26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan bertambah banyaknya kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin besar pula terjadinya masalah- masalah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, secara alamiah, alam mampu mendaur ulang berbagai jenis limbah yang dihasilkan oleh makhluk hidup, namun bila konsentrasi limbah yang dihasilkan sudah tak sebanding lagi dengan laju proses daur ulang maka akan terjadi pencemaran. Pencemaran lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran udara. Pencemaran udara ini menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan di muka bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon adalah salah satu dampak yang harus diwaspadai karena ini berarti menyangkut lestarinya keanekaragaman hayati, kelangsungan makhluk hidup di bumi dan keberadaan bumi itu sendiri. Berbagai dampak telah timbul akibat perkembangan bidang sains dan teknologi baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Selain dampak positif yang dapat diharapkan dari pembangunan tersebut, tentu akan muncul pula dampak-dampak yang tidak diharapkan. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi dan pemakaian mesin-mesin berat untuk 1

Tugas Pencemaran udara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas pak joni Teknik Lingkungan

Citation preview

Page 1: Tugas Pencemaran udara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan semakin meningkatnya populasi manusia dan bertambah

banyaknya kebutuhan manusia, mengakibatkan semakin besar pula terjadinya

masalah-masalah pencemaran lingkungan. Pada dasarnya, secara alamiah, alam

mampu mendaur ulang berbagai jenis limbah yang dihasilkan oleh makhluk

hidup, namun bila konsentrasi limbah yang dihasilkan sudah tak sebanding lagi

dengan laju proses daur ulang maka akan terjadi pencemaran. Pencemaran

lingkungan yang paling mempengaruhi keadaan iklim dunia adalah pencemaran

udara. Pencemaran udara ini menimbulkan berbagai dampak negatif bagi

kehidupan di muka bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon adalah salah satu

dampak yang harus diwaspadai karena ini berarti menyangkut lestarinya

keanekaragaman hayati, kelangsungan makhluk hidup di bumi dan keberadaan

bumi itu sendiri.

Berbagai dampak telah timbul akibat perkembangan bidang sains dan

teknologi baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang.

Selain dampak positif yang dapat diharapkan dari pembangunan tersebut, tentu

akan muncul pula dampak-dampak yang tidak diharapkan. Pembangunan sarana

dan prasarana transportasi dan pemakaian mesin-mesin berat untuk industri,

pembangunan kompleks pemukiman, pembangunan kompleks perkantoran, dsb

yang walaupun akan meningkatkan keaktifan dan pendapatan bagi penduduk,

namun dampak lain yang tak dapat dihindarkan dari kegiatan pembangunan

tersebut adalah dampak pada kualitas udara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara dikatakan bahwa :

Udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia

serta mahluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya

untuk pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi

mahluk hidup lainnya.

1

Page 2: Tugas Pencemaran udara

Agar udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian lingkungan

hidup, maka perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui pengendalian

pencemaran udara.

Ini berarti bahwa walaupun ada aktifitas pembangunan, dampaknya pada

kualitas udara tetap harus ditekan seminimal mungkin, sehingga apa yang

diharapkan dari PP No. 41 Tahun 1999 tetap terwujud.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:

1. Zat apa saja yang menyebabkan Pencemaran udara ?

2. Apa penyebab dari pencemaran udara ?

3. Apa saja aturan pendukung dalam pencemaran udara dan sanksi yang

diberikan apabila di langgar ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan

informasi mengenai dampak akibat dari pencemaran udara bagi lingkungan dan

bagi manusia itu sendiri, serta dapat memahami apa saja aturan-aturan pendukung

dan dapat menanggulangi pencemaran udara serta fungsinya penanggulangannya.

2

Page 3: Tugas Pencemaran udara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pencemaran Udara

Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun

1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang

disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik,

kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam

seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan

awan panas. Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau

dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh

kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun

2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran

udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain

ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia. Selain

itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing di

dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari

susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di

dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan

gangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan (Wardhana, 2004).

2.2 Sumber Pencemar Udara

Dalam memperkirakan dan menilai dampak yang timbul terhadap lingkungan

udara, sumber pencemar umumnya dikelompokkan sebagai berikut:

1. Sumber titik, yang termasuk di dalam kelompok ini adalah titik cerobong

asap industri, misalnya emisi SOx dari cerobong PLTU.

2. Sumber garis, yang merupakan integrasi dari sumber-sumber titik yang tak

terhingga banyaknya sehingga dapat dianggap menjadi sumber garis yang

3

Page 4: Tugas Pencemaran udara

seluruhnya memancarkan pencemar udara : contohnya adalah jalan raya di

mana kendaraan-kendaraan yang melewatinya mengemisikan CO, HC,

NOx, partikulat, SOx.

