaplikasikan dan efisien dari sudut anggaran

serta efektif dalam sudut pandang pencapaian tujuan pemerintah pusat. Sistem

dan konsep APBN yang berlaku di Indonesia secara umum sebenarnya sudah

baik, terjadwal dan sistematis. Tetapi sebagai sistem yang tidak berdiri sendiri

maka perlu sinergis dan sinkronisasi dengan elemen yang lain.

Perbaikan internal kementerian dan lembaga atau pemerintah pusat secara

umum dalam penyerapan anggaran diyakini akan memacu dan memicu

produktivitas perekonomian nasional yang berdampak positif pada kesejahteraan

masyarakat. Ketika hal ini terjadi, maka rendahnya serapan anggaran bukan

karena perencanaan yang buruk lagi, atau kinerja pemerintah yang di bawah

standar tetapi lebih dikarenakan pemerintah benar-benar telah menerapkan

anggaran secara efisien dan efektif melalui penghematan yang rasional.

DAFTAR PUSTAKA

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Semester I Tahun 2006

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2006

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Semester I Tahun 2007

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2007

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Semester I Tahun 2008

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2008

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Semester I Tahun 2009

19

Page 20: Tugas Pasca UAS

5/11/2018 Tugas Pasca UAS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pasca-uas 20/20

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2009

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Semester I Tahun 2010

• Adrianus Dwi Siswanto dan Sri Lestari Rahayu, ” Faktor-Faktor 

Penyebab Rendahnya Penyerapan Belanja Kementerian/Lembaga TA 2010”

• http://didicarsidiawan.wordpress.com/2009/04/29/mengungkap-

penyebab-lambatnya-penyerapan-anggaran-belanja-pemerintah/

• www.anggaran.depkeu.go.id

• www.perbendaharaan.go.id

• www.lkpp.go.id

• http://www.republika.co.id/berita/breaking-

news/nasional/10/07/11/124221-menkeu-harus-tegas-sikapi-rendahnya-daya-

serap-anggaran

• http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-print-list.asp?ContentId=775

• http://web.bisnis.com/

• http://hileud.com/hileudnews?

title=Rendahnya+Serapan+APBN+Pengaruhi+Pertumbuhan+Ekonomi+Nasio

nal&id=318640

20