3. Sumber area, yang sebenarnya merupakan integrasi dari banyak sumber

titik dan sumber garis, contohnya adalah aglomerasi industri yang sejenis,

daerah penimbunan sampah, dsb nya.

Pencemaran yang terjadi di atmosfir sangat ditentukan pula oleh jenis bahan

pencemar yang dibebaskan ke udara, misalnya :

Oksida karbon (CO dan CO2 )

Oksida nitrogen (NO, NO2 dan NOx )

Oksida belerang (SO2 dan SO3 )

Hidrokarbon (CH4 , C4H10, C6H6)

Gas air mata

Fotokimia oksidan (O3 , peroksida, aldehida)

Partikel (debu, asap, jelaga, asbestos, logam, dan minyak)

2.3 Dampak Pencemaran Udara

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Alam Pencemaran udara

dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan asam,

penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

2.3.1 Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia

menulis tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang

memiliki kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari 5,6.

4

Page 5: Tugas Pencemaran udara

2.3.2 Penipisan Lapisan Ozon

Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil.

Di atmosfer ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada

ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk

melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari

dan berbahaya bagi kehidupan.

2.3.3 Pemanasan Global

Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan

panas dari bumi ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas.

Peristiwa ini disebut dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah

5

Page 6: Tugas Pencemaran udara

kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan

global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan

menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.

2.3.4 Dampak Pencemaran Udara Bagi Manusia

Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga

membawa dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik

hewan, tumbuhan dan manusia.

Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan

tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan

berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit kepala, mual,

menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu,

fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70

– 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan

pingsan dan diikuti dengan kematian.

Nitrogen dioksida (SO2)

Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.

Hidrokarbon (HC)

Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.

Chlorofluorocarbon (CFC)

Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang

berkulit terang, katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh

6

Page 7: Tugas Pencemaran udara

Timbal (Pb)

Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental

serta mempengaruhi kecerdasan otak.

Ozon (O3)

Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan

memperkecil paru-paru.

NOx

Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

2.4 Penanggulangan Pencemaran Udara

Usaha untuk menanggulangi pencemaran udara dapat di lakukan dengan 2

macam cara utama,yakni:

2.4.1 Penanggulangan Secara Non-Teknis

Penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu usaha untuk

mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara

menciptakan peraturan perundanagn yang dapat merencanakan, mengatur dan

mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian

rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan.

Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat

memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi

yang akna dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain meliputi :

Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi

Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan

Menanamkan Perilaku Disiplin

2.4.2 Penanggulangan Secara Teknis

Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran

lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan

secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam

penanggulangan secara teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam

penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut :

7

Page 8: Tugas Pencemaran udara

Mengutamakan keselamatan lingkungan

Teknologinya telah dikuasai dengan baik

Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan

Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat

berdiri sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara

bersam-sama, tergantung kepada kajian dan kenyataan yang sebenarnya. Jadi

secara garis besar, pencemaran udara dapat ditanggulangi dengan cara

sebagai berikut :

Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor

dan industri merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang

digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah

CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun.

Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan

O2, maka diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan system

tebang tanam, memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan

gundul, gerakan menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak

taman kota.

Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan

tenaga lstrik dari surya atau bahan bakar dari jenis alkohol.

2.5 Peraturan Perundang-undangan di Bidang Lingkungan Hidup tentang

Pengendalian Pencemaran Udara

Adapun dasar peraturan pemerintah tentang pencemaran udara yang umumnya

di gunakan terdapat pada Keputusan Mentri Lingkungan Hidup dan Peraturan

Pemerintah seperti di bawah ini :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara

2. Keputusan MENLH Nomor KEP-13/MENLH/03/1995 tentang Baku Mutu

Emisi Sumber Tidak Bergerak

3. Keputusan MENLH Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku

Tingkat Kebisingan

8

Page 9: Tugas Pencemaran udara

4. Keputusan MENLH Nomor KEP-49/MENLH/11/1996 tentang Baku

Tingkat Getaran

5. Keputusan MENLH Nomor KEP-50/MENLH/11/1996 tentang Baku

Tingkat Kebauan

6. Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-205/BAPEDAL/07/1996 tentang

Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak

7. Keputusan MENLH Nomor KEP-45/MENLH/10/1997 tentang Indeks

Standar Pencemar Udara

8. Keputusan Kepala Bapedal Nomor KEP-107/BAPEDAL/11/1997 tentang

Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks

Standar Pencemar Udara

9. Peraturan MENLH Nomor 05 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi

Gas Buang Kendaraan Bermotor Lama

10. Peraturan MENLH Nomor 07 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Emisi

Sumber Tidak Bergerak Bagi Ketel Uap

11. Peraturan MENLH Nomor 17 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi

Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Keramik

12. Peraturan MENLH Nomor 18 Tahun 2008 Baku Mutu Emisi Sumber

Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Carbon Black

13. Peraturan MENLH Nomor 21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi

Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit

Tenaga Listrik Termal

14. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Emisi

Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru

15. Peraturan MENLH Nomor 07 Tahun 2009 tentang Ambang Batas

Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru

16. Peraturan MENLH Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi

Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas

Bumi

17. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah

18. Peraturan MENLH Nomor 35 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Halon

9

Page 10: Tugas Pencemaran udara

19. Peraturan MENLH Nomor 04 Tahun 2011 tentang Standar Kompetensi

dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran

Udara

20. Peraturan MENLH Nomor 07 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Emisi

Sumber Tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Rayon

21. Peraturan MENLH Nomor 10 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Emisi Gas

Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori L3

22. Peraturan MENLH Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pedoman Penghitungan

Beban Emisi Kegiatan Industri Minyak dan Gas Bumi

23. Peraturan MENLH Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas

Peraturan MENLH Nomor 10 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Emisi Gas

Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori L3

2.6 Pengendalian Pencemaran Udara Oleh Pemerintah

Pengendalian pencemaran udara mencakup kegiatan-kegiatan yang

berintikan:

a. inventarisasi kualitas udara daerah dengan mempertimbangkan berbagai

kriteria yang ada dalam pengendalian pencemaran udara;

b. penetapan baku mutu udara ambien dan baku mutu emisi yang digunakan

sebagai tolok ukur pengendalian pencemaran udara;

c. penetapan mutu kualitas udara di suatu daerah termasuk perencanaan

pengalokasian kagiatan yang berdampak mencemari udara;

d. pemantauan mutu kualitas udara baik ambien dan emisi yang diikuti

dengan evaluasi dan analisis;

e. pengawasan terhadap penaatan peraturan pengendalian pencemaran udara;

f. peran masyarakat dalam kepedulian terhadap pengendalian pencemaran

udara;

g. kebijakan bahan bakar yang diikuti dengan serangkaian kegiatan terpadu

dengan mengacu kepada bahan bakar bersih dan ramah lingkungan.

h. penetapan kebijakan dasar baik teknis maupun non-teknis dalam

pengendalian pencemaran udara secara nasional.

10

Page 11: Tugas Pencemaran udara

Pengendalian Pencemaran Udara Oleh BAPEDAL yang dikoordinasikan oleh

Menteri Negara Lingkungan Hidup, telah juga menetapkan kebijaksanaan,

khususnya kebijakan pencemaran udara seperti yang dituangkan dalam Surat

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 15 tahun 1996 tentang

Program Langit Biru, menyatakan bahwa:

1. Kebijaksanaan bertujuan mencegahan dan/atau menanggulangan

pencemaran udara serta pemulihan mutu udara agar udara sebagai sumber

daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup

lainnya tetap terjaga dan terpelihara kelestarian fungsinya untuk

pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan

bagi makhluk hidup lainnya.

2. Kebijaksanaan berusaha mencegah terjadinya pencemaran udara dan

mewujudkan perilaku sadar lingkungan, melalui upaya-upaya

pengendalian pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak dan

sumber tidak bergerak yang dilakukan dengan Program Langit Biru’

3. Dan kebijaksanaan didasarkan pada UU dan Peraturan

Pemerintah/presiden/menteri Negara RI diantaranya seperti yang

disebutkan pada dasar kebijakan diatas.

Fokus pada pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak diarahkan

pada upaya-upaya pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta

pemulihan mutu udara yang berasal dari sumber emisi yang bergerak atau tidak

tetap pada suatu tempat yang berasal dari kendaraan bermotor termasuk

didalamnya yang berasal dari kereta api, pesawat terbang, kapal laut dan

kendaraan berat lainnya. Sedangkan fokus pada pengendalian pencemaran udara

dari sumber tidak bergerak diarahkan pada upaya-upaya pencegahan dan/atau

penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara yang berasal dari

sumber emisi yang tetap pada suatu tempat termasuk yang berasal dari kebakaran

hutan dan pembakaran sampah.

11

Page 12: Tugas Pencemaran udara

Beberapa peraturan yang berhubungan dengan masalah tersebut adalah :

UU No. 14 Tahun 1992 tentang angkutan jalan pada pasal 50

Untuk mencegah pencemaran udara yang dapat mengganggu

kelestarian lingkungan hidup, setiap kendaraan bermotor wajib

memenuhi persyaratan angkatan batas emisi gas buang.

Setiap pemilik, pengusaha angkutan umum dan atau pengemudi

kendaraan bermotor, wajib mencegah terjadinya pencemaran udara

Kep. Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP 35/ MENLH/ 10/1993

tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.

Dalam pasal 1 dinyatakan bahwa ambang batas emisi gas buang

kendaraan bermotor adalah batas maksimum zat dalam bahan

pencemaran yang telah dikeluarkan langsung dari pipa gas buang

kendaraan bermotor.

Pasal 4 menetapkan bahwa batas emisi gas buang kendaraan

bermotor ditinjau kembali sekurang-kurangnya dalam 5 tahun

sekali.

Persyaratan yang ditetapkan pemerintah melalui ketentuan di atas dimaksud

sebagai upaya untuk pencegahan pencemaran udara yang bersifat preventif.

Namun jika persyaratan itu tidak dipatuhi atau dilanggar akan menimbulkan

sangsi pidana, seperti ditetapkan dalam pasal 67 UU No.14 tahun 192 yang

berbunyi sebagai berikut : ”Barang siapa yang mengemudikan kendaraan

bermotor yang tidak memenuhi syarat ambang batas emisi gas buang, dipidana

dengan pidana paling lama 2 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000.

Berikut penyajian pada table baku mutu emisi gas buang jenis kendaraan bermotor

12

Page 13: Tugas Pencemaran udara

Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan BermotorKEP-50/MENLH/11/1996

No. Jenis Kendaraan Bermotor

Jenis Bahan Bakar

Baku Mutu Udara Emisi

CO

% volume

NOx

ppm

HC

ppm

Asap

%

1 Mobil Penumpang

- Bensin/ Premix

- Solar- BBM 2 Tak- Gas

4,50

4,00

4,50

3,00

1.200

1.200

1.200

-

1.200

1.200

1.200

-

-

40

20

-

2 Mobil Barang - Bensin/ Premix

- Solar- Gas

4,50

4,00

3,00

1.200

1.200

-

1.200

1.200

-

-

40

-

3 Mobil Bus - Bensin/ Premix

- Solar- Gas

4,50

4,00

3,00

1.200

1.200

-

1.200

1.200

-

-

40

-

4 Sepeda Motor - Bensin/ Premix

- BBM 2 Tak

4,50

4,50

2.500

3.000

2.300

2.800

-

-

Catatan :Bilangan oktana kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin (87)Bilangan oktana kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar/diesel (45)

Di tahun 1997 sebelum pemerintah mengesahkan pula UU nomor 23 tahun

1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, yang dalam bidang pengendalian

pencemaran udara dioperasionalkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah RI

nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, dua tahun

sebelumnya yaitu ditahun 1996, pemerintah mengeluarkan keputusan ditingkat

menteri, KEP- 15/MENLH/4/1996 tentang Program Langit Biru, sebagai program

pengendalian pencemaran udara di Indonesia. program pembangunan yang

memiliki arah kebijakan dalam rangka pengendalian lingkungan hidup

diantaranya pengendalian pencemaran udara, dibidang kesehatan salah satu upaya

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, adalah pelaksanaan program

lingkungan sehat. Seperti halnya yang telah disebutkan pada contoh dalam bagian

13

Page 14: Tugas Pencemaran udara

membuat kebijakan diatas tentang kebijakan pemerintah dalam pengendalian

pencemaran udara yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun

1999 tentang lingkungan pencemaran udara. Berikut merupakan data tentang

pengendalian pencemaran udara:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999

TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

TANGGAL : 26 MEI 1999

BAKU MUTU UDARA AMBIEN NASIONAL  

No. ParameterWaktu

PengukuranBaku Mutu Metode Analisis Peralatan

1 SO2

(SulfurDioksida)

1 Jam24 Jam1 Thn

900 ug/Nm3

365 ug/Nm3

60 ug/Nm3

Pararosanilin Spektrofotometer

2 CO(KarbonMonoksida)

1 Jam24 Jam1 Thn

30.000 ug/Nm3

10.000 ug/Nm3NDIR NDIR Analyzer

3 NO2(Nitrogen Dioksida)

1 Jam24 Jam1 Thn

400 ug/Nm3

150 ug/Nm3

100 ug/Nm3

Saltzman Spektrofotometer

4 O3

(Oksidan)1 Jam1 Thn

235 ug/Nm3

50 ug/Nm3Chemiluminescent Spektrofotometer

5 HC(HidroKarbon)

3 Jam 160 ug/Nm3 Flame Ionization Gas Chromatogarfi

6 PM10

(Partikel <10 um)

24 Jam 150 ug/Nm3 Gravimetric Hi - Vol

  PM 2.5* 24 Jam1 Jam

65 ug/Nm3

15 ug/Nm3GravimetricGravimetric

Hi – VolHi - Vol

7 TSP(Debu)

24 Jam1 Jam

230 ug/Nm3

90 ug/Nm3Gravimetric Hi – Vol

8 Pb(TimahHitam)

24 Jam1 Jam

2 ug/Nm3

1 ug/Nm3GravimetricEkstraktif Pengabuan

Hi – VolAAS

9 Dustfall(Debu Jatuh)

30 Hari 10 Ton/Km2/Bulan(Pemukiman)

Gravinetric Cannister

14

Page 15: Tugas Pencemaran udara

20 Ton/Km2/Bulan(Industri)

10 Total Fluorides (as F)

24 Jam90 Hari

3 ug/Nm3

0,5 ug/Nm3Spesific ion Electrode

Impinger atau Continous Analyzer

11 Fluor Indeks 30 Hari 40 ug/100 cm2dari kertas limed filter

Colourimetric Limed Filter Paper

12 Khlorine dan Khlorine Dioksida

24 Jam 150 ug/Nm3 Spesific ion Electrode

Impinger atau Continous Analyzer

13 Sulphat Indeks 30 Hari 1 mg SO3/100 cm3Dari Lead Peroksida

Colourimetric Lead Peroxida Candle

Catatan :

(*) PM2.5 mulai diberlakukan tahun 2002 Nomor 10 s/d 13 Hanya berlakukan untuk daerah/kawasan Industri Kimia Dasar

Contoh : Industri Petro Kimia; Industri Pembuatan Asam Sulfat

15

Page 16: Tugas Pencemaran udara

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dalam penuisan karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut :

Pencemaran Udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya, polutan

(unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara (atmosfer) yang dapat

mengakibatkan menurunnya kualitas udara (lingkungan). Zat-zat

Pencemaran Udara Karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (NO2),

Sulfur dioksida (SO2), Partikulat (asap atau jelaga), Chlorofluorocarbon

(CFC), Timbal (Pb), karbon dioksida (CO2).

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan Alam Pencemaran

udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain:

Hujan Asam, Penipisan Lapisan Ozon Dan Pemanasan Global

Untuk mengendalikan pencemaran Udara tersebut dapat dilakukan melalui

pendekatan teknis dan non teknis, yaitu diantaranya dengan

mengupayakan pembakaran sempurna dan mencari bahan bakar alternatif.

Pemerintah mempunyai posisi yang strategis untuk melakukan pendekatan

planatologi, administrasi dan hukum. Sedangkan untuk meningkatkan

kedisiplinan perawatan dan cara pengemudian yang baik dan benar dapat

dilakukan melalui pendekatan edukatif.

Kebijakan pemerintah dalam pengendalian pencemaran udara dituangkan

dalam Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1999 tentang lingkungan

pencemaran udara. Untuk sumber pencemar bergerak salah satu

peraturannya yaitu UU No. 14 Tahun 1992 tentang angkutan jalan pada

pasal 50 dan Kep. Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP 35/

MENLH/ 10/1993 tentang ambang batas emisi gas buang kendaraan

bermotor.

16

Page 17: Tugas Pencemaran udara

DAFTAR PUSTAKA

F.Gunawan Suratmo, 1991. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah

Mada University Press,.

Dr.AL.Slamet Ryadi Skm, 1982, Pencemaran Udara, Usaha Nasional, Surabaya.

Surna T.Djajadiningrat dan Harry Harsono Amir, Penilaian cepat sumber sumber

pencemaran air, tanah dan udara, Gajah Mada University Press, 1989.

Chafid Fandeli, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar

dan Pemapanannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogyakarta,.

Ir. Perdana Ginting, 1992. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri.

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Albert Palker, 1977. Industrial Air Pollution Handbook. McGraw-Hill Book

Company (UK) Limited, London.

Robert A. Corbitt, 1989. Standard Handbook of Environmental Engineering.

McGraw-Hill Publishing Company, New York.

Moch Solikin, Dampak dan Upaya Mengendalikan Gas Buang Kendaraan

Bermotor, Cakrawala Pendidikan No.3, Tahun XVI, Nov 1997.

Akinin Bado, Model Transport Polutan Udara Sumber Tunggal Kontinu, Kursus

Singkat Analisa Limbah Industri Angkatan II Staf Akademik PTN

Indonesia Timur, Juli 1994.

17